Perusahaan: Weibo

  • Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional Tribunnews dapat disimak di sini.

    Dalam sidang ICJ, Inggris meminta Israel agar mematuhi hukum, termasuk mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan perlindungan warga sipil.

    Sementara itu, China mengumumkan daftar produk AS yang bebas tarif 125 persen.

    Langkah ini disinyalir sebagai pintu negosiasi perang dagang antara AS dan China.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Inggris Meminta ICJ Agar Israel Patuhi Hukum Internasional, Cabut Pembatasan Bantuan Kemanusiaan

    Ruang Pengadilan ICJ (CIJ_ICJ)

    Inggris menyampaikan kepada Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Kamis bahwa Israel harus mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, memastikan perlindungan warga sipil, dan sepenuhnya mematuhi hukum humaniter internasional.

    Inggris menganggap UNRWA sebagai ‘organisasi kemanusiaan yang tidak memihak’ dan mendukung mandatnya.

    “Tidak dapat diterima bahwa Israel telah memblokir dukungan kemanusiaan untuk memasuki Gaza selama hampir dua bulan, yang berarti bahwa warga sipil Palestina, termasuk satu juta anak-anak, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kematian,” kata perwakilan Inggris Sally Langrish, mengingat pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy baru-baru ini kepada Dewan Keamanan PBB di mana ia mendesak kembalinya gencatan senjata “untuk mengakhiri kematian dan kehancuran tanpa henti yang dihadapi warga Palestina setiap hari.”

    Langrish menekankan seruan konsisten Inggris kepada Israel untuk mengizinkan akses kemanusiaan dan mencatat penangguhan lisensi ekspor senjata tertentu oleh Inggris ke Israel pada September 2024, dengan alasan “risiko yang jelas bahwa ekspor militer tertentu ke Israel dapat digunakan untuk melanggar hukum humaniter internasional.”

    Michael Wood, yang juga berbicara mewakili Inggris, menggarisbawahi kewajiban Israel berdasarkan Piagam PBB, Konvensi 1946 tentang Hak Istimewa dan Kekebalan PBB, dan hukum humaniter internasional. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Viral Pria di China Berhenti Bekerja demi Rawat Anak, tapi Kemudian Alami Depresi dan Berujung Cerai

    VIRAL DI CHINA – Tangkap layar yang diambil Tribunnews pada 2 Mei 2025 dari akun Weibo 中国蓝新闻, memperlihatkan pemberitaan pria 33 tahun yang mengalami depresi pasca melahirkan. Pria dari Sichuan ini viral karena merawat bayinya sendirian. (Kolase tangkap layar Weibo 中国蓝新闻)

    Seorang ayah di China berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi demi merawat bayinya.

    Namun, ia kemudian menceraikan istrinya yang dianggap tidak mendukung dan mengaku menderita depresi pascapersalinan.

    Mengutip South China Morning Post (SCMP), pria berusia 33 tahun dari Provinsi Sichuan ini populer di media sosial dengan julukan “Ayah Jasmine.”

    Ia kerap membagikan rutinitas mengasuh anak di media sosial dan telah menarik 11.000 followers.

    Ayah Jasmine merupakan mantan manajer penjualan makanan hewan peliharaan.

    Dulunya ia memperoleh penghasilan sekitar 20.000 yuan (Rp45 juta) per bulan.

    Kini, ia mengaku hanya mendapatkan 4.000 yuan (Rp9 juta) dari menjual produk bayi melalui siaran langsung.

    Putrinya, Jasmine, lahir pada Mei 2023.

    Kedua orang tua dari pihaknya maupun istrinya bekerja di luar kota.

    Karena tidak memiliki anggaran untuk menyewa pengasuh, Ayah Jasmine memutuskan untuk menjadi ayah rumah tangga penuh waktu

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Netanyahu Tuduh Warga Palestina Picu Kebakaran, tapi Damkar Israel Sebut karena Kelalaian Pendaki

    KUNJUNGAN NETANYAHU – PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan sambutan dari Hungaria sebelum berangkat ke AS, Minggu 6 April 2025. Saat Netanyahu berada di Washington, rumahnya di Yerusalem disebut massa. (Tangkap layar YouTube IsraeliPM pada 6 April 2025)

    Kebakaran hutan yang terjadi di dekat Yerusalem telah berhasil dikendalikan.

    Namun, setelah api berhasil dipadamkan, perhatian publik di Israel beralih pada pertanyaan mengenai siapa atau apa yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Keamanan Nasional dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, secara terbuka menyatakan bahwa kebakaran tersebut kemungkinan merupakan tindakan pembakaran yang disengaja.

    Namun, pihak kepolisian dan dinas pemadam kebakaran Israel menepis klaim tersebut.

    Sementara itu, Presiden Israel menyoroti peran perubahan iklim dalam bencana kebakaran tersebut.

    Puluhan pemukim dilaporkan mengalami luka-luka, dan ribuan penduduk dari kota-kota di wilayah perbukitan sekitar Yerusalem dievakuasi.

    Meski begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Kebakaran tersebut membakar sekitar 5.000 hektar lahan, sebagian besar berupa kawasan hutan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. China Umumkan Daftar Produk AS Bebas dari Tarif 125 Persen, Sinyal Terbuka Negosiasi Perang Dagang?

    PERANG DAGANG – Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Amerika Serikat dan China saling menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang yang masuk ke negaranya. (Pexels)

    Memasuki Mei 2025, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.

    Beijing mengumumkan daftar produk asal AS yang dibebaskan dari tarif balasan sebesar 125 persen.

    Langkah ini dianggap sebagai sinyal kalau China mungkin bersedia membuka kembali jalur negosiasi dengan Washington.

    Kedua belah pihak belum memulai pembicaraan formal, meski ada kemungkinan tensi perang dagang menurun.

    Baik Amerika mau pun China tetap mempertahankan sikap keras secara publik.

    Presiden Donald Trump menyatakan Tiongkok harus mengambil langkah pertama untuk memulai negosiasi.

    Sementara Beijing menegaskan bahwa tidak akan ada pembicaraan tanpa tindakan nyata dari AS, dikutip dari The Washington Post.
    Daftar Produk yang Dikecualikan

    Menurut laporan Reuters, Tiongkok telah memberikan pengecualian tarif pada beberapa produk penting asal AS.

    Contohnya produk yang termasuk farmasi, mikrochip, dan mesin pesawat terbang.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Turis Asing Dilarang Beli RTX 5080 dan 5090 di Jepang, Kenapa?

    Turis Asing Dilarang Beli RTX 5080 dan 5090 di Jepang, Kenapa?

    Jakarta

    Berbulan-bulan setelah dirilis, beberapa kartu grafis kelas atas dari Nvidia masih sulit ditemui di pasaran, terutama dengan harga yang normal.

    Kondisi ini juga terjadi di Jepang, bahkan sejak RTX 5080 dan 5090 pertama dirilis, yang sempat menimbulkan kericuhan. Kondisinya saat ini belum membaik, dan membuat para peritel komponen PC di Jepang mulai menerapkan aturan baru.

