Perusahaan: TikTok

  • Heboh TikTok Rekrut Eks Tentara Israel, Ini Analisis Pengamat

    Heboh TikTok Rekrut Eks Tentara Israel, Ini Analisis Pengamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penunjukan Erica Mindel, mantan instruktur militer Israel, sebagai Manajer Kebijakan Publik TikTok untuk ujaran kebencian (hate speech) memicu pro-kontra. Di tengah sorotan terhadap penanganan konten antisemit dan ekstremis, pengamat kebijakan digital menilai langkah ini berisiko menimbulkan bias jika tidak diimbangi mekanisme pengawasan internal yang kuat.

    “Pasti kekhawatiran akan terjadi konflik kepentingan maupun kemudian cenderung menggunakan pandangan atau perspektif tertentu. Akan ada bias dalam konteks bagaimana dia menentukan satu konteks atau satu produk digital, apakah kemudian dia diganggap sebagai antisemit atau tidak, misalnya, ada kekhawatiran itu,” kata pengamat kebijakan digital sekaligus Executive Director Catalyst Policy-Works Wahyudi Djafar kepada CNBC Indonesia, Selasa (12/8/2025).

    “Itu sangat tergantung pada bagaimana mekanisme internal dari TikTok itu sendiri, dalam membuat satu kebijakan internal yang terkait dengan moderasi konten,” imbuhnya.

    Wahyudi menekankan, penting bahwa tanggung jawab moderasi konten tidak dilekatkan hanya pada satu orang saja sebagai pengambil keputusan tertinggi. Melainkan diputuskan secara kolektif oleh dewan konten (content council) juga penting untuk mengambil keputusan secara kolektif terhadap satu konten yang debatable. Dewan konten ini diharapkan dapat merepresentasikan berbagai kelompok dan aliran.

    “Ada garansi bahwa keputusan akhir untuk memoderasi suatu konten itu betul-betul merepresentasikan berbagai perspektif dan berbagai pemikiran,” jelasnya.

    Ia juga menyarankan adanya mekanisme banding (internal complaint handling mechanism) bagi pihak yang merasa dirugikan.

    “Jadi, misalnya ketika ada pihak yang merasa dirugikan atau menganggap satu konten tidak melanggar dia bisa mengadu lagi ke Tiktok dan dipertimbangkan kembali moderasi terhadap konten tersebut.

    Sebelumnya, mengutip Economic Times, Mindel resmi menjabat penuh waktu sejak Juli di kantor pusat TikTok di New York. Berdasarkan profil LinkedIn, ia akan menyusun kebijakan ujaran kebencian, memimpin strategi, serta menjadi pakar internal-eksternal TikTok dalam isu antisemitisme.

    Langkah TikTok ini mendapat respons beragam. Kelompok pendukung, seperti Anti-Defamation League (ADL) dan sejumlah organisasi advokasi Yahudi, menilai langkah tersebut tepat untuk memperkuat perlindungan terhadap komunitas Yahudi dari ujaran kebencian. Namun, kritik datang dari pihak yang khawatir kebijakan moderasi TikTok akan bias, khususnya terhadap konten pro-Palestina.

    TikTok sudah lama dikritik karena penegakan kebijakan moderasi konten yang tidak konsisten dan algoritmanya yang dianggap tidak transparan, yang menurut para pengkritik telah memperkuat pesan ekstremis, rasis, dan antisemit.

    Platform yang dimiliki ByteDance asal China ini juga tengah menghadapi tekanan regulasi ketat di AS dan Eropa terkait penyebaran konten berbahaya.

    Dengan antisemitisme yang disebut mencapai rekor tertinggi secara global, peran Mindel akan menjadi sorotan. Ia dituntut untuk menjaga keseimbangan antara melindungi komunitas rentan dan memastikan kebebasan berekspresi tetap terjaga di platform yang kini menjadi salah satu ruang diskusi politik paling panas di dunia digital.

    (miq/miq)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Instagram keluarin Fitu Baru, Makin Mirip TikTok

    Video: Instagram keluarin Fitu Baru, Makin Mirip TikTok

    Video: Instagram keluarin Fitu Baru, Makin Mirip TikTok

  • BPOM Tarik Produk Pengencang Payudara, Dokter Kulit Jelaskan Risikonya

    BPOM Tarik Produk Pengencang Payudara, Dokter Kulit Jelaskan Risikonya

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) menarik sejumlah produk yang diklaim bisa memperbesar dan mengencangkan payudara, hingga kembali merapatkan organ intim kewanitaan. Sederet produk yang populer teridentifikasi adalah Gendes dan Prisa, keduanya kerap dipromosikan oleh selebgram atau content creator TikTok.

