Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Fenny Merina, menghubungi teman lamanya, Paulus Welly untuk meminjam dana sebesar Rp3 miliar.
Dana itu akan dikembalikan dalam tempo 3 bulan, dan diberi keuntungan Rp1 miliar.
Namun, janji tinggalah janji. Uang yang diserahkan Fenny tak kunjung kembali.
Paulus melaporkan Fenny ke polisi. Fenny diadili di Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (4/12).
Jaksa penuntut umum Darwis dalam dakwaannya menjelaskan, Fenny berencana akan menggunakan uang dari Paulus untuk mengambil aset milik suaminya.
Dengan alasan itu, Paulus pun tergerak untuk membantu.
“Setelah menerima uang, terdakwa tidak juga mengembalikan uang berikut keuntungan kepada Paulus,” terang amar dakwaan.
Fenny Merina saat diadili di Pengadilan Negeri Surabaya (TribunJatim.com/Tony Hermawan)
Enam bulan berlalu. Paulus yang tinggal di Jalan Seruni, Surabaya lantas mendatangi rumah Fenny di Gambir, Jakarta Pusat untuk menagih.
Fenny menyerahkan satu lembar cek yang bisa dicairkan dengan nominal Rp.4 miliar.
“Saat Paulus mencairkan cek dari terdakwa di bank, ternyata cek tersebut ditolak oleh pihak bank dengan alasan dana tidak cukup,” kata jaksa Darwis.
Pengacara terdakwa, Dewi Listyowati mengatakan, Fenny sebenarnya korban penipuan.
Uang Rp3 miliar dari Paulus dibawa lari dua orang. Menurutnya, pelapor sudah mengetahui itu dan telah memaafkan kliennya.
“Pelapor (Welly) sudah tidak mempermasalahkan lagi karena mereka sudah berteman baik sejak kecil. Pelapor sudah mengetahui kalau terdakwa ini juga korban penipuan. Uangnya tidak dipakai pribadi oleh terdakwa. Melainkan dibawa lari oleh dua orang yang menipu terdakwa,” ujar Dewi.
Kejadian lain, Curhatan istri PNS ini viral di media sosial.
Istri PNS di Malaysia itu kesal kepada mertuanya.
Pasalnya si ibu mertua meminjam uang atas nama suaminya dengan jumlah besar.
Di mana jumlah cicilannya nyaris menghabiskan gaji si suami.
Dikutip dari mStar, Sabtu (14/9/2024) via TribunTrends, suami wanita itu baru menjadi pegawai negeri dua tahun lalu.
Dengan gaji kecil, wanita tersebut memberi tahu suaminya bahwa dia ingin mengajukan pinjaman pribadi sebesar RM200.000 (Rp 711 juta).
“Gaji suami saya RM3.000 (Rp 10 juta)
Ibunya ingin menggunakan namanya untuk memberikan pinjaman pribadi sebesar RM200.000 (Rp 711 juta).
Pembayaran bulanan diperkirakan lebih dari RM2.000 (Rp 7 juta).
“Suami saya setuju,” ujarnya melalui postingan di Facebook tanpa menjelaskan tujuan atau kegunaan uang pinjaman pribadi tersebut.
Namun wanita tersebut mengatakan bahwa suaminya belum mengajukan pinjaman pribadi dan masalah ini tidak diberitahukan kepadanya.
Menurutnya, rencana suaminya mengajukan pinjaman pribadi itu baru diketahuinya melalui telepon ibu mertuanya.
“Entahlah. Saya baru mengetahuinya karena saya melihat WhatsApp di ponsel ibu saya saat anak saya sedang bermain,” ujarnya.
Mengaku kaget dengan rencana memiliki dua orang anak, ia lantas memikirkan nasib keluarga dan anak-anaknya jika suaminya tetap ingin mengajukan pinjaman pribadi.
“Suamiku tidak memikirkan masa depan anak-anak kecil ini?
Dia bahkan belum punya rumah, belum membeli rumah, tapi dia sibuk berusaha memberikan pinjaman untuk ibunya.
“Tidak sedikit, tapi pinjamannya maksimal.
Ibunya sudah tua, dia punya segalanya.
Rumahnya banyak, tanahnya semua ada, jadi tidak perlu lagi mengambil pinjaman untuk membelikan tanah lagi,” jelasnya.
Terjebak dengan keadaan rumah tangganya saat ini, ia berharap diberi ketabahan dan kekuatan batin untuk menghadapinya.
“Tolong nasehatkan saya untuk bersabar ya?
Mohon doanya agar saya mendapat pekerjaan yang baik agar bisa membelikan rumah susun untuk anak saya,” ujarnya lagi.
