Perusahaan: YouTube

  • Kapan dan Perkiraan Harga iPhone 16 di Indonesia?

    Kapan dan Perkiraan Harga iPhone 16 di Indonesia?

    Cupertino

    iPhone 16 hingga iPhone 16 Pro Max sudah resmi diumumkan Apple. Pertanyaannya, kapan masuk Indonesia dan berapa harga keempat HP tersebut?

    Keempat iPhone 16 mulai dibuka pemesanan pada 13 September 2024 di 58 negara. Sayangnya Indonesia tidak termasuk di dalamnya hanya ada Malaysia, Singapura, Thailand dan menyusul Vietnam pada 27 September.

    Pun tidak ada dalam daftar sebagai negara pertama, iPhone 16 series dipastikan rilis di Indonesia. Hanya saja Apple tidak menyebutkan kapan jadwal penjualannya.

    “iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max akan segera hadir di Indonesia,” ujar Apple dalam keterangan resminya.

    Kapan Rilis di Indonesia?

    Belum ada jawaban dari pertanyaan ini. Tapi kemungkinan iPhone 16 series bakal mendarat di Indonesia akhir Oktober.

    Ini berkaca pada perllisan iPhone 15 series di Tanah Air. Kala itu keempat HP baru Apple resmi dibuka pemesanan awalnya pada 20 Oktober 2023.

    Semoga saja jadwal perilisan iPhone 16 bisa lebih cepat lagi, sebab dari tahun ke tahun waktu perilisan di Indonesia mengalami kemajuan.

    iPhone 16 & iPhone 16 Plus Foto: Adi Fida Rahmna/detikINETPrediksi Harga

    Bicara harga, karena tidak mengalami kenaikan, ada kemungkinan banderol iPhone 16 series di Indonesia masih akan sama seperti tahun lalu. Berikut prediksinya:

    Harga iPhone 16

    128 GB – Rp 16.499.000256 GB – Rp 19.499.000512 GB – Rp 23.499.000

    Harga iPhone 16 Plus

    128 GB – Rp 18.499.000256 GB – Rp 21.499.000512 GB – Rp 25.499.000

    Harga iPhone 16 Pro

    128 GB – Rp 20.999.000256 GB – Rp 23.999.000512 GB – Rp 27.999.0001 TB – Rp 31.999.000

    Harga iPhone 16 Pro Max

    256 GB – Rp 24.999.000512 GB – Rp 29.999.0001 TB – Rp 33.999.000

    [Gambas:Youtube]

    (afr/fay)

  • Jadi Juara Dunia Football Manager, Ichsan Ditawari Pelatihan oleh FIFA

    Jadi Juara Dunia Football Manager, Ichsan Ditawari Pelatihan oleh FIFA

    Jakarta

    Ichsan Rahmat Taufik sukses menjadi juara dunia Football Manager 2024. Kabar terbaru, dia ditawari pelatihan oleh FIFA.

    “Kalau ada kesempatan, yang juara mau disekolahkan di sekolah mereka untuk kepelatihan. Kalau ada undangan langsung dari FIFA, Insya Allah berangkat,” kata Ichsan dalam acara Detik Pagi, Selasa (10/9/2024).

    Dalam wawancara dengan detikINET, Ichsan mengatakan terkait dengan kejuaraan dunia itu, FIFA memberikan pengumuman menarik. Juara kompetisi ditawari pelatihan menjadi manajer tim sepakbola berlisensi FIFA.

    “Ibaratnya, kesempatan sekali seumur hidup. Ternyata salah satunya adalah itu lisensi FIFA, yang melahirkan salah satu pelatih terkenal, yaitu Antonio Conte,” ujar Ichsan.

    Sekarang, Ichsan masih menunggu informasi dari FIFA. Hal itu karena prize money (uang hadiah kompetisi-red) juga masih butuh waktu untuk kirim ke federasi.

    “Jadi saya pikir untuk lisensi FIFA ini juga masih butuh waktu,” tambahnya.

    Prestasi yang dimiliki Ichsan banjir pujian, bahkan Ketua Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengunggah pujian di akun Instagram pribadinya. Erick menyampaikan rasa bangganya atas prestasi yang diraih.

    FIFAe World Cup 2024 feat Football Manager digelar akhir Agustus 2024. Ada 19 negara yang berpartisipasi dengan 20 manajer dan 20 asisten, yaitu Belgia, Inggris, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Lithuania, Malaysia, Belanda, Norwegia, Peru, Polandia, Portugal, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Turki, dan Swiss.

    Pertandingan ini diselenggarakan di Liverpool, Inggris. Kanal YouTube Timnas Indonesia Official dan FIFAe menayangkan pertandingan tersebut, sehingga masyarakat Indonesia bisa menyaksikannya. Dalam kejuaraan dunia yang pertama kalinya ini tim Indonesia yaitu pasangan Ichsan Rahmat Taufiq dan Budi Muhamad Manar Hidayat sukses menjadi juara dunia mengalahkan Jerman di final.

