Perusahaan: WhatsApp

  • Meta Diminta Berhenti Gunakan Label ‘PG-13’ pada Akun Remaja Instagram Secara Sesat

    Meta Diminta Berhenti Gunakan Label ‘PG-13’ pada Akun Remaja Instagram Secara Sesat

    JAKARTA – Motion Picture Association (MPA), asosiasi perdagangan Amerika yang mewakili lima studio film di AS, meminta Meta berhenti menggunakan rating ‘PG-13’ pada konten di akun remaja Instagram.

    Menurut MPA, Meta menggunakan label tersebut secara ‘salah dan sangat menyesatkan’. Untuk menghindari distribusi konten yang tidak tepat, label ini diharapkan hilang dari akun untuk pengguna di bawah usia 18 tahun.

    Melansir dari The Verge, perintah penghentian penggunaan label ini dikeluarkan pada 28 Oktober lalu. Perintah ini pun dipicu oleh pengumuman Meta yang dikeluarkan pada Oktober lalu terkait pembaruan untuk akun remaja Instagram.

    Dalam pembaruan tersebut, perusahaan yang menaungi Instagram dan WhatsApp itu, mengumumkan bahwa akun remaja hanya akan melihat konten yang ‘mirip dengan yang mereka lihat di film PG-13’. Namun, pembaruan ini dikeluarkan atas inisiatif pribadi.

    MPA menyatakan bahwa Meta tidak pernah menghubungi mereka terkait penggunaan label tersebut. Lembaga itu menambahkan bahwa upaya Meta dalam membatasi konten tidak mengikuti ‘proses kurasi’ yang ketat yang digunakan MPA dalam menentukan peringkat.

    Bagi MPA, proses kurasi ini sangat penting. Pasalnya, sistem pemeringkatan mereka telah dibangun dengan kepercayaan publik selama beberapa dekade dan Meta tidak bisa menggunakannya tanpa proses perizinan MPA.

    “Klaim Meta bahwa Akun Remaja mereka akan ‘dipandu oleh’ atau ‘selaras dengan’ peringkat PG-13 MPA … berpotensi mengikis kepercayaan (publik terhadapat label) tersebut,” tulis MPA, dilansir pada Kamis, 6 November.

    Meski penggunaan label ini dianggap fatal, Meta tampaknya tidak merasa bersalah. Perusahaan tersebut justru mengatakan bahwa mereka memenuhi syarat penggunaan peringkat PG-13 sebagai penggunaan wajar.

    Meta menegaskan bahwa mereka tidak pernah mengklaim penawaran Akun Remaja mereka secara resmi diberi peringkat atau disertifikasi oleh MPA. Meta menegaskan bahwa mereka menyatakan hal yang sebaliknya secara eksplisit sehingga penggunaan label tersebut dianggap wajar.

  • Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 November 2025

    Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya Regional 6 November 2025

    Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com
    – Seorang bocah laki-laki berinisial R (14) di Samarinda meninggal dunia secara misterius setelah pulang ke rumah sambil menangis dan mengeluh sakit kepala.
    Keluarga kini menduga kematiannya terkait tindak kekerasan oleh teman sebaya.
    Ibu korban, Sartia (41), menceritakan R pulang pukul 21.00 Wita dalam keadaan menangis dan mengeluh sakit kepala.
    “Dia baru datang jam 9 malam, pulang sambil menangis, katanya kepalanya sakit. Saya pikir cuma sakit kepala biasa, jadi saya kasih minyak kayu putih,” ujar Sartia di Polresta
    Samarinda
    , Kamis (6/11/2025).
    R menolak makanan dan minuman. Beberapa jam kemudian kondisinya menurun.
    “Saya panggil-panggil, enggak ada respons. Sekitar jam setengah satu malam, terdengar suara ngorok, tak lama kemudian dia meninggal,” kata Sartia dengan suara bergetar.
    Jenazah kemudian dibawa ke rumah orang tua Sartia. Keesokan paginya, keluarga melihat busa di mulut, darah di hidung, serta lebam di bagian belakang tubuh dan pembengkakan di mata.
    “Pamannya bilang, ‘Anak ini habis jatuh atau gimana? Kok ada luka lebam di belakangnya?’ Padahal dia enggak pernah jatuh,” ucap Sartia.
    Awalnya keluarga tak curiga dan menganggap korban meninggal karena sakit.
    Namun tiga hari setelah pemakaman, muncul unggahan WhatsApp teman korban berbunyi, “Saya ikhlas kepergianmu, tapi tidak ikhlas dengan cara kematianmu.”
    Unggahan tersebut membuat keluarga menduga ada kejanggalan. Keluarga lalu menggelar pertemuan bersama pihak RT, keluarga pelaku, dan saksi.
    “Tante saya bilang, katanya malam itu anak saya dipukuli. Waktu dikumpul, orang tua pelaku malah bilang ‘Anakmu di luar kayak apa’. Saya langsung marah. Anak saya dikenal baik sama warga,” tuturnya.
    Dari keterangan saksi, peristiwa diduga terjadi di rumah seorang teman berinisial A. Saat itu R disebut ditantang oleh S (12) yang kini diduga sebagai pelaku.
    “Kata saksi, anak saya ditantang, ‘Berani nggak lawan saya?’ Anak saya jawab, ‘Beranilah, sama-sama makan nasi.’ Setelah itu, anak saya dipukul di kepala dan ditendang tiga kali di perut,” ujar Sartia.
    Korban pulang dengan kondisi kesakitan dan meninggal beberapa jam kemudian.
    Sartia baru melapor ke Polresta Samarinda pada 3 November 2025 setelah mendapat informasi dari saksi.
    “Waktu itu tidak ada visum, karena kami tidak curiga. Baru setelah ada yang cerita, saya lapor ke polisi,” jelasnya.
    Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Rina Zainun, mengatakan pihaknya mendampingi keluarga secara psikologis dan hukum.
    “Kami akan memfasilitasi bantuan psikolog untuk ibunya yang masih sangat terpukul,” kata Rina.
    TRC PPA juga membantu pengajuan otopsi, mengingat korban telah dimakamkan tanpa pemeriksaan medis.
    “Keluarga awalnya tidak curiga, jadi tidak dilakukan visum. Tapi karena ada dugaan kekerasan, kami bantu proses otopsi agar penyebab kematian lebih jelas,” ujarnya.
    Rina menambahkan, keluarga korban menolak upaya perdamaian yang sempat ditawarkan keluarga pelaku.
    “Keluarga korban memilih melanjutkan kasus ini secara hukum,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 November 2025

    Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya Regional 6 November 2025

    Anak di Samarinda Pulang Sambil Menangis Lalu Meninggal, Diduga Dianiaya Teman Sebaya
    Tim Redaksi
    SAMARINDA, KOMPAS.com
    – Seorang bocah laki-laki berinisial R (14) di Samarinda meninggal dunia secara misterius setelah pulang ke rumah sambil menangis dan mengeluh sakit kepala.
    Keluarga kini menduga kematiannya terkait tindak kekerasan oleh teman sebaya.
    Ibu korban, Sartia (41), menceritakan R pulang pukul 21.00 Wita dalam keadaan menangis dan mengeluh sakit kepala.
    “Dia baru datang jam 9 malam, pulang sambil menangis, katanya kepalanya sakit. Saya pikir cuma sakit kepala biasa, jadi saya kasih minyak kayu putih,” ujar Sartia di Polresta
    Samarinda
    , Kamis (6/11/2025).
    R menolak makanan dan minuman. Beberapa jam kemudian kondisinya menurun.
    “Saya panggil-panggil, enggak ada respons. Sekitar jam setengah satu malam, terdengar suara ngorok, tak lama kemudian dia meninggal,” kata Sartia dengan suara bergetar.
    Jenazah kemudian dibawa ke rumah orang tua Sartia. Keesokan paginya, keluarga melihat busa di mulut, darah di hidung, serta lebam di bagian belakang tubuh dan pembengkakan di mata.
    “Pamannya bilang, ‘Anak ini habis jatuh atau gimana? Kok ada luka lebam di belakangnya?’ Padahal dia enggak pernah jatuh,” ucap Sartia.
    Awalnya keluarga tak curiga dan menganggap korban meninggal karena sakit.
    Namun tiga hari setelah pemakaman, muncul unggahan WhatsApp teman korban berbunyi, “Saya ikhlas kepergianmu, tapi tidak ikhlas dengan cara kematianmu.”
    Unggahan tersebut membuat keluarga menduga ada kejanggalan. Keluarga lalu menggelar pertemuan bersama pihak RT, keluarga pelaku, dan saksi.
    “Tante saya bilang, katanya malam itu anak saya dipukuli. Waktu dikumpul, orang tua pelaku malah bilang ‘Anakmu di luar kayak apa’. Saya langsung marah. Anak saya dikenal baik sama warga,” tuturnya.
    Dari keterangan saksi, peristiwa diduga terjadi di rumah seorang teman berinisial A. Saat itu R disebut ditantang oleh S (12) yang kini diduga sebagai pelaku.
    “Kata saksi, anak saya ditantang, ‘Berani nggak lawan saya?’ Anak saya jawab, ‘Beranilah, sama-sama makan nasi.’ Setelah itu, anak saya dipukul di kepala dan ditendang tiga kali di perut,” ujar Sartia.
    Korban pulang dengan kondisi kesakitan dan meninggal beberapa jam kemudian.
    Sartia baru melapor ke Polresta Samarinda pada 3 November 2025 setelah mendapat informasi dari saksi.
    “Waktu itu tidak ada visum, karena kami tidak curiga. Baru setelah ada yang cerita, saya lapor ke polisi,” jelasnya.
    Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Rina Zainun, mengatakan pihaknya mendampingi keluarga secara psikologis dan hukum.
    “Kami akan memfasilitasi bantuan psikolog untuk ibunya yang masih sangat terpukul,” kata Rina.
    TRC PPA juga membantu pengajuan otopsi, mengingat korban telah dimakamkan tanpa pemeriksaan medis.
    “Keluarga awalnya tidak curiga, jadi tidak dilakukan visum. Tapi karena ada dugaan kekerasan, kami bantu proses otopsi agar penyebab kematian lebih jelas,” ujarnya.
    Rina menambahkan, keluarga korban menolak upaya perdamaian yang sempat ditawarkan keluarga pelaku.
    “Keluarga korban memilih melanjutkan kasus ini secara hukum,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Modus Asmara LGBT, Pria Asal Pamekasan Gasak Motor Warga Jember di Bromo Probolinggo

    Modus Asmara LGBT, Pria Asal Pamekasan Gasak Motor Warga Jember di Bromo Probolinggo

    Probolinggo (beritajatim.com) – Polres Probolinggo mengungkap modus penipuan dan pencurian sepeda motor yang dilakukan lewat kedok hubungan asmara sesama jenis. Pelakunya, pria berinisial SSY (29), warga Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Pamekasan, diamankan setelah menipu korban dan membawa kabur motornya.

    Kasus ini bermula dari laporan polisi LPB/9/IX/2025/Polsek Sukapura/Polres Probolinggo/Polda Jatim tertanggal 19 September 2025, dengan TKP di Jalan Raya Bromo, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura.

    Korban, pria berinisial F, warga Kabupaten Jember, menjadi sasaran tipu muslihat pelaku yang memanfaatkan aplikasi pertemanan sesama jenis.