    Terlepas dari temuan tersebut, spesialis kulit dr Ruri Diah Pamela, SpDVE, FINSDV mewanti-wanti masyarakat untuk tidak asal membeli produk dengan klaim pengencang payudara. Terlebih, jika menjanjikan hasil yang instan.

    Menurutnya, hingga kini belum ada krim atau serum yang signifikan bisa memperbesar payudara atau membuat area kewanitaan kembali ‘merapat’ secara permanen, hanya dengan pemakaian topikal atau skincare yang dioleskan ke kulit.

    “Payudara dibentuk oleh jaringan lemak, kelenjar, dan jaringan ikat, sehingga perubahan ukuran yang nyata biasanya memerlukan faktor hormonal atau prosedur medis tertentu,” terangnya kepada detikcom Selasa (12/8/2025).

    “Sedangkan bentuk dan elastisitas area kewanitaan sangat dipengaruhi oleh struktur otot panggul, elastin, dan kolagen di jaringan tersebut, yang tidak bisa diubah drastis hanya dengan olesan produk. Klaim yang berlebihan sering kali tidak didukung bukti ilmiah,” lanjutnya.

    Alih-alih bermanfaat, produk dengan klaim tersebut bisa memberikan efek yang tidak diinginkan. Baik dalam jangka waktu dekat maupun panjang. Apa saja?

    Iritasi dan Alergi Kulit

    dr Ruri mengingatkan kemungkinan munculnya iritasi dan alergi kulit di area payudara dan genital. Hal ini dikarenakan keduanya termasuk daerah sensitif.

    Walhasil, rentan mengalami kemerahan, gatal, bengkak, bahkan dermatitis.

    Gangguan Flora Normal

    Pada area kewanitaan, penggunaan bahan kimia tertentu bisa mengganggu keseimbangan pH dan bakteri baik, memicu infeksi jamur atau bakteri.

    Sementara untuk dampak jangka panjang, produk dengan bahan aktif tidak jelas atau tidak tercantum, termasuk zat berbahaya atau hormon sintetis, bisa memengaruhi kesehatan secara sistemik.

    “Intinya, klaim ‘instan’ untuk perubahan bentuk tubuh dengan olesan topikal harus disikapi kritis, dan sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum mencoba produk semacam ini, apalagi untuk area sensitif,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Curhat Wanita Idap Gigantomastia, Payudara Membesar dari Ukuran A ke G

    Curhat Wanita Idap Gigantomastia, Payudara Membesar dari Ukuran A ke G

    Jakarta

    Seorang wanita bernama Michelle Sekwena mengalami kejadian mengerikan ketika payudaranya tiba-tiba membesar hingga lima ukuran secara drastis tanpa alasan yang jelas. Kondisi menyakitkan ini membuatnya dikira hamil oleh orang-orang dan memicu rasa malu yang mendalam.

    Michelle (25) yang semula memiliki ukuran payudara kecil (32A), mulai merasakan payudaranya sakit, berwarna kemerahan, dan gatal saat memakai bra. Dalam beberapa bulan, ukurannya melonjak ke 34G, membuatnya kesulitan berjalan jauh karena nyeri punggung dan lutut akibat beban ekstra.

    Ia akhirnya didiagnosis gigantomastia, kondisi langka yang menyebabkan pertumbuhan jaringan payudara berlebihan dan cepat.

    “Orang-orang mengira saya hamil dan menatap aneh ke mana pun saya pergi,” ujar Michelle dikutip dari NYPost. Ia mulai mengenakan pakaian longgar dan hoodie untuk menyembunyikan payudaranya.

    “Kepercayaan diri saya hilang. Punggung dan lutut saya sakit, saya sering sakit kepala, jadi saya tidak bisa beristirahat atau tidur dengan nyenyak. Itu sangat menyedihkan. Orang-orang mengolok-olok dan terus menatap saya. Kepercayaan diri saya turun sampai nol.”