    (fay/fyk)

  • Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Gegara Elon Musk?

    Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Gegara Elon Musk?

    Jakarta

    Kabar buruk untuk X, dulunya Twitter, yang sekarang dimiliki Elon Musk. Sejumlah perusahaan berencana memangkas pengeluaran iklan X tahun depan karena kekhawatiran konten ekstrem di sana dapat merusak merek mereka.

    Survei global firma riset pasar Kantar menemukan 26% marketer berniat mengurangi pengeluaran pada X tahun 2025, penurunan terbesar dari semua platform iklan global utama. Hanya 4% pemasar menilai iklan X memberi ‘keamanan merek’, yaitu kepastian iklan takkan muncul di samping konten ekstrem, dibandingkan dengan 39% untuk iklan Google.

    “Pengiklan telah mengalihkan pengeluaran pemasaran mereka dari X selama beberapa tahun. X banyak berubah beberapa tahun terakhir dan sulit merasa yakin tentang keamanan merek Anda di lingkungan tersebut,” kata Gonca Bubani, direktur Kantar yang dikutip detikINET dari CNN.

    Konsumen, di sisi lain, merasa lebih positif tentang iklan di X karena jumlahnya lebih sedikit dari sebelumnya. Sikap kontroversial Elon Musk turut berperan, terlebih dia pernah menyatakan ‘persetan’ pada pengiklan. Belakangan dia melunak dan setuju pengiklan berhak tampil di samping konten yang dianggap sesuai dengan mereknya.

    Bulan lalu, Musk mengajukan gugatan terhadap badan industri periklanan berpengaruh dengan anggotanya termasuk Unilever, Mars, dan CVS. Dia mengklaim kelompok tersebut berkonspirasi memboikot X

    Adapun seorang juru bicara X mengatakan platform tersebut sekarang menawarkan keamanan merek, kinerja, dan kemampuan analitik yang lebih kuat daripada sebelumnya.

    Sejak diakuisisi Musk senilai USD 44 miliar di 2022, merek-merek besar mundur karena kekhawatiran tentang moderasi konten dan ketidakpastian atas arah platform tersebut.

    Komentar Musk juga kadang membuat para pengiklan gerah. November lalu, sekitar selusin merek terkemuka termasuk IBM, Disney, dan Paramount – menghentikan pengeluaran iklan di X karena kekhawatiran tentang ujaran kebencian. Terlebih Musk mendukung teori konspirasi.

    Laporan Kantar, yang mewawancarai 1.000 pemasar senior dan 18.000 konsumen di lebih dari dua lusin negara, juga menemukan X mendapat skor di luar 10 besar untuk kepercayaan dan persepsi seberapa inovatif iklan di sana. Menurut laporan ini, YouTube jadi platform iklan paling disukai pemasar. Sementara bagi konsumen, Amazon dan TikTok berbagi posisi teratas.

    (fyk/rns)

  • Toilet Canggih di China, Fungsi Ginjal Langsung Terdeteksi Dini

    Toilet Canggih di China, Fungsi Ginjal Langsung Terdeteksi Dini

    Jakarta

    Di toilet umum China, terpasang toilet yang bisa memantau kondisi orang yang memakainya. Ada analisis cepat untuk mengetahui jumlah vitamin C, kreatinin, (zat limbah dalam darah yang diatur ginjal), sel darah putih, hingga glukosa.

    Melansir Next Shark, Sabtu (7/9/2024) pengguna yang ingin melakukan pengecekan hanya perlu membayar melalui WeChat, kemudian kencing seperti biasa. Nantinya hasil akan dikirim langsung ke ponsel secara kilat.

    Pemeriksaan kesehatan urinal ini dapat ditemukan di pusat perbelanjaan Beijing. Namun perlu dicatat, produsen alat ini menekankan alatnya hanya sekadar manajemen kesehatan, bukan perangkat diagnostik.

    [Gambas:Youtube]

    “Produk ini bukan perangkat medis, dan hasilnya tidak dapat digunakan sebagai dasar diagnosis. Produk ini hanya digunakan sebagai referensi untuk data manajemen kesehatan,” katanya.

    Sutradara film dokumenter Shanghai Christian Petersen-Clausen berbagi pengalamannya menggunakan pemeriksaan kesehatan ini. Dia menyebut betapa cepat dan mudahnya ia menerima hasil skrining. Dari hasil cek, dia kemungkinan mengalami kekurangan kalsium.

    Petersen-Clausen kemudian melakukan tes kedua beberapa hari kemudian, yang menunjukkan peningkatan kadar kalsiumnya. Ia menekankan bahwa meskipun tes tersebut tidak dapat menggantikan pemeriksaan langsung oleh dokter, alat ini dapat mendorong individu untuk mencari saran medis lebih lanjut.

    (ask/fay)

  • Semua Dimarahi Nathan Tjoe-A-On, Tapi Netizen Suka

    Semua Dimarahi Nathan Tjoe-A-On, Tapi Netizen Suka

    Jakarta

    Hasil seri Indonesia V Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 masih membawa banyak cerita. Nathan Tjoe-A-On masih masuk menjadi Google Trends.

