Perusahaan: Twitter

  • Viral Akun IG @ci_ccu Diduga Teman Pengemudi BMW, Dinilai Nirempati Tanggapi Kecelakaan yang Tewaskan Mahasiswa UGM

    Viral Akun IG @ci_ccu Diduga Teman Pengemudi BMW, Dinilai Nirempati Tanggapi Kecelakaan yang Tewaskan Mahasiswa UGM

    GELORA.CO –  Tragedi kecelakaan yang menewaskan Argo Ericko Achfandi, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM), masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan media sosial.

    Sorotan tidak hanya tertuju pada pelaku, Christianto Pangarapenta Pengidahen Tarigan, namun juga pada akun Instagram @ci_ccu yang dianggap berperan dalam memperkeruh suasana dengan unggahan yang dianggap tidak pantas.

    Kecelakaan yang terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sleman, DIY, ini menyita perhatian publik lantaran melibatkan mobil mewah BMW dan seorang mahasiswa yang tewas seketika.

    Argo Ericko, mahasiswa FH UGM angkatan 2024, dikenal sebagai pribadi yang aktif dan cerdas. Kepergiannya menimbulkan duka mendalam di kalangan keluarga dan civitas akademika UGM.

    Awal Mula Akun @ci_ccu Viral

    Viralnya akun Instagram @ci_ccu bermula dari unggahan fitur close friends yang berisi percakapan antara pemilik akun dan Christianto, beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi.

    Dalam unggahan itu, terdapat guyonan terkait kehati-hatian dalam berkendara yang kini dianggap sangat tidak etis karena berkaitan dengan insiden tragis.

    “baru banget haha hihi terus bercanda ‘ati ati ya pulangnya’ ‘gamau hati2 wle’ ‘bener ya nanti lu nabrak’ *ketawa2 STOP ASBUN ANJGGGGGGGG,” tulis dalam akun tersebut.

    “gong nya adalah yang di tabrak anak fh 24, rip. gw barusan merindin,” tulis unggahan lainnya.

    Unggahan ini memicu gelombang kemarahan dari publik. Banyak warganet menilai bahwa pemilik akun telah menunjukkan sikap tidak empatik dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan atas kehilangan nyawa seseorang.

    Identitas Pemilik Akun Diungkap Netizen

    Setelah unggahan tersebut viral, netizen melakukan penelusuran. Salah satu akun Twitter (X) menyebut bahwa pemilik akun @ci_ccu adalah Marshanda Putri Zunanto, seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada dari program studi Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP) angkatan 2021.

    Berdasarkan data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI), Marshanda tercatat masuk pada 16 Agustus 2021.

    Ia juga pernah menjabat sebagai sie keuangan di Dewan Mahasiswa (Dema) FISIPOL UGM, meskipun kemudian diklarifikasi bahwa ia sudah tidak lagi menjabat sejak 2024.

    “CICCU AKA MARSHANDA PUTRI ZUNANTO MKP 21 MINTA MAAF GA. KETIKAN LU JAHANAM BANGET. ITU NYAWA ORANG, BUKAN BENDA, BUKAN MAINAN. KELUAR, MINTA MAAF, JGN JD PENGECUT. #JusticeForArgo,” tulis akun @phuwinfh di X.

    Perubahan Nama Akun

    Setelah mendapat tekanan publik yang besar, akun Instagram @ci_ccu sempat berganti nama menjadi @chacaputriz sebelum akhirnya dinonaktifkan atau dihapus.

    Upaya ini justru memperkuat dugaan publik bahwa pemilik akun ingin menghindari tanggung jawab sosial atas unggahan yang dibuatnya.

    Di sisi lain, akun LinkedIn yang diduga milik Marshanda juga sempat ditemukan menampilkan posisinya sebagai Marketing Specialist di perusahaan Ajaib. Namun, akun tersebut kini telah dihapus.

    Tanggapan Resmi dan Reaksi Publik

    Pihak Dema FISIPOL UGM, melalui akun resmi Twitter mereka, memberikan klarifikasi bahwa yang bersangkutan tidak lagi menjadi bagian dari organisasi mahasiswa tersebut sejak 2024.

    “Terkait informasi bahwa Marshanda Putri Zunanto (MKP IUP 2021) merupakan bagian Dema Fisipol, kami menginformasikan bahwa yang bersangkutan sudah tidak menjadi bagian dari Dema Fisipol sejak tahun 2024,” tulis akun @demafisipol_ugm.

    Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Marshanda Putri Zunanto. Sementara itu, tagar #JusticeForArgo terus bergema di media sosial sebagai bentuk solidaritas dan desakan kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini secara adil.

  • Beredar Isu Uang Damai Rp 1 M dari Christiano Tarigan di Kasus Tabrak Mahasiswa UGM, Melanie Subono Bersuara

    Beredar Isu Uang Damai Rp 1 M dari Christiano Tarigan di Kasus Tabrak Mahasiswa UGM, Melanie Subono Bersuara

    GELORA.CO – Artis sekaligus aktivis Melanie Subono menyoroti kasus tewasnya mahasiswa UGM Argo Ericko Achfandi yang ditabrak pengendara BMW Christiano Tarigan.

    Melanie Subono, cucu mantan Presiden BJ Habibie ini ikut menyoroti informasi isu uang damai Rp 1 miliar yang disiapkan keluarga pelaku kepada keluarga korban.

    “Mahasiswa ditabrak anak nganu bermobil BMW yang nggak ditahan juga dan (konon) menawarkan Rp1 M ke keluarga (korban) untuk damai,” tulis Melanie dalam unggahan Instagramnya, dikutip Selasa (27/5/2025).

    Melanie juga memposting foto korban Argo Ericko Achfandi dalam Instagram miliknya.

    “Kalau Mario Dandy bisa kita kawal, ini juga harus bisa. Salah atau benar, proses hukum harus jalan, terbuka dan adil,” ajak Melanie lagi.

    Melanie Subono mengajak semua pihak mengawal kasus ini, meski Christiano Tarigan telah resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan maut yang menewaskan Argo Ericko Achfandi.

    “Akhirnya setelah keributan, si anu ditetapkan tersangka, enggak tahu ditahan atau belum. Gue enggak akan take down postingan ini, make sure kasus nya kita kawal,” tegas Melanie Subono.