    Gigantomastia adalah kondisi yang sangat langka, dengan hanya sekitar 300 kasus yang pernah tercatat di seluruh dunia. Kondisi ini dapat menyerang secara acak, tetapi bisa juga dipicu oleh pubertas, kehamilan, obat-obatan, obesitas, gangguan autoimun, atau ketidakseimbangan hormon.

    Meskipun biaya operasi pengecilan payudara mencapai lebih dari $8.442 (sekitar Rp137 juta) dan tidak mampu ia biayai, Michelle akhirnya mengunggah pengalamannya ke TikTok.

    Dengan video yang ditonton hingga 22 juta kali, ia berhasil mengumpulkan dana dari pengikutnya dan menjalani operasi. Payudaranya berhasil dikecilkan menjadi ukuran 34D, dan ia merasa “hidupnya kembali.”

    “Rasanya sangat menyenangkan,” ucap dia.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Spesial Agustusan! Ada Total Hadiah Ratusan Juta Rupiah dan Samsung Z Flip 7 di DANA – Page 3

    Spesial Agustusan! Ada Total Hadiah Ratusan Juta Rupiah dan Samsung Z Flip 7 di DANA – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, DANA menghadirkan promo dan game seru melalui DANAPoly Edisi DANAgustusan. Dalam edisi spesial kali ini, kamu berkesempatan memenangkan total hadiah senilai ratusan juta rupiah, termasuk hadiah berupa Samsung Z Flip 7. DANAgustusan menjadi bagian dari komitmen DANA dalam memberikan pengalaman bertransaksi digital yang tidak hanya aman, tapi juga menyenangkan dan penuh semarak.

    Mengusung konsep permainan monopoli yang interaktif, DANAPoly mengajak pengguna untuk mengumpulkan DANA Points dan memenangkan berbagai hadiah menarik.

    1. Cara Ikutan DANAPoly

    Cara ikutan game DANAPoly edisi DANAgustusan ini gampang banget. Kamu cukup kumpulin DANA Points dari tanggal 11 – 17 Agustus 2025 dengan cara melakukan transaksi pakai DANA atau beli poinnya di DANA Deals. Poin yang sudah terkumpul nanti bisa kamu gunakan buat main DANAPoly dan memenangkan hadiah total ratusan juta rupiah.

    2. Kategori Pemenang dan Hadiah

    Bukan cuma main seru-seruan, kamu juga berkesempatan jadi pemenang dan bawa pulang hadiah kece yang bikin semangat makin merdeka.

    Winner of the Day: Total Hadiah Rp21 juta
    All Time Winner: Total Hadiah Rp55 juta
    Pemenang 7.000+ Lap DANAPoly: Hadiah Samsung Z Flip 7
    Most MISI SERU: Total Hadiah Rp12,5 juta

    3. DANA Kaget

    Selain hadiah utama, banyak bonus juga yang bisa kamu dapetin. DANA Kaget jutaan rupiah dengan nonton live streaming DANAgustusan di TikTok DANA Indonesia tanggal 13 Agustus 2025 jam 17.00 WIB. Kamu bisa klaim Voucher Rp20Rb di Google Play Zone & dapet promo spesial DANAgustusan s/d 80% di merchant-merchant favorit.

    Jangan lewatkan kesempatan seru ini! Segera download & perbarui aplikasi DANA, ikuti permainan serunya di DANAPoly Edisi DANAgustusan, kumpulkan poin sebanyak-banyaknya, dan menangkan hadiah total ratusan juta serta Samsung Z Flip7.

    Rayakan semangat kemerdekaan dengan cara yang lebih seru, aman, dan penuh kejutan bersama DANA. Untuk syarat & ketentuan DANAgustusan, kamu bisa cek di sini ya!

     

    (*)

  • TikTok Angkat Eks Tentara Israel Atur Konten, Pro-Palestina Terancam

    TikTok Angkat Eks Tentara Israel Atur Konten, Pro-Palestina Terancam

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok menunjuk Erica Mindel, mantan instruktur militer Israel, sebagai Manajer Kebijakan Publik untuk ujaran kebencian (hate speech). Langkah ini memicu perdebatan di tengah sorotan tajam terhadap penanganan TikTok terhadap konten antisemit dan ekstremis.

    Mengutip Economic Times, Mindel resmi menjabat penuh waktu sejak Juli lalu di kantor pusat TikTok di New York. Berdasarkan profil LinkedIn dan deskripsi pekerjaannya, Mindel akan menyusun kebijakan ujaran kebencian, memimpin strategi, dan menjadi pakar internal-eksternal TikTok dalam isu antisemitisme.