    Indonesia di luar dugaan berhasil menahan imbang tim kuat Arab Saudi. Hasil imbang ini disambut gegap gempita berhari-hari sampai Sabtu (7/9/2024) ini.

    Salah satu yang menjadi bahan obrolan yang ramai di media sosial adalah Nathan Tjoe-A-On, salah satu andalan Timnas Garuda. Tidak hanya penampilan ciamiknya, suporter juga suka dengan gaya galaknya Nathan di lapangan.

    Ketika di lapangan, kelihatan kalau Nathan tampak marah-marah baik terhadap pemain Arab Saudi, wasit ataupun hakim garis. Salah satunya ketika pemain lawan tidak mau memberikan bola di tangannya kepada Nathan, lalu Nathan merebut paksa.

    Video lain adalah Nathan marah-marah pada hakim garis. Kedua video ini yang banyak menjadi konten di TikTok, X, YouTube dan Instagram.

    Dengan sikap agresif Nathan, fans justru malah suka. Bagi mereka, butuh ada pemain yang galak di Timnas Garuda agar bisa mengintimidasi balik tim lawan. Intinya Timnas Garuda jangan kalah mental.

    Inilah beberapa komentar netizen di berbagai platform medsos:

    “Pemain indo dimarahin, pemain arab dimarahin, wasit dimarahin. Sekalian aja marahin Mancini, Nathan wkwkwkwk,” kata @raaa***.

    “Semua akan dimarahin nathan pada waktunya,” komentar @badrom***.

    “Gue ga berenti ngetawain si nathan marah-marah aowkaowkaowk,” kata @folklorev***.

    “Nathan kalo ga marah marah bukan nathan😂,” celetuk @shantiml***.

    “Nathan lu marah marah wae lah 😭🤣 sabarr,” kata @bobbyngan***.

    (fay/afr)

  • AS Tuduh Rusia Pakai ‘Influencer’ untuk Intervensi Pilpres 2024

    AS Tuduh Rusia Pakai ‘Influencer’ untuk Intervensi Pilpres 2024

    Washington DC

    Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa individu dan entitas Rusia atas “upaya pengaruh jahat” yang bertujuan untuk mengintervensi pemilihan presiden (pilpres) AS pada November 2024.

    Dalam pengumuman yang disampaikan pada hari Rabu (04/09), di antara 10 individu dan dua entitas yang dikenai sanksi mencakup Pemimpin Redaksi (Pemred) Margarita Simonyan dan Wakil Pemimpin Redaksi Elizaveta Brodskaia, dari media pemerintah Russia Today (RT).

    “Langkah ini memperjelas upaya yang tengah dilakukan pemerintah AS untuk menuntut pihak yang disponsori oleh negara untuk bertanggung jawab atas kegiatan yang bertujuan merusak kepercayaan publik terhadap institusi kami,” kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen.

    Simonyan dan orang lain yang terafiliasi dengan jaringan itu disebut secara diam-diam merekrut influencer atau pemengaruh media sosial untuk memengaruhi opini warga AS dan menyebarkan pesan pro-Kremlin.

    Sementara itu, Jaksa Agung AS Merrick B. Garland mengatakan kalau dua jurnalis RT yang tinggal di Rusia tersebut telah didakwa di New York atas tuduhan pencucian uang dan melanggar Undang-Undang Registrasi Agen Asing.

    Mereka dituduh mendanai sebuah perusahaan yang berbasis di Tennessee “untuk menyebarkan konten yang dianggap menguntungkan bagi pemerintah Rusia,” kata Garland, dan menyewa influencer yang berbasis di Amerika untuk membagikan konten yang “sesuai dengan kepentingan Rusia, memperkuat perpecahan dalam negeri di AS.”

    Perusahaan di Tennessee tersebut setidaknya memproduksi 2.000 video bertemakan imigrasi dan inflasi yang telah ditonton sebanyak 16 juta kali di YouTube sejak November 2023.

    Pemerintah AS menyita 32 domain

    Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga telah mengeluarkan perintah untuk menyita 32 domain yang “digunakan dalam kampanye pengaruh buruh luar negeri yang diperintahkan oleh pemerintah Rusia,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

    “Lingkaran terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin… mengarahkan perusahaan-perusahaan berbasis hubungan masyarakat untuk mempromosikan disinformasi dan narasi yang didukung negara sebagai bagian dari kampanye untuk memengaruhi Pilpres AS 2024,” ungkap Garland.

    “Laman situs yang kami sita hari ini dipenuhi dengan propaganda pemerintah Rusia yang telah dibuat oleh Kremlin untuk mengurangi dukungan internasional terhadap Ukraina, mendukung kebijakan dan kepentingan pro-Rusia, juga memengaruhi para pemilih di Amerika Serikat dan negara-negara lain,” tambah Garland.

