TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ahmad Yohan, mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan secara kualitas dan jumlah produksi garam lokal sehingga bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri serta tidak lagi impor pada 2027.
“Kita mendukung upaya Pemerintah memperkuat produksi garam dalam negeri dan sebisa mungkin tak impor lagi,” ucap Ahmad Yohan, dalam keterangan persnya, Sabtu (11/1/2025).
Menurut politisi PAN ini, kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim yang 60 persen wilayahnya adalah laut menjadi potensi besar dalam memproduksi garam untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Jangan sampai lagi petani garam jadi korban akibat kebijakan impor garam berlebihan,” ucap Presidium MN KAHMI ini.
Karenanya, kata Yohan, Komisi IV DPR memberikan apresiasi tinggi atas upaya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, untuk memperkuat produksi garam dan menekan impor.
“Semoga kita juga bisa swasambada garam pada 2027,” ujar Yohan.
Terkait permintaan industri makanan minuman yang mendesak dilakukan impor garam dengan alasan kualitas garam lokal masih rendah, Yohan membantahnya.
Menurut Yohan, kualitas garam dalam negeri sudah di atas rata-rata garam impor, dengan Natrium klorida (NaCl) atau saline sebesar 98 persen.
Kadar tersebut lebih tinggi dari permintaan garam industri makanan dan minuman dengan minimal kadar 95-97 persen.
“Dengan kualitas garam lokal tersebut, Pemerintah perlahan bisa kurangi impor, bahkan bisa tidak impor garam lagi,” ucap Yohan.
Sebelumnya, Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, Pemerintah akan mengurangi kuota impor garam industri pada 2025, yang semula 2,5 juta ton dipangkas menjadi 1,7 juta ton untuk 2025.
“Menteri KKP jug berkomitmen selama 2 tahun genjot produksi garam. Mudah-mudah target swasembada garam di 2027 juga bisa tercapai,” pungkas Zulhas.