Perusahaan: Tokopedia

  • Mengenal Kemampuan Kamera 200MP di Redmi Note 14 Pro

    Mengenal Kemampuan Kamera 200MP di Redmi Note 14 Pro

    Jakarta

    Salah satu aspek yang dijagokan Xiaomi dari Redmi Note 14 Pro dan Redmi Note 14 Pro+ adalah kamera utamanya yang punya resolusi 200MP.

    Xiaomi menyebut kamera ini sebagai 200MP pro-grade AI camera. Salah satu fitur dari kamera ini adalah End-to-End AI Remosaic, yang bisa mempercepat pemrosesan gambar beresolusi tinggi.

    Caranya adalah dengan melakukan pemrosesan foto secara paralel, bukan sequential atau berurutan. Selain itu, Xiaomi juga menjanjikan kamera ini punya hasil gambar mumpuni, baik itu saat kondisi terang maupun kurang cahaya, berkat bukaan diafragma yang besar.

    Keunggulan Kamera 200MP

    Kamera utamanya ini juga dilengkapi fitur optical image stabilization (OIS) untuk mengurangi getaran saat memotret dan merekam video, agar hasilnya tidak blur. Sensor dengan ukuran 1/1,4 inch ini juga dilengkapi 16 in 1 pixel binning untuk meningkatkan hasil fotonya saat keadaan kurang cahaya.

    Dengan kemampuan 2x dan 4x in-sensor zoom serta hingga 30x digital zoom, hasil foto tetap tajam di berbagai tingkat pembesaran. Kamera depan 20MP juga menghadirkan fitur 0.8x zoom, memberikan hasil selfie grup yang lebih luas dan sempurna.

    Tentunya fitur AI yang ada di Redmi Note 14 lain juga dihadirkan di varian Pro dan Pro+ ini. Seperti AI Beautify untuk potret alami, AI Erase untuk menghapus objek yang mengganggu, dan AI Sky untuk mempercantik latar belakang foto. Sedangkan untuk model Pro juga dilengkapi dengan lebih banyak fitur AI mulai dari AI Film, versi Pro dari AI Erase dan AI Image Expansion.

    Ke depannya, berbagai fitur AI inovatif lainnya akan segera dihadirkan untuk Redmi Note 14 Series. Bukan hanya untuk mendukung proses kreasi, namun juga mendukung produktivitas dinamis dari pengguna.

    “Selama 10 tahun terakhir, Redmi Note Series sudah terjual lebih dari 420 juta unit secara global. Sejak pertama kali diluncurkan di Indonesia, Redmi Note Series selalu berhasil menarik perhatian pengguna melalui berbagai fitur, performa, desain, hingga value yang dimiliki. Tahun lalu, Redmi Note Series di Indonesia meraih pencapaian luar biasa dengan peningkatan penjualan lebih dari 20% dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Wentao Zhao, Country Director Xiaomi Indonesia, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    “Kini, Redmi Note 14 Series terbaru juga siap mengukir pencapaian yang lebih baik dengan berbagai fitur inovatif yang dimilikinya. Sambutan positif konsumen yang terus bertambah untuk Redmi Note Series ini menggambarkan dukungan yang luar biasa bagi Xiaomi Indonesia,” tambahnya.

    Harga dan ketersediaan

    Redmi Note 14 Pro tersedia dalam tiga pilihan warna yaitu Midnight Black, Lavender Purple, dan Coral Green. Sementara itu, Redmi Note 14 Pro+ ditawarkan dalam pilihan warna Lavender Purple, Frost Blue, dan Midnight Black.

    Keduanya menjalankan sistem operasi Android 14 berbalut HyperOS. Berikut harga Redmi Note 14 Pro dan Redmi Note 14 Pro+ di Indonesia:

    Redmi Note 14 Pro 8/256GB: Rp 4.399.000Redmi Note 14 Pro 12/512GB: Rp 4.999.000Redmi Note 14 Pro+ 8/256GB: Rp 5.499.000Redmi Note 14 Pro+ 12/512GB: Rp 5.999.000

    Redmi Note 14 Pro dan Redmi Note 14 Pro+ sudah dapat dipesan mulai 25 Januari 2025 lewat channel penjualan online Xiaomi di Mi.com, Tokopedia, Shop Tokopedia, Akulaku, Blibli, Lazada, dan Shopee, serta secara offline di Xiaomi Store, Blibli Store, Erafone, dan Digiplus.

