Perusahaan: Weibo

  • Peluncuran iPhone Air di China Ditunda, Ada Apa?

    Peluncuran iPhone Air di China Ditunda, Ada Apa?

    Jakarta

    Apple akan meluncurkan iPhone 17 series secara global pada 19 September. Namun, peluncuran iPhone Air di China harus ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan karena terbentur masalah regulasi.

    Masalah itu terkait iPhone Air yang hanya mendukung eSIM. Seperti diketahui, untuk mendapatkan bodi ramping 5,6mm, Apple menghilangkan slot kartu SIM fisik di iPhone Air yang digantikan dengan dukungan eSIM only.

    Hal ini jadi masalah di China karena operator seluler di sana masih belum menawarkan dukungan eSIM. Karena itu, selain iPhone Air, semua model iPhone lain yang dijual Apple di China masih dilengkapi slot kartu SIM fisik.

    Pada Jumat (12/9) kemarin, saat pre-order iPhone 17 series dibuka di puluhan negara, Apple justru memperbarui website-nya di China. Mereka mengganti informasi tanggal pre-order 12 September dan tanggal peluncuran 19 September untuk iPhone Air dengan keterangan ‘informasi rilis akan diperbarui kemudian.’

    Sementara itu, peluncuran iPhone 17, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max tetap mengikuti jadwal awal yaitu 19 September karena tiga model ini masih memiliki baki kartu SIM fisik dan tidak perlu menunggu persetujuan regulasi.

    Penundaan ini mengusik rencana awal Apple. Sebelumnya, Apple sudah bermitra eksklusif dengan China Unicom untuk menyediakan dukungan eSIM di iPhone Air, yang akan diikuti dengan dua operator lainnya China Telecom dan China Mobile.

    Namun, website Apple kini mengatakan China Mobile, China Telecom, dan China Unicom akan menawarkan dukungan eSIM untuk iPhone Air, tapi jadwal rilisnya masih menunggu persetujuan dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China.

    Menurut laporan South China Morning Post, Apple memberi tahu media lokal bahwa mereka sudah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk membawa iPhone Air ke China secepat mungkin, seperti dikutip dari Engadget, Minggu (14/9/2025).

    Dalam postingan di platform media sosial RedNote beberapa hari yang lalu, China Telecom cabang Beijing mengumumkan mereka akan meluncurkan layanan eSIM pada 19 September, mengikuti tanggal peluncuran awal iPhone Air. Postingan itu kini telah dihapus.

    Sementara itu, China Mobile mengunggah postingan di Weibo yang mengatakan mereka telah mengaktifkan layanan eSIM untuk ponsel, tapi informasi rinci tentang peluncurannya akan diumumkan secara terpisah.

    (vmp/fay)

  • Ditekan Pemerintah, Kaum Feminis China Teruskan Perlawanan

    Ditekan Pemerintah, Kaum Feminis China Teruskan Perlawanan

    Jakarta

    Menjelang Hari Perempuan Internasional di tahun 2015, lima aktivis muda yang memperjuangkan hak-hak perempuan Cina – Wang Man, Zheng Churan, Li Maizi, Wei Tingting, dan Wu Rongrong – ditahan polisi di Beijing dan Guangzhou.

    Kampanye yang mereka rencanakan sebenarnya sederhana yakni meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual di transportasi umum.

    Mereka pun didakwa dengan tuduhan “pertengkaran dan provokasi,” ‘pasal karet’ yang kerap dituduhkan kepada para aktivis. Kasus “Feminist Five” dengan cepat menjadi peristiwa penting, baik di dalam negeri maupun di skala internasional, menandai titik balik gerakan feminis di negara tersebut.

    Salah satu dari Feminist Five, Li Maizi (alias Li Tingting), mengaku kepada DW bahwa penahanan itu meninggalkan trauma mendalam: “Untuk waktu yang lama, setiap kali saya mendengar ketukan di pintu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa,” ujarnya. Namun, ia percaya penangkapannya memberi efek paradoks yang justru memperkuat kesadaran feminis di Cina.

    Kasus ini menarik perhatian global dan membantu membangkitkan kesadaran publik tentang pelecehan seksual. Sepuluh tahun kemudian, kesadaran terhadap kesetaraan gender meningkat, dengan lebih banyak perempuan dan komunitas LGBTQ+ menyuarakan kekerasan dan diskriminasi.

    Namun, ruang bagi gerakan feminis untuk bersuara kian menyempit. Konten feminis kerap disensor dan pihak berwenang kian memperluas pembungkaman.

    Pembungkaman “Feminist Voices”

    Pada 2018, Feminist Voices, media feminis terkemuka, dilarang dari WeChat dan Weibo. Tencent, pemilik WeChat menuduh mereka “mengganggu ketertiban sosial, keamanan publik, dan keamanan nasional,” setelah kampanye antipelecehan seksual di Hari Perempuan Internasional berjudul “Panduan Perjuangan di Hari Perempuan”, diunggah pada platform tersebut. Setelah akun Feminist Voice dihapus, akun pengguna yang menyuarakan dukungan akan postingan tersebut turut dihentikan, bahkan nama serta logo Feminist Voices diblokir dari pencarian.

    Insiden ‘Xiao Meili’ dan gelombang pemblokiran yang kian meluas

    Pada Maret 2021, aktivis feminis Xiao Meili dilecehkan di sebuah restoran di Chengdu setelah meminta pria di meja sebelahnya untuk tidak merokok. Ia menjadi sasaran hinaan seksis, bahkan disiram air panas. Video kejadian ini viral, banyak perempuan membagikan pengalaman serupa tentang agresivitas laki-laki di ruang publik.

