Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan dirinya dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto diperintahkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengawal kelanjutan proyek gas Blok Masela agar kendala-kendala yang dihadapi segera diselesaikan bersama investor terkait.
“Harapannya juga ingin segera berjalan, direncanakan pada tahun depan sudah mulai berjalan, tadi sampaikan, dan diharapkan selesai pada beberapa tahun ke depan,” kata Rosan di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Menurut Rosan, kendala yang dihadapi Inpex sebagai investor asal Jepang dalam proyek gas Blok Masela sudah berlangsung cukup lama mengingat proyek ini sudah berjalan lebih dari dua dekade.
Meski begitu, proses penyelesaian terus diupayakan mengingat potensi dari proyek gas Blok Masela begitu besar nilainya.
“Tadi diperintahkan langsung baik ke saya maupun ke Pak Menko, untuk mengawal ini langsung, untuk bisa memastikan tantangan-tantangan yang ada itu bisa kita selesaikan dengan cepat, karena ini sudah terlalu lama, sudah 20 tahun,” ujar Rosan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/12/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto di Istana Kepresidenan menyebutkan bahwa nilai investasi dari proyek gas Blok Masela bernilai besar yaitu 21 miliar dolar AS (sekitar Rp332,5 triliun). Dengan modal besar bagi Indonesia, maka dari itu proyek ini harus segera diselesaikan.
Airlangga menyampaikan progres dari pengerjaan blok Masela oleh Inpex saat ini tengah dalam penyelesaian penyelesaian tahap desain dan rekayasa atau front-end engineering design (FEED).
Selain itu, mitra dari Petronas dan Pertamina yang mengelola blok Masela tersebut juga akan menambahkan beberapa teknologi lain untuk proyek strategis nasional ini.
“Tentunya beberapa hal mereka tambahkan, karena sekarang untuk proyek-proyek semacam itu diperlukan untuk melengkapi dengan carbon capture and storage (CCS) maupun CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage). Jadi itu masuk di dalam pengembangan proyek,” ujar Airlangga.
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024