    Artis 48 tahun tersebut menyatakan tak akan menghapus unggahan Instagramnya tentang kasus Christiano Tarigan hingga ada keadilan untuk Argo Ericko.

    Sementara dilansir dari unggahan di akun Twitter @kagamabergerak yang dibagikan pada 25 Mei 2025, tampak sebuah unggahan dengan cover awal yakni #justiceforargo.

    Dalam unggahan tersebut, tampak adanya cuitan Twitter yang diabadikan, dimana diduga Christiano Pengarapenta tersebut ingin segera menutup kasus kecelakaan maut yang dilakukannya.

    “Anj**ing lu Christiano Tarigan dan keluarga! Offering 1M buat close the case?,” tulis cuitan tersebut.

    Dari unggahan yang dibagikan, dikabarkan bahwa cuitan tersebut berasal dari akun Twitter @demajusticia.

    Tak hanya menyodorkan kabar mengenai adanya pemberian uang, namun Aliansi Alumni UGM juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Argo Ericko Achfandi tersebut.

    “Turut berbelasungkawa atas berpulangnya saudara kami, Argo Ericko Achfandi. Semoga almarhum tenang di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan. Untuk itu, mari bersama mengawali kasus ini sampai tuntas. Supaya langit tidak runtuh, keadilan harus ditegakan,” tandasnya.

    Ibu Argo Sangat Bersedih

    Ibu dari Argo Ericko Achfandi, mahasiswa UGM yang meninggal akibat kecelakaan ditabrak BMW di Sleman, bernama Meillinia.

    Meillinia mengenang sosok Argo sebagai sosok yang memiliki semangat belajar yang luar biasa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

    Argo selama ini tinggal bersama ibunya di kawasan Cilodong, Depok, Jawa Barat. Argo merupakan alumni SMANSA Depok. Dan baru tahun kedua di Fakultas Hukum UGM atau masuk 2024 lalu.

    “Bahwa benar, putra saya adalah anak yatim. Dia (Argo Ericko Achfiandi) anak pertama saya. Dia hidup 11 tahun tanpa figur seorang ayah,” kata Meillinia kepada wartawan melalui zoom, Selasa (27/5/2025).

    Meillinia mengatakan, sejak kepergian suaminya pada 2014 membuatnya terus bekerja keras demi menjadikan anaknya bisa mengemban ilmu pengetahuan agar berhasil di masa depan.

    “Sayalah ibu yang mendidik hingga saat ini dengan seorang diri tanpa adanya suami,” ucapnya.

    Sebagai seorang ibu, dirinya bersaksi bahwa putranya merupakan anak yang baik.

    “Saya tidak bisa berkata-kata apa pun, tetapi terima kasih kepada UGM terutama Fakultas Hukum, terima kasih banyak akan semua dukungan dan apa pun yang kalian berikan kepada anak saya,” paparnya.

    “Saya bersaksi sebagai ibunya bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi, semangat terutama dalam kuliah,” ungkapnya sambil menangis.

    Ditengah tangisnya, Ibu Argo pun mengaku jika kondisi yang dialami kini jauh lebih berat dibanding saat dirinya ditinggal sang suami dulu.

    “Sekarang saya harus apa? Memang iya sabar saya tahu, tapi yang ini Ya Allah lebih berat karena darah daging,” ucapnya sembari terisak.***

  • Jerman Izinkan Ukraina Gunakan Senjatanya untuk Serang Rusia

    Jerman Izinkan Ukraina Gunakan Senjatanya untuk Serang Rusia

    Jakarta

    Kanselir Friedrich Merz mengumumkan bahwa Jerman, bersama Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat, telah mencabut batasan jangkauan senjata yang dikirimkan ke Ukraina. Langkah ini memungkinkan Kyiv untuk menyerang target militer di wilayah Rusia.

    Ukraina sejatinya telah lama menuntut pencabutan larangan tersebut, namun selalu ditolak oleh negara-negara Barat dengan dalih tidak ingin dianggap terlibat perang.

    Kini “tidak ada lagi batasan jangkauan untuk senjata yang dikirim ke Ukraina — baik oleh Inggris, Prancis, kami, maupun Amerika Serikat,” kata Merz di konferensi digital re:publica di Berlin, Senin (27/5).

    “Dengan keputusan ini, Ukraina berarti diizinkan mempertahankan diri, misalnya, dengan menyerang posisi militer di Rusia… Sesuatu yang hingga kini nyaris tak dilakukan. Sekarang mereka bisa melakukannya,” lanjutnya.

    Merz menegaskan kembali komitmennya terhadap Ukraina lewat unggahan di platform X (dulu Twitter), dengan menulis, “kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk terus mendukung Ukraina.”

    Meski demikian, Merz tidak merinci negara mana yang terlebih dahulu membuat keputusan tersebut atau pada tahap mana keputusan itu diambil.

    Rusia: “Berbahaya” dan bertentangan dengan upaya perdamaian

    Kremlin mengecam keputusan tersebut sebagai langkah “berbahaya” dan bertentangan dengan tujuan penyelesaian damai.

    Rusia telah lama mengecam pengiriman senjata jarak jauh oleh negara-negara Barat ke Ukraina, dan secara khusus memperingatkan Jerman agar tidak mengirim sistem rudal Taurus kepada Ukraina, karena memiliki daya jelajah hingga 500 kilometer.

    Perubahan sikap Barat

    Pada awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 2022, negara-negara Barat enggan mengirim senjata jarak jauh untuk mencegah eskalasi konflik. Namun, kebijakan itu mulai berubah. Inggris dan Prancis telah memasok rudal jelajah Storm Shadow/Scalp yang dapat menjangkau sekitar 250 kilometer.

    Pada November 2024, Presiden AS saat itu Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan sistem rudal ATACMS untuk menyerang target di Rusia. Pada bulan yang sama, Ukraina dikabarkan menembakkan rudal Storm Shadow ke wilayah Rusia setelah mendapat persetujuan dari Inggris. Prancis juga menegaskan bahwa serangan terhadap target militer di Rusia adalah opsi yang sah.

    Di bawah bekas Kanselir Olaf Scholz, Jerman memilih tidak mengirim sistem rudal Taurus demi menghindari provokasi terhadap Moskow. Sebaliknya, meski Merz pernah menyatakan dukungannya secara terbuka, dia tidak menyebutkan Taurus secara spesifik dalam pernyataannya hari Senin.