    (asj/fay)

  • Tik Star Media Indonesia Raih Penghargaan “Affiliate Partner of The Year” Tokopedia Summit 2024/2025 – Halaman all

    Tik Star Media Indonesia Raih Penghargaan “Affiliate Partner of The Year” Tokopedia Summit 2024/2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tik Star Media Indonesia sukses meraih penghargaan bergengsi sebagai “Affiliate Partner of The Year” dalam ajang ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2024/2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas peran Tik Star Media Indonesia dalam menjembatani brand dan kreator melalui sistem afiliasi, yang telah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekosistem e-commerce di Indonesia.

    Sebagai salah satu agency afiliasi terkemuka di tanah air sejak 2021, Tik Star Media Indonesia telah membantu ribuan UMKM dan brand meningkatkan visibilitas serta penjualan melalui strategi pemasaran berbasis konten digital, live streaming, dan influencer marketing. Keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi erat dengan TikTok Shop dan Tokopedia, yang kini mencatat pertumbuhan nilai transaksi hingga 30 kali lipat dan peningkatan pendapatan UMKM hingga 95 persen.

    Dalam acara yang digelar di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Tomy Li, selaku CEO Tik Star Media Indonesia dan iBooming, menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya untuk terus mengembangkan ekosistem digital marketing yang semakin kuat dan inklusif.

    “Penghargaan ini adalah bukti bahwa sistem afiliasi memiliki dampak besar bagi UMKM dan kreator di Indonesia. Saya berharap kita semua dapat terus membangun ekosistem digital yang lebih maju, memberdayakan lebih banyak kreator, serta memberikan solusi pemasaran yang efektif bagi brand dan UMKM,” ujar Tomy Li

    Sebagai bagian dari iBooming, platform digital showcase terbesar di Asia Tenggara, Tik Star Media Indonesia semakin memperkuat posisinya dalam industri affiliate marketing dan influencer marketing. Dengan lebih dari 1 juta kreator di 5 negara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina), iBooming dan Tik Star Media Indonesia kini bekerja bersama untuk menghadirkan peluang ekonomi digital yang lebih luas bagi kreator, afiliator, dan UMKM.

    Penghargaan ini semakin menegaskan komitmen Tik Star Media Indonesia untuk terus berinovasi dalam strategi pemasaran digital dan memperkuat kolaborasi dengan TikTok Shop serta Tokopedia. Dengan langkah ini, diharapkan semakin banyak UMKM dan individu yang dapat meraih kesuksesan dalam ekonomi digital yang berkembang pesat.

     

  • Investor Soroti Dominasi Pasar dan Harga Layanan ke Konsumen

    Investor Soroti Dominasi Pasar dan Harga Layanan ke Konsumen

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemodal Ventura menyoroti harga layanan yang diterima konsumen jika merger antara layanan ride hailing Grab dan Gojek terealisasi. 

    Managing Director OCBC Ventura Darryl Ratulangi menilai bahwa merger ini bisa berdampak langsung terhadap pilihan yang diambil konsumen. 

    Darryl menyebut penggabungan bisnis kedua raksasa transportasi online ini berpotensi mengurangi pilihan yang diambil oleh konsumen. Salah satunya terkait dengan tarif perjalanan.

    “Saya melihat dari sisi konsumen, kalau lebih banyak opsi secara harga biasanya lebih kompetitif,” kata Darryl saat ditemui di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

    Lebih lanjut, Darryl menyebut Jika dua entitas ini bergabung, keduanya berpotensi semakin kuat dalam mendominasi pasar.

    Apalagi, saat ini posisi Grab sedang mendominasi pasar Asia Tenggara, sementara GOTO masih memiliki basis kuat di Indonesia. 

