Perusahaan: WhatsApp

  • Cara Tahu Chat WhatsApp Sudah Dibaca Meskipun Tidak Centang Biru

    Cara Tahu Chat WhatsApp Sudah Dibaca Meskipun Tidak Centang Biru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meski tanda centang biru di WhatsApp dimatikan, pengguna tetap bisa mengetahui apakah pesan yang dikirim sudah dibaca.

    Ada beberapa indikator tersembunyi yang menandakan pesan telah dibuka, meski fitur Laporan Dibaca atau Read Receipts dengan tanda centang biru dimatikan.

    Fitur centang biru sendiri berfungsi memberi tahu pengirim bahwa pesannya telah dibaca oleh penerima.

    Saat fitur tersebut aktif, dua centang abu-abu akan berubah menjadi biru begitu pesan dibuka. Namun, banyak pengguna memilih mematikannya demi privasi.

    Meski demikian, tanda pesan terbaca masih bisa telihat melalui cara lain. Salah satunya lewat keterangan online atau last seen penerima yang muncul di profil pengguna.

    Selain itu, lewat fitur pesan suara pengguna juga juga bisa tahu pesan yang Anda kirimkan sudah dibaca atau belum. Sebab ketika penerima memutar pesan suara, WhatsApp otomatis menandainya sebagai sudah dibaca, meski centang biru tetap tidak muncul di chat teks.

    Selain itu juga bisa melalui grup. Tanda chat sudah dibaca walaupun centang biru mati bisa diketahui melalui ketarngan pada pesan di grup.

    Berikut cara mengecek siapa yang tengah aktif dan sudah membaca pesan di grup:

    Buat grup WhatsApp dengan si penerima pesan yang maksud
    Kirimkan pesan
    Setelah beberapa saat, klik titik tiga di pojok kanan atas, lalu pilih opsi ‘Info’
    Di sana Anda bisa melihat apakah penerima sudah membaca pesan atau belum.

    Jika sudah membaca pesan di grup, kemungkinan besar seseorang yang mematikan tanda centang biru itu juga sudah membaca chat WhatsApp pribadi Anda.

    Demikian tanda chat WhatsApp Anda sudah dibaca meskipun tanda centang biru dimatikan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polda Metro Serap Aspirasi di Satkamling Kelapa Gading, Ajak Warga Jaga Jakarta

    Polda Metro Serap Aspirasi di Satkamling Kelapa Gading, Ajak Warga Jaga Jakarta

    Jakarta

    Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Metro Jaya menggelar ‘Ngopi Kamtibmas’ untuk menyerap aspirasi masyarakat. Polisi juga sekaligus mengajak warga menciptakan situasi yang kondusif dan menjaga keamanan di Jakarta.

    Kegiatan yang digelar di Satkamling RW 011 Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Rabu (8/10) malam itu menjadi forum strategis bagi Polri untuk mendengar langsung keluhan masyarakat, sekaligus menyosialisasikan ‘Jaga Jakarta’ yang menjadi program Polda Metro Jaya.

    ‘Ngopi Kamtibmas’ ini dihadiri Dirbinmas Polda Metro Jaya Kombes Harri Muharram Firmansyah, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz, dan Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putro. Kegiatan ini diisi dengan sesi tanya jawab polisi dengan warga setempat.

    Dalam sambutannya, Kombes Harri menyampaikan dinamika situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Harri juga menyampaikan apresiasi kepada warga yang berpartisipasi aktif dalam Satkamling untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan di lingkungan sekitar.

    “Kami berharap dengan peran aktif masyarakat melalui Satkamling, lingkungan sekitar dapat lebih aman dan kondusif. Selain itu, kami juga memberikan edukasi mengenai bahaya-bahaya sosial yang bisa mengganggu ketertiban di masyarakat,” kata Kombes Harri.

    Selain itu, Harri juga menegaskan bahwa Polri akan terus hadir memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mendukung program pemerintah, seperti SPPG Polri, tanam jagung, hingga Gerakan Pangan Murah yang telah menjual sekitar 2.000 ton beras murah di wilayah Jakarta.

    Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Metro Jaya menggelar ‘Ngopi Kamtibmas’ untuk menyerap aspirasi masyarakat (dok.istimewa)

    Waspada Cyber Crime

    Sementara itu, Kompol Mashuri dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya menyampaikan imbauannya kepada warga terkait bahayanya kejahatan siber, antara lain seperti pencurian data melalui aplikasi (APK) yang dikirim melalui WhatsApp.

    Pada sesi tanya jawab, Ketua RW setempat menyampaikan sejumlah keluhan warga, antara lain masalah kemacetan hingga parkir kendaraan di depan rumah. Menanggapi masalah parkir, Kombes Harri mengatakan agar hal tersebut dikomunikasikan dengan pihak pemkot.

    “Pesan saya apabila di wilayah kita ada yang terkait dengan narkoba diharapkan untuk melaporkan agar bisa dilakukan rehabilitasi, kemarin Narkoba juga sudah merilis, sudah berapa kilogram yang telah diungkap oleh Polda Metro Jaya,” pungkasnya.

    (mei/ygs)

  • Pimpinan Komisi X Minta Polisi Tangkap Pelaku Teror Bom di 3 Sekolah Internasional 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Oktober 2025

    Pimpinan Komisi X Minta Polisi Tangkap Pelaku Teror Bom di 3 Sekolah Internasional Nasional 8 Oktober 2025

    Pimpinan Komisi X Minta Polisi Tangkap Pelaku Teror Bom di 3 Sekolah Internasional
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian, meminta pihak kepolisian segera menangkap pelaku teror bom tiga sekolah internasional di Jakarta dan Tangerang.
    Lalu mengatakan, sekolah semestinya menjadi ruang aman dari ancaman kekerasan dalam bentuk apa pun. ”
    Kami mendorong Polri dan instansi terkait segera turun melakukan penyelidikan, mengungkap pelaku, serta menindak tegas sesuai hukum,” kata Lalu saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (8/10/2025).
    Lalu mengatakan, aksi teror itu meresahkan guru, siswa, dan orang tua murid.
    Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat memperkuat sistem keamanan dan manajemen krisis di lingkungan sekolah.
    Menurut dia, guru dan siswa harus dibekali pelatihan tanggap darurat, komunikasi krisis, dan edukasi keamanan.
    Pemerintah juga diminta menerbitkan
    standard operating procedure
    (SOP) keamanan pada sekolah yang terhubung dengan aparat keamanan setempat.
    Dengan cara itu, lingkungan sekolah bisa tetap tenang saat dihadapkan pada situasi seperti ancaman bom.
    “Standar ini mutlak diperlukan untuk memastikan sekolah tetap menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi semua,” tutur Lalu.
    Sebelumnya, tiga sekolah di Tangerang dan Jakarta Utara mendapatkan teror ancaman bom selama dua hari terakhir.
    Pelaku menghubungi pihak sekolah melalui WhatsApp dan email.
    Dalam pesannya, pelaku mengancam akan meledakkan bom di sekolah jika tidak mengirimkan uang sebesar 30 ribu dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 497 juta ke dompet bitcoin yang ditentukan.
    Menanggapi situasi itu, pihak kepolisian menerjunkan tim Gegana guna memastikan sekolah aman.
    Hasil penyelidikan awal polisi mengungkap alamat dompet kripto yang ditulis pelaku tidak valid dan tidak terdaftar pada platform pertukaran aset kripto lokal Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hamida, Fauzi dan Netizen jadi Oase Pencari Keadilan Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Hamida, Fauzi dan Netizen jadi Oase Pencari Keadilan Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Surabaya (beritajatim.com) – Desakan supaya pihak kepolisian mengusut tuntas tragedi pondok pesantren (ponpes) Al Khoziny Sidoarjo yang menewaskan lebih dari 60 anak-anak terus bermunculan. Ditengah gurun penerimaan wali santri terhadap hilangnya nyawa para santri, Hamida dan Fauzi menjadi oase pencari keadilan yang terus bersuara.

