Perusahaan: Tokopedia

  • Rugi Bandar! Ini Alasan Kenapa Merger GOTO-Grab Bikin Waswas

    Rugi Bandar! Ini Alasan Kenapa Merger GOTO-Grab Bikin Waswas

    Jakarta

    Kabar Merger PT GoTo Gojek-Tokopedia Tbk (GOTO) dan perusahaan asal Malaysia Grab kembali menguat. Teranyar, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut menaruh minat berinvestasi pada entitas gabungan GOTO-Grab.

    Head of Center of Digital Economy and SMEs at Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al-Farras menyebut, investasi Danantara di entitas gabungan GOTO-Grab tidak memberikan dampak terhadap perekonomian negara. Sebaliknya, Danantara sebagai representasi pemerintah justru berpotensi menurunkan minat investasi.

    “Kehadiran negara pada kasus merger ini seharusnya bukan dengan menginvestasikan uang publik melalui Danantara. Sebab, investasi uang publik yang terbatas pada perusahaan swasta seperti Goto-Grab tidak memberikan nilai tambah signifikan terhadap perekonomian nasional,” ujar Izzudin kepada detikcom, Minggu (8/6/2025).

    Ia menjelaskan, merger GOTO-Grab sedikitnya akan merugikan tiga pihak. Pertama, kata Izzudin, merugikan konsumen lantaran merger keduanya akan meningkatkan pangsa pasar atau market share perusahaan, sehingga memiliki kekuatan pasar atau market power yang sangat signifikan pada industri ride hailing.

    “Implikasinya, konsumen memiliki daya tawar yang lemah terhadap penetapan harga yang berlaku dan memiliki opsi angkutan online yang lebih terbatas dibandingkan sebelumnya. Dampak lanjutannya ialah harga angkutan online akan semakin mahal,” ungkapnya.

    Kedua, pengemudi ojek online (ojol) juga akan terdampak. Pasalnya, merger kedua raksasa jasa transportasi digital ini diramal akan menekan pendapatan ojol imbas naiknya biaya komisi aplikator karena pengemudi sebagai pekerja informal tidak memiliki daya tawar yang cukup terhadap perusahaan.

    “Pengemudi angkutan online hanya memiliki alternatif yang sangat terbatas untuk berpindah aplikasi untuk menambah pendapatannya, terlebih di tengah semakin turunnya penciptaan lapangan pekerjaan sektor formal,” terangnya.

    Ketiga, Izzudin menyebut merger Grab-Goto akan menambah jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di kedua perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena merger memungkinkan adanya integrasi operasional perusahaan.

    “Pada posisi-posisi pekerjaan yang sama dan/atau saling beririsan pada kedua perusahaan tersebut membuat adanya potensi PHK,” ucapnya.

    Akhirnya, Izzudin menyebut merger Goto-Grab hanya menguntungkan segelintir investor dan merugikan banyak pihak seperti konsumen, pengemudi angkutan online, dan para pekerja. Menurutnya, kehadiran negara mesti mencegah merger keduanya.

    Mengutip laporan Bloomberg, Danantara dikabarkan sedang menjajaki peluang investasi seiring menguatnya isu merger GOTO-Grab. Danantara sendiri disebut berada dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi minoritas entitas gabungan.

    Adapun sebelumnya, Reuters menyebut Grab telah menargetkan kesepakatan merger tercapai pada kuartal II 2025, dengan valuasi GOTO hingga US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.

    Hingga berita ini dimuat, detikcom belum mendapat respons resmi dari Danantara dan GOTO. Sementara Grab Indonesia, menolak memberikan tanggapan terkait kabar tersebut. “Kami tidak berkomentar tentang hal ini,” ujar Manajemen Grab Indonesia kepada detikcom, Sabtu (7/6/2025).