    Pemerintah baru Jerman kini memilih untuk tidak mengumumkan secara terbuka jenis senjata yang dikirim ke Ukraina, dengan alasan strategi ambiguitas.

    Rusia memperingatkan bahwa jika Ukraina menggunakan rudal Taurus buatan Jerman untuk menyerang infrastruktur transportasi, hal itu akan dianggap sebagai “keterlibatan langsung” Berlin dalam konflik.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jangan Asal Klik Link! Ini Cara Pulihkan Akun e-Wallet yang Dibekukan

    Jangan Asal Klik Link! Ini Cara Pulihkan Akun e-Wallet yang Dibekukan

    Jakarta

    Penggunaan e-wallet (dompet digital) semakin populer di Indonesia. Tapi, sejumlah akun pengguna justru dibekukan karena terdeteksi melakukan aktivitas mencurigakan hingga dugaan penipuan.

    Akibatnya, pengguna tidak bisa lagi mengakses akun mereka. Alih-alih mencari bantuan lewat kanal resmi, beberapa justru mengklik link dari sumber tidak jelas, yang justru berpotensi jadi pintu masuk ke penipuan lanjutan.

    Jika mengalami hal ini, sebaiknya Anda tidak panik karena ada salah satu e-wallet yang memberikan solusi untuk memulihkan akun yaitu DANA. Nah, ini cara memulihkan akun DANA yang dibekukan agar Anda dapat kembali menggunakan layanan dompet digital ini dengan lancar tanpa kendala.

    1. Lapor ke Live Chat DIANA

    Asisten digital DIANA milik DANA hadir untuk membantu pengguna mengatasi berbagai kendala, termasuk akun yang dibekukan. Layanan ini tersedia 24 jam penuh dan bisa diakses langsung lewat aplikasi DANA.

    Untuk menggunakan DIANA, pengguna cukup membuka aplikasi, masuk ke menu ‘Saya’, lalu pilih ‘Pusat Resolusi’ dan klik ‘Bantuan’. DIANA juga dapat dijumpai melalui menu ‘Riwayat Transaksi’. Setelah masuk ke fitur live chat, pengguna bisa menyampaikan keluhan dan menjelaskan kronologi masalah secara rinci.

    Setelah laporan diterima, DIANA akan memandu pengguna mengikuti proses verifikasi tambahan jika diperlukan, seperti unggah dokumen atau konfirmasi data. Selanjutnya, tim DANA akan melakukan pengecekan dan menentukan apakah akun bisa segera diaktifkan kembali atau memerlukan waktu lebih lanjut.

    2. Lengkapi Verifikasi Identitas

    Jika akun dibekukan karena proses verifikasi identitas belum tuntas, pengguna disarankan segera melengkapi prosedur Know Your Customer (KYC) dengan benar.

    Pastikan data yang dimasukkan valid dan sesuai ketentuan agar proses verifikasi berjalan mulus. Setelah itu, akun bisa kembali diakses dan digunakan seperti biasa.

    3. Pastikan Tidak Ada Pelanggaran Kebijakan

    Jika akun Anda dibekukan karena dugaan pelanggaran kebijakan, segera cek kembali aktivitas akun dan pastikan tidak ada pelanggaran lanjutan. Pelajari kembali ketentuan dan aturan DANA agar Anda memahami batasan yang berlaku.

    Dengan mematuhi kebijakan tersebut, Anda bisa mencegah masalah serupa di masa mendatang dan menjaga agar akun tetap aman digunakan.

    4. Hubungi Layanan Pengguna DANA

    Jika kendala yang Anda hadapi tidak dapat diselesaikan melalui DIANA, maka segera hubungi layanan pelanggan DANA untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

    Anda dapat menghubungi layanan pelanggan DANA melalui email atau media sosial resmi, seperti Twitter/X di @danawallet, Facebook di facebook.com/danawallet, atau Instagram di @ dana.id.

    Pastikan untuk menyampaikan detail permasalahan serta nomor telepon Anda agar proses penanganan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

    Bagi pengguna yang kurang waspada, jebakan ini bisa berujung fatal, seperti kehilangan saldo dalam rekening digital. Agar tidak menjadi korban Jebakan Badman, penting untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri umum penipuan yang mengatasnamakan DANA:

    – Monitor

    Selalu perhatikan semua pergerakan online mencurigakan yang terjadi padamu. Seperti contoh, jika ada yang meminta data pribadi kamu seperti PIN, Kode OTP, dan lainnya, abaikan saja karena biasanya DANA tidak akan meminta untuk membagikan data-data tersebut. Selain itu, cek juga apakah yang menghubungi dari channel official DANA atau bukan.

    – Konfirmasi

    Selanjutnya, supaya terhindar dari jebakan badman yang mengaku sebagai DANA, pengguna bisa melakukan konfirmasi lewat DANA Protection, mengecek nomor, akun sosmed, atau link mencurigakan apakah benar dari DANA atau bukan.

    – Lapor

    Jika terkonfirmasi bukan dari DANA, segera laporkan via aduan nomor di laman DANA Protection. Nantinya pengguna akan langsung terhubung dengan layanan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dengan begini, pengguna bisa ikut membantu para pengguna DANA yang lainnya agar tidak terkena jebakan badman.

    Cara paling efektif untuk menghindari penipuan yang mengatasnamakan DANA adalah dengan mengenali saluran resmi. Perlu diketahui, DANA tidak memiliki akun layanan pelanggan di WhatsApp. Jadi, jika ada nomor yang mengatasnamakan DANA lewat WhatsApp, segera blokir dan laporkan.

    Memulihkan akun DANA yang dibekukan butuh prosedur yang sesuai dengan ketentuan platform. Pengguna disarankan untuk terlebih dulu memahami alasan akun dibekukan, melengkapi proses verifikasi identitas, serta memastikan semua aktivitas akun mematuhi aturan yang berlaku.

    Setelah akun kembali aktif, pengguna bisa kembali melakukan transaksi seperti biasa, mulai dari pembayaran tagihan, belanja online, hingga transfer antar pengguna maupun ke rekening bank tanpa biaya.

