Perusahaan: WhatsApp

  • Amazon Pecat 14.000 Karyawan di Seluruh Dunia, Bilang Demi Efisiensi

    Amazon Pecat 14.000 Karyawan di Seluruh Dunia, Bilang Demi Efisiensi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amazon mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap karyawan. Perusahaan menyebut akan memangkas sebanyak 14.000 posisi. Namun mereka tak menyebut detail lokasi mana saja karyawan yang akan di PHK.

    Namun sebelumnya, sejumlah laporan media memperkirakan total PHK bisa mencapai hingga 30.000 orang, atau sekitar 10% dari karyawan di raksasa e-commerce asal Amerika Serikat itu.

    Dalam pernyataannya di situs resmi, Amazon menyebut kebijakan tersebut merupakan upaya untuk menjadi lebih kuat dengan mengurangi birokrasi, memangkas jenjang organisasi, dan mengalihkan sumber daya pada hal-hal yang paling penting bagi pelanggan saat ini dan di masa depan.

    Langkah efisiensi ini disebut tidak akan berdampak pada tenaga kerja di sektor distribusi dan gudang, yang mencakup lebih dari 1,5 juta karyawan Amazon di seluruh dunia. Pemangkasan lebih banyak difokuskan pada level korporat dan unit non-operasional langsung.

    “Langkah ini akan mencakup pengurangan di beberapa bidang dan perekrutan di bidang lain, tetapi secara keseluruhan berarti pengurangan sekitar 14.000 posisi di tenaga kerja korporat kami,” demikian pernyataan perusahaan, dikutip dari AFP, Selasa (28/10/2025).

    Keputusan ini muncul hanya beberapa hari setelah unit cloud Amazon Web Services (AWS) mengalami gangguan besar (down) yang menyebabkan lumpuhnya berbagai layanan di internet.

    Sejumlah platform populer seperti Prime Video, Disney+, Fortnite, Airbnb, Snapchat, Duolingo, hingga layanan pesan seperti Signal dan WhatsApp dilaporkan ikut terdampak.

    Amazon dijadwalkan akan merilis laporan keuangan kuartalannya pada Kamis (30/10/2025) mendatang. Investor akan menyoroti kinerja AWS, terutama terkait margin keuntungan dan percepatan pendapatan, di tengah besarnya investasi perusahaan dalam teknologi AI.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Modus Penipuan Baru di WhatsApp, Kasih Tahu Keluarga Biar Tak Kena

    Modus Penipuan Baru di WhatsApp, Kasih Tahu Keluarga Biar Tak Kena

    Jakarta

    Namanya juga penipu, modus penipuan mereka pun turut berkembang dan idenya lebih ‘segar’. Karena itu, kita harus selalu waspada dengan segala macam pesan yang mencurigakan.

    Penelitian dari pakar keamanan Malwarebytes menemukan peningkatan dramatis pada fake chat (chat palsu) yang dikirimkan ke perangkat calon korban. Percakapan ini dimulai dengan kalimat awal ‘halo’ yang sederhana.

    “Hai, aku menemukan kontakmu disimpan di kontakku, bisa ingatkan aku di mana kita berbincang sebelumnya?” begitu bunyi pesan yang dibaca oleh Malwarebytes.

    Mengutip Mirror, tujuan dari pesan ini adalah membangun hubungan dan mengumpulkan informasi pribadi. Ujung-ujungnya, pencurian data pribadi yang jadi targetnya.

    “Begitu Anda membalas, penipu akan memulai percakapan yang bersahabat. Tujuan akhir mereka adalah mendapatkan kepercayaan Anda dan mengembangkan hubungan menjadi penipuan asmara atau investasi yang merugikan,” jelas Malwarebytes.

    Meskipun mungkin tampak mustahil, penipuan ini terbukti sangat berhasil. Berkaca dengan modus terdahulu misalnya ‘mama minta pulsa’ atau ‘bapak di kantor polisi’, terbukti korbannya juga lah tak sedikit.

    Nah, karena sekarang sudah tahu, penting bagi siapa pun (baik yang menggunakan perangkat iPhone atau Android) untuk tetap waspada. Hindari membalas pesan dan menghindari mengklik tautan apa pun yang dikirim oleh kontak tak dikenal.

    “Membalas pesan mengonfirmasi bahwa nomor Anda aktif. Ini menandai Anda sebagai seseorang yang membaca pesan dan mungkin berinteraksi, dan penipu mungkin menjual atau membagikan nomor Anda,” tegas Malwarebytes.

    (ask/ask)

  • Pengakuan WNI yang Selamat dari Markas Scam di Kamboja: Disekap-Disetrum

    Pengakuan WNI yang Selamat dari Markas Scam di Kamboja: Disekap-Disetrum

    Jakarta

    Ratusan WNI kabur dari perusahaan scam di Kamboja yang mempekerjakan mereka. Kepada BBC News Indonesia, seorang korban yang berhasil melarikan diri menyebut pengalaman di sana sebagai sebuah horor yang meninggalkan trauma sampai sekarang.

    Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan terdapat 110 WNI yang telah didata. Mayoritas korban, Kemlu mengklaim, sudah dipulangkan ke Indonesia setelah menjalani pemeriksaan di kantor keimigrasian Kamboja.

    Masalah bermula dari unggahan video di TikTok yang memperlihatkan puluhan WNI berjalan beramai-ramai di sebuah area yang teridentifikasi di Chrey Thum, Kandal, Kamboja, pada 17 Oktober 2025.

    Video disertai teks bertulisan: “Berhasil kabur dari gedung scam di Chrey Thum.” Video tersebut lalu viral dan hingga sekarang views-nya tembus di atas 10 juta.

    Korban yang dihubungi BBC News Indonesia mengaku peristiwa kaburnya ratusan WNI dari perusahaan tersebut dipicu perlakuan yang tidak manusiawi. Korban turut menegaskan dirinya tidak tahu sama sekali jika bakal berakhir bekerja di tempat itu.

    “Saya juga ditipu. Saya korban perdagangan manusia. Dipindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya,” katanya.

    Penyintas penipuan memberi tahu secara gamblang: jangan pernah pergi ke Kamboja. Menurutnya, iming-iming pendapatan yang besar tidak sebanding dengan pertaruhan nyawa.

    “Memuncak sejak masa pandemi atau setelah pandemi. Banyak orang di-PHK, kondisi ekonomi juga merosot sementara kebutuhan untuk bekerja itu tinggi. Ini kemudian dimanfaatkan oleh sindikat-sindikat,” ucapnya.

    “Yang utamanya, memang, yang paling banyak bocor adalah di sektor keimigrasian.”

    Peristiwa kaburnya ratusan WNI di Kamboja membuka kenyataan pahit yang belum sepenuhnya terselesaikandan senantiasa berulangsampai hari ini.

    BBC News Indonesia merekonstruksi kronologi kaburnya ratusan WNI di Kamboja, berdasarkan keterangan tiga narasumber yang terlibat langsung dalam upaya penyelamatan tersebut.

    BAGIAN I’Kesalahan sedikit dipukul dan disetrum’

    Usaha untuk kabur tidak tiba-tiba terjadi, cerita Firman, salah satu korban.

    Sekitar seminggu sebelum peristiwa pecah, 10 Oktober 2025, sebanyak 20 sampai 25 WNI menyusun rencana melarikan diri.

    Puluhan WNI ini, sebagaimana yang dituturkan Firman, merasa resah dan tidak kuat mental berhadapan dengan kekerasan demi kekerasan yang menimpa mereka di tempat kerja tersebut.