    Dari informasi yang dihimpun Beritajatim di lokasi selama tragedi mayoritas keluarga korban pasrah dan menerima jika tragedi tersebut merupakan takdir yang sudah ditetapkan. Bahkan sejumlah keluarga sempat melakukan protes kepada petugas evakuasi karena dianggap lamban dalam menyelamatkan para santri. Hingga menyebabkan 60 lebih santri meninggal dunia.

    Salah satu wali santri yang menerima tragedi dengan korban jiwa terbanyak menurut BNPB itu adalah M. Ma’ruf (50). Ia adalah wali santri dari Muhammad Ali (13) salah satu korban jiwa dalam peristiwa ambruknya mushola Al Khoziny Sidoarjo. Ma’ruf menganggap apa yang terjadi merupakan kehendak dan takdir dari Allah SWT.

    “Kami titipkan (putra) kami di pondok ini dengan tujuan, satu agar anak kami kenal dengan Tuhannya, dua kami pasrah dengan guru kami yang ada di sini, andaikan ada kejadian yang tidak diinginkan itu semua takdir dan kami siap menerima adanya,” kata Ma’ruf.

    Keikhlasan dan penerimaan Ma’ruf itu mengamini pernyataan Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, KH Abdus Salam Mujib dihari ambruknya bangunan mushola ponpes. Disamping reruntuhan, kyai yang juga tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan jika ambruknya bangunan merupakan takdir.

    “Ya saya kira ini takdir dari Allah, jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan juga diberi diganti oleh Allah yang lebih baik,” kata Mujib ditemui di lokasi kejadian, Senin (29/9/2025) lalu.

    Namun, tak semuanya memilih pasrah dan menerima. Hamida dan Fauzi contohnya. Di tengah gurun menerima dan pasrah, keduanya menjadi oase harapan perbaikan sistem pembelajaran di pondok pesantren dengan menuntut pertanggungjawaban dari pengasuh dan pengurus Ponpes Al Khoziny Sidoarjo.

    Hamida warga Sedati, Sidoarjo sampai hari kesepuluh tragedi atau Rabu (8/10/2025) belum mengetahui di mana keponakannya yang turut menjadi korban. Setiap hari ia menunggu hasil identifikasi dari tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Mabes Polri di RS Bhayangkara Surabaya menyebut nama keponakannya, M Muhfi Alfian (16).

    “Keluarga berharap, mendorong dan mendesak pihak kepolisian khususnya Polda Jatim untuk melakukan pemeriksaan, karena tragedi ini sudah ada unsur pidananya. tetap harus ada yang bertanggung jawab atas tragedi bencana non alam ini karena peristiwa ini tidak ambruk secara alami,” kata Hamida.

    Perempuan yang akrab dipanggil Mimid ini mengungkap sebenarnya pihak keluarga sudah menanyakan terkait dengan penggunaan gedung disaat para santri melakukan pengecoran di lantai paling atas bangunan mushola.

    “Masa dilantai atas masih pengecoran basah tapi di bawah digunakan untuk aktivitas sholat. Pertanyaan seperti itu juga sudah pernah disampaikan orang tua korban Muhfi di grup WhatsApp wali santri dan tidak ada satupun dari pengurus ponpes yang menjawab,” imbuh Hamida.

    Senada dengan Mimid, Fauzi (48) juga mendesak adanya pertanggungjawaban dari pengurus dan pengasuh ponpes. Fauzi kehilangan empat keponakannya dalam tragedi tersebut. Anak kandungnya yang juga mondok di tempat yang sama dinyatakan selamat.

    Empat santri yang awalnya ingin belajar ilmu agama namun malah menjadi korban ambruknya bangunan mushola itu adalah MH, MS, BD dan A. Mereka memiliki rentan usia 16-17 tahun atau dalam Islam disebut dengan periode As-Syabab (remaja/periode pemuda).

    “Saya sudah konsultasi dengan yang lebih ahli. Dilihat dari konstruksinya memang tidak standar untuk pembangunan,” ucap dia.

