Perusahaan: Twitter

  • Israel Klaim Bunuh Emad Krikae, Komandan Hamas Pelatih Rudal Anti-Tank

    Israel Klaim Bunuh Emad Krikae, Komandan Hamas Pelatih Rudal Anti-Tank

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel mengklaim telah membunuh Komandan Batalion Shejaiya Hamas yang sempat bertanggung jawab melatih satuan rudal anti tank, Emad Krikae.

    Kabar kematian itu diunggah Israel di media sosial X, dulu bernama Twitter, pada Senin (11/12).

    Krikar menjadi komandan brigade tersebut usai pimpinan unit sebelumnya tewas.

    Unggahan itu menerangkan Krikae sebelumnya “bertanggung jawab atas pelatihan rudal anti-tank di Brigade Kota Gaza.”

    Krikae menjadi komandan Hamas ke sekian yang tewas di tangan Israel.

    Sebelumnya, pasukan Israel menyatakan telah membunuh Komandan Batalion Shati, Haitham Khuwajari, pada pekan lalu.

    Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan Khuwajari tewas dalam serangan di sekitar kamp pengungsi Al Shati.

    Hagari juga mengungkapkan Khuwajari bertanggung jawab atas serangan dadakan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

    Kematian para Komandan Hamas itu sejalan dengan tujuan Perdana Menteri Israel melancarkan agresi ke Palestina.

    Dalam rilis resmi, Netanyahu mengatakan akan “memusnahkan Hamas.”

    “Operasi darat diperlukan untuk mencapai tujuan yang disebutkan,” kata Netanyahu.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina Israel kemudian meluncurkan agresi dan mendeklarasikan perang dengan Hamas.

    Selama agresi, Israel menyerang warga dan objek sipil seperti sekolah, rumah sakit, hingga kamp pengungsian. Mereka mengklaim fasilitas itu menjadi markas atau tempat persembunyian Hamas.

    Hingga kini total warga di Palestina yang meninggal akibat agresi Israel di Gaza nyaris 18.000 jiwa.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Viral Video Israel Diduga Bikin Hoaks Hamas Menyerah

    Viral Video Israel Diduga Bikin Hoaks Hamas Menyerah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Video diduga anggota Hamas di kamp pengungsi Jabalia menyerahkan diri ke tentara Israel viral di media sosial.

    Namun, warganet mempertanyakan keaslian rekaman itu. Video tersebut dirilis militer Israel dan beredar luas di media sosial, X, dulu bernama Twitter.

    Di salah satu rekaman tampak seorang laki-laki berjalan ke arah seorang tentara lalu menyerahkan senapan di tangan kiri dan pistol di tangan kanannya.

    Di media sosial juga muncul video dengan versi kedua yang tampak berbeda. Di klip ini, laki-laki memegang senapan di tangan kanan.

    Orang dalam video tersebut merupakan tokoh yang cukup terkenal di Gaza, pemilik bengkel aluminium, dan diduga diculik di kota lain di Gaza utara.

    Gambar dan foto yang beredar lantas memicu pertanyaan dan asumsi bahwa Israel sengaja membuat video itu.

    “Anda tak bisa menjadikan ini: Hamas baru mengeluarkan pernyataan mereka adalah warga sipil [dan] bahwa Israel memberi senjata ke mereka untuk diserahkan,” ujar salah satu warganet, Minggu (10/12).

    Warganet lain mencela skenario yang dibuat Israel. Dalam salah satu komentar di unggahan foto diduga Hamas menyerah, dia mengatakan pasukan Zionis hanya bisa menghancurkan Gaza serta melakukan genosida.

    “Apa yang dilakukan jika tujuan militer tak tercapai? Membuat penyerahan palsu dari Hamas memakai warga sipil,” kata dia.

    Dia lalu berujar, “Israel [cuma] bagus di bidang penghancuran dan genosida.”

    Menanggapi heboh perbincangan itu, pakar propaganda dan manipulasi teknologi dari Universitas Texas, Samuel Wooley, mengatakan menggunakan video untuk memanipulasi opini publik bukan hal baru dalam perang.