    Penunjukan ini dilakukan di tengah tekanan dari anggota parlemen AS, kelompok advokasi, dan organisasi Yahudi, yang menuding TikTok membiarkan konten antisemit berkembang pesat, terutama setelah serangan pada 7 Oktober 2023 di Gaza.

    Sebelum bergabung dengan TikTok, Mindel pernah menjadi kontraktor Departemen Luar Negeri AS di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Ia memberi masukan kepada Duta Besar Deborah Lipstadt, Utusan Khusus AS untuk Memantau dan Memerangi Antisemitisme, serta menjabat sebagai Asisten Direktur di American Jewish Committee (AJC).

    Foto: REUTERS/RONEN ZVULUN
    Israeli soldiers stand near the opening to a tunnel at Al Shifa Hospital compound in Gaza City, amid the ongoing ground operation of the Israeli army against Palestinian Islamist group Hamas, in the Gaza Strip, November 22, 2023. REUTERS/Ronen Zvulun EDITOR’S NOTE: REUTERS PHOTOGRAPHS WERE REVIEWED BY THE IDF AS PART OF THE CONDITIONS OF THE EMBED. NO PHOTOS WERE REMOVED. TPX IMAGES OF THE DAY

    Mindel juga memiliki latar belakang akademik di bidang Ilmu Politik di University of Michigan dan Kebijakan Publik di Johns Hopkins University. Dalam wawancara video AJC 2023, ia mengungkap pernah menghabiskan lebih dari dua tahun bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai instruktur di Korps Lapis Baja.

    Keputusan TikTok ini mendapat respons beragam. Kelompok pendukung, seperti Anti-Defamation League (ADL) dan sejumlah organisasi advokasi Yahudi, menilai langkah tersebut tepat untuk memperkuat perlindungan terhadap komunitas Yahudi dari ujaran kebencian. Namun, kritik datang dari pihak yang khawatir kebijakan moderasi TikTok akan bias, khususnya terhadap konten pro-Palestina.

    TikTok sudah lama dikritik karena penegakan kebijakan moderasi konten yang tidak konsisten dan algoritmanya yang dianggap tidak transparan, yang menurut para pengkritik telah memperkuat pesan ekstremis, rasis, dan antisemit.

    Platform yang dimiliki ByteDance asal China ini juga tengah menghadapi tekanan regulasi ketat di AS dan Eropa terkait penyebaran konten berbahaya.

    Dengan antisemitisme yang disebut mencapai rekor tertinggi secara global, peran Mindel akan menjadi sorotan. Ia dituntut untuk menjaga keseimbangan antara melindungi komunitas rentan dan memastikan kebebasan berekspresi tetap terjaga di platform yang kini menjadi salah satu ruang diskusi politik paling panas di dunia digital.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Biaya Rp1.250 per Pesanan Berisiko Tekan Jumlah Transaksi Shopee dan Tokopedia

    Biaya Rp1.250 per Pesanan Berisiko Tekan Jumlah Transaksi Shopee dan Tokopedia

    Bisnis.com, JAKARTA — Beban biaya aplikasi yang diterapkan raksasa e-commerce Shopee dan Tokopedia-TikTok Shop berisiko menekan jumlah transaksi, terlebih di tengah pelemahan daya beli.

    Susul Shopee, per 11 Agustus TikTok Tokopedia juga menerapkan biaya tambahan sebesar Rp1.250 per transaksi kepada jutaan mitra UMKM yang tergabung di dalam platform. 

    Tokopedia dan TikTok Shop menjelaskan kebijakan ini diterapkan untuk mendukung perluasan program subsidi ongkir serta meningkatkan layanan logistik yang lebih komprehensif di seluruh Indonesia. 

    Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda menilai kebijakan order fee ini cenderung akan diterapkan oleh semua platform e-commerce. Menurut Nailul, seller kemungkinan besar akan membebankan kenaikan biaya ini kepada konsumen lewat penyesuaian harga jual produk. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah transaksi.  

    “Ketika harga barang naik, permintaan akan turun, namun saya rasa penurunannya tidak signifikan. Seller akan merespons dengan pola diskon toko, terutama bagi pembeli yang membeli produk lebih dari satu. Pola diskon pun akan berubah, mendorong pembeli untuk bertransaksi lebih besar agar dapat potongan harga,” kata Huda kepada Bisnis, Selasa (12/8/2025). 

