Perusahaan: Turkish Airlines

  • Daftar Maskapai Terdampak Recall 6.000 Pesawat Airbus, 6 Dari Indonesia

    Daftar Maskapai Terdampak Recall 6.000 Pesawat Airbus, 6 Dari Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah maskapai, termasuk dari Indonesia terdampak keputusan produsen pesawat Airbus SE yang melakukan penarikan (recall) sekitar 6.000 unit armada jenis A320. 

    Melansir Reuters pada Sabtu (29/11/2025), langkah penarikan tersebut berpotensi memicu kekacauan penerbangan, terutama pada akhir pekan tersibuk perjalanan di Amerika Serikat, serta menimbulkan gangguan operasional di berbagai negara.

    Berdasarkan buletin kepada maskapai yang dilihat Reuters, perbaikan sebagian besar dilakukan dengan mengembalikan perangkat lunak ke versi sebelumnya. Namun, pembaruan wajib diselesaikan sebelum pesawat diizinkan kembali terbang. 

    Berikut adalah daftar maskapai besar yang melaporkan potensi atau sudah mengalami gangguan operasional hingga Sabtu:

    Maskapai Indonesia 

    Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F. Laisa mengatakan sebanyak 6 maskapai Indonesia mengoperasikan pesawat Airbus A320. 

    “Kondisi penarikan ini diperkirakan akan menyebabkan gangguan penerbangan mengingat banyaknya pesawat A320 yang beroperasi di Indonesia dan juga armada sejenis di seluruh dunia,” ujar Lukman dikutip dari keterangan resminya. 

    Lukman melanjutkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan 6 maskapai penerbangan di Indonesia yang mengoperasikan pesawat terbang dengan jenis A320, yaitu Batik Air, Super Air Jet, Citilink Indonesia, Indonesia Airasia, Pelita Air dan Transnusa. 

    Dia menuturkan, total pesawat A320 berjumlah 207 pesawat dan yang beroperasi sebanyak 143 pesawat. Adapun, pesawat yang terdampak dengan perintah penarikan tersebut berjumlah 38 pesawat, sekitar 26% dari total pesawat yang beroperasi.

    Dia menuturkan, pihak maskapai sedang melakukan perbaikan pesawat yang terdampak dalam rangka memenuhi perintah Kelaikudaraan ini dan segera melakukan mitigasi jika terjadinya penundaan maupun pembatalan penerbangan. 

    Perbaikan pesawat terdampak diperkirakan akan memerlukan waktu 3 hingga 5 hari sejak informasi ini diterbitkan.

    “Kami menghimbau kepada masyarakat yang telah memiliki tiket penerbangan pada tanggal 30 November sampai dengan 4 Desember 2025, agar segera melakukan konfirmasi jadwal keberangkatan pada masing-masing Airline,” kata Lukman.

    Lukman juga menyampaikan agar seluruh pengelola bandar udara dan maskapai penerbangan melakukan penyesuaian operasional secara cermat apabila terjadi penundaan (delay) dan pembatalan (cancel) penerbangan dengan tetap memprioritaskan keselamatan penerbangan sebagai aspek utama serta memastikan seluruh prosedur mitigasi risiko dijalankan secara konsisten. 

    Maskapai Luar Negeri

    American Airlines

    Maskapai operator A320 terbesar di dunia ini menyatakan sekitar 340 dari 480 unit pesawat A320 miliknya membutuhkan pembaruan. American menargetkan sebagian besar proses selesai pada Sabtu dengan estimasi waktu pengerjaan sekitar dua jam per pesawat.

    Lufthansa

    Maskapai Jerman ini memperkirakan terjadi sejumlah kecil pembatalan atau keterlambatan penerbangan selama akhir pekan, mengingat pembaruan membutuhkan waktu beberapa jam pada tiap pesawat.

    Avianca

    Maskapai Kolombia tersebut menyebut lebih dari 70% armadanya terdampak, yang tak terelakkan memicu gangguan operasional signifikan selama 10 hari ke depan. Avianca menutup penjualan tiket untuk jadwal penerbangan hingga 8 Desember.

    Wizz Air

    Sejumlah pesawat Wizz Air memerlukan pembaruan perangkat lunak. Maskapai telah menjadwalkan perawatan segera untuk memenuhi ketentuan Airbus, sehingga sebagian jadwal penerbangan akhir pekan diperkirakan terkendala.

    British Airways

    Hanya tiga unit A320 rute jarak pendek yang terdampak. Maskapai menegaskan tak memperkirakan adanya gangguan operasional.

    easyJet

    Maskapai ini menyatakan telah merampungkan pembaruan pada banyak pesawat yang membutuhkan perbaikan dan tetap berencana menjalankan jadwal penerbangan normal pada Sabtu.

    Air France

    Maskapai nasional Prancis tersebut telah membatalkan 35 penerbangan pada Jumat menyusul pemberitahuan dari Airbus.

    Air New Zealand

    Seluruh pesawat A320neo akan menjalani pembaruan perangkat lunak sebelum kembali dioperasikan. Langkah ini diperkirakan mengganggu sejumlah jadwal penerbangan pada Sabtu, termasuk potensi pembatalan layanan.

    Air India

    Maskapai menyebut instruksi Airbus akan memicu penyesuaian perangkat lunak maupun perangkat keras pada sebagian armadanya, menyebabkan waktu putar pesawat lebih lama dan keterlambatan operasional.

    Air India Express

    Anak usaha berbiaya rendah Air India menyatakan sebagian besar armadanya tidak terdampak langsung. Namun, karena aturan berlaku global, potensi keterlambatan dan pembatalan tetap ada.

    Indigo

    Maskapai bertarif rendah terbesar di India ini mengaku melakukan pembaruan secara proaktif. Sejumlah penerbangan kemungkinan mengalami “sedikit perubahan jadwal” selama proses perawatan pencegahan.

    Volaris

    Maskapai asal Meksiko ini mengatakan pembaruan Airbus akan menyebabkan keterlambatan dan pembatalan penerbangan dalam 48 hingga 72 jam ke depan.

    Latam Airlines

    Pembaruan hanya berlaku pada sebagian kecil armada anak usaha di Kolombia, Chile, dan Peru. Pesawat yang dioperasikan afiliasi di Brasil dan Ekuador tidak terdampak.

    Turkish Airlines

    Sebanyak delapan unit A320 akan dikembalikan ke layanan setelah proses perbaikan selesai. Maskapai menegaskan seluruh operasional tetap berjalan aman tanpa gangguan besar.

    Viva

    Maskapai Meksiko ini menyatakan armadanya ikut terdampak pembaruan perangkat lunak Airbus, meski belum dapat memastikan kapan pesawat-pesawat tersebut siap kembali beroperasi.

    Delta Air Lines

    Maskapai AS tersebut memperkirakan dampak operasional dari arahan Airbus akan terbatas.

    Aer Lingus

    Maskapai asal Irlandia menyebut hanya sejumlah kecil pesawat terdampak dan proses instalasi perangkat lunak sedang dilakukan. Tidak diantisipasi gangguan operasional signifikan.

    United Airlines

    Maskapai ini, yang mengoperasikan keluarga A320, menyatakan tidak terdampak oleh rencana aksi perbaikan Airbus.

    Azul SA

    Maskapai Brasil itu menegaskan tidak satu pun pesawat A320 miliknya termasuk dalam cakupan recall Airbus.

  • Heboh Penerbangan Misterius, Israel Pindahkan Warga Gaza secara ‘Sukarela’?

    Heboh Penerbangan Misterius, Israel Pindahkan Warga Gaza secara ‘Sukarela’?

    Jakarta

    Bukan penerbangan pertama dari Israel, tetapi pastinya yang paling menyedot perhatian. Akhir pekan lalu, sebanyak 153 warga Palestina dari Gaza tiba di Afrika Selatan dengan pesawat sewaan dari Bandara Ramon, Israel. Mereka mendarat tanpa dokumen lengkap.

    Dengan kontrol perbatasan yang begitu ketat -termasuk di wilayah Palestina yang harus mereka lintasi sebelum mencapai bandara -otoritas Afrika Selatan tak habis pikir bagaimana pesawat itu bisa lepas landas.

    Belakangan, terungkap perjalanan itu diatur oleh sebuah organisasi bernama Al-Majd Europe.

    Di situsnya, Al-Majd mengklaim mengurus “evakuasi kemanusiaan”. Namun sejak musim panas lalu, aktivis sudah mencium kejanggalan pada sejumlah penerbangan yang mereka kelola.

    Organisasi bayangan

    Al-Majd mengklaim berdiri di Jerman pada tahun 2010 dan kini berkantor di Yerusalem. Namun, pencarian di registri pemerintah Jerman maupun Israel tidak menemukan keberadaan organisasi tersebut.

    Situsnya menggunakan foto-foto dari krisis di tempat lain, dan mengklaim sebagai milik mereka sendiri. Lokasi server tersembunyi oleh perangkat privasi. Sementara tombol “donasi” tak berfungsi. Penelusuran DW menemukan rekening Bitcoin yang mereka cantumkan hanya pernah menerima setara US$106 – bertolak belakang dengan klaim bahwa aktivitas al-Majd Europe hanya didanai dari donasi.

    Para penumpang Palestina yang terbang ke Afrika Selatan mengaku membayar US$1.500–US$2.000, ditransfer ke rekening pribadi.

    Dua perusahaan sewaan – Fly Yo dari Rumania dan Kibris Turkish Airlines dari Siprus – yang menerbangkan rombongan itu juga ternyata dimiliki pengusaha Israel.

    Operasi pemerintah Israel?

    Rangkaian fakta itu memicu kecurigaan aktivis, politisi, dan media Afrika Selatan bahwa Al-Majd berperan dalam rencana memindahkan warga Palestina dari Gaza.

    “Laporan mengenai warga yang diterbangkan ke tujuan tak jelas oleh Al-Majd sangat mengkhawatirkan,” kata Tania Hary, Direktur Eksekutif Gisha, organisasi Israel untuk kebebasan bergerak warga Palestina. “Entitas yang meragukan ini tampak memanfaatkan keputusasaan orang dan mulai menggerakkan visi Israel soal transfer penduduk Palestina.”

    Pada Februari 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana “Gaza Riviera”, yang mensyaratkan relokasi warga Gaza ke negara ketiga. Pada bulan yang sama, Al-Majd mulai beriklan di media sosial. Maret lalu, pemerintah Israel mengumumkan pembentukan “direktorat emigrasi sukarela” di bawah Kementerian Pertahanan.

    Saat itu pun, kelompok-kelompok HAM di Israel sudah membunyikan alarm. Hingga kini, pegiat mengaku masih belum memiliki informasi mengenai aktivitas direktorat tersebut. Hary menyebut kebijakan “emigrasi sukarela” didukung politisi senior Israel, dan badan intelijen negara pernah mengirim pesan singkat ke warga Gaza, yang “mengundang mereka menjajaki opsi keberangkatan” ke luar negeri.

    DW meminta klarifikasi Kementerian Pertahanan Israel soal kaitan dengan Al-Majd, tetapi tak ada jawaban hingga Selasa (18/11) malam.

    ‘Membantu orang untuk hidup’

    DW berhasil menghubungi seorang pria bernama Omar, nomor yang tercantum di situs Al-Majd. Lewat WhatsApp, dia mengaku sebagai warga Palestina di Yerusalem, namun menolak menyebut nama lengkap dengan alasan keamanan.

