Polda Jabar Turun Tangan Selidiki Kasus Ratusan Pelajar di Bandung Barat Keracunan MBG

Polda Jabar Turun Tangan Selidiki Kasus Ratusan Pelajar di Bandung Barat Keracunan MBG

Liputan6.com, Jakarta Kepolisian bersama instansi terkait melakukan penyelidikan mengenai penyebab terjadinya keracunan massal diduga usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (23/09/2025). Hasil penyelidikan itu kemudian akan diserahkan kepada Badan Gizi Nasional (BGN).

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, sejumlah sampel telah dikumpulkan untuk kemudian dilakukan uji laboratorium. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut.

“Di sini kami masih dalam proses lidik yang nanti hasilnya akan kita sampaikan kepada tim BGN untuk tindak lanjutnya seperti apa. Dan dari penyebab itu (jika sudah diketahui) nanti akan kita berikan rekomendasi,” ucap Hendra.

Hendra mengatakan, kepolisian juga saat ini terus berkoordinasi dengan instansi terkait serta BGN. Selain BGN dan pemerintah, kasus keracunan massal itu juga ditangani oleh Badan POM dan laboratorium.

“Bahwa kami ini masih koordinasi dengan BGN (Badan Gizi Nasional) dan instansi terkait,” kata dia.

Sebelumnya, Operasional dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, dihentikan sementara. Penghentian itu dilakukan usai 352 orang siswa di Kabupaten Bandung Barat keracunan usai menyantap makanan tersebut.

“Saya sudah minta untuk stop sementara, karena harus ada perbaikan dulu ya di SPPG tersebut,” ujar Kepala BGN Dadan Hindayana di Cipongkor.

Dadan mengatakan, ada indikasi keteledoran yang berujung pada keracunan massal. Sementara itu menurutnya, fasilitas di dapur SPPG sebenarnya sudah memadai.

“Untuk yang mengalami, mudah-mudahan ini semuanya aman ya. Kemudian saya sudah meninjau SPPG-nya, kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran,” pungkas Dadan.