    “Jika mereka mendominasi pasar, seharusnya valuasi mereka naik dan semakin bagus,” ujarnya.

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) buka suara terkait kabar merger dengan Grab Holdings Ltd. GOTO memberikan klarifikasi jika tidak ada kesepakatan untuk melakukan merger.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

  • Program SandBox Kemenkes 15 Aplikasi Kesehatan Dapat Status ‘Dibina’ dan ‘Diawasi’ – Halaman all

    Program SandBox Kemenkes 15 Aplikasi Kesehatan Dapat Status ‘Dibina’ dan ‘Diawasi’ – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mendorong agar inovasi digital kesehatan (IDK) seperti aplikasi telemedicine benar-benar menjalankan tanggung jawabnya kepada pengguna.

    Selain inovatif, aplikasi kesehatan diharapkan aman dan memiliki tata kelola yang baik serta berkelanjutan.

    Hal inilah yang menjadi alasan Kemenkes menggelar program Sandbox (Ruang Uji Terbatas) Kementerian Kesehatan – Regulatory Sandbox yang didukung oleh Kedutaan Inggris Jakarta.

    “Program ini dapat menjadi ruang pembelajaran bagi pemerintah sebagai regulator untuk merumuskan kebijakan yang lebih adaptif terhadap perkembangan layanan kesehatan digital di Indonesia,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji dalam pengumuman hasil Regulatory Sandbox 2024 di JS Luwansa Hotel, Jakarta Selatan, Selasa (4/2/2025).

    Hasil dari program ini diharapankan dapat dijadikan referensi bagi masyarakat pengguna dalam memilih layanan kesehatan yang lebih inklusif, efisien, dan mudah diakses luas.

    Sejak pendaftaran dibuka pada Juli 2024, sebanyak 48 IDK mendaftar, ada 15 peserta lolos verifikasi dan menjalani serangkaian uji coba, termasuk pendalaman model bisnis, uji skenario, dan live testing.

    Evaluasi dilakukan berdasarkan lima aspek, yaitu inovasi dan manfaat, bisnis, inklusivitas, risiko, dan uji spesifik klaster sesuai jenis layanan.

    Sebanyak 11 peserta mendapatkan status “Dibina”, yaitu D2D (Doctor to Doctor), Zafyre Clinical Education Redefined, AppsKep Indonesia, Medimedi XR, Good Doctor, Tokopedia Farma, Goapotik, EMOS, Nexmedis, MammoReady, RxReady, dan REY.

    Status ini menandakan inovasi mereka telah memenuhi kriteria pengujian dan tetap akan mendapatkan pendampingan untuk peningkatan lebih lanjut.

    Namun, bagi yang mendapat status “Dibina dengan Rekomendasi Bersyarat”, mereka wajib melakukan perbaikan dalam waktu tiga bulan agar tetap dapat menggunakan logo Kemenkes RI.

    Tiga peserta mendapatkan status “Diawasi”, yakni Neurabot, DoctorTool, dan DianeshaCare. Mereka wajib melakukan perbaikan aspek layanan dan tata kelola dalam enam bulan. Jika tidak dipenuhi, status “Diawasi” dapat dicabut.

    Selain itu, Livewell dari klaster Wellness Wearables/Devices mendapatkan status “Tercatat” karena tidak melanjutkan proses pengujian.

    Kemenkes RI akan terus melakukan pendampingan bagi para inovator melalui sesi pembinaan dan mentoring bersama para ahli untuk memastikan inovasi digital kesehatan di Indonesia berkembang dengan standar terbaik.

    Selain itu, rekomendasi kebijakan dari Regulatory Sandbox 2024 akan dirumuskan sebagai masukan dalam penyusunan regulasi yang lebih adaptif dan dijadwalkan akan dipublikasikan pada pertengahan 2025.

    Laporan Reporter: Rina Ayu Pancarini

     

  • Patrick Sugito Walujo, B.Sc. – Halaman all

    Patrick Sugito Walujo, B.Sc. – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Patrick Sugito Walujo, B.Sc. merupakan sosok yang saat ini menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk.

