Prabowo Soroti Kasus MBG: Kita Tidak Mau Ada Satu pun Anak yang Sakit

Prabowo Soroti Kasus MBG: Kita Tidak Mau Ada Satu pun Anak yang Sakit

Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto membeberkan capaian program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diklaimnya telah menjadi sorotan dunia. Dia menegaskan pemerintah menargetkan nol insiden dalam pelaksanaannya, meski mengakui masih ada temuan kasus di lapangan.

​Pernyataan ini disampaikan Presiden Prabowo di sela-sela kehadirannya pada prosesi Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/10/2025).

​Prabowo tidak menampik adanya sejumlah insiden. Dia menyebutkan, dari 1,4 miliar porsi yang telah dibagikan, terjadi 8.000 kasus anak sakit perut. ​Meski secara statistik angka tersebut sangat kecil, Prabowo memandang setiap kasus dengan serius.

​”Kita tidak mau ada satu pun anak yang sakit. Mungkin karena kurang bagus atau kurang bersih. Saya ini (paham) kalau dalam ilmu sains ini masih dalam koridor, tapi kita mau zero (nol kasus). Walau sulit, tapi kita harus!” kata prabowo.

​Untuk itu, Prabowo mengaku telah memerintahkan tindakan preventif yang ketat di seluruh fasilitas program. Salah satunya adalah dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mengutamakan kebersihan saat memasak sajian MBG.

​”Kita sudah perintahkan seluruh dapur agar alat dibersihkan. Kita juga minta semua guru mengingatkan anak cuci tangan yang benar. Virus dan bakteri bisa dari mana saja,” ucapnya.

​Prabowo menegaskan program ini adalah bukti kemampuan bangsa Indonesia dalam melayani rakyat. Saat ini, program tersebut telah menjangkau 36,2 juta penerima manfaat setiap harinya, dengan melibatkan 12.205 dapur.

​”Kita tidak akan ragu-ragu melayani rakyat. Artinya, bangsa Indonesia, negaramu, pemerintahmu, sekarang mampu memberi makan kepada 7 (kali lipat populasi) Singapura. Tiap hari,” kata dia.

​Capaian ini, lanjut Prabowo, mendapat pengakuan internasional, salah satunya dari Rockefeller Institute. Indonesia disebut telah menjadi negara dengan implementasi tercepat.

​”Seminggu yang lalu saya menerima rombongan mereka. Dia mengatakan program yang sedang berjalan di Indonesia menjadi perhatian seluruh dunia. Indonesia dianggap yang paling cepat (mencapai) 36,2 juta penerima manfaat dalam waktu 1 tahun. Brazil butuh 11 tahun untuk 4 juta penerima manfaat,” ucap Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyoroti efisiensi anggaran besar-besaran di pemerintahannya. Pemangkasan pos anggaran yang tidak perlu, sebutnya, berhasil menghemat triliunan rupiah.

​”Anggarannya di awal tahun 2025 adalah 71 triliun. Dari penghematan, efisiensi, yang saya dibantu oleh menteri-menteri, kita bisa efisienkan. Kita coret yang tidak perlu.Jalan-jalan ke luar negeri, perayaan ini, perayaan itu. Saya kira tiap kementerian tidak perlulah merayakan ultah kementerian. Kita bisa menghemat cukup banyak,” ucap Prabowo.

​Dari penghematan itu, anggaran program makan bergizi ditambah menjadi Rp 100 triliun.​Prabowo pun memberi apresiasi tinggi kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) yang justru mengembalikan Rp 70 triliun ke kas negara. Pengembalian ini dilakukan karena proses pembangunan 30.000 dapur belum rampung sesuai target akhir 2025.​”Ini dalam sejarah Indonesia, (ada) pejabat mengembalikan uang. Biasanya sudah November dihabis-habiskan. Sehingga 70 triliun ini banyak yang kita bisa lakukan. Bantu petani, bantu nelayan, bantu semua yang membutuhkan,” kata dia.

​Di hadapan para wisudawan, Presiden menutup pidatonya dengan pesan optimisme. “Saya optimistis, kalian (generasi muda) harus lebih optimis lagi,” pungkas dia.