    Namun, solidaritas berubah menjadi ancaman ketika influencer nasionalis mengumbar riwayat Xiao Meili, menudingnya sebagai musuh negara dengan mengangkat foto lama yang menampilkan dukungannya terhadap Hong Kong, melabelinya sebagai “separatis Hong Kong.”

    Akun Weibo milik Meili diblokir permanen sehingga ia tak lagi bisa membela diri. Setelah itu, banyak akun feminis pendukungnya di Weibo dilarang atau dihentikan, termasuk yang memiliki ratusan ribu pengikut.

    Penyensoran meluas ke akun-akun feminis di WeChat yang dituduh “menghasut konfrontasi gender.” Produk yang mengandung kata “feminisme” di toko daring Taobao dihapus dengan alasan mengandung “informasi terlarang,” sementara Taobao mengklaim sebagai “platform netral.”

    Selanjutnya lebih dari selusin kelompok feminis di jejaring sosial Douban dibubarkan, nama kelompok-kelompok tersebut dilabeli sebagai konten sensitif, postingan mereka otomatis dihapus. Douban membenarkan penghapusan ini, menuduhnya sebagai “konten politik dan ideologis yang ekstrem, radikal.”

    Gerakan #MeToo di Cina: Inspirasi dan penindasan

    Gerakan #MeToo di Cina dimulai pada awal 2018 ketika Luo Qianqian, lulusan Universitas Beihang, secara terbuka menuduh mantan profesornya Chen Xiaowu melakukan pelecehan seksual. Keberaniannya menginspirasi banyak orang untuk berbagi pengalaman serupa, mendorong percakapan luas tentang ketidaksetaraan di tempat kerja, kekerasan dalam rumah tangga, dan hak-hak reproduksi.

    Kasus-kasus besar pun mencuat, termasuk tuduhan terhadap pembawa acara TV Zhu Jun oleh Zhou Xiaoxuan (atau “Xuanzi”), serta tuduhan penyerangan seksual oleh petenis Peng Shuai terhadap mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli. Setiap kasus memicu perhatian publik yang besar, namun juga diikuti oleh ‘sensor kilat’. Kata kunci seperti “#MeToo” dan homofon “mi tu” ( “kelinci beras”) yang digunakan aktivis menghindari filter turut diblokir di Weibo, unggahan yang mendukungnya dihapus, dan banyak akun yang dihentikan.

    Unggahan Peng Shuai bahkan lenyap dalam hitungan menit, sementara pencarian dengan kata-kata seperti “tenis”, “wakil perdana menteri”, atau “perdana menteri dan saya” turut diblokir. Represi ini juga merambah ke dunia nyata – pada 2021, jurnalis Huang Xueqin yang menjadi tokoh penting #MeToo ditahan, dan pada 2024 dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena “menghasut subversi terhadap kekuasaan negara.”

    Ketika korban dituding sebagai pelaku

    Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi tren yang mengkhawatirkan di mana korban justru distigmatisasi sebagai pelaku. Li Maizi menyoroti bahwa perempuan yang membawa kasus pelecehan ke pengadilan sering menghadapi gugatan balik: “Biaya untuk menuntut keadilan sangat tinggi.”

    Contohnya terjadi pada Juli 2024, ketika Universitas Politeknik Dalian berencana mengeluarkan seorang mahasiswi karena memiliki “hubungan yang tidak pantas dengan orang asing,” dengan dalih merusak “reputasi negara dan universitas.” Kritikus menyebut keputusan ini diskriminatif dan mencerminkan norma patriarki yang menilai perempuan lewat kesucian dan kehormatan nasional.

    Feminisme yang mengancam politik

    Pemerintah Cina memandang feminisme sebagai ideologi asing yang mengancam stabilitas. Para feminis dicap sebagai agen “pengaruh asing.” Lü Pin, pendiri Feminist Voice, mengatakan: “tidak ada lagi platform media sosial di Cina yang ramah terhadap perempuan atau topik-topik feminis.”

    Li Maizi mencatat bahwa feminisme di Cina kini sangat politis, dengan Federasi Perempuan Cina membedakan antara feminisme barat dan “perspektif Marxis tentang perempuan.” Menurut Lü: “Ketika orang-orang ‘dipecah’ secara daring, hal itu melemahkan kekuatan kolektif gerakan.”

    Pembingkaian feminisme sebagai ideologi barat dimanfaatkan oleh blogger yang nasionalis untuk menyerang gerakan ini sambil melanggengkan kekerasan berbasis gender.

    Bagaimana masa depan gerakan feminis di Cina?

    Di tengah penurunan angka kelahiran, pemerintah mendorong perempuan kembali ke peran tradisional. Presiden Xi Jinping bahkan meminta agar kaum muda “dibimbing menuju pandangan yang benar tentang pernikahan dan keluarga.”

    Feminisme pun dianggap ‘meruntuhkan kekuasaan negar’a karena menekankan otonomi dan hak reproduksi. Meski menghadapi tekanan besar, Li Maizi tetap optimis: “Gerakan feminis Cina maju secara bergelombang, dengan berbagai kemunduran dan perlawanan di sepanjang jalan. Namun, di mana pun ada penindasan, pasti ada perlawanan. Feminisme di Cina tidak akan berhenti.”

    Saat ini, gerakan feminis lebih terdesentralisasi dan bertumpu pada individu yang berani bersuara. Sepuluh tahun setelah Feminist Five, feminisme di Cina semakin hidup dalam kesadaran masyarakat, meskipun terus dibungkam secara sistematis. Kelangsungannya kini bergantung pada ketahanan, kreativitas, dan keberanian individu – bahkan ketika suara mereka dibungkam.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Aksi Massa Perempuan di DPR, Tuntut Keadilan Bagi Korban Demo” di sini:

    (ita/ita)

  • Harga Lebih Mahal, Penyimpanan 128GB Dihilangkan

    Harga Lebih Mahal, Penyimpanan 128GB Dihilangkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple akan menggelar event untuk memperkenalkan jajaran baru iPhone 17 series dan gadget lainnya secara resmi pada 9 September 2025 pukul 10.00 waktu pasifik.