    “Gambar bisa dipalsukan dan ditipu dengan banyak cara. Dan itu termasuk penggunaan Kecerdasan Buatan, termasuk penggunaan alat komputasi,” kata Wooley.

    Namun, Wooley tak menyebut secara rinci soal video Israel.

    “Kami melihat peningkatan besar-besaran dalam kualitas video yang dimanipulasi, sehingga memungkinkan produksi video jauh lebih canggih dan bisa dipercaya dibandingkan sebelumnya,” ungkap Wooley.

    Belum lama ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Hamas menyerah.

    meminta kelompok di Palestina Hamas menyerah saat pasukan Israel terus menggempur habis-habisan Gaza.

    Netanyahu juga mengatakan agresi Israel kali ini akan menjadi akhir bagi Hamas.

    “Jangan mati demi [Pemimpin Hamas] Yahya [Sinwar]. Menyerah sekarang,” kata Netanyahu dalam rilis resmi pada Minggu.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina dan mendeklarasikan perang dengan Hamas pada 7 Oktober.

    Hingga kini total warga di Palestina yang meninggal akibat serangan Israel nyaris 18.000 jiwa.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • 10 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Khan Younis

    10 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Khan Younis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza, menghantam sebuah rumah hari ini (10/12). Akibatnya, 10 warga Palestina tewas.

    Kantor berita WAFA melaporkan selain 10 orang meninggal, ada puluhan warga mengalami luka yang cukup serius. Bahkan, sejumlah orang juga dikabarkan hilang di bawah reruntuhan di sebelah barat Khan Younis.

    Khan Younis menjadi salah satu tempat yang digunakan untuk menampung puluhan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran di Gaza Utara. Tapi kini, tempat tersebut juga diserang oleh militer Israel tanpa henti.

    Militer Israel memang sempat memberi instruksi kepada penduduk di Khan Younis untuk mengungsi ke daerah al-Muwasi, yang berada di dekat pantai dengan fasilitas yang cukup minim. Tel Aviv juga mengeluarkan ‘permintaan mendesak’ bagi warga sipil, baik yang ada di dalam maupun di sekitar Khan Younis untuk meninggalkan tempat tinggal mereka.

    Dalam sebuah posting di Twitter atau X, juru bicara IDF Avichay Adraee mengungkapkan desakan itu berlaku di lingkungan Al-Katiba, Al-Mahatta, dan pusat kota di wilayah Khan Younis.

    “Kami menyerukan Anda untuk segera meninggalkan tempat Anda dan menuju tempat perlindungan yang ada di sebelah barat Khan Younis,” tulisnya.

    Tapi, tidak diketahui berapa orang yang ada di Khan Younis yang mengetahui instruksi tersebut. Sebab, jaringan komunikasi dan ketersediaan internet yang minim di sebagian besar wilayah Gaza membuat warga kesulitan mengakses informasi daring.

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan hingga Sabtu (9/12), sebanyak 17.487 orang tewas dalam perang yang terjadi sejak Oktober lalu. Selain itu 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza itu juga mengungsi.

    Hanya 14 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang saat ini berfungsi sesuai kapasitasnya, menurut badan kemanusiaan PBB OCHA, dan hanya sedikit bantuan yang menjangkau mereka yang membutuhkan.

    “Mereka yang selamat dari pemboman tersebut kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan penyakit,” kata Alexandra Saieh dari Save the Children.

    (tst/pta)

  • AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

    AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat memveto permintaan Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Veto diberikan dalam pemungutan suara DK PBB atas konflik di Gaza yang berlangsung pada Jumat (8/12).

    “Resolusi itu berbeda dari kenyataan,” kata perwakilan AS di PBB Robert Wood, seperti diberitakan AFP. Ia pun menambahkan resolusi tersebut “tidak akan memberikan dampak positif di lapangan.”

    Dalam pemungutan suara, 13 anggota DK PBB mendukung rancangan resolusi singkat yang diajukan Uni Emirat Arab.

    Sementara itu, Inggris abstain.

