Jakarta, Beritasatu.com – Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) 2024 yang dilaksanakan pada Selasa (5/11/2024) memicu harga emas naik tipis pada perdagangan Senin (4/11/2024). Selain politik, kebijakan terkait ekonomi, yakni penurunan suku bunga The Fed pada November, juga membuat emas menguat.
Mengutip CNBC International, Selasa (5/11/2024), harga spot emas menguat 0,05% menjadi US$ 2.736,49 per ons, setelah sebelumnya mencatat rekor tertinggi US$ 2.790,15 per ons pada Kamis (31/10/2024). Kemudian, kontrak berjangka emas AS turun 0,08% ke level US$ 2.746,90 per ons.
Persaingan ketat antara dua kandidat di Pilpres AS, yakni Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump memicu pelaku pasar waspada.
Hal ini karena pasar khawatir hasil Pilpres AS yang memicu rusuh, seperti ketika Trump kalah pada 2020 lalu. ketika itu, Trump menyebut telah dicurangi di Pilpres AS 2020 dan membuat para pendukungnya melakukan unjuk rasa di Capitol,
Kepala strategi komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan, apabila Trump menang, kemungkinan harga emas akan tetap menguat.
“Apabila Trump menang, kekhawatiran tentang inflasi meningkat, khususnya dengan kebijakan yang akan ia usung,” ucapnya.
Selain isu politik, saat ini perhatian juga tertuju pada keputusan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada Kamis (7/11/2024). Analis memperkirakan bank sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Kebijakan suku bunga rendah dari biasanya akan menguntungkan emas. Hal ini karena logam mulia ini disebut sebagai aset save haven terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik global.