    Acara ini disebut “Awe-Dropping Event”, yang akan memperkenalkan produk-produk terbaru termasuk seri iPhone 17, model Apple Watch terbaru, dan AirPods Pro generasi berikutnya.

    Siaran langsung juga akan dilakukan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, China dan Singapura.

    Di Indonesia sendiri, event Apple ini dapat disaksikan melalui tayangan live streaming Youtube resmi yang dibuka pada Selasa (10/9) pukul 07.00 WIB.

    Jelang perilisan resminya, diprediksi jajaran iPhone 17 akan memiliki harga yang sedikit lebih mahal dari pendahulunya.

    Melansir 9to5Mac dari bocoran Weibo disebutkan bahwa iPhone 17 pro dibanderol mulai dari US$1.049 untuk penyimpanan 256GB, naik dari US$999 untuk iPhone 16 Pro 128GB.

    Pada iPhone 17 pro, opsi penyimpanan pun akan menghapus konfigurasi 128GB. Sehingga ruang penyimpanan untuk ponsel baru hanya memiliki opsi 256GB, 512GB, atau 1TB.

    Kemudian menurut laporan JPMorgan, harga iPhone 17 akan berada di kisaran US $799 (sekitar Rp13,1 juta), iPhone 17 Air US $899 (sekitar Rp14,8 juta), iPhone 17 Pro US $1.099 (sekitar Rp18,0 juta), dan iPhone 17 Pro Max US $1.299 (sekitar Rp21,3 juta), dengan asumsi kurs sekitar Rp 16.400 per dollar Amerika Serikat (AS).

    Bocoran Spesifikasi iPhone 17

    iPhone 17 akan menghilangkan varian Plus dan mengganti dengan seri Air. Diprediksi, lini terbaru iPhone 17 kali ini akan terdiri dari iPhone 17 berlayar 6,3 inci, iPhone 17 Air berlayar 6,6 inci, iPhone 17 Pro berlayar 6,3 inci, serta iPhone 17 Pro Max (atau Ultra) dengan layar 6,9 inci.

    Bloomberg melaporkan iPhone 17 Air dikabarkan akan memiliki layar 6,6 inci, kamera belakang tunggal 48MP, serta RAM minimal 8GB, bahkan bisa mencapai 12GB untuk mendukung Apple Intelligence.

    Dengan ketebalan hanya 6,25 mm, iPhone 17 Air diproyeksikan menjadi iPhone paling tipis, mengalahkan iPhone 6 (6,9 mm). Namun desain ramping ini berimbas pada kapasitas baterai yang hanya sekitar 2.800 mAh, atau 20% lebih kecil dibanding iPhone 16.

    Apple bahkan disebut hanya menyiapkan produksi terbatas, sekitar 10% dari total produksi seri iPhone 17. Untuk mengompensasi kapasitas baterai yang kecil, Apple kemungkinan akan kembali merilis MagSafe Battery Pack.

    Seri iPhone 17 dikabarkan membawa perubahan besar pada desain, khususnya modul kamera.

    spesifikasi lengkap selanjutnya…

  • Wujud Nyata iPhone 17 Pro Max yang Berubah Total

    Wujud Nyata iPhone 17 Pro Max yang Berubah Total

    Jakarta

    Sebuah video yang diduga diambil dari pabrik mungkin telah mengungkap wujud asli iPhone 17 Pro Max, menjelang peluncuran resminya oleh Apple beberapa hari mendatang.

    Klip berdurasi 10 detik itu, diunggah di media sosial Weibo, menunjukkan seorang pekerja mengangkat sebuah ponsel perak besar dari deretan unit serupa, memperlihatkan ‘pulau kamera’ yang lebar dan panel belakang yang didesain ulang, berpusat pada logo Apple.

    Jika benar, itu menandakan salah satu perubahan desain iPhone yang paling berani dari Apple. Seperti dikutip detikINET dari New York Post, Apple sendiri belum mengomentari video tersebut.

    Undangan telah disebarkan untuk acara bertajuk Awe Dropping di Apple Park, kantor pusat perusahaan yang berlokasi di Cupertino, California, pada tanggal 9 September 2025. Di sinilah iPhone 17 akan resmi debut.

    Desain kameranya itu dinilai terlihat lebih mirip Pixel daripada iPhone, dengan tiga lensa utama dalam kluster segitiga yang diapit oleh sensor yang lebih kecil. Ada panel kaca yang membingkai logo Apple dan menutupi sebagian besar bagian belakang. Adapun warnanya tampaknya perak dan hitam.

    Beberapa waktu yang lalu, harga iPhone 17 series sempat dikabarkan akan naik USD 50 karena masalah tarif dan faktor lainnya. Bocoran terbaru sepertinya mematahkan rumor tersebut karena harga iPhone 17 series diklaim tidak jadi naik.

    Kabar baik untuk fanboy Apple ini datang dari analis di J.P. Morgan yang memberikan prediksi terbaru harga iPhone 17 series seminggu sebelum peluncurannya.

