Potret Korban Banjir Langkat: Evakuasi Motor Pakai Sampan, Gatal-gatal, Bantuan Beras 2 Ons
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Setelah seminggu terdampak banjir, warga di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, mulai mengevakuasi barang-barang berharga dari rumah mereka.
Adapun beragam cara warga melakukan evakuasi, mulai dari menggunakan rakit, sampan, hingga berjalan kaki menembus banjir untuk mengambil sejumlah pakaian.
Salah satunya, Wan (50).
Ia menceritakan baru saja kembali ke rumahnya di Desa Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Jalan Bambu Runcing.
“Tadi saya kembali ke rumah untuk ambil barang berharga. Ini saya bawa sepeda motor pakai sampan nelayan di sini,” kata Wan saat diwawancarai di Jalan Khairil Anwar pada Rabu (3/12/2025).
Ia mengatakan, biaya sampan itu mencapai ratusan ribu rupiah.
Menurutnya, biaya itu wajar sebab nelayan yang ada di sekitar tak bisa lagi berlayar.
Wan pun menilai sejauh ini respons pemerintah untuk menolong korban bencana di desanya terkesan lamban.
Sebab, sudah seminggu dia mengungsi di rumah warga. Ia tak mendapati adanya posko dari pemerintah.
Selain itu, bantuan sembako juga terbatas, bahkan, bantuan untuk air bersih tak kunjung didapati.
“Nah, yang sulit itu air. Enggak ada bantuan dari pemerintah,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Agus Salam, warga Jalan Karantina, Kelurahan Tanjung Pura.
Menurutnya, banjir kali ini cukup mengerikan.
“Kami sama anak sudah menyelamatkan diri masing-masing. Saya mengungsi di Stadion Bambu Runcing,” ungkap Agus.
”
Kondisi kesehatan
, rata-rata kena kutu gatal-gatal, sakit perut. Obat-obatan belum ada bantuan. Makanan seadanya. Masih kuranglah. Makanya kadang berebut,” tambahnya.
Ia menuturkan, ketinggian air di rumahnya masih mencapai satu meter.
Adapun menurutnya, banjir berlarut-larut menggenangi permukiman warga karena jebolnya tanggul untuk menahan aliran Sungai Batang Serangan.
“Makanya, benteng itu dulu harus diperbaiki. Kalau enggak, air sungai itu masuk terus. Ya kalau begitu, sampai tiga hari masih banjir ini,” ucap Agus.
Di sisi lain, Anum (50) mengungkapkan
bantuan pemerintah
masih sangat minim.
Bahkan, sekadar posko pun tak didapati mereka.
“Kemarin kepala dusun, yang suruh mengambil bantuan, cuma 2 ons beras, indomie satu bungkus, minyak makan entah 1 ons mungkin,” ucap Anum.
“Ada itu enggak kami ambillah, untuk apa. Makannya ya terpaksa menumpang sama keluarga. Yang dibutuhkan ya air bersih, bahan pokoklah,” tuturnya.
Dia berharap, pemerintah sigap untuk memberikan bantuan.
Sebab, sudah seminggu ini, dia bersama warga setempat lainnya sudah mencoba bertahan hidup secara mandiri.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Potret Korban Banjir Langkat: Evakuasi Motor Pakai Sampan, Gatal-gatal, Bantuan Beras 2 Ons Medan 3 Desember 2025
/data/photo/2025/12/03/69302dc69801c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)