loading…
Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengatakan, anak yang membunuh ayah dan neneknya tak merasa ditekan dalam belajar. Foto/SINDOnews
JAKARTA – Polisi menanggapi isu yang beredar jika MAS (14) mengalami depresi hingga tega membunuh ayah dan neneknya lantaran dipaksa belajar. Namun, MAS justru membantahnya dan merasa tidak ditekan.
“Ya kita bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, Rabu (4/12/2024).
Meski disuruh belajar orang tuanya, kata dia, MAS merasa itu hal biasa baginya dan telah menganggapnya sebagai sebuah kebiasaan belaka. MAS pun tak merasa ditekan oleh orang tuanya dalam belajar itu.
“Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar. Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang kalau saya belajar saya pintar. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum,” tuturnya.
Nurma menambahkan, meski disuruh oleh orang tuanya untuk belajar, anak MAS pun melakukannya dengan senang. Sebabnya, dia pun tahu dia bakal menjadi anak pintar bila belajar.
“Kalau sejauh ini kita bertanya, kemudian dijawab oleh anak tersebut. Dia bilang ini bukan paksaan. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati,” katanya.
(cip)