Perusahaan: TikTok

  • Fakta-fakta ‘Brain Rot’, Dikaitkan Sering Nonton Video Pendek TikTok-Reels

    Fakta-fakta ‘Brain Rot’, Dikaitkan Sering Nonton Video Pendek TikTok-Reels

    Jakarta

    Dari TikTok, Instagram Reels, hingga YouTube Shorts, konten video pendek kini menjadi ‘menu wajib’ di hampir semua platform online. Namun semakin banyak penelitian menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi video pendek berlebihan dengan gangguan fokus dan kontrol diri.

    Temuan ini sejalan dengan kekhawatiran publik terhadap fenomena ‘brain rot’, istilah slang internet yang oleh Oxford University Press didefinisikan sebagai kemunduran kondisi mental atau intelektual seseorang. Istilah ini begitu populer hingga dinobatkan sebagai Word of the Year 2024.

    Temuan Studi

    Sebuah tinjauan ilmiah pada September 2025 yang menggabungkan 71 studi dengan hampir 100.000 peserta menemukan bahwa konsumsi video pendek yang tinggi berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif, terutama kemampuan mempertahankan perhatian dan mengendalikan impuls. Analisis tersebut didasarkan pada gabungan uji perilaku dan data laporan diri peserta.

    Ulasan tersebut, yang diterbitkan di Psychological Bulletin, jurnal milik American Psychological Association (APA), juga menemukan hubungan antara tingginya penggunaan video pendek dengan gejala depresi, kecemasan, stres, dan kesepian.

    Makalah lain yang terbit Oktober lalu, merangkum 14 studi tentang penggunaan video pendek, melaporkan hasil serupa: penggunaan berat berkorelasi dengan rentang perhatian yang lebih pendek serta penurunan performa akademik.

    Meski kekhawatiran publik kian meningkat, beberapa peneliti menilai gambaran jangka panjangnya belum sepenuhnya jelas.

    Apa Kata Pakar?

    James Jackson, neuropsikolog dari Vanderbilt University Medical Center, mengatakan sejarah menunjukkan bahwa setiap teknologi baru, mulai dari video game hingga konser Elvis, sering memicu kekhawatiran berlebihan. Ia tetap berhati-hati menanggapi fenomena video pendek, meski menurutnya sejumlah kekhawatiran memang beralasan.

    “Narasi bahwa hanya ‘kakek-kakek pemarah’ yang peduli atau bahwa kekhawatiran ini dianggap ketinggalan zaman itu terlalu menyederhanakan,” kata Jackson, dikutip dari NBC News.

    Jackson menambahkan, riset yang ada menunjukkan video pendek berdampak negatif pada otak bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Namun masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memahami rinciannya: siapa yang paling rentan, apakah efeknya permanen, dan mekanisme apa yang menyebabkan dampak tersebut.

    Di sisi lain, riset soal dampak jangka panjang penggunaan video pendek berlebihan saat ini masih berkembang, terutama di AS. Namun studi dari Inggris, Yordania, Arab Saudi, hingga Mesir juga menemukan kaitan antara konsumsi video pendek dengan masalah perhatian, gangguan memori, hingga kelelahan kognitif.

    Meski begitu, studi-studi ini belum membuktikan hubungan sebab-akibat, dan kebanyakan baru menggambarkan kondisi pada satu waktu tertentu, bukan mengikuti peserta dalam jangka panjang.

    Sementara itu, dr Nidhi Gupta, dokter endokrinologi anak yang meneliti efek screen time, menyebut meski banyak riset fokus pada anak muda, kelompok usia lanjut juga perlu diperhatikan. Mereka cenderung memiliki lebih banyak waktu luang dan kurang mahir teknologi, sehingga mungkin sama rentannya terhadap risiko video pendek.

    Menurut Gupta, mungkin dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengetahui apakah perubahan kognitif akibat konsumsi video pendek bersifat reversibel. Ia bahkan menyebut fenomena ini sebagai ‘video game dan televisi versi steroid’.

    “Mungkin terlalu dini untuk mengatakan bahwa semuanya akan buruk,” kata Gupta.

    “Penelitian soal alkohol, rokok, dan narkoba butuh lebih dari 75 tahun. Tapi saya tidak akan terkejut jika dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan kita mendapatkan bukti yang menguatkan kekhawatiran moral soal video pendek.”

    Mengapa Medsos Bisa Picu Kerusakan Otak?