    Omar menyebut tudingan mengenai hubungan Al-Majd dengan pemerintah Israel berasal dari Hamas dan Otoritas Palestina – dua kelompok, katanya, yang tak ingin warga Gaza pergi.

    Omar mengakui bahwa untuk membawa orang keluar Gaza menuju bandara di Israel, Al-Majd harus berkoordinasi dengan COGAT, badan di bawah Kementerian Pertahanan Israel yang mengatur urusan resmi Israel di Gaza.

    “Saya membantu rakyat saya di Gaza, ini bukan emigrasi,” ujar Omar. “Saya membantu mereka yang ingin hidup, bukan mati di Gaza.”

    Namun dia menolak menjawab pertanyaan sulit: hubungannya dengan Lind, bagaimana dia menyewa pesawat milik pengusaha Israel, tentang situs yang tidak bekerja, serta sumber keuangan Al-Majd. Omar juga “tak ingat” berapa banyak warga Gaza yang sudah dibawa keluar oleh Al-Majd.

    Apakah Al-Majd terkait pemerintah Israel, hanya inisiatif warga yang mendukung kebijakan resmi, atau sekadar upaya mencari keuntungan – semuanya masih gelap.

    Kerja sama aparat Israel

    Yang pasti, operasi penerbangan gelap itu mustahil terjadi tanpa restu aparat keamanan Israel.

    Sejak 1967, Israel membatasi ketat pergerakan warga Palestina, dengan kadar ketat–longgar tergantung tensi politik. Sebelum perang terakhir, warga Gaza hanya boleh keluar untuk bekerja, berobat, atau “kasus kemanusiaan luar biasa”.

    Sejak blokade pulih total pasca serangan Hamas 7 Oktober 2023, keluar dari Gaza makin sulit – meski sejak diumumkannya direktorat emigrasi, media Israel melaporkan prosesnya sedikit lebih longgar.

    Tak ada data resmi jumlah warga Gaza yang telah meninggalkan wilayah itu.

    WHO mencatat 2.589 evakuasi medis tahun ini, dengan 5.000 pendamping. Awal 2024, lebih dari 100 ribu warga Gaza diduga sempat menyeberang ke Mesir. Namun sejak Mei, jumlahnya merosot.

    Isu emigrasi yang sensitif

    Kepergian warga Gaza adalah isu politik yang sarat sensitivitas.

    “Setiap orang berhak hidup aman dan bermartabat di negaranya, berhak meninggalkan negara untuk alasan apa pun, dan berhak kembali,” kata Omar Shakir, Direktur Israel–Palestina di Human Rights Watch. “Masalahnya, pemerintah Israel punya rekam jejak panjang mencegah pengungsi Palestina kembali ke rumah.”

    Pada Mei, survei Palestinian Center for Policy and Survey Research menyebut sekitar separuh warga Palestina di wilayah pendudukan ingin mengajukan emigrasi. Kolom komentar di TikTok Al-Majd dipenuhi seruan putus asa.

    “Dalam kondisi Gaza yang hancur seperti hari ini, segala bentuk ‘dorongan’ tidak bisa disebut pilihan bebas,” kata Hary. “Lebih-lebih karena Israel tak menjamin orang yang pergi akan boleh kembali. Kondisi tak layak huni yang dipadukan dengan promosi ‘keberangkatan sukarela’ menandai pola transfer paksa yang dikemas sebagai pilihan.”

    Transfer paksa masuk kategori kejahatan terhadap kemanusiaan menurut hukum internasional.

    “Tak ada unsur sukarela dalam kepergian warga Gaza saat ini,” kata Shakir. “Kebijakan pemerintah Israel memang bertujuan membuat Gaza tak layak dihuni, dan gencatan senjata tak mengubah itu.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, 10 Orang Tewas”

    (ita/ita)

  • WNA Asal Turki Dideportasi dari Kediri karena Overstay di Jombang

    WNA Asal Turki Dideportasi dari Kediri karena Overstay di Jombang

    Kediri (beritajatim.com) – Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kediri mendeportasi seorang warga negara Turki berinisial BY karena melanggar izin tinggal di Indonesia. BY diketahui tinggal melebihi batas izin tinggal (overstay) selama 61 hari di wilayah Kabupaten Jombang. Deportasi melalui Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dengan maskapai Turkish Airlines tujuan Istanbul.

    Kepala Kantor Imigrasi Kediri, Antonius Frizky Sanisacara Cahya Putra, menjelaskan bahwa tindakan deportasi ini merupakan konsekuensi dari pelanggaran Pasal 78 ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa orang asing yang tinggal lebih dari 60 hari setelah izin tinggalnya berakhir akan dikenai tindakan administratif keimigrasian berupa deportasi dan penangkalan.

    BY diketahui masuk ke Indonesia pada 19 Juni 2025 melalui Bandara Juanda, Surabaya, menggunakan Visa on Arrival (VoA). Tujuannya untuk menikahi pacarnya, warga Indonesia berinisial NAF, yang dikenalnya lewat media sosial Instagram. Setelah menikah secara resmi di KUA Jombang pada 4 Juli 2025, BY menetap di rumah istrinya di Jombang dan tidak bekerja, melainkan mengandalkan kiriman uang dari keluarganya di Turki.

    Izin tinggal BY seharusnya berakhir pada 17 Agustus 2025 setelah sempat diperpanjang selama 30 hari. Namun, setelah izin habis, BY tidak segera meninggalkan Indonesia. Ia sempat berusaha mencari informasi ke Kantor Imigrasi Kediri mengenai konsekuensi overstay dan mencoba mengurus kepulangannya. Bahkan, BY sempat berusaha meninggalkan Indonesia menuju Singapura melalui Bandara Juanda, Surabaya, namun dicegah oleh petugas Imigrasi TPI Surabaya karena tidak mampu membayar denda overstay.

    Setelah kembali ke Jombang, BY bersama istrinya melapor ke Kantor Imigrasi Kediri dan mengakui telah tinggal lebih dari 60 hari melebihi izin yang diberikan. Ia pun menerima konsekuensi hukum berupa deportasi dan penangkalan. Proses pemeriksaan dilakukan pada 21 Oktober 2025 dan dilanjutkan dengan penahanan sementara sebelum pendeportasian.

    “Saya berpesan khususnya kepada warga negara Indonesia yang hendak menjalin hubungan dengan warga negara asing untuk lebih selektif, baik ketika memilih untuk tinggal di luar negeri maupun mengajak pasangannya tinggal di Indonesia,” ujar Antonius Frizky.

    Ia juga mengingatkan masyarakat agar melaporkan setiap aktivitas orang asing yang mencurigakan ke hotline pelaporan orang asing Kantor Imigrasi Kediri melalui WhatsApp di 0812-4921-8377, atau melalui Aplikasi Pelaporan Orang Asing (APOA) di laman https://apoa.imigrasi.go.id, serta akun media sosial resmi @imigrasi_kediri.

    Kantor Imigrasi Kediri menegaskan komitmennya untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban wilayah, serta memastikan seluruh warga negara asing mematuhi aturan keimigrasian yang berlaku di Indonesia. [nm/kun]

  • RI & Turki Sepakati Peningkatan Kerja Sama Penerbangan Sipil, Ini Rutenya

    RI & Turki Sepakati Peningkatan Kerja Sama Penerbangan Sipil, Ini Rutenya

    Jakarta

    Indonesia dan Turki sepakat memperluas kerja sama penerbangan sipil. Kesepakatan ini dihasilkan dari hasil hasil konsultasi hubungan udara bilateral antara Indonesia dan Turki yang berlangsung pada 22-23 Oktober 2025 di Istanbul-Turki.

    Pelaksanaan Konsultasi Bilateral tersebut menindaklanjuti kesepakatan Presiden RI dan Presiden Turki pada Pertemuan Pertama High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) pada 12 Februari 2025 di Bogor terhadap permintaan penambahan frekuensi penerbangan langsung Turki-Indonesia.

    Direktur Angkutan Udara Kemenhub, Agustinus Budi Hartono mengatakan dari hasil tersebut terdapat delapan destinasi baru di Indonesia yang mencakup Yogyakarta, Majalengka, Manado, Medan, Balikpapan, Sorong, Kediri, dan Lombok yang ditambahkan dalam perjanjian, melengkapi dua destinasi sebelumnya, Jakarta dan Denpasar.

    Sementara dari pihak Turki, dua kota baru yaitu Izmir dan Bodrum kini masuk dalam daftar titik layanan, selain Istanbul, Ankara, dan Antalya.

    Selain perluasan rute, kapasitas hak angkut penumpang (third and fourth freedom traffic rights) juga meningkat signifikan dari 14 menjadi 32 kali penerbangan per minggu.

    “Peningkatan kapasitas ini menjadi langkah strategis untuk membuka konektivitas yang lebih luas antara Indonesia dan Turki. Kesepakatan ini juga membuka peluang bagi maskapai untuk menjajaki rute-rute baru di luar Jakarta dan Denpasar,” ujar Agustinus dalam keterangan tertulis, Minggu (26/10/2025).

    Agustinus menambahkan, RI dan Turki juga menyepakati pembaruan pengaturan codeshare agar maskapai dari negara ketiga dapat bekerja sama dengan maskapai Indonesia dan Turki untuk melayani rute ke beyond points. Pengaturan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasi penerbangan, memperluas jaringan konektivitas, serta memberi lebih banyak pilihan bagi penumpang dari dan ke kedua negara.

    Selain itu, disetujui pula ketentuan mengenai pemanfaatan kapasitas yang belum digunakan (unutilized entitlement). Dengan ketentuan ini, kapasitas yang belum dimanfaatkan oleh salah satu pihak dapat digunakan oleh pihak lainnya melalui perjanjian komersial antar maskapai yang wajib dilaporkan kepada otoritas penerbangan masing-masing negara.

    “Pengaturan ini memberikan fleksibilitas lebih besar bagi maskapai untuk mengoptimalkan potensi pasar tanpa harus menunggu penyesuaian baru pada perjanjian udara yang sudah ada,” katanya.

    Dari sisi ekonomi, maskapai Turki yang telah ditunjuk menyampaikan komitmen kuat untuk memperluas kerja sama dengan Indonesia, termasuk menjajaki peningkatan jumlah pilot dan awak kabin asal Indonesia yang dipekerjakan, memperkuat kemitraan di bidang _Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO), serta mendukung promosi destinasi pariwisata Indonesia melalui jaringan Turkish Airlines.

    “Komitmen ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri penerbangan nasional dan memperluas peluang kerja bagi tenaga profesional penerbangan Indonesia di pasar internasional,” katanya.

    (kil/kil)

  • Erdogan-Trump Berunding, Turkish Airlines Borong 225 Pesawat Boeing

    Erdogan-Trump Berunding, Turkish Airlines Borong 225 Pesawat Boeing

    Jakarta

    Turkish Airlines mengumumkan akan memesan 75 pesawat Boeing 787 dan telah menyelesaikan negosiasi untuk membeli 150 pesawat 737 MAX. Total maskapai ini memborong 225 unit pesawat terbang dari produsen aviasi terbesar AS tersebut.

    Melansir Reuters, Sabtu (27/9/2025), pemesanan ratusan pesawat Boeing tersebut diperkirakan merupakan bagian dari kesepakatan yang telah lama ditunggu-tunggu usai pertemuan antara pemimpin kedua negara.