    Sekadar informasi, menurut data dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), nilai transaksi e-commerce nasional pada 2024 mencapai lebih dari Rp512 triliun, dengan lebih dari 2,6 miliar transaksi. Artinya, nilai transaksi pada tahun ini berpotensi meningkat mengingat adanya tambahan biaya Rp1.250 per transaksi yang diterapkan oleh e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. 

    Nailul mengatakan orientasi bisnis e-commerce kini mulai beralih dari sekadar mengejar valuasi perusahaan atau jumlah transaksi (gross merchandise value/GMV), ke arah profitabilitas tiap layanan. Beban yang dipikul oleh pembeli dan penjual akan makin meningkat.

    “Jadi menurut saya, akan lebih banyak biaya-biaya yang ditanggung oleh seller ke depan. Bisa juga biaya tambahan bagi buyer juga akan ditambah,” kata Huda. 

    Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan langkah Tokopedia-Shopee mengejar profitabilitas merupakan perjudian. Pasalnya, jumlah transaksi akan berkurang, yang dikhawatirkan berdampak pada kinerja. 

    “Ini akan berpengaruh terhadap kinerja TikTok Tokopedia ke depan,” kata Heru. 

    Sebelumnya, Tokopedia dan TikTok Shop mulai memberlakukan biaya pemrosesan pesanan sebesar Rp1.250 per pesanan hari ini. Kebijakan serupa sudah dilakukan oleh Shopee. 

    Tokopedia dan TikTok Shop menjelaskan kebijakan ini diterapkan untuk mendukung perluasan program subsidi ongkir serta meningkatkan layanan logistik yang lebih komprehensif di seluruh Indonesia.

    “Perluasan program ongkir akan memberikan manfaat bagi seller, dengan meningkatkan visibilitas dan penjualan melalui pilihan pengiriman yang lebih menarik bagi pelanggan yang lebih luas,” tulis Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia dalam laman resmi dikutip Senin (11/8/2025).  

    Mereka menambahkan biaya ini menjadi dasar untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus memperkuat nilai tambah bagi konsumen dan penjual di kedua platform.  

  • Biaya Seller Rp1.250 Akibat Tekanan Operasional Tiktok Shop hingga Shopee

    Biaya Seller Rp1.250 Akibat Tekanan Operasional Tiktok Shop hingga Shopee

    Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah meningkatnya tekanan operasional, sejumlah platform e-commerce besar seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop memberlakukan biaya pemrosesan order sebesar Rp1.250 per transaksi. 

    Kebijakan ini disebut menjadi langkah terbaru untuk menjaga keberlanjutan bisnis di tengah persaingan ketat, naiknya biaya logistik, regulasi baru dan keringnya pendanaan eksternal

    Shopee lebih dahulu menerapkan kebijakan ini sejak 20 Juli 2025, diikuti Tokopedia dan TikTok Shop pada 11 Agustus 2025. Biaya ini dikenakan pada setiap transaksi selesai, tak peduli jumlah produk dalam satu order. 

    Meski terlihat kecil, langkah ini menambah beban bagi pelaku UMKM yang selama ini mengandalkan platform digital sebagai kanal utama penjualan.

    Sekretaris Jenderal Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Budi Primawan, menjelaskan bahwa kebijakan ini adalah bentuk respons atas dinamika yang terjadi di sektor digital.

    “Industri e-commerce menghadapi tekanan biaya logistik, persaingan ketat, dan keterbatasan pendanaan eksternal. Setiap platform memiliki pertimbangan bisnis masing-masing,” ujar Budi, dikutip Senin (11/8/2025).

    Budi menambahkan, pendanaan global di sektor teknologi yang menurun membuat platform perlu mencari sumber pendapatan lain agar bisnis tetap berjalan dan layanan tetap optimal. 

    Salah satu fokus penggunaan biaya ini adalah untuk mendukung operasional logistik mulai dari pengiriman, keterjangkauan wilayah, hingga efisiensi distribusi. Hal ini demi memastikan layanan ke pembeli lancar dan pengiriman semakin cepat.