    “Media sosial bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, media sosial menyediakan akses informasi dan pendidikan, tetapi di sisi lain, penggunaan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif. Konten yang hanya berfokus pada hiburan instan membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat tanpa tantangan berpikir mendalam,” tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Jumat (5/12/2025).

    Berikut lima hal yang terjadi saat seseorang terkena efek brain rot:

    Gangguan Kognitif

    Penurunan daya ingat dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Kurangnya kemampuan berpikir analitis dan pemecahan masalah.

    Gangguan Emosional

    Peningkatan stres dan kecemasan akibat paparan informasi yang tidak sehat. Ketergantungan pada media sosial sebagai bentuk pelarian.

    Dampak Sosial

    Pengurangan interaksi sosial yang bermakna. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik secara efektif melalui komunikasi.

    Bagaimana Mencegah Kerusakan Otak?

    Untuk menghindari dampak negatif brain rot, Artika menekankan perlu mengelola penggunaan media sosial dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang disebutnya dapat dilakukan:

    Pertama, membatasi penggunaan media sosial. Para ahli menyarankan agar konsumsi media sosial tidak melebihi 1-1,5 jam per hari.

    Kedua, memilih konten berkualitas, mendapatkan informasi dari sumber terpercaya dan mengurangi paparan konten yang murni hiburan.

    Ketiga, melatih keterampilan berpikir kritis. Mengembangkan kebiasaan seperti membaca artikel, terlibat dalam diskusi mendalam, atau kembali mencerna informasi yang diterima.

    Keempat, meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata. “Habiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan keluarga dan teman,” saran dia.

    Halaman 2 dari 4

    (suc/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    6 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah scrolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Pesan Buat Gen Z, Begini Cara Biar Nonton Konten TikTok-Reels Nggak Bikin ‘Otak Busuk’

    Pesan Buat Gen Z, Begini Cara Biar Nonton Konten TikTok-Reels Nggak Bikin ‘Otak Busuk’

    Jakarta

    Fenomena ‘brain rot’ mulai banyak disorot publik, terutama gen Z. Istilah ini diartikan sebagai kondisi penurunan fungsi mental akibat kebiasaan doom scrolling atau terus-menerus scroll media sosial.

    Gen Z tumbuh bersama dengan internet. Dari era Tumblr dan Vine, teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Tetapi, intensitas paparan digital yang tinggi mulai menunjukkan dampaknya.

    Rata-rata gen Z di Amerika Serikat menghabiskan lebih dari 6 jam sehari untuk scrolling TikTok, YouTube, dan Instagram. Ironisnya, platform yang memperparah brain rot kini dipakai untuk menyuarakan perlawanan.

    Para ahli memperingatkan bahwa konsumsi media sosial berlebihan dapat memicu gejala mirip ‘penuaan otak dini’ di usia muda.

    Benarkah Otak Gen Z Menua Lebih Cepat?

    Paparan informasi cepat memicu lonjakan dopamin. Ahli saraf kognitif MIT, Earl Miller, mengatakan ‘brain rot’ bukan berarti otak manusia membusuk.

    “Brain rot bukan berarti otak kita benar-benar membusuk. Masalahnya, otak kita tidak dirancang menghadapi arus informasi tanpa henti seperti ini,” jelasnya, dikutip dari National Geographic.

    Studi tahun 2025 mengaitkan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dan media sosial berlebih dengan penurunan daya ingat, fokus, hingga kognitif. Selain itu, analisis dari 17 studi di American Psychological Association menyebut konsumsi video pendek berlebihan berkaitan langsung dengan penurunan kemampuan kognitif.

    Orang-orang yang berusia 18-29 tahun menjadi kelompok yang paling bergantung dengan smartphone. Menurut Amanda Elton dari University of Florida, istilah ‘accelerated brain aging’ lebih tepat menggambarkan kondisi ini pada otak gen Z yang masih berkembang.

    Cara Gen Z Mencegah Kecanduan Konten Video Pendek

    Platform digital kini dibanjiri konten soal perawatan otak. Beragam tren anti-brain rot mulai bermunculan, seperti:

    1. Kurikulum Pribadi ala TikTok

    Content creator TikTok Elizabeth Jean membuat ‘kurikulum bulanan’ yang berisi buku yang dibaca, kelas yang diikuti, hingga resep yang dipelajari. Tagar #curriculum kini memiliki lebih dari 90 ribu video.