    Sebelumnya Presiden Turki Tayyip Erdogan sempat melangsungkan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump pada Kamis (25/9) kemarin. Usai pertemuan itu Trump yakin Turki akan menyetujui permintaannya untuk berhenti membeli minyak Rusia.

    Sebagai gantinya, orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu mungkin mencabut sanksi AS terhadap Ankara sehingga negara itu dapat membeli jet tempur F-35 Amerika. Trump juga sempat mengatakan sebelum pembicaraan bahwa perjanjian pemesanan Boeing juga akan dibahas dalam kesempatan itu.

    Di sisi lain, untuk maskapai Turkish Airlines kesepakatan pemesanan 225 unit pesawat Boeing ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan global mereka. Terlebih setelah baru-baru ini maskapai nasioal Turki itu membeli saham minoritas di Air Europa Spanyol, mengalahkan pesaingnya di Eropa, Lufthansa dan Air France-KLM.

    Dalam pernyataan kepada bursa saham Istanbul, maskapai tersebut mengatakan pihaknya memutuskan untuk membeli 75 model B787-9 dan B787-10 berbadan lebar dari Boeing yang berbasis di AS. Pesanan ini terdiri dari 50 pesanan pasti dan 25 pesanan opsi.

    Pengiriman pesawat baru ini dijadwalkan terjadi antara tahun 2029 dan 2034. Turkish Airlines juga mengatakan pihaknya telah menyelesaikan negosiasi dengan Boeing untuk pembelian 150 pesawat lagi, yang terdiri dari 100 pesanan pasti dan 50 pesanan opsi untuk model berbadan sempit 737-8/10 MAX.

    Dikatakannya, pesanan untuk pesawat 737-8/10 MAX akan dilakukan tergantung pada keberhasilan penyelesaian diskusi dengan produsen mesin CFM International.

    “Dengan pesanan ini, seluruh armada kami ditargetkan akan terdiri dari pesawat generasi baru pada tahun 2035, sehingga memperkuat efisiensi operasional dan mendukung tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 6%,” ujar perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Jumat (26/9) kemarin.

    (igo/eds)

  • Total 60 WNI dari Iran Sudah Kembali ke Tanah Air

    Total 60 WNI dari Iran Sudah Kembali ke Tanah Air

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri mencatat sebanyak 60 orang warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Iran telah kembali ke tanah air.

    Kepulangan puluhan WNI ini, melalui proses penerbangan Turkish Airlines (TK 56) dengan jumlah 11 orang dilakukan pada Selasa (24/6), dan 49 orang diterbangkan lewat Doha, Qatar-Jakarta Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten.

    Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha mengatakan, dari 49 orang WNI yang dipulangkan saat ini atau gelombang kedua tahapan evakuasi dari 97 orang dari Iran akibat konflik antara Iran dan Israel.

    “Setelah kedatangan 11 WNI di Jakarta yang dievakuasi dari Iran pada tanggal 24 Juni 2025, hari ini akan kembali tiba 48 WNI dan 1 WNA evacuees,” ujarnya dilansir ANTARA, Rabu, 25 Juni.

    Mereka telah melewati proses evakuasi dari Iran lewat jalur darat menuju Baku, Azerbaijan. Kemudian, melakukan penerbangan dan transit terlebih dahulu di Istanbul dan Doha sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

     

    Kemlu juga telah mengevakuasi lima WNI lainnya dari dua wilayah berbeda yakni Oman dan Yordania yang saat ini menghadapi situasi keamanan tidak stabil.

    “Selain 49 evacuees, Kemlu dan KBRI Muscat juga mengevakuasi 3 WNI dari Yaman Utara, wilayah yang dikuasai Houthi. Kemlu dan KBRI Amman juga memfasilitasi evakuasi 2 WNI yang menetap di Tel Aviv dan Yerusalem. Kelima evacuees tersebut juga akan tiba pada hari ini,” kata dia.

     

  • Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Jakarta, Beritasatu.com – Khidmat Ramadan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Turki. Negeri dengan 99 persen penduduknya beragama Islam itu, juga menyambut Ramadan dengan kekhasan budaya peninggalan Kekaisaran Ottoman. 

    Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan negeri ini. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat kabar Hagia Sophia yang dikembalikan fungsinya sebagai masjid setelah bertahun-tahun dijadikan museum. Lalu Cappadocia (Kapadokya), yang menjadi “It’s my dream” masyarakat Indonesia.

    Pada pertengahan Maret lalu, Beritasatu berkesempatan menikmati Ramadan Karim di negeri peninggalan kerajaan Islam terbesar dalam sejarah tersebut.

    Beritasatu akan berbagi budaya Ramadan yang kaya di Turki dan jejak peninggalan Ottoman. Hagia Sophia menjadi salah satunya. Sayangnya tak ada Cappadocia. Beritasatu melewatkannya agar tetap menjadi “It’s my dream mas”.

    Ramadan di Turki: Tradisi, Kehangatan, dan Keunikan yang Tak Tergantikan

    Bulan Ramadan di Turki pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret. Tepat pada awal musim semi, setelah sekitar tiga bulan mengalami musim dingin.

    Budaya Turki menyebut Ramadan sebagai Sultan Eleven Months. Dalam bahasa setempat disebut On Bir Ayın Sultanı. Mengapa? Karena bulan ini merupakan bulan bagi muslim melakukan introspeksi, pengendalian diri, berbagi, pengabdian, dan tentunya berpuasa. 

    Bulan Ramadan di Turki bukan sekadar soal menahan lapar dan haus. Ini adalah tentang kebersamaan, tradisi yang turun-temurun, dan suasana magis yang menyelimuti negeri dua benua ini. Saat bulan suci tiba, Turki berubah menjadi tempat yang begitu hidup, hangat, dan penuh warna. Dari gemerlap lampu-lampu masjid hingga aroma manis güllaç di setiap sudut kota.

    Begitu Ramadan dimulai, ritme kehidupan di Turki ikut menyesuaikan. Jalanan jadi lebih tenang di siang hari, tapi menjelang matahari terbenam, kota-kota mulai bergeliat lagi. Taman-taman kota dan alun-alun berubah jadi tempat kumpul warga untuk berbuka puasa bareng, lengkap dengan meja panjang yang penuh makanan khas.

    Masyarakat Turki merayakan bulan ini secara khusus, dengan adat dan budaya Islam. Dengan berusaha menunjukkan cinta, amal, dan toleransi, adalah beberapa cara yang dilakukan mereka.

    Spanduk besar bercahaya terbentang di antara dua menara masjid-masjid, disebut mahya. Di bulan Ramadan ini, mahya bertuliskan asma Allah dan pesan spiritual. Cahaya mahya yang bersinar di langit malam, menonjolkan suasana spiritual dan simbol kehangatan Ramadan versi Turki.

    Ada budaya Turki selama Ramadan yang cukup akrab dengan budaya Indonesia, yakni membangunkan masyarakat untuk sahur. Di Turki, ada davulcu. Davulcu adalah para penabuh drum tradisional yang keliling kampung jelang sahur sambil menyanyikan lagu-lagu khas serta membacakan puisi Ramadan. Mirip ya? Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini tetap dilestarikan, dan bahkan jadi momen yang dinanti warga.

    Pada waktu berbuka (iftar) juga terdapat kekhasan yang mirip dengan beberapa daerah di Indonesia bekas wilayah kerajaan Islam jaman baheula. Jika sahur dengan tabuhan drum, maka berbuka dengan letusan meriam.

    Ya, tradisi menandai waktu berbuka dengan suara letusan meriam masih dilakukan di masjid-masjid di Turki, meski tidak selalu setiap hari. Sayangnya Beritasatu melewatkan kesempatan melihat tradisi ini di pelataran Masjid Biru (Blue Mosque/Masjid Sultan Ahmed).

    Berbuka dengan yang manis, tidak berlaku di negeri dua benua ini. Kebiasaan mereka berbuka dengan seteguk air, beberapa buah zaitun atau kurma. Setelah itu menu-menu lezat khas tradisional dihamparkan. Roti Ramadan bertabur wijen menjadi salah satu yang khas.

    Kalau bicara soal makanan Ramadan di Turki, ada beberapa menu yang cuma muncul setahun sekali, seperti pide Ramadan, roti pipih yang empuk dan harum, jadi andalan saat berbuka. Ada juga güllaç, dessert khas Ramadan dari lapisan tipis tepung beras yang direndam susu dan diberi taburan delima serta pistachio. Rasanya? Segar, lembut, dan manisnya pas banget!

    Buka Puasa Bersama di Masjid dan Taman, serta Berbelanja

    Masjid-masjid besar di Turki sering menggelar buka puasa massal. Siapa pun boleh datang, duduk bersama, dan menikmati hidangan sederhana namun penuh berkah. 

    Ini adalah momen yang mempererat solidaritas dan menghapus sekat-sekat sosial. Bahkan banyak turis pun diajak bergabung, menjadikan Ramadan sebagai jembatan budaya yang indah.

    Setelah berbuka, suasana semakin meriah dengan Ramadan bazaar yang buka hingga larut malam. Di sini, pengunjung bisa menemukan aneka camilan, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. 

    Anak-anak berlarian sambil memegang balon, orang dewasa menikmati teh sambil ngobrol hangat, dan seluruh kota terasa hidup.

    Ramadan di Turki bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal merayakan kehidupan dalam kebersamaan. Dengan kombinasi antara tradisi kuno, kuliner lezat, dan semangat gotong royong, Ramadan di negeri ini memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. 

    Jadi, kalau punya rencana mengunjungi Turki di bulan suci, siapkan hati untuk jatuh cinta pada suasananya yang begitu khas dan memikat.

    Bukan hanya merasakan Ramadan-nya, Beritasatu juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi yang menarik di Kota Istanbul dan Bursa. Berbagai lokasi wisata ini sebagian besar merupakan peninggalan atau jejak Kekaisaran Ottoman. 

    Istanbul: Kota Pewaris Dua Peradaban

    Istanbul bukan sekadar kota, dia adalah pengalaman. Bayangkan sebuah tempat di mana dua benua bertemu, Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat Bosporus yang memesona. 

    Kota ini punya ritme sendiri, kadang terasa seperti mozaik waktu, di mana sejarah ribuan tahun bisa berdampingan dengan hiruk-pikuk modernitas. Jalan-jalan sempit berkelok yang dipenuhi aroma kopi dan roti hangat bisa tiba-tiba membuka ke panorama masjid megah atau gedung pencakar langit.

    Dalam sejarahnya, Istanbul punya perjalanan panjang dan penuh warna. Dulu dikenal sebagai Byzantion saat masih menjadi koloni Yunani, lalu berubah menjadi Konstantinopel saat jadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Setelah ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada 1453, kota ini menjadi pusat Kekaisaran Ottoman dan berkembang jadi salah satu kota paling berpengaruh di dunia. 

    Pergantian nama menjadi “Istanbul” secara resmi baru terjadi setelah berdirinya Republik Turki, meskipun sebutan itu sudah digunakan oleh masyarakat sejak lama.