    (eds/eds)

  • Kekacauan Iklim Usaha Bayangi Rumor Investasi Danantara di Grab-GOTO

    Kekacauan Iklim Usaha Bayangi Rumor Investasi Danantara di Grab-GOTO

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan menaruh minat investasi saham minoritas PT Goto Gojek-Tokopedia Tbk (GOTO) usai mencapai kesepakatan merger dengan perusahaan asal Malaysia, Grab. Investasi ini disebut untuk menekan kekhawatiran pemerintah akan terjadinya monopoli usaha yang timbul dari aksi merger kedua perusahaan jasa transportasi tersebut.

    Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies Nailul Huda menilai, investasi Danantara dalam GOTO-Grab justru akan semakin merusak persaingan usaha jasa transportasi digital. Menurutnya, investasi Danantara justru membuka ruang intervensi pemerintah.

    “Rencana merger GoTo-Grab saja sudah mengkhawatirkan persaingan usaha, apalagi Danantara masuk sebagai ‘operator’. Keputusan lembaga negara dalam memutuskan persaingan usaha, akan rentan intervensi oleh negara, dalam hal ini Danantara. Sebagai regulator dan sebagian minoritas ‘operator’ tentu akan mengikis persaingan usaha,” ucap Huda kepada detikcom, Minggu (8/6/2025).

    Dalam kondisi tersebut, terang Huda, kompetitor eksisting dan yang hendak masuk dalam ekosistem usaha di Indonesia akan berpikir dua kali, lantaran dianggap melawan pemerintah. Ia pun mempertanyakan keterlibatan Danantara kaitannya dengan aturan Komisi Pengawasan Pelaku Usaha (KPPU).

    “Saya juga mempertanyakan pertimbangan Danantara kenapa masuk ke GoTo ketika merger dengan Grab. Apakah ini langkah untuk keluar dari potensi jeratan KPPU?” imbuhnya.

    Mengutip laporan Bloomberg, Danantara dikabarkan sedang menjajaki peluang investasi seiring menguatnya isu merger GOTO-Grab. Danantara sendiri disebut berada dalam tahap awal pembicaraan untuk mengakuisisi minoritas entitas gabungan.

    Adapun sebelumnya, Reuters menyebut Grab telah menargetkan kesepakatan merger tercapai pada kuartal II 2025, dengan valuasi GOTO hingga US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.

    Hingga berita ini dimuat, detikcom belum mendapat respons resmi dari Danantara dan GOTO. Sementara Grab Indonesia, menolak memberikan tanggapan terkait kabar tersebut. “Kami tidak berkomentar tentang hal ini,” ujar Manajemen Grab Indonesia kepada detikcom, Sabtu (7/6).

    (eds/eds)

  • Pakai AstraPay, Gaya Hidup Go Green Makin Kekinian

    Pakai AstraPay, Gaya Hidup Go Green Makin Kekinian

    Jakarta, Beritasatu.com – Usia Bumi diperkirakan sudah 4,54 miliar tahun. Tak sadar kan bumi sudah setua itu? Layaknya manusia, semakin bertambahnya usia, ada saja penyakit yang diderita bumi. Mulai dari masalah banyak sampah, polusi udara, pencemaran lingkungan, penggundulan hutan, sampai pemanasan global.

    Dikutip dari laman International Finance Corporation, ada lebih dari 2 miliar ton limbah padat kota di dunia setiap tahunnya. Pada 2050, jumlahnya diprediksi meningkat 70%. Sebagian besar peningkatan ini katanya datang dari negara-negara berkembang. Berarti Indonesia juga, dong!

    Sebagaimana diketahui, tumpukan sampah ini menyumbang terjadinya pencemaran udara. Sampah yang dimusnahkan dengan cara dibakar dapat mengakibatkan kepulan asap yang bisa menyebabkan penyakit, seperti iritasi tenggorokan, batuk, sampai sesak napas. Asap dari pembakaran sampah juga mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis. Akibatnya radiasi sinar ultraviolet (UV) menjadi semakin meningkat.

