Polda Metro Bentuk Tim Pemecah Kemacetan, Wilayah Mana yang Disasar?
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kemacetan masih menjadi tantangan besar di Jakarta. Meskipun sudah ada berbagai upaya untuk menguranginya, kepadatan kendaraan di beberapa titik tetap tak terhindarkan.
Untuk mengatasi hal ini, Polda Metro Jaya membentuk
Tim Pemecah Kemacetan
yang terdiri dari Direktorat Lalu Lintas, Direktorat Samapta Bhayangkara, dan Brimob Polri.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal Karyoto, menyatakan bahwa Tim Pemecah Kemacetan akan segera dikerahkan ke sejumlah titik rawan macet di Jakarta.
Salah satu lokasi yang menjadi fokus utama yakni Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Kawasan ini disebut sering mengalami kepadatan lalu lintas, terutama saat akhir pekan.
Padahal, pada hari libur, para pekerja kantoran yang tinggal di daerah penyangga seperti Bekasi, Tangerang, dan Depok sedang tidak beraktivitas. Oleh karena itu, ia menilai perlu ada penguraian lalu lintas yang lebih efektif di area ini.
“Saya minta kepada petugas lalu lintas, kalau perlu membawa toa untuk menginformasikan, ‘mohon maaf mungkin kenyamanan anda agak terganggu karena kami sedikit memberikan prioritas kepada yang lebih panjang’,” ujar Karyoto.
Selain Bundaran HI, Karyoto juga menyoroti Jalan Kapten Tendean dan wilayah Kemang, Jakarta Selatan.
Kedua lokasi ini kerap mengalami kemacetan akibat tingginya mobilitas masyarakat, baik dari aktivitas perkantoran maupun tempat hiburan yang ramai dikunjungi.
Tim pemecah kemacetan
akan dilengkapi dengan 1.339 motor trail agar lebih cepat dalam bergerak menuju titik-titik kemacetan.
Petugas juga akan membawa pengeras suara saat bertugas untuk memberikan informasi kepada pengendara terkait rekayasa lalu lintas yang sedang dilakukan.
Karyoto meminta agar masyarakat sebagai pengemudi mobil atau pengendara sepda motor bisa memahami adanya penyesuaian tersebut demi kelancaran arus kendaraan.
Selain itu, tim akan menerapkan diskresi dalam pengaturan lalu lintas. Artinya, jika antrean kendaraan di suatu titik terlalu panjang, maka durasi lampu lalu lintas dapat diubah agar kendaraan bisa bergerak lebih cepat.
“(Setelah ada diskresi) yang paling panjang antreannya (kemacetan), mungkin di sana (lampu merah) dua kali. Yang di sini (lampu merah) satu kali,” ujar Karyoto.
Karyoto tidak menetapkan jumlah pasti personel yang akan diturunkan di setiap titik.
Jumlah anggota yang diterjunkan akan menyesuaikan kondisi lalu lintas di lapangan.
Sementara itu, Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Metro Jaya, AKBP Argowiyono menjelaskan, tim pemecah kemacetan memiliki tugas yang berbeda dengan polisi lalu lintas (polantas) biasa.
Tim ini bersifat lebih mobile, bergerak cepat ke titik-titik kemacetan berdasarkan laporan dari Traffic Management Center (TMC).
“Dengan adanya tim urai ini, tentunya lebih cepat. Karena mereka sudah dibekali dengan kendaraan bermotor, baik motor listrik yang kecil ataupun motor trail,” ujar Argowiyono.
Ia menambahkan, petugas tim ini tidak akan berada di satu titik secara statis.
Mereka akan terus bergerak untuk mengurai kepadatan lalu lintas di berbagai lokasi yang membutuhkan intervensi cepat.
Dengan strategi ini, diharapkan arus lalu lintas di Jakarta dapat lebih lancar, dan kemacetan yang selama ini menjadi keluhan masyarakat bisa terurai lebih efektif.
(Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Larissa Huda, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Polda Metro Bentuk Tim Pemecah Kemacetan, Wilayah Mana yang Disasar? Megapolitan 12 Februari 2025
/data/photo/2025/02/12/67ac0d785369a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)