    “Kami memahami bahwa pelaku UMKM sensitif terhadap penambahan biaya, namun besaran biaya pemrosesan ini relatif kecil dan sebanding dengan fasilitas yang diperoleh, seperti akses pasar yang lebih luas, dukungan promosi, dan layanan logistik.”

    Menurutnya, yang terpenting, platform tetap transparan, memberikan edukasi memadai kepada penjual, dan menjaga agar UMKM dapat terus tumbuh serta bersaing sehat di ekosistem digital.

    Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan ikut buka suara. 

    “Pengelola platform e-commerce memiliki kewenangan untuk menarik bayaran atau fee kepada penjual yang berjualan di platform tersebut,” katanya.

    Sejalan dengan idEA, Iqbal juga mengingatkan platform e-commerce untuk memberi perhatian khusus kepada penjual yang merupakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

    Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menilai langkah ini akan ditempuh oleh seluruh platform sebagai strategi untuk mendorong profitabilitas yang lebih cepat. 

    “Pola bisnis sekarang tidak hanya mengandalkan kuantitas atau value perusahaan, namun sudah lebih ke keuntungan per layanan. Akan lebih banyak biaya-biaya yang ditanggung oleh seller ke depan. Bisa juga biaya tambahan bagi buyer juga akan ditambah,” ujar Nailul.

    Menurut Nailul, biaya-biaya ini akan mendorong seller untuk meningkatkan harga jual barang mereka. Seller pasti akan membebankan kepada konsumen dan dampaknya terhadap harga jual akan terbatas. 

    “Ketika harga barang naik, permintaan akan turun, tapi saya rasa penurunannya tidak drastis,” tambahnya. 

    Dia juga memperkirakan pola diskon toko akan berubah, lebih mengarah pada pembelian dalam jumlah lebih dari satu agar konsumen bisa menikmati potongan harga.

    Nailul justru menyoroti tantangan regulasi yang dialami oleh platform digital, seperti kewajiban pemungutan pajak  sebesar 0,5% dari penjualan UMKM dengan omzet Rp500 juta hingga Rp4,8 miliar per tahun. 

    “Bagi lokapasar, tentu tantangan terberat adalah pemetaan pedagang yang memiliki omzet lebih dari Rp500 juta karena mekanismenya hanya berdasarkan surat pernyataan. Artinya, ini sifatnya self-assessment dan sangat tergantung dari kesadaran pelaku usaha,” ungkap Nailul.

    Dia juga menambahkan bahwa sistem ini berisiko menimbulkan celah penghindaran pajak jika tidak dibarengi integrasi data yang kuat antar platform.

    Nailul menilai harus ada sinkronisasi data dari satu platform dengan platform lainnya, misalnya dengan menggunakan NIB atau NIK, agar tidak terjadi loophole dan kesenjangan antara penjual daring dan luring.

    Berdasarkan perkiraan Celios, dengan berbagai tantangan ini, e-commerce akan mengalami pertumbuhan tipis selama 2025. “Realistisnya, e-commerce bisa tumbuh 2% saja,” ujar Nailul. 

  • Tokopedia-TikTok Mulai Berlakukan Biaya Seller Rp1.250 per Transaksi Hari Ini

    Tokopedia-TikTok Mulai Berlakukan Biaya Seller Rp1.250 per Transaksi Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA— Tokopedia dan TikTok Shop mulai memberlakukan biaya pemrosesan pesanan sebesar Rp1.250 per pesanan hari ini. Kebijakan serupa sudah dilakukan oleh Shopee. 

    Tokopedia dan TikTok Shop menjelaskan kebijakan ini diterapkan untuk mendukung perluasan program subsidi ongkir serta meningkatkan layanan logistik yang lebih komprehensif di seluruh Indonesia.

    “Perluasan program ongkir akan memberikan manfaat bagi seller, dengan meningkatkan visibilitas dan penjualan melalui pilihan pengiriman yang lebih menarik bagi pelanggan yang lebih luas,” tulis Tokopedia dan TikTok Shop by Tokopedia dalam laman resmi dikutip Senin (11/8/2025). 

    Mereka menambahkan biaya ini menjadi dasar untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus memperkuat nilai tambah bagi konsumen dan penjual di kedua platform. 

    Kebijakan ini berlaku bagi seluruh seller Tokopedia yang telah terintegrasi, serta semua seller di TikTok Shop by Tokopedia di Indonesia. 