    DANA juga menegaskan tidak pernah menghubungi pengguna terlebih dahulu tanpa adanya laporan. Semua pengaduan hanya dilayani melalui fitur DIANA di aplikasi DANA, email help@dana.id, call center 1500 445, serta akun media sosial resmi yang telah terverifikasi.

    Sebagai bentuk perlindungan tambahan, DANA menyediakan fitur DANA Protection yang menjamin pengembalian dana 100% jika terjadi pembobolan akun oleh pihak tidak bertanggung jawab. Namun, fitur ini hanya berlaku bagi pengguna DANA yang telah meng-upgrade ke akun Premium.

    (anl/ega)

  • TREEMANSION: Komunitas Sejarah Pasuruan yang Bangkitkan Kembali Warisan Budaya Lewat Eksplorasi

    TREEMANSION: Komunitas Sejarah Pasuruan yang Bangkitkan Kembali Warisan Budaya Lewat Eksplorasi

    Pasuruan (beritajatim.com) – Komunitas TREEMANSION resmi berdiri pada 16 April 2024 dengan misi melestarikan sejarah dan budaya melalui eksplorasi. Komunitas ini menjadi wadah bagi generasi muda yang peduli terhadap sejarah yang mulai dilupakan masyarakat.

    Nama TREEMANSION diambil dari dua kata, yaitu “Tree” dan “Mansion”, yang memiliki makna filosofis mendalam. “Tree” melambangkan akar sejarah, sedangkan “Mansion” mencerminkan semangat membangkitkan kembali kisah lama yang telah redup.

    “Filosofi nama ini kami pilih agar setiap anggota memahami bahwa sejarah itu punya akar kuat dan bisa tumbuh besar kalau dirawat,” ujar Rivas, salah satu pendiri komunitas TREEMANSION.

    Dalam praktiknya, komunitas ini aktif melakukan eksplorasi ke berbagai situs bersejarah di Kabupaten Pasuruan. Kegiatan eksplorasi diadakan dua kali setiap bulan dengan fokus pada pengalaman langsung dan diskusi.

    Setiap lokasi yang dikunjungi didokumentasikan serta dilengkapi laporan naratif untuk memperkaya pemahaman anggota. “Kami ingin sejarah itu hidup, bukan sekadar catatan buku yang dilupakan,” terang Rivas.

    Tak hanya melalui eksplorasi, TREEMANSION juga rutin membagikan tulisan sejarah setiap Sabtu melalui platform WhatsApp. Tulisan-tulisan ini dikemas informatif dan inspiratif agar mudah dipahami oleh semua kalangan.

    Komunitas ini juga merambah ke platform digital seperti X (Twitter) dan Quora untuk menjangkau audiens yang lebih luas. “Kami ingin sejarah lokal bisa bersanding dengan narasi global dalam satu ruang digital,” katanya.

    Topik yang dibahas sangat beragam, dari sejarah desa kecil hingga peristiwa dunia yang berdampak besar. Tujuannya adalah membangun kesadaran bahwa sejarah tidak hanya terjadi di tempat jauh, tetapi juga dekat dan relevan.

    Dengan pendekatan eksplorasi dan edukasi digital, TREEMANSION ingin menciptakan pembelajaran sejarah yang inklusif dan menyenangkan. “Kami percaya sejarah itu menarik kalau dikemas dengan cara yang hidup dan kontekstual,” tambah Rivas.

    Rivas berharap TREEMANSION bisa terus menjadi ruang tumbuh bagi generasi muda yang ingin memahami masa lalu dan mencintai warisan budaya. “Ini langkah kecil kami untuk menjaga akar dan membangun masa depan yang lebih bijak,” tutupnya. [ada/aje]

  • Video Trump Tak Buktikan ‘Genosida’ Kulit Putih di Afsel

    Video Trump Tak Buktikan ‘Genosida’ Kulit Putih di Afsel

    Washington DC

    Di Gedung Putih Rabu (21/5) Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuntut Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, yang tengah menjadi tamunya, untuk menanggulangi fenomena pembantaian massal terhadap petani kulit putih di negaranya.

    Narasi bahwa kelompok kulit putih menjadi korban pembunuhan sistematis dan disengaja sudah lama beredar di kelompok supremasi rasial di AS. Namun, hingga kini, tuduhan itu tak pernah terbukti secara fakta maupun statistik resmi. Klaim ini terkait erat dengan teori konspirasi rasis bernama “penggantian besar-besaran” alias the great replacement.

    Klaim Trump

    Trump menyampaikan tuduhan itu ketika menjamu Presiden Ramaphosa di Gedung Putih. Dalam tayangan video yang dia tampilkan pada menit ke-1:42, Trump berkata:

    “Ini adalah makam. Ada ribuan salib putih. Ini semua adalah petani kulit putih dan keluarganya. Mereka semua dibunuh.”

    Cek Fakta DW: Hoaks

    Pernyataan Trump sesungguhnya sudah beredar di media sosial bahkan sebelum kunjungan kenegaraan Ramaphosa ke AS. Seorang pengguna X (dulu Twitter) pada 12 Mei sudah mengklaim bahwa setiap salib putih dalam video itu mewakili seorang petani kulit putih yang dibunuh di Afrika Selatan. Hingga 22 Mei, unggahan tersebut telah ditonton hampir 55 juta kali.

    Namun, penelusuran gambar menunjukkan bahwa cuplikan yang menampilkan deretan salib putih di pinggir jalan itu bukanlah makam petani kulit putih. Video itu sudah pernah beredar di media sosial pada tahun 2020 dan 2023.

    Faktanya, adegan dalam video itu berasal dari sebuah aksi protes di dekat kota Newcastle, Afrika Selatan, pada 5 September 2020. Aksi tersebut digelar menyusul pembunuhan pasangan Glen dan Vida Rafferty di ladang mereka pada Agustus tahun yang sama.

    Aksi simbolik, bukan pemakaman massal

    Tak jauh dari jembatan Horn River, ratusan salib kayu simbolik didirikan sukarelawan di sepanjang jalan. Di pertengahan perjalanan menuju ladang tempat Rafferty dibunuh, terpampang spanduk besar bertuliskan: “Presiden Ramaphosa, berapa banyak lagi yang harus mati?”

