TRIBUNNEWS.COM – Israel melancarkan serangkaian serangan udara besar-besaran di Suriah saat pasukannya maju semakin dalam ke negara itu.
Hal ini sebagaimana dilaporkan pemantau perang oposisi Suriah pada Selasa (10/12/2024).
Sementara itu, Israel membantah pasukannya maju ke Damaskus setelah mereka maju ke zona penyangga di dalam Suriah menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Reporter Associated Press di ibu kota mendengar serangan udara besar-besaran di kota dan daerah pinggirannya.
Foto-foto yang beredar daring menunjukkan peluncur rudal, helikopter, dan pesawat tempur hancur.
Namun, tidak ada komentar langsung dari kelompok pemberontak – yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) – yang telah menguasai sebagian besar negara tersebut.
Serangan kilat mereka mengakhiri kekuasaan keluarga Assad selama setengah abad setelah hampir 14 tahun perang saudara.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Segera setelah jatuhnya rezim Assad, pasukan Israel pindah ke zona penyangga seluas sekitar 400 kilometer persegi (155 mil persegi) di dalam wilayah Suriah yang telah didirikan setelah perang Timur Tengah 1973.
Israel menyebutnya sebagai sebuah langkah yang diambil untuk mencegah serangan terhadap warganya.
Israel juga mengatakan pihaknya menyerang lokasi yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata kimia dan senjata berat untuk mencegahnya jatuh ke tangan para ekstremis.
Pejabat Israel jarang mengakui serangan perorangan.
Israel memiliki sejarah panjang dalam merebut wilayah selama perang dengan negara-negara tetangganya dan mendudukinya tanpa batas waktu, dengan alasan masalah keamanan.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967 dan mencaploknya dalam tindakan yang tidak diakui secara internasional, kecuali oleh Amerika Serikat.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berpusat di Inggris, yang telah memantau konflik tersebut sejak perang saudara meletus pada tahun 2011, mengatakan Israel telah melancarkan lebih dari 300 serangan udara di seluruh negeri sejak pemberontak menggulingkan Assad.
Observatory dan Mayadeen TV yang berkantor pusat di Beirut, yang memiliki reporter di Suriah, mengatakan pasukan Israel tengah bergerak maju ke sisi perbatasan Suriah dengan Lebanon dan telah mencapai jarak 25 kilometer (15 mil) dari Damaskus, yang dibantah oleh militer Israel.
Janji Pemimpin HTS
Sementara itu, pemimpin militan Islam Suriah, Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Golani, berjanji untuk mengejar mantan pejabat senior pemerintah yang bertanggung jawab atas penyiksaan dan kejahatan perang.
Pernyataan pemimpin pemberontak di Suriah ini disampaikan sehari setelah ia memulai pembicaraan tentang pengalihan kekuasaan menyusul penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dilansir Arab News, Bashar al-Assad melarikan diri dari Suriah saat aliansi oposisi yang dipimpin Islam menyerbu ibu kota Damaskus, mengakhiri lima dekade pemerintahan klannya pada Minggu (8/12/2024).
“Kami tidak akan ragu untuk meminta pertanggungjawaban para penjahat, pembunuh, perwira keamanan dan militer yang terlibat dalam penyiksaan rakyat Suriah,” kata Abu Mohammed Al-Golani, yang sekarang menggunakan nama aslinya Ahmed Al-Sharaa, pada Selasa (10/12/2024), dalam sebuah pernyataan di Telegram.
“Kami akan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang memberikan informasi tentang perwira senior militer dan keamanan yang terlibat dalam kejahatan perang,” jelasnya.
Anggota masyarakat Suriah meneriakkan slogan-slogan saat berkumpul di Lapangan Syntagma di Athena untuk merayakan berakhirnya rezim diktator Suriah Bashar al-Assad setelah pejuang pemberontak menguasai ibu kota Suriah, Damaskus, pada malam hari, 8 Desember 2024. (AFP/ANGELOS TZORTZINIS)
Ia menambahkan, otoritas yang baru akan mengupayakan pemulangan para pejabat yang telah melarikan diri ke luar negeri.
Diketahui, Suriah telah berperang selama lebih dari 13 tahun.
Keruntuhan pemerintah terjadi dalam hitungan hari dalam serangan kilat yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) Islamis pimpinan Sharaa.
Bahkan ketika beberapa warga Suriah bersukacita dan yang lainnya bergegas mencari orang-orang terkasih di penjara-penjara terkenal milik Assad, Israel terus melakukan serangan udara yang ditujukan untuk menghancurkan kemampuan militer pemerintah sebelumnya, kata Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris.
Pada Selasa pagi, wartawan AFP mendengar lebih banyak ledakan keras di Damaskus.
Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan udara terhadap lokasi yang diduga sebagai tempat penyimpanan senjata kimia dan roket jarak jauh untuk mencegahnya jatuh ke tangan para ekstremis.
Israel juga merebut zona penyangga di dalam wilayah Suriah setelah pasukan Suriah mundur.
Di dekat kota pelabuhan Latakia, Israel menargetkan fasilitas pertahanan udara dan merusak kapal angkatan laut Suriah serta gudang militer.
Di dan sekitar ibu kota Damaskus, serangan menargetkan instalasi militer, pusat penelitian, dan administrasi peperangan elektronik.
Israel, yang berbatasan dengan Suriah, juga mengirim pasukan ke zona penyangga di sebelah timur Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel setelah jatuhnya Assad, dalam apa yang Menteri Luar Negeri, Gideon Saar, gambarkan sebagai “langkah terbatas dan sementara” untuk “alasan keamanan.”
Hizbullah Lebanon, yang bersekutu dengan Assad, mengutuk serangan tersebut pada Senin malam dan mengecam Israel karena “menduduki lebih banyak tanah di Dataran Tinggi Golan.”
Di Suriah utara, Turki mengatakan pasukan oposisi sekutu merebut kota Manbij dari pasukan pimpinan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat, sebuah pengingat bahwa bahkan setelah kepergian Assad, negara itu tetap terpecah di antara kelompok-kelompok bersenjata yang pernah bertempur di masa lalu.
Sebelumnya, Kremlin mengatakan Rusia telah memberikan suaka politik kepada Assad, sebuah keputusan yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai keberadaan Assad secara spesifik.
Ia mengatakan Putin tidak berencana untuk bertemu dengannya.
Kedatangan Assad dan keluarganya di Moskow dilaporkan oleh kantor berita Rusia Tass dan RIA, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Kremlin.
RIA juga mengatakan pemberontak Suriah telah menjamin keamanan pangkalan militer Rusia dan pos diplomatik di Suriah.
Rusia mengatakan Assad meninggalkan Suriah setelah bernegosiasi dengan kelompok pemberontak dan bahwa ia telah memberikan instruksi untuk menyerahkan kekuasaan secara damai.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Suriah