    Merespons kejadian ini, dalam saluran Telegramnya RT menepis tuduhan pihak AS. Mereka menyebutnya sebagai “klise yang basi”.

    Gedung Putih: Putin mengetahui tindakan RT

    Gedung Putih mengatakan kalau Putin mengetahui tindakan yang dilakukan oleh kantor berita RT untuk memengaruhi Pilpres AS.

    “Kami yakin Putin mengetahui tindakan tersebut,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby. “Dia mengetahui aktivitas RT.”

    Ini bukan kali pertama para pejabat Washington menuduh intervensi Moskow dalam pemilu. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh badan-badan intelijen AS, Rusia mencoba memengaruhi pilpres 2020 untuk mendukung kandidat dari Partai Republik, yakni Donald Trump.

    Kemudian pada pemilu 2016, para pejabat keamanan AS juga yakin bahwa Rusia melakukan intervensi untuk mendukung Trump. Seorang penasihat khusus belakangan menyelidiki kemungkinan kolusi ilegal antara Rusia dan Trump, tapi tidak ditemukan bukti yang cukup.

    mh/ha (AP, AFP, dpa, Reuters)

    (nvc/nvc)

  • Media Rusia Dituduh Campuri Pemilu AS dengan Dipantau Putin

    Media Rusia Dituduh Campuri Pemilu AS dengan Dipantau Putin

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menuduh media Rusia, RT, melakukan campur tangan terhadap pemilu yang akan digelar November mendatang. Otoritas kehakiman AS telah mendakwa dua pegawai media RT dan menjatuhkan sanksi kepada petinggi media itu, termasuk sang pemimpin redaksi.

    Gedung Putih menambahkan bahwa Presiden Vladimir Putin mengetahui dan memantau aktivitas media RT yang bertujuan mempengaruhi pemilu AS, terutama pemilihan presiden (pilpres) di mana Wakil Presiden Kamala Harris akan berhadapan dengan mantan Presiden Donald Trump.

    Jaksa Agung AS Merrick Garland, seperti dilansir AFP, Kamis (5/9/2024), juga mengumumkan penyitaan 32 domain internet yang merupakan bagian dari dugaan kampanye “untuk mengamankan hasil yang diinginkan oleh Rusia”, yang menurut para pejabat AS adalah kemenangan Trump dalam pilpres.

    Domain internet yang disita itu, menurut Garland, digunakan oleh pemerintah Rusia “untuk melakukan kampanye rahasia guna mengganggu dan mempengaruhi hasil pemilu di negara kita”.

    “Kami tidak mentoleransi upaya-upaya rezim otoriter untuk mengeksploitasi sistem pemerintahan kami yang demokratis,” tegas Garland dalam rapat Satuan Tugas Ancaman Pemilu pada Departemen Kehakiman AS.

    “Kami akan terus-menerus secara agresif menangkal dan menggagalkan upaya-upaya Rusia dan Iran — serta China atau aktor asing lainnya yang jahat — untuk mengintervensi pemilu kami,” ucapnya.

    RT merupakan outlet berita Rusia yang didanai oleh pemerintah Moskow. Sedikitnya 10 individu dan dua entitas terkait RT telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Keuangan AS terkait dugaan mencampuri pemilu, termasuk pemimpin redaksi RT Margarita Simonyan dan wakilnya Elizaveta Brodskaia.

    Gedung Putih meyakini Putin mengetahui aktivitas media Rusia itu dalam mencampuri pemilu AS. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Menurut Departemen Keuangan AS, Simonyan merupakan “tokoh sentral dalam upaya pengaruh jahat pemerintah Rusia”. Sedangkan Brodskaia disebut “melapor kepada Presiden Rusia (Vladimir) Putin dan para pejabat pemerintah lainnya”.

    Garland, dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa dua pegawai media RT yang berbasis di Rusia telah didakwa atas dugaan pencucian uang dan melanggar Undang-undang Pendaftaran Agen Asing. Kedua pegawai media RT itu diidentifikasi sebagai Kostiantyn Kalashnikov (31) dan Elena Afanasyeva (27).

    Lebih lanjut, Garland menjelaskan bahwa keduanya dituduh menyalurkan dana sebesar US$ 10 juta kepada sebuah perusahaan yang berkantor di Tennessee, AS, yang menggunakan influencer media sosial “untuk membuat dan mendistribusikan konten kepada penonton AS dengan pesan tersembunyi dari pemerintah Rusia”.

    Perusahaan AS yang dimaksud tidak disebut namanya, namun diketahui mempublikasikan video-video berbahasa Inggris di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok, Instagram, X dan YouTube.

    “Perusahaan itu tidak pernah mengungkapkan kepada para influencer — atau jutaan follower mereka — soal hubungannya dengan RT dan pemerintah Rusia,” sebut Garland.

    RT memberikan reaksi keras atas tuduhan AS itu, dengan menyebutnya sebagai “tuduhan klise yang basi”.