    Pidato Julius Malema dan kontroversi lagu perjuangan

    Bagian lain dalam video yang diputar Trump menampilkan politikus Afrika Selatan, Julius Malema, yang meneriakkan slogan “Kill the Boer, kill the farmer” (“Bunuh Boer, bunuh petani”) merujuk pada komunitas kulit putih.

    Adegan itu diambil dari perayaan ulang tahun ke-10 partai kiri Economic Freedom Fighters (EFF) di Stadion FNB, Johannesburg, pada Agustus 2023. Harian Afrika Selatan VRTNWS turut melaporkan momen tersebut.

    Malema, sebelum mendirikan EFF, adalah anggota African National Congress (ANC) namun dikeluarkan dari partai pada 2012. Slogan yang dia teriakkan merupakan seruan perjuangan dari era apartheid yang beberapa kali telah diklasifikasikan sebagai ujaran kebencian di Afrika Selatan.

    Ramaphosa dan petani tolak klaim Trump

    Presiden Ramaphosa langsung memberi sanggahan setelah video ditayangkan. Dia menegaskan bahwa pernyataan dalam video itu bukan merupakan kebijakan pemerintah Afrika Selatan.

    Sementara itu, seorang petani Afrika Selatan bernama Theo de Jaeger juga membantah tudingan Trump dalam wawancaranya dengan Deutsche Welle. Dia menyatakan bahwa tidak ada genosida terhadap petani kulit putih di negaranya.

    Usai Trump menawarkan suaka bagi petani kulit putih, De Jaeger bahkan menulis surat terbuka kepada presiden AS.

    “Saya menulis surat itu karena saya khawatir Trump tidak sepenuhnya paham apa yang sebenarnya terjadi di sini,” ujarnya kepada DW.

    “Kami lebih ingin melihat adanya upaya konkret untuk memperbaiki kondisi kami, agar kami bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Ini bukan hanya soal rasisme, karena petani kulit hitam juga menghadapi masalah yang sama.”

    Ketimpangan agraria masih menganga

    Meski apartheid telah berakhir lebih dari 30 tahun lalu, ketimpangan kepemilikan lahan di Afrika Selatan masih sangat nyata. Menurut laporan pemerintah Afrika Selatan tahun 2017, warga kulit putih masih menguasai sekitar 72 persen lahan pertanian, sementara warga kulit hitam hanya memiliki sekitar 4 persen dari lahan pertanian yang terdaftar secara individual.

    Padahal, warga kulit putih hanya berjumlah 7,8 persen dari total populasi negara itu.

    Catatan Redaksi:
    Artikel ini merupakan bagian dari kerja sama DW dengan tim pemeriksa fakta dari ARD-Faktenfinder, BR24 #Faktenfuchs, dan DW-Faktencheck.

    Artikel ini terbit pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “Membaca Maksud Pemerintahan Trump Menjegal Harvard University” di sini:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menilik Pandangan dan Sikap Paus Leo XIV dari Jejak Media Sosial – Page 3

    Menilik Pandangan dan Sikap Paus Leo XIV dari Jejak Media Sosial – Page 3

     

    Terlepas dari sikap terhadap politisi, Paus Leo XIV merupakan sosok yang memberi perhatian pada isu perubahan iklim dan tak sepakat dengan penggunaan senjata api.

    Sebuah retweet-nya di akun X alias Twitter Robert Prevost memperlihatkan dirinya mendukung perlindungan imigran, upaya mengurangi kekerasan bersenjata, dan memerangi perubahan iklim.

    Salah satu retweet-nya, sehari setelah penembakan massal di Las Vegas pada Oktober 2017, Prevost membagikan ulang unggahan dari Senator Chris Murphy yang berbunyi, “Kepada rekan-rekan saya: sikap pengecut Anda untuk bertindak tidak dapat dihapuskan oleh pikiran dan doa. Semua ini tidak akan berakhir kecuali kita melakukan sesuatu untuk menghentikannya.”

    Tak hanya itu, pada 2017, Prevost juga mengunggah ulang cuitan seseorang yang membela imigran yang datang ke Amerika Serikat secara ilegal saat masih anak-anak, yang dikenal sebagai aksi Dreamers.

    “Saya mendukung #Dreamers dan semua orang yang berupaya mewujudkan sistem imigrasi yang adil, jujur, dan bermoral,” tulis unggahan yang kemudian di-RT oleh pria yang kini menjabat sebagai Paus Leo XIV.

     

  • Paus Leo XIV Duduk di Takhta Suci, Israel PDKT Halus, tapi Kebijakan Trump Kena Semprot – Halaman all

    Paus Leo XIV Duduk di Takhta Suci, Israel PDKT Halus, tapi Kebijakan Trump Kena Semprot – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gereja Katolik baru saja mengumumkan Paus baru, Paus Leo XIV, yang aslinya bernama Robert Prevost.

    Sontak hal ini menyita perhatian Israel untuk melakukan pendekatan.

    Pasalnya, hubungan antara Israel dan Vatikan memburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah insiden pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan dan perang penghancuran di Gaza.

    Seiring dengan hal itu, pendahulu Paus Leo, yakni Paus Fransiskus, menjadi semakin kritis terhadap perilaku Israel.

    Presiden Isaac Herzog mengucapkan selamat kepada Paus baru, dengan mengirimkan “ucapan selamat terhangat dari Kota Suci Yerusalem,” dikutip dari TimeofIsrael. 

    “Kami berharap dapat meningkatkan hubungan antara Israel dan Takhta Suci, dan memperkuat persahabatan antara orang Yahudi dan Kristen di Tanah Suci dan di seluruh dunia,” kata presiden, sambil mengungkapkan harapan, kepausannya akan “menjadi salah satu upaya membangun jembatan dan pemahaman antara semua agama dan masyarakat.”

    “Semoga kita dapat melihat kembalinya para sandera yang masih ditawan di Gaza dengan segera dan aman, serta era perdamaian baru di kawasan kita dan di seluruh dunia,” imbuh Herzog, dalam pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa Ibrani, Inggris, dan Arab.

    Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, bergabung dengan Herzog memberi ucapan selamat kepada Paus baru, dalam pernyataan singkat yang diterbitkan oleh kantornya.