    2. Ritual ‘Lepas Ponsel’

    Tren lain mendorong pengguna menggantung ponsel saat tiba di rumah, mirip era telepon rumah. Ada pula konsep ‘dopamine menu’, yakni daftar aktivitas yang memberi dopamin sehat, seperti meditasi atau jalan jauh.

    3. Detoks Digital Berbasis Teknologi

    Aplikasi seperti Brick yang memblokir aplikasi pengganggu dan Focus Friend yang gamified menjadi populer. Studi di Behavioral Science menunjukkan detoks media sosial selama dua minggu dapat membuat pikiran jernih dan produktif.

    4. Ruang Publik Tanpa Ponsel

    Gerakan ini ternyata merambah dunia nyata. Salah satunya di restoran bebas ponsel pertama di Washington DC, Hush Harbor. Restoran itu mengunci ponsel pengunjung dalam kantong khusus.

    Tempat publik lainnya, The Offline Club di Eropa, menggelar acara tanpa gawai atau gadget.

    Sementara restoran lainnya di Sydney, Bistecca, meminta tamu menyimpan ponsel di kotak terkunci. Tanpa gangguan layar, konsentrasi sosial meningkat.

    “Dengan gen Z, biasanya ponsel yang ‘makan lebih dulu’. Tapi, di sini tidak,” kata Rock Harper, pemilik restoran ‘tanpa gadget’ Hush Harbor.

    Mengapa Waktu ‘Offline’ Sangat Penting Bagi Otak?

    Peneliti menunjukkan bahwa waktu jauh dari layar memberi manfaat yang nyata, yakni:

    Interaksi sosial secara langsung membantu menjaga fungsi otak berpikir kritis.Menghindari multitasking digital untuk mencegah penurunan memori dan kemampuan mengambil keputusan.Aktivitas mental offline, seperti bermain game, membaca, hingga menulis jurnal, dapat menguatkan fungsi lobus prefrontal.Belajar hal baru atau menyusun target bulanan yang membantu membangun koneksi neural baru.

    “Semakin cepat seseorang melindungi kesehatan otaknya, maka hasil baiknya dapat berjangka panjang,” beber Gary Small dari Hackensack Meridian School of Medicine.

    Gen Z mungkin generasi paling ‘online’. Tetapi, mereka juga generasi yang paling vokal dalam melawan dampak buruk akibat dunia digital.

    Dari kurikulum pribadi hingga restoran tanpa ponsel, mereka menciptakan cara baru untuk melatih fokus, memulihkan motivasi, dan menjaga kesehatan otak. Di tengah derasnya notifikasi dan scroll tanpa akhir, gen Z menunjukkan bahwa menjaga otak tetap sehat adalah bentuk perlawanan yang paling penting.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    6 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah scrolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

    Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

    Jakarta

    Jumlah pelanggan jasa tukang sedot WC kian melandai imbas persaingan usaha yang semakin sengit. Alhasi omzet para penyedia jasa ini lambat laut semakin landai.

    Salah seorang tukang sedot WC yang kerap mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, bernama Joni mengatakan kini dalam sehari dirinya belum tentu bisa mendapatkan panggilan dari pelanggan.

    Menurutnya kondisi ini sangat jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat jumlah penyedia jasa sedot WC belum sebanyak sekarang. Di mana dalam sehari dirinya dipastikan bisa menerima panggilan bahkan bisa empat sampai pelanggan.

    “Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari,” kata Joni saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (4/12/2025).

    Sementara untuk biaya satu kali sedot WC, Joni mematok kisaran Rp 500 – 600 ribu. Dengan asumsi harga tersebut, dulu ia bisa membawa pulang Rp 2,5 – 3 juta per hari, meski kini usahanya tak semanis dulu.

    Belum lagi, menurutnya dulu ia tak hanya menerima panggilan untuk sedot WC atau septic tank rumah saja, tapi juga dengan gedung-gedung perkantoran. Namun kini hanya tersisa satu dua yang tetap bertahan dengan jasanya.

    “Masih adalah lah gedung satu dua, rumah yang langganan. Semua ada lah langganan sendiri-sendiri,” ucapnya.

    Senada, tukang sedot WC lain yang juga mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Rohman, mengatakan sehari-hari jasanya memang sepi pelanggan. Bahkan pernah dalam satu minggu dirinya tak mendapatkan panggilan sama sekali.

    “Kadang nggak ada sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada. Kadang kalau ada rezeki ya bisa sampai dua itu sehari. Kita nggak bisa ngomong pasti ada. Kadang pernah juga seminggu memang nggak ada,” ucapnya.

