TRIBUNNEWS.COM – Pada Jumat (20/12/2024) pukul 17.00 WIB, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) melaksanakan audiensi yang diajukan secara resmi oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) sejak 16 November 2024 yang bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan antara Kemenkes RI dengan dokter diaspora.
Audiensi ini merupakan kolaborasi antara PPI Dunia, Junior Doctor Networks (JDN) Indonesia Diaspora, dan Perhimpunan Kedokteran Luar Negeri Indonesia (PERLUNI) Tiongkok.
Ketiga organisasi ini menyuarakan keresahan terkait proses adaptasi dokter lulusan luar negeri (LLN) yang telah lama menjadi kendala dalam penyerapan dokter LLN di Indonesia.
Audiensi ini juga bertujuan untuk menindaklanjuti dan memperjelas informasi yang telah disampaikan oleh Kemenkes RI dalam acara “Sosialisasi Peraturan Baru: Program Adaptasi 1 Tahun bagi Dokter WNI Lulusan Luar Negeri” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dokter Indonesia-Jerman (ADIMAN) pada 15 Desember 2024.
Dalam sosialisasi tersebut, Kemenkes RI mengundang JDN Indonesia Diaspora dan dokter diaspora untuk berkunjung langsung ke Kemenkes RI guna memperjelas informasi yang telah disampaikan.
PPI Dunia sejak didirikannya pada tahun 2007 adalah organisasi yang berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di luar negeri.
Koordinator PPI Dunia periode 2024-2025 berkomitmen untuk menyuarakan percepatan adaptasi dokter LLN karena ini menjadi perhatian besar untuk mahasiswa kedokteran yang berkuliah di luar negeri dan ingin kembali mengabdi di tanah air.
JDN Indonesia Diaspora adalah organisasi profesi dokter yang sejak 2017 bergerak dalam isu kesehatan, sosial, pendidikan, dan kesejahteraan bagi dokter muda Indonesia, termasuk secara aktif dan progresif menyuarakan percepatan proses adaptasi dokter LLN.
PERLUNI Tiongkok yang didirikan pada tahun 2018 memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia di Tiongkok dan alumninya untuk berbagi informasi dan pengalaman.
Tiongkok adalah salah satu negara dengan mahasiswa kedokteran Indonesia terbanyak, sehingga PERLUNI selalu menyuarakan percepatan proses adaptasi ini.
Audiensi ini dilaksanakan secara hybrid, dipimpin oleh dr. Yuli Farianti, M.Epid, Plt. Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI beserta jajarannya, dan dimoderatori oleh dr. Agung Tri Laksono, M.B., Kepala Divisi Advokasi dan Pendataan Dokter JDN Indonesia Diaspora.
Hadir dalam audiensi ini dr Laila Rahmah, S.Si., M.B.B.S selalu Ketua Bidang Kesehatan dan Sustainabilitas Lingkungan PPI Dunia, jajaran JDN Indonesia Diaspora, serta dokter dan dokter spesialis LLN dari berbagai negara yang masing-masing mewakili 6 step proses adaptasi sesuai dengan data yang dikumpulkan.
Total peserta yang hadir secara langsung sebanyak 14 orang, dan peserta daring sebanyak 237 orang.
Setelah pembukaan dan perkenalan peserta, moderator menyampaikan data terbaru jumlah peserta setiap tahapan proses adaptasi dokter LLN.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh JDN Indonesia Diaspora, total jumlah peserta pada setiap tahapan adaptasi adalah 379 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Sudah lulus dan mendapat gelar Dokter, tetapi belum mendaftar adaptasi: 54 orang.
Sudah mendaftar dan selesai pemberkasan di Konsil Kedokteran Indonesia: 142 orang.
Sudah lulus Placement Test dan sedang menunggu adaptasi di Universitas: 59 orang.
Sedang adaptasi di Universitas: 55 orang.
Sedang menunggu Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI): 42 orang.
Dokter Spesialis yang mengurus proses adaptasi: 27 orang.
Setelah penyampaian data, dr. Yuli menyampaikan kembali materi sosialisai peraturan terbaru dan dilanjutkan dengan menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta baik yang hadir secara langsung maupun daring.
Berikut adalah hasil telah didiskusikan pada audiensi ini:
1. Dokter/Dokter Gigi WNI LLN yang Belum Mendaftar Program Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi WNI LLN yang belum mendaftar program adaptasi, diimbau untuk menunggu program adaptasi Kemenkes yang akan dilaksanakan mulai Januari 2025. Jangan mengirimkan dokumen ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) atau pihak terkait lainnya sebelum program ini dibuka.
2. Dokter/Dokter Gigi WNI yang Telah Mengumpulkan Berkas: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah mengumpulkan berkas di KKI, sudah membayar ke Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), atau sudah mengikuti placement test (PT) namun belum lulus, akan ada pengumpulan berkas kembali di website Kemenkes. Dokter dan dokter gigi tersebut tidak perlu melanjutkan peraturan lama.
3. Perbedaan Ujian PT dan Ujian Kompetensi (UKOM): Ujian PT ditujukan untuk penilaian universitas, sementara Ujian Kompetensi (UKOM) untuk sertifikasi kompetensi. Saat ini, kesetaraan antara PT dan UKOM sedang dikaji oleh komite bersama karena ujian ini diadakan oleh satuan penyelenggara yang berbeda.
4. Dokter/Dokter Gigi yang Sedang Beradaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sedang menjalani adaptasi, disarankan untuk melanjutkan proses adaptasi. Nantinya akan ada Surat Edaran (SE) yang memuat Diskresi mengenai proses penentuan apakah adaptasi sudah dianggap sebagai internship.
5. Dokter/Dokter Gigi yang Sudah Selesai Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah selesai adaptasi, diminta untuk menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes yang akan memuat informasi lebih lanjut mengenai proses penyelesaian. Menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes: Poin-poin terkait PT, UKOM, dan internship sangat bergantung pada Surat Edaran dari Kemenkes yang akan memuat informasi dan kebijakan terbaru.
Langkah-langkah ke Depan
1. Peran JDN Diaspora: JDN Diaspora diharapkan dapat menjadi wadah bagi dokter yang mencari informasi mengenai program adaptasi dan memberikan pembekalan secara akademik.
2. Pembentukan Grup FAQ: Akan dibentuk grup (Staf Dirjen & JDN Indonesia Diaspora) untuk membahas FAQ dan pembaruan Cue Card guna menjawab pertanyaan dokter diaspora.
3. Rapat Rutin dengan Kemenkes RI: Akan diadakan rapat rutin dengan Kemenkes RI untuk meng-update program adaptasi ke depannya.
Kolaborasi antara PPI Dunia, JDN Indonesia Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok dalam audiensi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mempercepat proses adaptasi dokter lulusan luar negeri.
Dengan adanya langkah-langkah konkret yang dihasilkan dari audiensi ini, diharapkan penyerapan dokter LLN di Indonesia dapat berjalan lebih lancar dan efisien.
Ketiga organisasi ini berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam mendukung percepatan adaptasi dokter LLN dan memastikan proses ini transparan serta adil bagi semua pihak yang terlibat.
Dengan semangat kolaborasi dan sinergi, kita dapat mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di Indonesia.
(*)