Perusahaan: WhatsApp

  • Selebgram Ade Tya Terseret Kisah Asmara Ari Lasso dan Dearly Djoshua

    Selebgram Ade Tya Terseret Kisah Asmara Ari Lasso dan Dearly Djoshua

    Jakarta, Beritasatu.com – Selebgram sekaligus pengusaha Ade Tya terseret dalam pusaran kabar kandasnya hubungan Ari Lasso dan Dearly Djoshua. Hal ini muncul setelah Ade Tya dan Dearly Djoshua memanas di media sosial terkait interaksi Ade Tya dengan mantan vokalis Dewa 19 itu.

    Ade Tya sempat menulis di akun Instagram @adetya_26 yang kini telah dihapus.

    “Kakak yang ancam saya tadi? Yang mau cari saya tadi? Saya datang tanpa dicari ada masalah apa sama saya?,” ujar Ade Tya kepada Dearly Djoshua.

    Dearly Djoshua pun membalas komentar dari Ade Tya tersebut.

    “Kamu ngapain ngeladenin Ari Lasso? Mau janji-janjian ketemu. Ari Lasso sudah mengakui semua ini ke saya,” balas Dearly Djoshua.

    Mendengar ucapan dari Dearly Djoshua, membuat Ade Tya mempertanyakan kesalahannya.

    “Salah saya dimana? Dan pantas kakak ancam saya? Kakak tahu risiko yang kakak terima?” ucap Ade Tya.

    “Saya ancam saya? Risiko apa? Silahkan kamu yang ngeladenin dia ya. Diajak ketemu mau. Coba kalau diajak ketemu sama cowok, di-flirt, di-WhatsApp (WA) dicari tahu laki-laki ini ada pasangannya enggak,” timpal Dearly Djoshua dengan tegas.

    Komentar tersebut kemudian dihapus oleh Dearly Djoshua, tetapi isi percakapan keduanya sempat diunggah ulang oleh akun Instagram @lambeturah.

    Ade Tya kemudian menyindir mantan kekasih Ari Lasso yang menudingnya memiliki hubungan spesial.

    “Siapa yang sempat baca comment gue tadi di salah satu feeds public figure Indonesia? Jaga bicaramu kawan. Kenapa dihapus? Takut viral? Takut kena pasal? Atau??? Inisial pacar AL, tetapi sekarang gue di-block,” kata Ade Tya.

    Ia menegaskan, bahwa dirinya tetap mengedepankan harga diri.

    “Aku memang butuh cinta, tetapi kalau cinta itu berani menghancurkan harga diriku, aku sendiri yang akan melepaskannya,” ungkapnya.

    “Karena, aku lebih memilih kehilangan seseorang daripada kehilangan diriku sendiri,” tutupnya.

  • Penuhi Kebutuhan Nasabah Saat Libur Nataru, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp25 Triliun

    Penuhi Kebutuhan Nasabah Saat Libur Nataru, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp25 Triliun

    JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus mempertegas komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga kelancaran transaksi keuangan masyarakat pada momentum hari besar keagamaan dan libur nasional.

    Menyambut periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Bank Mandiri menyiapkan kebutuhan uang tunai secara net sebesar Rp25 triliun, atau meningkat 5,8 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

    Corporate Secretary Bank Mandiri Adhika Vista menjelaskan dari nilai tersebut, sebagian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian sekitar 12.958 Mandiri ATM/CRM yang mencapai sekitar Rp2 triliun.

    Ia menambahkan dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama 33 hari sejak 1 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.

    Adhika menyampaikan peningkatan alokasi ini merupakan bagian dari sinergi dan akselerasi layanan keuangan guna memastikan seluruh jaringan perbankan siap melayani masyarakat selama periode puncak transaksi akhir tahun.

    “Kami memperkirakan transaksi nasabah pada periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2026 akan mengalami peningkatan. Karena itu, kami memperkuat sinergi antara jaringan cabang dan layanan digital untuk menjaga ketersediaan uang tunai serta menghadirkan layanan transaksi yang lancar dan aman,”ujarnya dalam keterangannya, Selasa, 9 Desember.

    Ia menambahkan Perseroan telah menyiapkan langkah antisipatif terhadap lonjakan transaksi di jaringan ATM dan EDC.

    Adapun saat ini, Bank Mandiri mengoperasikan 12.958 unit ATM/CRM yang terhubung ke jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima, dan Visa/Plus di seluruh Indonesia, dan 290 CSM.

    Adhika menyampaikan pihaknya memproyeksikan puncak kebutuhan pengisian uang tunai ATM akan terjadi satu hari sebelum Hari Raya Natal dan satu hari sebelum Tahun Baru 2026.

    “Transaksi pada mesin EDC termasuk transaksi QRIS juga kami perkirakan meningkat seiring pembagian THR dan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Natal. Untuk itu, kami telah menyiapkan lebih dari 307.000 jaringan EDC guna mendukung transaksi non-tunai,” jelas Adhika.

    Sebagai bagian dari akselerasi transaksi digital, Bank Mandiri juga menyebarkan uang elektronik e-money sebanyak 956.250 kartu ke seluruh Indonesia.

    Sementara itu, layanan Call Center 14000 dan Live Chat MITA di akun resmi WhatsApp (+62 811-84-14000) disiagakan untuk mendukung nasabah selama masa liburan.

    Selain layanan fisik, Bank Mandiri memastikan kesiapan penuh ekosistem digital banking seperti Super App Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, SMS Banking, dan Call Center 14000 agar nasabah dapat melakukan transaksi keuangan dengan mudah kapan pun dan di mana pun.

    Selain itu terdapat fitur Livin’ Sukha yang dapat digunakan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi seperti pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, konser, voucher gim, hingga pengajuan kredit dengan mudah.

    “Transformasi ini menjadi bukti nyata komitmen dan sinergi berkelanjutan Bank Mandiri untuk memberikan solusi finansial yang cepat, mudah, dan aman bagi seluruh masyarakat,” papar Adhika.

    Ia menambahkan, Bank Mandiri juga terus mengedukasi nasabah untuk terus menjaga kerahasian data pribadi dalam melakukan transaksi digital banking, terutama berhati-hati dalam memberikan data rahasia kepada pihak manapun yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

    Adhika menjelaskan Bank Mandiri tidak pernah meminta kerahasiaan data nasabah termasuk nomor kartu, OTP, CVV, CVC, dan lainnya. Selain itu, nasabah dihimbau untuk tidak mudah terpancing untuk mengklik atau menginstal file berformat APK.