    Sampah juga menjadi salah satu penyebab banjir di perkotaan. Sampah yang menutupi gorong-gorong dan sungai, menyumbat aliran air. Ketika curah hujan sedang tinggi, tumpukan sampah ini menutupi jalannya air hingga terjadi luapan di area tersebut.

    Oleh karena itu, sudah saatnya bumi mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Gerakan untuk mencintai lingkungan atau go green, seyogianya semakin digencarkan oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta, hingga masyarakat.

    Ramah Lingkungan yang Enggak Bikin Ribet

    Saat ini, berlaku ramah kepada lingkungan atau bumi sudah semakin mudah alias enggak ribet. Sadarkah kamu saat menggunakan layanan digital, seperti e-commerce atau dompet digital, kamu sudah ikut mengurangi sampah dan polusi udara.

    Dengan berbelanja di e-commerce berarti kamu tidak perlu lagi menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum untuk pergi ke pusat perbelanjaan, seperti supermarket, mal, atau pasar. Dengan tidak bepergian keluar, kamu telah mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan.

    Begitu juga dengan melakukan transaksi lewat dompet digital. Kamu tak perlu lagi cetak struk belanja yang biasanya akan berakhir di tong sampah. Hal ini bisa mengurangi produksi kertas dan penggundulan hutan, loh!

    Semudah itu bukan ramah terhadap lingkungan? Tindakan terpuji ini bisa dilakukan dengan menggunakan layanan yang lengkap dari AstraPay.

    Dengan AstraPay kamu bisa belanja di e-commerce tanpa repot. Sebab, AstraPay sudah mendukung pembayaran di Shopee, BliBli, dan Tokopedia. Selain itu AstraPay juga mendukung transaksi menggunakan QRIS.

    Dengan hanya beberapa ketukan di layar ponsel, pengguna dapat membayar tiket MRT atau Transjakarta cukup dengan memindai kode QR. Tak perlu lagi mengantre tiket atau kewalahan mencari uang tunai.

    Kamu juga bisa isi pulsa, membeli paket data, hingga membayar tagihan listrik, air, dan internet. Semuanya bisa kamu lakukan sambil rebahan di rumah tanpa gonta-ganti ke aplikasi lain.

    Layanan lainnya yang bisa kamu akses adalah pembelian kendaraan, pembayaran cicilan, hingga servis otomotif, semuanya tersedia lengkap di AstraPay.

    Hal yang menarik dari AstraPay adalah adanya cashback berupa AstraPoints atau diskon bagi setiap transaksi. Keuntungan ini bisa dirasakan baik oleh pengguna baru atau pengguna lama. Niat ramah terhadap lingkungan jadi meningkat, kan?

    Buat kamu yang masih ragu soal keamanan menggunakan layanan digital, kini saatnya buang keraguan tersebut. AstraPay mengandalkan teknologi enkripsi terkini untuk menjaga data dan transaksi penggunanya, sehingga meminimalisir risiko kejahatan digital.

    Antarmuka AstraPay juga ramah pengguna, sehingga memastikan siapa pun, termasuk mereka yang baru beralih ke dompet digital dapat menggunakannya dengan mudah dan nyaman.

  • Minimalisir Dominasi Asing, Danantara Berpeluang Investasi di GoTo dan Grab?

    Minimalisir Dominasi Asing, Danantara Berpeluang Investasi di GoTo dan Grab?

    Bisnis.com, JAKARTA – Danantara Indonesia dikabarkan melakukan pembicaraan awal dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) untuk membeli saham minoritas di entitas gabungan yang melibatkan Grab Holdings Ltd. (Grab), seiring rencana merger kedua perusahaan teknologi tersebut.

    Melansir Reuters, Danantara ingin memiliki saham minoritas di perusahaan yang rencananya akan melakukan merger tersebut. 

    Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk meredam kekhawatiran pemerintah terkait potensi dominasi asing di sektor teknologi nasional, menyusul rencana akuisisi GoTo oleh Grab yang berbasis di Singapura.

