Perusahaan: Warner Bros

  • Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Didakwa 59 Pelanggaran

    Pelaku Penembakan di Pantai Bondi Didakwa 59 Pelanggaran

    Anda sedang membaca laporan Dunia Hari Ini, edisi Kamis, 18 Desember 2025.

    Berita utama kami hadirkan dari Australia.

    Naveed Akram didakwa

    Pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, Naveed Akram, secara resmi telah didakwa dengan 59 pelanggaran terkait serangan yang menewaskan 15 orang. Pelanggaran tersebut termasuk 15 dakwaan pembunuhan, melakukan tindakan terorisme, dan 40 dakwaan yang menyebabkan luka atau cedera berat pada seseorang dengan maksud membunuh.

    Naveed Akram sudah sadar dari koma, namun masih dirawat di rumah sakit di bawah pengawasan polisi.

    Ia diwakili pengacaranya dari Bantuan Hukum saat menghadap pengadilan, Rabu kemarin, yang dilangsungkan secara daring hadapan Hakim Daniel Covington dan kasusnya dijadwalkan akan kembali disidangkan pada 22 Desember.

    Hukuman maksimal untuk melakukan tindakan terorisme dan pembunuhan di Australia adalah penjara seumur hidup.

    Duke of Marlborough ditangkap atas dugaan tindak pidana

    Charles James Spencer-Churchill, 70 tahun, ditangkap pada Mei tahun lalu atas dugaan tindak pidana yang terjadi pada November 2022, serta Januari dan Mei 2024 di Woodstock, dekat Oxford di Inggris tengah.

    Ia sudah dipanggil untuk hadir di Pengadilan Magistrat Oxford hari ini.

    “Setelah penyelidikan Kepolisian Thames Valley, Duke of Marlborough didakwa dengan tindak pidana pencekikan yang disengaja di Woodstock,” bunyi pernyataan polisi.

    Spencer-Churchill, yang dikenal sebagai Jamie Blandford, adalah Duke of Marlborough ke-12, salah satu keluarga bangsawan paling senior di Inggris.

    Rumah leluhur keluarga tersebut adalah Istana Blenheim, di Woodstock, yang pernah menjadi tempat kunjungan Presiden Donald Trump pada tahun 2018.

    PM Finlandia minta maaf kepada negara-negara Asia

    Perdana Menteri Finlandia meminta maaf kepada negara-negara Asia, sebagai tanggapan atas gambar-gambar yang dianggap menghina dan diunggah oleh anggota sayap kanan parlemen negara Nordik tersebut.

    Insiden yang dijuluki skandal “mata sipit” oleh media Finlandia ini adalah yang terbaru dalam serangkaian kasus di mana anggota Partai Finlandia, mitra junior dalam koalisi pemerintahan, dituduh mengunggah atau membuat pernyataan rasis.

    Perdana Menteri Petteri Orpo dari Partai Koalisi Nasional pro-bisnis, yang memimpin koalisi empat partai yang mencakup Partai Finlandia, mengeluarkan pernyataan berisi permintaan maafnya yang tulus.

    “Unggahan-unggahan ini tidak mencerminkan nilai-nilai kesetaraan dan inklusi Finlandia,” kata Orpo dalam pernyataan yang dirilis oleh kedutaan besar Finlandia di China, Jepang, dan Korea Selatan.

    “Pesan kami di Finlandia dan kepada semua teman kami di luar negeri adalah bahwa pemerintah menanggapi rasisme dengan serius dan berkomitmen untuk memerangi masalah ini,” katanya.

    Warner Bros menolak tawaran pengambilalihan paksa Paramount

    Dewan direksi Warner Bros Discovery menolak tawaran pengambilalihan paksa Paramount Skydance senilai US$108,4 miliar dengan alasan tawaran tersebut gagal memberikan jaminan pembiayaan yang memadai.

    Dalam surat kepada para pemegang saham, dewan direksi menulis Paramount telah “secara konsisten menyesatkan” para pemegang saham Warner Bros tawaran tunai US$30 per sahamnya sepenuhnya dijamin, atau “didukung,” oleh keluarga Ellison, yang dipimpin oleh CEO Oracle, Larry Ellison.

    “Tidak dan tidak pernah,” tulis dewan direksi mengenai jaminan tawaran Paramount, mencatat tawaran tersebut menimbulkan “banyak risiko besar.”

    Dewan direksi Warner Bros juga mengatakan mereka menemukan tawaran Paramount “lebih rendah” daripada perjanjian merger dengan Netflix.

    Penawaran sebesar US$27,75 per saham dari Paramount untuk studio film dan televisi Warner Bros, layanan streaming HBO Max, merupakan perjanjian yang mengikat dan tidak memerlukan pembiayaan ekuitas.

  • Warner Bros Imbau Pemegang Saham Pilih Netflix Abaikan Paramount

    Warner Bros Imbau Pemegang Saham Pilih Netflix Abaikan Paramount

    Bisnis.com, JAKARTA — Warner Bros. Discovery Inc., induk usaha HBO dan CNN, menyarankan para pemegang sahamnya untuk menolak tawaran pengambilalihan paksa (hostile takeover) dari Paramount Skydance Corp. dan tetap mendukung kesepakatan awal dengan raksasa streaming Netflix Inc.

    Melansir Bloomberg pada Kamis (18/1/2025), dewan direksi Warner Bros. mengungkapkan sejumlah keberatan atas proposal Paramount, termasuk ketidakpastian pendanaan dan risiko bahwa Paramount dapat membatalkan kesepakatan sewaktu-waktu. 

    Paramount menawarkan harga US$30 per saham secara tunai untuk seluruh perusahaan, termasuk jaringan kabelnya. 

    Sebaliknya, dalam kesepakatan dengan Netflix, pemegang saham Warner Bros. akan menerima US$27,75 per saham dalam bentuk tunai dan saham Netflix, serta saham di perusahaan baru yang akan menampung bisnis jaringan kabel Warner Bros.

    Menanggapi surat dewan Warner Bros. kepada pemegang saham pada Rabu, Paramount menegaskan kembali komitmennya untuk mengakuisisi Warner Bros. dengan harga US$30 per saham.