    Untuk jasa sedot WC yang dilakukannya, Rohman juga membuka harga sekitar Rp 500 – 600 ribu. Namun hal ini masih sangat tergantung pada kesepakatan dengan pelanggan.

    “Biasanya bisa makin mahal tuh kalau titik sedotnya jauh dari tempat mobil bisa parkir. Soalnya di Jakarta kan banyak tuh rumah yang masuk ke gang-gang kecil, jadi kita musti tarik selang sampai 100 meter ke dalam, itu bisa agak mahal,” ucapnya.

    Rohman menjelaskan perhitungan harga tersebut sudah memperhitungkan modal yang perlu dikeluarkan. Misalkan saja untuk ongkos bensin dan buang limbah, barulah sisa keuntungan bisa dikantongi.

    Belum lagi ia masih bekerja dengan pemilik truk sedot WC, di mana dalam sebulan dirinya wajib setor hingga Rp 7 juta per bulan. Namun karena dirinya berat untuk membayar bulanan dan tak menentunya orderan, biasanya ia menyetor per hari Rp 250.000 per hari.

    “Kita kan ada biaya juga, terus kita buangnya ke Pulo Gebang juga bayar. Itu ada di Pulo Gebang, dikelola sama Pemda, kan bayar Rp 165.000, belum solarnya juga buat jalan kan. Ini saya juga biasanya setoran Rp 250.000 sehari,” paparnya.

    “Kalau sehari itu nggak dapat ya kita nggak setoran dulu, nanti kalau lagi dapat banyak yang setoran bolong-bolong itu kita bayar, bos juga ngerti kok,” sambung Rohman.

    Tonton juga video “Viral Tawaran Jasa Nikah Siri di TikTok, Begini Respons MUI”

    (igo/fdl)

  • Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

    Dulu Bergelimang Uang, Kini Pas-pasan

    Jakarta

    Jumlah pelanggan jasa tukang sedot WC kian melandai imbas persaingan usaha yang semakin sengit. Alhasi omzet para penyedia jasa ini lambat laut semakin landai.

    Salah seorang tukang sedot WC yang kerap mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, bernama Joni mengatakan kini dalam sehari dirinya belum tentu bisa mendapatkan panggilan dari pelanggan.

    Menurutnya kondisi ini sangat jauh berbeda dengan beberapa tahun yang lalu saat jumlah penyedia jasa sedot WC belum sebanyak sekarang. Di mana dalam sehari dirinya dipastikan bisa menerima panggilan bahkan bisa empat sampai pelanggan.

    “Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari,” kata Joni saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (4/12/2025).

    Sementara untuk biaya satu kali sedot WC, Joni mematok kisaran Rp 500 – 600 ribu. Dengan asumsi harga tersebut, dulu ia bisa membawa pulang Rp 2,5 – 3 juta per hari, meski kini usahanya tak semanis dulu.

    Belum lagi, menurutnya dulu ia tak hanya menerima panggilan untuk sedot WC atau septic tank rumah saja, tapi juga dengan gedung-gedung perkantoran. Namun kini hanya tersisa satu dua yang tetap bertahan dengan jasanya.

    “Masih adalah lah gedung satu dua, rumah yang langganan. Semua ada lah langganan sendiri-sendiri,” ucapnya.

    Senada, tukang sedot WC lain yang juga mangkal di Jalan D.I Panjaitan, Rohman, mengatakan sehari-hari jasanya memang sepi pelanggan. Bahkan pernah dalam satu minggu dirinya tak mendapatkan panggilan sama sekali.

    “Kadang nggak ada sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada. Kadang kalau ada rezeki ya bisa sampai dua itu sehari. Kita nggak bisa ngomong pasti ada. Kadang pernah juga seminggu memang nggak ada,” ucapnya.

    Untuk jasa sedot WC yang dilakukannya, Rohman juga membuka harga sekitar Rp 500 – 600 ribu. Namun hal ini masih sangat tergantung pada kesepakatan dengan pelanggan.

    “Biasanya bisa makin mahal tuh kalau titik sedotnya jauh dari tempat mobil bisa parkir. Soalnya di Jakarta kan banyak tuh rumah yang masuk ke gang-gang kecil, jadi kita musti tarik selang sampai 100 meter ke dalam, itu bisa agak mahal,” ucapnya.