    Pemungutan suara dilakukan setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (6/12) membuat langkah yang jarang terjadi, yaitu secara resmi memperingatkan 15 anggota DK PBB mengenai ancaman global dari agresi militer Israel di Palestina yang berlangsung dua bulan.

    DK PBB terdiri dari 15 negara anggota meliputi 10 anggota tidak tetap dan lima anggota tetap, yakni China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.

    Resolusi bisa diadopsi jika mengantongi persetujuan sembilan anggota dengan tidak ada negara anggota tetap yang memakai hak vetonya.

    Selama agresi Israel, DK PBB menjadi sorotan lantaran berulang kali gagal mengeluarkan resolusi atau bahkan pernyataan kemanusiaan tentang situasi di Jalur Gaza yang kian mengkhawatirkan.

    Sejumlah pihak menilai DK PBB gagal menjalankan fungsinya sebagai penjaga perdamaian.

    Sepanjang agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu, hampir 17.500 warga Palestina telah tewas dan puluhan ribu orang lainnya terluka. Selama periode yang sama, DK PBB baru sekali mengeluarkan resolusi saat presidensi ada di tangan China.

    Sebelumnya, AS dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka yakin hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

    Washington malah mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan pembebasan warga yang disandera Hamas dalam serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober.

    Jeda tujuh hari – yang menyebabkan Hamas membebaskan beberapa sandera dan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza – berakhir pada 1 Desember.

    Setelah beberapa kali gagal dalam mengambil tindakan, Dewan Keamanan pada November 2023 menyerukan penghentian sementara pertempuran untuk memungkinkan akses bantuan ke Gaza, yang kemudian digambarkan oleh Guterres sebagai “mimpi buruk kemanusiaan yang terus meningkat.”

    AS lebih memilih diplomasinya sendiri, dibandingkan tindakan DK PBB, untuk memenangkan pembebasan lebih banyak sandera dan menekan Israel agar lebih melindungi warga sipil di Gaza ketika mereka membalas serangan Hamas yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.

    Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (7/12) mengakui bahwa ada “celah” antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dan kenyataan di lapangan. Sehingga, ia minta Israel benar-benar jaga keselamatan warga sipil di Gaza.

    [Gambas:Twitter]

    (AFP/chri)

  • Dirjen Kemenkes Gaza Konpers di Depan Jasad Anggota Keluarga

    Dirjen Kemenkes Gaza Konpers di Depan Jasad Anggota Keluarga

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Jalur Gaza Palestina, Dr. Munir Al-Bursh, tetap melangsungkan konferensi pers rutin ke media soal situasi di wilayah itu meski di depannya tergeletak lima jasad anggota keluarganya yang baru saja meninggal akibat gempuran Israel.

    Momen itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial. Al-Bursh, yang tampak mengenakan jas putih dokter, langsung berlutut dan membuka kain kafan salah satu jenazah di depannya dan mengusap wajah jasad tersebut sambil berbicara ke depan kamera.

    Dikutip CNN, Al Bursh mengatakan jasad pria itu adalah keponakannya, seorang profesor hukum yang sedang menempuh gelar doktoral ilmu hukum internasional.

    Al Bursh juga mengatakan ayah keponakannya itu ikut tewas dan merupakan seorang pejabat di Kementerian Kehakiman di Gaza.

    Total 18 anggota keluarga Al Bursh tewas akibat gempuran Israel yang menyasar area kediaman keluarganya pada Rabu (6/12) malam.

    Al-Bursh mengatakan bahwa cucunya yang berumur 1 minggu juga ikut tewas dalam serangan Israel tersebut.

    [Gambas:Twitter]

    Beberapa jenazah anggota keluarganya itu ditangani Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza Utara saat Al Bursh sedang bertugas pada Kamis (7/12) pagi.

    “Pendudukan Israel ingin membunuh harapan kita. Mereka ingin mengurangi generasi muda, anak-anak dan perempuan kita. Mereka menargetkan akademisi dan pelajar, serta anak-anak. Dia menghancurkan rumah-rumah di atas kepala penghuninya, tidak membedakan antara tua dan muda,” kata Al-Bursh dalam video tersebut.