    Estimasi terbaru ini menunjukkan iPhone 17 Pro akan jadi satu-satunya model yang mengalami perubahan harga. Berikut ini bocoran terbaru harga iPhone 17 series menurut J.P. Morgan.

    iPhone 17: USD 799
    iPhone 17 Air: USD 899-USD 949
    iPhone 17 Pro: USD 1.099
    iPhone 17 Pro Max: USD 1.199

    (fyk/afr)

  • Kisah Wanita Minta 20 Pacar Belikan iPhone, Dijual untuk Beli Rumah

    Kisah Wanita Minta 20 Pacar Belikan iPhone, Dijual untuk Beli Rumah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah seorang perempuan di China yang membeli rumah dengan cara tak biasa sempat viral beberapa tahun silam. Ia meminta 20 pacarnya membelikannya iPhone 7, lalu menjual semua ponsel itu untuk dijadikan uang muka rumah.

    Perempuan yang dijuluki “Xiaoli” (bukan nama sebenarnya) berasal dari Shenzhen, China selatan. Ia berhasil mengumpulkan 20 unit iPhone 7 dari pacar-pacarnya, lalu menjual ke perusahaan daur ulang ponsel Hui Shou Bao dengan total nilai 120.000 yuan. Uang tersebut langsung digunakannya untuk membayar uang muka sebuah rumah di pedesaan.

    Kisah ini pertama kali terungkap melalui tulisan seorang blogger dengan nama samaran “Proud Qiaoba” di forum populer Tian Ya Yi Du pada 2016.

    Dalam tulisannya, Qiaoba menyebut teman-temannya kaget ketika Xiaoli menunjukkan rumah barunya dan mengungkapkan cara unik mendapatkan uang muka tersebut.

    “Semua orang di kantor membicarakan hal ini. Entah apa yang dipikirkan pacarnya setelah berita ini jadi konsumsi publik,” tulis Qiaoba.

    Di media sosial Weibo, kisah Xiaoli sempat menjadi trending dengan tagar “20 ponsel untuk sebuah rumah”. Saat itu tagar itu sudah digunakan lebih dari 13 juta kali.

    Sebagian warganet mengagumi keberanian Xiaoli, namun tidak sedikit yang mengecam tindakannya sebagai tidak tahu malu. Ada pula yang curiga bahwa kisah ini hanyalah strategi pemasaran terselubung untuk Hui Shou Bao, perusahaan daur ulang ponsel.

    BBC dalam artikel yang terbit pada 29 Oktober 2016 telah mengkonfirmasi cerita ini ke perusahaan pembeli iPhone, Hui Shou Bao. Juru bicara perusahaan tersebut menyatakan benar bahwa mereka membeli 20 iPhone dari seorang perempuan pada awal Oktober.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kiamat Bumi 7 Tahun Lagi, China Sudah Mulai Siap-siap

    Kiamat Bumi 7 Tahun Lagi, China Sudah Mulai Siap-siap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan memperingatkan bahwa asteroid raksasa berukuran sebanding dengan Menara Pisa di Italia berpotensi menghantam Bumi pada Desember 2032. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut, pemerintah China mulai menyiapkan pasukan khusus pertahanan planet.

    Langkah ini terungkap melalui pengumuman rekrutmen yang dirilis Lembaga Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Industri Pertahanan Nasional (SASTIND).

    SASTIND mencari lulusan muda yang loyal dan fokus pada teknik kedirgantaraan, kerja sama internasional, dan pendeteksian asteroid.

    Rekrutmen ini dilakukan di tengah meningkatnya fokus pada asteroid yang kemungkinan menabrak bumi dalam 7 tahun mendatang.

    Asteroid 2024 YR4 berada di urutan teratas dalam daftar risiko badan antariksa Eropa dan Amerika Serikat. Pekan lalu, para analis meningkatkan penilaian probabilitas asteroid tersebut untuk menabrak Bumi dari 1,3% menjadi 2,2%. Kemudian naik lagi menjadi 2,6% dan terakhir 3,1%.

    Kelompok Penasihat Perencanaan Misi Antariksa PBB, yang terdiri dari negara-negara yang memiliki program antariksa termasuk Cina, telah rutin bertemu untuk membahas masalah ini.

    Iklan yang diunggah di WeChat mencantumkan 16 lowongan pekerjaan di SASTIND, termasuk tiga lowongan untuk pasukan pertahanan planet yang baru.

    Lowongan kerja tersebut mencari orang lulusan baru berusia di bawah 35 tahun dengan kualifikasi profesional dan teknis. Selain itu, diwajibkan memiliki sikap politik yang tegas mendukung partai Komunis China dan ideologi yang sejalan dengan presiden China, Xi Jinping.

    Iklan tersebut memicu diskusi online yang luas di kalangan anak muda, angka demografi yang mengalami tingkat pengangguran tertinggi pada 2023.

    “Bumi akan bergantung pada kalian. Bukankah itu membuat stres?” tanya seseorang, dikutip dari The Guardian, Kamis (28/8/2025).

    “Jika Anda berhasil, Anda adalah pahlawan yang menyelamatkan dunia,” kata komentar populer lainnya di Weibo.

    “Tapi tidak ada yang akan menghukum Anda jika gagal, maksud saya, secara harfiah tidak ada yang tersisa.” kata yang lain.

    Deskripsi pekerjaan yang dilampirkan pada iklan tersebut menunjukkan bahwa pasukan ini akan fokus pada kerja sama internasional, dan merancang sistem untuk teknologi baru dan eksperimental.

    Pekerjaan pasukan pertahanan planet ini digambarkan sebagai penelitian tentang pemantauan dan peringatan dini asteroid dekat Bumi.