    Sebuah kompleks gedung perkantoran dan hunian di Provinsi Takeo, Kamboja, pada 16 Oktober 2025. Di tempat seperti ini, usaha penipuan dijalankan. (Foto ilustrasi/Reuters)

    Tempat kerja itu merupakan kompleks yang tersusun atas lebih dari 10 bangunan lima lantai. Untuk masuk ke situ, pengunjung harus melewati satu pagar berukuran cukup besar berwarna hitam yang dijaga ketat petugas keamanan.

    Terdapat kurang lebih 20 personel yang mondar-mandir mengawasi kompleks. Semua, sebut Firman, “sambil menenteng senjata api.”

    Tidak banyak pemandangan yang Firman tangkap selain hamparan sawah dan aliran sungai yang mengelilingi area kompleks tempat Firman dipaksa menetap. Ini lantaran daya jangkau Firman yang terbatas.

    Sehari-hari, Firman hanya berkutat di titik-titik tertentu: kamar tidur, ruang kerja, serta kantin. Firman tidak boleh keluar gedung.

    Lokasi kamar tidur dan ruang kerja terletak di gedung yang sama, hanya beda satu lantai. Untuk kantin sendiri di gedung berbeda. Firman mesti jalan kaki barang beberapa menit melewati jalanan beraspal yang sering kali dilintasi mobil, sekaligus menghubungkan antargedung.

    Agenda sarapan di kantin, setiap pukul 9 pagi waktu setempat, menjadi ruang perjumpaan Firman dengan seluruh pekerja di kompleks itu. Di sinilah interaksi sesama pekerja terwujud, termasuk saat mereka merencanakan kabur dari perusahaan.

    Kesepakatan di meja makan menuntun pada pemilihan tanggal aksi: 17 Oktober.

    Hari yang dinanti pun tiba. Seingat Firman, sekitar 25 orang sepakat untuk melarikan diri. Sebelum jam makan siang, pukul 11, mereka berkumpul di satu titik, di kantin. Mereka lalu berjalan menuju pintu keluar dalam dua kelompok.

    Saat hendak sampai di gerbang, petugas keamanan “bersiap mengunci,” kata Firman. Di momen itulah aba-aba “serang” keluar dari mulut pekerja.

    “Gerbang besar sudah dikunci. Akhirnya kami lari ke gerbang kecil yang biasa dipakai masuk orang,” ungkap Firman.

    Suasana di pintu kecil begitu mencekam, tambah Firman. Para WNI berdesakan untuk keluar kompleks, saling dorong, bahkan “ada yang terjatuh,” Firman mengisahkan.

    Ternyata itu belum seberapa.

    “Karena di gerbang [kecil] itu ada orang-orang keluar, dia [petugas keamanan] melepas tembakan,” ujar Firman.

    “Tembakannya mengarah ke atas, semacam kasih peringatan.”

    Aparat Kamboja mendatangi sebuah kompleks gedung perkantoran dan hunian di Provinsi Takeo, Kamboja, pada 16 Oktober 2025. Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Kim Jina, mengunjungi lokasi ini setelah seorang mahasiswa Korsel meninggal dunia akibat bekerja di tempat penipuan. (Reuters)

    Niat para WNI kabur memunculkan reaksi kekerasan yang simultan. Tembakan peringatan adalah satu hal, penganiayaan fisik adalah hal lainnya.

    Rekan Firman kena bogem mentah di bagian dada serta paha oleh personel keamanan perusahaan. Pada waktu yang sama, pekerja lain yang Firman kenal ditodong pistol di kepalanya.

    Tidak sampai setengah jam, puluhan WNI berhasil lolos dari penjagaan personel keamanan perusahaan. Satu WNI diringkus mereka.

    “Dia diseret masuk ke dalam [gedung]. Enggak boleh keluar,” papar Firman.

    Firman dan gerombolan WNI lantas menyusuri jalan yang, menurut pantauannya, “lumayan jauh.”

    Di tengah itu, mereka bersua aparat kepolisian Kamboja. Firman dan para WNI, awalnya, memasang kecurigaan kepada polisi setempat. Dalam banyak kasus, Firman mendengar polisi lokal justru bekerja sama dengan perusahaan.

    Setelah berkomunikasi, polisi yang para WNI temui tidak “memihak” ke perusahaan. Firman dan puluhan WNI lainnya dibawa ke kantor polisi sebelum akhirnya dipindahkan ke Detensi Imigrasi Preak Pnov di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

    Di sana, puluhan WNI “diminta memberikan kesaksian,” jelas Firman, termasuk menyerahkan berbagai bukti yang menunjukkan adanya tindak kekerasan di perusahaan. Selagi menunggu pemrosesan berlangsung, puluhan WNI “dikurung seperti di penjara,” Firman menerangkan.

    Dari semula “puluhan orang,” rekapitulasi Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebutkan jumlah WNI yang terjebak dalam pusaran masalah ini meningkat menjadi ratusan orang.

    “Dari hasil penelusuran, sebanyak 110 WNI diamankan dari lokasi dan kini berada di Detensi Imigrasi Preak Pnov, Phnom Penh, untuk proses pendataan dan pemulangan,” jelas Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha.

    Firman baru memperoleh kepastian kepulangan usai setidaknya dua hingga tiga hari ditahan di kantor imigrasi.

    Begitu kelar urusan, Firman segera memesan tiket ke Indonesia, memakai uang pribadinya. Pada 23 Oktober, Firman menginjakkan kakinya di kampung halamannya di Medan, Sumatra Utara.

    Dipaksa bekerja dalam kondisi yang menyeramkan sama sekali tidak pernah tercatat di skenario Firman. Keputusan merantau ke Kamboja didorong keinginan memperbaiki nasib. Firman, 25 tahun, sudah lama menganggur.

    Februari 2025, Firman dihubungi temannya, menawarkan pekerjaan di Kamboja dengan bantuan “seseorang dari Jakarta,” kisahnya. Orang dari Jakarta ini disebut Firman sebagai agen penyalur tenaga kerja. Pekerjaan yang ditawarkan di lingkup restoran atau jasa rumah makan.

    Walaupun “cuma” di restoran, “gajinya lumayan dan memakai dolar [AS],” Firman menirukan kalimat temannya saat itu. Firman, tanpa pikir panjang, mengiyakan.

    Pertemuan antara Firman dan agen ini terjadi di Medan, sekitar Januari 2025. Penjelasan sang agen sempat membuat Firman bertanya-tanya.

    “Misalnya, ada kontrak setahun. Tapi kalau tiga bulan memutuskan keluar, kami harus bayar [denda]. Lalu sebagai jaminan, paspor ditahan,” tandasnya.

    Sang agen mencoba memberi pemahaman dan berhasil membikin Firman yakin. Firman tak lagi melontarkan pertanyaan.

    Dari Pekanbaru, Riau, pesawat membawa Firman ke Kamboja via Malaysia. Sesampainya di Kamboja, Firman, beserta dua orang lainnya, dijemput sosok yang terhubung dengan agen di Jakarta.

    Ketiga orang ini diantar ke sebuah messtempat tinggaldi Pnom Penh. Mereka diberi makan dan diminta melakukan hal yang membuat Firman diselimuti keheranan.

    “Tiba-tiba dia nyuruh saya tes typing [mengetik] dulu. Katanya, di rumah makan itu ada bagian yang mengurusi order-anpesanan. Jadi, harus bisa memerlukan itu,” tutur Firman.

    “Ya sudah, karena saya yang penting kerja, saya turutin. Hasilnya memang enggak tinggi [tes typing]. Tapi sudah cukup [buat lolos].”