    Adapun hingga Oktober 2025, Livin’ by Mandiri telah diunduh hampir sebanyak 35,8 juta kali dan juga telah mengelola hingga 3,3 miliar transaksi atau meningkat 5 persen secara year-on-year (yoy).

    Selain itu, jumlah nilai transaksi Livin’ by Mandiri mencapai Rp3.621,8 triliun atau naik 9 persen (yoy), selaras dengan kebutuhan akan solusi finansial nasabah.

    “Digitalisasi bukan hanya tentang transformasi teknologi, tetapi tentang sinergi, akselerasi, dan komitmen dalam memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Kami ingin memastikan kehadiran Bank Mandiri menjadi bagian dari penggerak pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Adhika.

  • eL Hotel Group Hadirkan Perayaan Pergantian Tahun di 6 Kota

    eL Hotel Group Hadirkan Perayaan Pergantian Tahun di 6 Kota

    Jakarta, Beritasatu.com – Musim liburan semakin dekat, dan saatnya menyiapkan momen paling dinanti sepanjang tahun. éL Hotel Group siap menyambut Anda dengan suasana yang hangat dalam kebersamaan, serta pengalaman akhir tahun yang dirancang untuk meninggalkan kesan tak terlupakan, baik untuk menutup tahun dengan cara istimewa maupun menyambut awal 2026 secara meriah dan bermakna, rangkaian perayaan ini menjanjikan momen yang bisa dinikmati bersama keluarga, sahabat, maupun pasangan.

    Di enam kota terbaik Indonesia—Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Batu, dan Banyuwangi, éL Hotel Group menghadirkan perayaan Tahun Baru dengan tema unik, hidangan istimewa, dan hiburan yang disiapkan secara khusus. Setiap hotel menawarkan nuansa berbeda, namun semuanya memiliki satu tujuan yaitu menjadikan liburan akhir tahun Anda lebih hangat, penuh warna, dan berkesan. Inilah rangkaian lengkap pengalaman seru yang telah kami siapkan di setiap kota.

    éL Hotel Jakarta – éLoha Tropical Night

    Nuansa tropis yang ceria dengan gala dinner, live music & DJ, magician, kids corner, photobooth, fun games, doorprize, dan Best Costume Award, cocok untuk keluarga yang ingin menikmati tahun baru penuh aktivitas ramah bagi anak, dengan harga gala dinner Rp 450.000/pax dan room package Rp 1.488.000/kamar/malam.

    éL Hotel Bandung – Bandung Retrovibes

    Perayaan bertema retro ala 80–90an dengan bintang tamu ternama The Dance Company, live band, angklung, DJ, dan dekorasi tematik, cocok untuk pasangan dan teman yang ingin suasana glam dan nostalgia, dengan harga gala dinner Rp 1.250.000/pax dan room package mulai Rp 3.200.000/kamar/malam.

    éL Hotel Yogyakarta – Ngalanglang Jaman

    Perpaduan budaya Jawa modern dengan hiburan seperti traditional dance, photobooth tematik, dan permainan tradisional, cocok untuk wisatawan dan keluarga yang ingin perayaan bernuansa budaya, room package Rp 2.849.000,-/kamar/malam dan harga gala dinner Rp 299.000/pax.

    éL Hotel Malang – Tropical Jungle

    Jungle party interaktif dengan gala dinner, fireworks, face painting, animal performance, band, doorprize & games, cocok untuk keluarga dengan anak-anak, harga room package Rp 1.200.000/kamar/malam dan gala dinner Rp 200.000/pax.

    éL Hotel Kartika Wijaya Batu – Harmony of Batu

    Perayaan meriah dengan udara pegunungan sejuk, live band, contemporary dance, magic show, arcade game, dan fireworks, cocok untuk pasangan & keluarga yang ingin malam tahun baru nyaman dan menyenangkan, dengan harga room package Rp 1.275.000/kamar/malam termasuk breakfast + gala dinner untuk 2 orang, dan harga gala dinner Rp 350.000/pax.

    éL Hotel Banyuwangi – Festival Kebo Keboan

    Perayaan budaya Osing dengan ritual Kebo Keboan, cabaret, tari Barong & Gandrung, live music, dan fashion carnival, cocok untuk tamu yang ingin pengalaman unik penuh nilai budaya. Harga room package Rp 1.450.000/kamar/malam dan gala dinner  Rp 250.000/pax.

    Dengan tema dan pengalaman yang berbeda di setiap kota, éL Hotel Group siap menemani momen Anda menyambut tahun baru dengan suasana meriah dan penuh makna. Paket tersebut sudah bisa dipesan dengan menghubungi hotel di kota pilihan Anda atau melalui WhatsApp di nomor 0811 9644 400.

  • Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk Megapolitan 9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Dugaan penipuan layanan pernikahan oleh wedding organizer (WA) Ayu Puspita kini menyeret ratusan korban dari berbagai wilayah.
    Kasus ini mulai terungkap setelah seorang perias pengantin melaporkan dua pesta bermasalah yang digelar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Sabtu (6/12/2025).
    Tamay (26), salah satu korban, mengatakan acara yang ditangani WO tersebut kacau karena layanan yang dijanjikan tidak terpenuhi.
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” ujar Tamay saat dihubungi, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tentang kejadian itu memicu gelombang respons di media sosial.
    Banyak warganet mengaku mengalami kasus serupa dan berkumpul dalam grup WhatsApp untuk mencocokkan informasi.
    Dari situ, muncul dugaan bahwa WO menawarkan paket yang sama kepada banyak pasangan secara bersamaan hingga kewalahan memenuhi pesanan.
    Pemilik WO Ayu Puspita kemudian dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama para korban yang ingin mendapatkan penjelasan.
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” kata Tamay.
    Pada Minggu (7/12/2025) malam, sekitar 200 orang mendatangi rumah Ayu Puspita di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur.
    Aksi itu membuat aparat dari berbagai wilayah turun tangan mengurai situasi.
    Para korban menilai Ayu harus bertanggung jawab atas kerugian yang mereka alami.
    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edi Handoko mengatakan sejumlah korban sempat melapor ke Polsek Cipayung.
    Namun karena jumlah laporan membludak dan melibatkan korban lintas daerah, mereka diarahkan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih. Namun, begitu sampai ini, diarahkan lah karena LP itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” ujar Edi.
    Ia menyebut laporan datang dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi, sehingga penanganan dipusatkan di Polda.
    Warga sekitar kantor WO Ayu Puspita di Jakarta Timur mengatakan tidak lagi melihat aktivitas sejak Sabtu.
    “Hari Jumat pagi masih ramai, Sabtu, Minggu dia sudah begitu,” kata Azli.
    Menurutnya, sejak malam kejadian, korban mulai berdatangan menanyakan keberadaan Ayu.
    “Malam Minggu kemarin jam 22.00 WIB, datang ke rumah saya melaporkan bahwa kena tipu, katering Mbak ADP. Wah itu banyaklah, ada ratusan juta gitu,” ujar Azli.
    Dalam video klarifikasi yang diterima Kompas.com, Ayu Puspita mengaku akan menjual aset miliknya untuk membayar uang klien yang merasa dirugikan.
    “Cuma saya ada KPR, cuma memang kan di situ saya DP-nya lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ujarnya.
    Ayu juga menyebut kejadian ini merupakan masalah pertama sejak ia menjalankan bisnis WO.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” kata Ayu.
    Polisi kini masih menghimpun laporan berbagai korban untuk menelusuri kemungkinan penipuan berulang dalam bisnis WO tersebut.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bank Mandiri Siapkan Rp 25 Triliun buat Libur Natal & Tahun Baru

    Bank Mandiri Siapkan Rp 25 Triliun buat Libur Natal & Tahun Baru

    Bandung

    PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan uang tunai Rp 25 triliun untuk kebutuhan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Nominal ini meningkat 5,8% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.

    Corporate Secretary Bank Mandiri Adhika Vista menyebut dari nilai tersebut, sebagian akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian sekitar 12.958 Mandiri ATM/CRM yang mencapai sekitar Rp2 triliun. Dana tersebut dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan transaksi tunai masyarakat selama 33 hari sejak 1 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026.

    Peningkatan alokasi ini merupakan bagian dari sinergi dan akselerasi layanan keuangan guna memastikan seluruh jaringan perbankan siap melayani masyarakat selama periode puncak transaksi akhir tahun.

    “Kami memperkirakan transaksi nasabah pada periode Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2026 akan mengalami peningkatan. Karena itu, kami memperkuat sinergi antara jaringan cabang dan layanan digital untuk menjaga ketersediaan uang tunai serta menghadirkan layanan transaksi yang lancar dan aman,” ujar Adhika dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).

    Adhika menjelaskan Bank Mandiri telah menyiapkan langkah antisipatif terhadap lonjakan transaksi di jaringan ATM dan EDC. Saat ini, Bank Mandiri mengoperasikan 12.958 unit ATM/CRM yang terhubung ke jaringan ATM Link, ATM Bersama, ATM Prima, dan Visa/Plus di seluruh Indonesia, dan 290 CSM. Bank Mandiri memproyeksikan puncak kebutuhan pengisian uang tunai ATM akan terjadi satu hari sebelum Hari Raya Natal dan satu hari sebelum Tahun Baru 2026.

    “Transaksi pada mesin EDC termasuk transaksi QRIS juga kami perkirakan meningkat seiring pembagian THR dan peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Natal. Untuk itu, kami telah menyiapkan lebih dari 307.000 jaringan EDC guna mendukung transaksi non-tunai,” tambah Adhika.

    Sebagai bagian dari akselerasi transaksi digital, Bank Mandiri juga menyebarkan uang elektronik e-money sebanyak 956.250 kartu ke seluruh Indonesia. Sementara itu, layanan Call Center 14000 dan Live Chat MITA di akun resmi WhatsApp (+62 811-84-14000) disiagakan untuk mendukung nasabah selama masa liburan.

    Selain layanan fisik, Bank Mandiri memastikan kesiapan penuh ekosistem digital banking seperti Super App Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, SMS Banking, dan Call Center 14000 agar nasabah dapat melakukan transaksi keuangan dengan mudah kapan pun dan di mana pun. Selain itu terdapat fitur Livin’ Sukha yang dapat digunakan nasabah untuk melakukan berbagai transaksi seperti pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, konser, voucher gim, hingga pengajuan kredit dengan mudah.

    “Transformasi ini menjadi bukti nyata komitmen dan sinergi berkelanjutan Bank Mandiri untuk memberikan solusi finansial yang cepat, mudah, dan aman bagi seluruh masyarakat,” jelas Adhika.

    Tak lupa, ia mengimbau nasabah untuk terus menjaga kerahasian data pribadi dalam melakukan transaksi digital banking. Terutama berhati-hati dalam memberikan data rahasia kepada pihak manapun yang mengatasnamakan Bank Mandiri.

    Bank Mandiri tidak pernah meminta kerahasiaan data nasabah termasuk nomor kartu, OTP, CVV, CVC, dan lainnya. Selain itu, nasabah dihimbau untuk tidak mudah terpancing untuk mengklik atau menginstal file berformat APK.

    Tonton juga Video: Bank Mandiri Raih Anugerah Pertumbuhan Ekonomi & Ekosistem Digital Detikcom Awards 2025

    (rea/hns)

  • Putus dari Ari Lasso, Dearly Djoshua Bongkar Fakta Aslinya

    Putus dari Ari Lasso, Dearly Djoshua Bongkar Fakta Aslinya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kekasih Ari Lasso, Dearly Djoshua membongkar penyebab kandasnya hubungan asmaranya dengan Ari Lasso. Diduga, Ari Lasso menduakan dirinya.

    Permasalahan kandasnya hubungan asmara Ari Lasso itu, diutarakan oleh Dearly Djoshua melalui akun Instagram miliknya. 

    Di mana, akun @adetya_26 mengomentari unggahan terbarunya.

    “Kakak, yang tadi ancam saya? Mau cari saya tadi? Ada masalah apa sama saya? Saya datang tanpa dicari,” tulis akun tersebut, Selasa (9/12/2025).

    Mendengar jawaban dari wanita tersebut, membuat Dearly Djoshua tersulut emosi.