    Di sisi lain, mengutip Bloomberg, pembicaraan Grab dan GoTo sudah memiliki kemajuan dalam kesepakatan struktur penggabungan. Namun, kecepatan pembicaraan melambat karena kekhawatiran akan tuntutan regulasi yang mungkin muncul. 

    Saat dikonfirmasi, Chief Investment Officer Danantara Pandu Sjahrir tidak banyak memberikan komentar. “No comment,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (6/6/2025). 

    Menurut sumber Reuters bulan lalu, Grab menargetkan kesepakatan bisa tercapai pada kuartal kedua dan dapat menilai GoTo sekitar US$7 miliar..

    Sebelumnya, Grab sedang berupaya mencapai kesepakatan untuk mengambil alih GOTO pada kuartal II/2025. Hal ini dikatakan oleh dua sumber yang mengetahui hal tersebut.

    Sementara itu, beberapa laporan lain bahkan menyatakan Grab tengah berupaya mengumpulkan dana tunai sebesar US$2 miliar untuk mendanai akuisisi GoTo. 

    Kendati begitu, pihak GOTO untuk kesekian kalinya telah membantah isu penggabungan dua entitas tersebut. Manajemen GOTO menyampaikan belum ada kesepakatan atau keputusan apa pun yang diterima perseroan. 

    Corporate Secretary GOTO RA Koesoemohadiani mengatakan pihaknya mengetahui adanya spekulasi di beberapa media dan rumor yang bergulir kembali mengenai adanya rencana transaksi antara GOTO dengan Grab. 

    “Perseroan hendak memberikan klarifikasi bahwa dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak,” kata dia, Kamis (8/5/2025).

  • Pengamat Digital Soroti Tantangan Migrasi Seller Tokopedia ke TikTok Shop

    Pengamat Digital Soroti Tantangan Migrasi Seller Tokopedia ke TikTok Shop

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat digital dari Internet Development Institute (ID Institute) Sigit Widodo, menyoroti tantangan yang dihadapi para penjual dalam proses migrasi sistem antara Tokopedia dan TikTok Shop. 

    Menurutnya, perpindahan ke sistem terpadu ini memang menuntut adaptasi yang tidak mudah, namun menawarkan manfaat jangka panjang yang signifikan.

    “Seller memang dituntut untuk beradaptasi, dan itu pasti butuh effort. Namun kalau sudah terlewati, manfaatnya akan jauh lebih besar,” kata Sigit dalam keterangan pada Jumat (6/6/2025). 

    Sejak dimulainya proses integrasi pusat penjual kedua platform tersebut, banyak penjual, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengeluhkan kendala teknis, perubahan antarmuka, serta perbedaan fitur promosi yang membuat proses adaptasi terasa sulit. Penjual yang sebelumnya hanya aktif di salah satu platform kini harus memahami sistem baru yang lebih kompleks.

    Menurut Sigit, hambatan tersebut merupakan hal yang wajar dalam penggabungan dua sistem digital berskala besar. Dia menyebut integrasi ini akan membawa efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan membantu penjual mengelola bisnis secara lebih praktis.

    Dengan satu dasbor terpadu, seller dapat mengelola toko di Tokopedia dan TikTok Shop sekaligus. Hal ini tak hanya menghemat waktu administratif, tetapi juga memungkinkan mereka lebih fokus mengembangkan produk dan strategi pemasaran. 

    “Fitur otomatisasi yang ditawarkan sistem baru juga dinilai membantu memaksimalkan efektivitas kampanye promosi tanpa membebani pelaku usaha,” katanya.

    Sigit menyoroti beberapa seller yang telah berhasil beradaptasi pun mulai merasakan dampak positif dari integrasi ini. Salah satunya Kurma Alif yang mencatat lonjakan transaksi hingga 10 kali lipat selama Ramadan setelah memanfaatkan seller center terintegrasi.