    Pria yang akrab disapa Patrick Walujo itu, telah menjabat sebagai CEO PT GoTo Gojek Tokopedia sejak 30 Juni 2023.

    Ia menggantikan posisi Andre Soelistyo, yang kini juga sudah hengkang dari GoTo setelah perusahaan itu diakuisisi Bytedance. 

    Sebelumnya, Patrick pernah mengemban tugas sebagai Komisaris GoTo bersama Andre, Nadiem Makarim, dan pendiri lainnya.

    Berikut profil Patrick Walujo.

    Kehidupan Pribadi

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Patrick Walujo lahir pada 1 Januari 1975.

    Saat ini, ia telah berusia 50 tahun.

    Pendidikan

    Patrick Walujo diketahui pernah mengenyam pendidikan di SMA Kolese Kanisius pada 1993.

    Usai lulus SMA, ia melanjutkan studi S1 di Cornell University, salah satu universitas Ivy League terbaik di Amerika Serikat dan dunia.

    Patrick mengambil jurusan Operation Research & Industrial Engineering dan berhasil mendapat gelar sarjana sains (B.Sc) pada 1997.

    Karier

    Perjalanan karier Patrick Walujo dimulai saat ia bekerja menjadi salah satu analis di Goldman Sachs & Co tahun 1997.

    Kinerjanya yang menonjol membuatnya ditunjuk untuk menjadi analis Goldman Sachs & Co. di London dan New York, hingga menyabet penghargaan “Young Entrepreneur of the Year” pada 1999.  

    Hingga pada 2000, ia mengubah jalur kariernya dengan menjadi Senior Vice President di Pacific Century Ventures di Tokyo selama tiga tahun sampai 2003.  

    Di sela-sela kesibukannya di Tokyo, ia juga membangun perusahaan sendiri, yakni Northstar Group, dan saat ini tercatat masih menjadi Co-Founder dan Managing Partner. 

    Northstar Group menjadi jalan masuk Patrick ke GoTo.

    Sejak didirikan pada 2003, Grup Northstar telah berinvestasi di lebih dari 50 perusahaan di sektor jasa keuangan, konsumen/ritel, manufaktur, teknologi, telekomunikasi, dan agribisnis, termasuk berinvestasi di Gojek pada 2015.

    Sebelum menjadi CEO di GoTo, Patrick sempat menjabat sebagai komisaris GOTO bersama dengan Andre Soelistyo, Nadiem Makarim, dan pendiri lainnya. 

    Ia turut berperan dalam mengembangkan Gojek dari awal beroperasi di garasi rumah hingga melakukan merger dengan Tokopedia dan kemudian mengawal GOTO mencatatkan diri di bursa dan melakukan IPO.

    (Tribunnews.com/David Adi)

  • GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    GoTo Sebut Kabar Merger dengan Grab Hanya Spekulasi

    Jakarta, Beritasatu.com – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) membantah berita merger dengan Grab Holdings Ltd (Grab) seperti yang ramai diberitakan. Ditegaskan pihak GoTo, hingga saat ini pihaknya tidak melakukan transaksi merger dengan pihak mana pun, termasuk Grab.

    Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Grab Holdings Ltd sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. 

    Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian. Salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak mana pun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” tulis Corporate Secretary R A Koesoemohadiani GoTo dalam keterangan resmi, Rabu (5/2/2025). 

    Pihak GoTo menyampaikan, berita yang beredar di media massa sejauh ini tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha perseroan.

  • Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Reaksi GOTO Soal Kabar Merger Grab, Cuma Omon-Omon?

    Bisnis.com, JAKARTA – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memberikan reaksi terkait dengan kabar sinergi berupa merger hingga akuisisi dengan Grab Holdings Ltd. yang beredar di publik.

    Corporate Secretary GOTO RA Koeseomohadiani menjelaskan tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ucap Koesoemohadiani, Selasa (4/2/2025).

    Dia juga menjelaskan berita yang beredar tersebut tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha GOTO.

    Faktanya, kabar tersebut terhitung sudah tiga kali beredar ke publik tanpa adanya kelanjutan yang jelas.