    Lembaga tersebut mencari lulusan dengan gelar master atau lebih tinggi, dengan jurusan astrofisika, teknologi eksplorasi bumi dan ruang angkasa, serta ilmu pengetahuan dan teknologi kedirgantaraan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Akan Mendesain Ulang Kontrol Kamera iPhone 18, Bukan Menghapusnya

    Apple Akan Mendesain Ulang Kontrol Kamera iPhone 18, Bukan Menghapusnya

    JAKARTA – Rumor terbaru seputar iPhone 18 menepis kabar bahwa Apple akan menghapus tombol Kontrol Kamera (Camera Control) pada perangkat generasi berikutnya. Sebaliknya, Apple dikabarkan sedang merancang ulang fitur ini untuk mengurangi biaya produksi dan perawatan. Hal ini diketahui dari  laporan dari leaker terpercaya di platform Weibo, “Instant Digital,” yang disiarkan oleh William Gallagher pada 22 Agustus 2025.

    Sebelumnya, sebuah laporan dari leaker Weibo lain, “OvO,” mengklaim bahwa Apple akan menghentikan penggunaan Kontrol Kamera pada iPhone 18 di tahun 2026 karena rendahnya penggunaan fitur ini. Namun, klaim tersebut dianggap kurang kredibel karena “OvO” memiliki rekam jejak yang lemah dan sering hanya mengulang rumor dari sumber lain tanpa konfirmasi tambahan. Kini, “Instant Digital,” yang dikenal memiliki reputasi lebih baik dalam hal kebocoran informasi, membantah klaim tersebut dan memberikan gambaran baru tentang rencana Apple.

    Menurut “Instant Digital,” Apple tidak akan menghapus Kontrol Kamera, melainkan akan menyederhanakan desainnya untuk memangkas biaya. Tombol Kontrol Kamera pada iPhone 16 Pro saat ini memiliki teknologi kapasitif dan sensitif terhadap tekanan, yang memungkinkan pengguna melakukan gestur seperti sentuhan, tekan lama, dan menggeser untuk mengoperasikan kamera.

    Dalam desain ulang untuk iPhone 18, Apple dikabarkan akan menghilangkan komponen kapasitor, sehingga tombol hanya akan menggunakan mekanisme sensitif tekanan. Meski demikian, fungsi gestur seperti sentuhan, tekan lama, dan geser tetap akan dipertahankan.

    Biaya Produksi Kontrol Kamera 

    Laporan ini juga menyebutkan bahwa Kontrol Kamera saat ini dianggap mahal untuk diproduksi dan diservis. Biaya tinggi ini menjadi salah satu alasan utama Apple mempertimbangkan perubahan desain. Selain itu, fitur Visual Intelligence yang terintegrasi dengan tombol ini dilaporkan kurang populer di kalangan pengguna. Menurut “Instant Digital,” rendahnya penggunaan fitur ini telah memicu tekanan internal di Apple untuk membuat Kontrol Kamera lebih hemat biaya tanpa mengorbankan fungsi utamanya.

    Meski dianggap kurang dimanfaatkan, Kontrol Kamera tetap menjadi salah satu inovasi yang diperkenalkan Apple untuk meningkatkan pengalaman pengguna dalam mengoperasikan kamera iPhone. Fitur ini memungkinkan akses cepat dan intuitif ke pengaturan kamera, seperti zoom, eksposur, dan mode pengambilan gambar, hanya melalui gestur pada tombol.

    “Instant Digital” memiliki rekam jejak yang lebih kuat dibandingkan “OvO,” terutama dalam hal kebocoran informasi terkait fitur kamera Apple. Leaker ini sebelumnya menjadi salah satu sumber awal yang secara akurat memprediksi kehadiran Kontrol Kamera pada model iPhone sebelumnya. Oleh karena itu, laporan terbaru ini dianggap lebih dapat dipercaya dan memperkuat kemungkinan bahwa Apple akan mempertahankan fitur ini dengan pendekatan yang lebih efisien.

    Jika rumor ini benar, pengguna iPhone 18 masih akan menikmati kemudahan Kontrol Kamera, meskipun dengan desain yang lebih sederhana. Langkah Apple untuk menyederhanakan fitur ini menunjukkan upaya perusahaan untuk menyeimbangkan inovasi dengan efisiensi biaya, sekaligus menjaga pengalaman pengguna yang intuitif. Namun, hingga Apple secara resmi mengumumkan spesifikasi iPhone 18, informasi ini tetap bersifat spekulatif.

    Rumor ini menambah daftar panjang antisipasi terhadap iPhone 18, yang diperkirakan akan membawa sejumlah peningkatan teknologi, sekaligus menjawab tantangan pasar yang semakin kompetitif. Penggemar Apple kini menantikan konfirmasi lebih lanjut mengenai fitur-fitur yang akan dihadirkan pada perangkat generasi berikutnya.

  • iPhone 16 dan 16 Pro Max Turun Harga di Agustus 2025 hingga Rp 4 Juta, Cek Daftar Terbarunya! – Page 3

    iPhone 16 dan 16 Pro Max Turun Harga di Agustus 2025 hingga Rp 4 Juta, Cek Daftar Terbarunya! – Page 3

    Rumor kehadiran iPhone 17e semakin kencang berhembus. Kali ini, ranah dunia maya sedang diramaikan dengan bocoran spesifikasi penerus iPhone 16e.

    Adalah leaker kenamaan Digital Chat Station (DCS) membocorkan spesifikasi iPhone 17e tersebut. Lewat akun Weibo-nya, dia memberikan informasi tentang layar hingga kemampuan kameranya.

     Mengutip unggahan di Weibo, Selasa (19/8/2025), HP iPhone 17e hadir dengan layar OLED berukuran 6,1 inci dan refresh rate 60Hz, sama seperti iPhone 16e.

    Tak hanya itu, HP baru Apple ini disebut bakal disokong oleh chipset A19, prosesor baru kabarnya akan digunakan perusahaan di lini iPhone 17 standar.

    Dalam hal fotografi, Apple melengkapi ponsel dengan kamera belakang 48MP serta selfie 12MP. Meski spesifikasi ini jauh berbeda dari sebelumnya, keunggulan iPhone 17e adalah dalam harga.