    Aturan tersebut melarang turis asing untuk membeli dua kartu grafis kelas atas Nvidia tersebut di Jepang. Aturan tersebut bertujuan untuk menjaga pasokan kartu grafis Nvidia untuk konsumen lokalnya.

    Informasi ini pertama beredar di Weibo, yaitu saat seorang penggunanya memposting soal aturan tersebut. Dalam foto yang diposting itu terlihat adanya poster berbahasa mandarin yang dipasang di sebuah toko PC di Nipponbashi, Osaka.

    Dalam poster tersebut tertera bahwa RTX 5090 dan 5080 tidak akan dijual untuk pembeli dari luar Jepang. Dari bahasa yang dipakai di poster, terlihat kalau target utama dari aturan tersebut adalah pembeli dari China.

    Seperti diketahui, banyak calon pembeli dari China yang sengaja datang ke Jepang untuk membeli GPU, dan menjualnya kembali di China. Pasalnya, kartu grafis kelas atas Nvidia memang dilarang diimpor di China secara resmi.

    Aturan ini, menurut Sina Finance, adalah percobaan kedua Jepang untuk mengurangi penimbunan kartu grafis Nvidia. Aturan yang pertama dicoba adalah menghilangkan pembelian bebas pajak.

    Namun karena harga jajaran GPU seri RTX 50 terlalu melambung tinggi, dihilangkannya bebas pajak itu tak mengurangi minat pembeli dari China untuk memborong GPU tersebut.

    Diberitakan sebelumnya, pada Februari 2025 lalu, Sebuah toko elektronik di Tokyo yang bernama PC Koubou pun minta maaf setelah ratusan pembeli dari China berbondong-bondong ke sana untuk mendapatkan chip game Nvidia terbaru dan membuat kekacauan di lingkungan tersebut.

    Keributan itu viral di media sosial Jepang. Sekitar 400 orang muncul minggu lalu di Akihabara, distrik perbelanjaan populer untuk membeli video game, manga, dan anime, dengan harapan dapat membeli seri terbaru kartu grafis GeForce RTX 50 Series dari Nvidia.

    Keributan disebabkan pembeli memenuhi trotoar dan memasuki properti di dekatnya, memaksa toko itu membatalkan penjualan. “Kami resmi meminta maaf sedalam-dalamnya atas keributan besar yang telah membebani dan membuat khawatir pelanggan kami, masyarakat sekitar, dan pihak terkait,” kata PC Koubou.

    (asj/asj)

  • Kisah Perempuan China Sudah 100 Kali Operasi Plastik

    Kisah Perempuan China Sudah 100 Kali Operasi Plastik

    Jakarta

    Abby Wu baru berusia 14 tahun saat pertama kali menjalani bedah kosmetik.

    Setelah menerima terapi hormon untuk mengatasi sebuah penyakit, berat badan Abby naik dari 42kg menjadi 62kg dalam waktu dua bulan.

    Perubahan ini membuat guru teaternya menaruh perhatian.

    “Guru saya berkata, ‘Kamu pernah jadi bintang kami, tapi sekarang kamu terlalu gemuk. Pilihannya menyerah atau cepat-cepat turunkan berat badan’,” kenang Abby yang saat itu sedang bersiap untuk ujian teater.

    Ibu Abby turun tangan. Dia membawa Abby menjalani operasi sedot lemak untuk menyingkirkan lemak dari perut dan kakinya.

    Abby ingat kata-kata ibunya saat dia menunggu di klinik dalam balutan baju pasien dan gugup menghadapi operasi.

    “Yang berani dan jalani saja. Kamu akan cantik begitu keluar.”

    “Aku bisa melihat bagaimana lemak itu diambil dari tubuhku dan berapa banyak darah yang mengalir,” katanya.

    Abby, kini berusia 35 tahun, sudah menjalani lebih dari 100 operasi yang jika diakumulasikan seharga Rp8,4 miliar.

    Dia memiliki klinik kecantikan di pusat Kota Beijing dan menjadi salah satu wajah paling dikenal dalam industri operasi plastik China yang sedang booming.

    Tapi aneka bedah ini juga punya risiko pada fisiknya.

    Duduk menghadap cermin di apartemen mewahnya di Beijing, dia perlahan mengoleskan produk penyamar pada memar bekas suntikan penirus wajah. Prosedur ini harus dia jalani setiap bulan agar wajahnya tampak “kencang dan tidak tembam” setelah tiga kali melakoni bedah pemotongan tulang rahang.

    Namun, dia berkeras dirinya tidak menyesal dengan operasi-operasi tersebut dan percaya ibunya telah membuat keputusan tepat bertahun-tahun yang lalu.

    “Operasinya berhasil. Aku lebih percaya diri dan bahagia setiap hari. Ibu saya mengambil keputusan yang tepat.”

    Abby WuAbby mendokumentasikan bedah kecantikannya di media sosial guna memperlihatkan apa yang dia alami saat memutuskan untuk menjalani operasi.

    Operasi plastik pernah dianggap tabu di China. Tapi popularitasnya meledak dalam 20 tahun terakhir berkat peningkatan pendapatan dan perubahan nilai sosial. Media sosial turut mempengaruhi tren tersebut.

    Setiap tahun, 20 juta orang China membayar demi menjalani bedah kecantikan.

    Mayoritas dari orang-orang yang menjalani prosedur ini adalah perempuan muda. Sebanyak 80% pasien operasi plastik adalah perempuan dan rata-rata berusia 25 tahun.

    Penampilan adalah perkara penting dalam budaya China, terutama untuk perempuan. Namun, standar kecantikan di negara tersebut juga ikut berubah.

    Bertahun-tahun, selera yang dianggap paling ideal adalah paduan antara Barat, fantasi anime, dan inspirasi dari K-Pop, yakni kelopak mata ganda, garis rahang yang tegas, hidung mancung, dan wajah simetris.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Belakangan ini muncul tren baru yang lebih janggal, yaitu operasi untuk mendapatkan wajah ideal yang tidak realistik, terlalu feminin, dan terlihat kekanak-kanakan.

    Botox kini disuntikkan di belakang telinga, agar kelihatan condong ke depan untuk menciptakan ilusi wajah yang lebih kecil dan halus.

    Terinspirasi dari tokoh-tokoh anime, bedah kelopak mata bagian bawah dilakukan untuk memperlebar mata demi mendapatkan wajah polos kekanak-kanakan.

    Bibir atas dipangkas agar jarak antara bibir dan hidung menjadi lebar sehingga terlihat awet muda.

    Kebanyakan citra kecantikan ini dibuat untuk kepentingan layar semata. Berkat penggunaan filter dan lampu, hasilnya kelihatan sempurna. Namun, dalam kehidupan nyata, efeknya kerap kali terlihat anehwajah yang tidak terlihat seperti manusia tapi juga tidak seperti anak-anak.