    Biaya pemrosesan order dikenakan untuk setiap pesanan yang berhasil terkirim, dan tidak bergantung pada jumlah item atau nilai transaksi dalam satu pesanan.

    Tokopedia dan TikTok Shop menegaskan biaya ini tidak akan dikembalikan meskipun pesanan yang sudah terkirim kemudian mengalami retur (pengembalian barang) atau refund (pengembalian dana).

    “Biaya pemrosesan order ditetapkan sebesar Rp1.250 [termasuk pajak] per pesanan yang berhasil dikirim, terlepas dari berapa banyak produk yang dimasukkan dalam pesanan,” jelas pihak Tokopedia dan TikTok Shop.

    Sebagai ilustrasi, dalam satu pesanan yang mencakup:

        •    3 unit gitar (subtotal Rp13.000.000 setelah diskon),

        •    5 unit aksesori gitar (Rp400.000),

        •    dan 2 unit biola (Rp4.000.000),

    Biaya pemrosesan yang dikenakan tetap Rp1.250.

    Demikian pula untuk pesanan kedua yang hanya berisi 4 item pakaian dengan subtotal Rp800.000, biaya pemrosesan order tetap sama, yakni Rp1.250.

    Contoh ini menunjukkan bahwa biaya tersebut bersifat tetap per pesanan, tanpa memperhitungkan nilai subtotal maupun jumlah item.

    Sebagai bentuk insentif, Tokopedia dan TikTok Shop memberikan pembebasan biaya pemrosesan untuk 50 pesanan pertama bagi seller baru. Biaya ini akan dikembalikan dalam bentuk pengembalian dana (reimbursement) satu kali di akhir bulan, kecuali jika terdapat mekanisme lain yang diumumkan kepada seller.

    Biaya pemrosesan order hanya akan dikembalikan jika pesanan belum berhasil dikirim. Namun, jika pesanan sudah berhasil terkirim, biaya tetap akan dipotong, meskipun pesanan tersebut kemudian dibatalkan, dikembalikan, atau didanai ulang.

    “Biaya pemrosesan order akan dipotong langsung dari penyelesaian pesanan,” tulis Tokopedia dan TikTok Shop.

    Jika seluruh pesanan dibatalkan dan belum dikirim, maka biaya akan dikembalikan sepenuhnya. Sebaliknya, jika hanya sebagian pesanan yang dibatalkan atau direfund, biaya pemrosesan tidak akan dikembalikan.

  • TikTok Angkat Eks Tentara Israel Atur Konten, Pro-Palestina Terancam

    Kelakuan di TikTok Ketahuan Keluarga, Konten Sampai Selera Dibagikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok akan mengirimkan notifikasi kepada orang tua setiap kali anak remaja mereka mengunggah video baru.

    Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya terbaru platform asal China itu untuk memperkuat fitur keamanan dan perlindungan bagi pengguna muda.

    Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap kekhawatiran yang terus meningkat terkait dampak konten media sosial terhadap kesehatan mental dan keselamatan anak-anak dan remaja, demikian dikutip dari Independent, Rabu (6/8/2025).

    TikTok sebelumnya telah meluncurkan fitur Family Pairing, yang memungkinkan orang tua dan anak menghubungkan akun mereka. Kini fitur tersebut diperluas dengan kontrol dan visibilitas yang lebih dalam bagi orang tua.

    Lewat fitur baru ini, orang tua bisa:

    Menerima notifikasi ketika anak mereka mengunggah konten baru.
    Melihat topik dan minat yang membentuk algoritma feed anak.
    Mengetahui pengaturan privasi akun anak mereka.

    Selain untuk pengguna di bawah umur, TikTok juga memperkenalkan alat tambahan untuk menjaga kesejahteraan kreator di platformnya. Termasuk di antaranya kemampuan menyaring komentar, membisukan kata atau emoji tertentu, dan pengaturan baru untuk siaran langsung (TikTok Live).

    TikTok bersama platform media sosial lain telah menjadi sorotan karena dinilai kurang tanggap dalam mengatasi dampak negatif terhadap pengguna muda.

    Tahun lalu, TikTok bahkan dijatuhi denda 1,8 juta euro oleh Ofcom, regulator media Inggris, karena gagal memenuhi permintaan data secara tepat terkait perlindungan pengguna.

    Langkah-langkah baru ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap komitmen TikTok dalam menciptakan lingkungan digital yang aman bagi generasi muda.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]