    Meski begitu, semua informasi ini masih sebatas rumor. Raksasa teknologi berbasis di Cupertino diperkirakan baru akan memutuskan spesifikasi iPhone terbaru ini dalam beberapa bulan mendatang.

  • Kondisi Aktor Jet Li usai Dilarikan ke RS untuk Jalani Operasi

    Kondisi Aktor Jet Li usai Dilarikan ke RS untuk Jalani Operasi

    Jakarta

    Aktor film laga Jet Li baru-baru ini disorot publik setelah videonya yang tengah terbaring di rumah sakit tersebar di Douyin, aplikasi TikTok versi China, pada (17/8/2025). Dalam video tersebut, terlihat Jet Li tertidur lemas di atas ranjang rumah sakit.

    “Baru-baru ini saya menghadapi tantangan yang tak terduga lainnya,” tulisnya dalam unggahannya, dikutip dari The Strait Times, Selasa (19/8/2025).

    Pria kelahiran China-Singapura itu kemudian mengunggah video lainnya yang menunjukkan dirinya sedang didorong menuju ruang operasi pada malam di hari yang sama.

    Dalam unggahannya, ia menyebut ada organ tubuhnya yang harus ‘diperbaiki’ di rumah sakit. Keesokan paginya, ia mengunggah video dirinya pasca operasi, dengan luka yang terlihat di sisi kanan lehernya.

    “Tim saya memanggil saya untuk rapat saat masih di tempat tidur,” katanya dalam video tersebut.

    Terlihat Jet Li duduk di tempat tidur sambil menggunakan perangkat tablet. Setelahnya, ia mengungkapkan kondisinya pasca operasi.

    “Saya merasa jauh lebih baik sekarang. Mari beritahu yang lain bahwa saya baik-baik saja,” tuturnya.

    Aktor tersebut juga mengunggah foto saat sedang makan semangkuk mi di Weibo pada 18 Agustus 2025. Ia merasa jauh lebih baik dan berterima kasih atas semua doa dan perhatian penggemarnya untuk kesehatannya.

    Produser film Hong Kong yang juga merupakan teman dekat Jet Li, Tiffany Chen, mengatakan operasi yang dijalani pria itu untuk mengangkat tumor jinak kecil.

    Sebelumnya, pada tahun 2010 Jet Li mengungkapkan dirinya didiagnosis hipertiroidisme. Itu merupakan kondisi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan berat badan.

    Saat itu, ia dapat mengendalikan kondisinya dengan mengonsumsi obat-obatan.

    (sao/suc)

  • Pembantaian Nanjing di Perang Dunia II Hantui Hubungan China-Jepang

    Pembantaian Nanjing di Perang Dunia II Hantui Hubungan China-Jepang

    Jakarta

    Vlogger asal Jepang, Hayato Kato, sudah terbiasa menyuguhkan video-video lucu kepada 1,9 juta pengikutnya tentang perjalanan di China, tempat ia tinggal selama beberapa tahun.

    Namun pada 26 Juli, ia mengejutkan mereka dengan video yang muram.

    “Saya baru saja menonton film tentang Pembantaian Nanjing,” ujarnya, merujuk pada aksi tentara Jepang selama enam pekan di Nanjing pada akhir 1937. Menurut beberapa perkiraan, militer Jepang saat itu menewaskan lebih dari 300.000 warga sipil dan tentara China. Sekitar 20.000 perempuan dilaporkan diperkosa.

    Dead To Rights, atau Nanjing Photo Studio, adalah film tentang sekelompok warga sipil yang bersembunyi dari pasukan Jepang di sebuah studio foto.

    Film yang telah menjadi hit box office ini merupakan film pertama dari serangkaian film China tentang kengerian pendudukan Jepang.

    Film tersebut dirilis untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Namun, kenangan pahityang seringkali ditebalkan oleh pemerintah Chinamasih tertanam di benak masyarakat China sehingga memicu kemarahan.

    Berbicara dalam bahasa Mandarin di DouyinTikTok versi TiongkokKato menceritakan kembali adegan-adegan dari film tersebut: “Orang-orang berbaris di sepanjang sungai dan kemudian penembakan dimulai Seorang bayi, seusia putri saya, menangis di pelukan ibunya. Seorang tentara Jepang bergegas maju, menangkapnya, dan membantingnya ke tanah.”

    “Jika kita menyangkalnya, ini akan terjadi lagi,” lanjutnya, sembari mendesak orang Jepang untuk menonton film tersebut dan “belajar tentang sisi gelap sejarah mereka”.

    Video tersebut dengan cepat menjadi sangat populer, yang ditandai dengan lebih dari 670.000 suka hanya dalam dua minggu.

    Namun, komentar-komentar dalam cuplikan film tersebut kurang positif. Kalimat yang paling sering dikutip dari film tersebut adalah kalimat yang diucapkan seorang warga sipil Tiongkok kepada seorang tentara Jepang: “Kita bukan teman. Kita tidak pernah berteman.”

    CFOTO/Future Publishing via Getty ImagesNanjing Photo Studio adalah satu dari sekian film yang mengisahkan kengerian Perang Dunia II.

    Bagi Tiongkok, aksi militer dan pendudukan brutal Jepang merupakan salah satu babak tergelap dalam sejarah. Pembantaian di Nanjing, yang saat itu menjadi ibu kota China, merupakan luka yang sangat dalam.

    Luka itu diperburuk oleh keyakinan bahwa Jepang tidak pernah sepenuhnya mengakui kekejamannya di tempat-tempat yang dijajahnyatidak hanya di China, tetapi juga di Korea, di Malaya, Filipina, dan Indonesia.