    “Kamu ngapain meladeni Ari Lasso?” balas Dearly Djoshua kepada perempuan yang berprofesi sebagai pengusaha tersebut.

    Ia menyebut, Ari Lasso sudah menjelaskan semuanya kepada dirinya, sehingga Dearly Djoshua meminta kepadanya agar tidak usah menutupi kebohongan.

    “Ari Lasso sudah mengakui semuanya ke saya. Kalian mau janjian ketemuan kan,” tegasnya dengan nada emosi.

    Perempuan tersebut mengaku, apa yang disudutkan oleh Dearly Djoshua adalah tidak benar adanya.

    “Salah saya di mana? Kakak tahu kan resiko yang akan kakak terima?” balas wanita tersebut kepada Dearly Djoshua.

    Dearly Djoshua merasa, tidak ada ancaman yang dilakukan kepada wanita tersebut. Ia merasa heran, bahwa wanita itu masih meladeni Ari Lasso yang sudah diketahui publik telah memiliki kekasih.

    “Diajak ketemuan mau, di-flirting di-WhatsApp (WA), mencari tahu laki-laki ini punya pasangan atau tidak juga enggak,” tuturnya.

    “Memangnya saya ancam kamu apa? Kamu yang ladenin dia,” lanjutnya.

    Sebelumnya, hubungan asmara Dearly Djoshua dan Ari Lasso diketahui saat hadir di pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier di Gianyar, Bali.

    Namun, kini hubungan asmara keduanya telah kandas setelah Dearly Djoshua tepergok menghapus pertemanan hingga menghilangkan foto kemesraannya dengan Ari Lasso di Instagram miliknya.

    Sementara itu, hingga berita ini diturunkan Ari Lasso belum buka suara mengenai kandasnya hubungan asmara dengan Dealry Djoshua yang diduga kehadiran wanita lain.

  • Tabiat Ayu Puspita Pemilik WO Diduga Tipu 230 Pengantin, Tertutup tapi Rutin Bantu Warga Sekitar

    Tabiat Ayu Puspita Pemilik WO Diduga Tipu 230 Pengantin, Tertutup tapi Rutin Bantu Warga Sekitar

    GELORA.CO  – Terungkap tabiat Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) yang diduga melakukan penipuan terhadap ratusan calon pengantin. 

    Kasus dugaan penipuan WO Ayu Puspita terungkap dari keluhan calon pengantin yang menyewa jasa WO Ayu Puspita yang disampaikan melalui unggahan TikTok. 

    Sepupu korban, Nana, menceritakan bahwa pernikahan saudaranya kacau hingga membuat pengantin menangis. 

    Saat itu, katering yang sudah dipesan justru tidak menyiapkan hidangan sesuai pesanan. 

    “Acara sudah mulai katering nggak ada sama sekali,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025), dikutip dari Tribunnews.com.

    Pihak keluarga pengantin sempat menghubungi pihak katering yang semestinya disediakan oleh WO Ayu Puspita. 

    Namun, respons yang diterima tidak jelas. 

    “Saat dihubungi bilangnya sudah dekat tapi minta share location enggak dikasih,” kata Nana.

    Warganet yang mengaku turut sebagai korban kemudian membanjiri kolom komentar. 

    Para korban pun berkomunikasi lebih lanjut melalui grup obrolan WhatsApp untuk menyamakan informasi. 

    Dari hasil diskusi para korban, WO tersebut diduga memberikan penawaran yang sama secara menggiurkan untuk menarik pelanggan. 

    Pemilik WO Ditangkap

    Pemilik WO, Ayu Puspita bersama empat pegawainya ditangkap Polres Metro Jakarta Utara.

    Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Erick Frendriz, mengatakan  bahwa pihaknya telah menerima laporan dari para korban terkait dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan WO tersebut.

    “Polres Metro Jakarta Utara menerima laporan dari beberapa pelapor terkait penipuan atau penggelapan yang dilakukan salah satu wedding organizer di wilayah Jakarta,” ujar Erick di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.

    Menurutnya, modus yang dilakukan adalah WO menerima pembayaran penuh untuk penyelenggaraan acara pernikahan, termasuk catering.

    Namun, saat hari pelaksanaan layanan tersebut tidak diberikan.

    “WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan resepsi, kemudian pada hari H tidak terlaksana sesuai kesepakatan. Salah satu contoh, makanan yang harusnya dihadirkan saat pesta tidak datang,” kata Erick.

    Akibatnya, para korban yang merasa dirugikan kemudian membuat laporan polisi.

    Erick menyebut sebagian korban mengaku telah membayar hingga puluhan juta rupiah.

    Saat ini, lima orang dari PT APS telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polres Metro Jakarta Utara.

    Ayu Puspita pun turut diamankan dari penangkapan ini.

    “Ada lima orang yang sedang kami periksa, termasuk pemilik, manajer, dan karyawan,” jelas Erick.

    Ayu Puspita dan para pegawainya sebelumnya diamankan di wilayah Jakarta Timur setelah warga memberikan informasi kepada polisi.

    Mereka kemudian diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara karena laporan resmi berada di wilayah tersebut.

    Erick mengatakan jumlah korban diperkirakan masih bertambah.

    “Termasuk dari korban lain masih banyak yang berdatangan. Ternyata banyak yang menjadi korban WO tersebut,” ujarnya.

    Ia menambahkan, laporan yang masuk ke Polres Metro Jakarta Utara baru satu, namun kejadian serupa juga muncul di wilayah lain dan berpotensi ditangani lintas polres.

    Terkait kerugian, polisi belum dapat memastikan total nominalnya.

    “Kerugian masih dihitung, karena banyak korban-korban baru,” kata Erick

    Pengakuan Ayu Puspita

    Ayu Puspita mengakui ada masa keuangan dalam usahanya. 

    Penyidik Polres Metro Jakarta Utara menanyakan kesanggupan Ayu menyelenggarakan pernikahan kliennya yang sudah membayar lunas. 

    “Ini untuk menjawab konsumen Ibu yang depan polres itu. Untuk pernikahan 13 Desember 2025 atas nama Lulu, 21 Desember 2025 atas nama Kurniawan, dan 28 Desember 2025 atas nama Ardita, ibu sanggup gak menyelenggarakan?” tanya penyidik.