    Agresi brutal Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan total 17.443 di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina per Jumat (8/12).

    Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 17.177 orang tewas dan 46 ribu orang lainnya terluka selama agresi Israel ke Jalur Gaza.

    Sementara itu, ada 266 orang tewas dan 3.365 orang lainnya terluka akibat serangan Israel ke Tepi Barat selama periode yang sama.

    Sebanyak 70 persen dari total korban tewas di Gaza dan Tepi Barat merupakan anak-anak dan perempuan.

    Korban tewas kembali melonjak di Gaza dan Tepi Barat ketika Israel mulai menggempur lagi Palestina menyusul masa gencatan senjata yang berakhir.

    Sejak itu, Israel melancarkan “fase perang baru” dan kini terlihat fokus menggempur wilayah Gaza selatan.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Netanyahu Ancam Hizbullah: Kami Akan Ubah Beirut Jadi Gaza

    Netanyahu Ancam Hizbullah: Kami Akan Ubah Beirut Jadi Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam Hizbullah untuk tak ikut-ikutan menyerang. Ancaman itu disampaikan setelah militer Israel mengungkapkan satu warga sipil mereka tewas akibat tembakan anti-tank dari Lebanon.

    Netanyahu, seperti diberitakan Al Jazeera, menyatakan pihaknya tak ragu untuk mengubah Beirut sama seperti Gaza apabila terus berusaha memperluas cakupan perang yang dilakukan Israel dengan Hamas.

    “Jika Hizbullah memilih untuk memulai perang global, maka mereka akan mengubah Beirut dan Lebanon selatan, yang tidak jauh dari sini, menjadi Gaza dan Khan Younis dengan tangannya sendiri,” kata Benjamin Netanyahu, Kamis (7/12).

    Netanyahu mengacu pada daerah-daerah Palestina yang mengalami kerusakan parah akibat agresi militer mereka. Hal tersebut disampaikan di tengah-tengah kunjungan ke wilayah utara Israel.

    Tentara Israel kemudian mengungkapkan mereka telah “menyerang sumber serangan [dari Lebanon] menggunakan helikopter tempur, tank, dan tembakan artileri.”

    Beberapa waktu lalu, Hizbullah mengklaim melakukan serangan di kawasan al-Jardah di Israel. Tidak jelas apakah itu adalah serangan yang disalahkan Israel atas jatuhnya korban sipil.

    Baku tembak antara kelompok Hizbullah Lebanon dan militer Israel semakin meningkat sejak gagalnya gencatan senjata pekan lalu dan dimulainya kembali permusuhan di Gaza.

    Sedangkan pada Selasa (5/12), seorang tentara Lebanon tewas akibat tembakan Israel di sebuah pos militer dekat perbatasan.

    Kematian itu menandai kasus pertama sejak meningkatnya konflik di sepanjang perbatasan akibat pecahnya perang Israel dan Hamas.

    Tentara Israel mengaku menyesal atas insiden itu. Penyesalan yang jarang diungkapkan itu dituangkan lewat unggahan di X atau Twitter bahwa berusaha “menghilangkan” ancaman Hizbullah dan tentara Lebanon “bukan sasaran serangan.”

    Berdasarkan perhitungan AFP, lebih dari 110 orang tewas di sisi perbatasan Lebanon sejak Oktober, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah dan lebih dari selusin warga sipil.

    Sedangkan Israel mengatakan enam tentaranya dan tiga warga sipil Israel tewas di daerah tersebut.

    (tim/chri)

  • Politikus Israel Pernah Cap PM Netanyahu Pemimpin Psikopat

    Politikus Israel Pernah Cap PM Netanyahu Pemimpin Psikopat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Politikus sayap kiri Israel Ayman Odeh pernah mencap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai sosok pemimpin psikopat.

    Odeh menuding Netanyahu tak segan untuk menyingkirkan siapa pun yang menentangnya.