    Menurut Sigit, meskipun proses adaptasi awal cukup menantang, transformasi ini dianggap membuka peluang pertumbuhan yang lebih luas bagi pelaku usaha. 

    “Respons cepat terhadap perubahan, menjadi kunci untuk menjaga keberlangsungan bisnis di tengah dinamika pasar digital yang terus bergera,” ungkapnya. 

    Sebelumnya, TikTok buka suara soal proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan di kalangan pelaku usaha. 

    Juru Bicara TikTok menegaskan bahwa integrasi kedua platform e-commerce ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kepada pengguna serta pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara TikTok kepada Bisnis pada Kamis (5/6/2025). 

    Sejak akuisisi Tokopedia, TikTok mengungkap fokus perusahaan adalah memanfaatkan kekuatan kedua platform dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada berbagai segmen pengguna. Pihaknya pun menyadari proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan.

    “Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual (seller center), bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata juru bicara TikTok. 

    Sementara itu, dari sisi pelaku usaha, Manager Marketing and Sales Bravery Indonesia, Setiadi Ngadiman, menyampaikan pandangannya mengenai proses migrasi ini. Dia mengakui adanya tantangan teknis, namun tetap menilai integrasi TikTok dan Tokopedia sebagai langkah yang sudah diperkirakan sejak awal.

    “Dan benar terjadi saat ini,” ujar Setiadi.

    Meski menghadapi beberapa kendala teknis di awal, Setiadi menyatakan bahwa performa penjualan perusahaannya relatif stabil. Dia juga menyampaikan harapan agar TikTok bisa memberikan dukungan promosi lebih besar bagi seller dan tidak menaikkan biaya secara drastis.

    “Bravery Indonesia sih berharap mungkin TikTok bisa melakukan promosi lebih besar lagi dan tidak menaikkan biaya administrasi ataupun biaya lainnya dengan sangat signifikan. Dikhawatirkan dengan adanya platform baru berwarna ‘kuning’ dapat mempengaruhi kredibilitas atau performa dari si TikTok itu sendiri, sehingga perlu waktu yang tepat untuk TikTok dapat meningkatkan biaya admin dll,” ungkapnya, 

    Selain itu Bravery Indonesia sebagai seller juga berharap TikTok dapat meningkatkan traffic lagi dari sisi promosi dan tambahan promo dari sisi TikTok jadi bukan hanya dari seller saja. 

    “So far sampai saat ini panduan itu sudah cukup oke, dari sisi TikTok juga sudah memberikan RM atau AM account manager yang memang membantu seller-seller saat ini. Jadi sudah cukup membantu,” pungkasnya. 

  • Tantangan Integrasi Tokopedia-TikTok Shop, Pengamat: Penjual Diharap Adaptif

    Tantangan Integrasi Tokopedia-TikTok Shop, Pengamat: Penjual Diharap Adaptif

    Bisnis.com, JAKARTA— Integrasi sistem antara Tokopedia dan TikTok Shop menghadirkan tantangan signifikan bagi para penjual di kedua platform. 

    Pengamat digital dari Internet Development Institute (ID Institute), Sigit Widodo, menilai proses migrasi ke sistem terpadu ini, meski menuntut adaptasi, akan membawa manfaat jangka panjang yang signifikan.

    “Seller memang dituntut untuk beradaptasi, dan itu pasti butuh effort. Namun, kalau sudah terlewati, manfaatnya akan jauh lebih besar,” kata Sigit dalam keterangan tertulis pada Jumat (6/6/2025).

    Sejak dimulainya proses integrasi pusat penjual kedua platform tersebut, banyak penjual, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mengeluhkan kendala teknis, perubahan antarmuka, serta perbedaan fitur promosi yang membuat proses adaptasi terasa sulit. 

    Penjual yang sebelumnya hanya aktif di salah satu platform kini harus memahami sistem baru yang lebih kompleks.