    Standar kecantikan yang toksik menular di media sosial di China. Tren ini mendistorsi apa yang dianggap sebagai tampilan yang normal. (TikTok)

    Aplikasi kecantikan seperti SoYoung (New Oxygen) dan GengMei (More Beautiful) menawarkan analisis berbasis algoritma yang mampu mendeteksi “ketidaksempurnaan wajah”. Popularitas kedua aplikasi ini sedang melonjak di China.

    Setelah memindai dan menganalisis wajah para penggunanya, aplikasi tersebut akan menyediakan rekomendasi pembedahan dari klinik-klinik terdekat dan mengambil komisi dari tiap operasi.

    Berbagai tren kecantikan yang dibagi dan dipromosikan oleh para pesohor dan influencer di media sosial ini segera mengubah standar apa yang diinginkan dan apa yang dianggap normal.

    Iklan aplikasi bedah kecantikan SoYoung menyebut, “perempuan hanya akan sempurna ketika dia cantik”. (SoYoung)

    Sebagai salah seorang influencer bedah kecantikan paling awal di China, Abby telah mendokumentasikan bedah plastik yang dijalaninya di berbagai platform media sosial. Dia bergabung dengan SoYoung segera setelah aplikasi itu diluncurkan.

    Ketika dia menggunakan fitur “magic mirror” yang disediakan SoYoung meski telah menjalani operasi lebih dari 100 kali aplikasi ini tetap menunjukkan “ketidaksempurnaan” dan menyarankan sederet operasi.

    “Katanya aku punya kantung mata. Pembesaran dagu? Aku sudah melakukannya.”

    Abby begitu keheranan.

    “Perampingan hidung? Apa aku harus melakukan operasi hidung lagi?

    Tidak seperti situs e-commerce pada umumnya, aplikasi kecantikan seperti So Young menawarkan fungsi media sosial. Para pengguna membagi catatan harian sebelum dan setelah dan kerap kali meminta saran kepada pengguna super seperti Abby.

    ‘Seperti ada semen di bawah kulit saya’

    Untuk memenuhi permintaan calon klien, klinik-klinik kecantikan menjamur di seluruh China.

    Namun, jumlah tenaga medis yang punya kualifikasi terbatas sehingga banyak klinik beroperasi tanpa izin.

    Berdasarkan laporan firma riset pemasaran iResearch, hingga 2019 terdapat 80.000 lokasi di China yang menyediakan jasa bedah plastik tanpa izin dan 100.000 praktisi kecantikan yang bekerja tanpa kualifikasi yang tepat.

    Akibatnya, diperkirakan ratusan insiden terjadi setiap harinya di bilik-bilik klinik kecantikan di China.

    Dr Yang Lu, seorang dokter bedah plastik dan pemilik klinik yang berlisensi di Shanghai mengatakan, beberapa tahun belakangan pasien datang untuk memperbaiki hasil buruk setelah operasi.

    “Saya sudah melihat banyak pasien yang operasi pertamanya gagal karena datang ke tempat-tempat yang tidak berizin,” kata Dr Yang.

    “Beberapa pasien bahkan dioperasi di rumah,” tambahnya.

    BBCYue Yue (kanan), berkonsultasi dengan Dr Yang. Yue mengatakan operasinya yang gagal telah menghancurkan kariernya.

    Yue Yue, 28, termasuk salah satu pasien yang hasil operasinya tidak memenuhi ekspektasi.

    Pada 2020, dia menerima suntikan kolagen “baby face” dari sebuah klinik tanpa izin operasi yang dibuka teman dekatnya. Alih-alih membuat wajahnya menggemaskan, suntikan itu membuat wajahnya mengeras.

    “Di bagian bawah kulit saya terasa ada semennya,” katanya.

    Untuk mengatasi kerusakan, Yue Yue beralih pada klinik yang dia temukan di media sosial. Namun, perbaikan itu malah membuat kondisinya lebih buruk.

    Salah satu klinik berusaha untuk menyedot filler kosmetik dengan menggunakan suntikan. Alih-alih menyingkirkan lapisan yang telah mengeras, tindakan ini malah menyedot sel jaringannya sendiri sehingga kulitnya menyusut.

    Klinik lainnya mencoba mengangkat kulit dekat telinganya untuk menyingkirkan lapisan filler di bawahnya yang mengakibatkan dua bekas luka memanjang dan wajahnya terlihat terlalu kencang tidak alami.

    “Seluruh hidup saya runtuh. Saya kehilangan aura dan ini berpengaruh pada pekerjaan saya [di bagian sumber daya manusia di perusahaan asing di Shanghai],” ujarnya.

    Dia menemukan Dr Yang melalui aplikasi SoYoung tahun lalu dan sejak itu telah menjalani tiga pembedahan perbaikan, termasuk untuk kelopak matanya yang telah rusak akibat operasi sebelumnya di klinik lain.

    Meski hasil perbaikan telah terlihat, beberapa kerusakan akibat prosedur yang salah mungkin bersifat permanen.

    “Saya tidak ingin menjadi cantik lagi,” katanya.

    “Jika saya bisa kembali pada penampilan sebelum operasi, saya akan cukup bahagia,” cetusnya.

    ‘Karier saya hancur’

    Setiap tahun, 10.000 orang seperti Yue Yue menjadi korban klinik kecantikan bodong di China.

    Bahkan, beberapa klinik yang punya izin dan dokter bedah pun tidak mengikuti aturan yang ketat.

    Pada 2022, cerita aktris Gao Lui yang menjalani operasi hidung menjadi viral. Operasi tersebut membuat ujung hidungnya menghitam dan mati.

    “Wajah saya cacat dan saya sangat sedih. Karier akting saya hancur,” ujarnya.

    Dia menjalani operasi hidung di sebuah klinik berlisensi di Guangzhou bernama She’s Times oleh Dr He Ming, yang dia sebut sebagai “dokter bedah kepala” dan ahli bedah hidung.

    Nyatanya, Dr He tidak punya kualifikasi penuh untuk mengoperasi tanpa supervisi dan belum memiliki izin praktik sebagai dokter bedah plastik dari Dinas Kesehatan Provinsi Guangdong.

    Pemerintah telah mendenda klinik itu, yang telah ditutup setelah skandal meledak. Dr He dilarang praktik selama enam bulan.

    Meski begitu, hanya berselang beberapa pekan sebelum She’s Time dibubarkan, sebuah klinik baru bernama Qingya telah mengajukan izin di alamat yang sama.

    Gao LiuCerita operasi hidung aktris Gao Liu viral pada 2020. Ujung hidungnya menghitam dan mati.

    BBC Eye menemukan kaitan yang erat antara She’s Times dan Qingya, misalkan akun Weibo dan deretan staf yang sama, termasuk Dr He.

    BBC juga telah menemukan bahwa Dr He baru mendapatkan izin praktik sebagai dokter bedah plastik pada April 2024, meskipun secara teknis dia dilarang mengajukan permohonan status selama lima tahun sejak diberi sanksi pada 2021.

    Qingya mengeklaim telah membuka 30 cabang.

    Dr He, Qingya, dan Dinas Kesehatan Provinsi Guangdong tidak merespons permintaan BBC untuk berkomentar.