    ReutersHunian para pekerja di tempat penipuan di Provinsi Takeo, Kamboja, 16 Oktober 2025.

    Sebuah mobil datang ke mess tempat Firman dan dua WNI berada. Sekitar pukul 7 malam, Firman diminta masuk ke mobil tersebut. Mobil seketika melaju ke daerah berjarak tujuh jam dari ibu kota Kamboja, tepatnya di Bavet yang berbatasan dekat dengan Vietnam.

    Sesampainya di wilayah yang dituju, Firman menyaksikan di depannya berdiri gedung. Situasinya “sepi dan tidak ada suara,” Firman menambahkan.

    Dua orang, satu WNI dan satunya disinyalir dari China, menghampiri Firman. WNI itu, yang bertugas sebagai penerjemah, meminta Firman untuk beristirahat.

    “Besok baru kita mulai kerja,” Firman mengulang kata-kata WNI tersebut kepadanya.

    Keesokan hari, mereka dibawa ke ruangan kerja yang dimaksud. Ruangannya berisikan “banyak komputer dan orang,” jelas Firman. Firman pun, oleh petugas penerjemah, diinstruksikan untuk “belajar serta menghapal apa yang mesti dikerjakan.”

    Firman langsung sadar. Dia tidak akan pernah bekerja di restoran. Dia berada di perusahaan penipuan (scam)dan tidak memiliki pilihan selain mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.

    Perusahaan yang merekrut Firman bergerak di love scamming yang, mengutip pernyataannya, “menipu dengan memakai perasaan.”

    Firman berperan sebagai “admin” dengan tugas memeras sejumlah uang kepunyaan target bersangkutan. Firman menyusuri hampir semua platform media sosial, dari Facebook, TikTok, sampai Twitter (sekarang X), guna mendapatkan calon korban penipuan. Penyaringan target ditempuh secara acak.

    Dari situ, Firman melakukan pendekatan. Kalau targetnya adalah perempuan, Firman berpura-pura menjadi karakter pria lain yang bukan dirinyabisa pengusaha muda asal Singapura atau pekerja di sektor perbankan, katanya.

    Sebaliknya, jika yang didapatkan ialah laki-laki maka Firman bakal “menjadi” perempuan.

    Langkah selanjutnya yaitu menggeser medium komunikasi ke ranah yang lebih personal: WhatsApp. Inilah yang kemudian dihitung bos Firman sebagai salah satu “indikator kinerja” admin scam.

    EPADeretan komputer dan peralatan elektronik di sebuah pusat penipuan daring di Phnom Penh, Kamboja, 22 Oktober 2025.

    Di WhatsApp, Firman berusaha meraih kepercayaan korban, utamanya melibatkan perasaan. Tatkala itu terpenuhi, Firman mulai menguras pelan-pelan isi rekening korban.

    “Sebagai contoh saya berpura-pura menjadi pemain saham. Kalau korban sudah percaya, saya tinggal minta dia membantu saya untuk mengirim uang ke saham ini dengan alasan saya tidak bisa melakukannya karena rekening saya lagi terblokir atau saya sedang berada di luar negeri,” Firman memaparkan cara kerjanya.

    Sekali “transaksi,” Firman mampu membawa masuk US$200atau sekitar Rp3 juta sekian. Angkanya akan naik menyesuaikan permintaan bos Firman.

    Skema penipuan semacam ini dikenal dengan pig butchering (jagal babi). Seperti halnya seekor babi yang dipotong dan diambil isi tubuhnya (daging) hingga tak bersisa, korban penipuan juga bakal dikuras habis hartanya oleh pelaku scam.

    Namun, setiap aksi yang diambil Firmandan pekerja scam lainnyamempunyai konsekuensi.

    “Jadi, kalau, misalnya, kami dalam satu hari itu enggak dapat [nomor] WhatsApp, itu kami dipukulin,” cerita Firman.

    Ada pula yang, Firman menambahkan, “disetrum.”

    “Pernah suatu waktu satu pekerja hari ini dipukulin, besoknya disetrum. Jadi dia kena beruntun, berlipat ganda,” sebutnya.

    AFP via Getty ImagesAparat Kamboja menyita sejumlah peranti elektronik dalam sebuah razia di tempat penipuan di Provinsi Kandal, pada 17 Juli 2025.

    Firman bilang belum pernah disiksa selama bekerja di sana, dan dia bersyukur atas hal itu. Meski demikian, pengalaman buruk yang menimpa pekerja lainnya sudah cukup menghancurkan mentalnya.

    Satu pekerja, perempuan, pernah dicambuk lantaran membantu menutupi kesalahan yang dilakukan pekerja yang lain.

    Satu pekerja, Firman berkisah, dihajar tiga petugas keamanan perusahaan sampai babak belur. Seolah-olah, menurut Firman, “dia adalah pencuri.”

    Satu pekerja, tidak lama sebelum aksi kabur massal terjadi, diketahui berupaya bunuh diri dengan melompat dari lantai 3 gedung tempat Firman berada. Nasibnya tak jelas sampai sekarang. Sebelum melompat, pekerja tersebut lebih dulu dipukuli.

    Tidak berhenti pada penyiksaan, perusahaan scam ini akan menyertakan denda kepada setiap “admin” yang gagal memenuhi target berupa pengumpulan nomor WhatsApp.

    Jumlahnya, kata Firman, sebesar “US$10 (Rp167 ribu) untuk satu nomor yang tidak kunjung didapatkan.”

    “Saya kemarin diminta mencari dua nomor WhatsApp. Saya cuma bisa dapat satu nomor. Saya akhirnya didenda US$10,” terang Firman.

    Denda diambil dari gaji para pekerja. Dalam taraf tertentu, penetapan denda membuat pendapatan pekerja justru menjadi minus. Dengan kata lain: tidak menerima gaji sama sekali.

    “Bos memang memberi slip gaji. Ada keterangannya dapat sekian. Tapi cuma kasih itu saja. Uangnya enggak pernah masuk [ke pekerja] karena bos beralasan buat bayar denda,” jawab Firman.

    Delapan bulan di Kamboja, Firman mengatakan telah berpindah tempat kerja sebanyak empat kali. Dia tidak pernah mengetahui nama perusahaan yang mempekerjakannya. Yang dia dengar keempat perusahaan scam ini dimiliki, atau terkoneksi, orang yang sama, berasal dari China.

    Terlepas itu, yang Firman benar-benar tahu adalah bahwa kebebasannya sebagai manusia pelan-pelan terenggut di Kamboja.

    Dia disekap tak boleh keluar gedung. Aksesnya ke dunia luar ditutup. Dipaksa menipu.

    “Suara-suara orang minta tolong itu masih terbayang sampai sekarang. Traumanya masih ada. Pikiran saya seperti masih berada di sana,” ujar Firman.

    BAGIAN IITangan tukang cukur rambut

    Fadly Roshan pertama kali mengetahui kabar WNI disekap dan jadi korban penyiksaan di perusahaan scam dari kekasih Firman, Rinda.

    Rinda berkata kepada Fadly bahwa Firman mengeluh diperlakukan tidak manusiawi di tempat kerjanya di Kamboja. Firman ingin secepat mungkin angkat kaki dari sana.

    Ketika Rinda menghubunginya melalui TikTok, akun milik Fadly sudah mempunyai ribuan pengikut.

    Dia konsisten mengunggah konten-konten yang berhubungan dengan praktik perdagangan orang, tidak terkecuali yang kerap menimpa WNI di Kamboja.