    Menurut Sigit, hambatan tersebut merupakan hal yang wajar dalam penggabungan dua sistem digital berskala besar. Ia menyebut integrasi ini akan membawa efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, dan membantu penjual mengelola bisnis secara lebih praktis. 

    Dengan satu dasbor terpadu, seller dapat mengelola toko di Tokopedia dan TikTok Shop sekaligus. Hal ini tak hanya menghemat waktu administratif, tetapi juga memungkinkan mereka lebih fokus mengembangkan produk dan strategi pemasaran.

    “Fitur otomatisasi yang ditawarkan sistem baru juga dinilai membantu memaksimalkan efektivitas kampanye promosi tanpa membebani pelaku usaha,” tambahnya.

    Sebelumnya, TikTok buka suara soal proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan di kalangan pelaku usaha. 

    Juru Bicara TikTok menegaskan bahwa integrasi kedua platform e-commerce ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kepada pengguna serta pelaku UMKM di Indonesia.

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara TikTok kepada Bisnis pada Kamis (5/6/2025). 

    Sejak akuisisi Tokopedia, TikTok mengungkap fokus perusahaan adalah memanfaatkan kekuatan kedua platform dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada berbagai segmen pengguna. Pihaknya pun menyadari proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan. 

    “Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual (seller center), bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata juru bicara TikTok. 

    Sementara itu, dari sisi pelaku usaha, Manager Marketing and Sales Bravery Indonesia, Setiadi Ngadiman, menyampaikan pandangannya mengenai proses migrasi ini. 

    Dia mengakui adanya tantangan teknis, namun tetap menilai integrasi TikTok dan Tokopedia sebagai langkah yang sudah diperkirakan sejak awal.

    “Dan benar terjadi saat ini,” ujar Setiadi.

    Meski menghadapi beberapa kendala teknis di awal, Setiadi menyatakan bahwa performa penjualan perusahaannya relatif stabil.

    Dia juga menyampaikan harapan agar TikTok bisa memberikan dukungan promosi lebih besar bagi seller dan tidak menaikkan biaya secara drastis.

    “Bravery Indonesia sih berharap mungkin TikTok bisa melakukan promosi lebih besar lagi dan tidak menaikkan biaya administrasi ataupun biaya lainnya dengan sangat signifikan. 

  • Infinix XPAD GT Rilis di Indonesia: Tablet Gaming Seharga Rp 6 Jutaan – Page 3

    Infinix XPAD GT Rilis di Indonesia: Tablet Gaming Seharga Rp 6 Jutaan – Page 3

    Infinix XPAD GT tersedia secara resmi melalui Infinix Store dan Infinix Official Store di berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Akulaku, TikTok Shop, Blibli, dan Lazada.

    Produk ini dipasarkan dengan harga resmi Rp6.499.000, serta harga flash sale Rp 6.199.000 yang berlaku mulai pukul 00.00 WIB pada tanggal 6 Juni 2025.

    Sergio Ticoalu, Head of Marketing Infinix Indonesia menuturkan, Infinix XPAD GT adalah perangkat paling powerful yang pernah mereka hadirkan.

    “Didukung performa tinggi dari chipset gaming, refresh rate tertinggi, baterai besar, dan pengalaman audio-visual imersif, XPAD GT dirancang untuk kebutuhan gaming kompetitif hingga hiburan harian,” tutur Sergio. 

  • TikTok Buka Suara Soal Migrasi Seller dari Tokopedia

    TikTok Buka Suara Soal Migrasi Seller dari Tokopedia

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok buka suara soal proses migrasi penjual dari Tokopedia ke TikTok Shop yang belakangan ramai diperbincangkan di kalangan pelaku usaha. 

    Seorang Juru Bicara TikTok mengatakan integrasi kedua platform e-commerce ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kepada pengguna serta pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (5/6/2025). 

    Sejak akuisisi Tokopedia, TikTok mengungkapkan fokus perusahaan pada memanfaatkan kekuatan kedua platform dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada berbagai segmen pengguna. Pihaknya pun menyadari proses integrasi ini membawa perubahan, dan bersamanya muncul berbagai pertanyaan. 