    Kapolres Probolinggo AKBP Wahyudin Latif mengungkapkan, pelaku menggunakan identitas palsu saat berkenalan dengan korban melalui aplikasi “Wala”, yang biasa digunakan oleh komunitas sesama jenis. “Setelah berkenalan lewat aplikasi, komunikasi mereka berlanjut melalui WhatsApp hingga sepakat untuk bertemu,” ujar Kapolres.

    Pertemuan pertama terjadi di Kencong, Jember, sebelum akhirnya keduanya kembali bertemu di Sukapura dan menginap di salah satu hotel pada Kamis (18/9/2025). Namun, hubungan semu itu berubah jadi petaka. Saat korban mandi, pelaku membawa kabur sepeda motor korban dan langsung melarikan diri ke Madura untuk menjual hasil curian.

    Tim Satreskrim Polres Probolinggo yang melakukan penelusuran akhirnya menangkap SSY di wilayah Kalisat, Kabupaten Jember. Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain, Satu pasang sepatu, Buku tabungan Bank BCA, BRI, dan BNI, Dua ponsel Vivo biru, Jaket hitam bertuliskan “Erigo”, Celana panjang, SIM C dan KTP atas nama korban

    Hasil penyidikan mengungkap, SSY bukan pemain baru. Ia tercatat sudah melakukan aksi serupa di sepuluh lokasi berbeda, tiga di antaranya di wilayah Probolinggo (termasuk Sukapura) dan enam lainnya di Surabaya (Wonokromo, Genteng), Sidoarjo (Bungurasih), serta Batu (Jatim Park 2).

    “Pelaku memanfaatkan hubungan emosional untuk menjerat korban, lalu mencuri barang berharga saat lengah. Ini bukan kejahatan biasa, tapi manipulasi berbasis kepercayaan,” tegas AKBP Wahyudin.

    Polisi menjerat tersangka dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman hingga tujuh tahun penjara. Penyidik masih mengembangkan kasus ini karena diduga ada korban lain yang belum melapor.

    Kapolres mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi pertemanan. “Jangan mudah percaya dengan identitas orang yang baru dikenal di dunia maya, apalagi sampai terlibat hubungan pribadi yang belum jelas,” pungkasnya. (ada/ian)

  • Cara Lapor BLT Kesra Rp900 Ribu yang Belum Cair

    Cara Lapor BLT Kesra Rp900 Ribu yang Belum Cair

    Bisnis.com, JAKARTA – Jika BLT Kesra Anda belum cair meskipun semua data diri sudah lengkap dan sesuai, Anda bisa melaporkan masalah ini untuk ditindaklanjuti.

    Cara paling sederhana untuk melaporkan adalah dengan mengunjungi pendamping di sekitar wilayah Anda. Anda bisa menjelaskan masalah mengenai BLT Kesra yang belum dicairkan dan mencari tahu langkah apa yang harus diambil untuk melakukan laporan.

    Pendamping akan membantu memberikan penjelasan dan mendukung Anda dalam mengajukan laporan ke pusat jika terdapat kendala.

    Selain melalui pendamping, Anda juga bisa melaporkan masalah secara langsung melalui saluran resmi dari Kemensos.

    Kemensos mempunyai beberapa saluran yang dapat Anda hubungi sebagai berikut:

    Pusat layanan: 0811-10-222-10
    SMS: 1708 (untuk Telkomsel, Indosat, 3)
    Twitter/X: @lapor1708
    Email: bansos@kemensos.go.id
    Dengan menggunakan saluran-saluran tersebut, Anda bisa mengirimkan laporan berkaitan dengan BLT Kesra yang belum cair. Selanjutnya, Anda juga dapat menanyakan langkah-langkah yang perlu diambil agar proses pencairan dapat dilakukan.

    Panduan Lengkap Melaporkan Kendala Pencairan

    Jika Anda telah memastikan semua data benar namun bantuan tak kunjung datang, segera lakukan langkah-langkah pelaporan berikut melalui kanal resmi yang disediakan pemerintah.