    Kabar burung penggabungan dua entitas itu pertama kali muncul sebelum pandemi, tepatnya pada Februari 2020 dan jauh sebelum GOTO melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

    Kala itu, pembahasan merger Grab dan Gojek—sebelum penggabungan dengan Tokopedia—baru pada tahap awal. Menurut sumber Bloomberg, kedua entitas itu bahkan masih jauh dari tahap penilaian bisnis. 

    Kali kedua wacana penggabungan GOTO dan Grab muncul pada tahun lalu atau sebelum perhelatan Pilpres 2024.

    Laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), menyebutkan bahwa merger GOTO dan Grab juga masih berada dalam tahap diskusi awal. Namun, salah satu opsi potensial yang muncul dalam pembicaraan itu adalah Grab yang berbasis di Singapura, akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. 

    Terbaru, melansir Bloomberg, kedua perusahaan dikabarkan tengah menargetkan untuk menyelesaikan diskusi merger tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menuturkan kesepakatan merger harus terjadi pada 2025 atau tidak sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” tulis Bloomberg, Selasa (4/2/2025).

    Kabar tersebut bahkan berkembang menjadi opsi akuisisi yang sedang dipertimbangkan Grab terhadap GOTO dengan valuasi lebih dari US$7 miliar atau sekitar Rp115,8 triliun (kurs Jisdor BI 3 Februari 2025 Rp16.543 per dolar AS).

    Melansir Bloomberg, Grab tengah mempertimbangkan akuisisi terhadap rivalnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$7 miliar. Narasumber Bloomberg menyebut salah satu skenario yang tengah dibahas adalah pembelian seluruh saham GOTO senilai Rp100 per saham.

    Nilai tersebut mencerminkan harga yang premium atau lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini pada level Rp88 per saham.

  • Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Beredar Kabar Merger dengan Grab, GOTO Buka Suara

    Jakarta

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menanggapi kabar soal merger dengan Grab. Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani membantah kabar aksi korporasi tersebut.

    Koesoemohadiani mengatakan tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger seperti kabar yang beredar. Kabar tersebut merupakan kabar yang berembus dalam beberapa tahun terakhir dan hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa. Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita- berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tulis Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2/2025).

    Koesoemohadiani menegaskan berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan perseroan. “Berita yang beredar di media massa tidak berdampak merugikan terhadap kegiatan operasional dan kelangsungan usaha Perseroan,” terang dia.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan perusahaan transportasi dan pengiriman makanan daring Asia Tenggara, Grab dikabarkan tengah membahas lanjutan terkait rencana merger dengan kompetitornya asal Indonesia, GoTo. Disebutkan aksi korporasi tersebut sebagai langkah untuk mengatasi kerugian perusahaan yang terjadi selama bertahun-tahun.

    Pembahasan terkait merger kedua perusahaan tersebut terakhir kali diadakan pada 2024, dilanjutkan pada Desember. Para investor berharap adanya kesepakatan pada 2025. Sumber Reuters menyebut kesepakatan mungkin tidak akan terjadi dengan negosiasi yang serupa seperti tahun-tahun sebelumnya yang berujung gagal. Identitas sumber disembunyikan karena pembicaraan tersebut bersifat tertutup.

    (hns/hns)

  • Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    Saham GOTO Cetak Rekor usai Adanya Isu Merger Grab

    PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) buka suara usai diberitakan akan melakukan merger dengan Grab Holdings Ltd pada tahun ini. Corporate Secretary GOTO, RA Koesoemohadiani membantah kabar transaksi merger tersebut melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/2).

    Ia menjelaskan, perseroan mengetahui adanya spekulasi di media dan rumor mengenai adanya rencana transaksi merger antara GOTO dengan Grab di beberapa media. Dengan pemberitaan ini, GOTO memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun.

    “Tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa,” ujar Koesoemohadiani.

    GOTO juga kabar merger yang santer terdengar dari beberapa tahun terakhir  hanya berdasarkan spekulasi.

    “Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” tegasnya.