    Kedutaan Besar China di UK mengatakan: “Pemerintah China secara konsisten mewajibkan semua badan usaha untuk mematuhi undang-undang, peraturan, dan ketentuan kebijakan yang relevan secara ketat.”

    Setelah empat tahun dan dua kali operasi lanjutan, hidung Gao Liu tetap tidak utuh.

    “Saya menyesal. Kenapa saya melakukannya,” ujarnya.

    Selama beberapa tahun terakhir, Komisi Kesehatan Pusat China telah berupaya menindak praktisi kesehatan yang kurang memenuhi syarat dalam beroperasi di luar keahlian merekatermasuk memerintahkan badan kesehatan lokal untuk memperketat regulasi dan pedoma. Namun, masalah tetap terjadi.

    Dari tawaran pekerjaan hingga utang dan operasi semua terjadi dalam 24 jam

    Dalam dunia kerja di China, berpenampilan menarik merupakan elemen penting untuk mencapai kesuksesan.

    Pencarian di platform perekrutan kerja mengungkapkan banyak contoh pemberi kerja yang mencantumkan persyaratan fisik untuk beberapa posisi, walaupun itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sebenarnya.

    Salah satu lowongan menjadi resepsionis memerlukan kandidat yang “setidaknya punya tinggi 160cm dan enak dilihat”, sementara lowongan sebagai petugas administrasi menuntut “penampilan menarik dan kelihatan elegan.”

    Berbagai tuntutan itu dimanfaatkan oleh sejumlah klinik penipu dengan menawarkan pekerjaan kepada perempuan muda. Mereka dijanjikan mendapatkan pekerjaan di klinik jika bersedia membayar operasi mahal yang dilakukan klinik tersebut.

    Da Lan, bukan nama sebenarnya, melamar pekerjaan sebagai “konsultan kecantikan” di sebuah klinik di Chengdu, China barat Daya. Pekerjaan itu diiklankan sebuah situs web rekrutmen pada Maret 2024.

    Setelah wawancara, dia ditawari posisi tersebut di malam yang sama.

    Dia mengaku bahwa ketika memulai pekerjaan keesokan paginya, dia dibawa ke sebuah ruangan kecil oleh manajernya. Manajer tersebut memeriksanya dari atas hingga ke bawah dan memberinya ultimatumsegera operasi kecantikan atau kehilangan pekerjaan.

    Da Lan mengaku diberi waktu kurang dari satu jam untuk memutuskan.

    Dengan terpaksa, dia setuju menjalani operasi kelopak mata seharga lebih dari 13.000 yuan atau hampir Rp30 juta dengan bunga tahunan lebih dari 30%. Harga yang dia bayar melebihi tiga bulan gajinya.

    Dia mengatakan ponselnya diambil salah satu staf dan digunakan untuk mengajukan “pinjaman kecantikan”, lengkap dengan pemalsuan rincian pendapatannya. Dalam satu menit, pinjaman itu disetujui.

    Menjelang siang, dia menjalani tes medis. Satu jam kemudian, dia berada di meja operasi.

    Dari tawaran pekerjaan hingga utang dan operasi – semuanya dilakukan dalam waktu 24 jam.

    Operasi itu tidak membuatnya meraih karier nan cemerlang. Da Lan mengatakan manajernya kerap meremehkannya, meneriakkan namanya di depan umum, dan mengumpat padanya.

    Dia berhenti setelah hanya beberapa minggu. Saat mengingat semua kejadian yang dia alami, dia menduga pekerjaan itu tidak pernah nyata.

    “Mereka ingin saya pergi sejak awal,” katanya.

    Meski telah bekerja di sana selama lebih dari 10 hari, dia hanya dibayar 303 yuan (hampir Rp700.000). Dengan bantuan dari teman-temannya, Da Lan melunasi utang operasinya setelah enam bulan.

    BBC Eye berbicara dengan puluhan korban, dan bertemu dengan tiga orang termasuk Da Lan di Chengdu, sebuah kota yang telah ditetapkan untuk menjadi “ibu kota bedah kosmetik” China. Beberapa korban telah terjebak dalam utang yang jauh lebih besar selama bertahun-tahun.

    Klinik yang dia klaim telah menipunya, menurut Da Lan, telah dilaporkan oleh korban lainnya dan diekspos oleh media lokal. Tapi klinik itu tetap buka dan masih merekrut calon-calon pegawai untuk posisi pekerjaan yang sama.

    Penipuan ini tidak terbatas pada lowongan pekerjaan klinik saja, tapi juga merambah ke industri lain.

    Beberapa perusahaan live-streaming juga memberi iming-iming kepada perempuan-perempuan muda untuk mengambil pinjaman untuk operasi, dengan imbalan peluang untuk menjadi influencer tenar.

    Tetapi di belakang layar, perusahaan-perusahaan ini sering memiliki perjanjian tidak resmi dengan klinik, yaitu mengambil keuntungan dari tiap pelamar yang mereka kirim ke meja operasi.

    BBCDi sebuah kafe di Beijing, Abby dan teman-temannya mendiskusikan implan dagu, pemendekan bibir atas, dan operasi hidung.

    Di sebuah kafe di Beijingtempat yang sempurna untuk selfieAbby bertemu teman-temannya untuk minum kopi.

    Trio ini menyesuaikan pose dan mengedit wajah mereka dengan sangat detail. Dari memanjangkan bulu mata hingga membentuk kembali tulang pipi mereka.

    Ketika ditanya apa yang paling disukai dari fitur wajah mereka, mereka ragu-ragu, kesulitan untuk menyebutkan satu bagian wajah yang tidak akan mereka pertimbangkan untuk diubah.

    Percakapan beralih ke implan dagu, pemendekan bibir atas, dan operasi hidung.

    Abby mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk menjalani operasi hidung lagi. Terakhir kali dia menjalani operasi serupa adalah enam tahun lalu. Namun, kini ahli bedah merasa kesulitan untuk mengoperasinya.

    “Kulit saya tidak mudah diregangkan setelah begitu banyak operasi. Para dokter tidak memiliki keleluasaan. Kami tidak bisa memberi kain yang cukup untuk membuat rompi dan berharap mendapatkan gaun pengantin.”

    Metafora itu terus terngiang-ngiang, di antara para korban yang ditimbulkan oleh semua operasi kecantikan.

    Terlepas dari semuanya, Abby tidak punya rencana untuk berhenti.

    “Saya tidak berpikir untuk menghentikan perjalanan saya untuk menjadi lebih cantik.”

    Lihat juga Video ‘Meninggalnya Ratu Oplas Jocelyn Wildenstein’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Dagang Mereda, Trump Bakal Pangkas Tarif Impor China Jadi 65 Persen – Halaman all

    Perang Dagang Mereda, Trump Bakal Pangkas Tarif Impor China Jadi 65 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump tengah mempertimbangkan pemangkasan tarif impor barang-barang China.

    Rencana tersebut diungkap sumber Gedung Putih dalam Wall Street Journal (WSJ), dijelaskan bahwa Trump sedang mempertimbangkan rencana untuk memangkas tarif impor China dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

    Apabila rencana tersebut direalisasikan, maka tarif impor barang-barang asal China dapat turun dari level saat ini sebesar 145 persen menjadi antara 50 persen atau 65 persen.