    “Proposal kami dengan jelas menawarkan nilai dan kepastian yang lebih unggul bagi pemegang saham Warner Bros., jalur penyelesaian yang jelas, serta tidak meninggalkan mereka dengan bisnis linear yang kecil dan sarat utang,” ujar CEO Paramount David Ellison dalam pernyataannya.

    Dia mengklaim mendapat respons positif dari pemegang saham Warner Bros. yang memahami manfaat tawaran tersebut.

    Paramount, yang dikendalikan miliarder pendiri perusahaan teknologi Oracle, Larry Ellison dan putranya David, kini bersaing dengan Netflix untuk mengakuisisi Warner Bros., sekaligus HBO yang merupakan aset unggulan industri televisi.

    Manajemen Paramount dan Netflix sama-sama berargumen bahwa merekalah pemilik terbaik untuk memaksimalkan perpustakaan konten Warner Bros. demi memperkuat bisnis streaming.

    Dalam surat kepada pemegang saham dan dokumen pengajuan regulator setebal 94 halaman, dewan Warner Bros. menyoroti berbagai risiko dalam tawaran Paramount, termasuk kegagalan keluarga Ellison dalam memberikan jaminan pendanaan ekuitas senilai US$40,7 miliar secara memadai. 

    Dewan direksi juga menyebut ekuitas tersebut didukung oleh trust yang dapat dicabut dengan struktur tidak jelas dan tidak transparan. Dokumen yang diserahkan Paramount dinilai memiliki celah, kelemahan, dan keterbatasan yang menempatkan pemegang saham dan perusahaan dalam risiko.

    Dewan juga menuduh Paramount telah secara konsisten menyesatkan pemegang saham dengan mengklaim bahwa proposalnya memiliki dukungan pendanaan penuh dari keluarga Ellison.

    Menurut dewan, jika kesepakatan Paramount terealisasi, perusahaan gabungan akan menanggung beban utang hampir tujuh kali lipat dari laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).

    Struktur permodalan tersebut dinilai berisiko tinggi dan rentan terhadap perubahan kecil sekalipun dalam kinerja bisnis Paramount maupun Warner Bros. sebelum transaksi rampung.

    Tawaran terbaru Paramount mencakup komitmen pendanaan utang senilai US$54 miliar dari Bank of America Corp., Citigroup Inc., dan Apollo, serta rencana penghimpunan ekuitas US$41 miliar. Sebelumnya dilaporkan, pendanaan ekuitas tersebut mencakup US$11,8 miliar dari keluarga Ellison, US$24 miliar dari tiga dana kekayaan negara Timur Tengah, serta tambahan pembiayaan dari RedBird Capital Partners.

    Affinity Partners, perusahaan investasi milik menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, dikabarkan mundur dari proses tersebut pada Selasa.

    Selain itu, proposal Paramount mengharuskan Warner Bros. membayar biaya pembatalan (breakup fee) sebesar US$2,8 miliar kepada Netflix.

    “Tawaran Paramount tetap lebih rendah dibandingkan merger dengan Netflix,” tulis Warner Bros.

    Dewan direksi secara bulat merekomendasikan kesepakatan Netflix, menegaskan bahwa syarat-syarat merger tersebut lebih unggul, sementara proposal Paramount dinilai tidak memberikan nilai yang memadai serta mengandung risiko dan biaya signifikan.

    Netflix juga mengirimkan surat kepada pemegang saham Warner Bros. pada Rabu pagi, menegaskan keunggulan tawarannya dan mendorong persetujuan kesepakatan.

    “Dewan Warner Bros. Discovery menegaskan bahwa perjanjian merger dengan Netflix lebih unggul dan akuisisi kami merupakan kepentingan terbaik bagi pemegang saham,” tulis Co-CEO Netflix Ted Sarandos.

    Analis Forrester Mike Proulx menilai penolakan formal Warner Bros. terhadap tawaran Paramount tidak mengubah situasi secara signifikan.

    “Keputusan akhir tetap berada di tangan pemegang saham Warner Bros. dan pemungutan suara masih berbulan-bulan lagi. Yang jelas, pendanaan Timur Tengah dalam tawaran Paramount memicu semakin banyak tanda tanya,” ujarnya.

    Bukan Tawaran Pertama Netflix

    David Ellison sebelumnya telah beberapa kali mengajukan tawaran untuk mengakuisisi Warner Bros., pertama kali dalam pertemuan dengan CEO Warner Bros., David Zaslav pada 14 September, menurut dokumen regulator. 

    Dewan menolak tawaran tersebut, namun upaya lanjutan Ellison—termasuk dua proposal tambahan—memicu minat dari Netflix, Comcast Corp., dan pihak lain.

    Minat dari para calon pembeli mendorong dewan Warner Bros. melakukan tinjauan strategis dan bernegosiasi secara tertutup dengan sejumlah pihak. Netflix, Comcast, dan Paramount muncul sebagai kandidat paling serius.

    Meski Ellison mengkritik proses lelang dan menuduh Warner Bros. memihak Netflix, pihak Warner Bros. menggambarkan pendekatan keluarga Ellison sebagai agresif dan tidak terorganisasi, termasuk pengajuan tawaran melewati tenggat waktu dan kegagalan menjawab sejumlah kekhawatiran dewan.

    Dalam dokumen tersebut juga disebutkan bahwa Zaslav memberi tahu dewan bahwa keluarga Ellison mengindikasikan dirinya akan menerima paket kompensasi senilai ratusan juta dolar jika transaksi Paramount–Warner Bros. terealisasi. Zaslav menyatakan telah menegaskan kepada Ellison bahwa pembahasan semacam itu tidak pantas dilakukan pada saat itu.

    Dengan memasukkan asumsi utang, tawaran Paramount menilai Warner Bros. sebesar US$108,4 miliar. Adapun proposal Netflix menilai aset yang diincarnya sekitar US$82,7 miliar, dengan pemegang saham Warner Bros. juga akan menerima saham dari perusahaan jaringan kabel hasil pemisahan.