    Sayangnya, Ayu Puspita mengaku belum sanggup. 

    “Untuk hari ini saya masih belum bisa Pak,” jawab Ayu Puspita dengan suara lemas.

    Penyidik kembali mengulangi pertanyaan.

     Namun, Ayu Puspita memberikan jawabannya yang tidak sesuai.

    “Sanggup apa enggak ke depannya?” tegas penyidik.

    “Saya belum ada gambaran pasti ke depannya Pak,” kata Ayu Puspita.

    Mendengar jawaban Ayu Puspita, penyidik lalu kembali bertanya namun dengan menaikkan nada bicaranya.

    “Sanggup apa gak sanggup?! Itu jawabannya,” tanya penyidik.

    “Untuk saat ini belum sanggup Pak,” jawab Ayu Puspita.

    Uang untuk DP Rumah

    Tercatat 230 pasangan calon pengantin menjadi korban dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp15 hingga Rp16 miliar.

    Dalam video yang diunggah akun @jktnewsreborn, Ayu tampak mengenakan kerudung hitam dan kemeja bergaris biru-putih, sementara para korban terus menyampaikan tuntutan. 

    Dalam pemeriksaan awal, Ayu menyampaikan bahwa manajemen keuangan perusahaannya mengalami masalah serius.

    Ia mengakui menerapkan pola gali lubang tutup lubang, menggunakan pembayaran dari klien baru untuk membiayai kebutuhan acara klien sebelumnya.

    Selain itu, sebagian dana yang diterima digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian rumah mewah serta kegiatan bepergian ke luar negeri.

    “Saya menggunakan sebagian dana untuk membayar uang muka rumah, tapi (saya) sedang berusaha menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” ucap Ayu.

    Klien Tergiur Harga Murah

    Seorang korban, Satrio Yuda, menceritakan bahwa dirinya tergiur salah satu paket pernikahan yang ditawarkan WO Ayu Puspita. 

    Menurutnya, pkaet yang ditawarkan memiliki harga miring dibanding WO lain. 

    “Kita diiming-imingi bonus-bonus yang lumayan banyak lah gitu. Dari total, jadi kan kita ada pembayaran itu ada tiga termin gitu.”

    “Jadi untuk termin pertama itu DP 50 persen, nah terus dari marketingnya itu biasanya WhatsApp,” kata Satrio di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta. 

    “Untuk kalau mau pembayaran lagi nanti kita dapat beberapa bonus-bonus, jadinya banyak yang tergiur lah.”

    “Saya itu bonusnya sekitar 14 gubukan. Jadi kalau mungkin kalau dihitung secara yang lain lagi itu ya, 14 gubukan dengan harga Rp 170 juta ya terhitung murah sih,” sambungnya lagi.

    Satrio mengungkap, dirinya dan pasangan sudah membayar sekitar Rp 147 juta dari total paket Rp 170 juta.

    Menurut Satrio, sejak awal WO tersebut tampak meyakinkan karena aktif mengikuti pameran pernikahan di berbagai tempat.

    Satrio dan pasangannya yang merupakan customer WO Ayu Puspita sedianya menikah pada 24 Januari 2026 di salah satu gedung di Depok, Jawa Barat.

    Ia mengaku pertama kali mengetahui adanya masalah dari pihak gedung yang mengabarkan kasus viral WO Ayu Puspita pada akhir pekan kemarin.

    “Pihak gedung ini punya grup sesama venue. Mereka ngasih tahu bahwa WO Ayu Puspita ada masalah, makanan nggak datang pas acara salah satu pasangan,” kata dia.

    Dari informasi yang tersebar di grup WhatsApp, disebutkan ada lebih dari 200 pasangan calon pengantin yang menjadi korban, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 16 miliar.

    Satrio juga menceritakan nasib korban lain yang pernikahannya digelar pada 6 Desember 2025.

    Saat itu, pihak catering tidak datang, dekorasi setengah jadi, tamu sudah terlanjur hadir, hingga keluarga mempelai jatuh pingsan karena panik.

    “Kebanyakan catering-nya nggak datang. Ada yang desainnya cuma setengah jadi. Tamu udah datang semua. Akhirnya ada yang pesan nasi padang sama makanan sekitar gedung,” ucapnya.

    Saat ini, Satrio bersama para korban lain sudah membentuk grup komunikasi dan tengah melapor resmi ke Polres Metro Jakarta Utara.

    Mereka berharap ada penyelesaian yang jelas dari pihak berwajib.

    “Harapan saya sih semoga uang kami bisa kembali. Kalau nggak bisa kembali, minimal gimana caranya acara kami tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya,” kata Satrio.

    Tabiat Ayu Puspita

    Terpisah, Ketua RT 01/RW 05 Kelurahan Ceger, Azli membongkar tabiat Ayu Puspita.

    Menurut Azli, Ayu Puspita dikenal dermawan di lingkungan tempat usahanya kawasan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.

    Ayu membuka usaha WO di Jalan H. Siun II, RT 01/RW 05, Ceger, sejak lima tahun lalu. 

    Selama itu pula, Ayu kerap memberikan bantuan kepada warga di sekitar tempat usahanya.

    Mulai dari bantuan gerobak sampah untuk lingkungan, memberikan makanan setiap ada kegiatan warga seperti kerja bakti, hingga hadiah doorprize saat warga mengadakan acara.

    “Sosialnya cukup bagus. Banyak membantu kegiatan. Dibantu gerobak sampah, bantu nasi boks kalau ada acara,” kata Azli.

    Hanya saja, warga tidak mengenal ayu dan suaminya karena tidak pernah berkomunikasi secara langsung. 

    Bahkan, pengurus lingkungan dan warga sekitar hanya berkomunikasi dengan para pegawai yang tinggal pada empat unit rumah disewa Ayu sebagai kantor usaha WO dijalankan.

    Selama menjalankan usaha, Ayu belum pernah menyerahkan data kependudukan kepada pengurus lingkungan.

    “Kalau melihat sehari-hari, hari Sabtu, Jumat wah itu ramai sekali di rumahnya tuh. Ada tujuh juru masaknya, belum mobil-mobil angkutan untuk acara mendukung usaha catering,” ujar Azli.

