Perusahaan: Weibo

  • Pengakuan Pasien Terpapar COVID-19 Varian ‘Nimbus’, Ini Gejala yang Dirasakan

    Pengakuan Pasien Terpapar COVID-19 Varian ‘Nimbus’, Ini Gejala yang Dirasakan

    Jakarta

    Varian COVID-19 baru NB.1.8.1 kini tengah menyebar di sejumlah negara, termasuk Thailand dan Singapura. Varian ini disebut sebagai ‘Nimbus’ atau dalam ilmu cuaca merujuk pada salah satu awan berwarna abu-abu gelap dan tebal yang menyebabkan hujan. Nama resminya adalah varian COVID-19 NB.1.8.1.

    Seorang ahli epidemiologi di China, Dr Zhong Nanshan, mengungkapkan varian ‘Nimbus’ ini memiliki gejala yang khas yakni sakit tenggorokan. Banyak pasien yang melaporkan gejala sakit tenggorokan seperti ‘tersayat pisau cukur atau pecahan kaca’.

    Banyak warga China yang memposting di media sosial, salah satunya Weibo, mereka tertular COVID-19 dan menunjukkan gejala yang menyakitkan. Hal itu bahkan membuat mereka merasa seperti kehabisan tenaga.

    Varian NB.1.8.1 telah menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara, termasuk China. Berdasarkan data dari Maret-Mei, pasien yang dirawat di UGD yang dites positif COVID-19 naik dari 7,5 menjadi 16,2 persen.

    Analisis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan varian ‘Nimbus’ lebih menular. Namun, masih belum ada bukti bahwa varian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

    Pengakuan Pasien soal Gejala Akibat Varian ‘Nimbus’

    Selain sakit tenggorokan, pasien yang terinfeksi varian ‘Nimbus’ juga melaporkan gejala yang mirip dengan varian sebelumnya, seperti batuk, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat. Dr Nanshan juga mengatakan gelombang COVID-19 saat ini tidak jauh berbeda dari yang sebelumnya.

    “Namun kali ini, laporan klinis menunjukkan bahwa gejala radang tenggorokan akibat silet lebih jelas, dan batuknya lebih banyak,” bebernya yang dikutip dari Daily Mail.

    Melalui unggahan media sosial Weibo, warga China juga mengungkapkan gejala yang muncul akibat varian ‘Nimbus’.

    “Saat makan siang beberapa hari yang lalu, seorang kolega batuk sangat parah hingga saya pikir dia tersedak makanan,” tulis seorang warga di Weibo.

    “Dia mengatakan itu adalah efek yang masih ada dari gelombang COVID ini. Ketika saya bertanya tentang gejala utamanya, dia mengatakan radang tenggorokan yang seperti tersayat silet,” sambungnya.

    Warga lainnya juga mengungkapkan keluhan yang hampir sama, yakni sakit tenggorokan.

    “Saya pernah terserang radang tenggorokan seperti tersayat silet, dan merasa sangat lelah,” katanya.

    Seorang warga juga menyebutkan gejala yang sama. Radang tenggorokan menjadi tanda atau gejala yang pertama kali terasa.

    “Radang tenggorokan akibat silet pasca COVID sangat parah. Bengkak, nyeri, dan saya hampir tidak bisa bicara. Adakah pengobatan yang cepat?” tulisnya.

    (sao/suc)

  • Sakit Tenggorokan Seperti Ini Jadi Gejala Khas COVID-19 Varian ‘Nimbus’

    Sakit Tenggorokan Seperti Ini Jadi Gejala Khas COVID-19 Varian ‘Nimbus’

    Jakarta

    COVID-19 varian NB.1.8.1 atau ‘Nimbus’ disorot pasca diduga menjadi pemicu lonjakan kasus di China, Singapura, hingga Hong Kong. Gejala COVID-19 varian ‘Nimbus’ relatif mirip seperti infeksi COVID-19 sebelumnya, tetapi khas pada keluhan di bagian leher.

    Salah satunya nyeri tenggorokan. Dokter mengibaratkan gejalanya seperti nyeri setelah terkena pecahan kaca. Ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, sering kali berada di bagian belakang tenggorokan.

    Menurut Naveed Asif, dokter umum di The London General Practice, gejala lain yang terkait dengan COVID-19 varian ‘Nimbus’ tersebut termasuk kemerahan di bagian belakang mulut dan pembengkakan kelenjar leher, serta gejala COVID-19 umum seperti demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.

    “Namun, gejalanya dapat sangat bervariasi sehingga kewaspadaan adalah kuncinya,” kata Dr Asif kepada Manchester Evening News, dikutip Selasa (10/6/2025).

    Menurut layanan kesehatan Inggris NHS, gejala COVID-19 varian Nimbus, juga disertai keluhan:

    Sementara dr Zhong Nanshan, ahli epidemiologi terkemuka di China mengatakan kepada media pemerintah negara itu kerap melaporkan kasus nyeri tenggorokan seperti terkena pecahan kaca pada pasien yang membutuhkan perawatan pasca infeksi COVID-19.