    Kedua proposal tersebut memicu kekhawatiran di Hollywood terkait dampak konsolidasi lanjutan, serta menuai kritik lintas spektrum politik. Dewan Warner Bros. menyebut Paramount menargetkan penghematan biaya US$9 miliar dari merger Skydance dan akuisisi Warner Bros., target yang dinilai ambisius dan berpotensi melemahkan industri hiburan.

  • Alasan Warner Bros Pilih Netflix Ketimbang Paramount

    Alasan Warner Bros Pilih Netflix Ketimbang Paramount

    Bisnis.com, JAKARTA — Warner Bros. Discovery Inc. berencana menolak tawaran pengambilalihan paksa atauhostile takeover dari Paramount Skydance Corp. karena kekhawatiran terhadap skema pendanaan dan sejumlah persyaratan lain.

    Menurut sumber yang dikutip dari Bloomberg pada Rabu (17/12/2025), setelah melakukan kajian dan pertimbangan atas proposal Paramount, dewan direksi Warner Bros. akan merekomendasikan kepada pemegang saham untuk menolak penawaran tender tersebut. 

    Para sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dewan menilai kesepakatan Warner Bros. yang sudah ada dengan raksasa streaming Netflix Inc. menawarkan nilai, kepastian, dan ketentuan yang lebih baik dibandingkan proposal Paramount.

    Respons resmi Warner Bros. terhadap penawaran tender Paramount berpotensi diajukan paling cepat pada Rabu waktu setempat. Kendati demikian, keputusan final belum ditetapkan dan situasi masih dapat berubah. 

    Adapun, hingga saat ini baik juru bicara Warner Bros. maupun Paramount menolak memberikan komentar.

    Salah satu ganjalan utama adalah kekhawatiran Warner Bros. terhadap struktur pendanaan yang diajukan Paramount, yang dipimpin oleh David Ellison. Pendanaan ekuitas tersebut ditopang oleh sebuah trust yang mengelola kekayaan ayahnya, miliarder perangkat lunak Larry Ellison.

    Namun, karena trust tersebut bersifat dapat dicabut (revocable trust), aset di dalamnya dapat ditarik kapan saja. Kondisi ini dinilai berisiko karena Warner Bros. berpotensi tidak memiliki perlindungan hukum jika penarikan aset terjadi.

    Masalah pendanaan kian mengemuka setelah salah satu pendukung Paramount mundur dari transaksi pada Selasa. Affinity Partners, perusahaan investasi yang dipimpin menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, menyatakan menarik diri dari rencana akuisisi tersebut dengan alasan keterlibatan “dua pesaing kuat.”

    Masih pada hari yang sama, Presiden Trump mengkritik Paramount melalui media sosial. Dia menyebut perlakuan terhadap dirinya oleh divisi CBS milik Paramount memburuk sejak keluarga Ellison mengambil alih kendali perusahaan itu awal tahun ini. 

    Keluarga Ellison selama ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan Trump.

    Dewan direksi Warner Bros. juga menyoroti potensi terganggunya operasional perusahaan selama proses persetujuan regulator yang bisa memakan waktu satu tahun atau lebih. Menurut sumber, Paramount dinilai tidak memberikan fleksibilitas yang memadai bagi Warner Bros. untuk menjalankan bisnis maupun mengelola neraca keuangan selama periode tersebut.

    Paramount, dalam keterbukaan informasi pekan lalu, mengklaim telah menjawab kekhawatiran Warner Bros., termasuk terkait fleksibilitas pembiayaan ulang utang serta pembayaran break-up fee senilai US$5 miliar yang akan dijamin oleh keluarga Ellison.

    Selain itu, Paramount juga telah menyesuaikan sejumlah ketentuan penawarannya. Sekitar US$1 miliar pendanaan dari Tencent Holdings Ltd. asal China ditarik karena kekhawatiran pendanaan tersebut dapat memicu isu keamanan nasional dengan regulator AS.

    Sementara itu, Warner Bros. bulan ini menyepakati penjualan unit studio, bisnis streaming, dan HBO kepada Netflix dengan harga US$27,75 per saham, atau sekitar US$83 miliar termasuk utang. 

    Kesepakatan tersebut mengakhiri persaingan penawaran selama beberapa pekan antara Netflix, Paramount, dan Comcast Corp. Secara terpisah, Warner Bros. juga berencana memisahkan jaringan televisi kabel seperti CNN dan TNT kepada pemegang saham sebelum transaksi dengan Netflix rampung.

    Di sisi lain, Paramount—pemilik MTV dan layanan streaming Paramount+—menawarkan pembelian seluruh saham Warner Bros. dengan harga US$30 per saham, atau lebih dari US$108 miliar termasuk utang. Tiga hari setelah Netflix dan Warner Bros. mengumumkan kesepakatan mereka, Paramount langsung membawa tawaran itu ke pemegang saham melalui penawaran tender publik.

    Paramount menegaskan penawaran US$30 per saham tersebut bukanlah harga terbaik dan final, yang mengindikasikan masih ada ruang untuk menaikkan nilai penawaran. Saham Warner Bros. ditutup pada level US$28,90 di New York, mencerminkan ekspektasi sebagian investor bahwa valuasi perusahaan masih bisa meningkat.

    Berdasarkan perjanjian dengan Netflix, Warner Bros. dilarang secara aktif mencari penawaran dari pihak lain, namun tetap diperbolehkan mempertimbangkan proposal yang masuk. 

    Jika muncul penawaran yang dinilai lebih unggul, Warner Bros. wajib memberikan kesempatan kepada Netflix untuk menyamai tawaran tersebut guna mempertahankan kesepakatan yang telah disepakati.

  • Pakar Ragukan Akuisisi Netflix-Warner Bros untuk Saingi YouTube

    Pakar Ragukan Akuisisi Netflix-Warner Bros untuk Saingi YouTube

    Jakarta, Beritasatu.com – Rencana Netflix untuk mengakuisisi Warner Bros Discovery senilai sekitar US$ 72 miliar menghadapi keraguan serius dari para pakar antimonopoli. Klaim Netflix bahwa kesepakatan ini diperlukan untuk bersaing dengan YouTube, dinilai berpotensi sulit diterima oleh regulator Amerika Serikat maupun global.