    Setiap sudut Istanbul punya cerita. Dari Hagia Sophia yang dulunya gereja, lalu jadi masjid, kemudian museum, dan sekarang kembali menjadi masjid, hingga Grand Bazaar yang masih berdetak seperti jantung perdagangan sejak ratusan tahun lalu. Di kota ini, jejak Romawi, Bizantium, dan Ottoman berpadu dalam satu lanskap yang kaya dan hidup. Sambil menyusuri jalan berbatu, sejarah terasa begitu dekat dan nyata.

    Tapi Istanbul bukan cuma tentang masa lalu. Kehidupan malam di kawasan Karaköy atau Galata, galeri seni independen di Cihangir, kafe-kafe hipster di Balat, semuanya menunjukkan sisi kota yang penuh energi dan terus berubah. Musik, seni, dan kuliner jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak sulit menemukan tempat untuk bersantai sambil menyeruput teh apel atau mencicipi baklava segar.

    Yang membuat Istanbul begitu spesial adalah keberagamannya. Di satu sisi, ada azan yang menggema dari menara masjid, di sisi lain, terdengar tawa anak-anak bermain bola di taman. Orang-orangnya hangat dan penuh semangat, sering kali menyapa dengan senyum atau ajakan minum teh, bahkan pada orang asing. Kehidupan di sini terasa akrab, meski bagi yang baru datang sekalipun. Katanya, Istanbul tahu caranya membuat siapa pun jatuh hati, pelan, tapi pasti.

    Beyoğlu dan Jalan İstiklal: Jantungnya Istanbul yang Selalu Hidup

    Kalau ada satu tempat di Istanbul yang bisa menggambarkan semangat kota ini, mungkin jawabannya ada di Beyoğlu, terutama di Jalan İstiklal. Jalan panjang yang selalu ramai ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jalur nostalgia. Di sinilah trem merah ikonik mondar-mandir di antara lautan pejalan kaki, membawa kenangan lama sekaligus semangat baru.

    Dulu, jalan ini dikenal sebagai Grand Rue de Pera, karena memang berada di kawasan Pera yang dihuni banyak warga asing dan komunitas non-Muslim selama masa Kekaisaran Ottoman. Tapi setelah Republik Turki berdiri pada tahun 1923, namanya diubah menjadi “İstiklal Caddesi” yang berarti “Jalan Kemerdekaan.” 

    Nama ini diberikan sebagai penghormatan atas perjuangan rakyat Turki dalam Perang Kemerdekaan. Jadi, selain penuh warna dan cerita, jalan ini juga punya makna historis yang dalam.

    Jalan Istiklal, geliat aktivitas masyarakat hingga tengah malam menjadi simbol kehidupan metropolis Kota Istanbul. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Sering muncul pertanyaan: apakah ada hubungannya antara Jalan İstiklal dan Masjid Istiqlal di Jakarta? Jawabannya: tidak secara langsung. Meski nama keduanya sama-sama berarti “kemerdekaan” dan lahir dari semangat perjuangan masing-masing bangsa, penamaan ini berdiri di konteks dan sejarah yang berbeda. 

    Tetapi tetap menarik melihat bagaimana semangat “istiqlal” atau “istiklal” jadi simbol penting, baik di Istanbul maupun di Jakarta, dua kota besar dengan sejarah panjang dan semangat nasionalisme yang kuat.

    Hingga sekarang, Jalan İstiklal tetap jadi pusat budaya dan hiburan. Deretan gedung neoklasik berdiri megah di kiri-kanan jalan, menyimpan ratusan toko, restoran, galeri seni, museum, hingga kedai manisan dan pub bergaya klasik. Di sini, aroma roti simit hangat, kopi Turki, dan musik jalanan berpadu jadi satu.

    Beberapa bangunan bersejarah bisa ditemukan di sepanjang jalur ini, seperti Gereja St Antoine yang masih aktif, Sekolah Galatasaray yang melegenda, dan penginapan Narmanlı yang penuh cerita. 

    Tak jauh dari situ, berdiri Museum Pera dan Salt Beyoğlu yang jadi ruang pamer karya seniman lokal maupun internasional. Kalau melangkah ke ujung jalan, Taksim Square menyambut dengan ramai, lengkap dengan Pusat Kebudayaan Atatürk yang kini tampil lebih modern.

    Masjid Taksim: Sentuhan Modern di Tengah Suasana Klasik

    Begitu sampai di ujung Jalan İstiklal, perhatian langsung tertuju pada sebuah bangunan megah dengan kubah besar, itulah Masjid Taksim. Masjid ini tergolong baru kalau dibandingkan dengan masjid-masjid tua di Istanbul, tapi kehadirannya langsung jadi ikon. Lokasinya yang strategis, tepat di Taksim Square, bikin masjid ini seakan menyapa semua yang melintas di pusat kota.

    Desainnya unik, karena menggabungkan gaya arsitektur masjid tradisional dengan elemen-elemen modern yang terinspirasi dari bangunan-bangunan abad ke-19 di kawasan Beyoğlu. Jadi, meskipun bentuknya klasik dengan kubah dan menara, ada kesan segar yang bikin masjid ini beda dari yang lain. Mihrab dan mimbarnya pun dibuat dengan pendekatan modern, tapi tetap menjaga akar tradisi.

    Kaligrafi yang menghiasi interiornya tampil dengan warna-warna dominan seperti hijau, merah marun, dan hitam. Nuansa yang tenang, tapi tetap terasa kuat dan anggun. Masjid ini juga cukup luas, kapasitasnya bisa menampung sekitar 4.000 jemaah sekaligus, jadi sering ramai terutama saat salat Jumat dan hari besar keagamaan.

    Masjid Taksim yang berada di pangkal Jalan Istiklal dan Taksim Square. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Yang menarik, Masjid Taksim bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang budaya. Ada ruang bawah tanah yang digunakan untuk pameran dan kegiatan sosial, menunjukkan bahwa masjid ini memang hadir untuk menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kultural masyarakat kota.

    Di tengah riuhnya kawasan Taksim, masjid ini seperti oase yang menawarkan ketenangan. Cocok banget jadi tempat berhenti sejenak setelah menjelajah hiruk-pikuk Jalan İstiklal.

    Pierre Loti: Tempat Nongkrong Santai dengan Pemandangan Klasik Istanbul

    Kalau lagi pengin menikmati Istanbul dari ketinggian sambil duduk santai dan minum teh, Bukit Pierre Loti adalah tempat yang pas banget. Bukit ini terletak di kawasan Eyüp, bagian barat kota tua, dan jadi salah satu spot favorit warga lokal maupun wisatawan buat ngadem sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas (Golden Horn) yang legendaris itu.

    Namanya diambil dari Julien Viaud, seorang penulis asal Prancis yang dikenal dengan nama pena Pierre Loti. Dia jatuh cinta sama Istanbul dan sering nongkrong di kafe yang sekarang jadi landmark di puncak bukit ini. Dari situlah nama bukit ini berasal, sebuah penghormatan kecil untuk pengagum Istanbul dari negeri seberang.

    Bersantai dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Cara ke sini juga asyik, bisa naik kereta gantung dari bawah bukit, atau kalau lagi semangat, bisa juga naik tangga sambil menikmati suasana sekitar yang rindang. Begitu sampai di atas, pemandangannya langsung bikin terdiam sejenak. Bentangan kota tua, masjid-masjid dengan menara tinggi, dan gemerlap air Tanduk Emas jadi latar yang sulit dilupakan.

    Tempat ini juga cocok buat yang suka suasana tenang dan klasik. Banyak pengunjung duduk santai di kafe, menikmati teh Turki dalam gelas kecil sambil ngobrol atau sekadar melamun menatap kota. Di sore hari, suasananya makin syahdu, apalagi saat matahari mulai turun dan langit Istanbul berubah warna.

    Pierre Loti bukan tempat yang mewah atau ramai, tapi justru itu daya tariknya. Rasanya seperti melangkah keluar dari keramaian dan masuk ke halaman kecil dalam buku harian yang penuh kenangan.

    Masjid Sultan Eyüp: Tempat yang Penuh Makna dan Ketenteraman

    Masih di kawasan Eyüp, tak jauh dari Bukit Pierre Loti, berdiri megah Masjid Sultan Eyüp yang menjadi salah satu masjid paling penting dan dihormati di Istanbul. Tempat ini bukan cuma destinasi wisata religi, tapi juga lokasi penuh sejarah dan spiritualitas yang dalam banget buat banyak orang, baik dari Turki sendiri maupun dari luar negeri.

    Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1458, hanya lima tahun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Kesultanan Ottoman. Namanya diambil dari Abu Ayyub al-Ansari (Sultan Eyüp dalam bahasa Turki), seorang sahabat Nabi Muhammad yang diyakini wafat saat ikut dalam pengepungan Konstantinopel di abad ke-7. Makamnya ada di kompleks masjid ini, dan sampai sekarang jadi tempat ziarah yang ramai.

    Masjid Sultan Eyup. Berasal dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam pengepungan Konstantinopel. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Satu tradisi unik yang masih hidup sampai sekarang adalah upacara sunatan anak-anak di masjid ini. Anak-anak laki-laki yang akan disunat biasanya datang ke sini dengan pakaian ala pangeran Ottoman lengkap dengan jubah, tongkat kecil, dan mahkota lucu di kepala. 

    Mereka datang bersama keluarga besar, lalu berdoa di makam Sultan Eyüp sebelum prosesi sunat. Tradisi ini dianggap membawa berkah, sekaligus menjadi momen penting dalam kehidupan seorang anak laki-laki Turki.

    Masjidnya sendiri punya arsitektur khas Ottoman yang anggun dan tenang. Dikelilingi taman rindang dan kompleks makam para tokoh penting, suasana di sini terasa khidmat, tapi tetap nyaman buat duduk santai atau sekadar berjalan-jalan sore. Bangunan masjid juga sempat direnovasi beberapa kali, tapi nuansa aslinya tetap dijaga dengan baik.

    Kalau mampir ke sini, rasanya seperti menyelami sisi lain Istanbul yang penuh nilai, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah. Bukan cuma indah dilihat, tapi juga kaya makna.

    Semenanjung Bersejarah: Jantung Kota Tua yang Penuh Cerita

    Kalau bicara soal Istanbul, mustahil melewatkan Semenanjung Bersejarah atau yang juga dikenal sebagai kota tua. Tempat ini dulunya adalah pusat pemerintahan dan kehidupan sosial Kekaisaran Romawi Timur, lalu dilanjutkan oleh Kesultanan Ottoman. Sekarang, kawasan ini jadi semacam museum terbuka raksasa, di mana setiap langkah terasa seperti melangkah ke masa lalu.

    Secara geografis, area ini dikelilingi oleh tiga perairan penting: Tanduk Emas di utara, Selat Bosporus di timur, dan Laut Marmara di selatan. Kombinasi itu bikin tempat ini strategis banget dari dulu sampai sekarang. Di sinilah berdiri bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia, Masjid Biru, Istana Topkapı, Hippodrome, dan Masjid Süleymaniye, semuanya cuma berjarak jalan kaki dari satu sama lain.

    Selain jadi pusat kekuasaan, kawasan ini juga pernah jadi jantung perdagangan, seni, dan keagamaan. Tidak heran, UNESCO memasukkan Semenanjung Bersejarah ke dalam daftar Warisan Dunia sejak tahun 1985. Bangunan-bangunan tua yang megah, tembok kota yang masih berdiri di beberapa sisi, hingga jejak-jejak arsitektur Bizantium dan Ottoman, semuanya bisa dinikmati sambil santai jalan kaki.

