Jarak antara layar dan Liquid Heat Pipe dibuat lebih lega untuk menurunkan suhu permukaan. Sementara LHP diposisikan lebih dekat ke SoC untuk mempercepat penyerapan panas dari inti chipset.
Poco menyebut, ada peningkatan hingga 40 persen kapasitas termal maksimum dibanding LiquidCool gnerasi sebelumnya di Poco F7 Pro. Semua ini tetap diterapkan dalam bodi ringkas.
“Dengan desain triple-layer, kami bisa mengoptimalkan pendinginan tanpa mengorbankan desain. Panas lebih cepat diserap, disebarkan, dan perangkat tetap nyaman dipakai,” jelas Kang Lou.
Kang Lou menegaskan, pendekatan pendinginan ini tidak hanya fokus pada CPU dan GPU. Modul kamera juga menjadi perhatian, terutama ketika pengguna merekam video dalam resolusi tinggi.
“Hasilnya, pengguna dapat bermain game dalam durasi panjang tanpa thermal throttling. Mereka bisa merekam video 4K atau 8K dengan suhu stabil, menjalankan aplikasi berat bersamaan tanpa penurunan performa, dan tetap nyaman dipegang karena suhu bodi ponsel lebih rendah,” papar Kang Lou.
Dengan strategi ini, Poco mempertegas ambisinya di kelas premium. “Poco F8 Series dirancang untuk memberikan performa stabil. Pengalaman pengguna harus konsisten dari menit pertama hingga jam keempat penggunaan,” katanya.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5424557/original/050322900_1764146876-Poco_2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)