    “Kami akan mencapai kesepakatan yang adil dengan China,” kata Trump kepada wartawan pada Al Jazeera.

    Pernyataannya tersebut menyusul komentar optimistis yang disampaikan pada Selasa bahwa kesepakatan untuk menurunkan tarif adalah mungkin. 

    Trump menyadari penerapan tarif impor sebesar 145 persen terhadap China sangat besar. Oleh karenanya ia mengatakan nantinya tarif impor terhadap China tidak akan sebesar 145 persen.

    Merespon isu pemangkasan tarif impor yang dirilis (WSJ), Juru bicara Gedung Putih Kush Desai mengatakan laporan apa pun tentang tarif adalah spekulasi murni, kecuali jika datang langsung dari Trump. 

    Sementara itu Menteri Keuangan AS Scott Bessent menolak berkomentar mengenai berita WSJ, tetapi mengatakan bahwa ia tidak akan terkejut jika tarif diturunkan.

    Bessent mengatakan kedua negara melihat tarif saat ini tidak dapat dipertahankan , tetapi ia tidak tahu kapan negosiasi akan dimulai. Bessent menambahkan bahwa perlu ada de-eskalasi sebelum pembicaraan perdagangan dapat dilanjutkan.

    “Saya pikir kedua pihak menunggu untuk berbicara satu sama lain,” kata Bessent.

    China Tolak Tunduk

    Pasca pernyataan tersebut dirilis, sejauh ini pemerintah Tiongkok belum menanggapi berita tersebut, justru mereka terus-menerus mengkritik tarif Trump.

    Di platform media sosial Tiongkok, Weibo, pernyataan Trump menjadi tren dengan berbagai tagar termasuk “Trump mengakui kekalahan”.

    Portal berita pemerintah, China Daily, bahkan menggambarkannya sebagai “lambang proteksionisme populis agenda MAGA”, dan mengganggu stabilitas perdagangan global.

    Sebagai informasi, aksi saling lempar tarif impor antara China dan AS bermula dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik sebesar 34 persen. 

    Sebagai bentuk balasan Komite Tarif Dewan Negara China turut menerapkan tarif 34 persen atas produk-produk asal AS.

    Ketegangan yang semakin berlanjut akhirnya mendorong AS untuk menjatuhkan tarif 145 persen ke China.

    Kendati AS menjatuhkan tarif lebih tinggi ke China, namun dalam forum itu Lin menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk.

    “Tiongkok tidak akan peduli jika Amerika Serikat terus memainkan permainan angka tarif,” kata juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian.

    “China tidak ingin berperang dagang dengan AS, tetapi sama sekali tidak takut jika AS bersikeras memprovokasi,” imbuhnya.

    IMF Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global 

    Efek perang dagang yang terus dilakukan pemerintah AS dan China, memaksa Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 menjadi 2,8 persen, turun proyeksi awal pada 2024 yang dipatok 3,3 persen.

    Ini lantaran tarif impor yang tinggi dipandang mitra dagang sebagai guncangan permintaan yang memukul output dan harga  yang mengganggu perdagangan global, hingga berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global.

    Serangkaian tekanan ini yang mendorong IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini menjadi ekspansi produk domestik bruto paling lambat sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, jadi yang terburuk kedua sejak 2009.

     

  • Trump Beri Sinyal Akhiri Perang Dagang, Bakal Pangkas Tarif Impor untuk China – Halaman all

    Trump Beri Sinyal Akhiri Perang Dagang, Bakal Pangkas Tarif Impor untuk China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, memberikan sinyal pemangkasan tarif secara drastis terhadap seluruh produk impor asal China.

    Sinyal itu diungkap Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Rabu (23/4/2025).

    Kendati tarif tinggi atas barang-barang dari China akan turun secara substansial, tetapi Trump menegaskan penurunan tarif tersebut tidak akan menjadi nol persen.

    “Tarifnya akan turun secara signifikan, tapi tidak akan menjadi nol,” kata Trump di Washington, dikutip dari The Guardian.

    “Kami akan bersikap sangat baik, mereka juga akan bersikap sangat baik, dan kita lihat nanti apa yang terjadi,” lanjutnya.

    Trump menyadari penerapan tarif impor sebesar 145 persen terhadap China sangat besar. Oleh karenanya ia mengatakan nantinya tarif impor terhadap China tidak akan sebesar 145 persen.

    Trump juga berniat menarik China untuk menjalin kerja sama.

    Trump menilai kerja sama dengan China akan membuat atmosfer perdagangan menjadi lebih ideal.

    “145 persen itu sangat tinggi dan tidak akan setinggi itu. Tidak akan mendekati angka itu. Itu akan turun secara signifikan. Tapi tidak akan nol,” kata Trump.

    Pernyataan Trump tersebut merupakan respons atas komentar sebelumnya pada hari Selasa oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, yang mengatakan bahwa tarif tinggi secara efektif telah menghentikan perdagangan antar kedua negara.

    Bessent mengatakan penurunan tarif terhadap China bukanlah untuk memutuskan hubungan yang keras atau pemisahan total antara Amerika Serikat dan China.

    Namun untuk menyeimbangkan kembali perdagangan yang telah terjalin antara Amerika Serikat dan China.

    Mengingat beberapa pekan terakhir pasar saham dan obligasi AS terus bergejolak buntut perang tarif besar-besaran antara Trump dan Jinping.

    China Tolak Tunduk

    Pasca pernyataan tersebut dirilis, sejauh ini pemerintah Tiongkok belum menanggapi berita tersebut, justru mereka terus-menerus mengkritik tarif Trump.

    Di platform media sosial Tiongkok, Weibo, pernyataan Trump menjadi tren dengan berbagai tagar termasuk “Trump mengakui kekalahan”.

    Portal berita pemerintah, China Daily, bahkan menggambarkannya sebagai “lambang proteksionisme populis agenda MAGA”, dan mengganggu stabilitas perdagangan global.

    Sebagai informasi, aksi saling lempar tarif impor antara China dan AS bermula dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengumumkan tarif resiprokal atau tarif timbal balik sebesar 34 persen. 

    Sebagai bentuk balasan Komite Tarif Dewan Negara China turut menerapkan tarif 34 persen atas produk-produk asal AS.

    Ketegangan yang semakin berlanjut akhirnya mendorong AS untuk menjatuhkan tarif 245 persen ke China.

    Dengan rincian mencakup tarif timbal balik terbaru sebesar 125 persen, tarif sebesar 20 persen untuk mengatasi krisis fentanyl.

    Serta tarif 7,5 persen dan 100 persen pada barang-barang tertentu untuk mengatasi praktik perdagangan yang tidak adil, sebagaimana dikutip dari Reuters.

    Kendati AS menjatuhkan tarif lebih tinggi ke China, namun dalam forum itu Lin menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk.

    “Tiongkok tidak akan peduli jika Amerika Serikat terus memainkan permainan angka tarif,” kata juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian.