    Tanduk Emas, salah satu sudut dari Semenanjung Bersejarah dilihat dari Bukit Pierre Loti. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Salah satu pengalaman paling seru di sini adalah keliling Hippodrome, alun-alun luas yang dulunya tempat balap kereta kuda dan pertunjukan akbar. Sekarang, tempat ini jadi taman terbuka yang dikelilingi monumen kuno seperti Obelisk Mesir dan Kolom Ular, semua masih berdiri gagah di tengah hiruk-pikuk kota modern.

    Semenanjung ini benar-benar menggambarkan karakter Istanbul: kota yang enggak pernah melupakan akarnya, tapi tetap terus bergerak maju. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap bangunannya seperti ingin bercerita pada siapa pun yang lewat.

    Hagia Sophia: Simbol Keagungan, Iman, dan Arsitektur

    Kalau Istanbul punya satu bangunan yang benar-benar jadi simbolnya kota, Hagia Sophia pasti masuk daftar teratas. Bayangkan, gedung megah ini sudah berdiri sejak tahun 537 M, dan masih berdiri kokoh sampai sekarang! 

    Dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Justinianus saat Kekaisaran Romawi Timur masih berjaya, Hagia Sophia sempat jadi gereja terbesar di dunia selama hampir seribu tahun.

    Ngomong-ngomong soal nama, “Hagia Sophia” bukan nama orang, lho! Nama ini berasal dari bahasa Yunani: Hagía Sophía, yang berarti “Kebijaksanaan Suci” (Holy Wisdom). Dalam ajaran Kristen Ortodoks, ini adalah salah satu atribut dari Tuhan, bukan nama santo atau tokoh tertentu. 

    Jadi saat pertama kali dibangun, Hagia Sophia memang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, bukan untuk seseorang bernama Sophia. Nama ini memperkuat makna spiritual bangunan ini, yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai pusat ibadah dan refleksi keagamaan.

    Ruang utama Hagia Sophia. Seluruh ornamen peninggalan gereja secara perlahan digantikan simbol-simbol keislaman. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Arsitektur Hagia Sophia luar biasa. Kubah utamanya yang menjulang setinggi lebih dari 55 meter jadi pusat perhatian siapa pun yang masuk. Teknologi arsitektur yang dipakai di zamannya benar-benar melampaui waktu, pendetive, yakni struktur penopang kubah yang bikin bangunan ini tetap stabil dan elegan dari segala sudut. 

    Dari luar memang megah, tapi justru bagian dalamnya yang bikin banyak orang terkesima. Ada mozaik emas, lukisan dinding kuno, dan kaligrafi raksasa yang menggambarkan jejak percampuran budaya selama berabad-abad.

    Saat Ottoman menaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid. Beberapa elemen Kristen ditutup dengan plester, tapi banyak yang masih bertahan dan akhirnya ditemukan kembali di era modern. Di masa itu, juga ditambahkan unsur Islam seperti mimbar, mihrab, dan tentu saja menara-menara yang jadi ciri khas masjid.

    Kemudian, di tahun 1935, atas keputusan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah jadi museum. Ini bikin tempat ini jadi simbol keberagaman dan toleransi budaya. Tapi pada tahun 2020, statusnya kembali berubah dan ditetapkan lagi sebagai masjid, meskipun tetap terbuka untuk wisatawan dari seluruh dunia.

    Yang bikin Hagia Sophia istimewa bukan cuma karena umurnya yang panjang, tapi juga karena perannya sebagai saksi perubahan zaman, dari gereja, jadi masjid, lalu museum, dan kembali jadi masjid. Bangunan ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebagai bagian dari Kawasan Bersejarah Istanbul.

    Masuk ke Hagia Sophia seperti menyentuh sejarah dengan tangan sendiri. Dari lantainya yang aus oleh jutaan langkah kaki, sampai cahaya yang menembus jendela-jendela tinggi dan memantul di dinding mozaik emas. Semuanya terasa hidup.

    Di bulan Ramadan, Masjid Hagia Sophia lebih spesial. Ada mukabalah, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur’an menjelang salat zuhur dan asar. Kegiatan ini hanya berlaku di bulan Ramadan saja. 

    Masjid Biru: Keindahan Ubin İznik dan Suara yang Menjawab Langit

    Tepat di seberang Hagia Sophia, berdiri saudaranya yang lebih “muda”, tapi tidak kalah megah: Masjid Sultan Ahmed, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Biru. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh Sultan Ahmed I, masjid ini jadi lambang keagungan arsitektur Ottoman. Enam menaranya yang menjulang dan ratusan jendela berukir bikin siapa pun terdiam waktu menengadah.

    Yang paling ikonik dari Masjid Biru tentu saja bagian dalamnya. Dipenuhi lebih dari 20.000 ubin İznik berwarna biru yang bikin suasana terasa sejuk dan damai. Bukan cuma tempat ibadah, masjid ini juga jadi ruang kontemplasi di tengah hiruk pikuk kota tua Istanbul.

    Satu hal yang bikin momen di sini makin berkesan adalah tradisi azan bersahutan. Setiap waktu salat tiba, suara muazin dari Masjid Biru dan Hagia Sophia saling menyapa. Bukan rebutan, tapi lebih ke harmoni. Saling memberi jeda, saling menghormati.

    Museum Sejarah Hagia Sophia: Menyusuri 1700 Tahun dalam Sekejap

    Berlokasi cuma beberapa langkah dari Hagia Sophia, museum ini bukan sekadar tempat lihat-lihat artefak. Di sini, sejarah terasa hidup. Museum Sejarah dan Pengalaman Hagia Sophia hadir untuk mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang bangunan megah ini, dari basilika Bizantium, masjid Ottoman, hingga museum dan kembali jadi masjid.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut teknologi imersif, lampu, suara, dan visual yang bikin seolah sedang berdiri di tengah-tengah masa lalu. Di lantai dasar, ada artefak-artefak asli dari Hagia Sophia yang dulu sempat disimpan di gudang. Beberapa bagian bahkan menampilkan potongan arsitektur asli yang bisa dilihat dari dekat.

    Museum ini terbagi dalam beberapa zona waktu. Lantai dua mengajak pengunjung ke era Ottoman, lengkap dengan elemen budaya dan keagamaan yang dulu menghiasi Hagia Sophia saat fungsinya berubah jadi masjid. Lantai tiga menyajikan kisah era Kekaisaran Romawi Timur dengan cara yang modern, yakni memakai teknologi proyeksi dan suara tiga dimensi yang bikin suasana terasa nyata.

    Ada juga bagian keren yang menampilkan tangki air kuno dari masa Romawi Timur, bisa dilihat lewat jendela kaca tanpa bingkai di lantai dasar. Ruang ini tenang dan agak mistis, seolah menyimpan rahasia yang belum semuanya terungkap.

    Intinya, museum ini bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat merasakan dan meresapi kemegahan Hagia Sophia dengan pancaindra. Dari lantunan musik sakral hingga detail ubin tua, semuanya dibalut dengan presentasi modern. Cocok buat yang ingin memahami bukan cuma bentuk fisiknya, tapi juga jiwa Hagia Sophia.

    Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam: Bukti Kalau Ilmuwan Muslim Enggak Kalah Keren

    Di balik kemegahan bangunan dan kisah para sultan, Istanbul juga punya sisi lain dari sejarah Islam, yaitu sains. Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam yang berada di Taman Gülhane ini adalah bukti bahwa dunia Islam pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

    Museum ini dibuka tahun 2008 atas inisiatif sejarawan Fuat Sezgin, dan sejak itu jadi tempat favorit buat yang ingin melihat bagaimana para ilmuwan Muslim menciptakan berbagai penemuan canggih jauh sebelum era modern dimulai. Mulai dari astronomi, kedokteran, matematika, hingga teknologi perang, semuanya dipajang dalam bentuk replika alat-alat kuno yang keren dan penuh detail.

    Ada jam air, astrolabe, alat bedah, peta dunia abad pertengahan, dan berbagai benda yang memperlihatkan betapa majunya ilmu pengetahuan saat itu. Bagian menariknya, semua ini disusun dengan cara yang ramah pengunjung. Cocok buat semua usia, dari yang sekadar jalan santai sampai yang nerd sains banget.

    Jadi, museum ini bukan cuma tempat “lihat barang lama”, tapi juga ruang buat menghargai kontribusi ilmuwan Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

    Istana Topkapı: Rumah para Sultan dan Rahasia di Baliknya

    Setelah puas dengan sains, sekarang saatnya menyelami kehidupan para sultan di Topkapı Palace, istana megah yang dulu jadi pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Letaknya di ujung Semenanjung Bersejarah, menghadap langsung ke pertemuan Selat Bosporus, Tanduk Emas, dan Laut Marmara. Pemandangannya? Enggak main-main.

    Masuk ke Topkapı itu seperti masuk ke dunia lain, dunia penuh rahasia kerajaan, kisah para selir di harem, hingga pusaka peninggalan Rasulullah SAW yang disimpan dengan penuh kehormatan. Istana ini terdiri dari banyak paviliun, taman hijau, aula pertemuan, dan museum yang menampilkan berbagai koleksi emas, perhiasan, hingga senjata antik.

    Salah satu bagian yang paling bikin merinding adalah Paviliun Relikui Suci, tempat menyimpan jubah, pedang, dan jenggot Nabi Muhammad SAW. Suasana di sini tenang dan khidmat, karena ada pembacaan Al-Qur’an nonstop yang bergema lembut di ruangan.

    Topkapı juga punya dapur kerajaan yang luar biasa besar, tempat masak buat ribuan orang setiap hari. Koleksi porselen Tiongkok dan keramik İznik yang dipajang di sana pun menunjukkan betapa kaya dan beragam pengaruh budaya di lingkungan istana.

    Beykoz dan Makam Nabi Yuşa: Ketika Keheningan Bertemu Keagungan

    Kalau memutuskan jalan-jalan ke sisi Asia Istanbul dan pengin cari suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, Beykoz adalah salah satu tempat yang cocok banget buat itu. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan lebat, udara segar, dan pemandangan Bosphorus dari sudut yang jarang dijamah wisatawan biasa.

    Tapi ada satu tempat di Beykoz yang punya aura spiritual kuat banget: Makam dan Masjid Nabi Yuşa (Hz. Yuşa Türbesi). Menurut tradisi, di sinilah diyakini bersemayam Nabi Yuşa Ibn Nun atau Yosua dalam tradisi Yahudi dan Kristen, yang merupakan penerus Nabi Musa. 

    Gerbang menuju makam dan Masjid Nabi Yusa bin Nun. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Walaupun tidak semua sejarawan sepakat soal lokasinya, makam ini tetap jadi tempat ziarah penting, baik bagi umat Islam maupun mereka yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas lintas agama.

    Uniknya, makam Nabi Yuşa ini panjangnya luar biasa, sekitar 17 meter, yang bikin banyak pengunjung tertegun waktu pertama kali melihatnya. Panjang ini dipercaya sebagai simbol penghormatan terhadap kebesaran nabi tersebut, bukan ukuran tubuh literal. Karena letaknya di puncak bukit Yuşa, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan Bosphorus yang dramatis dari ketinggian, sunyi, megah, dan bikin hati tenang.