    Dalam kicauannya yang diunggah pada 2019, Netanyahu dicap psikopat lantaran menyebarkan kebencian dan kekerasan kepada orang-orang Arab, Yahudi sayap kiri, bahkan hingga anggota partainya sendiri.

    “Kebencian dan kekerasan Netanyahu menyebar cepat. Arab, Yahudi sayap kiri, jurnalis, sistem peradilan, dan bahkan anggota partainya sendiri diserang secara ideologis,” cuit Odeh melalui Twitter/X.

    “Perdana Menteri ini adalah seorang psikopat yang berbahaya dan tak kenal batas. Seorang kriminal dengan situasi yang sulit. Adakah yang ragu ia akan menyangkal motif politik pada pembunuhan berikutnya?” lanjutnya dalam cuitan tersebut seperti dikutip dari Times of Israel pada Rabu (6/12).

    Cuitan tersebut pada masa itu muncul setelah politikus Ahmad Tibi digeruduk aktivis sayap kanan dalam acara budaya dan politik Shabbat di kota Ramat Hasharon.

    Kala itu, Tibi dituduh sebagai teroris hingga pembunuh. Beberapa poster protes bahkan berbunyi “Anda tidak diizinkan tinggal di sini,” hingga “Pendukung teroris– dilarang di kota ini.”

    Gelombang protes itu muncul lantaran Netanyahu dan para pendukungnya, tanpa bukti kuat, menganggap Tibi dan anggota parlemen Arab sebagai pendukung Hamas dan Palestina.

    Netanyahu juga disebut menggunakan bahasa rasis untuk menyerang anggota parlemen Arab karena saat itu terjadi kebuntuan politik yang melumpuhkan negara selama setahun lebih.

    Posisi Netanyahu sekarang juga kian terpojok lantaran ditinggal sekutunya di Kabinet Perang. Dalam laporan Al Jazeera, Menteri Ekonomi Partai Likud Nir Barkat menyatakan tidak akan mendukung Netanyahu lagi sekaligus menantang kepemimpinannya di Partai Likud setelah perang berakhir.

    Sikap Nir Barkat yang jadi salah satu tokoh senior partai sayap kanan itu ingin perubahan di tubuh organisasi. Karena hal tersebut, Nir Barkat menyatakan bakal meninggalkan Netanyahu.

    “Setelah perang, kami harus memberikan kepercayaan baru pada rakyat,” kata Barkat.

    Sementara itu, Netanyahu dan Israel hingga kini masih melancarkan serangan kepada Palestina. Agresi sejak 7 Oktober itu telah menyerang warga dan objek sipil.

    Total korban imbas serangan Israel terhadap Palestina itu pun telah mencapai lebih dari 16 ribu jiwa. Agresi itu juga terus berlanjut meski sempat terjadi gencatan senjata antara Israel dan kelompok perlawanan di Palestina, Hamas.

    (frl/rds)

  • Taktik Gila Hamas Ladeni Agresi Israel di Gaza, Disebut Makin Canggih

    Taktik Gila Hamas Ladeni Agresi Israel di Gaza, Disebut Makin Canggih

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas Palestina disebut menggunakan taktik yang lebih canggih selama dua bulan melawan agresi Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober.

    Lembaga think tank berbasis di Washington D.C, Institute for the Study of War (ISW), memaparkan Hamas dan milisi sekutunya di Gaza terus menerapkan taktik yang lebih canggih untuk melawan Israel terutama sejak gencatan senjata berakhir dan perang memasuki fase baru.

    ISW menganalisis bahwa milisi Hamas fokus melakukan serangan yang menargetkan pasukan Israel di belakang garda terdepan mereka. Menurut lembaga itu, strategi ini konsisten dengan “strategi pembersihan” atau clearing operations.

    Menurut ISW, milisi Hamas juga semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore saat menyerang pasukan dan tank-tank Israel.

    Pada 5 Desember, ISW juga melaporkan sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam, meluncurkan setidaknya enam roket ke wilayah Israel termasuk salah satu roket salvo yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv.