    “Tiga hal dalam hidup yang tidak bisa dihindari: kematian, pajak dan ‘campur tangan RT dalam pemilu Amerika’,” tulis RT dalam pernyataannya. RT sebelumnya dikenal sebagai Russia Today.

    Gedung Putih Meyakini Putin Mengetahui Aktivitas RT Campuri Pemilu AS

    Gedung Putih, dalam pernyataan pada Rabu (4/9) waktu setempat, menyatakan keyakinan bahwa Putin mengetahui tindakan media RT dalam mempengaruhi pilpres AS yang akan digelar November mendatang.

    “Kami meyakini Putin mengetahui tindakan-tindakan ini,” sebut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, dalam pernyataannya.

    “Dia mengetahui aktivitas-aktivitas RT,” ucapnya.

    Kirby menyebut tindakan RT mencampuri pemilu AS itu melibatkan aktivitas “secara diam-diam menyebarkan propaganda pemerintah Rusia dengan tujuan mengurangi dukungan internasional terhadap Ukraina, memperkuat kebijakan dan kepentingan pro-Rusia dan mempengaruhi pemilih dalam pemilu AS dan pemilu asing lainnya”.

    Sementara itu, Garland menambahkan bahwa kampanye yang dilakukan media Rusia dalam mempengaruhi pemilu AS itu melibatkan anggota “lingkaran dalam” Putin dan mengemban tujuan Kremlin, yang menurut dokumen perencanaan internal, “adalah mengamankan hasil pemilu yang diinginkan Rusia”.

    Para pejabat AS telah berulang kali memperingatkan adanya upaya kekuatan asing untuk mencampuri pemilu November mendatang. Washington menuduh Moskow berusaha mempengaruhi pemilu AS sejak pemilu tahun 2016 antara Trump yang mewakili Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • AI Bagi Media dan Jurnalis: Disrupsi atau Destruksi?

    AI Bagi Media dan Jurnalis: Disrupsi atau Destruksi?

    Jakarta

    Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) ternyata menghadirkan berbagai dinamika dan problematika yang kompleks di sejumlah sektor usaha dan profesi, termasuk bagi industri media. Risiko disrupsi pun destruksi lantaran AI, memerlukan tata kelola yang cermat. AI menawarkan ragam manfaat berupa efisiensi dan kreativitas dalam banyak hal, namun juga memberikan tantangan teknis dan etis tersendiri dalam industri media dan kerja jurnalis.

    Teknologi AI memang memberikan sejumlah turunan aplikasi yang dapat digunakan oleh media dan jurnalis, baik itu AI Prediktif, yang dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi konten dan analisis tren pembaca masa mendatang, hingga AI Generatif, yang dapat meringkas wawancara dengan cepat hingga memberikan analisis data dalam jumlah besar. Dengan mengotomatiskan banyak tugas yang bersifat repetitif dan menyederhanakan proses yang rumit, AI sejatinya dapat merevolusi bagaimana media bekerja dan memberikan kelapangan bagi awaknya untuk lebih fokus pada pekerjaan yang bersifat analitis dan kreatif.

    AI Dapat Gantikan Jurnalis?

    AI sebagai alat bantu keredaksian, akan dapat menghasilkan konten yang lebih relevan dan menarik bagi pembaca, selain tentunya membantu pula dalam memberikan saran inovasi dan gagasan untuk diseminasi konten tersebut kepada khalayak secara lebih luas. Namun, disrupsi (positif) AI ternyata menimbulkan kerisauan akan destruksi yang serius. Hal tersebut semisal tentang apakah otomatisasi (atau tepatnya: instanisasi) yang difasilitasi AI akan dapat berdampak pada menurunnya kualitas konten dan juga mengancam eksistensi jurnalis.

    Mengacu pada perkembangannya yang sedemikian pesat, memang tidak menutup kemungkinan, walau mungkin tidak dalam waktu dekat ini, AI akan dapat melakukan tugas dan fungsi editorial (baca: keredaksian). Sejumlah media di dalam maupun luar negeri sudah banyak yang menggunakan AI, untuk beragam kebutuhannya.

    Komponen manusia dalam fungsi luhur sebagai gate keeper di media rentan tergantikan, atau setidaknya, tersaingi. Kita pun harus mafhum, ketika tabiat manusia dalam melalukan konsumsi informasi di era digital saat ini telah dapat dikontrol sepenuhnya oleh algoritma.

    Maka ketika memutuskan untuk menggunakan AI, media mesti bertanggung jawab memastikan keterbukaan dan transparansi kepada pembaca serta menegakkan kontrol gate keeper redaksional hanya pada integritas jurnalis berpengalaman untuk menjamin akurasi, kedalaman dan keberpihakan berdasarkan kepekaan hati nurani dan akal sehat.