    Melansir Reuters, Sabtu (13/12/2025), akuisisi yang mencakup aset besar, seperti studio Warner Bros dan layanan HBO Max tersebut diperkirakan akan mendapat pengawasan ketat karena besarnya skala transaksi serta potensi dampaknya terhadap struktur persaingan.

    Jika digabung, Netflix dan Warner Bros Discovery akan memiliki basis pelanggan sekitar 428 juta secara global.

    Netflix berpendapat bahwa konsolidasi ini dibutuhkan untuk menghadapi dominasi YouTube, yang menurut data Nielsen saat ini menjadi platform distribusi televisi paling banyak ditonton di Amerika Serikat.

    Namun, sejumlah pengacara antimonopoli menilai perbandingan tersebut tidak sejalan dengan cara regulator mendefinisikan pasar.

    “Netflix mencoba mengatakan bahwa mereka bersaing dengan YouTube karena orang hanya memiliki waktu menonton yang terbatas setiap hari,” kata mitra antimonopoli di firma hukum Kesselman Brantly Stockinger Abiel Garcia.

    “Argumen seperti itu pada akhirnya sulit bertahan di hadapan regulator,” tambahnya.

    Para ahli menilai perbedaan mendasar antara kedua platform menjadi faktor utama. Netflix berfokus pada konten berbayar berbentuk film dan serial berformat skrip, seperti Stranger Things, dengan model bisnis berbasis langganan bulanan. 

    Sementara itu, YouTube bertumpu pada konten buatan pengguna, iklan digital, serta video musik, tutorial, dan kreator populer.

    Robin Crauthers, mantan pengacara antimonopoli Departemen Kehakiman AS (DOJ) yang kini menjadi mitra di McCarter & English mengatakan, regulator kemungkinan besar tidak akan menganggap keduanya saling menggantikan.

    “Netflix akan kesulitan meyakinkan bahwa YouTube dapat menggantikan jenis konten yang ada di HBO Max dan Netflix,” ujarnya.

    Data pangsa penonton juga menunjukkan perbedaan posisi pasar. Pada Oktober lalu, YouTube menguasai sekitar 12,9% pangsa penonton streaming, sedangkan pangsa Netflix diperkirakan berada di kisaran 9%, bahkan setelah digabung dengan HBO Max.

    Selain soal definisi pasar, proses penilaian merger Netflix juga diperkirakan akan semakin ketat karena perubahan aturan pengawasan. 

  • Paramount Jegal Netflix, Siap Beli Warner Bros Senilai Rp1.800 Triliun!

    Paramount Jegal Netflix, Siap Beli Warner Bros Senilai Rp1.800 Triliun!

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan perebutan Warner Bros. kian memanas setelah Paramount Skydance Corp. melayangkan tawaran pengambilalihan paksa (hostile takeover) senilai US$108,4 miliar (setara dengan Rp1.800 triliun) atau US$30 per saham, menantang kesepakatan yang lebih dulu disepakati perusahaan dengan Netflix.

    Melansir Bloomberg pada Selasa (9/12/2025), Total nilai tawaran tersebut  secara keseluruhan juga sudah termasuk utang. Angka ini lebih tinggi dibanding tawaran Netflix sebesar US$27,75 per saham yang dibayarkan melalui kombinasi tunai dan saham.

    Berbeda dengan Netflix yang hanya membidik lini studio Hollywood, HBO, dan bisnis streaming, Paramount mengajukan penawaran untuk mengambil alih seluruh Warner Bros.

    Dalam dokumen ke regulator, Paramount menyebut pendanaan akuisisi berasal dari US$11,8 miliar keluarga Ellison, US$24 miliar dari tiga dana kekayaan negara Timur Tengah, serta tambahan dari RedBird Capital Partners dan Affinity Partners. David Ellison merupakan putra pendiri Oracle Corp., Larry Ellison, salah satu orang terkaya di dunia.

    Perusahaan teknologi China Tencent Holdings Ltd., yang semula direncanakan ikut serta dalam pendanaan, disebut mundur dari konsorsium.

    “Kami percaya para pemegang saham Warner Bros. berhak mempertimbangkan penawaran tunai penuh kami yang lebih unggul untuk seluruh perusahaan,” ujar CEO Paramount David Ellison dalam pernyataan resmi.

    Pertarungan antara Paramount dan Netflix diyakini bakal mengubah industri hiburan global, siapa pun yang keluar sebagai pemenang. Dengan penguasaan pustaka film dan serial Warner Bros., Netflix akan memperoleh kekuatan yang jauh lebih besar dalam mengendalikan pasokan konten streaming. 

    Sebaliknya, Paramount berambisi menggabungkan dua studio legendaris Hollywood untuk menandingi dominasi Netflix, Walt Disney Co., dan Amazon.com Inc.

    Kedua penawaran sama-sama mengundang kekhawatiran antimonopoli, tercermin dari besarnya nilai biaya pembatalan (breakup fee) yang disepakati masing-masing pihak. Baik Paramount maupun Netflix juga disebut telah melakukan pendekatan politik ke Gedung Putih untuk memperbesar peluang mendapatkan persetujuan regulator.

    Paramount—induk usaha CBS, MTV, dan sejumlah aset media lainnya—sebenarnya telah memulai langkah akuisisi ini beberapa bulan lalu dengan mengajukan serangkaian penawaran terhadap Warner Bros.

    Perusahaan kemudian membuka diri untuk dijual pada Oktober lalu dan menerima beberapa putaran penawaran, termasuk dari Netflix dan Comcast Corp. Comcast pada Senin menyatakan peluangnya memenangkan persaingan terbilang kecil.

    Saham Warner Bros. naik 4,1% ke US$27,15 pada perdagangan Senin pukul 12.35 waktu New York. Saham Paramount melonjak 9,9%, sementara saham Netflix turun 4,3%.