    “China tidak ingin berperang dagang dengan AS, tetapi sama sekali tidak takut jika AS bersikeras memprovokasi,” imbuhnya.

    China Ancam Negara yang Negosiasi Tarif ke AS

    Lebih lanjut, pemerintah China di bawah pimpinan Xi Jinping mengancam akan menjatuhkan sanksi balasan kepada negara-negara yang melakukan negosiasi terhadap kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS).

    Tak dijelaskan secara rinci sanksi apa yang akan diterapkan Jinping kepada negara-negara yang melakukan negosiasi terhadap kenaikan tarif Trump.

    Namun Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa Tiongkok akan mengambil tindakan balasan dan timbal balik yang tegas.

    Ancaman ini dilontarkan Jinping setelah munculnya laporan bahwa AS berencana menggunakan negosiasi tarif untuk menekan puluhan negara agar memberlakukan hambatan baru pada perdagangan dengan China.

    “China dengan tegas menentang pihak manapun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China. Jika ini terjadi, China tidak akan pernah menerimanya dan akan dengan tegas mengambil tindakan balasan,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, dikutip dari BBC International.

    Tak hanya melontarkan ancaman, China juga memperingatkan negara-negara agar tidak lembek menghadapi perang tarif Trump.

    Meski Tiongkok menghormati semua pihak yang menyelesaikan perbedaan ekonomi dan perdagangan dengan AS melalui konsultasi dengan kedudukan yang setara.

    Akan tetapi jika tarif Trump diterima begitu saja oleh negara-negara lain, hal itu bisa mendorong negara kuat seperti AS berlaku seenaknya, melanggar aturan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia).

    China melihat bahwa negosiasi bilateral tarif antara AS dan negara-negara lain merupakan strategi untuk memecah solidaritas internasional dalam menghadapi perang dagang.

    Terlebih sejumlah negara yang mencari kesepakatan dengan AS dengan mengorbankan kepentingannya bersama China.

    Alasan tersebut yang membuat China murka, memandang ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap semangat keadilan dagang global.

    “Kedamaian tidak akan mendatangkan perdamaian, dan kompromi tidak akan mendatangkan rasa hormat,” tegas Kementerian Perdagangan China.

    “Mendahulukan kepentingan pribadi yang bersifat sementara dan mengorbankan kepentingan pihak lain, sama saja dengan mencari kulit harimau (cari gara-gara),” lanjut pernyataan tersebut.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Netizen China Sindir Baju Jubir Trump: Gaun Mahal, Tapi tetap Buatan China – Halaman all

    Netizen China Sindir Baju Jubir Trump: Gaun Mahal, Tapi tetap Buatan China – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketika perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, pilihan fesyen Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, justru menjadi sorotan.

    Gaun merah berhiaskan renda hitam yang dikenakannya dalam jumpa pers belum lama ini menjadi bahan sindiran netizen China.

    Mereka menyoroti ironi di balik gaun mahal buatan China yang dikenakan pejabat tinggi AS di tengah retorika nasionalisme ekonomi Presiden Donald Trump.

    Foto Leavitt mengenakan gaun dari merek Inggris Self-Portrait menjadi viral di platform seperti Sina Weibo, Xiaohongshu, bahkan memicu perbincangan di Reddit.

    Meski Self-Portrait adalah label Inggris, gaun tersebut diketahui dirancang oleh Han Chong, desainer asal Malaysia keturunan Tionghoa, dan diproduksi di China.

    Isu ini mencuat pertama kali lewat unggahan Zhang Zhisheng, Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar, yang membagikan tangkapan layar dari pengguna Weibo. 

    Dalam unggahannya di platform X (dulu Twitter), Zhang menyebutkan bahwa renda hitam pada gaun itu dikenali oleh seorang pekerja pabrik sebagai hasil produksinya sendiri.

    “Menuduh Tiongkok adalah bisnis. Membeli Tiongkok adalah kehidupan. Renda yang indah pada gaun itu dikenali oleh seorang karyawan perusahaan Tiongkok sebagai produknya,” tulis Zhang dalam sebuah posting di X yang dibagikan ulang lebih dari 700 kali, dikutip dari Channel News Asia.

    Netizen China langsung merespons. 

    Seorang pengguna menulis, “Orang munafik terungkap. Ini sungguh lucu.”

    Pengguna lainnya juga menganggap ini lelucon.

    “Lelucon itu menulis dirinya sendiri,” tulis seorang netizen.

    Bukan Gaun Murah, tapi Produknya Masih dari China

    Seorang pengguna Weibo dengan nama paingod menambahkan fakta baru ke dalam sindiran ini. 

    Ia mencatat bahwa gaun tersebut bukanlah produk murah seperti yang sering diasosiasikan dengan barang buatan China.

    “Gaun ini dari merek Self-Portrait dan dijual lebih dari 500 USD. Tapi kabar buruknya, tetap saja dibuat di China,” katanya.

    Di situs e-commerce Farfetch, gaun tersebut sempat tersedia dengan harga diskon sebesar 403 USD, meski harga aslinya lebih tinggi.

    Sementara pihak Self-Portrait enggan memberikan komentar terkait isu ini.

    Soroti Gaun Leavit Lainnya

    Reaksi keras tidak hanya berhenti pada satu gaun.

    Netizen mulai menelusuri rekam jejak fesyen Leavitt, menyoroti pakaian lain yang kemungkinan besar juga buatan China.

    Di Xiaohongshu, seorang pengguna bernama Baicha bahkan mengunggah foto dirinya mengenakan gaun serupa.

    “Desain ini lumayan, Merah Tiongkok,” merujuk pada warna patriotik khas China.

    Fenomena ini terjadi di saat TikTok juga diramaikan dengan unggahan soal banyaknya rumah mode mewah dunia yang menggantungkan produksi pada pabrik-pabrik di Tiongkok, dikutip dari Yahoo News.

    Beberapa video bahkan memetakan lokasi pabrik secara detail, mendorong konsumen membeli langsung dari sumber produksi.

    Menurut Statista, hingga tahun lalu ada lebih dari 13.800 perusahaan pakaian jadi dan aksesori di China.

    Ia menegaskan dominasi negeri itu sebagai produsen garmen terbesar dunia selama lebih dari satu dekade.

    “America First”, tapi Barangnya Buatan China?

    Perdebatan ini berlangsung seiring ketegangan tarif dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia. 

    Baru-baru ini, Presiden Trump mengenakan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang China, yang dibalas oleh Beijing dengan menaikkan tarif produk AS hingga 125 persen.

    Netizen pun mempertanyakan konsistensi slogan ‘America First’.

    Terutama ketika topi kampanye Trump “Make America Great Again” juga disebut-sebut diproduksi secara massal di China.

    Obrolan serupa bermunculan di Reddit, termasuk thread berjudul “Apakah Karoline Leavitt membeli gaunnya dari Tiongkok?” yang dipenuhi lebih dari 200 komentar.