    NETANYAHU – Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Desember 2024 yang menuliskan terima kasih kepada pendukung Israel. Pada Kamis (20/2/2025), Netanyahu dikabarkan batal menghadiri upacara penerimaan 4 jenazah sandera hari ini karena diprotes warganya. (Instagram @b.netanyahu)

    “Saya mendoakan Paus pertama dari Amerika Serikat agar berhasil menumbuhkan harapan dan rekonsiliasi di antara semua agama,” kata Netanyahu dalam pernyataan berbahasa Inggris.

    Dalam beberapa bulan menjelang kematiannya, Fransiskus dua kali mengecam “kekejaman” Israel di Gaza, dan mengecam “kesombongan penjajah” di “Ukraina” dan “Palestina,” yang melanggar tradisi netralitas Takhta Suci saat ini.

    Kematiannya semakin menyoroti memburuknya hubungan, karena Israel menolak mengirimkan kepala negara atau perwakilan pemerintah ke pemakamannya, dan memilih hanya diwakili oleh duta besarnya di Vatikan.

    Sebaliknya, ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal saat masih menjabat pada tahun 2005, Israel mengutus presiden saat itu Moshe Katsav dan menteri luar negeri saat itu Silvan Shalom ke pemakamannya.

    Kementerian Luar Negeri juga mengisyaratkan keterbukaan untuk memperbaiki hubungan dengan Vatikan — yang baru-baru ini memburuk setelah menghapus unggahan media sosial yang menyampaikan belasungkawa atas kematian Fransiskus — dan menyampaikan ucapan selamat kepada pemimpin barunya pada hari Kamis.

    “Kami berharap dapat bekerja sama untuk lebih memperkuat hubungan antara negara Yahudi dan Takhta Suci,” demikian bunyi pernyataan tersebut, yang mengucapkan selamat kepada Paus Leo XIV dan “umat Katolik di seluruh dunia.”

    “Kami berharap dapat segera menyambut Anda di Tanah Suci,” tambahnya.

    Bergabung dengan para pemimpin Israel dalam memberi ucapan selamat kepada Paus baru, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menyampaikan harapan, ia akan berkontribusi dalam memperkuat “warisan kerja sama antara Gereja Katolik dan orang-orang Yahudi.”

    “Selama beberapa dekade, hubungan antara Gereja Katolik dan komunitas Yahudi global terus menguat,” kata CEO ADL Jonathan Greenblatt.

    “Kami berharap Paus Leo XIV akan melanjutkan lintasan bersejarah ini – menolak antisemitisme dalam segala bentuknya, mempromosikan saling pengertian, dan menjunjung tinggi nilai-nilai bersama berupa perdamaian, kasih sayang, dan martabat manusia.”

    Paus Leo Kritik Trump?

    Paus Leo XIV diduga pernah memposting ulang unggahan media sosial yang mengkritik Wakil Presiden JD Vance dan kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump.

    Pandangan ini yang sejalan dengan pendahulunya, Paus Fransiskus dan dapat menyebabkan ketegangan dengan Gedung Putih.

    Akun X yang tercantum atas nama Prevost tampaknya tidak secara pribadi menulis posting kritis tersebut, tetapi memposting ulang artikel dan tajuk berita dari orang lain.

    CNN Internasional telah menghubungi Vatikan, X, dan rekan Prevost, tetapi belum dapat mengonfirmasi secara independen, akun X tersebut terkait dengan Paus Leo XIV yang baru terpilih berasal dari Amerika.

    Trump mengatakan pada hari Kamis, ia “sangat gembira” mendengar berita tentang paus Amerika pertama.

    Tidak jelas apakah ia telah diberi tahu tentang unggahan media sosial yang tampaknya kritis itu, dan Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar tentang unggahan itu.

    Kantor Vance merujuk pada pernyataan yang dibuat wakil presiden sebelumnya, ketika ia mengunggah ucapan selamatnya pada X.

    Jejak Digital

    Adapun sebuah tulisan menyasar komentar masa lalu Vance yang menuduh kaum kiri jauh lebih peduli pada migran daripada warga negara Amerika, serta deportasi yang salah oleh pemerintahan Trump terhadap Kilmar Abrego Garcia, seorang imigran gelap yang tinggal di Maryland sebelum ia dikirim ke penjara Salvador.

    Pada tanggal 14 April, akun Prevost memposting ulang sebuah artikel mengenai Abrego Garcia dan sebuah tulisan yang ditulis oleh Uskup Pembantu Evelio Menjivar dari Washington, DC. 

    Uskup tersebut berpendapat: “Pemerintah federal telah melakukan kampanye ‘kejutan dan ketakutan’ berupa ancaman agresif dan operasi yang sangat kentara dengan legalitas yang dipertanyakan yang jauh melampaui sekadar ‘penegakan hukum’ imigrasi.”

    Seorang hakim telah memerintahkan pemerintahan Trump untuk memfasilitasi kepulangan Abrego Garcia ke AS

    Sebelumnya, pada 13 Februari, akun tersebut membagikan surat dari mantan Paus Fransiskus yang mengecam deportasi massal yang dilakukan pemerintahan Trump .

    Fransiskus secara khusus mengkritik deportasi terhadap mereka yang telah meninggalkan tanah air mereka karena kemiskinan, eksploitasi, dan penganiayaan, karena dianggap merusak martabat pria dan wanita.

    “Aturan hukum yang autentik diverifikasi justru dalam perlakuan bermartabat yang layak diterima semua orang, terutama yang termiskin dan paling terpinggirkan. Kebaikan umum yang sejati dipromosikan ketika masyarakat dan pemerintah, dengan kreativitas dan rasa hormat yang ketat terhadap hak-hak semua orang — seperti yang telah saya tegaskan pada banyak kesempatan — menyambut, melindungi, mempromosikan, dan mengintegrasikan yang paling rapuh, tidak terlindungi, dan rentan. Ini tidak menghalangi pengembangan kebijakan yang mengatur migrasi yang tertib dan legal,” tulis Fransiskus.

    Dalam unggahan media sosial lainnya pada tanggal 3 Februari, akun tersebut mengunggah ulang artikel lain yang terkait dengan pernyataan Vance dalam wawancara Fox News bulan Januari lalu, kaum ekstrem kiri tampaknya “membenci” warga negara Amerika dan mengutamakan kasih sayang dan perhatian kepada para migran di atas keluarga atau tetangga mereka sendiri .