    Salah satu poin perdebatan paling menyakitkan adalah tentang keberadaan ianfu atau “perempuan penghibur”. Sekitar 200.000 perempuantermasuk di Indonesia, yang saat itu masih Hindia Belandadiperkosa dan dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang. Hingga hari ini, para penyintas masih berjuang mendapatkan permintaan maaf dan kompensasi.

    Baca juga:

    Dalam videonya, Kato tampaknya mengakui bahwa hal itu bukanlah topik pembicaraan di Jepang: “Sayangnya, film-film perang anti-Jepang ini tidak ditayangkan di Jepang secara publik, dan orang-orang Jepang tidak tertarik untuk menontonnya.”

    Ketika Kaisar Jepang mengumumkan penyerahan diri pada 15 Agustus, negaranya telah membayar harga yang sangat mahal. Lebih dari 100.000 orang tewas dalam serangan bom di Tokyo, serta dua bom atom menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.

    Kekalahan Jepang disambut baik di sebagian besar Asia, tempat Tentara Kekaisaran Jepang telah merenggut jutaan nyawa. Bagi mereka, 15 Agustus membawa kebebasan sekaligus trauma yang membekas. Di Korea, hari itu disebut ‘gwangbokjeol’, yang berarti kembalinya cahaya.

    “Meskipun perang militer telah berakhir, perang sejarah masih berlanjut,” kata Profesor Gi-Wook Shin dari Universitas Stanford.

    Menurutnya, Jepang dan China (serta negara-negara lain yang dijajah) mengingat tahun-tahun itu secara berbeda, dan perbedaan-perbedaan tersebut menambah ketegangan.

    Ketika publik China memandang agresi Jepang pada Perang Dunia II sebagai momen yang menentukan dan menghancurkan, publik Jepang berfokus pada statusnya sebagai korban kehancuran yang disebabkan oleh bom atom dan pemulihan pascaperang.

    “Orang-orang yang saya kenal di Jepang tidak terlalu membicarakannya,” kata seorang pria Tiongkok yang telah tinggal di Jepang selama 15 tahun, dan ingin tetap anonim.

    “Mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang terjadi di masa lalu, dan negara tidak benar-benar memperingatinya karena mereka juga memandang diri mereka sebagai korban.”

    Pria tersebut menyebut dirinya seorang patriot, tetapi ia mengatakan hal itu tidak menyulitkannya secara pribadi karena keengganan publik Jepang untuk membicarakannya berarti mereka “menghindari topik-topik sensitif seperti itu”.

    “Beberapa orang percaya bahwa tentara Jepang pergi untuk membantu China membangun tatanan baru disertai konflik dalam prosesnya. Tentu saja, ada juga yang mengakui bahwa itu sebenarnya adalah sebuah invasi,” paparnya.

    Pembantaian Nanjing pada 1937 diperingati setiap tahun di China. (CFOTO/Future Publishing via Getty Images)

    China berperang melawan Jepang selama delapan tahun, dari Manchuria di timur laut hingga Chongqing di barat daya. Perkiraan korban tewas berkisar antara 10 juta hingga 20 juta jiwa. Pemerintah Jepang menyatakan sekitar 480.000 tentaranya gugur selama periode tersebut.

    Periode tersebut telah didokumentasikan dengan baik dalam berbagai karya sastra dan film pemenang penghargaan. Tahun-tahun tersebut juga menjadi subjek karya peraih Nobel, Mo Yan.

    Di China, periode tersebut kini dikaji ulang di bawah rezim yang menempatkan patriotisme sebagai inti ambisinya. “Peremajaan nasional” adalah bagaimana Xi Jinping menggambarkan visinya.

    Meskipun Partai Komunis sangat menyensor sejarahnya sendiri, dari pembantaian Lapangan Tiananmen hingga tindakan represif baru-baru ini, Partai Komunis mendorong masyarakat China untuk mengingat kembali masa lalu yang lebih jauh sembari menekankan musuh China adalah pihak asing.

    Xi bahkan merevisi tanggal dimulainya perang dengan Jepang. Pemerintah Tiongkok kini menghitung serangan pertama ke Manchuria pada tahun 1931. Artinya perang berlangsung selama 14 tahun, alih-alih delapan tahun.

    Di bawah kepemimpinannya, Beijing juga memperingati berakhirnya Perang Dunia II dalam skala yang lebih besar. Pada 3 September, hari Jepang secara resmi menyerah, akan diadakan parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen.

    Baca juga:

    Masih pada bulan September, film yang sangat dinantikan akan dirilis. Film itu berfokus pada Unit 731, sebuah cabang Angkatan Darat Jepang yang melakukan eksperimen mematikan terhadap manusia di Manchuria yang diduduki. Tanggal rilisnya 18 September adalah hari ketika Jepang melakukan invasi pertamanya ke Manchuria.

    Ada pula Dongji Rescue, sebuah film yang terinspirasi sejumlah nelayan Tiongkok yang berupaya menyelamatkan ratusan tawanan perang Inggris selama serangan Jepang.

    Kemudian film Mountains and Rivers Bearing Witness, sebuah film dokumenter dari studio milik pemerintah China tentang perlawanan Tiongkok.

    Universal History Archive/Universal Images Group via Getty ImagesTentara Jepang merayakan kemenangan setelah menduduki Nanjing pada 1937.

    Film-film itu tampaknya menyentuh hati.

    “Satu generasi itu berperang demi tiga generasi, dan menanggung penderitaan demi tiga generasi. Salut untuk para martir,” demikian bunyi unggahan populer di RedNote soal film Nanjing Photo Studio.