    Di samping makam, berdiri masjid sederhana yang juga punya atmosfer khusyuk. Banyak pengunjung yang datang bukan cuma untuk berdoa, tapi juga untuk menyepi sejenak dari dunia luar. Tempat ini sering dikunjungi saat Ramadan atau hari-hari keagamaan, tapi suasananya tetap tenang dan damai.

    Kalau Hagia Sophia adalah simbol megahnya perpaduan budaya dan sejarah Istanbul, maka Makam Nabi Yuşa di Beykoz adalah pengingat lembut tentang kesunyian, spiritualitas, dan refleksi. Dua-duanya mencerminkan sisi berbeda dari kota ini, yang satu megah dan penuh cahaya, yang satu lagi tenang dan bersahaja.

    Masjid Yeni: Siluet di Tepi Tanduk Emas

    Kalau berjalan di kawasan Eminönü, Istanbul, tak mungkin melewatkan siluet megah Masjid Yeni yang berdiri anggun di tepi Tanduk Emas. Nama “Yeni” berarti “baru,” meskipun usianya sudah lebih dari 350 tahun, dibangun mulai tahun 1597 dan selesai pada 1665. Tetapi dibanding masjid-masjid klasik Ottoman lain seperti Süleymaniye atau Sultanahmet, ia memang salah satu yang lebih muda, dan punya cerita unik di balik pembangunannya.

    Masjid ini bukan dibangun oleh seorang sultan, tapi oleh seorang wanita kuat di istana, Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Pembangunan masjid ini penuh tantangan, mulai dari konflik politik, dana yang tersendat, hingga pergantian kekuasaan. Baru di masa Turhan Hatice Sultan (ibu Sultan Mehmed IV), pembangunannya dirampungkan dan hasilnya luar biasa.

    Masjid Yeni berdiri megah di atas podium yang menghadap laut, lengkap dengan menara-menara ramping, kubah berundak, dan halaman luas. Di dalam, langit-langitnya dipenuhi ubin İznik yang kaya warna, dengan motif bunga dan kaligrafi indah. Kesan mewah dan lembut berpadu dalam satu atmosfer sakral.

    Uniknya, di kompleks Masjid Yeni juga terdapat makam (türbe) keluarga kerajaan, termasuk Turhan Hatice Sultan sendiri. Di sekitarnya, kamu juga bisa menjumpai Pasar Rempah-rempah (Mısır Çarşısı), menandakan peran penting masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan ekonomi kota.

    Masjid Yeni menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur transisi Ottoman klasik ke gaya barok awal, yang bisa kamu lihat dari lengkungan jendela, bentuk kubah, dan ornamen interiornya yang mulai mengeksplorasi keindahan visual yang lebih berani. Di sinilah kita melihat bagaimana masjid bukan hanya sebagai ruang spiritual, tapi juga sebagai manifestasi seni, budaya, dan kekuasaan.

    Grand Bazaar: Surga Belanja dan Seni Tawar-Menawar

    Bayangkan pasar besar, beratap, isinya ribuan toko kecil dengan lorong-lorong yang seolah tidak ada habisnya. Itulah Grand Bazaar alias Kapalıçarşı dalam bahasa Turki. Pasar ini udah ada sejak abad ke-15, dibangun tak lama setelah Istanbul jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman. Selain jadi pusat ekonomi, tempat ini juga saksi bisu perjalanan panjang kota.

    Masuk ke Grand Bazaar rasanya seperti diseret ke dunia lain. Di kiri dan kanan ada penjual karpet dengan motif rumit, perhiasan emas yang mengilap, lampu kaca warna-warni yang cantik, sampai rempah-rempah yang aromanya langsung menusuk hidung. Semuanya dijajakan dengan semangat khas pedagang Istanbul: ramah, kadang agak memaksa, tapi justru itu yang bikin seru.

    Yang bikin Grand Bazaar beda dari pasar biasa adalah suasananya. Toko-tokonya kecil, tapi dihias elegan. Kubah atapnya tinggi, dengan desain ala arsitektur Ottoman klasik. Meski ramai, tempat ini terasa adem, dan aura historisnya masih kerasa kuat. Setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri.

    Nah, satu hal yang wajib diingat kalau belanja di sini: tawar-menawar itu wajib hukumnya! Enggak usah malu. Justru pedagangnya senang kalau pengunjung ikut main “negosiasi harga”. Kadang proses tawar-menawar ini malah jadi hiburan tersendiri. Bisa mulai dari teh ditawari gratis, sampai ngobrol ngalor-ngidul hingga akhirnya sepakat harga.

    Grand Bazaar bukan cuma tempat belanja, tapi tempat ikut merasakan denyut asli Istanbul. Di sinilah seni, budaya, dan semangat hidup warga kota bercampur jadi satu.

    Istanbul, Kota Rasa yang Tidak Ada Habisnya

    Kalau bicara soal kuliner Turki, rasanya seperti menyelam ke lautan rasa yang kaya dan dalam. Setiap suapan punya cerita. Warisan panjang dari Anatolia, Romawi Timur, sampai kejayaan Kesultanan Ottoman semuanya berbaur di atas meja makan. Jadi jangan heran kalau makanan di Turki bukan cuma buat kenyang, tapi juga jadi bagian penting dari budaya.

    Kalau ada satu kota yang bisa dibilang jadi panggung utama buat semua cita rasa itu, jawabannya pasti: İstanbul. Di sinilah semua rasa berkumpul, dari kebab yang berasap menggoda, meze segar yang cocok buat sharing, sampai olahan sayuran dengan minyak zaitun khas Mediterania. Istanbul itu ibarat taman bermainnya para pencinta makanan.

    Nama Istanbul makin bersinar di mata dunia waktu Panduan MICHELIN masuk dan mulai mengulas restoran-restoran di kota ini sejak tahun 2022. Sejak saat itu, kota ini masuk ke dalam daftar destinasi gastronomi dunia. Panduan tahun 2023 dan 2024 jadi bukti kalau dunia kuliner Istanbul tidak pernah sepi inovasi, selalu berkembang, penuh warna, dan tidak takut eksperimen.

    Menariknya, bukan cuma Istanbul yang disorot. Izmir dan Bodrum juga ikut masuk radar MICHELIN di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya? Turki makin dikenal sebagai negara yang tidak main-main soal makanan. Dan lewat edisi 2025, Istanbul kembali mencuri perhatian sebagai kota dengan “mosaik rasa” yang bikin penasaran siapa pun yang datang.

    Buat angka-angkanya, Istanbul punya 77 restoran yang direkomendasikan, termasuk satu restoran dengan dua Bintang MICHELIN, tujuh lainnya dengan satu bintang, dan 14 yang masuk kategori Bib Gourmand (alias enak tapi ramah di kantong). Ditambah lagi ada restoran Green Star yang fokus ke keberlanjutan, dan juga penghargaan khusus buat para profesional di balik dapur dan layanan dari sommelier sampai chef muda berbakat.

    Bursa: Tempat di Mana Hati Bisa Rehat Kota Bursa – (Beritasatu/Ist)

    Coba ambil napas dalam-dalam dan bayangkan tempat yang punya udara sejuk, makanan enak, sejarah panjang, dan pemandangan yang bikin hati adem. Nah, itu semua bisa ketemu di satu kota: Bursa. 

    Kota ini seperti oase buat siapa saja yang ingin rehat sejenak dari keramaian hidup. Di sini, semua terasa pas, cuacanya bersahabat, makanannya menggoda, dan warganya hangat banget.

    Bursa punya semuanya. Mau santai di pemandian air panas alami? Bisa. Mau eksplor bangunan bersejarah sambil membayangkan zaman keemasan Kesultanan Utsmaniyah? Ada. Mau wisata kuliner? Wah, jangan ditanya. 

    Buat yang doyan salju, Uludag—gunung bersalju yang jadi spot ski favorit—tak jauh dari pusat kota. Dan yang paling penting, suasana di sini tuh tenang tapi hidup, klasik tapi enggak kuno.

    Buat yang suka tempat damai dan penuh makna, jangan lupa singgah ke Iznik, kota kecil yang cantik dan jadi anggota jaringan Cittaslow sejak 2021. Dengan danau yang tenang, reruntuhan kuno, dan keramahan penduduk lokalnya, Iznik terasa kayak dunia kecil yang berdetak dengan ritme damai. 

    Dan yang bikin makin asyik, Bursa cuma sekitar tiga jam naik mobil dari Istanbul. Jadi, cocok banget buat short getaway di akhir pekan.

    Masjid Ulu (Agung)

    Ini bukan sekadar masjid, tapi juga lambang kejayaan masa lalu. Dibangun antara tahun 1396 hingga 1400 oleh Sultan Bayezid I setelah kemenangan di Perang Niğbolu, Masjid Ulu jadi salah satu bangunan ikonik di Bursa. Masjid ini punya 20 kubah besar yang berdiri megah di atas 12 pilar, sebuah desain arsitektur yang luar biasa untuk zamannya.

    Begitu masuk, suasana tenang langsung menyelimuti. Cahaya matahari masuk lembut dari jendela-jendela tinggi, memantul di dinding-dinding yang dihiasi kaligrafi klasik. Ada sekitar 192 karya kaligrafi di dalamnya, ditulis oleh 41 kaligrafer berbeda, membuat masjid ini serasa museum seni Islam.

    Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Selain tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan jam kuno, tempat lilin bersejarah, dan salinan Al-Qur’an klasik. Dua menaranya dibangun di masa yang berbeda. Bagian barat saat Bayezid I, dan yang timur atas perintah Sultan Mehmed I. 

    Ada hal menarik di masjid ini. Ada taman di dalam masjidnya sendiri. Atau lebih tepatnya, sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama salat.

    Biasanya, air mancur untuk wudu itu ditempatkan di luar masjid, di halaman. Tapi Ulu Camii beda sendiri, şadırvan-nya justru ada di dalam, tepat di tengah ruang utama. Dikelilingi cahaya alami yang masuk dari atap kaca (kubah terbuka) di atasnya, bagian ini terasa sejuk, tenang, dan bikin suasana salat jadi benar-benar khusyuk.

    Kolamnya berbentuk segi delapan, dengan air jernih yang mengalir pelan dan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitarnya ada beberapa bangku marmer, tempat orang bisa duduk sebentar, berwudu, atau sekadar merenung. Cahaya matahari yang menembus dari atas sering kali menciptakan pantulan indah di permukaan air, bikin suasananya seperti taman rahasia di dalam rumah ibadah.

    Keberadaan kolam atau şadırvan di dalam Ulu Camii bukan sekadar estetika atau kenyamanan. Ini berkaitan langsung dengan sejarah pembangunan masjid dan makna spiritual yang dibawa oleh sang pendiri, Sultan Yıldırım Bayezid.

    Sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Menurut beberapa sumber sejarah, Ulu Camii dibangun sebagai hasil dari nazar Sultan Bayezid, yang saat itu berjanji membangun 20 masjid jika menang dalam Perang Niğbolu. Setelah menang, sang sultan memutuskan untuk membangun satu masjid besar dengan 20 kubah, yang mewakili 20 masjid itu. Karena itu, arsitektur Ulu Camii sangat luas dan terbuka, hampir menyerupai bangunan bazaar.