    “Kami ingin menekankan bahwa upaya integrasi kami, termasuk penggabungan pusat penjual (seller center), bertujuan untuk memperkuat nilai yang diberikan kedua brand kepada penjual, mitra, dan pelanggan di seluruh Indonesia,” kata juru bicara TikTok. 

    Lebih lanjut, menurut Newsroom TikTok, disebutkan bahwa salah satu langkah konkret dari integrasi ini adalah penggabungan pusat penjual Tokopedia dan TikTok Shop Seller Center. 

    Penggabungan ini bertujuan membuka akses yang lebih luas bagi para pelaku UMKM, baik dari sisi jangkauan pasar lewat ekosistem Tokopedia maupun peningkatan visibilitas produk melalui fitur afiliasi dan promosi TikTok.

    TikTok juga meluruskan sejumlah informasi yang dianggap menyesatkan terkait seller center gabungan tersebut. Tiktok mengklarifikasi bahwa penjual tidak wajib memiliki toko di kedua platform. Penjual bebas memilih berjualan hanya di Tokopedia, TikTok Shop, atau keduanya. Kemudian, penjualtidak wajib membuat konten video di TikTok. Penjual tetap bisa fokus berjualan di Tokopedia jika belum memiliki sumber daya untuk promosi video.

    Tiktok menegaskan tidak wajib mengaktifkan metode pembayaran Cash on Delivery (COD) dan penjual bisa menonaktifkan fitur ini kapan saja. Selanjutnya, biaya 3% tidak berlaku untuk semua transaksi. Biaya ini hanya dikenakan untuk produk pre-order yang dibeli lewat TikTok Shop, bukan Tokopedia.

    “Proses pembayaran tetap efisien. Pembayaran ekspres tersedia dalam tiga hari jika memenuhi kriteria tertentu, dan di Tokopedia bisa bahkan langsung cair begitu pembeli menekan tombol selesai,” ucap Juru Bicara Tiktok. 

    Sementara itu, Manager Marketing and Sales Bravery Indonesia Setiadi Ngadiman menilai terdapat adanya tantangan teknis, namun integrasi TikTok dan Tokopedia sebagai langkah yang sudah diperkirakan sejak awal.

    “Dan benar terjadi saat ini,” ujar Setiadi.

    Meski menghadapi beberapa kendala teknis di awal, performa penjualan perusahaannya relatif stabil. Dia berharap agar TikTok bisa memberikan dukungan promosi lebih besar bagi seller dan tidak menaikkan biaya secara drastis.

    “Bravery Indonesia sih berharap mungkin TikTok bisa melakukan promosi lebih besar lagi dan tidak menaikkan biaya administrasi ataupun biaya lainnya dengan sangat signifikan. Dikhawatirkan dengan adanya platform baru berwarna ‘kuning’ dapat mempengaruhi kredibilitas atau performa dari si TikTok itu sendiri, sehingga perlu waktu yang tepat untuk TikTok dapat meningkatkan biaya admin dll,” tuturnya. 

    Selain itu, Bravery Indonesia sebagai seller juga berharap TikTok dapat meningkatkan trafik lagi dari sisi promosi dan tambahan promo dari sisi TikTok jadi bukan hanya dari seller saja. 

    “So far sampai saat ini panduan itu sudah cukup oke, dari sisi TikTok juga sudah memberikan RM atau AM account manager yang memang membantu seller-seller saat ini. Jadi sudah cukup membantu,” ujar Setiadi. 

  • Menaker Buka Suara soal TikTok Shop Mau PHK Ratusan Karyawan

    Menaker Buka Suara soal TikTok Shop Mau PHK Ratusan Karyawan

    Jakarta

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli buka suara soal isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa ratusan karyawan TikTok Shop di Indonesia. Yassierli tak banyak bicara saat ditanya awak media, hanya menjawab akan mengkaji kabar tersebut.