    Fadly sendiri pernah menetap di Chrey Thum, daerah yang sama dengan tempat kejadian perkara orang-orang Indonesia yang dijebak.

    Dia berprofesi menjadi tukang cukur rambut. Tempat rambut kepunyaannya sering disambangi para WNI. Sekitar satu setengah tahun dia menetap di sana dan baru saja balik ke tempat kelahirannya, Medan, Agustus silam.

    Fadly langsung menyusun rencana untuk “menyelamatkan” Firman dan WNI lainnya. Dia menekankan kepada para WNI supaya “jangan gegabah.”

    “Saya bilang kalau tunggu ketika ada polisi di depan gerbang. Di saat polisi datang, kalian langsung berontak,” katanya ketika diwawancarai BBC News Indonesia.

    “Polisi di sana kalau ada tindak kejahatan, orang ini akan bantu.”

    Fadly mengingatkan kepada Firman, via Rinda, untuk tidak bergerak sendirian. Apabila hendak kabur, upaya itu harus dilakukan secara bersama-sama, bergerombol.

    “Kalau cuma dia sendirian, bisa mati. Kalau ramai-ramai, semua selamat,” sebut Fadly.

    Rencana Fadly ialah meminta bantuan kenalan baiknya di Chrey Thum, sesama WNI, guna membuat laporan ke polisi yang menjelaskan telah terjadi penyekapan serta tindak kekerasan di perusahaan scam. Kenalan Fadly diminta mengaku sebagai anggota keluarga korban.

    Belum sampai rencana tersebut diwujudkan, Fadly memperoleh informasi: puluhan WNI sudah berhasil kabur dari perusahaan.

    Sejak itu, yang Fadly lakukan adalah rutin mengunggah video kejadian di lapangan. Video pertama yang dia pasang, pada 17 Oktober, menggambarkan kondisi kaburnya puluhan WNI.

    Video berikutnya memperlihatkan suara tembakan di area gedung, sekaligus mengonfirmasi keterangan Firman, disusul suasana di rumah sakit yang merawat para WNI yang terluka usai meloloskan diri dari perusahaan scam.

    Satu video bahkan jumlah views-nya menembus 10 juta lebih, berisikan tangkapan visual sekelompok WNI sedang berjalan menjauhi gedung perusahaan scam.

    “Kami enggak bisa bantu uang. Kami bantu menyebarkan informasi,” tandasnya.

    Ini bukan pengalaman pertama Fadly berpartisipasi dalam mengurusi masalah yang dihadapi pekerja WNI di Kamboja.

    Beberapa waktu lalu, seorang WNI mengontak Fadly di TikTok. Dia bercerita bahwa baru saja dipecat tanpa alasan yang jelas setelah seminggu bekerja perusahaan judi online.

    Tidak cukup dipecat, WNI ini diminta membayar uang ganti rugi sebesar Rp30 juta.

    Selesai mendengar cerita korban, Fadly sudah dapat menyimpulkan terdapat gelagat untuk praktik perdagangan orang.

    Polanya, Fadly berkata, kurang lebih seperti ini.

    Korban, yang tidak mengenal siapa-siapa di Kamboja, hanya mempunyai kontak agen yang mengurusnya. Agen tersebut bakal mencarikan perusahaan lain yang bersedia “menebus” korban. Ketika korban mengiyakan tawaran agen, nasib yang muncul setelahnya yaitu diperjualbelikan.

    Tuntas membayar denda puluhan juta ke perusahaan sebelumnya berganti utang di perusahaan terkini yang telah menebus “harga” korban, tutur Fadly. Jika tidak dihentikan, korban hanya berpindah satu perusahaan ke perusahaan lainnya tanpa pernah tahu kapan dapat lepas dari jeratan itu.

    Agen-agen tersebut, Fadly bilang, adalah orang Indonesia yang memiliki banyak jaringan ke agen maupun perusahaan di Kamboja.

    Taktik Fadly yakni menghubungi langsung atasan korban yangternyatasama-sama pula orang Indonesia. Dia mengaku saudara korban dan memberi pilihan: selesaikan lewat mediasi di KBRI atau ke kantor polisi.

    Dua opsi itu, sebagaimana dilontarkan Fadly, tidak menguntungkan bagi atasan korban: dideportasi: atau dipenjara.

    “Karena mereka menggunakan agen ilegal, yang mana orang perusahaan ini sudah membayar sejumlah uang ke agen itu. Secara aturan, ini bertentangan dengan hukum,” ungkap Fadly.

    Akhirnya, orang perusahaan tersebut mengembalikan paspor korban yang ditahan sebagai jaminan. Korban pun bisa pulang ke Indonesia.

    Dalam campur tangan membantu para tenaga kerja WNI di Kamboja, Fadly mengaku bukan sosok yang ahli di bidang hukum. Dia hanya bermodal belajar dari kasus-kasus yang pernah dia dengar.

    Situasi di Kamboja, Fadly menegaskan, telah berada di titik yang memprihatinkan.

    “Katakanlah begini. Hari ini, 10 orang dipulangkan dari Kamboja, diselamatkan dari perusahaan scam. Besoknya, 30 orang datang,” dia memberi pengandaian.

    Supaya insiden serupa tidak senantiasa terulang, pemerintah diminta memperketat pengawasan di keimigrasian sebab ini merupakan pintu masuk ke Kamboja, menurut Fadly. Kemudian dari sisi WNI, Fadly cuma menggarisbawahi satu hal.

    “Jangan [menerima tawaran pekerjaan] dari agen, jangan dari Facebook, jangan dari sosial media,” pungkasnya.

    “Tapi pastikan itu dari saudara, atau anggota keluarga lainnya, yang memang benar-benar bekerja secara layak di sana.”

    BAGIAN IIIJatuh cinta (bukan) seperti di film-film

    Rinda baru saja tiba di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatra Utara, ketika BBC News Indonesia ingin menanyakan kronologi kaburnya puluhankemudian bertambah menjadi ratusanWNI dari perusahaan scam di Kamboja.

    Rinda adalah pihak yang mengabari Fadly terkait ini lantaran kekasihnya, Firman, termasuk di dalam kelompok korban tersebut.

    Hari itu, 23 Oktober 2025, pesawat yang membawa Firman akan mendarat. Firman pulang ke Indonesia, dan Rinda bersiap menanti kedatangannya.

    Rinda tidak mampu menutupi rasa lega. Beberapa bulan terakhir, Firman berkisah kepadanya bahwa perusahaan tempatnya bekerja memperlakukan teman-temannya secara sadis. Mental Firman terjun bebas.

    “Dia admin scam. Selama dia enggak dapat member [target penipuan], bisa dihajar pakai pentungan sekuriti. Ada yang disetrum juga,” terang Rinda.

    Rinda, yang turut hancur menyimak cerita kekasihnya, tidak mau tinggal diam. Dia lantas menghubungi Fadly melalui TikTok, berharap keadaan Firman dan WNI lainnya bisa diviralkan.

    “Aku tengok-tengok TikTok, gitu, rupaya lewat-lewat ini akun Bang Fadly di FYP [For Your Page] aku,” cerita Rinda.

    “Jadi, aku kayak minta pertolongan sama dia. Supaya dia [Firman] bisa keluar dari situ. Sudah kami temukan titik terang kayak prosedur untuk mengeluarkan orang. Cuma, mereka di company [perusahaan] itu sudah enggak tahan.”

    Tali kasih hubungan Rinda dan Firman memasuki bulan empat. Kisah bagaimana mereka menjalin asmara lahir dari ruang yang, mungkin, tidak terbayangkan sebelumnya.