    Selain memberikan bantuan kepada warga sekitar, Ayu juga dikenal juga kerap mengadakan santunan anak yatim pada sebuah musala yang berada tak jauh dari kantor operasional WO.

    Sehingga warga sekitar tidak menyangka bahwa WO tersebut kini terjerat kasus dugaan penipuan, banyak catering yang tidak diantar pengelola WO kepada klien saat pesta pernikahan berlangsung.

    Sejak Minggu (7/12/2025) sejumlah korban penipuan yang sudah membayarkan uang jasa datang ke kantor WO untuk menuntut ganti rugi atas penipuan yang mereka alami.

    “Orangnya baik kok. Suka ngasih santunan Bu Ayu. Santunan anak yatim itu hampir tiap bulan ngadain santunan anak yatim.”

    “Tapi saya bukan berhubungan dengan Bu Ayunya ya,” tutur warga sekitar, Niman

  • 6
                    
                        Pemilik WO Ayu Puspita Bakal Jual Rumah Baru Dibeli Buat Bayar Ganti Rugi Korban
                        Megapolitan

    6 Pemilik WO Ayu Puspita Bakal Jual Rumah Baru Dibeli Buat Bayar Ganti Rugi Korban Megapolitan

    Pemilik WO Ayu Puspita Bakal Jual Rumah Baru Dibeli Buat Bayar Ganti Rugi Korban
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemilik wedding organizer (WO) Ayu Puspita akan menjual rumah baru untuk membayar ganti rugi para korban penipuan.
    Rumah tersebut baru ia beli dengan sistem kredit atau KPR. Namun
    Ayu Puspita
    tidak menjelaskan lokasi rumah yang akan dijualnya.
    “Cuma memang kan di situ, memang di situ saya DP-nya (uang muka) lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ungkap Ayu Puspita melalui sebuah video yang diterima Kompas.com, dikutip Selasa (9/12/2025).
    Menurut Ayu, masalah
    wedding organizer
    yang ia jalani baru pertama kali bermasalah dengan katering.
    Selama ini, ia mengeklaim tidak pernah memiliki persoalan berarti, termasuk dalam penyediaan katering.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali, untuk masalah katering. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” ujarnya.
    Ia menambahkan, operasional usahanya selama ini bergantung pada pemasukan dari penjualan paket pernikahan berikutnya dan pendapatan dari pameran pernikahan yang diikuti.
    “Kalau sebelumnya memang, eh apa namanya untuk pembayaran-pembayaran berikutnya, itu memang kan saya juga dari penjualan lagi. Dan juga dari seperti ada pameran masuk. Nah, memang kalau saat ini makanya memang saya agak kesulitan karena memang brand-nya seperti ini sekarang,” jelasnya.
    Sebelumnya diberitakan, sebanyak 87 orang melaporkan pemilik Wedding Organizer (WO) Ayu Puspita atau PT APS ke Polres Metro Jakarta Utara atas dugaan penipuan dan penggelapan biaya resepsi pernikahan.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Grandiarso mengatakan pola dugaan penipuan yang dialami korban berkaitan dengan paket pernikahan yang dijanjikan pihak WO namun tidak direalisasikan.
    “Dia (WO) menawarkan paket pernikahan, pada kenyataannya dia tidak memenuhi ketentuan itu,” kata Onkoseno saat dikonfirmasi, Senin (8/12/2025).
    Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz menyampaikan pihaknya mengamankan lima orang dari WO mulai dari karyawan, manajer, hingga pemilik Ayu Puspita.
    “WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan acara pernikahan atau resepsi. Kemudian pada hari H-nya, tidak terlaksana sesuai dengan kesepakatan,” kata Erick, Senin.
    Erick menambahkan, penyidik kini memeriksa para terlapor dan melakukan pendataan ulang terhadap puluhan korban lain yang terus berdatangan ke kantor polisi.
    “Setelah selesai pemeriksaan, tentunya akan dilakukan gelar perkara untuk naik ke penyidikan dan apakah bisa langsung ditetapkan sebagai tersangka,” jelasnya.
    Dugaan penipuan WO Ayu Puspita terungkap setelah seorang perias pengantin mengunggah laporan mengenai pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2025).
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas salah seorang korban, Tamay (26), saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tersebut memicu perhatian warganet. Sejumlah orang yang mengaku sebagai korban lain kemudian memenuhi kolom komentar dan berkoordinasi melalui grup WhatsApp untuk menyamakan informasi.
    Dari hasil diskusi, para korban menduga WO menawarkan paket layanan yang serupa dan menggiurkan kepada banyak pasangan, sehingga menarik banyak pesanan dalam waktu bersamaan.
    Pemilik WO Ayu Puspita telah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama sejumlah korban yang ingin mendapatkan penjelasan terkait dugaan penipuan tersebut.
    “Ini semua sudah di
    Polres Jakarta Utara
    . Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.
    (Repoter:Febryan Kevin Chandra dan Omarali Dharmakrisna Soedirman)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Pemilik WO Ayu Puspita Bakal Jual Rumah Baru Dibeli Buat Bayar Ganti Rugi Korban
                        Megapolitan

    2 Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Korbannya di Mana-mana Megapolitan

    Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Korbannya di Mana-mana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Wedding organizer Ayu Puspita melakukan penipuan terhadap para pengantin.
    Dugaan
    penipuan
    ini terungkap setelah seorang perias pengantin mengunggah laporan mengenai pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2025). 
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas salah seorang korban, Tamay (26), saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tersebut memicu perhatian warganet. Sejumlah orang yang mengaku sebagai korban lain kemudian memenuhi kolom komentar dan berkoordinasi melalui grup WhatsApp untuk menyamakan informasi.
    Dari hasil diskusi, para korban menduga WO menawarkan paket layanan yang serupa dan menggiurkan kepada banyak pasangan, sehingga menarik banyak pesanan dalam waktu bersamaan. 
    Kini pemilik WO
    Ayu Puspita
    telah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama sejumlah korban yang ingin mendapatkan penjelasan terkait dugaan penipuan tersebut. 
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.
    Sebanyak 200 orang menggeruduk rumah pemilik
    Wedding Organizer
    (WO) Ayu Puspita di Jalan Beton, Kayu Putih, 
    Jakarta Timur
    setelah dugaan penipuan layanan pernikahan viral di media sosial.
    Aksi penggerudukan itu berlangsung pada Minggu (7/12/2025) malam dan memicu penanganan kepolisian lintas wilayah.
    Korban mengaku mengalami kerugian dan menuntut Ayu Puspita untuk tanggung jawab atas perbuatannya.
    Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, menjelaskan bahwa sejumlah korban sempat mendatangi Polsek Cipayung untuk membuat laporan.
    Namun banyaknya korban dari sejumlah daerah, mereka diarahkan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih, menurut piket. Namun, begitu sampai ini, diarahkan lah karena LP (Laporan Polisi) itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” ujar Edi.
    “Korban-korban yang lain dari Cimanggis, dari Cileungsi, sama dari Bogor, dari Bekasi, datang ke situ. Terus akhirnya dibawa ke sana (Polda),” ungkapnya.
    Meski lokasi penggerebekan berada di wilayah hukum Polsek Cipayung, Edi memastikan terduga pelaku tidak diamankan di Polsek Cipayung.
    Setelah adanya penggerebekan yang dilakukan sejumlah korban dari sejumlah daerah, aktivitas di kantor WO Ayu Puspita mulai tak ada lagi aktivitas sejak Sabtu (6/12/2025).
    “Hari Jumat pagi masih ramai, Sabtu, Minggu dia sudah begitu (enggak ada aktivitas),” jelas Azli.
    Azli menambahkan, pada Sabtu malam, kantor terduga pelaku sempat didatangi sejumlah orang yang mengaku korban penipuan.
    Bahkan, beberapa korban juga datang ke rumah tersebut untuk menanyakan keberadaan terduga pelaku Ayu Puspita.
    “Malam Minggu kemarin jam 22.00 WIB, datang ke rumah saya melaporkan bahwa kena tipu, katering Mbak ADP, gitu kan. Wah itu banyaklah, ada ratusan juta gitu,” ungkap Azli.
    Pemilik WO Ayu Puspita mengaku akan menjual sejumlah asetnya untuk mengembalikan dana (refund) atau membayar ganti rugi kepada para klien yang merasa dirugikan.
    “Cuma saya ada KPR (kredit pemilikan rumah), cuma memang kan di situ, memang di situ saya DP-nya (uang muka) lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ungkap Ayu dalam video yang diterima Kompas.com, Senin.
    Ayu mengatakan, masalah yang kini menjerat usahanya merupakan kejadian pertama sejak ia menjalankan bisnis WO.
    Selama ini, ia mengeklaim tidak pernah memiliki persoalan berarti, termasuk dalam penyediaan katering.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali, untuk masalah katering. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua
                        Regional

    10 Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua Regional

    Kengerian di Puskesmas Koto Alam: Orang Berlumpur Berdatangan, Mayat Pun Jua
    Tim Redaksi