    Secara pribadi Fauzi mengungkap keikhlasannya menerima empat anggota keluarganya dipanggil oleh sang Maha Kuasa. Namun, kelalaian pihak pondok dengan tidak mematuhi administrasi dan kelayakan bangunan harus dipertanggungjawabkan. Supaya kedepan tidak ada lagi kejadian serupa.

    “Kalau masalah ikhlas, benar kita ikhlas, itu namanya takdir. Tapi kalau kelalaian, ya harus diproses. Hukum harus ditegakkan, supaya ke depan adik-adik kita bisa belajar dengan aman,” ujarnya.

    Fauzi dan Mimid sepakat jika terdapat kultur di lingkungan pondok pesantren yang membuat wali santri enggan atau tidak berani menuntut pertanggungjawaban dari para pengasuh dan pengurus. Namun, kedua orang itu sepakat penegakan hukum tidak boleh kalah dengan status sosial. Negara tidak seharusnya kalah dengan individu yang mempunyai status sosial tinggi.

    “Kita tidak memandang status sosial atau jabatan. Meskipun statusnya kiai, kalau memang bersalah ya harus diproses. Masa hukum kalah sama status sosial seseorang,” jelas Fauzi.

    Arus desakan untuk memproses pidana pihak yang bertanggung jawab dalam tragedi dengan korban jiwa terbanyak mengalahkan gempa Poso dan banjir di Bali terus mengalir. Hamida dan Fauzi tidak sendirian. Masyarakat di media sosial juga mendesak agar pihak kepolisian segera memanggil pihak pengurus pondok.

    Menanggapi desakan Hamida, Fauzi dan masyarakat, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto mengatakan peristiwa ini sudah ditangani oleh dua Direktorat. Yakni, Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) dan Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim. Pihaknya sudah memeriksa 17 saksi dan menetapkan dua pasal KUHP untuk menjerat penanggung jawab dalam peristiwa ini.

    “Adapun pasal-pasal yang akan kami sangkakan di sini adalah pasal 359 KUHP dan atau pasal 360 KUHP kelalaian yang menyebabkan kematian dan atau luka berat,” kata Nanang, Rabu (8/10/2025).

    Selain dua pasal KUHP, pihak kepolisian juga menerapkan Pasal 46 ayat 3 dan atau Pasal 47 ayat 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung terkait dalam pemenuhan persyaratan teknis bangunan.

    Ia menegaskan pihak kepolisian dalam penegakan hukum tidak memandang status sosial. Ia berkomitmen pihak kepolisian akan memproses kasus ini dengan aturan yang sesuai.

    “Setiap orang itu sama haknya kedudukannya di dalam hukum. Jadi tentunya apapun yang akan melekat itu nanti kita lepaskan dulu. Jadi supaya kita tahu bagaimana progres ini berlangsung dan kemudian mengenai pertanggungjawaban kepada hukum karena kita ingat kita ini kan negara hukum. Jadi semuanya saya ingin untuk patuh terhadap aturan yang ada dulu,” pungkasnya. (ang/ian)

  • Beredar Link Video 1 Menit Hilda Pricillya VS Pratu Risal Junior Suaminya di Hotel

    Beredar Link Video 1 Menit Hilda Pricillya VS Pratu Risal Junior Suaminya di Hotel

    GELORA.CO – Sebuah video amatir tak senonoh berdurasi 1 menit 34 detik beredar luas ke publik.

    Video tersebut dinarasikan antara Hilda Pricillya dengan selingkuhannya Pratu Risal H di sebuah hotel saat perselingkuhan terjadi.

    Dalam video tersebut wanita yang disebut Hilda Pricillya tersebut mengenakan jilbab berwarna coklat muda.dan sedang melakukan hubungan yang tak sepantasnya sebagai seorang wanita yang bersuami.

    Sebagaimana diketahui belum lama ini di media sosial digemparkan dengan kabar perselingkuhan yang menyeret nama Hilda Pricillya, istri seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

    Ia dituding menjalin hubungan terlarang dengan junior suaminya sendiri.

