Petempur Hamas ‘Peluk’ Tentara Israel Lalu Meledak, Mayor Komandan Kompi IDF Tewas di Jabalia
TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan operasi rumit penyerangan yang menargetkan unit Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di daerah Tel Al-Zaatar, timur kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Pada Jumat, brigade Al-Qassam melaporkan, operasi penyerangan ke IDF itu dinyatakan kompleks karena melibatkan sejumlah metode dalam beberapa fase.
Fase pertama, seorang anggota Brigade Al-Qassam melakukan aksi bom bunuh diri dengan ‘memeluk’ tentara Israel yang terdiri dari beberapa personel.
“Al Qassam menyatakan salah satu pejuangnya meledakkan sabuk peledak di antara kelompok lima tentara IDF, yang mengakibatkan korban di kedua belah pihak,” kata laporan tersebut.
Setelah insiden ini, Brigade Al Qassam melaksanakan fase kedua serangan dengan menargetkan pasukan evakuasi yang hendak menolong para personel IDF yang tewas dan terluka karena serangan pertama.
“Al Qassam lebih lanjut menyatakan kalau saat tim penyelamat IDF mendekati lokasi kejadian untuk menyelamatkan rekan mereka, para pejuang mereka berhasil menembak mati dua tentara tambahan sebelum melemparkan beberapa granat rakitan ke arah pasukan yang tersisa,” kata pernyataan itu dilansir RNTV, Jumat (27/12/2024).
Mayor Komandan Kompi IDF Tewas
Terkait serangan di Jabalia, Gaza Utara tersebut, dilansir Khaberni, pihak tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Jumat malam kalau satu di antara korban tewas adalah komandan kompi pasukan.
“Seorang komandan kompi IDF tewas dalam bentrokan di Jabalia, Jalur Gaza utara, IDF menjelaskan kalau personel yang tewas adalah seorang (berpangkat) mayor,” kata laporan Khaberni.
Tentara IDF mengindikasikan kalau dua tentaranya juga terluka dalam insiden yang sama, salah satunya mengalami luka-luka serius.
Penembak runduk Brigade Al Qassam menembakkan senapan sniper Ghoul hasil produksi lokal Milisi Perlawanan Palestina di Jalur Gaza. (Brigade Al-Qassam/Media militer)
Perwira IDF Tewas Kena Penembak Jitu di Netzarim
Sebelumnya, Tentara pendudukan Israel mengumumkan pada Kamis bahwa seorang perwira juga terbunuh di Jalur Gaza.
Radio Angkatan Darat Israel, mengutip sumber militer di IDF, mengkonfirmasi pembunuhan seorang perwira berpangkat mayor di Jalur Gaza.
Sumber tersebut menjelaskan, petugas tersebut tewas terkena peluru penembak jitu hari ini di kawasan Netzarim di Jalur Gaza tengah.
“Sumber menyebutkan, orang tersebut bernama Amit Levy, ketua tim batalion patroli, dan berusia 35 tahun,” kata laporan itu.
Sejauh ini, Tentara pendudukan Israel mengakui kalau sebanyak 823 tentaranya telah tewas sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.
Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri cadangan melakukan patroli di wilayah Gaza Utara yang tampak rata tanah. Meski sudah beroperasi berbulan-bulan, IDF belum mampu membongkar kemampuan tempur Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang menjalankan taktik gerilya hit and run. (khaberni/HO)
IDF Didera Burnout
Pakar militer Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza punya masalah besar yang bisa memicu bencana bagi Israel.
Avi Askhenazi, nama pakar itu, dengan tegas mengatakan masalah itu ialah burnout atau kelelahan fisik dan mental.
Askhenazi yang menjadi kontributor media Israel Maariv menyebut burnout merupakan perkara besar, tetapi tidak terperikan.
Menurutnya, perang di Gaza yang sudah berlangsung hampir 1,5 tahun membuat para tentara Israel merasa tidak nyaman dan memunculkan kesalahan.
Awalnya Askhenazi menyinggung tewasnya seorang kapten Israel di Gaza yang bernama Amit Levi.
Kematian Levi masih misterius. Belum diketahui dengan pasti apakah dia tewas ditembak oleh rekan sendiri ataukah diserang pejuang Hamas.
Pada saat kejadian, pasukan Levi sedang bergerak di atas sebuah kendaraan. Kendaraan itu melaju tanpa penerangan.
Diyakini ada ada pasukan lain yang beroperasi di area itu dan melepaskan tembakan setelah melihat gerakan misterius.
Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (Khaberni)
“Tampaknya pasukan Levi didentifikasi sebagai pasukan musuh [oleh pasukan Israel lainnya] dan tidak ada koordinasi di antara dua pasukan itu,” kata Askhenazi dalam kolom di Maariv hari Kamis, (26/12/2024).
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi dari IDF mengenai penyebab pasti kematian misterius Levy.
Lalu, Askhenazi mengatakan Divisi 99 dan 162 IDF sudah beroperasi di Gaza selama berbulan-bulan. Tingkat keletihan kedua divisi itu sangat tinggi.
Dia mengatakan tentara Israel yang beroperasi di tempat yang sama memunculkan burnout.
“Tentara mulai membuat kesalahan, fokus dalam misi mulai berkurang, ketegangan operasional berkurang, risiko kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa meningkat,” kata seorang narasumber militer yang dikutip oleh Askhenazi.
Askhenazi mengatakan tentara Israel dikerahkan terlalu lama di medan tempur akan merasa lebih aman dan kurang terancam. Hal itu membuat banyak musuh bisa mendekat tanpa diketahui.
“Ada kekacauan di dalam batalion. Para tentara dan komandan sudah letih. Ada masalah dengan para penjaga, ada masalah dengan keputusan komandan kompi yang merencanakan keluarnya kita dari posisi bertahan dengan cara yang berbahaya,” kata salah satu tentara Israel yang terluka karena kecelakaan.
Askhenazi menyebut IDF telah mengakui bahwa keletihan tentara akibat operasi militer memang tinggi, terutama di Divisi 162 dan 99 yang hanya beroperasi di Gaza.
Sementara itu, satuan dan divisi lain beroperasi di zona tempur berbeda, misalnya di Israel, Lebanon, dan Suriah.
Dua Tentara Israel di pagar keamanan yang memisahkan wilayah pendudukan Israel dengan Jalur Gaza. (Khaberni)
Jumlah tentara Israel yang tewas
IDF mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas sejak perang meletus ialah 822 personel.
Sebanyak 390 di antaranya tewas sejak operasi militer Israel di Gaza. Adapun korban luka mencapai 5.524 tentara.
Di sisi lain, warga Palestina yang tewas karena serangan Israel kini mencapai lebih dari 45.000 orang. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.