    Paramount menilai tawaran US$30 per saham miliknya lebih menarik dibanding Netflix. Namun, perbandingan menjadi kompleks karena rencana Warner Bros. untuk memisahkan unit jaringan televisi kabel seperti CNN, TNT, dan Discovery Channel sebelum kesepakatan dengan Netflix rampung, sesuai perjanjian tertanggal 5 Desember.

    Menurut sumber yang dekat dengan proses penawaran Paramount, nilai spin-off tersebut setara US$2 per saham Warner. Namun, analis Bloomberg Intelligence Geetha Ranganathan memperkirakan nilai jaringan kabel itu sekitar US$4 per saham, yang berarti secara efektif penawaran Netflix justru lebih tinggi.

    Paramount juga mengklaim bahwa tawarannya memberikan tambahan US$18 miliar dalam bentuk tunai bagi pemegang saham Warner dibanding proposal Netflix. 

    COO Paramount Andy Gordon mengatakan dalam konferensi dengan investor, masa penawaran tender akan dibuka selama 20 hari kerja, dan dapat diperpanjang. Warner Bros. memiliki waktu 10 hari untuk memberikan respons.

    “Kami datang untuk menuntaskan apa yang telah kami mulai,” kata Ellison.

    Kedua pihak diperkirakan bakal menghadapi proses peninjauan panjang oleh regulator global. Namun Paramount meyakini peluang persetujuannya lebih besar karena pangsa pasar Netflix di layanan streaming jauh lebih dominan dibanding Paramount+.

    CEO Netflix Ted Sarandos diketahui telah mendekati Presiden AS Donald Trump, termasuk bertemu di Gedung Putih bulan lalu dan sebelumnya di klub Mar-a-Lago, Florida. 

    Dia menekankan Netflix bersaing bukan hanya dengan studio Hollywood, tetapi juga dengan platform digital seperti YouTube dan TikTok milik ByteDance.

    Sementara itu, Ellison menyebut keluarganya memiliki hubungan baik dengan Trump. Bahkan, menantu Trump Jared Kushner disebut terlibat dalam penawaran Paramount melalui Affinity Partners.

    Trump, saat menanggapi kesepakatan Netflix–Warner pada Minggu, mengatakan transaksi tersebut akan melalui proses karena besarnya pangsa pasar yang berpotensi menjadi masalah. Keeseokan harinya, Trump juga mengkritik acara 60 Minutes di CBS—anak usaha Paramount—dan menyatakan bahwa Paramount tak lebih baik dari pemilik lama.

    Jika Warner Bros. membatalkan kesepakatan dengan Netflix, perusahaan harus membayar biaya pembatalan sebesar US$2,8 miliar, yang biasanya akan ditanggung pihak pengakuisisi baru.

    Di sisi lain, Netflix berkomitmen membayar US$5,8 miliar kepada Warner Bros. jika kesepakatan gagal karena alasan dari pihak Netflix atau tak lolos persetujuan regulator.

    Menurut sumber internal, Warner Bros. baru akan mempertimbangkan kembali penjualan kepada Netflix jika menerima penawaran sekitar US$33 per saham.

    Paramount juga menyatakan tidak memperkirakan akan dilakukan peninjauan oleh Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS) terkait sumber pendanaan internasional.

    Analis eMarketer Ross Benes menuturkan, proses akuisisi Warner Bros. Discovery masih jauh dari selesai.  

    “Netflix saat ini unggul, tetapi masih akan ada banyak tikungan sebelum garis akhir. Paramount akan berupaya menarik simpati pemegang saham, regulator, dan politisi untuk menghambat Netflix,” jelasnya.

    Data pasar prediksi Polymarket menunjukkan peluang Netflix menuntaskan akuisisi hingga akhir 2026 hanya 16%, turun dari sekitar 23% sebelum Paramount melayangkan tawaran bermusuhan.

  • Eropa Menuju ke Arah yang Sangat Buruk

    Eropa Menuju ke Arah yang Sangat Buruk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan bahwa Eropa sedang menuju arah yang sangat buruk. Trump meminta Eropa untuk berhati-hati.

    Dilansir AFP, Selasa (9/12/2025), Trump juga mengecam denda sebesar $140 juta oleh Uni Eropa terhadap jejaring sosial X milik taipan teknologi Elon Musk. Namun Trump mengakui bahwa ia tidak tahu banyak tentang denda tersebut.

    “Lihat, Eropa harus sangat berhati-hati. (Mereka) melakukan banyak hal. Kami ingin Eropa tetap menjadi Eropa,” kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

    “Eropa sedang menuju ke arah yang buruk. Ini sangat buruk, sangat buruk bagi rakyatnya. Kami tidak ingin Eropa berubah begitu banyak. Mereka sedang menuju ke arah yang sangat buruk,” imbuhnya.

    Komentar Republikan ini menyusul kritik dalam strategi keamanan nasional AS yang baru dirilis minggu lalu yang menyebut Eropa terlalu diatur dan menghadapi “penghapusan peradaban” akibat migrasi.

    Trump dan Eropa juga semakin berselisih mengenai rencana AS untuk mengakhiri perang di Ukraina. Eropa khawatir bahwa Washington bertujuan untuk memaksa Kyiv menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

    Posisi Trump terhadap Eropa menggemakan posisi Musk, mantan sekutu presiden, yang telah berulang kali melontarkan klaim yang menghasut tentang migrasi di Uni Eropa.

    Musk mengatakan setelah X didenda karena melanggar aturan digital Uni Eropa, blok tersebut harus “dihapuskan.” Brussels menepis pernyataannya sebagai “benar-benar gila.”

    Ketika ditanya tentang denda tersebut, Trump mengatakan bahwa “Saya rasa itu tidak benar” sebelum mengklarifikasi bahwa “Elon belum menghubungi saya untuk meminta bantuan terkait hal itu” dan mengatakan ia akan mendapatkan detail lebih lanjut nanti.

    Lihat juga Video Trump Mau Ikutan Nimbrung Polemik Netflix Akuisisi Warner Bros

    (lir/lir)

  • Netflix Mau Akuisisi Warner Bros Rp1.200 Triliun, Trump Bilang Begini

    Netflix Mau Akuisisi Warner Bros Rp1.200 Triliun, Trump Bilang Begini

    Bisnis.com, JAKARTA— Kabar akuisisi Warner Bros oleh Netflix senilai US$82,7 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun menjadi sorotan.