    Seorang pengguna bernama BadgerGirl1990 kemudian menjawab bahwa perusahaan tekstil yang sering mengekspor produknya ke AS adalah Asia.

    “Tentu saja dibuat di Asia. Semuanya begitu. Kapan terakhir kali Anda melihat pabrik tekstil di Barat?” tulisnya.

    Netizen China, dengan sindiran mereka, seolah hanya mengingatkan bahwa produk China tidak bisa diremehkan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait China dan Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

  • Putin Rekrut Pengangguran China Jadi Tentara Rusia Lewat TikTok

    Putin Rekrut Pengangguran China Jadi Tentara Rusia Lewat TikTok

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Vladimir Putin secara aktif merekrut pria China untuk menjadi tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina. Presiden Volodymyr Zelensky mengklaim setidaknya ada 150 warga negara China yang melayani pasukan bersenjata Rusia.

    Hal ini sudah dibantah oleh Beijing. Namun, 2 tentara Rusia asal China yang ditangkap oleh Ukraina menceritakan pengalaman pribadi mereka hingga akhirnya bergabung menjadi pasukan Putin.

    Mereka menyebut pemerintah China tak tahu apa-apa tentang keterlibatan mereka di perang Rusia. Pasalnya, kontrak mereka ditangani oleh middleman.

    Kedua tentara tersebut berhasil ditangkap oleh pasukan Ukraina pada 8 April 2025 dan kini menjadi tawanan perang (POW). Dalam konferensi pers yang digelar Lembaga Keamanan Ukraina (SBU), 2 tentara mengatakan kepada media tentang perjalanan mereka hingga sampai ke Rusia.

    Mereka juga mengaku mendapat perlakuan buruk di bawah militer Rusia, dikutip dari KyivPost, Selasa (15/4/2025).

    Wang Guangjun mengaku mendapat tawaran untuk bergabung ke militer Rusia melalui iklan TikTok. Ia tergiur karena iming-iming bayaran yang besar.

    Wang kehilangan pekerjaan di China saat pandemi Covid-19. Mulanya, ia tertarik untuk bergabung menjadi tentara Rusia sebaga tim medis.

    Sebagai warga China, Wang mengatakan di negaranya pekerjaan militer sangat dijunjung tinggi. Pemikiran itu ia kira akan sama dengan Rusia. Ia berharap hidupnya akan lebih baik jika bergabung dengan tentara Rusia.

    Terlebih, Rusia memiliki sentimen positif di China. Hal ini dijadikan ‘senjata’ bagi Rusia untuk merekrut pasukan dari China.

    “Menurut saya ini jebakan,” ujar Wang, dikutip dari TVP World.

    Selain TikTok, platform media sosial lain di China ramai dibanjiri iklan Rusia untuk bergabung dalam perang. Dalam satu postingan di Weibo yang mendapat ratusan ribu views, diperlihatkan orang-orang yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk bergabung dalam perang Rusia.

    “Anda adalah pria. Jadilah pria sejati,” kata iklan tersebut.

    Video dalam bahasa Rusia yang memiliki subtitle bahasa China itu menjanjikan bonus besar sebagai tentara Rusia, yakni mencapai US$21.000 (Rp353 jutaan). Selain itu, gaji bulanannya disebut mencapai US$2.400 (Rp40 jutaan). Angka itu jauh di atas gaji rata-rata di banyak kota di China.

    Camp Rusia yang Mengerikan

    Wang bercerita ia berangkat ke zona perang melalui Kazan, lalu Rostov-on-Don, sebelum sampai ke Donetsk, Ukraina. Wang ditangkap 3 hari setelah pertama kali dipekerjakan untuk membantu militer Rusia dalam menginvasi Ukraina.

    Saat ditanya apakah Wang sempat ingin kabur, ia mengatakan hal tersebut tak mungkin. Pasalnya, setelah mengikuti pelatihan di camp, para calon prajurit diawasi ketat.

    “Setiap mau ke kamar mandi, bahkan saat tengah malam, ada tentara yang mengikuti dengan senjata berpeluru,” kata Wang.

    “Selama pelatihan, komandan akan selalu mengawasi kami jadi tidak bisa kabur. Selain itu, pasukan Rusia ada di mana-mana. Jadi memang tidak bisa lari ke mana-mana,” ia menambahkan.

    Ia bercerita ketika berada di Rostov, ada satu insiden ketika calon prajurit asing bunuh diri di tengah malam. Tak jelas alasan di baliknya.

    Wang mengatakan kondisi camp militer Rusia di Rostov sangat tidak manusiawi. Tak ada air atau listrik, hanya ada seporsi makanan setiap hari atau 2 hari sekali.

    Bahkan, pernah para prajurit berlatih hingga jam 4-5 subuh, lalu mereka hanya diberikan sejumput nasi mentah sebagai makanan.

    Zhang Renbo yang merupakan POW kedua mengatakan ia ke Rusia sebagai turis dengan rencana untuk bergabung ke militer. Namun, ia menyesali keputusannya meninggalkan China untuk bergabung dalam perang.

    “Orang tua saya mungkin melihat saya di televisi. Mereka tak tahu saya bergabung di perang Rusia. Saya ingin mengatakan bahwa saya masih hidup. Meski mereka pasti sangat marah, namun setidaknya saya beruntung masih hidup,” kata Zhang.

    Ia mengatakan realita perang yang selama ini ia ketahui hanya berasal dari serial televisi atau film. Namun, ketika mengalaminya langsung, ia sadar setiap detik berjalan sangat lama.

    Ia berharap bisa segera pulang ke rumah dan akan berkooperasi dengan otoritas Ukraina.

    Propaganda Rusia

    Wang mengkritisi propaganda Moskow terhadap populasi China. Ia menegaskan akan melarang warga China untuk bergabung dalam perang jika mereka punya niat serupa dirinya dulu.

    “Untuk sesama warga China yang berharap untuk bergabung dalam perang melawan Ukraina, saya berpesan jangan sampai ikut dalam perang,” kata Wang.

    “Semua yang Rusia katakan kepada kita adalah kebohongan. Semuanya palsu. Rusia tak sekuat yang mereka klaim. Saya berharap kalian tidak bergabung dalam perang apapun, terutama perang ini yang tak relevan dengan kita,” ia menambahkan.

    Wang juga mengatakan pasukan Rusia tak pernah mengajarkan para prajurit asing bagaimana cara menyerah ketika ditangkap. Ia mengatakan pasukan Rusia menakut-nakuti dengan menyebut jika mereka ditangkap, maka mereka akan mati.

    “Rusia mengatakan kepada semua prajurit asing bahwa Ukraina akan memperlakukan kami dengan sangat buruk jika kami ditangkap. Foto kami akan dikirim ke teman dan keluarga di rumah,” Wang menuturkan.

    (fab/fab)

  • Bocoran Oppo Reno 14 Pro: Layar OLED, Baterai Besar, dan Tahan Air dengan Sertifikasi IP68/IP69 – Page 3

    Bocoran Oppo Reno 14 Pro: Layar OLED, Baterai Besar, dan Tahan Air dengan Sertifikasi IP68/IP69 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Oppo dilaporkan tengah bersiap untuk memperkenalkan seri smartphone terbarunya, Reno 14, yang akan dirilis pertama kali di pasar Tiongkok. Informasi mengenai dua varian utama dalam lini tersebut, yakni Reno 14 dan Reno 14 Pro, mulai ramai beredar di internet.