    Kasus ini disebut mencoreng nama baik Persit (Persatuan Istri Prajurit) dan kini tengah diselidiki secara internal oleh pihak militer.

    Hilda Pricillya adalah Istri Serka Muh Farid Batjo, seorang Bintara TNI. Dia Diduga berselingkuh dengan Pratu Risal H., seorang Tamtama di Yonif 725/Woroagi, yang merupakan junior sang suami.

    Kedekatan Hilda Pricillya dan Pratu Risal bermula dari sebuah kegiatan seni tari di lingkungan TNI.

    Hubungan keduanya berlanjut melalui media sosial, mulai dari saling sapa di Instagram hingga percakapan pribadi via WhatsApp.

    Hilda dan Pratu Risal nekat melakukan hubungan layaknya suami istri di sebuah hotel. Perselingkuhan ini disebut berulang kali terjadi sepanjang Juli hingga September 2025. ***

  • Ancaman Bom di Sekolah Internasional, NJIS Diancam Bayar US.000 via Kripto

    Ancaman Bom di Sekolah Internasional, NJIS Diancam Bayar US$30.000 via Kripto

    Bisnis.com, JAKARTA — Polisi melaporkan ada ancaman Bom terjadi di sekolah internasional North Jakarta Intercultural School (NJIS), Jakarta Utara pada Rabu (8/10/2025) dini hari.

    Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan pihaknya menerima laporan ancaman bom di sekolah tersebut. Selanjutnya, tim kepolisian melakukan pengecekan di sekolah tersebut sekitar 00.15 WIB.

    “Pada pukul 00.30 Wib kegiatan cek TKP teror Bom selesai, dengan hasil tidak ditemukan adanya benda-benda yang di curigai, situasi aman dan kondusif,” ujar Seto kepada wartawan, Rabu (8/10/2025).

    Seto mengemukakan, ancaman itu dilakukan melalui pesan WhatsApp. Dalam pesan itu, pengancam meminta pembayaran US$30.000 melalui mata uang kripto kepada sekolah.

    Pengancam juga menyatakan bakal meledakkan bom tersebut apabila uang puluhan dollar itu tidak dibayarkan. Adapun, pengancam terdeteksi merupakan pihak yang berlokasi di luar negeri 

    “Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar US$30.000,” pungkasnya.

    Sebelumnya, dua ancaman bom juga telah diterima oleh dua sekolah internasional, yakni Jakarta Nanyang School dan Mentari Intercultural School di Tangerang Selatan alias Tangsel pada Selasa (7/10/2025).

    Namun, setelah dilakukan pengecekan tim penjinak bom dari Gegana Polda Metro Jaya, hasilnya tidak ditemukan bom dari dua sekolah internasional tersebut.

  • Polisi Pastikan Tak Ada Bom di 3 Sekolah Internasional, Pengirim Teror Diburu

    Polisi Pastikan Tak Ada Bom di 3 Sekolah Internasional, Pengirim Teror Diburu

    Jakarta

    Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Polda Metro Jaya bergerak usai Jakarta Nanyang School dan Mentari Intercultural School di Tangerang Selatan (Tangsel) mendapatkan pesan teror bom. Tim Jibom Detasemen Gegana Polda Metro Jaya memastikan tidak ada bom di sekolah tersebut.

    “Melakukan penyisiran, pengamanan, puji Tuhan alhamdulillah hasilnya juga tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya,” Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang, Selasa (7/10).

    Teror serupa juga terjadi di North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut). Polisi juga memastikan tidak ada bahan peledak di sekolah tersebut.

    “Hasil sterilisasi aman, tidak ada bom,” kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko secara terpisah.

    Pengirim Pesan Teror Kini Diburu

    Polres Tangerang Selatan dan Polsek Kelapa Gading berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan. Pelaku yang mengirim teror itu kini diburu.