    Langkah 1: Pastikan Kembali Status Anda di Situs Resmi

    Sebelum melapor, langkah pertama adalah memeriksa kembali status kepesertaan Anda. Ini bisa dilakukan dengan mudah melalui ponsel atau komputer.

    Buka situs resmi Kemensos di https://cekbansos.kemensos.go.id/.
    Pilih wilayah domisili Anda secara lengkap, mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa/kelurahan.
    Masukkan nama lengkap Anda sesuai yang tertera di KTP.
    Ketikkan kode captcha yang muncul di layar untuk verifikasi.
    Klik tombol “Cari Data”.
    Sistem akan menampilkan status Anda, termasuk jenis bantuan yang diterima dan periode penyalurannya. Jika nama Anda muncul dengan status “PROSES BANK/PT POS” atau “SUDAH DISALURKAN” tetapi dana belum diterima, lanjutkan ke langkah berikutnya.

    Langkah 2: Manfaatkan Kanal Pengaduan Resmi Kemensos

    Kemensos menyediakan beberapa jalur pengaduan yang bisa diakses langsung oleh masyarakat untuk melaporkan berbagai kendala, termasuk pungutan liar atau bantuan yang tidak cair.

    Hotline Kemensos: Hubungi nomor WhatsApp di 0811-10-222-10.
    Layanan LAPOR!: Kirim aduan melalui SMS ke 1708 atau mention akun X (dulu Twitter) @lapor1708. Anda juga bisa mengakses situs lapor.go.id.
    Email Resmi: Kirimkan kronologi dan data diri Anda ke alamat email bansos@kemensos.go.id.
    Aplikasi Cek Bansos: Gunakan fitur “Tanggapan Masyarakat” yang tersedia di dalam aplikasi untuk membuat laporan.
    Langkah 3: Hubungi Dinas Sosial Setempat
    Jika laporan melalui kanal online belum membuahkan hasil, Anda bisa mendatangi langsung kantor Dinas Sosial (Dinsos) di kabupaten/kota Anda. Bawa dokumen penting seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk mempermudah petugas melakukan verifikasi dan penelusuran data.

    Belum Terdaftar? Begini Cara Mengajukan Diri

    Bagi warga miskin atau rentan yang merasa layak namun belum terdaftar di DTKS, pendaftaran dapat diusulkan secara mandiri.

    Datangi kantor desa atau kelurahan setempat dengan membawa KTP dan KK.
    Ajukan permohonan untuk didaftarkan ke dalam sistem DTKS.
    Petugas akan melakukan musyawarah desa/kelurahan untuk membahas kelayakan usulan tersebut.
    Jika disetujui, data Anda akan diverifikasi oleh dinas sosial sebelum diresmikan masuk ke dalam DTKS.
    Dengan memahami penyebab dan alur pengaduan yang benar, masyarakat dapat secara proaktif memperjuangkan haknya. Keterlambatan penyaluran BLT Kesra sering kali disebabkan oleh proses kehati-hatian pemerintah dalam memastikan dana sampai ke tangan yang tepat. Tetap pantau informasi dari sumber resmi dan hindari tautan palsu yang berisiko penipuan.

  • Pemilik iPhone Lebih Gampang Kena Tipu Dibanding HP Android

    Pemilik iPhone Lebih Gampang Kena Tipu Dibanding HP Android

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengguna iPhone ternyata lebih sering menerima pesan penipuan (scam) dibandingkan pengguna Android. Fakta ini terungkap dari survei terbaru Google dan YouGov.

    Menurut hasil riset yang dilakukan di Amerika Serikat, India, dan Brasil. Peneliti melakukan survei ke pengguna HP Android dan iPhone yang tidak menerima SMS atau WhatsApp penipuan dalam sepekan terakhir. Hasilnya, pemilik HP Android yang tak menerima pesan penipu 58% lebih banyak dibanding pemilik iPhone.

    Angka ini bahkan lebih tinggi di kalangan pengguna Google Pixel, yang tercatat 96% lebih mungkin tidak menerima pesan scam sama sekali, demikian dikutip dari Android Authority, Rabu (5/11/2025).