    “Kita bukan teman…”, kalimat yang kini terkenal dari film tersebut, “bukan sekadar dialog” antara dua karakter utama, demikian menurut sebuah ulasan populer yang telah disukai oleh lebih dari 10.000 pengguna di Weibo.

    “Kalimat itu juga berasal dari jutaan rakyat Tiongkok biasa ke Jepang. Mereka [Jepang] tidak pernah menyampaikan permintaan maaf yang tulus, mereka masih memuja [para penjahat perang], mereka menulis ulang sejarah tidak ada yang akan memperlakukan mereka sebagai teman,” tulis komentar tersebut, merujuk pada pernyataan meremehkan dari beberapa tokoh sayap kanan Jepang.

    Baca juga:

    Pemerintah Jepang sejatinya telah mengeluarkan permintaan maaf, tetapi banyak warga China merasa permintaan maaf tersebut tidak cukup.

    “Jepang terus mengirimkan pesan yang saling bertentangan,” ujar Profesor Shin, merujuk pada contoh-contoh ketika para pemimpin Jepang saling bertentangan dalam pernyataan tentang sejarah perang Jepang.

    Selama bertahun-tahun, murid-murid di China diperlihatkan foto mantan Kanselir Jerman Barat, Willy Brandt yang sedang berlutut di depan monumen peringatan Pemberontakan Ghetto Warsawa pada tahun 1970. Warga Tiongkok mengharapkan sikap serupa dari Jepang.

    GREG BAKER/AFP via Getty ImagesPada 2015, Presiden Xi Jinping memulai tradisi parade militer untuk memperingati penyerahan diri Jepang.

    Ketika Jepang menyerah pada tahun 1945, gejolak di Tiongkok tidak berakhir. Selama tiga tahun berikutnya, Kuomintang Nasionalisyang saat itu merupakan pemerintah yang berkuasa dan sumber utama perlawanan Tiongkok terhadap Jepangterlibat dalam perang saudara melawan pasukan Partai Komunis Mao Zedong.

    Perang itu berakhir dengan kemenangan Mao dan mundurnya Kuomintang ke Taiwan. Mao, yang prioritasnya adalah membangun negara komunis, tidak fokus pada kejahatan perang Jepang.

    Peringatan-peringatan yang digelar justru merayakan kemenangan Partai Komunis dan mengkritik Kuomintang. Mao juga membutuhkan dukungan Jepang di panggung internasional. Tokyo, pada kenyataannya, adalah salah satu kekuatan besar pertama yang mengakui rezimnya.

    Baru pada 1980-ansetelah kematian Maopendudukan Jepang kembali menghantui hubungan antara Beijing dan Tokyo.

    Saat itu, Jepang adalah sekutu Barat yang kaya dengan ekonomi yang sedang berkembang pesat.

    Revisi buku teks bahasa Jepang mulai memicu kontroversi. China dan Korea Selatan menuduh Jepang menutupi kekejaman masa perangnya. Saat itu China baru saja mulai membuka diri, dan Korea Selatan sedang dalam masa transisi dari pemerintahan militer menuju demokrasi.

    Ketika para pemimpin Tiongkok menjauh dari Maodan warisan destruktifnyatrauma atas apa yang terjadi saat masa pendudukan Jepang menjadi narasi pemersatu bagi Partai Komunis, kata Yinan He, profesor madya hubungan internasional di Universitas Lehigh, AS.

    “Setelah Revolusi Kebudayaan, sebagian besar rakyat Tiongkok merasa kecewa dengan komunisme,” ujarnya kepada BBC.

    “Karena komunisme kehilangan daya tariknya, nasionalisme dibutuhkan. Dan Jepang adalah sasaran empuk karena merupakan [agresor] eksternal terbaru.”

    Pada masa itu, menurut Yinan He, pemerintah China membuat “representasi masa lalu yang dikoreografikan”. Caranya adalah dengan meremehkan kontribusi AS dan Kuomintang pada peringatan berakhirnya penjajahan Jepang pada 1945, diiringi dengan meningkatnya pengawasan terhadap sikap resmi Jepang terhadap tindakan-tindakannya di masa perang.

    Getty ImagesWaktu terbaik untuk mencari penyelesaianyaitu tahun 1970-an, ketika China dan Jepang lebih dekattelah berlalu, kata Prof. He.

    Situasi ini malah diperparah oleh sikap Jepang yang menyangkal kejahatan perang. Sejumlah tokoh sayap kanan terkemuka Jepang membantah pembantaian Nanjing pernah terjadi, atau bahwa tentara Jepang memaksa begitu banyak perempuan di Asia menjadi budak seks.

    Bahkan, sejumlah pejabat Jepang kerap mendatangi Kuil Yasukuni, yang menghormati para korban perang Jepang, termasuk beberapa tokoh militer yang dicap sebagai penjahat perang.

    Permusuhan antara China dan Jepang ini telah merembet ke kehidupan sehari-hari seiring memuncaknya nasionalisme kedua negara. Orang Tiongkok dan Jepang telah diserang di negara masing-masing. Bahkan, seorang anak sekolah Jepang tewas di Shenzhen tahun lalu.

    Kebangkitan ekonomi dan ketegasan Tiongkok di kawasan Asia Timur dan sekitarnya kembali mengubah dinamika antara kedua negara. China telah melampaui Jepang sebagai kekuatan global.

    Waktu terbaik untuk mencari penyelesaiannya itu tahun 1970-an, ketika kedua negara lebih dekat, telah berlalu, kata Prof. He.

    “Mereka hanya berkata, ‘mari kita lupakan itu, mari kita kesampingkan itu’. Mereka tidak pernah mengurusi sejarah dan sekarang masalah itu kembali menghantui mereka.”

    Lihat juga Video ‘China Marah AS Masih ‘Main Api’ dengan Taiwan’:

    (ita/ita)