    Dari tangkapan layar pesan yang diterima detikcom, peneror bom tersebut mengirimkan pesan melalui WhatsApp dari nomor telepon dengan kode +234 atau yang merupakan kode telepon Nigeria.

    Isi pesan yang dikirim ke tiga sekolah internasional tersebut juga sama. Pada intinya, si pengirim pesan mengaku memasang bom di sekolah dan meminta tebusan USD 30 ribu via kripto.

    “Bila kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Telepon polisi kami akan meledakkan perangkat di tempat itu,” tulisnya lagi.

    (wnv/whn)

  • Polisi Sebut Ancaman Bom di 2 Sekolah Internasional Tak Terbukti

    Polisi Sebut Ancaman Bom di 2 Sekolah Internasional Tak Terbukti

    Bisnis.com, JAKARTA – Polisi mengungkap ancaman bom yang diterima pengelola di dua sekolah internasional, yakni Jakarta Nanyang School Pagedangan (Kabupaten Tangerang) dan Mentari Internasional School atau MIS (Kota Tangerang Selatan) pada Selasa (7/10/2025) ternyata tak terbukti. 

    Tim Gegana dari Polda Metro Jaya yang menyisir di sekitaran gedung sekolah tidak menemukan benda mencurigakan yang diduga bom, baik di Nanyang School maupun MIS. 

    “Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di Sekolah Mentari Interkultural School dan Jakarta Nanyang School,” kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang dilansir dari Antara, Selasa (7/10/2025). 

    Meski tidak menemukan benda yang dicurigai bom, Polri masih tetap akan mengusut pelaku yang memberi ancaman tersebut.

    “Jadi ancaman itu disampaikan ke WhatsApp maupun email ke pihak manajemen sekolah,” ujarnya.

    Victor menuturkan kiriman ancaman bom tersebut bermula dilaporkan di Jakarta Nanyang School, Pagedangan, Kabupaten Tangerang pada pagi hari dan berikutnya Sekolah Mentari Intercultural School di Pondok Aren, Tangsel.

    “Siang hari kami kemudian mendapatkan informasi melalui Kapolsek Pondok Aren, informasi yang serupa berupa teror, juga adanya diletakkan bom di Sekolah Mentari Intercultural School. Kami melakukan penyisiran, pengamanan, hasilnya juga tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya,” ungkapnya.

    Dia menjelaskan, meski ada kejadian tersebut kegiatan belajar mengajar di dua sekolah itu dipastikan tidak terganggu. Namun, pihaknya menjamin situasi dan kondisi keamanan dalam kondisi terkendali.

    “Kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik, tidak terganggu, tetap berjalan dengan normal,” ucapnya..

    Pihaknya mengimbau kepada masyarakat jika mendapatkan informasi adanya gangguan Kamtibmas atau teror, segera dapat melaporkan ke pihak Kepolisian.

    “Kami akan segera turun dan menangani, untuk memastikan masyarakat dapat merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan kegiatan,” pungkas AKBP Victor Inkiriwang.

  • Pimpinan Komisi X Minta Polisi Tangkap Pelaku Teror Bom di 3 Sekolah Internasional 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Oktober 2025

