Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan Medan 6 Mei 2025

Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Mei 2025

Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sumut menyoroti kasus penembakan yang menewaskan remaja berinisial MS (15) oleh Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan di Jalan Tol Belmera, Kota
Medan
.
Penembakan tersebut terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari.
Kepala Operasional
KontraS Sumut
, Adinda Zahra Noviyanti, meminta agar penembakan yang dilakukan oleh Oloan terhadap MS diusut secara transparan dan profesional.
“Jangan sampai korban (MS) dibunuh dua kali. Satu kali dibunuh nyawanya oleh peluru polisi,” kata Adinda melalui saluran telepon kepada Kompas.com pada Selasa (6/5/2025).
“Kedua kali dibunuh karakternya melalui stigma yang dilekatkan, bahwa MS pelaku tawuran yang pantas mendapatkan tindakan tegas dan terukur,” lanjutnya.
Adinda menegaskan bahwa seharusnya polisi melakukan penembakan untuk menghentikan aksi terduga pelaku, bukan untuk merenggut nyawa.
Adinda juga mengapresiasi langkah Kapolda Sumut yang membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini, namun ia menekankan agar proses tersebut dilakukan secara transparan dengan standar dan ukuran yang jelas.
Hal ini, katanya, dapat mengacu pada beberapa aturan konkret, seperti PERKAP 1/2009 tentang Penggunaan Kekuatan, PERKAP 8/2009, dan PERPOL 1/2022.
“Kami juga ingin mengajak publik untuk mengawal kasus ini. Agar aparat tidak ringan tangan menggunakan senjata api serta lainnya,” sebut Adinda.

Ia menegaskan bahwa penolakan penggunaan senjata api dalam pengendalian massa tawuran tidak berarti KontraS Sumut mendukung kejahatan.
Sebaliknya, ia menilai bahwa penggunaan kekerasan tidak akan menyelesaikan akar persoalan utama tawuran.
“Atas banyaknya letusan senjata api kepolisian yang menyebabkan hilangnya nyawa, sudah sepatutnya penggunaan senjata api oleh personel kepolisian dievaluasi secara total,” tambahnya.
Insiden penembakan ini bermula ketika Oloan, yang sedang berada di posko pengamanan tawuran, melewati Tol Balmera dan mendapati para pelaku tawuran menyerangnya dengan senjata tajam.
Oloan melepaskan tiga tembakan peringatan, namun diduga para pelaku menyerang balik dengan melempar mercon dan batu.
Dalam situasi tersebut, Oloan melepaskan tiga tembakan ke arah kaki, namun tembakan tersebut meleset dan mengenai perut MS serta tangan D (17).
MS kemudian meninggal dunia, sementara D masih dirawat di RS Bhayangkara.
Oloan saat ini dinonaktifkan untuk sementara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.