    Banyak warga China juga memposting secara daring di platform media sosial Weibo, mengatakan gejalanya terasa menyakitkan dan membuat merasa benar-benar kehabisan tenaga.

    “Saat makan siang beberapa hari yang lalu, seorang kolega batuk sangat parah hingga saya pikir dia tersedak makanan,” jelas salah satu netizen China.

    Dia mengatakan itu adalah efek yang bertahan lama dari gelombang COVID-19 kali ini.

    “Saya terkena sakit tenggorokan seperti rasa setelah menggunakan pisau cukur, dan merasa benar-benar kehabisan tenaga. Sangat parah, bengkak, nyeri, dan saya hampir tidak bisa bicara,” keluh netizen lain.

    Varian ini juga menyebar di negara-negara tetangga lainnya termasuk India dan Thailand, dan di California, saat proporsi kasus yang disebabkan oleh varian tersebut telah meningkat dari dua persen menjadi 19 persen sejak April.

    Lebih dari selusin kasus juga telah dilaporkan di negara bagian Washington, di samping infeksi di Ohio, Rhode Island, dan Hawaii. Pelancong internasional yang terinfeksi varian tersebut dilaporkan tiba di Virginia dan Kota New York.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan varian tersebut lebih menular, dan sekarang mungkin mencapai setengah dari semua kasus secara global.

    Namun, menurut mereka tidak ada bukti varian tersebut lebih mungkin menyebabkan penyakit parah atau kematian.

    (naf/kna)

  • Perang Dagang AS-China: Donald Trump Sebut Sulit Capai Kesepakatan dengan Xi Jinping – Page 3

    Perang Dagang AS-China: Donald Trump Sebut Sulit Capai Kesepakatan dengan Xi Jinping – Page 3

    Sebelumnya, pernyataan mengejutkan datang dari Presiden China Xi Jinping menyusul keputusan pencabutan tarif impor baru AS-China. Melansir CNN Business, Selasa (13/5/2025) Xi Jinping menyinggung isu perundungan dalam pembahasannya terkait perang dagang.

    “Perubahan besar yang tak terlihat dalam satu abad sedang berlangsung cepat, yang telah membuat persatuan dan kerja sama antarnegara menjadi sangat penting,” kata Xi Jinping dalam pernyataannya di hadapan pemimpin negara Amerika Latin dan Karibia di Beijing.

    “Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang. Perundungan atau hegemonisme hanya mengarah pada isolasi diri,” ujarnya.

    Pidato Xi Jinping disampaikan sehari setelah AS dan China mengumumkan bahwa kedua negara akan secara drastis mencabut tarif impor untuk periode awal 90 hari.

    Sementara itu, sejumlah media yang dikelola pemerintah China menyambut pencabutan tarif sebagai “kemenangan besar” bagi negara itu.

    “Ini menunjukkan bahwa tindakan balasan tegas China dan sikap tegasnya sangat efektif,” ujar Yuyuan Tantian, akun media sosial yang berafiliasi dengan penyiar negara CCTV, di platform Weibo.

    Ketika negara-negara bergegas membuat kesepakatan dengan Trump setelah pengumuman tarif timbal balik, China mengambil pendekatan berbeda dengan mengenakan tarif atas barang-barang AS bersama dengan sejumlah tindakan balasan lainnya.

    Selama lebih dari sebulan, tarif periode kedua Trump atas impor China tetap pada angka 145%, sementara pungutan balasan China atas barang-barang AS berada pada angka 125%.

    Kesepakatan tebaru yant dicapai selama akhir pekan secara efektif berarti AS akan menurunkan sementara tarif keseluruhannya atas barang-barang China dari 145% menjadi 30%, sementara China akan memangkas pungutannya atas impor Amerika dari 125% menjadi 10%, menurut pernyataan bersama tersebut.

    Sementara itu, pungutan tarif AS terkait fentanil dari China sebesar 20% akan tetap berlaku.

  • HP Huawei Pura 80 Pembunuh iPhone 16 Segera Rilis, Berapa Harganya?

    HP Huawei Pura 80 Pembunuh iPhone 16 Segera Rilis, Berapa Harganya?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Huawei kembali menyiapkan ponsel yang kemungkinan akan jadi pembunuh iPhone 16. seri Pura 80 bakal dirilis dalam waktu dekat.

    Mengutip Reuters, Huawei mengumumkan dalam akun media sosial Weibo, ponsel anyarnya akan dirilis pada 11 Juni mendatang.

    Akan ada empat model yang kabarnya dirilis dalam seri ini, yakni Pura 80, Pura 80 Pro, Pura 80 Pro+, dan versi tertingginya Pura 80 Ultra.