    Media sudah saatnya segera menyusun strategi untuk mengoptimalkan teknologi AI pada sejumlah lini kerja-kerja mereka, tanpa mengorbankan integritas jurnalistik, apalagi menggantikan manusia hanya dengan alasan efisiensi dan produktifitas. AI mesti difungsikan oleh media sebagai sarana meningkatkan kualitas dan kuantitas konten yang diproduksi, sembari memastikan awak dan jurnalisnya memiliki kelapangan dalam membangun potensi diri dan media tempat bernaungnya dengan menggunakan AI tersebut.

    Tata Kelola AI Beretika

    Pun, konten yang terkesan sangat realistis produksi AI, walaupun sebenarnya adalah sebentuk disinformasi, akan dapat memperburuk ekosistem media massa itu sendiri. Deepfake dan konten manipulatif yang menjamur lantaran teknologi dan kanal digital, menimbulkan konsekuensi dilema etika yang harus dihadapi oleh media. Dalam kerangka ini, menegakkan norma etika dalam kerja jurnalistik menjadi lebih rumit, terutama jika produksi konten hingga keputusan redaksional, pada derajat tertentu, melibatkan AI.

    Hingga saat ini, masih banyak yang meyakini (dan telah dapat dibuktikan) bahwa AI, ketika difungsikan sebagai sebuah sistem penunjang keputusan, sangatlah rentan bias tersebab algoritma yang tertanam ataupun data olahan yang dipasok kepadanya. Garbage in, garbage out! Selain daripada itu, penggunaan AI yang sembrono akan dapat meningkatkan ketidakpastian informasi berujung konflik, tanpa ada kejelasan siapa yang harus bertanggung jawab atas konten AI apabila senyatanya ilegal atau berbahaya.

    Seperti banyak negara lain, Indonesia tengah berupaya membuat tata kelola untuk mengurangi risiko ini. Namun taklah mudah membuat tata kelola yang melindungi kepentingan publik dan di satu sisi lainnya perlu tetap memastikan inovasi tak terhambat. Beberapa titik awal yang penting adalah prinsip-prinsip etika yang disarankan oleh Kementerian Kominfo melalui Surat Edaran No. 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Buatan dan khusus penggunaan AI bagi media siber adalah sebagaimana termaktub pada Prinsip-prinsip Penggunaan Kecerdasan Buatan untuk Media Siber dari Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).

    Meskipun demikian, masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa media, jurnalis dan masyarakat luas pada umumnya mampu menggunakan AI secara bertanggung jawab, aman dan beretika. Pun bagi media dan jurnalis, masa depannya sangat ditentukan pada kemampuan dan kemauannya dalam beradaptasi. Sebagaimana dikutip dari Charles Darwin, Bapak Evolusi, “Bukan yang paling kuat yang bisa bertahan hidup, bukan juga yang paling pintar, namun yang yang paling bisa beradaptasi terhadap perubahan”.

    Catatan Penting Bersama

    Pada 15 Agustus 2024, didukung oleh Dewan Pers Indonesia dan Kolaborasi Riset dan Inovasi AI Indonesia (KORIKA), sebuah diskusi webinar dengan judul “Tantangan & Dilema AI bagi Media dan Jurnalis” diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan ICT Watch. Dokumentasinya tersedia di YouTube dan materi presentasi narasumber dapat diunduh di sini. Pada beberapa bagian dari artikel ini, yang merupakan risalah dari diskusi webinar tersebut, penyusunan kerangkanya dibantu oleh AI. Adapun berikut ini adalah sejumlah catatan penting bersama yang disampaikan oleh para narasumber:

    1. Menggarisbawahi pentingnya AI dalam memajukan jurnalisme, Prof. Hammam Riza, Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi AI Indonesia (KORIKA) mengatakan bahwa AI dapat membantu menciptakan konten, berinovasi, melawan informasi palsu, dan meningkatkan produktivitas jurnalis. Namun, ia juga menggarisbawahi risiko otomatisasi yang membahayakan pekerjaan jurnalis dan kemungkinan hilangnya sentuhan manusia di media.

    Hammam juga menggarisbawahi perlunya etika dalam menggunakan AI karena ia melihatnya sebagai alat untuk perbaikan daripada ancaman yang menggantikan pekerjaan jurnalistik. Menjaga keamanan data terhadap manipulasi kecerdasan buatan, termasuk deep fakes, juga merupakan masalah penting dalam konteks ini sebagai upaya untuk menetapkan aturan yang adil dan wajar untuk menggunakan AI di media.

    2. Ketua Dewan Pers Indonesia, Dr Ninik Rahayu, berbicara tentang AI mengubah sektor media. AI telah memungkinkan wartawan untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kreatif dan analitis dengan mengalihdayakan tugas-tugas yang berulang dan menyederhanakan proses-proses yang rumit. Meskipun demikian, ia menggarisbawahi risiko-risiko adopsi AI, termasuk kemungkinan kesalahan, informasi yang salah, prasangka algoritmik, masalah hak cipta dan privasi.

    Ninik menyoroti perlunya keterbukaan dalam penggunaan AI untuk mengatasi tantangan dan akuntabilitas editorial manusia dalam menjaga kesesuaian dengan hukum dan kode etik jurnalistik. Dewan Pers sedang mengembangkan pedoman untuk penggunaan kecerdasan buatan oleh media yang etis dan bertanggung jawab.