    ISW juga menyebut milisi Hama sempat merekam isi barak militer Israel, di mana tentara negara Zionis terlihat sedang bersantai di dekat Juhor ad Dik.

    “Kelompok (Hamas) ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW.

    Meski begitu, ISW juga memaparkan bahwa militer Israel terlihat tak tinggal diam. Menurut lembaga tersebut, Israel berupaya melancarkan invasi darat ke Gaza selatan sama seperti yang mereka lakukan d awal agresinya dengan fokus menggempur Gaza Utara.

    [Gambas:Twitter]

    ISW meyakini Komandan Komando Selatan militer Israel saat ini memfokuskan gempuran untuk mengepung dan merangsek lebih dalam lagi ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza Selatan.

    “Pasukan Israel memasuki wilayah perkotaan di Khan Younis dan Bani Suheila. Pasukan milisi Palestina, termasuk Brigade al Qassem dan Brigade al Quds, berusaha melawan serangan Israel ke wilayah Khan Younis,” bunyi laporan ISW.

    Israel kembali melancarkan agresinya ke Jalur Gaza setelah masa gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan.
    Israel bahkan memulai “perang fase baru” dengan kini fokus menggempur Gaza selatan yang diklaim menjadi sarang pelarian pentolan Hamas yang kabur dari Gaza utara imbas gempuran di awal agresi sejak 7 Oktober lalu.

    Saat ini, lebih dari 16 ribu warga Palestina meninggal dunia akibat agresi Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas itu anak-anak dan perempuan.

    Tak hanya warga sipil, petugas medis, dan dokter di Gaza juga ikut tewas menyusul gempuran Israel ke sejumlah rumah sakit di Gaza selama agresi.

    Selain itu, sebanyak 63 wartawan dan pekerja media di Gaza juga tewas selama meliput agresi Israel ke Palestina.

    Militer Israel mengakui bahwa dua warga Palestina tewas dalam setiap operas militer Israel yang menewaskan satu milisi Hamas.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • AS Umumkan Larangan Visa Warga Israel Imbas Kekerasan di Tepi Barat

    AS Umumkan Larangan Visa Warga Israel Imbas Kekerasan di Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat pada Selasa (5/12) mengatakan akan menolak visa bagi ekstremis Israel yang menyerang warga Palestina di Tepi Barat selama memanasnya konflik di Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

    Penolakan itu menjadi langkah sekaligus sanksi yang jarang dilakukan AS terhadap Israel, terutama saat Presiden Joe Biden mendorong sekutu AS tersebut untuk melindungi warga sipil tetapi juga menjanjikan dukungan yang kuat.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat akan menolak masuk siapa pun yang terlibat dalam perusakan perdamaian, keamanan atau stabilitas di Tepi Barat.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa anggota keluarga dekat juga mungkin terkena pembatasan tersebut.

    “Hari ini, saya mengumumkan kebijakan pembatasan visa baru yang menargetkan individu dan anggota keluarga mereka yang terlibat atau berkontribusi secara signifikan terhadap tindakan yang merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Tepi Barat,” cuit Blinken.

    Larangan masuk, seperti diberitakan AFP, juga berlaku bagi mereka yang dinilai terlalu membatasi akses warga sipil terhadap layanan penting dan kebutuhan dasar.

    “Kami telah menggarisbawahi kepada pemerintah Israel perlunya berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban para pemukim ekstremis yang melakukan serangan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat,” kata Blinken.

    “Seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh Presiden Biden, serangan-serangan itu tidak dapat diterima,” Blinken menegaskan.

    Blinken menggarisbawahi bahwa Israel tidak berbuat cukup untuk menghentikan kekerasan pemukim di Tepi Barat yang diduduki, yang menurut kelompok hak asasi manusia kekerasan meningkat di tengah agresi militer Israel.

    “Ketidakstabilan di Tepi Barat merugikan rakyat Israel dan Palestina serta mengancam kepentingan keamanan nasional Israel. Mereka yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab.”

    [Gambas:Twitter]

    Blinken tidak secara terbuka mengidentifikasi siapa saja yang akan ditolak visanya. Namun, pembatasan memasuki Amerika Serikat itu tidak akan berlaku bagi pemukim ekstremis yang merupakan warga negara AS.