    Sementara itu Gizmochina melaporkan teaser peluncuran ponsel yang menampilkan dua lensa kamera. Huawei memangh disebut akan mengambil langkah berani soal fotografi smartphone.

    Lensanya berbentuk elips, yang disebut Gizmochina sebagai lensa telefoto dengan gaya periskop. Dalam laporan lainnya mengatakan model Ultra akan hadir dengan sistem zoom periskop ganda.

    Isu lainnya menyebutkan Pura 80 Ultra akan menggunakan CMOS LOFIC 1 inci untuk pertama kalinya. Sensor dikembangkan oleh Smartsens dengan pengaturan piksel RYYB Huawei.

    Sementara itu teknologi LOFIC atau Lateral Overflow Integration Capacitor akan meningkatkan rentang dinamis serta kinerja cahaya redup untuk level hardware.

    Pura 80 Ultra kabarnya juga akan memiliki lensa telefoto 1/1,3 inci 50 MP. Gizmochina mencatatnya sebagai yang terbesar, bahkan melampaui ukuran sensor HP9 Samsung.

    Keempat model Pura 80 akan dilengkapi teknologi Maple Original Colour Imaging dari Huawei. Ini meningkatkan akurasi warna dan visual lewat algoritma kalibrasi tingkat lanjut.

    Pura 80 bisa jadi melanjutkan tradisi Huawei untuk mengganggu bisnis Apple di China. Sebelumnya Pura 70 dihadirkan usai penjualan iPhone di negara tersebut merosot di negara tersebut.

    Seri Mate 60 menjadi pertanda kebangkitan Huawei di China untuk meruntuhkan dominasi Apple.

    Soal harga, belum jelas Huawei Pura 80 akan dibanderol berapa. Namun, menurut informasi Huawei Central, kemungkinan harga Pura 80 akan lebih tinggi dari seri sebelumnya. 

    Sebagai pengingat, berikut harga Huawei Pura 70 Ultra di Indonesia dipatok Rp 18.999.000. Jika bocoran soal harga lebih tinggi benar, maka Huawei Pura 80 Ultra bisa dipatok di atas itu, bahkan menyentuh Rp 20 juta di Indonesia. Namun, informasi ini belum bisa dibenarkan 100% hingga ponsel tersebut benar-benar rilis resmi. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Bikin Pabrikan Was-was usai Turunkan Harga Mobilnya, BYD Bilang Begini

    Bikin Pabrikan Was-was usai Turunkan Harga Mobilnya, BYD Bilang Begini

    Jakarta

    BYD buka suara disebut-sebut berpotensi bikin ‘perang darah’ usai menurunkan harga mobilnya. Begini tanggapan BYD.

    Penurunan harga yang dilakukan BYD terhadap lebih dari selusin model mobilnya membuat keresahan tersendiri bagi produsen China lainnya. Aksi penurunan harga itu disebut bisa memicu ‘perang darah’. Tak menutup kemungkinan perang harga makin menjadi-jadi. Kekhawatiran itu salah satunya datang dari Chairman Great Wall Motor Wei Jianjun.

    Dia menyebut ‘industri tidak sehat’ setelah adanya penurunan harga mobil BYD tersebut. Wei juga khawatir adanya tekanan harga ini justru menekan keuntungan perusahaan dan juga para pemasok. Wei bahkan menyamakan kondisi saat ini dengan Evergrande, pengembang properti di China yang dilikuidasi tahun lalu setelah mengalami krisis utang yang besar tanpa menyebutkan secara gamblang merek yang dimaksud.

    Setelah komentar itu mencuat, saham-saham produsen mobil China seperti BYD, Nio, hingga Xpeng anjlok. General Manager of Branding and Public Relations BYD Li Yunfei menampik hal itu.

    Diberitakan Reuters, Li menyebut tak ada kondisi Evergrande di industri otomotif China. Dia juga bingung dengan spekulasi yang mencuat di jagat media sosial dan menjurus pada BYD. Dalam sebuah unggahan di Weibo, Li menyebut rasio utang terhadap aset BYD sebesar 70 persen dan lebih dari 580 miliar yuan. Ia juga membandingkan dengan produsen lain seperti Ford, Boeing, dan juga Toyota.

    Li menyebut ini merupakan hasil kerja keras BYD hingga bisa terus berkembang pesat sekalipun para rivalnya justru mengalami stagnasi. Namun Li tidak menjabarkan detail siapa yang dimaksud.

    Dia menambahkan bahwa BYD berencana untuk meminta pertanggungjawaban secara hukum kepada mereka yang menyebarkan spekulasi tersebut di jagat maya. Tak cuma itu, BYD juga sudah menyiapkan bukti untuk diserahkan kepada pihak berwenang di Negeri Tirai Bambu. Terkait hal itu, Great Wall Motor belum memberikan komentarnya.

    Ketegangan yang terjadi antara BYD dan Great Wall Motor bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya pada tahun 2023 Great Wall Motor pernah mengumumkan telah mengajukan laporan kepada regulator China terhadap BYD. Dua mobil hybrid terlaris BYD disebut tidak memenuhi standar emisi.