    Sebaliknya, pengguna iPhone 65% lebih sering menerima tiga atau lebih pesan penipuan dalam satu minggu. Dari sisi kepercayaan pengguna, pemilik ponsel Android juga 20% lebih banyak yang menilai perlindungan perangkat mereka terhadap scam sebagai “sangat efektif” atau “sangat ampuh.”

    Google menjelaskan, peningkatan keamanan ini berkat integrasi AI di berbagai layanan utama Android seperti Google Messages, Phone by Google, Gmail, dan Play Protect. Sistem ini bekerja secara proaktif untuk mendeteksi dan menghentikan ancaman sebelum mencapai pengguna.

    Perusahaan juga menegaskan bahwa sebagian besar proses deteksi dilakukan langsung di perangkat (on-device), sehingga Google tidak menyimpan isi pesan atau panggilan pengguna.

    Berdasarkan pembongkaran file APK terbaru, fitur deteksi penipuan tersebut disebut akan diperluas ke aplikasi pesan populer seperti WhatsApp, Signal, dan Instagram.

    Temuan Google turut diperkuat oleh hasil penelitian pihak ketiga. Counterpoint Research menyebut Android memiliki sembilan lapisan keamanan berbasis AI, jauh lebih banyak dibandingkan iPhone yang hanya memiliki dua.

    Sementara itu, Leviathan Security Group menempatkan Pixel 10 Pro sebagai ponsel dengan perlindungan penipuan terbaik di pasar, diikuti beberapa flagship Android lain sebelum iPhone 17 Pro.

    Selain di pesan dan panggilan, Gmail juga kini mampu memblokir 99,9% spam dan phishing, dengan peningkatan akurasi 20% berkat penyaring berbasis model bahasa besar (LLM). Lapisan tambahan seperti Chrome Safe Browsing dan pemindaian rutin Play Protect juga memperkuat ekosistem keamanan Android.

    Meski demikian, Google menegaskan bahwa pengguna iPhone tetap memiliki perlindungan bawaan yang kuat. Namun data terbaru menunjukkan bahwa ancaman penipuan kini lebih sulit menembus pertahanan Android, khususnya di perangkat Pixel dan ponsel keluaran terbaru Samsung serta Motorola.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengusaha Toko Kecil Keluhkan Pendapatan Jeblok Gara-gara E-Commerce: Banyak Usaha Berdarah-darah

    Pengusaha Toko Kecil Keluhkan Pendapatan Jeblok Gara-gara E-Commerce: Banyak Usaha Berdarah-darah

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Pengusaha toko alat listrik, Yudhi Pratama Karsa mengeluhkan pendapatannya yang jeblok. Dia mengatakan hal itu terjadi sejak populernya e-commerce.

    Toko Yudhi berada di Jalan Sulawesi, Makassar. Saat ini, omzet tokonya hanya Rp100 ribu sampai Rp150 ribu per hari.

    “Dulu sebelum ada e-commerce, di tahun 2017 omzet toko rata-rata Rp850 ribu per hari, sedang di tahun 2018 sampai sekarang,” kata Yudhi kepada fajar.co.id, Rabu (5/11/2025).

    Sebelum 2018, dia mengatakan ada belasan orang yang berbelanja di tokonya. Sekarang, rata-rata hanya sampai tiga orang saja.

    “Usaha toko saya terus makan modal, gak cukup untuk tutupi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya saya terus berhutang ke bank. Hidup dari utang ke utang,” ujarnya.

    Menurutnya, makin populernya e-commerce membuat toko online tumbuh subur. Akhirnya perlahan mematikan banyak toko-toko kecil seperti tokonya.

    Di sisi lain, dia takut jualan ke online, karena harus bersaing dengan grosiran yang ikut jualan di online. Sementara dirinya hanya toko ecer kecil.