    “Aku, tuh, korban scam dia,” kata Rinda disusul tawa.

    Mulanya, Firman, yang menggunakan identitas palsu, menemukan TikTok Rinda. Firman, seperti dituturkan Rinda, langsung memulai pendekatan.

    “Dia, pertama-tama, memang tujuannya, katanya, memang mau deketin aku, cuma dengan cara scam, gitu,” aku Rinda.

    Firman, ketika melihat akun Rinda, seketika dibikin, mengutip pameo yang lazim didengar, jatuh cinta pada pandangan pertama. Firman dibawa arus perasaan.

    “Ada yang spesial dari dia. Makanya saya tidak meneruskan [scamming]. Buat chat-an saja,” jelas Firman.

    Sementara Rinda melihat Firman sebagai “orang yang baik.” Ditambah, Rinda bersimpati dengan kisah-kisah yang disampaikan Firman, ketika usahanya memperbaiki nasib justru berakhir malapetaka.

    Keduanya lantas memutuskan untuk berpacaran.

    Hubungan Rinda dan Firman dibangun di dalam ruang virtual. Awalnya, komunikasi mereka ditopang WhatsApp.

    Begitu perusahaan scam tempat Firman bekerja memberlakukan batasan dengan mengambil gawai para pekerja, komunikasi berpindah ke TikTok.

    “Jadi memang saya sembunyi-sembunyi buat berkomunikasi sama dia [Rinda]. Saya berpikir bagaimana supaya tidak ketahuan. Akhirnya pakai TikTok aktor sebutan untuk identitas palsu Firman di dunia daring,” paparnya.

    “Kalau pakai TikTok aman karena bos berpikir saya sedang bekerja deketin [calon] member.”

    Sehari setelah Firman tiba di Medan, BBC News Indonesia menghubungi nomor Rinda untuk keperluan wawancara dengan Firman yang sudah diagendakan sebelumnya. Rinda menyerahkan gawai ke Firman.

    Menjelang akhir perbincangan, Rinda tertawa cukup lepas tatkala menjawab pertanyaan kami; bagaimana perasaannya setelah, akhirnya, berjumpa Firman secara langsung.

    Rinda menjawab senang.

    BAGIAN IVEpilog

    Dimas masih ingat persis ketika dia mengurus paspor untuk ke Kamboja pada pertengahan 2022.

    Di suatu kantor imigrasi, mulanya, permintaan pembuatan paspor Dimas ditolak. Proses pemberian visa kerja, Dimas bercerita, harus dilengkapi surat rujukan dari perusahaan yang memberi pekerjaan.

    “Nah, sedangkan kami enggak ada kayak gitu. Bahkan untuk booking-an tiket pesawat dan hotel juga enggak ada untuk, misalnya, visa turis atau perjalanan,” jelasnya kepada BBC News Indonesia.

    Buntu di depan, ternyata Dimas mulus di jalur belakang. Satpam di kantor imigrasi tersebut mengarahkan pengurusan visa lewat prosedur lain.

    “Ternyata mengeluarkan uang Rp1,5 juta. Padahal seharusnya hanya Rp350 ribu,” tandas Dimas.

    Selesai paspor serta kebutuhan pendamping lainnya, Agustus 2022, Dimas, bersama rombongan berisikan 21 orang, berangkat ke Kamboja dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

    Di Kamboja, Dimas, yang dijanjikan agen dari temannya, bekerja di kasino, justru ditempatkan sebagai “admin” judi online.

    Kontrak kerja Dimas sepanjang satu tahun. Memutuskan berhenti sebelum kontrak berakhir, Dimas harus membayar denda senilai Rp50 juta. Paspornya ikut ditahan.

    Saban hari, Dimas bekerja dari 9 pagi sampai 9 malam selama satu bulan penuh. Targetnya: 100 anggota baru yang mengisi deposit di situs judi online milik perusahaan itu.

    “Selama sebulan itu enggak ada libur. Full. Kadang saya nyampe jam 1 atau 2 pagi baru selesai kerja. Kadang jam 3 juga baru selesai. Nanti jam 4 baru bisa makan, tidur, dan bangun lagi di jam 8,” kenangnya.

    “Kayak gitu terus setiap hari.”

    Pemenuhan target tak ubahnya harga mati bagi bos judi online. Ketika admin tidak bisa memperoleh 100 member, kekerasan verbal bakal terlontar dari mulut mereka.

    Agustus 2023, tepat setahun kontrak kerja berjalan, Dimas memilih untuk tidak melanjutkan pekerjaan itu.

    “Agustus kami selesai, langsung keluar dari gedung, pulang, dan paspor kami dikasih semuanya,” ucapnya.

    Direktur Eksekutif Migrant Care, organisasi nonpemerintah yang berfokus pada isu tenaga kerja migran, Wahyu Susilo, menjelaskan pola perekrutan tenaga kerja WNI ke Kamboja kerap dimulai dengan “lowongan kerja palsu yang beredar di media sosial.”

    Lowongan tersebut, lanjut Wahyu, menawarkan iming-iming berupa posisi operator, customer service, atau teknisi di industri digital.

    “Kemudian juga pelakunya adalah, biasanya, orang-orang yang juga pernah kerja di sana dan orang-orang ini menggaet kelompok-kelompok terdekat sehingga merasa bahwa informasi itu terpercaya,” terangnya kepada BBC News Indonesia.

    Lowongan bekerja di Kamboja disambut dengan penuh harapan, terlebih saat kondisi perekonomian belum memperlihatkan tanda-tanda perbaikan sejak pandemi Covid-19 menggebuk Indonesia.

    “Ini fenomena lapar kerja yang mulai menjadi fenomena sejak masa pandemi atau setelah pandemi. Pada masa pandemi, banyak orang di-PHK, kondisi ekonomi juga merosot sementara kebutuhan untuk bekerja itu tinggi,” ungkap Wahyu.

    Alhasil, orang-orang “berani mengambil risiko dengan bekerja di sektor apa pun,” imbuhnya.

    “Nah, ini juga dimanfaatkan oleh sindikat-sindikat yang melihat fenomena lapar kerja seperti itu,” tegasnya.

    Pemerintah, semenjak kasus perdagangan orang marak dijumpai, menetapkan untuk tidak membangun kerja sama penempatan pekerja migran dengan beberapa negara seperti Kamboja, Myanmar, serta Thailand.

    September silam, pemerintah Indonesia, diwakili Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), mengaku tengah menggodok koordinasi dengan otoritas Kamboja sehubungan penanggulangan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

    “Indonesia siap memperkuat kemitraan dengan Kamboja dalam mengatasi tantangan transnasional, termasuk penipuan daring, perdagangan manusia, perdagangan narkoba, dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lainnya yang terkait dengan migrasi ilegal,” ucap Duta Besar Republik Indonesia di Kamboja, Santo Darmosumarto.

    “KBRI akan memperkuat imbauan kepada WNI untuk mematuhi peraturan dan ketentuan pemerintah Kamboja.”

    Data yang dihimpun Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) memaparkan dalam tujuh bulan pertama 2025 jumlah kasus konsulertenaga kerja ilegal, perdagangan orang, penipuan onlinemenyentuh lebih dari 3.200, melampaui total tahun lalu.

    Sebanyak 83% dari kasus-kasus itu, pemerintah mengkhawatirkan, “terkait dengan aktivitas penipuan daring.”

    Bagi Wahyu, paradigma pemerintah selama ini hanya menitikberatkan kepada masing-masing individu, bahwa keputusan mencari peruntungan ke Kamboja tidak disumbang faktor domestikkebijakan negara.