    Pada kesempatan berbeda, BYD pernah menyerukan agar industri otomotif China bersatu dan ‘menghancurkan legenda lama’ di pasar global. Pernyataan itu kemudian menuai kecaman dari Great Wall Motor.

    (dry/rgr)

  • Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Jakarta, Beritasatu.com – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini. – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini.

  • iPhone Masa Depan Diramal Pakai Kamera 200 MP, Tertarik?

    iPhone Masa Depan Diramal Pakai Kamera 200 MP, Tertarik?

    Jakarta

    Apple biasanya tidak langsung terjun mengikuti tren yang sedang populer dan memilih untuk menunggu sampai teknologinya matang. Namun, rumor terbaru mengindikasikan Apple akan mengadopsi tren kamera ponsel dengan megapixel besar untuk iPhone masa depan.

    Menurut tipster Digital Chat Station dalam postingannya di Weibo, Apple sedang menguji coba sensor kamera 200 MP. Jika rumor ini benar, kemungkinan sensor kamera tersebut akan menggantikan kamera 48 MP yang digunakan iPhone saat ini.

    Sayangnya postingan ini tidak memberikan informasi yang lebih rinci, termasuk jenis sensor dan untuk kamera apa. Digital Chat Station juga belum yakin, namun ia memperkirakan kamera 200 MP ini akan dipakai sebagai kamera utama, seperti dikutip dari GSM Arena, Rabu (28/5/2025).

    Digital Chat Station juga tidak menyebut model iPhone apa yang akan menggunakan kamera 200 MP, jadi tidak diketahui kapan upgrade kamera ini akan hadir.

    Kalau tahun depan, kemungkinan kamera 200 MP akan debut di iPhone layar lipat yang rumornya akan meluncur dengan harga premium. Kalau ternyata masih beberapa tahun lagi, mungkin akan hadir di iPhone Pro edisi ulang tahun ke-20 yang rilis pada tahun 2027.

    Apple terbilang lambat dalam memperkenalkan upgrade megapixel untuk iPhone. Peningkatan ke kamera 48 MP baru dilakukan beberapa tahun setelah pesaingnya.

    Sementara itu, Samsung sudah menggunakan kamera utama 200 MP selama tiga generasi, yang pertama kali digunakan di Galaxy S23 Ultra dan terakhir dipakai oleh Galaxy S25 Edge.

    Kamera 200 MP saat ini juga menjadi primadona vendor ponsel asal China seperti Xiaomi dan Vivo, namun resolusi besar itu dipakai untuk kamera telephoto periskop, bukan kamera utama.

    Bagaimana detikers, kalian tertarik membeli iPhone dengan kamera 200 MP?

    (vmp/vmp)

  • Ledakan Dahsyat Guncang Pabrik di China, Picu Kepulan Asap Raksasa

    Ledakan Dahsyat Guncang Pabrik di China, Picu Kepulan Asap Raksasa

    Beijing

    Sebuah ledakan dahsyat mengguncang sebuah pabrik kimia yang ada di Provinsi Shandong, China bagian timur, pada Selasa (27/5). Belum ada laporan korban jiwa akibat ledakan ini. Namun, foto yang beredar di media sosial menunjukkan kepulan asap raksasa menjulang tinggi di langit.

    Laporan televisi pemerintah China, CCTV, seperti dilansir Reuters, Selasa (27/5/2025), menyebut ledakan besar itu terjadi sebelum tengah hari di area workshop yang ada di kompleks pabrik Shandong Youdao Chemical.

    Tidak dijelaskan lebih lanjut soal penyebab ledakan dahsyat tersebut, juga soal kerusakan yang terjadi.

    Sejauh ini belum diketahui apakah ada korban jiwa atau korban luka akibat ledakan tersebut.

    CCTV dalam laporannya hanya menyebut bahwa layanan darurat telah dikerahkan untuk memulai upaya penyelamatan dan perawatan setelah ledakan terjadi.

    Salah satu video yang diunggah ke media sosial Weibo menunjukkan beberapa orang melarikan diri, sedangkan sejumlah orang lainnya menunduk untuk berlindung saat kepulan asap berwarna abu-abu dan berukuran raksasa menyelimuti langit.

    Beberapa video lainnya yang diposting ke Weibo menunjukkan pecahan kaca di desa-desa terdekat, di mana para penduduknya mengatakan mereka merasakan getaran kuat akibat ledakan tersebut.

    Tonton juga “Detik-detik Setelah Bom Meledak di Klinik California, FBI: Terorisme!” di sini:

    Shandong Youdao Chemical diketahui dimiliki oleh Himile Group, yang juga memiliki Himile Mechanical. Belum ada keterangan dari pihak perusahaan terkait ledakan tersebut.