    Rohman menjelaskan perhitungan harga tersebut sudah memperhitungkan modal yang perlu dikeluarkan. Misalkan saja untuk ongkos bensin dan buang limbah, barulah sisa keuntungan bisa dikantongi.

    Belum lagi ia masih bekerja dengan pemilik truk sedot WC, di mana dalam sebulan dirinya wajib setor hingga Rp 7 juta per bulan. Namun karena dirinya berat untuk membayar bulanan dan tak menentunya orderan, biasanya ia menyetor per hari Rp 250.000 per hari.

    “Kita kan ada biaya juga, terus kita buangnya ke Pulo Gebang juga bayar. Itu ada di Pulo Gebang, dikelola sama Pemda, kan bayar Rp 165.000, belum solarnya juga buat jalan kan. Ini saya juga biasanya setoran Rp 250.000 sehari,” paparnya.

    “Kalau sehari itu nggak dapat ya kita nggak setoran dulu, nanti kalau lagi dapat banyak yang setoran bolong-bolong itu kita bayar, bos juga ngerti kok,” sambung Rohman.

    Tonton juga video “Viral Tawaran Jasa Nikah Siri di TikTok, Begini Respons MUI”

    (igo/fdl)

  • Persaingan Mencari Kotoran Pun Makin Berat, Jasa Sedot WC Kian Sekarat

    Persaingan Mencari Kotoran Pun Makin Berat, Jasa Sedot WC Kian Sekarat

    Jakarta

    Bisnis sedot WC saat ini tampaknya sedang tidak baik-baik saja. Kondisi ini terlihat dari banyaknya tukang dan truk sedot WC yang hanya bisa mangkal menunggu panggilan pelanggan di sekitar Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Salah satu tukang sedot WC yang mangkal di kawasan itu, Rohman, mengatakan mereka memang kerap mangkal di titik-titik ini saat sedang tidak menerima pesanan. Setidaknya mereka hampir setiap hari menunggu pesanan di sana sejak pagi hari tanpa jam tetap, hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB.

    “Kadang nggak ada yang pesan sama sekali, sampai sehari dua hari kita nggak ada yang datang kan. Kadang ada orang lewat, dia minta nomor kita dulu,” ucap Rohman saat ditemui detikcom di lokasi, Jumat (5/12/2025).

    Menurutnya kondisi sepi pesanan ini terjadi lantaran persaingan antar tukang sedot WC yang semakin sengit. Sebab menurutnya saat ini jasa sedot WC bukan usaha yang setiap hari dapat pesanan, namun jumlah tukang penyedia jasa semakin banyak.

    “Sekarang memang sudah banyak sih yang buka jasa sedot WC kan. Sudah banyak, di Buaran saja, kalau Sabtu-Minggu itu di perempatan banyak yang parkir di sana,” katanya.

    “Di Buaran tuh, di Perempatan parkirnya biasanya Sabtu-Minggu, kan. Kalau bukan Sabtu-Minggu kan nggak boleh di situ. Tapi kalau Sabtu-Minggu tuh penuh,” sambung Rohman.

    Belum lagi durasi rumah untuk memanggil kembali jasa sedot WC bisa sangat lama bergantung pada luasan septic tank. Untuk septic tank ukuran kecil, bisa penuh dalam waktu tiga bulan, namun untuk yang ukuran besar bisa sampai tahunan baru penuh dan memerlukan jasa sedot WC.

    “Kalau yang septic tank yang dalamnya cuma satu meter, itu biasanya ukuran satu kali satu, itu bisa tiga bulanan. Terus ada juga seperti kontrakan kan, otomatis septic tank-nya lebih gede. Itu bisa lama juga, ada yang sampai 6 bulan sekali, ada yang sampai 5 tahun gitu, resapannya dibikin lebar,” jelasnya.

    Untuk itu, tak jarang para tukang sedot WC memasang iklan jasanya di tiang-tiang jalan guna memperluas peluang mereka mendapatkan panggilan. “Kadang kita kan gitu. Kita sambil sedot di daerah situ, kita sebarin saja. Sedot di mana, dekat-dekat situ tempelin,” papar Rohman.

    Senada, tukang sedot WC lain yang kerap mangkal di dekat Samsat Jakarta Timur bernama Joni juga mengatakan dalam sehari dirinya belum tentu bisa menerima satu pelanggan pun.

    “Kalau sekarang seharian saja belum tentu dapat. Sekarang dapat dua sehari, sudah jago. Kalau dulu bisa empat, lima sehari,” kata Joni.