    “Mereka melihat bahwa orang-orang yang terjebak ini adalah kesalahan mereka sendiri, tidak melihat bahwa ini juga merupakan tanggung jawab negara di mana lapangan kerja tidak tersedia seperti itu,” ucap Wahyu.

    Wahyu mendesak pemerintah mengambil tindakan tegas dengan mengusut semua pihak yang berdiri di belakang pusaran perdagangan orang berkedok “perekrutan tenaga kerja,” tidak menutup kemungkinan “keterlibatan aparat-aparat negara,” tambahnya.

    Dimas, sekalipun tidak mengalami kekerasan maupun penyekapan, tidak ingin lagi pergi ke Kamboja. Pengalaman di masa lampau sudah cukup menebalkan keyakinannya betapa dia ditipu bermodal janji pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik atau menggiurkan.

    Sama seperti Wahyu, Dimas meminta pemerintah mencegah perdagangan orang, juga tindak penipuan daring yang menimpa WNI di Kamboja atau negara lainnya, secara serius. Kerugian yang diterima para korban sangat berlapis: materi serta hidup dan mati.

    “Karena dulu pas saya itu lengang sekali [pengawasannya], gitu. Teman-teman saya yang dari mereka sudah kena blacklist dan sebagainya pun mereka masih bisa berangkat [ke Kamboja] sampai sekarang,” pungkasnya.

    (ita/ita)

  • Meta Dituduh Langgar Aturan Digital Uni Eropa Terkait Pelaporan Konten Ilegal – Page 3

    Meta Dituduh Langgar Aturan Digital Uni Eropa Terkait Pelaporan Konten Ilegal – Page 3

    Di sisi lain, Meta kembali melakukan perombakan besar-besaran di tengah ambisi perusahaan untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI). Terkini, perusahaan bentukan Mark Zuckerberg tersebut diketahui telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Disebutkan, Meta PHK 600 karyawan dari divisi “superintelijen”. Langkah ini kabarnya dilakukan sebagai upaya menyederhanakan proses pengambilan keputusan di internal perusahaan.

    “Dengan mengurangi jumlah anggota tim kami, lebih sedikit percakapan yang diperlukan untuk membuat keputusan, dan setiap orang akan lebih mampu memikul beban serta memiliki cakupan dan dampak yang lebih besar,” ujar kepala AI Meta, Alexandr Wang, dikutip dari Axios, Sabtu (25/10/2025).

    Wang menambahkan, karyawan terdampak dapat melamar ke posisi lain di perusahaan. “Kami masih membutuhkan individu berbakat dan keahlian mereka di bagian lain,” ucapnya.

    PHK di Meta ini juga memengaruhi FAID, lab riset AI legendari perusahaan, serta beberapa unit produk AI dan infrastruktur.

    Namun, langkah penghematan ini menujukkan perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini masih mencari arah dalam strategi pengembangan AI-nya.

    Laporan Gizmodo menyebut, meski perusahaan berhasil menarik banyak talenta baru, arah pengembangan AI Meta masih belum jelas dan membuat semangat karyawan semakin menurun.

    Selain mengeluarkan dana sebesar kontrak NBA, perusahaan berinvestasi USD 15 miliar (sekitar Rp 249 triliun) ke AI Scale untuk mendapatkan talenta dan infrastruktur. Sejak menyerap itu semua, Meta gagal menentukan apa yang harus dilakukan.

    Perusahaan itu mengumumkan inisiatif “Superintelligence” terlebih dahulu untuk menyatukan upayanya dalam bidang AI, tetapi memecahnya menjadi beberapa divisi dalam hitungan minggu.

  • Ecommerce Pecat 30.000 Orang, CEO Sebut AI Lebih Murah

    Ecommerce Pecat 30.000 Orang, CEO Sebut AI Lebih Murah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah laporan dari media Amerika Serikat (AS) menyebutkan Amazon akan memecat 30 ribu orang. Ini terjadi tak lama setelah gangguan unit cloud Amazon Web Services (AWS) down dan menyebabkan gangguan pada banyak layanan di internet.

    PHK itu dilakukan mulai pada Selasa hari ini dan berdampak pada 10% karyawannya. Alasan kebijakan tersebut karena Amazon ingin menghemat biaya saat adanya peningkatan investasi dalam kecerdasan buatan.

    Kabarnya PHK ini tak akan berdampak pada peranan distribusi dan gudang. Bagian tersebut jadi mayoritas lebih dari 1,5 juta karyawan Amazon.

    AFP melaporkan Amazon tidak menanggapi pertanyaan soal rencana tersebut.

    Amazon diketahui satu dari banyak raksasa teknologi yang memanfaatkan AI dalam operasional perusahaan. Bahkan CEO Andy Jassy diketahui memuji pekerjaan AI.

    Pujian itu dilontarkannya saat panggilan pendapatan kuartal terakhir, CEO Amazon Andy Jassy. Menurutnya teknologi itu bisa merampingkan operasional di tempat kerja, seperti interaksi dengan pelanggan secara online serta efisien pada kantor.

    “Keyakinan kami soal AI mengubah pengalaman pelanggan mulai terbukti,” kata Jassy.

    Amazon dijadwalkan akan melakukan laporan pendapatan pada Kamis (30/10/2025) mendatang. AWS kemungkinan jadi yang paling disoroti nanti, termasuk memberikan detil soal gangguan baru-baru ini.

    Gangguan pada AWS membuat layanan seperti platform streaming, pesan hingga perbankan tak bisa diakses selama berjam-jam. Layanan e-commerce milik perusahaan juga mengalami gangguan.

    Beberapa layanan lain yang terdampak termasuk Prime, Disney+, Perplexity AI, Fortnite, Airbnb, Snapchat, dan Duolinggo. Bahkan di Eropa, aplikasi Signal dan WhatsApp juga mengalami gangguan.

    Selain itu, AWS juga harus menunjukkan peningkatan margin. Sebab investasi AI di unit bisnis itu cukup besar.

    “AWS akan berada dalam tekanan menunjukkan akselerasi pendapatan dan peningkatan margin operasi karena investasi AI yang besar,” jelas analis utama Emarkerter, Sky Canaves.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025, Gratis dengan Desain Terbaik

    50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025, Gratis dengan Desain Terbaik

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober menjadi momen penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk meneguhkan semangat persatuan dan cinta Tanah Air.

    Dalam rangka memperingati hari bersejarah ini, tersedia berbagai Twibbon Hari Sumpah Pemuda menarik yang bisa kamu gunakan untuk membagikan semangat kebangsaan di media sosial.

    Ada lebih dari 50 desain Twibbon gratis yang dapat kamu unduh dan bagikan. Setiap desain dibuat dengan sentuhan khas, mulai dari gaya sederhana bernuansa merah-putih hingga desain kreatif dengan ilustrasi modern dan elemen digital.

    Twibbon ini cocok digunakan oleh siswa, mahasiswa, komunitas, hingga profesional muda yang ingin menunjukkan dukungan terhadap tema peringatan tahun ini, yaitu “Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh”.

    Berikut ini 50 link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025 yang bisa kamu gunakan untuk profil WhatsApp atau media sosial.