    “Ada sebuah konsep lama – dan menurut saya konsep ini sangat Kristen – bahwa Anda mencintai keluarga Anda, lalu mencintai tetangga Anda, lalu mencintai komunitas Anda, lalu mencintai sesama warga negara di negara Anda sendiri, lalu setelah itu, Anda dapat fokus dan memprioritaskan seluruh dunia. Banyak kaum kiri ekstrem telah sepenuhnya membalikkan konsep itu,” kata Vance.

    “Mereka tampaknya membenci warga negara mereka sendiri dan lebih peduli dengan orang-orang di luar perbatasan mereka sendiri. Itu bukanlah cara yang tepat untuk menjalankan masyarakat,” lanjutnya.

    Artikel yang diunggah ulang oleh akun X, yang ditulis oleh Kat Armas untuk National Catholic Reporter, menyatakan pernyataan Vance “menggemakan konsep abad pertengahan yang dikenal sebagai ordo amoris — tata cara beramal” yang “memperkuat mitos bahwa beberapa orang lebih berhak mendapatkan perhatian kita daripada yang lain.”

    Judul beritanya berbunyi: “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

    Vance bertemu Paus Fransiskus di Italia beberapa jam sebelum kematiannya.

    Kritik tersebut juga meluas hingga kampanye presiden pertama Trump.

    Pada 2015, Prevost juga menerbitkan ulang opini yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan yang berjudul: Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.

    Akun tersebut juga menyasar tokoh politik lainnya.

    Pada bulan November 2016, akun tersebut mengunggah ulang sebuah opini yang mengatakan mantan calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton “menjauhkan” para pemilih, termasuk Demokrat, karena “posisi aborsi yang ekstrem” dari partai tersebut.

    Akun tersebut tampaknya dibuat pada 2011, saat X masih bernama Twitter.

    Sebagian besar kiriman merupakan kiriman ulang berbagai artikel, bukan teks atau konten yang dibuat sendiri.

    Pada Kamis (8/5/2025) siang, akun tersebut memiliki kurang dari 800 pengikut, tetapi hingga pukul 5 sore, jumlah pengikutnya telah bertambah menjadi lebih dari 232 ribu pengikut.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Data sebagai ‘Minyak’ Baru dan Bernilai

    Data sebagai ‘Minyak’ Baru dan Bernilai

    Bisnis.com, JAKARTA — Hampir setiap saat, kita memproduksi data raksasa atau big data. Proses untuk memperoleh data juga mulai beragam dan makin mudah, melalui ponsel, email, transaksi, sosial media, sensor, dan perangkat teknologi informasi yang berkembang saat ini.

    Jika dianalisis data tersebut bisa menggambarkan tren atau kecenderungan yang terjadi di masyarakat untuk menyusun strategi yang akan digunakan dalam memenangkan persaingan. Dengan kata lain, data dapat digunakan untuk kepentingan bisnis dan politik dalam membangun strategi .

    Data raksasa merupakan sumber daya atau resources dan komoditas baru yang sangat bernilai di dunia. Data menciptakan cara baru dalam persaingan (Economist, terbitan 6—12 Mei 2017).

    Data membuka cara baru dalam melakukan bisnis. Menciptakan model bisnis yang baru. Mendorong disrupsi diberbagai bisnis dan paradigma.

    Dulu rempah-rempah, logam-logam, dan emas merupakan komoditas yang diperebutkan. Kemudian minyak, gas, dan uranium menjadi komoditas yang sangat berharga. Sebelumnya minyak menjadi keunggulan suatu bangsa (Stephen Leeb, 2004).

    Tapi kini data sudah menjadi kekuatan yang luar biasa dari suatu organisasi atau negara karena bernilai ekonomi yang tinggi.

    Mengapa Data Bernilai dan Diperebutkan?

    Perusahaan memiliki  dua jenis resources yaitu pertama, tangible resources (seperti gedung, pabrik, kantor, dan lain-lain). Kedua yaitu intangible resources, seperti knowledge, skill, brand, networking.

    Big data merupakan fondasi mengatrends/trends dan knowledge sebagai arah yang harus dipahami para pengambil keputusan seperti pebisnis, politisi, korporasi, dan negara untuk menghasilkan sebuah keputusan yang tepat dalam memenangkan pertarungan dan persaingan.

    Pada masa lalu, perebutan data memang sudah ada. Data itu, semisal berupa laporan, hasil riset dan teknologi, atau data yang sangat penting lainnya yang disebut small data.

    Saat ini berbagai jenis data, dari mulai teks, peta, suara, video, foto, kebiasaan di media sosial  yang disebut big data diperebutkan lagi. Pasokan big data itu berasal dari koneksi internet, baik dari komputer maupun telepon pintar (smartphone) seperti SMS, WhatsApp, email, Facebook, Twitter, Instagram, percakapan online, data pribadi di perusahaan teknologi, termasuk data kependudukan.

    Data yang semula dianggap remeh sekarang menjadi sangat bernilai ketika mereka bisa melakukan ekstraksi data itu. Dengan menggunakan algoritma dan bantuan para ahli, dapat diperoleh informasi dan knowledge yang berharga seperti megatren, tren, dan behavior dari penghuni dunia ini.

    Produk-produk kecerdasan buatan (artificial intelligence), seperti mobil tanpa sopir, layanan taksi daring, hingga layanan konsumen, muncul dari big data.

    Awalnya semua perkembangan ini tak memunculkan masalah. Namun, karena kemudian data itu memberi nilai ekonomi (economic value) bagi organisasi. Perburuan, pencurian, dan sengketa data mulai muncul. ketika mereka berhasil melakukan pengambilan dan pengolahan data maka data memberikan nilai ekonomi yang tinggi.  

    Komoditas ini menjadi barang yang bisa diperjualbelikan dan kini telah ada upaya memberi valuasi data yang sangat berguna bagi perusahaan. Tanpa disadari, setiap hari kita telah membagi aneka informasi pribadi, mulai dari perbincangan sosial, kebiasaan belanja, pola bepergian, hingga transaksi keuangan, melalui berbagai aplikasi berbasis internet yang kita miliki.

    Dunia baru menyadari ketika data dalam jumlah besar itu telah dipegang perusahaan-perusahaan teknologi yang besar, seperti Facebook, Google, Amazon, dan Microsoft.