    AGAM, KOMPAS.com
     – Malam itu mencekam. Hujan turun deras. Orang-orang berlumuran lumpur berdatangan. Mayat-mayat digeletakkan di lorong-lorong puskesmas.
    “Tolong, Bu. Tolong, Bu,” teriak keluarga pasien terdengar dari arah depan.
    Mereka yang luka-luka datang. Ada yang luka parah di kepala. Ada yang luka di dagu. Bahkan, ada yang patah tulang. Semua diantar oleh keluarga dan sanak saudaranya.
    Luka-luka menganga yang terkena lumpur dibersihkan dengan cairan Natrium klorida (NaCl). Luka kemudian dijahit.
    Mereka menghabiskan malam di luar dan dalam puskesmas. Semua berdoa supaya situasi baik-baik saja.
    Fetri merupakan salah satu
    bidan
    di
    Puskesmas Koto Alam
    . Pada hari banjir bandang terjadi, Fetri dan rekannya, Husma (39) sebagai perawat, bertugas shift siang di puskesmas. Jam kerjanya dimulai pukul 13.30 hingga pukul 20.30 WIB.
    Jelang banjir maut itu datang, teleponnya berdering.
    “Ada gelondongan kayu besar, ada kejadian kah, Bu?” tanya seseorang dari daerah Alahan Anggang, tak jauh dari Jorong Subarang Aia di Nagari Salareh Aia Timur, Palembayan, Agam,
    Sumatera Barat
    .
    Awalnya, Fetri menjawab tak ada yang terjadi. Lima menit setelahnya, suara gemuruh terdengar di telinga Fetri. Kengerian dimulai.
    Saat itu, ada beberapa pasien yang dirawat di Puskesmas Koto Alam. Mereka ketakutan. Fetri berusaha menenangkannya.
    Fetri bertanya, “Ada apa?”
    “Air naik,” jawab orang-orang yang panik.
    Pikirannya langsung mengarah ke keluarganya. Ia langsung mengeluarkan dan memacu motornya ke arah rumahnya di Jorong Koto Alam, sekitar dua kilometer dari puskesmas.
    “Pergilah saya ke tempat kejadian di atas naik motor. Sampai di sana, galodo (banjir bandang) itu sudah ada. Batu, kayu sudah bergelimpangan. Rumah orang sudah bergelimpangan di jalan,” kenang Fetri saat ditemui di Puskesmas Koto Alam, Senin (7/12/2025) sore.
    Ia memutar balik dan kembali ke arah puskesmas. Dahlia rekannya, ternyata juga khawatir dan mengecek kondisinya keluarganya.
    Saat itu, listrik putus. Aliran listrik di puskesmas langsung berganti mode darurat menggunakan genset.
    Mereka yang sakit langsung memenuhi ranjang-ranjang di IGD puskesmas. Lantai-lantai baik di dalam maupun puskesmas difungsikan sebagai tempat pasien tidur dengan beralaskan tikar. Mereka dirawat dengan berselimut seadanya.
    Puskesmas Koto Alam pun berfungsi layaknya kamar mayat. Tak hanya korban selamat, mayat-mayat korban banjir bandang pun dievakuasi ke puskesmas.
    Saat itu, Yusuf sudah selesai bertugas dan kembali ke rumah kontrakannya. Namun, kabar banjir bandang membuatnya kembali ke kantornya.
    Yusuf bergabung dan membantu Fetri dan Dahlia menangani korban-korban yang terus berdatangan. Ia melakukan apa yang ia bisa lakukan meskipun bukan berlatar belakang paramedis.
    “Waktu itu korban pertama itu cedera cukup parah di kepala. Saya tindakan juga enggak bisa. Saya cuma bisa WhatsApp dokter, kirim foto, terus tanya harus bagaimana, dan bantu Bu Fetri dan Bu Dahlia,” katanya
    Fetri sebetulnya berdinas hanya sampai pukul 20.30 WIB. Namun, bidan penggantinya, Popy Veronica (28) asal Jorong Silungkang, Nagari Tigo Koto Silungkang, Palembayan sedang berhalangan kerja karena akses jalan dari rumahnya menuju puskemas terputus karena longsor.
    “Saya dinas sore sebetulnya cuma sampai pukul 20.30 WIB karena
    enggak
    ada yang masuk lagi, saya lanjut sampai hari besok,” lanjut Fetri.
    “Yang parah-parah itu 20 pasien yang tercatat. Selebihnya itu, kami enggak mampu lagi catat (pasien yang datang). Sampai jam 4 subuh, kami enggak tak berhenti. Mayat-mayat datang sekitar Isya sampai Subuh,” katanya.
    Mereka para korban yang selamat dari banjir bandang tentu berlumuran lumpur. Atas kuasa Tuhan, mereka bisa selamat. Mereka berjuang untuk berjalan di medan berlumpur yang merendam hingga satu meter lebih. 
    Fetri, Dahlia, Vetriani, dan Yusuf saling bekerjasama untuk menangani pasien. Fetri dan Dahlia bertugas secara medis seperti membersihkan luka, menjahit luka robek, dan lainnya. Vetriani dan Yusuf berkoordinasi untuk mendapatkan panduan medis dari tiga dokter Puskesmas Koto Alam secara jarak jauh lewat Whatsapp.
    “Kami foto (kondisi pasien), cari sinyal ke depan. Kalau memang luka, hentikan pendarahan dulu, kami pasang infus. SOP-nya seperti itu,” tambah Fetri.
    Yusuf bercerita, ia harus mencari sinyal ke seberang puskesmas sekitar 50 meter dekat area pepohonan. Sinyal telekomunikasi pun terbatas. Sementara itu, korban-korban terus meminta tolong untuk ditangani.
    “Saya sebagai bidan harus menolong pasien. Tapi insya Allah, pasien dan keluarga pasien, kami bisa tolong sedikit. Pokoknya ada ruang, bisa masuk.
    “Mereka ada yang digotong, naik motor. Pokoknya malam itu ngeri di puskesmas. Di IGD puskesmas penuh korban sama mayat. Sampai tengah malam, pagi terus datang mayatnya sekitar ada 20 orang,” kenang Yusuf.
    “Waktu itu sehabis mayat dievakuasi, mereka taruhnya di puskesmas. Kan waktu itu belum ada posko apapun. Jadi warga tahunya ke puskesmas. itu korban datang dari Salareh Aia Timur dan Salareh Aia Induk,” tambah Yusuf.
    Banyak orang juga datang ke puskesmas juga untuk mencari keluarganya. Tak adanya air karena listrik terputus, mereka hanya bisa membersihkan wajahnya yang tertutup lumpur dengan air mineral atau air galon demi bisa mengenalinya.
    Pasien-pasien yang luka berat baru bisa dirujuk ke rumah sakit pada hari Sabtu (29/12/2025). Akses di Palembayan yang sempat terisolir baru bisa terbuka.
    Hal itu pun berdampak kepada pelayanan. Tim paramedis Puskesmas Koto Alam seperti Poppy bahkan sejak tanggal 24 November tak bisa bertugas.
    Yelmita sebagai penanggung jawab utama Puskesmas Koto Alam pun juga terjebak. Ia bercerita, dirinya bahkan baru bisa ke puskesmas pada Sabtu (29/12/2025) pagi.
    “Kami sampaikan adalah tim paramedis di puskesmas. Kami diseberangkan dengan eskavator lewat simpang jembatan sampai daerah tak terkena lumpur,” kata Yelmita saat ditemui di Puskesmas Koto Alam, Senin (7/12/2025) siang.
    Pada saat puskesmas terisolir, pasien-pasien memenuhi ruang rawat inap dan lorong-lorongnya. Yelmita menyebutkan, mayat-mayat juga memenuhi lorong-lorong poli puskesmas.
    “Pada hari Sabtu, kami rujuk pasien yang cedera ke rumah sakit, otomatis masih ada mayat dari tim SAR. Kami pindahkan ke depan IGD. Tidak lagi di poli. Kami sterilkan poli,” tambah Yelmita.
    Popy yang rumahnya sekitar 10 kilometer dari puskesmas, tak bisa bekerja karena banyaknya titik longsor di jalan. Ia rutin mengabarkan kondisinya di grup Whatsapp Puskesmas Koto Alam.
    “Awalnya tanggal 24 November 2025, saya kabari enggak bisa masuk malam karena ada longsor. Longsor tutup jalan. Hujan deras. Itu kabari lewat grup, saya cari sinyal jalan kaki ke arah bukit karena mati listrik,” kata Popy.
    Pada saat akses ke puskesmas terputus, tiga perempuan dan seorang pria itulah yang berjibaku menangani para pasien dan mayat-mayat.
    Ia pun berterima kasih atas pengabdian mereka yang berjibaku selama akses ke puskesmas terputus. Profesi paramedis adalah profesi yang telah mereka pilih dan ada beban tugas serta tanggung jawab di pundaknya.
    “Kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, sebesar-sebesarnya. Kalau tak ada mereka, entah bagaimana nasib masyarakat kami. karena apa? setelah kejadian, semua yang luka-luka dibawa ke sini. Tahunya orang cuma tahu puskemas. Enggak ada yang lain,” ujar Yelmita.
    Popy yang seharusnya bertugas tiga jam setelah banjir bandang, mengaku pasti bakal kesulitan berada di posisi Fetri dan rekan-rekannya.
    Ia baru bisa mengetahui kondisi puskesmas pada Jumat (28/12/2025) pagi lewat grup Whatsapp lantaran susahnya sinyal di daerahnya.
    “Saya pasti bakal kesulitan banyak pasien kalau dinas malam itu. Secara mental, siap enggak siap harus siap tugas. Mungkin saya bisa nangis ya kalau ada di posisi itu,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.