    Melansir TechCrunch pada Senin (8/12/2025), Paramount sebelumnya diperkirakan menjadi kandidat terkuat untuk mengakuisisi studio film legendaris tersebut, terutama berkat kedekatan CEO David Ellison dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Namun, laporan terbaru Bloomberg dan The Hollywood Reporter mengungkap bahwa co-CEO Netflix, Ted Sarandos, justru telah bertemu langsung dengan Trump pada November lalu untuk membahas peluang akuisisi itu.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump disebut menyampaikan Warner Bros seharusnya dijual kepada penawar tertinggi. Sarandos pun meninggalkan pertemuan dengan keyakinan bahwa presiden tidak akan langsung menentang rencana Netflix.

    Setelah laporan itu mencuat pada Minggu, Trump mengonfirmasi  pertemuan tersebut memang berlangsung.

    “Netflix adalah perusahaan hebat. Mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa. Ted adalah orang yang fantastis. Saya sangat menghormatinya. Tetapi ini menyangkut pangsa pasar yang besar, jadi kita lihat nanti apa yang terjadi,” kata Trump.

    Di sisi lain, Bloomberg melaporkan CEO Warner Bros, David Zaslav, sebenarnya enggan menjual perusahaan tersebut dan terkejut ketika Paramount mulai menjajaki akuisisi. Zaslav memperkirakan Ellison akan menunggu hingga Warner Bros merampungkan rencana pemisahan bisnis film dan streaming dari jaringan kabelnya.

    Pada akhirnya, Warner Bros membuka proses penawaran kompetitif, dan Netflix keluar sebagai pemenang. Meski demikian, Paramount masih berpeluang menyaingi Netflix melalui penawaran hostilejika memutuskan melanjutkan langkah tersebut.

  • Bos Netflix Temui Trump, Muluskan Akuisisi Warner Bros Senilai Rp1.378 Triliun

    Bos Netflix Temui Trump, Muluskan Akuisisi Warner Bros Senilai Rp1.378 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa layanan streaming global, Netflix, dilaporkan berhasil memenangkan proses penawaran dahsyat untuk mengakuisisi studio legendaris Warner Bros. dengan nilai transaksi mencapai US$82,7 miliar atau sekitar Rp1.378 triliun (asumsi kurs Rp16,660 per dollar AS).

    Merger bernilai fantastis ini menarik perhatian karena dua hal. Pertama, nilai transaksinya yang sangat besar, dan kedua, adanya keterlibatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam lobi tingkat tinggi.

    Melansir dari TechCrunch Senin (08/12/2025), Co-CEO Netflix Ted Sarandos diketahui telah mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Trump pada November lalu. Pertemuan ini disinyalir menjadi kunci bagi Netflix dalam menavigasi ketatnya pengawasan regulator federal terhadap aksi korporasi berskala masif.

    Sebelum kabar ini mencuat, Paramount Global yang dipimpin oleh CEO David Ellison digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk mengambil alih Warner Bros. Asumsi pasar tersebut didasarkan pada kedekatan hubungan antara Ellison dengan administrasi Trump, yang dinilai akan mempermudah jalan bagi Paramount mendapatkan persetujuan regulasi.

    Namun, pertemuan antara Sarandos dan Trump tampaknya mengubah peta persaingan secara drastis.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump dilaporkan menyampaikan pandangannya kepada Sarandos bahwa Warner Bros. idealnya dijual kepada “penawar tertinggi”. Pernyataan ini menjadi sinyal positif bagi Netflix. Eksekutif Netflix tersebut dikabarkan meninggalkan pertemuan dengan keyakinan bahwa Presiden tidak akan serta-merta menjegal proses akuisisi, meskipun kesepakatan ini akan menciptakan konsolidasi media yang sangat besar.

    Sementara itu, dinamika internal di tubuh Warner Bros. juga turut memanaskan proses negosiasi. Laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa CEO Warner Bros. David Zaslav sebenarnya enggan melepas perusahaan tersebut.

    Diketahui, Zaslav sempat terkejut ketika Paramount mulai menjajaki opsi akuisisi lebih awal dari perkiraan. Zaslav sebelumnya memprediksi bahwa Ellison akan menunggu hingga Warner Bros. menyelesaikan rencana strategis pemisahan antara bisnis film dan streaming dari jaringan kabel mereka.

    Langkah agresif Paramount yang bergerak cepat di luar ekspektasi tersebut memaksa Warner Bros. membuka pintu bagi penawar lain, yang pada akhirnya memicu perang penawaran kompetitif yang dimenangkan oleh Netflix.

    Kendati Netflix saat ini berada di atas angin dengan tawaran Rp 1.378 triliun, drama pengambilalihan ini dinilai belum sepenuhnya usai. Laporan tersebut mencatat bahwa Paramount masih memiliki peluang untuk tetap berkompetisi, salah satunya dengan meluncurkan penawaran bermusuhan atau hostile bid.

    Jika kesepakatan ini lolos dari hadangan regulator, ini akan menjadi salah satu merger media terbesar dalam sejarah, menggabungkan perpustakaan konten masif Warner Bros. dengan infrastruktur distribusi global milik Netflix. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • 6 Alasan Mengapa Warner Bros Studio Tour Tokyo Jadi Destinasi Wajib Saat ke Jepang!

    6 Alasan Mengapa Warner Bros Studio Tour Tokyo Jadi Destinasi Wajib Saat ke Jepang!

    Jakarta: Saat ini, Warner Bros Studio Tour Tokyo menjadi salah satu destinasi wisata yang paling banyak dicari bagi para wisatawan. Baik itu bagi solo traveler maupun wisatawan yang membawa keluarga.

    Tempat ini menawarkan pengalaman unik melihat langsung lokasi pembuatan film dan berbagai atraksi menarik yang tidak hanya menyenangkan bagi anak-anak, tapi juga dewasa. Wisatawan dapat menikmati berbagai area tematik yang menampilkan pengambilan gambar asli, properti film, serta kegiatan interaktif yang mengedukasi sekaligus menghibur.

