Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Polemik di Taman Literasi, Antara Hak Warga dan Bayang-bayang Ormas… Megapolitan 13 Januari 2025

Polemik di Taman Literasi, Antara Hak Warga dan Bayang-bayang Ormas…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Januari 2025

Polemik di Taman Literasi, Antara Hak Warga dan Bayang-bayang Ormas…
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com – Suasana di
Taman Literasi
Martha Christina Tiahahu biasanya dipenuhi canda tawa anak-anak dan riuh kelompok muda yang sedang berbincang santai.
Namun, sebuah video yang viral baru-baru ini menciptakan riak dalam kedamaian taman ikonik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu.
Dalam video yang diunggah akun Instagram
@jakartaselatan24jam
, memperlihatkan seorang pria berbaju hitam dengan topi merah tampak menghampiri sekelompok pemuda.
“Ini izin sama siapa?” tanya pria itu.
Pengunjung pun mempertanyakan, apakah benar ruang publik seperti Taman Literasi memerlukan izin untuk sekadar membuat konten.
“Hah, tidak ada izin? Emang harus ada izin ya di sini, bukannya umum?” tanya salah satu pengunjung.
Namun, jawaban pria itu justru semakin membingungkan.
“Iyalah. Kalau mba tidak mau, tidak ada yang ngurusin sana atau tengah jalan,” katanya sambil menyebut nama sebuah organisasi masyarakat (ormas).
Menyikapi beredarnya video itu, VP Corporate Secretary, Legal dan Strategy PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ), Teuku Firmansyah, angkat bicara untuk meluruskan informasi yang berkembang.
Dengan tegas, Firmansyah menyampaikan, Taman Literasi Martha Christina Tiahahu adalah ruang publik yang tidak terafiliasi dengan organisasi mana pun.
“Dalam pengelolaan operasional Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, PT ITJ tidak terafiliasi dengan lembaga maupun organisasi manapun,” ujar Teuku, Minggu (12/1/2025).
Teuku pun mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika ada pihak yang mengatasnamakan pengelola taman.
“Masyarakat dapat menyampaikan laporannya melalui kanal resmi PT ITJ di email [email protected] atau langsung kepada petugas keamanan resmi yang ada di area taman,” tambahnya.
Di tengah polemik ini, Rifkyman, pria dalam video itu, akhirnya memberikan klarifikasi.
Dengan nada penuh penyesalan, ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada masyarakat atas ucapannya yang telah menimbulkan kegaduhan.
“Saya dari Pemuda Pancasila meminta maaf sebesar-besarnya atas video yang telah viral, ramai di media sosial, sehubungan dengan pembuatan konten di Taman Literasi, Blok M,” ujarnya dalam video klarifikasi, Minggu (12/1/2025).
Ia juga menekankan bahwa semua kegiatan di taman tersebut hanya membutuhkan izin dari pengelola resmi, bukan dari ormas mana pun.
“Seharusnya, yang berhak memberi izin apabila ingin mengadakan kegiatan tersebut adalah pihak Taman Literasi, bukan kepada Pemuda Pancasila,” tambah Rifky dengan nada menyesal.
Taman Literasi, yang semula diciptakan sebagai ruang publik untuk menginspirasi dan mempertemukan berbagai kelompok masyarakat, kini menjadi sorotan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya menjaga semangat inklusivitas di ruang publik.
Di tengah keteduhan di Taman Literasi, harapan warga pun kembali bersemi, bahwa taman ini tetap menjadi tempat belajar dan berekspresi tanpa sekat-sekat yang tidak perlu.
(Reporter: I Putu Gede Rama Paramahamsa, Ruby Rachmadina | Editor: Abdul Haris Maulana, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.