    Menurut situs resminya, Youdao didirikan sejak Agustus 2019 di area taman kimia Gaomi Renhe, yang ada di kota Weifang, Provinsi Shandong. Kompleks pabrik Youdao disebut membentang dengan luas melebihi 47 hektare, dan memiliki lebih dari 300 karyawan.

    Pabrik Youdao mengembangkan, memproduksi, dan menjual teknologi untuk pestisida, farmasi, dan zat kimia perantara halus.

    Beberapa tahun terakhir, rentetan ledakan mengguncang sejumlah pabrik kimia di China. Salah satunya terjadi di area barat laut Ningxia tahun 2024 lalu, sedangkan satu insiden lainnya terjadi di area Jiangxi pada tahun 2023.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India

    TRIBUNNEWS.COM- Pakistan mengatakan pihaknya menggunakan jet tempur J-10C China untuk menjatuhkan lima pesawat tempur India di tengah meningkatnya ketegangan Kashmir, dan memperingatkan konflik yang lebih dalam setelah serangan India.

    untuk menembak jatuh lima pesawat India sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan oleh India di dekat Garis Kontrol, yang menandai peningkatan tajam dalam ketegangan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, tulis Bloomberg pada hari Rabu. 

    Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan kepada parlemen bahwa pesawat India tersebut termasuk jet Rafale buatan Prancis , menurut Associated Press Pakistan, meskipun India belum mengonfirmasi kerugian apa pun secara publik. 

    Dar menambahkan bahwa Pakistan terus memberi tahu Beijing tentang tindakannya, dengan Duta Besar China Jiang Zaidong mengunjungi Kantor Luar Negeri Islamabad pada pukul 4 pagi pada hari terjadinya serangan.

    Serangan udara itu terjadi setelah serangan mematikan di Pahalgam pada 22 April yang menewaskan 26 warga sipil di wilayah Kashmir yang dikuasai India. 

    India menyebut insiden itu sebagai tindakan terorisme dan menyalahkan Pakistan karena memfasilitasinya, klaim yang dibantah Islamabad.

    Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara terkoordinasi pada Rabu pagi terhadap sembilan target di Pakistan, yang digambarkannya sebagai “tepat dan terkendali” dan “tidak bersifat eskalatif.” 

    Namun, militer Pakistan mengatakan bahwa serangan tersebut mengakibatkan kematian 31 warga sipil dan bersumpah akan memberikan tanggapan militer yang kuat. 

    Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga mengisyaratkan niat untuk membalas , yang segera diikuti oleh laporan tentang jet tempur India yang ditembak jatuh.

    Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu SU-30, meskipun belum memberikan bukti pendukung. 

    Menteri Luar Negeri India Vikram Misri membahas serangan April dan investigasi yang sedang berlangsung, tetapi tidak mengomentari dugaan penembakan jatuh jet-jet tempurnya.

    Para analis berpendapat bahwa kedua belah pihak mungkin mengelola narasi publik untuk mengendalikan laju eskalasi, dengan beberapa pihak, seperti Ankit Panda dari Carnegie Endowment, menyatakan bahwa paritas dalam tindakan pembalasan dapat mencegah salah satu pihak untuk maju lebih jauh.

    Tiongkok desak Pakistan untuk menahan diri sambil dukung militernya

    China menanggapi dengan menyebut serangan udara India “disesalkan” dan mendesak kedua belah pihak untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

    Beijing tetap menjadi pemasok senjata terbesar Pakistan, yang bertanggung jawab atas 82 persen impor senjatanya antara tahun 2019 dan 2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

    Penggunaan jet tempur J-10C China yang dilaporkan dalam pertempuran langsung dengan cepat menjadi topik hangat di Weibo China, dengan para pengguna memuji kinerja perangkat keras militer dalam negeri .

    Saham perusahaan pertahanan China melonjak karena berita tersebut, sementara Bloomberg Intelligence mencatat bahwa konflik tersebut dapat menjadi tempat uji coba bagi sistem persenjataan China yang relatif belum terbukti dalam pertempuran langsung.

    Hu Xijin, mantan editor Global Times , menulis bahwa jika laporan dari Pakistan akurat, hal itu menunjukkan bahwa manufaktur militer China sekarang melampaui Rusia dan Prancis, dan menyarankan bahwa hasil tersebut seharusnya membuat Taiwan khawatir.

    Taruhan ekonomi meningkat di tengah risiko konfrontasi yang berkepanjangan

    Meskipun kedua negara memiliki kemampuan militer yang tangguh, dinamika ekonominya jauh kurang seimbang.

    PDB India kini delapan kali lebih besar dari PDB Pakistan, menurut data Bank Dunia, kesenjangan yang telah melebar secara signifikan selama dua dekade terakhir. 

    Perekonomian India terus berkembang pesat, sedangkan Pakistan masih bergulat dengan dampak krisis keuangan yang mendalam dan saat ini bergantung pada program $7 miliar untuk Pakistan dari Dana Moneter Internasional .
    Terakhir kali kedua negara hampir berperang dalam skala penuh adalah pada tahun 2019, setelah bom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India. 