    Bagi solo traveler, destinasi ini memberikan kesempatan berpetualang sekaligus mendalami cerita di balik layar film favorit. Sedangkan bagi keluarga dengan anak, warner bros studio tour tokyo juga menghadirkan ruang untuk berbagi pengalaman seru bersama buah hati dalam suasana yang aman dan nyaman.
     
    Daya Tarik Warner Bros Studio Tour Tokyo untuk solo traveler dan Keluarga Anda
    Warner Bros Studio Tour Tokyo menawarkan pengalaman hiburan yang menarik bagi berbagai kalangan, baik solo traveler maupun traveler yang membawa keluarga.

    Dengan menggabungkan hiburan dan edukasi dalam satu paket, studio ini memberikan kesempatan untuk melihat lebih dekat dunia film. Berikut adalah beberapa daya tarik utama yang menjadikan Warner Bros Studio Tour Tokyo destinasi yang wajib dikunjungi:
     
    1. Paduan Hiburan dan Edukasi untuk Semua Usia

    Warner Bros Studio Tour Tokyo tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang proses produksi film.
     
    solo traveler dapat menikmati pengalaman belajar tentang industri perfilman sekaligus berburu foto estetis di lokasi-lokasi ikonik.
     
    traveler yang membawa keluarga akan menemukan banyak program ramah anak dengan area interaktif dan edukatif, yang mengajak anak-anak belajar sambil bermain.

     

    2. Atraksi Set Film Klasik dan Terbaru

    Salah satu daya tarik utama adalah kesempatan untuk berjalan mengelilingi set film asli, lengkap dengan dekorasi, kostum, dan properti yang digunakan dalam produksi film Warner Bros.
     
    solo traveler bisa merasakan sensasi berada di dunia film, sementara traveler yang membawa keluarga bisa menikmati tur interaktif yang menyenangkan untuk semua usia.

     

    3. Workshop dan Behind-the-Scenes

    Studio tour ini menyediakan berbagai aktivitas seperti workshop pembuatan efek khusus dan pemutaran behind-the-scenes yang menarik bagi para penggemar film.
     
    solo traveler bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang industri perfilman, sementara traveler yang membawa keluarga bisa mengikuti sesi yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

     

    4. Fasilitas Ramah Keluarga

    Warner Bros Studio Tour Tokyo dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan Anda, seperti ruang istirahat dan area bermain untuk anak-anak.
     
    traveler yang membawa keluarga akan merasa sangat diuntungkan dengan fasilitas yang memudahkan perjalanan bersama anak kecil, memastikan pengalaman yang nyaman dan menyenangkan.

     

    5. Kemudahan Akses dan Transportasi

    Salah satu keunggulan utama dari Warner Bros Studio Tour Tokyo adalah aksesibilitas yang mudah dari pusat kota Tokyo.
     
    Traveler yang hanya membawa ransel akan dengan mudah menjangkau lokasi menggunakan kereta atau bus.
     
    Pengunjung juga akan merasa nyaman dengan pilihan transportasi umum yang langsung menuju studio, memungkinkan perjalanan menjadi lebih efisien.

     

    6. Lokasi Strategis yang Dekat dengan Pusat Kota

    Terletak di area yang mudah dijangkau, studio ini menawarkan kenyamanan bagi keluarga dengan anak kecil maupun solo traveler yang ingin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya di Tokyo.
     
    Akses yang baik membuat perjalanan menuju studio menjadi lebih cepat dan menyenangkan, tanpa harus merasa kelelahan.

     

    Tips Mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo
    Untuk mendapatkan pengalaman yang maksimal saat mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo, ada beberapa tips yang sebaiknya Anda perhatikan. Berikut adalah bebereapa diantaranya:

    Usahakan memesan tiket secara online terlebih dahulu agar tidak kehabisan, terutama di masa puncak kunjungan.
    Rencanakan waktu kunjungan pada hari kerja atau jam-jam awal agar lebih leluasa menjelajah.
    Bagi keluarga yang membawa anak, membawa stroller dan perlengkapan anak yang lengkap akan memudahkan perjalanan.
    Jangan lupa juga untuk memakai alas kaki yang nyaman sebab area tur cukup luas dan melibatkan banyak berjalan kaki.

    Warner Bros Studio Tour Tokyo adalah destinasi yang sempurna untuk solo traveler maupun keluarga yang membawa si kecil. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo, gunakan Traveloka. Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan diskon 12.12 dari Traveloka pada periode 3 – 12 Desember!

    Jakarta: Saat ini, Warner Bros Studio Tour Tokyo menjadi salah satu destinasi wisata yang paling banyak dicari bagi para wisatawan. Baik itu bagi solo traveler maupun wisatawan yang membawa keluarga.
     
    Tempat ini menawarkan pengalaman unik melihat langsung lokasi pembuatan film dan berbagai atraksi menarik yang tidak hanya menyenangkan bagi anak-anak, tapi juga dewasa. Wisatawan dapat menikmati berbagai area tematik yang menampilkan pengambilan gambar asli, properti film, serta kegiatan interaktif yang mengedukasi sekaligus menghibur.
     
    Bagi solo traveler, destinasi ini memberikan kesempatan berpetualang sekaligus mendalami cerita di balik layar film favorit. Sedangkan bagi keluarga dengan anak, warner bros studio tour tokyo juga menghadirkan ruang untuk berbagi pengalaman seru bersama buah hati dalam suasana yang aman dan nyaman.
     
    Daya Tarik Warner Bros Studio Tour Tokyo untuk solo traveler dan Keluarga Anda
    Warner Bros Studio Tour Tokyo menawarkan pengalaman hiburan yang menarik bagi berbagai kalangan, baik solo traveler maupun traveler yang membawa keluarga.