    Menurutnya kondisi dipengaruhi oleh sengitnya persaingan antar tukang sedot WC. Ditambah dengan model usaha yang tidak setiap hari jasanya diperlukan pelanggan, membuat pesanan pelanggan semakin tipis.

    “Makin lama kan mobil makin banyak, jadi saingannya semakin banyak,” ucapnya.

    Sehingga untuk bisa bertahan, Joni harus memperluas jangkauan layanan sedot WC-nya. Selama ada panggilan dan sepakat dengan harga jasa, ia siap jalan ke mana saja. Bahkan paling jauh, dirinya pernah menerima pelanggan sampai Depok hingga Sukabumi.

    “Sekarang terima bebas dari mana. Sampai Depok, sampai Sukabumi kalau ada panggilan, tergantung permintaan,” ungkap Joni.

    Tonton juga video “Viral Tawaran Jasa Nikah Siri di TikTok, Begini Respons MUI”

    (igo/fdl)

  • Daftar Figur Publik yang Sigap Beri Bantuan ke Korban Banjir Sumatera

    Daftar Figur Publik yang Sigap Beri Bantuan ke Korban Banjir Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah artis dan influencer Indonesia bergerak cepat menggalang donasi dan menyalurkan bantuan untuk korban banjir dan tanah longsor di Sumatera dan Aceh.

    Donasi dan penyaluran bantuan dari masyarakat yang diwakilkan oleh para artis ini menjadi bukti nyata gotong royong untuk meringankan beban warga terdampak banjir dan longsor yang tak hanya kehilangan anggota keluarganya tetapi juga tempat tinggal dan harta benda lainnya. 

    Penyaluran bantuan berupa kebutuhan dasar sehari-hari, obat-obatan, fasilitas darurat di lokasi pengungsian tersebut turut melibatkan relawan dan lembaga kemanusiaan agar distribusinya lebih cepat dan tepat sasaran. Lantas siapa saja artis dan figur publik yang mengirimkan bantuan untuk korban banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera dan Aceh? Menghimpun berbagai sumber, Jumat (5/12/2025) berikut paparannya.

    Azizah Salsha: Selebgram sekaligus mantan istri pesepak bola Pratama Arhan termasuk salah satu figur publik yang bergeraak cepat membantu ribuan wargaa  korban bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat. Demi menyalurkan bantuan, ia secara langsung terbang ke Padang untuk menyerahkan bantuan kepada pengurus TK Alwitri Kampung Tanjung Kuranji, Padang. Aksi sosial Azizah ini terungkap melalui unggahan sang ayah, Andre Rosiade, melalui akun Instagram miliknya, Minggu (30/11/2025).Azizah Salsha memberikan bantuan kepada korban bencana alam di Padang. – (Beritasatu.com/Instagram)

    “Azizah kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap musibah banjir bandang yang melanda Sumatera Barat. Dia memberikan bantuan berupa uang tunai Rp 50 juta untuk pembangunan kembali TK Alwitri di Kampung Tanjung, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji,” ungkap Ade. 

    Atta Halilintar: YouTuber Atta Halilintar terbang langsung ke Sibolga, Sumatera Barat pada Selasa (2/12/2025) jam 03.00 WIB dari Jakarta karena mendengar kabar warga Sumatera terdampak banjir banyak yang kelaparan dan kesulitan karena harga bahan pokok yang melambung. Bergerak ke Sumatera, Atta secara langsung mendatangi beberapa lokasi untuk menyalurkan bantuan berupa beras, sembako, makanan siap saji dan kebutuhan lainnya. Bantuan korban banjir di Sumatera dari Atta Halilintar. – (Instagram.com/@attahalilintar)

    “Bukan karena kami berlebih, tetapi karena tak tega membiarkan saudara kami berjuang sendirian. Terima kasih untuk para orang baik yang bergerak tanpa banyak bicara,” tulis Atta. 

    Selain keperluan logistik, Atta menggandeng UPI Peduli untuk menghadirkan air bersih serta alat berat berupa excavator di lokasi. 

    “Kami sadar, ini belum cukup, korban masih sangat banyak dan bantuan masih sangat dibutuhkan. Semoga setiap langkah kecil, setiap kolaborasi kebaikan menjadi kekuatan besar bahu membahu untuk saudara-saudara kita di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Pray for Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,” pungkas Atta. 