    3. Menekankan meningkatnya kekhawatiran di kalangan perusahaan media tentang perkembangan AI, terutama kecanggihan model generatif, Arkka Dhiratara, CEO HukumOnline dan anggota Gugus Tugas AI Dewan Pers , menekankan konten yang sangat realistis yang diproduksi oleh AI generatif telah menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan tergesernya koresponden manusia dan pembuat konten. Bersamaan dengan kepercayaan publik terhadap informasi yang beredar luas, hal ini bermuara pada pertanyaan tentang keaslian konten, kemungkinan penyebaran informasi palsu, dan keberadaan deepfake.

    Arkka juga membahas konsekuensi moral dan hukum dari hak kekayaan intelektual, kepemilikan konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan, dan kemungkinan prasangka algoritma AI. Oleh karena itu, untuk menurunkan risiko yang terkait dengan pengembangan teknologi ini, tata kelola AI yang adil dan tepat harus ditetapkan oleh para pemangku kepentingan terkait.

    4. Penasehat ICT Watch / Ketua Siberkreasi, Donny BU, menggarisbawahi adanya disrupsi dan kerentanan destruksi yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan yang tengah dihadapi media massa dan jurnalis. Ia mencatat bahwa dimungkinkan kini redaksional dikelola oleh AI, melayani pemirsa yang telah dikepung oleh algoritma. Donny menggarisbawahi perlunya etika dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk pembuatan konten dan personalisasi konten yang efektif.

    Ia juga menyarankan media untuk mulai meningkatkan kapasitas jurnalisnya agar memiliki kompetensi dalam permanfaatan teknologi digital dan AI. Selain itu, kerja sama multipihak sangat penting untuk menjamin tata kelola AI yang etis, aman, dan bertanggung jawab serta memajukan nilai-nilai kesetaraan, perlindungan data pribadi, dan hak kekayaan intelektual. Materi presentasi dapat diunduh di https://s.id/dbu-media-ai.

    (fyk/fay)

  • Viral Ikan Beterbangan di Tasikmalaya, Netizen Kaitkan Megathrust

    Viral Ikan Beterbangan di Tasikmalaya, Netizen Kaitkan Megathrust

    Jakarta

    Beberapa hari terakhir, viral sebuah video yang memperlihatkan ikan berukuran kecil hingga sedang beterbangan dan menyerbu tepi pantai selatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

    Fenomena alam ini mengundang beragam komentar netizen. Tak sedikit yang mengaitkannya dengan pertanda bencana alam, terutama terkait dengan gempa megathrust. Namun, tak kalah banyak juga yang menyebut peristiwa ini adalah berkah dan rezeki melimpah dari Yang Maha Kuasa.

    [Gambas:Youtube]

    “Masya Allah, tapi hati-hati ya dan tetap waspada. Takutnya ada banjir bandang,” komentar netizen dengan akun @suxxxxxxxxxxx2.

    “Takjub sekaligus takut, lagi rame megathrust liat video ini. Mungkin ada hubungannya,?” kata akun @nbxxxxxh.

    “Apa mungkin ada gunung di bawah laut? Kayak-nya menghindari sesuatu,” duga @loxxxxxxxxxxxxx3.

    “Enak nih ikan japuh asin. Makan di pinggir sawah sama nasi liwet ngebul-ngebul,” canda @yuxxxxr.

    “Alhamdulillah rezeki berlimpah buat bapak-bapaknya, gak perlu mancing,” tulis @sexxnd.

    Sebelumnya, Dedi Mulyadi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya, membenarkan fenomena langka ini. Kejadian ikan mendekat ke tepi pantai terjadi pada Senin (26/8) dan berlangsung selama beberapa hari.

    Adapun jenis ikan yang menyerbu daratan ini adalah ikan japuh. Waktu ikan-ikan ini ke pinggir pantai tidak bisa ditentukan, kadang malam, pagi, atau sore hari.

    “Aneh makanya, biasanya kalau kemarau panjang. Ini kan baru dua minggu. Mungkin isu megathrust atau hal biasa. Tapi kenyataannya memang ikan japuh pada ke pinggir. Kadang malam kadang sore, kadang pagi. Hanya Allah yang Maha Tahu,” kata Dedi kepada detikJabar, Rabu (28/8).

    Dedi menyebut, ikan mendekat bibir pantai terjadi di sepanjang pesisir pantai selatan Tasikmalaya, Pangandaran, hingga Garut. “Iya di Garut juga terjadi ikan ke pinggir ini,” ujarnya.