    “Maka pasti toko saya sanggup bersaing harga dengan grosiran yang ikut menjual di online, karena tidak adanya proteksi regulasi harga jual terendah dari pemerintah,” ujarnya.

    Kondisi tersebut, kata dia, tidak hanya menimpanya. Dia punya grup WhatsApp bernama Komunitas Pedagang Lokal Indonesia, anggotanya 56 orang.

    Keluhannya sama. Dampak e-commerce berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis mereka.

    “Ada banyak usaha yang berdarah-darah akibat dihantam e-commerce di hari ini,” terangnya.

  • Ledakan Tabung Gas Oksigen di Aceh Tewaskan Dua Pekerja

    Ledakan Tabung Gas Oksigen di Aceh Tewaskan Dua Pekerja

    Liputan6.com, Jakarta Dua orang meninggal dunia akibat meledaknya tabung gas oksigen di gudang penyimpanan Gampong Gampa, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Rabu (5/10/2025) siang. Ledakan ini bahkan membuat enam rumah yang berada di dekat lokasi kejadian terdampak.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Teuku Ronald Nehdiansyah, menjelaskan ledakan terdengar sekira pukul 11.20 WIB. Warga setempat sempat panik mendengar suara ledakan yang besar tersebut.

    “Dua korban yang diidentifikasi meninggal dunia, yang satu meninggal di lokasi, satu lagi sempat dievakuasi ke rumah sakit Cut Nyak Dhien,” sebut Ronald menjawab Liputan6.com via sambungan telepon seluler.

    Salah satu korban selamat menurut Ronald tidak mengalami luka serius, dan sudah dibawa ke rumah sakit. Getaran dari ledakan ini membuat perabotan yang ada di rumah terdekat dalam radius puluhan meter berjatuhan ke lantai.

    “Kalau jarak, yang memang berefek langsung (rumah), itu sekitar 20 meter,” lanjutnya.

    Kondisi jenazah kedua korban sangat tragis. Video yang beredar luas di grup WhatsApp memperlihatkan situasi yang mencekam sewaktu warga berusaha mengevakuasi salah satu korban ledakan tersebut.

    Belum diketahui apa yang menyebabkan tabung gas oksigen yang disimpan di pangkalan tersebut meledak. Hingga Rabu siang, petugas masih berada di lokasi, di mana garis polisi dipasang agar warga tidak melewati batas dan masuk ke lokasi.

  • Sapa Teman Perempuan di TikTok, Ketua LSM di Probolinggo Jadi Korban Pembacokan?

    Sapa Teman Perempuan di TikTok, Ketua LSM di Probolinggo Jadi Korban Pembacokan?

    Probolinggo (beritajatim.com) – Gara-gara menyapa teman perempuannya di media sosial TikTok, Mohammad Hayyi (32), warga Jalan Serayu, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, harus dilarikan ke puskesmas dengan luka bacok di kepala. Ketua LSM Madas Nusantara Probolinggo itu menjadi korban penganiayaan di Desa Warujinggo, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, pada Minggu siang (2/11/2025).

    Insiden berdarah tersebut diduga dipicu oleh kecemburuan suami teman perempuan yang disapa korban di media sosial. Peristiwa ini sempat menghebohkan warga sekitar lantaran pelaku menyerang secara tiba-tiba di tempat umum.

    Kepada wartawan, Rabu (5/11/2025) pagi, Hayyi menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya. Ia mengaku awalnya hanya menyapa teman perempuannya di TikTok, namun tak lama kemudian, suami dari perempuan itu marah dan menantangnya berbicara lewat telepon.

    “Dia minta nomor WhatsApp saya, lalu ngajak bicara baik-baik. Setelah itu, dia ajak ketemuan di sebuah toko waralaba di Warujinggo. Saya pikir mau klarifikasi, ternyata malah diserang,” ungkap Hayyi.