    Beberapa negara mulai mempermasalahkan penguasaan data itu meski belum ada langkah yang signifikan. Setiap negara akan mencari alasan untuk mendapatkan setidaknya memperoleh keuntungan ekonomi dari data yang diambil oleh perusahaan-perusahaan besar itu.

    Saatnya semua kalangan mulai memikirkan cara pandang dan langkah menghadapi era komoditas baru ini. Pengusaha dan organisasi perlu memutar visi bisnis, pemerintah perlu memperhatikan kemungkinan munculnya masalah baru, dan perguruan tinggi perlu menyiapkan sumber daya yang kompeten menghadapi era komoditas data.

    Aliran data yang luar biasa besar memberi beberapa perusahaan kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah komoditas baru menumbuhkan industri yang menguntungkan dan cepat untuk sekelompok perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, Amazon, dll.

    Perusahaan teknologi diatas memberi mereka kekuatan yang sangat besar. Berpikir dengan cara lama tentang persaingan seperti yang tercipta di era minyak, terlihat ketinggalan jaman dalam apa yang kemudian disebut “ekonomi data”.

    Perusahaan yang masih berpikir untuk berinvestasi di teknologi big data harus segera bersiap sebelum terlambat untuk tetap kompetitif. Dapat disimpulkan bahwa big data merupakan fondasi dari semua megatrends dan trends yang akan terjadi hari ini, besok, lusa, dan yang akan datang.

    Megatrends dan trends adalah opportunity bagi seorang entrepreneur, pebisnis, politikus, organisasi, partai, perusahaan dan negara.

  • Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

    Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Kardinal asal Amerika Serikat (AS), Robert Francis Prevost, resmi diumumkan sebagai paus baru pada Kamis (8/5/2025) dan memilih nama Leo XIV.

    Pemimpin 1,4 miliar umat Katolik ini berasal dari Chicago meski banyak menghabiskan waktunya di Peru.

    Reaksi Presiden AS Donald Trump

    “Saya melihat asapnya, tetapi saya belum melihat Paus,” kata Trump saat keluar dari sebuah acara di Gedung Putih AS sebelum Paus terpilih.

    Tak lama setelah pernyataan Trump, Kardinal Robert Prevost diumumkan sebagai pengganti Fransiskus.

    Trump bereaksi terhadap terpilihnya Leo dengan menulis di Truth Social: “Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja diangkat menjadi Paus. Merupakan suatu kehormatan untuk menyadari bahwa ia adalah Paus Amerika pertama. Sungguh menggembirakan, dan merupakan Kehormatan Besar bagi Negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!”

    Pernah Kritik Donald Trump dan Wakilnya

    Sebelum diangkat jadi Paus, Robert Francis Prevost kerap mengkritik secara positif Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance.

    JD Vance, seorang penganut Katolik, adalah penganut Katolik paling terkemuka dalam politik Amerika  menurut Newsweek.

    Pada awal Februari, Robert Prevost membagikan sebuah artikel dari sebuah publikasi Katolik dengan judul, “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

    Hal itu terjadi beberapa hari setelah Vance membahas kritik terhadap kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.

    Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dia merujuk pada prinsip Kristen “bahwa Anda mencintai keluarga Anda dan kemudian mencintai tetangga Anda, dan kemudian mencintai komunitas Anda, dan kemudian mencintai sesama warga negara Anda, dan kemudian setelah itu, memprioritaskan seluruh dunia.”

    Menanggapi kritik daring atas posisinya, Vance menulis di X, “Cukup cari di Google ‘ordo amoris.’ Selain itu, gagasan bahwa tidak ada hierarki kewajiban melanggar akal sehat dasar.”

    “Ordo amoris,” sebuah ajaran Katolik yang bersejarah, diterjemahkan menjadi “tatanan cinta.”

    Sepuluh hari setelah unggahan pertamanya, Robert Prevost membagikan tulisan lain dari sebuah publikasi Jesuit, berjudul, “Surat Paus Fransiskus, ‘ordo amoris’ JD Vance, dan apa yang Injil minta dari kita semua tentang imigrasi.”

    Sebelum postingan pertamanya di bulan Februari,  Robert Prevost telah tidak aktif di X sejak Juli 2023.

    Ucapan Selamat

    Setelah terpilihnya Robert Prevost jadi paus baru, Vance mengunggah ucapan selamat atas terpilihnya X, seraya menambahkan, “Saya yakin jutaan umat Katolik Amerika dan umat Kristen lainnya akan berdoa untuk keberhasilannya dalam memimpin Gereja. Semoga Tuhan memberkatinya!”

    Kritik untuk Donald Trump

    Saat kampanye Trump pada Juli 2015, Leo memposting ke X (twitter) sebuah opini di Washington Post yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York.

    Opini itu berjudul, “Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.”

    Setelah terpilihnya Trump jadi presiden untuk pertama kali pada tahun 2016, Leo mengunggah ulang khotbah yang disampaikan Uskup Agung Los Angeles José Gomez.

    Khotbah  yang menggambarkan ketakutan banyak orang, termasuk anak-anak sekolah yang “berpikir pemerintah akan datang dan mendeportasi orang tua mereka, kapan saja”

    Beberapa hari kemudian, Leo juga mengunggah sebuah artikel dari media Katolik yang mengutip pernyataan dari Demokrat bahwa, dalam kekalahannya, calon dari Demokrat Hillary Clinton “mengabaikan para pendukung pro-kehidupan dan hal ini akan membahayakan dirinya sendiri.”

    Pada bulan September 2017, beberapa bulan setelah Trump memulai masa jabatan pertama, Leo menyebarkan kembali sebuah postingan yang ditulis oleh penulis sekaligus aktivis Sister Helen Prejean yang mengatakan bahwa dia mendukung “para #Dreamers dan semua orang yang tengah berupaya mewujudkan sistem imigrasi yang adil, jujur, dan bermoral.”

    Dia juga mengunggah ulang tulisan penulis sejarah gereja Rocco Palmo dengan cuplikan, “Mengatakan bahwa kalimat ‘orang jahat’ Trump memicu ‘rasisme dan nativisme,’ para uskup Cali mengirimkan serangan pendahuluan terhadap pencabutan DACA.”

    Sumber: AP/Newsweek