    Zona Megathrust

    Beberapa netizen yang menduga hal ini dengan megathrust tampaknya mengaitkan peristiwa ini dengan informasi tentang potensi gempa megathrust di beberapa zona di Indonesia, termasuk di Jawa Barat dan Selat Sunda-Banten, yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Bahasan mengenai potensi megathrust bukan baru-baru ini saja ramai dibahas, namun sudah sejak beberapa tahun lalu. BMKG berulang kali mengingatkan bahwa dirilisnya informasi ini bukan merupakan sebuah peringatan dini apalagi bermaksud menakut-nakuti, melainkan sebagai pengetahuan yang harus diketahui agar kita siaga.

    “Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian,” kata BMKG dalam keterangan tertulis.

    BMKG menyebut, pembahasan mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut akhir-akhir ini sebenarnya bukan hal baru. Hal ini dikarenakan kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat.

    “Sekali lagi, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat,” demikian disampaikan BMKG.

    Zona Megathrust di Indonesia

    Zona megathrust di Indonesia berada di zona subduksi aktif, mulai dari Subduksi Sunda, Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, hingga Subduksi Utara Papua.

    Zona subduksi aktif tersebut dibagi menjadi beberapa segmentasi sumber gempa zona megathrust. Mengutip dari ‘Peta Sumber dan Bahaya Gempa’ oleh Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017, berikut ini zona megathrust di Indonesia:

    Megathrust Aceh-Andaman (M 9,2)Megathrust Nias-Simeulue (M 8,9)Megathrust Batu (M 8,2)Megathrust Mentawai-Siberut (M 8,7)Megathrust Mentawai-Pagai (M 8,9)Megathrust Enggano (M 8,8)Megathrust Selat Sunda-Banten (SSB) (M 8,8)Megathrust Jawa Barat (M 8,8)Megathrust Jawa Tengah-Jawa Timur (M 8,9)Megathrust Bali (M 9,0)Megathrust NTB (M 8,9)Megathrust NTT (M 8,7)Megathrust Laut Banda Selatan (M 7,4)Megathrust Laut Banda Utara (M 7,9)Megathrust Utara Sulawesi (M 8,5)Megathrust Lempeng Laut Filipina (M 8,2).

    (rns/fay)

  • APJII Rilis Film Dokumenter ‘Derang Daring’ Dorong Kesadaran Publik

    APJII Rilis Film Dokumenter ‘Derang Daring’ Dorong Kesadaran Publik

    Jakarta

    Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis film dokumenter ‘Derang Daring‘, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang peranan internet dan konektivitas broadband dalam kehidupan sehari-hari. Film ini disutradarai oleh Dodid Wijanarko dan diproduseri oleh Fauzan Zidni.

    “Di film ini, kita menggambarkan bahwa pentingnya bahwa internet ini memang bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Kita juga menggambarkan di beberapa scene juga bahwa bener-bener Indonesia ini butuh banget pemerataan akses internet sampai ke pelosok-pelosok,” kata Muhammad Arif Ketua Umum APJII, di acara peluncuran film tersebut di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

    Penetrasi internet di Indonesia baru menyentuh angka 79%, itu berarti pekerjaan untuk meratakan akses internet masih jadi tantangan. Menurut Arif, teknologi tidak ada artinya jika konektivitas internet belum merata.

    “Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sangat mendalam kepada APJII atas kreativitas dan inisiatif APJII dan sineas Tanah Air atas karya film Derang-Dering,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi.

    “Semoga semangat pesan mendorong konektivitas bisa tersampaikan, karena isu coverage juga penting, termasuk kecepatan dan pemerataannya, dan lain-lain,” lanjutnya.

    Derang Daring menampilkan tiga kisah dari lapisan masyarakat yang kehidupannya erat bersentuhan dengan internet. Salah satu kisah utama dalam film ini adalah perjuangan tiga sekawan dalam mendirikan Hear Me, sebuah startup sosial yang menyediakan teknologi penerjemah dan interpretasi bahasa Indonesia untuk membantu teman-teman tuli mengakses informasi dan berkomunikasi.

    Selain itu, film ini juga mengangkat kisah Velin, seorang konten kreator asal Desa Reo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui channel YouTube ‘Ceritanya Velin’, ia menggambarkan keseharian di daerahnya dan merepresentasikan suara kreator dari timur Indonesia.

    Film ini turut menceritakan tentang usaha dan tekad Stenly Takarendehang untuk pulang kampung dan mengembangkan perusahaan penyedia layanan internet Sakaeng Solata, yang terletak di Pulau Sangihe, perbatasan dengan Filipina. Stenly adalah salah satu anggota APJII.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Digital Telkom Fajrin Rasyid turut mengapresiasi film dokumenter ‘Derang Daring’.

    “Film ini diharapkan dapat membuka mata publik tentang pentingnya akses internet yang merata dan mendorong berbagai pihak untuk bersama-sama memajukan industri digital di Indonesia,” ucapnya.

    Fajrin menambahkan bahwa ekosistem digital Indonesia punya pretensi perkembangan yang sangat cepat. Riset dari Google Temasek menyebutkan, dalam 7-8 tahun ke depan, ekonomi digital indonesia akan tumbuh 5x lipat.

    [Gambas:Youtube]

    (ask/fay)