    Setibanya di lokasi, Hayyi sempat mengulurkan tangan untuk bersalaman. Namun tanpa sepatah kata, pelaku langsung memukul wajahnya. Tak berhenti di situ, pelaku yang datang bersama istri dan anaknya kemudian mengeluarkan sebilah celurit dan menyabetkan ke arah kepala korban hingga mengenai dahi.

    “Darah langsung mengucur. Warga di sekitar cepat menolong saya dan membawa ke Puskesmas Leces,” ujarnya.

    Usai kejadian, pelaku kabur bersama keluarganya, sementara Hayyi melapor ke Polsek Leces. Polisi yang menerima laporan langsung turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan sejumlah saksi.

    Kanitreskrim Polsek Leces, Aipda Fajar Praja, membenarkan peristiwa penganiayaan tersebut. Ia menyebut identitas pelaku telah dikantongi dan berhasil diamankan tak lama setelah kejadian.

    “Pelaku adalah warga Desa Sumberklidung, Kecamatan Tegalsiwalan. Sudah kami tangkap, dan rencananya akan dirilis di Polres Probolinggo pada Rabu besok,” terang Fajar.

    Kini pelaku dijerat pasal penganiayaan dengan ancaman hukuman penjara. Polisi juga menyita senjata tajam berupa celurit yang digunakan untuk melukai korban. [ada/beq]

  • Top 3 Tekno: Aplikasi WhatsApp Meluncur di Apple Watch Jadi Sorotan

    Top 3 Tekno: Aplikasi WhatsApp Meluncur di Apple Watch Jadi Sorotan

    Liputan6.com, Jakarta – Aplikasi WhatsApp (mandiri) akhirnya resmi melenggang di Apple Watch. Informasi ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (4/11/2025) kemarin.

    Berita lain yang juga popular datang dari Apple yang baru saja merilis iOS 26.1 hingga iPadOS 26.1.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1.  Aplikasi WhatsApp Akhirnya Hadir di Apple Watch, Ini Deretan Fiturnya 

    Setelah ditunggu para Apple Fanboy (penggemar perangkat Apple), aplikasi WhatsApp akhirnya resmi melenggang di Apple Watch.

    “Hari ini, kami mengumumkan upgrade besar untuk jam tangan pintar, aplikasi WhatsApp baru untuk Apple Watch. Pengalaman baru ini akan membantu pengguna melihat chat tanpa perlu mengeluarkan iPhone,” tulis WhatsApp melalui keterangan resminya, Selasa (4/11/2025). 

    Aplikasi WhatsApp khusus (mandiri) untuk Apple Watch ini tidak hanya terbatas pada membaca dan membalas pesan, tetapi juga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan notifikasi panggilan hingga tampilan gambar atau stiker di layar Apple Watch

    Untuk lebih jelasnya, berikut enam fitur utama aplikasi WhatsApp di Apple Watch, yang membawa fungsionalitas inti ke pergelangan tangan.

    Notifikasi Panggilan: Pengguna dapat langsung melihat identitas penelepon pada Apple Watch, menghilangkan kebutuhan untuk memeriksa iPhone saat ada panggilan masuk.
    Akses Pesan Penuh: Pesan WhatsApp kini dapat dibaca secara lengkap di Apple Watch, termasuk pesan dengan teks yang panjang, langsung dari pergelangan tangan.
    Perekaman Pesan Suara: Fitur pesan suara kini tersedia. Pengguna dapat langsung merekam dan mengirim pesan suara melalui jam tangan mereka.
    Reaksi Cepat: Kemampuan untuk memberikan reaksi emoji secara cepat pada pesan yang diterima telah ditambahkan, mempermudah interaksi singkat.
    Tampilan Media yang Jelas: Aplikasi ini menjanjikan pengalaman media yang lebih baik, dengan gambar dan stiker yang terlihat jelas di layar Apple Watch.
    Riwayat Obrolan Lebih Luas: Pengguna kini dapat melihat riwayat obrolan yang lebih banyak di layar saat meninjau pesan.

    Baca selengkapnya di sini