    India menanggapi dengan serangan udara pertamanya di wilayah Pakistan sejak 1971, yang mendorong Pakistan untuk menembak jatuh jet India dan menangkap pilotnya, yang kemudian dibebaskan sebagai isyarat yang ditujukan untuk meredakan ketegangan.

    Walaupun pola serupa mungkin muncul kali ini, pengerahan persenjataan canggih dan meningkatnya sentimen nasionalis dapat mempersulit penyelesaian yang cepat.

    Presiden AS Donald Trump, saat berpidato di sebuah acara di Gedung Putih, menggambarkan konflik India-Pakistan yang kembali terjadi sebagai “sangat mengerikan” dan menyampaikan harapan akan adanya de-eskalasi. 

    Ia menambahkan bahwa AS menjaga hubungan baik dengan kedua negara dan menawarkan diri untuk menjadi penengah jika diperlukan, dengan menyatakan, “Mereka saling membalas, jadi mudah-mudahan mereka bisa berhenti sekarang.”

     

    Saham Chengdu Produsen Jet J-10 & JF-17 Melonjak

    Harga saham produsen pembuat jet Cina CAC melonjak setelah laporan PAF menjatuhkan jet Rafale India, sebaliknya harga saham Dassault produsen Rafale jatuh.

    Harga saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC) Tiongkok melonjak lebih dari 17 persen pada hari Rabu (7/5/2025) menyusul laporan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur India, termasuk jet Rafale buatan Prancis.

    CAC, yang memproduksi jet tempur J-10, J-20, dan JF-17 yang digunakan oleh PAF, melihat harga sahamnya di Bursa Efek Shenzhen naik menjadi CNY 71,08, naik 18?ri penutupan sebelumnya.

    Pada saat pelaporan, saham tetap hijau dan diperdagangkan pada CNY 68,88, peningkatan 16,29 persen.

    Menyusul konfirmasi Menteri Pertahanan Pakistan bahwa angkatan udara negara itu telah menembak jatuh lima jet tempur India semalam.

    Menurut pejabat senior pertahanan Pakistan, total enam pesawat India hancur — tiga jet Rafale, satu MiG-29, satu SU-30, dan satu pesawat pengintai Heron.

    Semua pesawat India dilaporkan berupaya menargetkan wilayah Pakistan dengan menggunakan amunisi jarak jauh.

    “Tidak ada pesawat PAF yang rusak. Semua unit kembali dengan selamat ke pangkalan,” kata juru bicara militer Pakistan.

    Saham Dassault Anjlok di Paris

    Sementara itu, saham Dassault Aviation Prancis — pembuat jet tempur Rafale — anjlok di Bursa Efek Paris.

    Saham perusahaan turun EUR 5,40, atau 1,64%, menjadi EUR 324.

    Secara keseluruhan, analis pertahanan mencatat saham Dassault bisa turun 5% lagi di tengah pengawasan atas kinerja Rafale di medan perang.

    Kontras tajam dalam sentimen investor dapat menjadi tanda kepercayaan pasar global terhadap kemampuan PAF dan kinerja jet JF-17 dan J-10C, yang dikembangkan bekerja sama dengan China.

    Perkembangan tersebut juga memicu kembali perdebatan tentang kesiapan tempur dan keandalan armada Rafale India.

    Saham Penerbangan: Dassault Aviation Turun, Chengdu Aircraft Corporation Melonjak Pasca Serangan Udara India-Pakistan

    Setelah insiden Pahalgam, ketegangan antara musuh bebuyutan India dan Pakistan meningkat, yang menyebabkan serangan udara lintas batas. 

    Selama konfrontasi ini, berita tentang tiga Rafale asal Prancis dalam inventaris India yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF) menyebabkan penurunan saham langsung Dassault Aviation, perusahaan pembuat jet tempur Rafale. 

    Sebaliknya, saham Chengdu Aircraft Corporation asal Tiongkok, produsen JF-17 dan J-10 dalam inventaris Pakistan, melonjak. 

    Fluktuasi saham ini menunjukkan bahwa kinerja pesawat ini dalam pertempuran aktif berdampak langsung pada sentimen investor. 

    Perkembangan ini juga membuat kesepakatan senilai $7,4 miliar antara India dan Dassault Aviation pada bulan April dipertanyakan. 

    Akankah Kesepakatan India dengan Dassault Aviation Dievaluasi Ulang?

    India saat ini memiliki 36 jet tempur Rafale, dan berdasarkan kesepakatan yang baru ditandatangani, India bermaksud membeli 26 jet tempur Rafale dari Dassault Aviation, yang akan dikirimkan pada tahun 2030. 

