Senada dengan itu, Darmansyah M. Daud sebagai ketua DPC PPP Aceh Besar memastikan belum ada satu orangpun ketua umum PPP yang memberikan perhatian sebesar yang diberikan oleh Mardiono kepada PPP di Aceh. Terlebih lagi disaat kekosongan kursi DPRK Aceh Besar selama dua periode.
“Kehadiran Plt. Ketum dengan berbagai bentuk motivasi, baik moral maupun finansial menghadapi pemilu, PPP Aceh Besar telah memperoleh 2 kursi yang selama ini kosong. Oleh karena itu, kami berharap tidak adanya oportunis dan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk merusak kekompakan dan keutuhan PPP di Aceh, ” kata Darmansyah.
Kemudian Rizki, ketua DPC PPP Nagan Raya juga menuturkan, selama 3 periode PPP Nagan Raya tidak memiliki kursi di DPRK alias kosong. Dia menyebut, perjuangannya berat untuk mengembalikan kursi PPP Nagan Raya. Namun dia bersyukur bantuan moral dan finansial dari Mardiono membuat PPP Nagan Raya tampil sebagai pemenang.
“Kami memperoleh 4 kursi di DPRK dan telah menghantarkan kadernya menjadi ketua DPRK di Nagan Raya,” ungkap Rizki.
Terakhir, Fauzan Jalil dan Tgk. Abdul Hamid, sebagai ketua DPC PPP Aceh Tengah dan Pidie Jaya, menegaskan bahwa PPP di Aceh bersepakat untuk memiliki sikap yang sama dalam mengusung calon ketua umum ke depan.
“Kami tidak mungkin berbeda antara satu dengan yang lain. Selama ini kami bersusah payah membangun dan berjuang untuk memperoleh suara PPP di daerah tanpa ada yang membantu, kecuali Plt. Ketua Umum Mardiono. Oleh karena itu, kami hanya mengenal dekat dengan ketua umum bapak Mardiono. Selain itu kami tidak pernah mengenal dan merasa terbantu oleh mereka, termasuk yang menamakan dirinya sebagai tokoh PPP Aceh,” pungkas keduanya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348633/original/023795500_1757841452-WhatsApp_Image_2025-09-14_at_13.15.25.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)