Polisi Ungkap Otak Penyiraman Air Keras Mahasiswi di Yogyakarta
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Kepolisian Resor Kota
Yogyakarta
mengungkap otak di balik
penyiraman air keras
terhadap seorang
mahasiswi
di Yogyakarta. Pelaku adalah seorang pria berinisial B, yang lebih dikenal sebagai Billy.
Billy diketahui tidak bertemu langsung dengan eksekutor penyiraman, yaitu S yang berinisial Satim.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polresta Yogyakarta, Kompol Probo Satrio menjelaskan, pertemuan
Billy dan Satim
berawal dari unggahan lowongan pekerjaan di media sosial Facebook yang direspons Satim.
Komunikasi di antara mereka dilakukan melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, tanpa pernah melakukan panggilan suara.
“Baru ketangkep ini (B dan S bertemu), karena si B ini sudah merencanakan betul. Jadi dia menutupi jati dirinya, makanya dia mengaku sebagai perempuan dengan nama Senlung,” kata Probo pada Jumat (27/12/2024).
Setelah Billy setuju memberikan uang operasional sebesar Rp 1,6 juta kepada Satim, ia enggan untuk mentransfer uang tersebut.
“Mereka berdua COD, uang ditempatkan di suatu tempat lalu baru diambil,” ujarnya.
Uang tersebut digunakan oleh Satim untuk membeli air keras dan jaket ojek
online
.
Setelah semua kebutuhan tersedia, Billy memberikan alamat kos korban kepada Satim.
Satim diketahui telah mendatangi kos korban sebanyak enam kali sebelum eksekusi dilakukan.
“Survei ketiga, keempat, kelima, itu sebetulnya sudah mau dieksekusi. Mau disiramkan air keras itu, tapi ternyata korban tidak ada di kos,” jelas Probo.
Pada 24 Desember 2024, Billy memperoleh informasi bahwa korban akan pergi ke gereja untuk ibadah Natal.
Mengetahui hal itu, ia segera menghubungi Satim untuk mengeksekusi rencana tersebut.
Satim tiba di kos korban dengan mengenakan jaket ojek
online
dan masker, serta membawa air keras dalam gelas plastik seolah-olah mengirimkan es teh.
“Karena pintunya kos itu agak terbuka, pelaku langsung membuka pintu dan melihat si korban sedang selesai mandi. Selesai mandi, langsung disiramkan air keras itu. Terkena muka dan sekujur tubuh. Kemudian korban teriak keras, akhirnya pelaku langsung lari,” kata Probo.
Kasus ini menjadi perhatian serius dan sedang ditangani oleh pihak kepolisian untuk mengungkap lebih lanjut motif dan jaringan di balik tindakan keji tersebut.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.