    Di tengah struktur besar ini, dipilihlah sebuah şadırvan dalam ruangan sebagai pusatnya sebagai simbol pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum menghadap Tuhan. Peletakan air mancur di tengah masjid juga dianggap sebagai metafora taman surga (jannat) dalam ajaran Islam, tempat di mana air mengalir dan kedamaian abadi terasa.

    Praktis, secara fungsi, şadırvan ini digunakan untuk berwudu. Namun secara spiritual, ia menciptakan suasana kontemplatif, pusat kedamaian dalam sebuah ruang ibadah yang megah. Tak heran jika hingga kini, pengunjung dari seluruh dunia selalu terkesan saat memasuki Ulu Camii dan menemukan taman kecil di tengah kesunyian masjid.

    Cumalıkızık: Desa Ottoman yang Terjebak dalam Waktu

    Kalau berkunjung ke Bursa, jangan cuma berhenti di pusat kota saja. Coba deh belok sedikit ke kaki Gunung Uludağ. Ada permata kecil yang seperti terjebak di masa lalu, Cumalıkızık namanya.

    Desa ini adalah salah satu desa Ottoman tertua dan paling terawat di Turki. Begitu masuk ke jalan-jalan berbatu kecil yang sempit, dikelilingi rumah-rumah tua berwarna kuning, biru, dan ungu pastel dengan jendela kayu yang khas, rasanya kayak masuk ke film zaman kerajaan. Bukan cuma pemandangannya yang klasik, tapi atmosfernya juga tenang, damai, dan penuh keramahan lokal.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! Warga lokalnya menjaga gaya hidup dan arsitektur lama, bahkan banyak rumah di sini yang masih asli seperti dulu, dari susunan batu, kayu, hingga atapnya. Karena keasliannya, desa ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, lho.

    Selain jalan-jalan dan foto-foto estetik, kamu juga bisa sarapan tradisional Turki di rumah-rumah warga. Bayangkan makan roti hangat dari tungku, zaitun, keju lokal, madu, dan teh panas sambil mendengar suara burung dan desiran angin dari pegunungan.

    Setiap sudut Cumalıkızık seakan punya cerita, tentang masa lalu, tentang keluarga, dan tentang hidup yang sederhana tapi penuh makna.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Grand Bazaar Bursa

    Selain di Istanbul, di kota ini pun ada Grand Bazaar. Berbelanja di Kapalı Çarşı Bursa alias Grand Bazaar bisa jadi pengalaman budaya. Tiap sudut toko punya cerita. Bazar ini berdiri sejak masa Orhan Gazi, putra dari pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman Gazi. Seperti bazar-bazar klasik lainnya di Turki, tempat ini beratap dan penuh lorong-lorong yang padat dengan toko-toko.

    Di sini, pengunjung bisa menemukan segala macam produk lokal, mulai dari tekstil khas Bursa, kerajinan tangan, perhiasan, hingga oleh-oleh lucu untuk dibawa pulang. Suasana bazarnya juga terasa autentik, pedagang ramah, pengunjung lalu-lalang, dan wangi kopi serta rempah di udara. Sempurna buat berburu kenang-kenangan sambil cuci mata.

    Kozahan

    Kalau Grand Bazaar bikin lelah, tinggal melipir sedikit ke Kozahan buat istirahat sambil ngopi atau minum teh Turki. Bangunan ini didirikan tahun 1492 oleh Sultan Bayezid II, dan dulunya jadi pusat perdagangan sutra. Nama “Koza” sendiri artinya kepompong, karena tempat ini memang jadi titik utama jual beli sutra dan produk turunannya.

    Arsitekturnya cantik banget, dua lantai dengan balkon mengelilingi halaman tengah yang luas. Di tengah halaman, ada musala kecil dan air mancur yang bikin suasana makin tenang. Lantai atasnya masih digunakan sebagai toko-toko sutra, dan beberapa kafe dengan suasana klasik juga bisa ditemukan di sekitar halaman.

    Kalau mau beli syal sutra asli, atau sekadar duduk sambil menikmati suasana Bursa tempo dulu, Kozahan adalah tempat yang sempurna.

    Kuliner Bursa: Surga Rasa dari Puncak Uludağ

    Bursa tidak cuma soal bangunan bersejarah dan pemandian air panas. Kota ini juga punya kekayaan rasa yang bikin lidah jatuh cinta sejak gigitan pertama. Dari kebab legendaris sampai camilan manis dari lereng Uludağ, semua ada di sini. 

    Bicara kuliner Bursa, nama Kebab İskender pasti muncul duluan. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh İskender Efendi pada tahun 1867. Ceritanya, beliau punya ide brilian, yakni memisahkan daging domba dari urat dan tulangnya, lalu menumpuknya secara vertikal di depan tungku berdiri. Daging itu kemudian dimasak sambil diputar, baru setelah itu diiris tipis dan disajikan di atas potongan pide yang sudah dipanggang. Kemudian, disiram dengan saus tomat hangat dan mentega leleh. Hasilnya? Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit smoky yang bikin nagih!

    Di sudut Kayhan Bazaar yang bersejarah, ada satu menu alternatif dari döner yang tak kalah enaknya: Pideli Köfte. Ini adalah bakso daging sapi lembut yang disajikan di atas potongan roti pita (pide), lalu disiram mentega panas dan saus tomat. Menariknya, bakso di sini nyaris tanpa bumbu. Rahasianya justru ada di mentega dan tekstur daging yang juicy.

    Buat yang suka manis-manis di pagi hari, coba saja pide tahini. Kudapan satu ini sudah eksis di Bursa selama lebih dari 100 tahun, dan jadi favorit di meja sarapan orang lokal. Roti dengan adonan ragi dipanggang setelah dilumuri campuran tahini, molase, dan gula. Hasilnya, renyah di luar, lembut dan legit di dalam. Pas banget buat temen teh atau kopi panas.

    Naik sedikit ke atas gunung, tepatnya di Uludağ, ada buah kastanye yang jadi bahan utama camilan khas Bursa: kastanye manisan. Kastanye yang sudah dikupas dibungkus kain tipis, direbus pelan-pelan, lalu direndam dalam sirup manis. Teksturnya lembut, rasanya legit, dan jadi oleh-oleh paling dicari wisatawan. Cocok buat penutup hari setelah kulineran berat.

    Satu lagi yang cuma bisa ditemukan di Bursa: selai angelika. Selai ini terbuat dari batang tanaman angelica, yang masih saudara dengan peterseli dan adas, dan tumbuh liar di kaki Uludağ. Selain punya rasa yang khas, perpaduan segar dan herbal, selai ini juga dipercaya punya manfaat kesehatan. 

    Kuliner TurkiAda tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Masakan Turki adalah cerminan kekayaan budaya Anatolia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Tak hanya soal rasa, kuliner Turki juga menyimpan nilai-nilai tradisi, kesehatan, dan keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi. Setiap sajian menyimpan kisah, dari resep nenek yang diwariskan, hingga teknik memasak yang menjaga cita rasa aslinya tetap hidup hingga kini.

    Ada tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. Di dapur khas Turki, tak ada yang terbuang sia-sia, sisa sayuran jadi kaldu, kulit buah masuk adonan kue, dan nasi sisa diolah jadi sup. Buah dan sayuran musim panas dikeringkan atau dibekukan untuk musim dingin, mencerminkan semangat keberlanjutan dalam kuliner.

    Kesehatan juga menjadi prioritas. Masakan Turki banyak menggunakan minyak zaitun, hasil bumi organik, serta metode memasak seperti mengukus dan memanggang, yang menjaga kandungan nutrisi. Aneka meze dan masakan rumahan di lokanta (warung makan lokal) bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.

    Tak lengkap membicarakan kuliner Turki tanpa menyebutkan sarapannya. Meja sarapan Turki adalah pesta mini: keju, zaitun, selai, madu, krim, telur dalam berbagai bentuk, dan kue-kue tradisional, semuanya disajikan bersama teh hitam Turki yang tak pernah habis diisi ulang. Karena kekayaannya, budaya sarapan ini bahkan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Produk khas seperti pastırma (daging sapi yang dikeringkan dan dibumbui) serta sucuk (sosis pedas) biasa dinikmati saat sarapan. Aneka keju lokal juga mudah ditemukan dan cocok dipadukan dengan anggur Turki.

    Hidangan berbasis minyak zaitun adalah pilar penting kuliner Turki, cocok bagi vegetarian dan sering disajikan sebagai pembuka. Biasanya disantap dingin, hidangan ini sangat umum di meja makan bersama seafood dan rakı.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. Tiap wilayah punya andalan: teri dan ikan turbot dari Laut Hitam, bluefish dari Bosporus, udang Iskenderun dari selatan, hingga trout dan ikan air tawar dari danau pedalaman.

    Musim tangkap ikan diatur ketat demi kelestarian, dan masyarakat tahu persis kapan waktu terbaik menyantap jenis ikan tertentu. Ikan biasanya dimasak sederhana, dipanggang atau digoreng utuh agar rasa alaminya tetap dominan.

    Di masa lalu, pasar ikan Istanbul menjual tidak hanya ikan mentah, tetapi juga berbagai sajian siap santap. Tradisi ini terus hidup lewat penjual kaki lima yang menjajakan sandwich ikan dan kerang goreng isi, serta meze laut seperti lakerda (ikan asin), cumi goreng, dan salad gurita.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. – (Beritasatu/Ist)

    Kuliner Ikonik Turki

    Ringkasnya, ini kuliner yang ikonik dari Turki:

    Kebap: Daging domba, ayam, atau sapi yang dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti.Dolma & Sarma: Sayuran atau daun anggur isi nasi dan rempah.Yogurt & Ayran: Yogurt Turki menjadi dasar banyak hidangan dan minuman khas seperti ayran.Meze: Aneka hidangan pembuka seperti cacık (yogurt dengan mentimun), fava (kacang tumbuk), dan haydari (yogurt berbumbu).Pide & Simit: Roti pipih isi topping, dan simit, roti wijen bundar khas sarapan.Tarhana: Sup tradisional dari sayur dan rempah kering.Makanan Penutup Susu: Sütlaç (puding nasi), kazandibi, dan sakızlı muhallebi.Baklava & Lokum: Makanan manis berbahan kacang dan gula, khas untuk tamu dan hari raya.Teh & Kopi Turki: Dua budaya minum yang sangat kuat. Khusus kopi Turki, ada tradisi membaca nasib dari ampasnya!Şerbet & Sahlep: Minuman dingin dan hangat khas musim tertentu.Rakı: Minuman beralkohol rasa adas manis, biasanya disantap bersama meze.Kestane (Chestnut panggang): Camilan musim dingin yang bisa ditemui di banyak sudut kota seperti İstiklal dan Bahariye.Kumpir: Kentang panggang isi keju dan berbagai topping, sangat populer di kawasan Ortaköy.