    Saat ini tiga jet tempur Rafale telah ditembak jatuh, potensi jet-jet ini dalam memperkuat kemampuan pertahanan India dan visinya untuk mendiversifikasi pengadaan pertahanannya dari pemasok konvensional, Rusia dan AS, ke negara-negara lain memerlukan evaluasi ulang. 

    Fluktuasi Saham Dassault Aviation 

    Pada tanggal 7 Mei, saham Dassault Aviation diperdagangkan pada  harga €320,20 . 

    Pasar dibuka pada harga €326,80, tetapi saham tersebut menunjukkan volatilitas sepanjang hari dengan penurunan sebesar €4,40 (−1,36%) dari penutupan sebelumnya sebesar €324,60. 

    Penurunan ini menunjukkan bahwa investor bereaksi negatif terhadap berita tentang tiga jet Rafale yang ditembak jatuh. 

    Namun, perusahaan tersebut masih memegang kapitalisasi pasar sebesar €24,98 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri penerbangan. 
    Sementara itu, saham diperdagangkan pada harga €332,20, mendekati level tertingginya dalam 52 minggu, jauh di atas level terendah €160,90, yang menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang perusahaan tersebut kuat meskipun terjadi penurunan baru-baru ini. 

     
    Saham Chengdu Aircraft Corporation Melonjak 

    Berbeda dengan perusahaan Penerbangan Prancis, Perusahaan Pesawat Chengdu China menunjukkan kenaikan saham sebesar 16 persen pada saham yang terdaftar di Shenzhen, setelah serangan udara India-Pakistan. 

    Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober lalu. Kenaikan saham ini dikaitkan dengan pesawat perusahaan yang digunakan oleh PAF. 

    Meskipun analis pertahanan skeptis tentang pesawat tertentu yang digunakan oleh PAF dalam serangan baru-baru ini, temuan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan bahwa lebih dari 60% ekspor senjata China dikirim ke Pakistan antara tahun 2020 hingga 2024.

    Oleh karena itu peluang PAF menggunakan pesawat asal China sangat tinggi yang mungkin telah mendatangkan kepercayaan investor pada produsen pertahanan China. Menurut Seth Jones, presiden departemen pertahanan dan keamanan di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS)

    Karena tidak ada konfirmasi dari kedua negara pesaing tentang jumlah dan pesawat yang ditembak jatuh, diharapkan fluktuasi saham bersifat sementara. 

    Dassault Aviation memiliki pangsa pasar yang kuat di industri penerbangan, perusahaan ini akan terus menunjukkan pertumbuhan jika berita tentang Rafale yang ditembak jatuh tidak terbukti. 

    Namun, jika ada konfirmasi dari IAF atau ketegangan antara kedua negara meningkat, yang mengarah pada lebih banyak penembakan jatuh Rafale, diperkirakan akan ada penurunan dalam Dassault Aviation. 

    Kinerja  Chengdu Aircraft Corporation juga diharapkan berbanding terbalik dengan Dassault Aviation jika berita tentang pesawat China yang digunakan oleh PAF semakin matang. 

     

     

    SUMBER: AL MAYADEEN, THE EXPRESS TRIBUNE, TECHI

     

  • Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    Berita Internasional Terpopuler: Di Sidang ICJ, Inggris Minta Israel Patuhi Hukum – Perang Dagang AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional Tribunnews dapat disimak di sini.

    Dalam sidang ICJ, Inggris meminta Israel agar mematuhi hukum, termasuk mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan perlindungan warga sipil.

    Sementara itu, China mengumumkan daftar produk AS yang bebas tarif 125 persen.

    Langkah ini disinyalir sebagai pintu negosiasi perang dagang antara AS dan China.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Inggris Meminta ICJ Agar Israel Patuhi Hukum Internasional, Cabut Pembatasan Bantuan Kemanusiaan

    Ruang Pengadilan ICJ (CIJ_ICJ)

    Inggris menyampaikan kepada Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Kamis bahwa Israel harus mencabut pembatasan bantuan kemanusiaan ke Gaza, memastikan perlindungan warga sipil, dan sepenuhnya mematuhi hukum humaniter internasional.

    Inggris menganggap UNRWA sebagai ‘organisasi kemanusiaan yang tidak memihak’ dan mendukung mandatnya.

    “Tidak dapat diterima bahwa Israel telah memblokir dukungan kemanusiaan untuk memasuki Gaza selama hampir dua bulan, yang berarti bahwa warga sipil Palestina, termasuk satu juta anak-anak, menghadapi kelaparan, penyakit, dan kematian,” kata perwakilan Inggris Sally Langrish, mengingat pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy baru-baru ini kepada Dewan Keamanan PBB di mana ia mendesak kembalinya gencatan senjata “untuk mengakhiri kematian dan kehancuran tanpa henti yang dihadapi warga Palestina setiap hari.”

    Langrish menekankan seruan konsisten Inggris kepada Israel untuk mengizinkan akses kemanusiaan dan mencatat penangguhan lisensi ekspor senjata tertentu oleh Inggris ke Israel pada September 2024, dengan alasan “risiko yang jelas bahwa ekspor militer tertentu ke Israel dapat digunakan untuk melanggar hukum humaniter internasional.”