    50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2025https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/957809672https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/745754252https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/99162733https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/330965253https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/552370767https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/874432312https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/579197357https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/19264053https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/940362178https://bingkai.id/bingkai-foto/hari-sumpah-pemuda-2025/791490527https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda2025https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda239https://www.twibbonize.com/sumpahpemudamin5lamselhttps://www.twibbonize.com/sumpahpemudabinalestari2025https://www.twibbonize.com/sumpapemuda25https://www.twibbonize.com/sumpahpmd25https://www.twibbonize.com/sdn01semperbarathttps://www.twibbonize.com/sumpahpemudaarrohmah2025https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda-cartenzhttps://www.twibbonize.com/ikaspanda92-harisumpahpemudahttps://www.twibbonize.com/sumpahpemuda2025miduhttps://www.twibbonize.com/shoop-hsp-97tahun2025https://www.twibbonize.com/sumpahpemudasmkhn25https://www.twibbonize.com/harisumpahpemuda2025miduhttps://www.twibbonize.com/spblp01https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda2025sdnsalembaran1https://www.twibbonize.com/bulan-bahasa-smandar-2025https://www.twibbonize.com/sih-hsp-97https://www.twibbonize.com/harisumpahpemudaraperwanidahttps://www.twibbonize.com/sumpahpemuda28oktober14https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda97byrichardhttps://www.twibbonize.com/sumpahpemudavartenz1https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda2025bymiyahttps://www.twibbonize.com/selamatharisumpahpemuda2025https://www.twibbonize.com/sumpahpemuda2025ovrhttps://www.twibbonize.com/link-harisumpahpemudahhttps://www.twibbonize.com/sumpahpemuda202504https://www.twibbonize.com/hsp20259https://www.twibbonize.com/hsp20257https://www.twibbonize.com/hsp20258https://www.twibbonize.com/hsp20256https://www.twibbonize.com/hsp20255https://www.twibbonize.com/hsp20254https://www.twibbonize.com/hsp20253https://www.twibbonize.com/hsp20251https://www.twibbonize.com/azarelasahttps://www.twibbonize.com/siholihps97https://www.twibbonize.com/shpp-hsp-97-2025https://www.twibbonize.com/imutgemoyhttps://www.twibbonize.com/sumpahpemudaemerald 

    Setiap Twibbon telah dilengkapi area kosong untuk menambahkan foto pribadi atau logo instansi. Beberapa desain juga menyediakan ruang untuk caption atau tagar populer, seperti #SumpahPemuda, #PemudaBersatu, dan #28Oktober2025.

    Agar hasil unggahan terlihat maksimal, pastikan kamu menggunakan ukuran dan resolusi gambar yang sesuai dengan format media sosial, baik itu Instagram, Facebook, X, maupun TikTok.

    Cara Menggunakan Twibbon Hari Sumpah PemudaPilih desain Twibbon yang kamu sukai.Unduh file Twibbon ke perangkatmu.Tambahkan foto diri atau foto tim kamu ke dalam area yang disediakan.Unggah ke media sosial dan tambahkan deskripsi inspiratif bertema semangat pemuda Indonesia.Langkah sederhana ini dapat menjadi bentuk dukungan nyata dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2025 dan menyebarkan pesan kebersamaan di dunia digital.

    Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momentum penting untuk memperkuat ikatan lintas generasi, menumbuhkan semangat nasionalisme, serta mendorong kontribusi aktif pemuda dalam pembangunan bangsa.

    Mulailah dengan satu Twibbon Hari Sumpah Pemuda, bagikan semangat positifmu, dan ajak teman-teman untuk ikut serta merayakan 28 Oktober sebagai simbol persatuan dan kebanggaan Indonesia.

  • Satu Grup Whatsapp ‘Mas Menteri’ dengan Nadiem Makarim, Begini Klarifikasi Najelaa Shihab

    Satu Grup Whatsapp ‘Mas Menteri’ dengan Nadiem Makarim, Begini Klarifikasi Najelaa Shihab

    Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri sekolah Cikal dan blended learning Sekolah Murid Merdeka (SMM), Najelaa Shihab menjelaskan soal keberadaannya dalam grup WhatsApp bersama eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.

    Group itu yakni ‘Edu Org’ yang kemudian berganti nama menjadi ‘Mas Menteri Core Team’, dan ‘Education Council’. Adapun, grup Mas Menteri Core Team sempat disinggung oleh Kejagung dalam serangkaian peristiwa dugaan korupsi pengadaan Chromebook periode 2019-2022.

    Najelaa Shihab mengakui, dirinya memang sempat tergabung dalam sejumlah group dengan Nadiem Makarim. Tak sendiri, dia mengemukakan bahwa dalam grup itu terdapat mitra pendidikan independen serta pejabat Kemendikbudristek.

    “Saya bersama total puluhan orang lainnya, ada di beberapa wa group bersama Nadiem Makarim maupun mitra-mitra pendidikan independen dan eksternal, serta pejabat-pejabat kementerian selain Nadiem Makarim,” ujar Najeela saat dikonfirmasi, Senin (27/10/2025).

    Dia mengungkapkan, dirinya membahas soal rekomendasi dan kajian terkait kebijakan kebijakan pendidikan sesuai peran Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), dalam mendukung kementerian.

    Salah satu pembahasan dalam WA Grup itu yakni berkaitan dengan pengembangan kurikulum dan penerimaan peserta didik baru.

    “Antara lain: pengembangan kurikulum dan penerimaan peserta didik baru,” tutur Najelaa.

    Di samping itu, Najelaa menekankan bahwa bahwa dirinya tidak pernah membahas secara khusus tentang persiapan pengadaan Chromebook atau peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

    Pasalnya, hal tersebut bukan bagian dari lingkup pekerjaan Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSP) yakni substansi kebijakan pendidikan.

    “Namun, saya tidak pernah ikut membahas baik secara langsung maupun dalam WA group khusus tentang persiapan atau perencanaan pengadaan Chromebook dan peralatan Teknologi Informasi,” pungkas Najelaa.

    Sebelumnya, Pengacara Nadiem Makarim, Tabrani Abby mengemukakan awal mula terbentuknya WA Grup Mas Menteri Core. Menurut Tabrani, WA Grup itu tidak dibentuk untuk merealisasikan pengadaan Chromebook.

    Dia menjelaskan grup itu berisikan orang ekspert di bidang pendidikan, termasuk staf khusus Nadiem Makarim yakni Jurist Tan (JT) dan Fiona Handayani.

    “Dalam kesempatan ini saya mau tegaskan bahwasannya ya WA itu, grup itu dibuat ya untuk mendiskusikan real gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan ya,” ujar Tabrani kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

    Senada dengan Najelaa, Tabrani menekankan bahwa dalam grup itu tidak ada sama sekali soal pengadaan proyek Chromebook. Pembahasan hanya seputar substansi terkait kebijakan pendidikan di era Mendikbudristek diisi Nadiem Makarim.

    Di samping itu, Tabrani juga mengemukakan bahwa Nadiem mengumpulkan orang-orang yang ahli di bidang pendidikan setelah adanya pertemuan dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

    Dalam hal ini, Nadiem dan Jokowi beberapa kali bertemu menggodok gagasan untuk kepentingan di sektor pendidikan.

    “Nah atas dasar itu sebenarnya itulah mengapa Pak Nadim yang mereka mengumpulkan teman-teman kemudian ahli-ahli di bidang pendidikan itu. Sebenarnya itu hanya bertukar gagasan sebenarnya,” pungkasnya.

  • Influencer di Sulsel Jual Kosmetik Bermerkuri Asal Thailand, Omzet Rp 30 Juta per Bulan

    Influencer di Sulsel Jual Kosmetik Bermerkuri Asal Thailand, Omzet Rp 30 Juta per Bulan

    Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Makassar mengungkap kasus penjualan kosmetik tanpa izin edar (TIE) yang melibatkan seorang influencer kecantikan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Ribuan produk ilegal asal Thailand ditemukan dalam operasi penindakan dengan nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp 728 juta.