    “Nanti kita kaji,” singkat Yassierli saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2025).

    Saat dikonfirmasi ulang apakah sudah ada laporan PHK TikTok Shop ke Kemenaker, Yassierli memberikan jawaban yang sama. “Nanti kita kaji,” katanya lagi.

    Sebelumnya, TikTok Shop, cabang e-commerce milik ByteDance Ltd., dikabarkan akan mengambil langkah PHK massal terhadap ratusan pekerjanya di Indonesia. Kebijakan itu dilakukan untuk pemangkasan biaya setelah mengambil alih operasi pesaing lokalnya, Tokopedia, tahun lalu.

    Dikutip dari laporan Bloomberg, Senin (2/6/2025), raksasa media sosial asal Tiongkok itu melakukan pemangkasan karyawan di seluruh tim e-commerce, termasuk logistik, operasi, pemasaran, dan pergudangan.

    Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, PHK lanjutan akan dilakukan paling cepat pada bulan Juli. Langkah pengurangan karyawan tersebut membuat Tokopedia dan TikTok Shop memiliki sekitar 2.500 karyawan secara total di Indonesia.

    Juru bicara TikTok mengatakan, perusahaan tersebut secara teratur menilai kebutuhan bisnisnya dan membuat penyesuaian untuk memperkuat organisasinya serta pelayanan pelanggan yang lebih baik.

    “Kami terus berinvestasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi kami untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” kata juru bicara tersebut.

    (ily/rrd)

  • Patrick Walujo Beberkan Pentingnya Sahabat-AI untuk GOTO

    Patrick Walujo Beberkan Pentingnya Sahabat-AI untuk GOTO

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan pengembangan terbaru teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) bernama Sahabat-AI. Sahabat-AI dinilai penting untuk ekosistem GOTO ke depan.

    Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo menjelaskan pentingnya teknologi Large Language Model (LLM) bernama Sahabat-AI tersebut untuk GOTO dari sisi pengaplikasiannya.

    “Sahabat-AI semakin memperkuat ekosistem AI yang sesuai dengan karakteristik Indonesia. Kemampuan multibahasa dan akurasi yang lebih tinggi membuat layanan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisnis di seluruh Indonesia,” katanya dikutip Rabu (4/6/2025).

    Patrick menjelaskan bahwa saat pelanggan ingin memesan makanan melalui GoFood dan melakukan pencarian manual, seringkali membutuhkan waktu untuk mendapatkan menu yang dimaksud. Namun dengan adanya Sahabat-AI, proses pencarian tersebut menjadi lebih mudah dan lebih cepat sehingga konversi menjadi pemesanan mengalami peningkatan.

    Selain dari sisi proses pemesanan makanan, dia juga menceritakan bahwa dengan adanya Sahabat-AI bisa digunakan untuk pengembangan customer center.

    Patrick mengutarakan bahwa saat ini sebanyak apa pun orang yang dikerahkan untuk customer center tidak akan cukup. Namun dengan bantuan AI seperti Sahabat-AI, para pelanggan dapat berbicara langsung dengan artificial human beings dan menjadi lebih efisien.

    Patrick juga menekankan bahwa Sahabat-AI nantinya dikembangkan untuk setiap unit bisnis yang dimiliki GOTO, yaitu Gojek dan GoPay.

    Untuk diketahui, peluncuran Sahabat-AI yang dihelat di Museum Nasional merupakan kali kedua setelah pertama kali diluncurkan pada November 2024. Hal yang membedakan adalah Sahabat-AI saat ini sudah mencakup 70 miliar parameter dan disertai dengan chatbot yang lebih canggih.

    Model LLM yang dapat diakses oleh publik tersebut didesain untuk lebih memahami konteks lokal dalam berbagai bahasa nasional, seperti Bahasa Indonesia, serta berbagai bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Batak, Bali dan sejumlah bahasa internasional lainnya.

    (rah/rah)