    Kali ini, bocoran terbaru datang dari seorang informan terkenal di industri teknologi, yang dikenal dengan nama Digital Chat Station.

    Diwartakan GizmoChina, Senin (14/4/2025), ia membagikan sejumlah detail penting seputar spesifikasi utama perangkat, termasuk teknologi layar, kapasitas baterai, hingga desain fisik dari perangkat.

    Spesifikasi dan Fitur Utama Reno 14 dan Reno 14 Pro

    Menurut informasi yang dibagikan Digital Chat Station melalui akun Weibo di platform mikroblog populer di Tiongkok, seri Reno 14 diperkirakan akan membawa peningkatan signifikan dari segi daya tahan baterai.

    Oppo dikabarkan membekali kedua model dengan baterai berkapasitas besar, yaitu lebih dari 6.000 mAh, yang menjanjikan waktu pemakaian yang lebih lama bagi pengguna.

    Dari sisi tampilan, Reno 14 versi standar disebut akan menggunakan layar berukuran 6,59 inci dengan panel OLED LTPS dan resolusi 1.5K. Sementara itu, Reno 14 Pro sebagai varian yang lebih premium akan hadir dengan layar OLED LTPS yang lebih besar, yakni 6,83 inci, dengan resolusi yang sama.

    Kedua HP Android ini dikatakan memiliki desain layar melengkung di bagian sudut, serta dilengkapi bezel yang sangat tipis untuk memberikan tampilan visual yang lebih elegan dan imersif.

    Selain layar dan baterai, sistem kamera juga menjadi salah satu aspek yang mendapatkan peningkatan cukup signifikan. Bocoran tersebut menyebutkan bahwa HP Oppo akan menghadirkan pengalaman fotografi yang diklaim sekelas iPhone.

    Tidak hanya itu, Reno 14 Pro bahkan disebut-sebut akan membawa kamera telefoto periskop, sebuah fitur yang umumnya hanya ditemukan di smartphone flagship kelas atas.

     

     

  • Perusahaan China Mulai Tinggalkan ‘996’, Karyawan Disuruh Pulang Cepat

    Perusahaan China Mulai Tinggalkan ‘996’, Karyawan Disuruh Pulang Cepat

    Jakarta

    Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi China seperti Alibaba mengagungkan sistem kerja ‘996’. Kini, segelintir perusahaan tersebut mulai beralih ke jadwal kerja yang lebih manusiawi.

    Salah satunya adalah Midea, produsen perangkat elektronik rumah tangga. Karyawan Midea biasanya bekerja hingga tengah malam, namun kini mereka diminta untuk meninggalkan kantor pada pukul 18.20.

    Akun Midea di platform media sosial Weibo bahkan menampilkan foto orang-orang yang sedang menonton penampilan band dengan caption, “Apa yang kalian lakukan setelah bekerja? Hidup yang sesungguhnya dimulai setelah bekerja.”

    Perusahaan lainnya juga mengubah jadwal kerjanya, tapi tidak sedramatis Midea. Seperti produsen peralatan rumah tangga Haier yang memperkenalkan jadwal kerja lima hari seminggu, sampai dirayakan oleh karyawannya di media sosial.

    Karyawan di DJI, produsen drone terbesar di dunia, juga mengungkap kebahagiaannya setelah perusahaan itu mewajibkan karyawannya mengosongkan kantor sebelum pukul 21.00.

    “Tidak perlu khawatir lagi ketinggalan kereta terakhir, tidak perlu lagi khawatir membangunkan istri saat tiba di rumah,” tulis seorang karyawan DJI di media sosial, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (9/4/2025).

    Kebijakan baru ini tentu sangat kontras dengan sistem kerja ‘996’ atau praktek kerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam selama enam hari seminggu. Sistem kerja ini diadopsi oleh banyak raksasa teknologi China dalam 15 tahun terakhir, dan pernah dipuji oleh pendiri Alibaba Jack Ma.

    Sistem kerja ‘996’ sebenarnya sudah dianggap ilegal oleh pengadilan China sejak tahun 2021, namun masih banyak karyawan di sektor teknologi dan keuangan yang bekerja dengan jam kerja sangat panjang. Bahkan beberapa tahun terakhir muncul istilah baru yaitu ‘007’ yang merujuk kepada bekerja sepanjang hari setiap hari.

    Analis mengatakan perubahan jadwal kerja ini didorong oleh perubahan undang-undang ketenagakerjaan Uni Eropa dan bukan karena meningkatnya tekanan sosial di China. Pemerintah China juga meminta perusahaan untuk menuruti batas jam kerja 44 jam seminggu.

    Meski perubahan ini dirayakan oleh banyak karyawan, tidak semuanya yakin ini akan bertahan lama. Seorang karyawan yang tidak disebutkan namanya mengatakan ia biasanya siap sedia 24 jam sehari dan bahkan pernah disuruh mengikuti rapat saat sedang libur.

    “Saya tidak yakin perubahan tersebut dapat dipertahankan,” kata karyawan itu.

    (vmp/fay)

  • Tinggal Tunggu Waktu, Gigi Copot Bakal Bisa Tumbuh Lagi dengan Teknologi

    Tinggal Tunggu Waktu, Gigi Copot Bakal Bisa Tumbuh Lagi dengan Teknologi

    Jakarta

    Gigi copot kelak tak harus diganti dengan gigi palsu, ilmuwan tinggal selangkah lagi untuk menumbuhkan lagi gigi dewasa yang tanggal. Riset pada babi baru saja menunjukkan hasil yang positif.

    Pamela Yelick dan Weibo Zhang dari Tufts University School of Dental Medicine di Boston baru-baru ini menumbuhkan struktur mirip gigi manusia. Belum benar-benar sempurna, tetapi disebut mendekati gigi alami pada manusia.

    Dalam eksperimennya, Yelick dan Zhang mengambil sel dari rahang babi. Hewan ini dalam hidupnya menumbuhkan gigi berkali-kali sehingga rahangnya memiliki sel gigi yang belum tumbuh, yang dalam riset ini direkayasa menjadi seperti gigi manusia.

    “Sangat mirip gigi,” kata Yelick yang mempublikasikan risetnya di jurnal Stem Cell Translational Medicine, Desember silam, dikutip dari MIT Technology Review, Sabtu (5/4/2025).

    Cristiane Miranda Franca, ilmuwan kedokteran gigi di Oregon Health and Science University yang tidak terlibat dalam riset ini, mengatakan gigi buatan ini memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki implan pada umumnya. Baginya, hal itu cukup mengesankan.

    “Temuan ini menandai langkah maju menuju gigi manusia yang yang fungsional dan dibuat di laboratorium, yang bisa menyatu dengan gusi dan rahang,” kata Franca.

    (up/up)