    Pekan Kuliner Turki (21–27 Mei)

    Setiap tahun, Turki merayakan kekayaan kulinernya lewat Pekan Kuliner Turki. Acara ini berlangsung di seluruh dunia lewat kerja sama dengan perwakilan Turki dan komunitas internasional. Tahun 2024 menyoroti menu bergaya Aegea, yang memadukan warisan sejarah, budaya, dan kekayaan alam. Untuk info lebih lanjut, kunjungi: turkishcuisineweek.com

    Turki dalam Program Pariwisata Berkelanjutan

    Turki bukan hanya tentang pemandangan indah, sejarah megah, dan kuliner menggoda. Negara ini juga sedang melangkah mantap menuju masa depan yang lebih hijau lewat Program Pariwisata Berkelanjutan Turki, sebuah inisiatif ambisius yang menjadikannya negara pertama di dunia yang menandatangani perjanjian kerja sama di tingkat pemerintah dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

    Lewat program ini, Turki membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan sektor pariwisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab. Program ini memberi penghargaan bagi para pelaku industri yang benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan, sekaligus membangun kepercayaan di kalangan wisatawan global. Ini juga sejalan dengan komitmen Turki terhadap Perjanjian Iklim Paris dan memperkuat posisinya sebagai pelopor pariwisata ramah lingkungan di dunia.

    Program ini dirancang berdasarkan standar internasional, dan mendorong destinasi serta fasilitas wisata untuk terus berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan. Fasilitas akomodasi yang ingin berpartisipasi bisa mengikuti proses sertifikasi bertahap, yang diawasi oleh lembaga audit independen berskala internasional.

    Semua fasilitas yang telah lolos verifikasi atau sertifikasi dicantumkan secara terbuka di situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki serta di laman resmi GoTürkiye, portal pariwisata nasional. Logo GSTC juga tertera dalam dokumen fasilitas yang telah tersertifikasi, menandakan kepatuhan penuh terhadap standar global.

    Hingga 10 Maret 2025, sebanyak 1.614 fasilitas di Turki telah berhasil tersertifikasi melalui Program Pariwisata Berkelanjutan Nasional, semuanya memenuhi 100% kriteria GSTC. Targetnya, seluruh fasilitas akomodasi di Turki akan bertransisi penuh ke praktik berkelanjutan dan memenuhi standar internasional pada tahun 2030.

    Tak hanya itu, Turki juga:

    Menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah pantai Bendera Biru (penghargaan untuk pantai bersih dan aman).Antalya menjadi kota dengan jumlah pantai Bendera Biru terbanyak di dunia.Turki masuk dalam dua besar negara dengan item terbanyak dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dengan 30 elemen budaya yang diakui.

    Turki kini tak hanya menawarkan pengalaman wisata yang memikat, tapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian lingkungan dan budaya bisa berjalan seiring dengan industri pariwisata yang maju. Inisiatif ini mengajak semua pihak, yakni pengelola, wisatawan, hingga komunitas lokal untuk jadi bagian dari perjalanan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan.

    Antusiasme Wisatawan Indonesia ke Turki

    Seiring dengan berkembangnya pariwisata berkelanjutan di Türki, antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. 

    Tak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena kemudahan akses dan layanan maskapai nasional Turki, Turkish Airlines, yang dapat terbang 12 jam dari Jakarta ke Istanbul tanpa transit. 

    Jumlah wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke Türki mengalami lonjakan yang luar biasa setelah pandemi. Dari hanya sekitar 39 ribu penumpang pada tahun 2020, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 200 ribu penumpang pada tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan jadi sinyal kuat bahwa hubungan udara antara Jakarta dan Istanbul makin solid.

    antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. – (Beritasatu/Ist)

    Menariknya, peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Menurut Mahmut Yayla, Sales President of Turkish Airlines, yang ditemui Beritasatu di kantornya, Denpasar (Bali) juga mulai menunjukkan tren positif sejak dua frekuensi penerbangan dialihkan dari Jakarta ke sana. Bali, sebagai magnet wisata global, ternyata juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial.

    Apalagi, Denpasar kini tak hanya dilihat sebagai titik keberangkatan, tapi juga destinasi favorit wisatawan internasional, yang membuat posisi Indonesia makin menarik.

    Menarik dan makin mudah ke Turki ya? Jadi, kapan merasakan Ramadan di Turki?

  • Daftar Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia 2025, Ada Garuda Indonesia?

    Daftar Maskapai Penerbangan Terbaik Dunia 2025, Ada Garuda Indonesia?

    Jakarta: AirlineRatings.com baru saja merilis daftar maskapai penerbangan terbaik dunia untuk tahun 2025. 
     
    Penghargaan tahunan ini menjadi salah satu yang paling ditunggu oleh industri penerbangan dan para penumpang global, karena memberikan gambaran mengenai maskapai dengan layanan terbaik di dunia.
     
    Pada tahun ini, Korean Air berhasil meraih posisi puncak sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik 2025. 

    Maskapai asal Korea Selatan ini mendapatkan penghargaan berkat fokusnya pada kenyamanan penumpang, terutama di kelas ekonomi, dengan jarak antar kursi yang lebih luas dibandingkan pesaingnya. 
     

    Daftar maskapai penerbangan terbaik 2025
    AirlineRatings.com menilai maskapai berdasarkan kenyamanan, layanan, umpan balik penumpang, serta konsistensi produk di seluruh jaringan rute. 

    Berikut adalah daftar 10 besar maskapai layanan penuh terbaik tahun ini:

    Korean Air
    Qatar Airways
    Air New Zealand
    Cathay Pacific
    Singapore Airlines
    Emirates
    Japan Airlines
    Qantas
    Etihad Airways
    Turkish Airlines

    Selain kategori layanan penuh, tahun ini juga diperkenalkan kategori baru, yaitu Maskapai Hibrida Terbaik, yang mencakup maskapai dengan model layanan yang menggabungkan elemen full-service dan low-cost carrier. 
     

    Bagaimana dengan Garuda Indonesia? 
    Maskapai Garuda Indonesia, berhasil masuk dalam daftar 25 besar maskapai layanan penuh terbaik dunia, meskipun berada di urutan terakhir. 
     
    Meskipun demikian, masuknya Garuda Indonesia dalam daftar ini tetap menjadi pencapaian yang membanggakan, mengingat persaingan ketat di industri penerbangan global.

    Berikut adalah 25 maskapai penerbangan layanan penuh teratas untuk tahun 2025:

    Korean Air
    Qatar
    Air New Zealand
    Cathay Pacific
    Singapore Airlines
    Emirates
    Japan Airlines
    Qantas
    Etihad
    Turkish Airlines
    EVA Air
    Fiji Airways
    Virgin Atlantic
    ANA
    Aero Mexico
    Air Caraibes
    Thai Airways
    STARLUX Airlines
    Vietnam Airlines
    Maskapai penerbangan Sri Lanka
    Air France
    KLM
    Air Calin
    Air Mauritius
    Garuda Indonesia

    Berikut adalah 20 maskapai penerbangan hibrida teratas untuk tahun 2025:

    Jetblue
    Westjet
    Virgin Australia
    Delta Airlines
    United
    American Airlines
    Lufthansa
    Air Canada
    LOT Polish Airlines
    TAP Portugal
    Alaska Airlines
    SWISS
    Avianca
    Iberia
    British Airways
    Finnair
    Austrian Airlines
    Hawaiian
    ITA
    SAS  

    Berikut adalah 20 maskapai penerbangan bertarif rendah teratas untuk tahun 2025:

    AirAsia
    Jetstar
    AirBaltic
    HK Express
    Easyjet
    FlyDubai
    Ryanair
    Scoot
    Breeze
    Southwest
    Maskapai Penerbangan SKY
    FlyNas
    TUI
    Norwegian
    Indi GO
    Air Arabia
    Volaris
    Jet2
    Wizz
    Vueling

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kecelakaan Jeju Air, Korsel Perpanjang Inpeksi Boeing 737-800

    Kecelakaan Jeju Air, Korsel Perpanjang Inpeksi Boeing 737-800

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Transportasi Korea Selatan (Korsel) memperpanjang inspeksi selama seminggu terhadap seluruh 101 jet Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai negara tersebut. Hal ini terjadi setelah kecelakaan pesawat Jeju Air seri tersebut yang menewaskan 179 orang akhir pekan lalu.

    Dalam keterangan Jumat (3/1/2025), inspeksi tersebut seharusnya selesai pada hari Jumat tetapi diperpanjang hingga 10 Januari untuk pemeriksaan tambahan. Langkah ini diambil setelah pembuat mesin jet, General Electric (GE), bergabung dalam penyelidikan itu.

    Kementerian mengatakan akan memeriksa mesin, catatan perawatan, dan roda pendaratan pada seluruh 737-800, dan operasi maskapai penerbangan dapat ditangguhkan karena pelanggaran serius. Mesin pesawat diketahui diproduksi di bawah usaha patungan CFM International milik GE dengan Safran.

    “Inspeksi tersebut seharusnya selesai pada hari Jumat tetapi diperpanjang hingga 10 Januari untuk pemeriksaan tambahan, seperti apakah maskapai penerbangan menghabiskan cukup waktu untuk melakukan perawatan dan mengamankan suku cadang untuk perbaikan,” kata seorang pejabat kementerian kepada wartawan.

    Kementerian Transportasi juga mengadakan pertemuan darurat dengan para kepala eksekutif dari 11 maskapai penerbangan, untuk membahas langkah-langkah guna meningkatkan keselamatan penerbangan. Ini termasuk dua maskapai ternama Negeri Ginseng, Korean Air dan Asiana Airlines.

    “Penyelidik akan menganalisis data pada 107 ponsel yang ditemukan dari lokasi kecelakaan, termasuk pesan teks, untuk mendapatkan petunjuk tentang apa yang terjadi menjelang kecelakaan tersebut,” kata Yonhap News.

    Meskipun belum jelas apa yang menyebabkan bencana tersebut, kecelakaan Jeju Air menambah persoalan keselamatan Boeing. Padahal, Boeing telah diterpa sejumlah insiden yang melibatkan seri penerus 737, 737 MAX.

    Boeing 737-800 merupakan salah satu pesawat narrow body Boeing yang paling laris di pasaran dunia. Banyak maskapai besar seperti American Airlines, Ryanair, China Eastern, hingga Turkish Airlines merupakan pengguna pesawat yang bisa terbang dengan daya jelajah 5.700 km ini.

    Di Indonesia, seri pesawat ini digunakan oleh sejumlah maskapai penerbangan. Seperti Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, BBN Airlines, dan Batik Air.

    (sef/sef)

  • Erdogan Kecam Pengerahan Kapal Induk AS dan Blokade Israel di Gaza

    Erdogan Kecam Pengerahan Kapal Induk AS dan Blokade Israel di Gaza

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam aksi Amerika Serikat (AS) yang mengerahkan kapal induk untuk membantu Israel yang berperang melawan Hamas di wilayah Palestina. Erdogan juga mengkritik blokade Israel di Gaza.

    Seperti dilansir Aljazeera, Rabu (11/10/2023) Erdogan mengkritik blokade Israel di Gaza, dengan mengatakan bahwa pemutusan listrik dan air melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

    Erdogan juga mengecam Amerika Serikat untuk mengirim kapal induk ke wilayah tersebut karena dianggap bisa menyebabkan ‘pembantaian’.

    “Apa yang dilakukan kapal induk AS di Israel? Apa yang harus dilakukan? Mereka akan menghancurkan Gaza dengan menyerang daerah sekitarnya dan mulai melakukan pembantaian besar-besaran,” kata Erdogan.

    Sementara itu, Turkish Airlines menghentikan penerbangan ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    Turkish Airlines menghentikan penerbangannya ke Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut karena perkembangan terkini di negara tersebut, kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan yang di-posting di platform media sosial X.

    (rfs/rfs)