    Kepala BBPOM di Makassar Yosef Dwi Irwan mengatakan, pengungkapan ini merupakan hasil kerja sama antara PPNS BBPOM Makassar dengan Korwas PPNS Ditreskrimsus Polda Sulsel. Operasi dilakukan pada 16 Oktober 2025 malam, menindaklanjuti laporan masyarakat dan hasil kegiatan intelijen.

    “Pelaku berinisial P ini dikenal sebagai influencer kecantikan yang aktif di media sosial dan memiliki banyak pengikut. Dia memperjualbelikan kosmetik tanpa izin edar dan mengandung bahan berbahaya seperti merkuri,” kata Yosef di Makassar, Senin (27/10/2025).

    Dari hasil operasi, petugas menemukan 55 item kosmetik tanpa izin edar dengan total 4.771 pieces, mayoritas berasal dari Thailand. Produk yang dijual antara lain Alpha Arbutin Collagen Whitening Capsule, Q-nic Care Whitening Undearm Cream, Precious Skin AC Touch Up Mask, dan Mimi White AHA White Body Serum.

    Kosmetik-kosmetik tersebut diklaim mampu memutihkan kulit dalam waktu singkat, namun hasil uji laboratorium BBPOM menunjukkan sebagian produk positif mengandung merkuri yang merupakan zat berbahaya yang dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan gangguan serius pada kulit.

    “Produk-produk ini dijual secara bebas oleh pelaku melalui akun media sosial dengan narasi promosi berlebihan. Konsumen yang tertarik percaya karena reputasi pelaku sebagai influencer beauty,” jelas Yosef.

    BBPOM Makassar mengungkapkan, penjualan dilakukan secara daring melalui Instagram dan WhatsApp, sementara sebagian konsumen datang langsung ke toko. Pemesanan dilayani lewat direct message dan admin toko.

    “Rata-rata omzet penjualan mencapai Rp 20–30 juta per bulan, dan pembeli berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” kata Yosef.

    Kosmetik ilegal tersebut tidak dipajang secara terbuka, melainkan disembunyikan di bawah meja kasir dan di lantai dua toko yang juga menjadi tempat tinggal pelaku. Hal ini menunjukkan pelaku menyadari bahwa produk yang dijualnya melanggar ketentuan.

    “Kosmetik tanpa izin edar ini cepat sekali laku. Hanya dalam semalam ini bisa langsung habis. Apalagi pelaku ada distributor,” ungkapnya.

    Yosef menambahkan, pelaku pernah terjerat kasus yang sama pada tahun 2016 dan dijatuhi hukuman enam bulan penjara dengan masa percobaan satu tahun serta denda Rp 10 juta.

    Saat ini, pelaku belum bisa diperiksa karena berada di luar negeri untuk pengobatan, namun pemanggilan resmi telah dilakukan untuk pendalaman kasus.

    “Saat penggerebekan pelaku tidak berada di tempat. Dia sedang di luar negeri untuk berobat,” jelas Yosef.

  • Sidang Kematian Prada Lucky: Hari-Hari Terakhir Dicambuk Komandan dan Dikeroyok Senior 

    Sidang Kematian Prada Lucky: Hari-Hari Terakhir Dicambuk Komandan dan Dikeroyok Senior 

    Liputan6.com, Jakarta Pengadilan Militer (Dilmil) III-15 Kupang menggelar sidang kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo,  Senin (27/10/2025). Terdakwa Lettu Infanteri Ahmad Faisal, komandan kompi atau Dankipan A di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) didakwa ikut mencambuk Prada Lucky. 

    Ahmad Faisal juga disebut membiarkan bawahannya mencambuk, menendang, dan memukuli Prada Lucky Chepril Saputra Namo. Prada Lucky kemudian jatuh sakit, sekarat dan akhirnya tewas karena luka di sekujur tubuhnya.

    Dalam sidang terungkap hari-hari terakhir dalam hidup Prada Lucky yang penuh dengan siksaan.

     

    27 Juli 2025: Dicambuk Komandan Pakai Selang

    Lettu Infanteri Ahmad Faisal mendapat laporan soal hasil pengecekan judi online pada handphone para anggotanya. Pemeriksaan dilakukan melalui apel. Saat itu, Prada Lucky tidak hadir karena bertugas.

    Ahmad Faisal juga mendapat pesan di WhatsApp dan Instagram soal adanya indikasi penyimpangan seksual. Sekitar pukul 20.00 WITA, dia memanggil Prada Lucky ke lapangan. Di sana, Prada Lucky dicambuk dua kali.

    Prada Lucky dicambuk oleh Lettu Ahmad Faisal dengan alasan pembinaan karena Lucky adalah anggota langsungnya. Prada Lucky sendiri merupakan Kabagpan II yang bertugas membantu memasak untuk anggota lainnya.

    Dia juga menghukum Prada Lucky selama 5 menit dengan sit up, push up dan berguling. Lalu ia kembali mencambuk Prada Lucky lagi sebanyak empat kali.

    Pada pukul 21.00 WITA, terdakwa Ahmad Faisal menghubungi Bais Intel soal dugaan penyimpangan seksual. Anggota provost turun tangan memeriksa Prada Lucky.

  • Banyak Remaja Merasa Tak Nyaman di Instagram, Begini Temuan Peneliti Meta – Page 3

    Banyak Remaja Merasa Tak Nyaman di Instagram, Begini Temuan Peneliti Meta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Peneliti Meta (META.O) baru saja mengungkap hasil riset internal dengan hasil mengejutkan. Dalam laporan tersebut, ternyata banyak remaja merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka setelah menggunakan Instagram.

    Tak hanya itu, peneliti di Meta juga menyebut, platform berbagi foto tersebut sering menampilkan konten terkait dengan gangguan makan dan penampilan fisik tertentu.

    Banyak postingan dari pengguna memperlihatkan penampilan mencolok seperti dada, bagian tubuh belakang, ataupun paha dan penilaian langsung tentang tipe tubuh, serta konten terkait gangguan makan.

    “Remaja yang melaporkan tidak nyaman dengan tubuhnya setelah menggunakan Instagram melihat sekitar tiga kali lebih banyak konten berfokus pada tubuh, atau terkait gangguan makan dibanding remaja lain,” tulis peneliti, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (27/10/2025).

    Penelitian ini melibatkan 1.149 remaja dan orang tua mereka di Amerika Serikat selama tahun ajaran 2023-2024.

    Dari grup 233 remaja yang sering merasa buruk tentang tubuhnya setelah melihat postingan di Instagram, konten “adjacent gangguan makan/fokus tubuh” mencapai sekitar 10,5 persen dari apa yang mereka lihat. Sementara kelompok remaja lainnya hanya 3,3 persen.

     

    Peneliti di Meta menyatakan, hasil ini bersifat asosiasi, bukan bukti sebab-akibat. Mereka beralasan, hasil ini belum bisa dikatakan Instagram “menyebabkan” ketidakpuasan tubuh, namun ada koneksi nyata antara rasa tidak nyaman tubuh dan paparan konten tersebut.

     

    Temuan ini langsung mendapat perhatiannya serius dari para ahli kesehatan remaja. Sebagai respons, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram itu menyatakan akan memperkuat proteksi untuk pengguna di bawah 18 tahun, termasuk menetapkan standar konten layaknya film PG-13 untuk akun remaja.