    Al Jazeera memberitakan Blinken turut menambahkan bahwa Washington juga akan “terus melibatkan Otoritas Palestina untuk memperjelas bahwa mereka harus berbuat lebih banyak untuk mengekang serangan Palestina terhadap Israel.”

    Lebih dari 250 warga Palestina telah dibunuh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat, menurut penghitungan pemerintah Palestina, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang baru dengan Israel.

    Hamas menguasai Jalur Gaza, bukan Tepi Barat, dan warga Palestina mengeluhkan impunitas atas serangan dan pelecehan yang terjadi di sana.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkoalisi dengan partai-partai sayap kanan yang sangat mendukung pemukiman Yahudi di tanah yang disita pada 1967, sebuah konstruksi yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    (tim/chri)

  • WHO Kosongkan Hampir Seluruh Gudang Medis di Gaza Selatan

    WHO Kosongkan Hampir Seluruh Gudang Medis di Gaza Selatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (5/12) telah mengosongkan hampir sepenuhnya gudang bantuan di Gaza selatan. Hal tersebut dilakukan setelah dapat pemberitahuan dari tentara Israel “serangan darat” segera terjadi.

    Perwakilan WHO di kawasan tersebut, Richard Peeperkorn, mengonfirmasi pemindahan. Pasokan medis disebut telah dipindahkan ke satu gudang di Rafah.

    “Ketika Anda diberitahu oleh tentara bahwa… Anda punya waktu 24 jam dan setelah itu… sangat kecil kemungkinannya Anda bisa mencapai gudang Anda, tentu saja Anda mematuhinya,” kata Peeperkorn, seperti diberitakan AFP.

    “Kami telah mengambil hampir 90 persen perbekalan,” tuturnya. “Itu adalah gerakan panik.”

    Situasi tersebut pertama kali diumumkan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus lewat cuitan di Twitter/X pada Senin (4/12). Ia mengatakan WHO diberi 24 jam untuk memindahkan pasokan medis dari Gaza selatan.

    Namun, tak lama setelah itu, Israel membantah menerbitkan perintah pengosongan gudang pasokan medis di Gaza.

    Peeperkorn buka suara mengenai perbedaan pernyataan itu. Ia mengakui tak ada perintah resmi dari Israel untuk mengosongkan gudang.

    Kendati demikian, seperti diberitakan AFP, ia menyatakan stafnya “disarankan” segera mengeluarkan stok dari gudang. Saran itu disampaikan secara lisan dan “tidak ada pernyataan tertulis soal hal itu.”

    Peeperkorn menjelaskan bahwa WHO pada Minggu (3/12) telah memberi tahu tentara Israel bahwa mereka bermaksud memindahkan pasokan dari gudang untuk membantu tim Doctors Without Borders dan juga untuk memberikan bantuan kepada UNRWA, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina.

    “Kemudian kemarin (4/12) pagi, kami diberi tahu bahwa sebaiknya Anda memindahkan sebanyak mungkin… Gudang Anda berada di area di mana penduduk diperintahkan untuk mengungsi, dan kemungkinan besar akan menjadi area pertempuran aktif dalam beberapa hari mendatang,” ungkapnya.

    Sejak agresi ke Gaza dimulai pada 7 Oktober, tentara Israel awalnya memfokuskan serangan di bagian utara wilayah yang dilanda perang. Namun, Israel kini mengirim pasukan untuk serangan darat ke Gaza selatan.

    Hal tersebut membuat mereka menyebarkan selebaran untuk memberi tahu warga sipil di sana supaya lebih banyak lagi yang mengungsi.

    Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 240 sandera, menurut pihak berwenang Israel.

    Sebagai pembalasan atas serangan terburuk dalam sejarahnya, Israel telah berjanji memberantas Hamas dan menjamin pembebasan semua sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

    Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, agresi militer Israel telah menewaskan hampir 15.900 orang di wilayah tersebut, sekitar 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak.

    (tim/chri)