Melalui kolom komentar, rata-rata warganet turut bersimpati dengan nasib perempuan tersebut sembari memberikan nasehat dan sarannya masing-masing.
Sekaligus, mereka berharap perempuan tersebut tidak hanya diam dan berbicara dengan suaminya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Gaji RM3.000 (Rp 10 juta), lalu pinjaman bulanan harus membayar lebih dari RM2.000 (Rp 7 juta).
Berapa sen yang tersisa?
Rumput jenis apa yang ingin dimakan istrimu?”
“Bunda juga, manfaatkan kesempatan ini.
Saya tidak ingin mempersulit anak, saya ingin menyulitkan anak.
Saya ingin bilang sulit, semua kebutuhan sudah ada.
“Kita harus ngomong soal suami istri.
Pasalnya yang paling terberat adalah suami.
Ibu-ibu juga pakai fatwa anak durhaka, anak durhaka, anak penuh perhitungan.
Tapi susah, kalau tidak ada pasangan yang mendampinginya.
“Nak, tahukah kamu sakitnya.
Masalah uang bisa menjadi penyebab perceraian mbak,” ujar salah satu komentar dari komunitas virtual.
Sementara itu, sebelumnya juga viral curhatan seorang wanita yang rela meninggalkan kemewahan.
Ia awalnya memiliki suami yang bergaji Rp 100 juta lebih sebulannya.
Namun mirisnya, ia mengaku tidak mendapatkan nafkah dari suaminya itu.
Wanita ini pun memutuskan bercerai dan hidup di rusun.
Dikutip dari mStar, Rabu (11/9/2024) memang benar bahwa uang dan kemewahan tidak menjamin kebahagiaan.
Begitulah gambaran kisah seorang wanita setelah memutuskan berpisah meski hidup mewah dengan penghasilan suaminya hampir RM30.000 sebulan.
“Saya pernah menikah dengan seseorang yang penghasilannya mendekati RM30.000 (Rp 100 juta), belum termasuk tunjangan luar negeri… ada seorang bibi, rumah bungalo tiga lantai, dan sebuah mobil mewah.
“Tapi kurang bahagia.
Akhirnya kita bercerai,” ia mengawali ceritanya di laman Threads.
Namun, ia yang akrab disapa Harley enggan membeberkan alasan berpisah dengan mantan suaminya, malah memilih bercerita tentang kehidupannya saat ini.
Menurut wanita ini, dia menikah lagi dengan pria yang penghasilannya lebih rendah dari mantan suaminya.
“Gajinya sedikit di atas RM10.000, tapi saat MCO (Movement Control Order), perusahaannya tutup (ditutup).
“Saya memilih tinggal bersamanya.
Baru menikah dan dia meminta saya berhenti dari pekerjaan untuk mengurus anak di rumah, anak tiri.
“Dia berpenghasilan sedikit tapi tidak membiarkan saya bekerja, dialah yang berusaha melakukan segala macam pekerjaan,” imbuhnya.
Seolah membandingkan keadaan saat ini dengan masa lalunya, kata perempuan ini, ia menjalani hidup lebih bahagia meski hanya menggunakan mobil Perodua Axia dan tinggal di rusun sebagai ibu rumah tangga penuh waktu.
“Setelah semua kesulitan yang dialami, keadaan ekonomi suami saya sudah pulih.
Tunjangan bulanannya semakin meningkat.
“Mantan suami saya dulu gajinya 10.000, tapi selama 10 tahun menikah dia tidak pernah memberi saya uang untuk belanja karena saya sedang bekerja…dia tidak membiarkan saya berhenti,” imbuhnya.
Berbagi pengalamannya menarik perhatian komunitas virtual karena banyak yang terkejut ketika ia memilih menikmati kehidupan normal dibandingkan gaya hidup mewah.
“Pernah ke sana, lakukan itu.
Semoga Tuhan memberikan kebahagiaan yang kita cari sejajar dengan kedamaian-Nya.
“Ada seorang kenalan saya yang suaminya bekerja di luar negeri, dibayar dengan baik dan menginginkan segalanya tetapi istrinya menderita depresi.
“Bukan karena uang, tapi seseorang yang mempunyai pola pikir ‘menafkah’ akan berusaha menghidupi keluarga dengan sebaik-baiknya.
“Kami ingin hidup bahagia, kami bisa mencari uang dan kami ingin suami kami memperlakukan kami dengan baik.
Kamu memperlakukan saya dengan baik, saya rela hidup susah dan bahagia bersamamu,” kata beberapa warganet virtual.