    Saham GOTO cetak rekor

    Saham GOTO mengalami lonjakan 7,41% menjadi Rp87 pada Selasa pukul 16.43 WIB. Transaksi saham GOTO tercatat sebanyak 11,6 miliar lembar dengan total nilai transaksi mencapai Rp997 miliar dan frekuensi transaksi sebanyak 36.200 kali.

    Sementara itu, saham GRAB yang terdaftar di Nasdaq juga tercatat menguat sebesar 6,83% menjadi 4,85 dolar AS pada sesi pre-market pada 4 Februari pukul 04.51 GMT+5, setelah mengalami penurunan 0,87% pada penutupan perdagangan sebelumnya.

    Catatan harga saham GOTO hari ini mencatatkan level tertinggi dan memecahkan rekor dalam setahun terakhir, sejak Februari 2024.

    Adapun sentimen penguatan karena adanya pemberitaan soal transaksi merger. Mengacu pada pembicaraan mengenai merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd terdengar kembali mengemuka dan makin intensif dalam beberapa waktu terakhir. Proses merger dua perusahaan layanan transportasi itu dikabarkan rampung pada tahun ini.

    Menurut laporan Bloomberg, kedua perusahaan sedang berusaha untuk menyelesaikan diskusi merger tersebut tahun ini. Seorang eksekutif yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa kesepakatan merger harus tercapai pada 2025, atau tidak terjadi sama sekali.

    “Seorang eksekutif dari Provident Capital Partners, salah satu investor GOTO, memimpin pembicaraan,” dikutip dari laporan Bloomberg, Selasa (4/2).

    Kabar merger GOTO dan Grab sudah terdengar sejak Februari 2024. Hal ini juga direspons Bursa Efek Indonesia (BEI). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dirinya melakukan konfirmasi langsung terkait kabar tersebut kepada manajemen GOTO.

    Grup GOTO berdiskusi dengan Grab Holdings yang bermarkas di Singapura perihal niat merger dari tahun lalu. Ini bukan yang pertama kali. Pada 2020, rumor serupa juga mengudara.

    Laporan Bloomberg menyatakan, Grup GOTO dan Grab kini tengah menjalani fase diskusi awal ihwal opsi itu. Beberapa skenario yang mungkin dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain investasi berbentuk dana segar, saham, atau keduanya.

    Grab Indonesia pun buka suara mengenai kabar merger Grab-GOTO yang disebut semakin intens.

    “Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” kata Narasumber Grab kepada Fortune Indonesia, Selasa (4/2).

  • Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Akhiri Persaingan, Grab Dikabarkan Pertimbangkan Akuisisi GoTo

    Jakarta, Beritasatu.com – Grab Holdings Ltd dilaporkan sedang mempertimbangkan akuisisi pesaingnya, GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mengakhiri persaingan sengit di pasar Asia Tenggara dan mempercepat upaya menuju profitabilitas setelah bertahun-tahun mengalami kerugian.

    Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, dikutip dari Bloomberg, Selasa (4/2/2025), salah satu skenario yang dibahas adalah akuisisi dengan skema pembelian saham secara penuh (all-stock purchase).

    Dalam skema ini, saham GoTo akan dihargai lebih dari Rp 100 per lembar, lebih tinggi sekitar 13,6% dari harga sahamnya saat ini di level Rp 88/saham.

    Dari ulasan Stockbit Sekuritas, pemberitaan Bloomberg tersebut muncul setelah DealStreetAsia melaporkan bahwa GoTo Gojek Tokopedia dan Grab Holdings tengah mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan dapat tercapai pada 2025.

    Stockbit Sekuritas menyampaikan, kedua perusahaan ride hailing tersebut telah mengadakan pembicaraan merger sejak beberapa tahun lalu, yang ditujukan untuk mengurangi biaya dan tekanan persaingan. Namun, rencana merger tersebut menghadapi sejumlah tantangan, antara lain ketidaksepakatan antara para pihak dan potensi hambatan dari regulasi antimonopoli.

    “Narasumber Bloomberg pun mengatakan pembicaraan merger saat ini mungkin tidak akan menghasilkan transaksi apa pun,” tulis ulasan Stockbit.