    Dengan menggabungkan hiburan dan edukasi dalam satu paket, studio ini memberikan kesempatan untuk melihat lebih dekat dunia film. Berikut adalah beberapa daya tarik utama yang menjadikan Warner Bros Studio Tour Tokyo destinasi yang wajib dikunjungi:
     

    1. Paduan Hiburan dan Edukasi untuk Semua Usia

    Warner Bros Studio Tour Tokyo tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang proses produksi film.
     
    solo traveler dapat menikmati pengalaman belajar tentang industri perfilman sekaligus berburu foto estetis di lokasi-lokasi ikonik.
     
    traveler yang membawa keluarga akan menemukan banyak program ramah anak dengan area interaktif dan edukatif, yang mengajak anak-anak belajar sambil bermain.

     

    2. Atraksi Set Film Klasik dan Terbaru

    Salah satu daya tarik utama adalah kesempatan untuk berjalan mengelilingi set film asli, lengkap dengan dekorasi, kostum, dan properti yang digunakan dalam produksi film Warner Bros.
     
    solo traveler bisa merasakan sensasi berada di dunia film, sementara traveler yang membawa keluarga bisa menikmati tur interaktif yang menyenangkan untuk semua usia.

     

    3. Workshop dan Behind-the-Scenes

    Studio tour ini menyediakan berbagai aktivitas seperti workshop pembuatan efek khusus dan pemutaran behind-the-scenes yang menarik bagi para penggemar film.
     
    solo traveler bisa mendapatkan wawasan lebih dalam tentang industri perfilman, sementara traveler yang membawa keluarga bisa mengikuti sesi yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak.

     

    4. Fasilitas Ramah Keluarga

    Warner Bros Studio Tour Tokyo dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan Anda, seperti ruang istirahat dan area bermain untuk anak-anak.
     
    traveler yang membawa keluarga akan merasa sangat diuntungkan dengan fasilitas yang memudahkan perjalanan bersama anak kecil, memastikan pengalaman yang nyaman dan menyenangkan.

     

    5. Kemudahan Akses dan Transportasi

    Salah satu keunggulan utama dari Warner Bros Studio Tour Tokyo adalah aksesibilitas yang mudah dari pusat kota Tokyo.
     
    Traveler yang hanya membawa ransel akan dengan mudah menjangkau lokasi menggunakan kereta atau bus.
     
    Pengunjung juga akan merasa nyaman dengan pilihan transportasi umum yang langsung menuju studio, memungkinkan perjalanan menjadi lebih efisien.

     

    6. Lokasi Strategis yang Dekat dengan Pusat Kota

    Terletak di area yang mudah dijangkau, studio ini menawarkan kenyamanan bagi keluarga dengan anak kecil maupun solo traveler yang ingin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya di Tokyo.
     
    Akses yang baik membuat perjalanan menuju studio menjadi lebih cepat dan menyenangkan, tanpa harus merasa kelelahan.

     

    Tips Mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo
    Untuk mendapatkan pengalaman yang maksimal saat mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo, ada beberapa tips yang sebaiknya Anda perhatikan. Berikut adalah bebereapa diantaranya:

    Usahakan memesan tiket secara online terlebih dahulu agar tidak kehabisan, terutama di masa puncak kunjungan.
    Rencanakan waktu kunjungan pada hari kerja atau jam-jam awal agar lebih leluasa menjelajah.
    Bagi keluarga yang membawa anak, membawa stroller dan perlengkapan anak yang lengkap akan memudahkan perjalanan.
    Jangan lupa juga untuk memakai alas kaki yang nyaman sebab area tur cukup luas dan melibatkan banyak berjalan kaki.

    Warner Bros Studio Tour Tokyo adalah destinasi yang sempurna untuk solo traveler maupun keluarga yang membawa si kecil. Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Warner Bros Studio Tour Tokyo, gunakan Traveloka. Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan diskon 12.12 dari Traveloka pada periode 3 – 12 Desember!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (MMI)

  • Netflix Akuisisi Warner Bros, Sutradara Film Titanic: Bencana

    Netflix Akuisisi Warner Bros, Sutradara Film Titanic: Bencana

    Jakarta, Beritasatu.com – Netflix resmi mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk membeli sebagian aset milik Warner Bros, Discovery (WBD), termasuk studio film dan layanan streaming HBO Max. Namun, langkah Netflix mengakuisisi Warner Bros menuai berbagai kritikan pedas dari para pelaku industri film Hollywood, salah satunya sutradara film Titanic, James Cameron. 

    Mengutip laporan Channel News Asia, Sabtu (6/12/2025) James menyebut akuisisi ini sebagai bencana. Kritikan senada juga datang dari sekelompok produser film terkemuka yang dikatakan tengah melobi pihak Kongres Amerika Serikat (AS) untuk menentang kesepakatan tersebut. 

    Sebelum kesepakatan akuisisi ini terjadi, Netflix  selama ini sudah dianggap sebagai “duri” oleh sebagian kalangan Hollywood, terutama karena keengganannya merilis film di bioskop serta dinilai mengganggu praktik industri film tradisional. 

    Saat Netflix muncul sebagai calon pemenang tender untuk Warner Bros yang merupakan studio produksi di balik karya legendaris seperti Casablanca, Harry Potter, dan serial Friends para elite industri perfilman Hollywood langsung melancarkan kampanye agresif untuk menolak akuisisi tersebut.

    Senada dengan James Cameron, mantan CEO Warner, Jason Kilar melalui akun X pribadinya turut menyuarakan penolakan. 

    “Saya tidak bisa memikirkan cara yang lebih efektif untuk mengurangi persaingan di Hollywood selain menjual WBD ke Netflix,” tulisnya.

    Sorotan juga tertuju pada Co-CEO Netflix, Ted Sarandos, yang sebelumnya menyatakan era masyarakat berbondong-bondong ke bioskop untuk menonton film telah berakhir. Banyak pelaku senior industri film menilai, penayangan film di bioskop tetap penting untuk menjaga daya tarik dan prestise dari sinema itu sendiri, yang mana sangat berbeda dengan konten streaming yang dikonsumsi di rumah atau melalui perangkat gawai seperti ponsel pintar atau tablet. 

    “Keberhasilan Netflix itu adalah televisi, bukan film di layar lebar. Bioskop akan tutup lalu masyarakat akan menderita, dan lapangan kerja akan hilang,” ujar CEO Cinema United Michael O’Leary.