    Praz Teguh: Komika dan kreator konten terkenal Praz Teguh yang berdarah asli Padang juga langsung bergerak menyalurkan bantuan ke daerah kelahirannya yang tengah dilanda bencana. Praz berhasil menggalang dana lewat Kitabisa sebesar Rp 3,2 miliar. Bantuan hasil penggalangan dana masih berjalan dan akan terus dilakukan secara bertahap. Mengutip akun Instagram resmi Kitabisa, hingga berita ini diturunkan bantuan sudah disalurkan melalui empat tahap. Bantuan senilai Rp 100 juta dikirimkan ke Padang sebagai tahap pertama, selanjutnya pada tahap kedua disalurkan kembali senilai Rp 70 juta untuk warga Padang dan sekitarnya. Berikutnya donasi senilai Rp 50 juta disalurkan kepada ribuan warga terdampak banjir dan tanah longsor yang berada di Batu Busuak Kelurahan Lambung, Padang. Terakhir untuk tahap keempat, bantuan senilai Rp 50 juta didistribusikan ke wilayah Aras Napal Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Bantuan yang disalurkan berupa pakaian orang dewasa, bahan-bahan pangan, alat tidur, peralatan ibadah, paket sembako, paket kebutuhan bayi, paket keperluan kebersihan pribadi, kebutuhan wanita, kebutuhan pakaian bayi, makanan siap santap, kebutuhan darurat pengungsian, hingga obat-obatan.Zaskia Mecca: Lewat akun Instagram pribadinya, Zaskia membagikan kisah perjalanannya turun langsung lewat jalur air ke beberapa lokasi terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatera dan Aceh seperti Tanjung Pura, Langkat hingga Kuala Simpang, Aceh Tamiang.

    “Setengah hari di air, datang ke-6 dusun untuk anterin bantuan, basah-kering-basah-kering tetapi lega rasanya hati,” ucap Zaskia, dikutip dari akun @zaskiadyamecca. 

    Donasi dari Zaskia Mecca dan Hanung Bramantyo ke korban banjir di Sumatera – (Instagram.com/@zaskiadyamecca)

    Mengutip dari akun Instagram @connierahakundinibakrie, Zaskia bersama sang suami, sutradara film Hanung Bramantyo memberikan bantuan berupa 500 paket bantuan untuk 500 kepala keluarga yang berhasil dikirimkan ke warga membutuhkan meski harus melewati medan berat salah satunya karena akses jalan terputus, dan situasi penjarahan di beberapa lokasi yang membuat proses distribusi bantuan tak mudah. 

    Rachel Vennya: Melalui akun Instagram pribadinya yang memiliki 8,8 juta pengikut, selebgram dan aktris Rachel Vennya membuka penggalangan dana untuk membantu para korban banjir Sumatera. Tak sia-sia, pada Minggu (30/11/2025), total dana yang terkumpul dari masyarakat Indonesia mencapai Rp 903 juta. Rachel menjelaskan, donasi akan disalurkan dalam bentuk paket makanan, hygiene kit, dan kebutuhan emergency lainnya serta bantuan untuk ibu dan anak di beberapa wilayah yang berhasil bisa dijangkau. Ferry Irwandi: Aktivis dan kreator konten Ferry Irwandi berhasil menggalang donasi dari masyarakat Indonesia senilai lebih dari Rp 10 miliar untuk para korban banjir dan tanah longsor di Sumatera dan Aceh. Lewat akun TikTok pribadinya, Ferry menyampaikan ia dengan tim relawan Save Children dan tim Kitabisa per Kamis (4/12/2025) akan mulai menyalurkan donasi yang berhasil terkumpul hanya dalam waktu 24 jam tersebut. Ferry menginformasikan, ia dan tim akan fokus menyalurkan donasi bantuan ke daerah-daerah paling terpencil dan terisolasi yang lebih sangat membutuhkan bantuan. Bantuan untuk korban banjir di Sumatera hasil donasi masyarakat Indonesia melalui Ferry Irwandi – (TikTok.com/@irwandiferry)

    “Serentak tiga provinsi mulai kita salurkan hari ini di Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Donasi langsung kita salurkan ke daerah- daerah paling terpencil dan terisolasi. Kita pastikan bantuan langsung diterima masyarakat. Semua kita lakukan secara bertahap-tahap dan kita pastikan terus untuk sampai langsung ke tangan warga,” ungkap Ferry, dikutip dari akun TikTok @irwandiferry, Jumat (5/12/2025). 