    Michael Wood, yang juga berbicara mewakili Inggris, menggarisbawahi kewajiban Israel berdasarkan Piagam PBB, Konvensi 1946 tentang Hak Istimewa dan Kekebalan PBB, dan hukum humaniter internasional. 

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Viral Pria di China Berhenti Bekerja demi Rawat Anak, tapi Kemudian Alami Depresi dan Berujung Cerai

    VIRAL DI CHINA – Tangkap layar yang diambil Tribunnews pada 2 Mei 2025 dari akun Weibo 中国蓝新闻, memperlihatkan pemberitaan pria 33 tahun yang mengalami depresi pasca melahirkan. Pria dari Sichuan ini viral karena merawat bayinya sendirian. (Kolase tangkap layar Weibo 中国蓝新闻)

    Seorang ayah di China berhenti dari pekerjaannya yang bergaji tinggi demi merawat bayinya.

    Namun, ia kemudian menceraikan istrinya yang dianggap tidak mendukung dan mengaku menderita depresi pascapersalinan.

    Mengutip South China Morning Post (SCMP), pria berusia 33 tahun dari Provinsi Sichuan ini populer di media sosial dengan julukan “Ayah Jasmine.”

    Ia kerap membagikan rutinitas mengasuh anak di media sosial dan telah menarik 11.000 followers.

    Ayah Jasmine merupakan mantan manajer penjualan makanan hewan peliharaan.

    Dulunya ia memperoleh penghasilan sekitar 20.000 yuan (Rp45 juta) per bulan.

    Kini, ia mengaku hanya mendapatkan 4.000 yuan (Rp9 juta) dari menjual produk bayi melalui siaran langsung.

    Putrinya, Jasmine, lahir pada Mei 2023.

    Kedua orang tua dari pihaknya maupun istrinya bekerja di luar kota.

    Karena tidak memiliki anggaran untuk menyewa pengasuh, Ayah Jasmine memutuskan untuk menjadi ayah rumah tangga penuh waktu

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Netanyahu Tuduh Warga Palestina Picu Kebakaran, tapi Damkar Israel Sebut karena Kelalaian Pendaki

    KUNJUNGAN NETANYAHU – PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan sambutan dari Hungaria sebelum berangkat ke AS, Minggu 6 April 2025. Saat Netanyahu berada di Washington, rumahnya di Yerusalem disebut massa. (Tangkap layar YouTube IsraeliPM pada 6 April 2025)

    Kebakaran hutan yang terjadi di dekat Yerusalem telah berhasil dikendalikan.

    Namun, setelah api berhasil dipadamkan, perhatian publik di Israel beralih pada pertanyaan mengenai siapa atau apa yang bertanggung jawab atas kebakaran tersebut.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Keamanan Nasional dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, secara terbuka menyatakan bahwa kebakaran tersebut kemungkinan merupakan tindakan pembakaran yang disengaja.

    Namun, pihak kepolisian dan dinas pemadam kebakaran Israel menepis klaim tersebut.

    Sementara itu, Presiden Israel menyoroti peran perubahan iklim dalam bencana kebakaran tersebut.

    Puluhan pemukim dilaporkan mengalami luka-luka, dan ribuan penduduk dari kota-kota di wilayah perbukitan sekitar Yerusalem dievakuasi.

    Meski begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Kebakaran tersebut membakar sekitar 5.000 hektar lahan, sebagian besar berupa kawasan hutan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. China Umumkan Daftar Produk AS Bebas dari Tarif 125 Persen, Sinyal Terbuka Negosiasi Perang Dagang?

    PERANG DAGANG – Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Amerika Serikat dan China saling menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang yang masuk ke negaranya. (Pexels)

    Memasuki Mei 2025, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan tanda-tanda pelonggaran.

    Beijing mengumumkan daftar produk asal AS yang dibebaskan dari tarif balasan sebesar 125 persen.

    Langkah ini dianggap sebagai sinyal kalau China mungkin bersedia membuka kembali jalur negosiasi dengan Washington.

    Kedua belah pihak belum memulai pembicaraan formal, meski ada kemungkinan tensi perang dagang menurun.

    Baik Amerika mau pun China tetap mempertahankan sikap keras secara publik.

    Presiden Donald Trump menyatakan Tiongkok harus mengambil langkah pertama untuk memulai negosiasi.

    Sementara Beijing menegaskan bahwa tidak akan ada pembicaraan tanpa tindakan nyata dari AS, dikutip dari The Washington Post.
    Daftar Produk yang Dikecualikan

    Menurut laporan Reuters, Tiongkok telah memberikan pengecualian tarif pada beberapa produk penting asal AS.

    Contohnya produk yang termasuk farmasi, mikrochip, dan mesin pesawat terbang.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)