    6 Peneror Bom Sekolah Internasional di Tangerang Minta Tebusan Rp 497 Juta Megapolitan

    Peneror Bom Sekolah Internasional di Tangerang Minta Tebusan Rp 497 Juta
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Dua sekolah internasional di wilayah Tangerang, Banten, diteror ancaman bom melalui pesan WhatsApp dan
    e-mail
    oleh orang tak dikenal pada Selasa (7/10/2025).
    Pelaku meminta uang tebusan sebesar 30.000 dollar AS atau setara Rp 497,7 juta kepada pihak sekolah yang menjadi sasarannya.
    Dalam pesan ancaman itu, pelaku mengaku telah memasang bom di lingkungan sekolah dan memberi waktu 45 menit bagi pihak sekolah untuk mengirimkan uang ke alamat bitcoin yang disebutkan.
    “Pesan ini untuk semua orang, kami telah memasang bom di sekolah kalian. Bom tersebut akan meledak dalam 45 menit. Bila kamu tidak membayar kami 30.000 dolar AS ke alamat bitcoin kami,”
    tulis pelaku dalam pesan ancamannya.
    Pelaku, yang menggunakan nomor berkode +234, juga menegaskan bahwa bom akan segera diledakkan jika pihak sekolah melapor ke polisi.
    “Jika kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Laporkan ke polisi, kami akan meledakkannya di tempat itu,”
    lanjut pesan tersebut.
    Dua sekolah yang menerima ancaman itu adalah Jakarta Nanyang School di Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dan Mentari Intercultural School (MIS) di Tangerang Selatan.
    Polres Tangerang Selatan (Tangsel) bersama Tim Gegana Polda Metro Jaya langsung bergerak untuk menyelidiki dan memastikan kondisi keamanan dua sekolah internasional itu.
    “Itu pesan disampaikan ke WhatsApp maupun
    e-mail
    ke pihak manajemen kedua sekolah itu,” ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Victor Inkiriwang, dikutip dari
    Antara
    , Selasa (7/10/2025).
    Menurut Victor, pesan ancaman dikirim ke kedua sekolah dari nomor yang sama.
    Pihaknya kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas dan motif pelaku.
    “(Ancaman) dari nomor yang sama. Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini. Nanti kita akan sampaikan hasilnya,” ujarnya.
    Dari hasil penyisiran di lokasi, polisi tidak menemukan bahan peledak atau benda mencurigakan di kedua sekolah tersebut.
    “Hasilnya tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di Sekolah Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School. Ancaman itu dikirim melalui WhatsApp dan
    e-mail,”
    kata Victor.
    Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Jakarta Nanyang School ataupun Mentari Intercultural School terkait ancaman bom tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro segera panggil DJ Panda terkait laporan Erika Carlina

    Polda Metro segera panggil DJ Panda terkait laporan Erika Carlina

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya segera memanggil seorang “disk jockey” (DJ) bernama Giovanni Surya atau akrab disapa DJ Panda terkait laporan polisi yang dilayangkan oleh artis Erika Carlina.

    Kepala Subdirektorat Remaja, Anak dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Kompol Iskandarsyah menyebutkan, pihaknya akan memanggil DJ Panda pada minggu depan.

    “Minggu depan, hari Rabu (15/10),” katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Iskandarsyah juga menyebutkan kasus pengancaman tersebut sudah naik dalam tahap penyidikan. Namun dia belum bisa menjabarkan secara detail kasus tersebut.

    Ia juga belum dapat memastikan apakah DJ Panda telah terkonfirmasi bakal hadir atau tidak.

    Aktris Erika Carlina Batlawa Soekri atau lebih dikenal dengan nama Erika Carlina menyebutkan alasannya menyambangi Subdirektorat Remaja, Anak dan Wanita (Subditbl Renakta) Ditreskrimum Polda Metro Jaya karena merasa diancam.

    “Aku cuma datang untuk melanjutkan proses hukum yang berjalan, kasih bukti bukti juga pengancaman yang berbahaya untuk janin aku,” katanya usai ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis (24/7).

    Kronologi pengancaman tersebut berawal dari dirinya yang menutupi kehamilannya sampai sembilan bulan kepada publik setelah munculnya ancaman dalam grup WhatsApp (WA) dari orang bernama DJ Panda.

    Di dalam grup “fanbase” tersebut ada 500 orang dan dirinya diancam dengan berbagai ancaman yang dilontarkan dalam grup tersebut, termasuk yang dilakukan DJ Panda.

    “Bentuk ancamannya seperti penggiringan opini, ujaran kebencian, pengancaman bentuk dari apa ya, data pribadi juga. Data pribadi juga disebarluaskan. Itu semua asalnya dari dia (DJ Panda),” katanya.

    Erika juga menyebutkan dirinya tidak pernah meminta pertanggungjawaban DJ Panda atas kehamilannya. Laporannya ke Polda Metro Jaya dibuat karena dirinya merasa terancam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.