    Uang donasi senilai Rp 10,3 miliar tersebut digunakan untuk membeli sejumlah kebutuhan esensial warga terdampak terutama kaum ibu, perempuan dan anak-anak termasuk bayi. 

    Fokus mendistribusikan bantuan ke daerah-daerah yang masih belum terjamah bantuan, dalam misi penyaluran bantuan, Ferry dan tim mengunjungi kamp pengungsian di pelosok Langkat yang menampung sekitar 2.000 orang. 

    Lokasi pengungsian warga Langkat berada di atas rel kereta api hanya dengan tenda yang sangat minim, membuat warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, termasuk tidur, penerangan, dan perlindungan dari hujan. Banyak anak kecil, bayi, dan hewan turut berada di pengungsian. 

    Dengan kedatangan Ferry dan tim relawan yang membawa bantuan masalah warga Langkat di tempat pengungsian tentang sumber penerangan, tempat tidur, gangguan nyamuk, hingga kebutuhan tenda ini untuk sementara bisa diatasi. 

  • Diwanti-wanti Ilmuwan, Ini Tanda Kena ‘Brain Rot’ gegara Konten TikTok-Reels

    Diwanti-wanti Ilmuwan, Ini Tanda Kena ‘Brain Rot’ gegara Konten TikTok-Reels

    Jakarta

    Konten singkat dan adiktif di media sosial membuat sejumlah pengguna betah berlama-lama scrolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Sayangnya, kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’. Istilah kalimat populer yang ditetapkan Oxford University Press sebagai Word of the Year 2024 dengan definisi penurunan kognitif imbas kebiasaan scroll media sosial.

    Para pakar menemukan mereka yang terbiasa scroll media sosial tanpa henti, mengalami kecanduan terus menonton video pendek yang berujung mengubah cara kerja otak dan mengganggu cara pengambilan keputusan. Hal ini juga sejalan dengan beberapa riset termasuk yang diterbitkan di jurnal NeuroImage.

    Psikolog Artika Mulyaning Tyas, S.Psi, M.Psi, menyebut brain rot memang menyebabkan penurunan kognitif termasuk kemampuan berpikir kritis hingga daya ingat.

    Konten yang paling banyak berpengaruh pada kondisi brain rot adalah konten receh seperti lelucon, tantangan ekstrem, dan video pendek lain.

    Mengapa Medsos Bisa Picu Kerusakan Otak?

    “Media sosial bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, media sosial menyediakan akses informasi dan pendidikan, tetapi di sisi lain, penggunaan yang tidak terkontrol dapat berdampak negatif. Konten yang hanya berfokus pada hiburan instan membuat otak terbiasa dengan stimulus cepat tanpa tantangan berpikir mendalam,” tuturnya dalam keterangan tertulis, dikutip detikcom Jumat (5/12/2025).

    Berikut tiga hal yang terjadi saat seseorang terkena efek brain rot:

    Gangguan Kognitif

    Penurunan daya ingat dan kesulitan dalam pengambilan keputusan. Kurangnya kemampuan berpikir analitis dan pemecahan masalah.

    Gangguan Emosional

    Peningkatan stres dan kecemasan akibat paparan informasi yang tidak sehat. Ketergantungan pada media sosial sebagai bentuk pelarian.

    Dampak Sosial

    Pengurangan interaksi sosial yang bermakna. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik secara efektif melalui komunikasi.

    Bagaimana Mencegah Kerusakan Otak?

    Untuk menghindari dampak negatif brain rot, Artika menekankan perlu mengelola penggunaan media sosial dengan bijak. Berikut beberapa langkah yang disebutnya dapat dilakukan:

    Pertama, membatasi penggunaan media sosial. Para ahli menyarankan agar konsumsi media sosial tidak melebihi 1-1,5 jam per hari.

    Kedua, memilih konten berkualitas, mendapatkan informasi dari sumber terpercaya dan mengurangi paparan konten yang murni hiburan.

    Ketiga, melatih keterampilan berpikir kritis. Mengembangkan kebiasaan seperti membaca artikel, terlibat dalam diskusi mendalam, atau kembali mencerna informasi yang diterima.

    Keempat, meningkatkan interaksi sosial di dunia nyata. “Habiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi langsung dengan keluarga dan teman,” saran dia.

    Ciri-ciri mengalami brain rot:

    Jika seseorang mulai kesulitan berkonsentrasi, sering lupa, atau mengalami kecemasan berlebihan akibat media sosial, mungkin sudah saatnya untuk mengurangi konsumsi konten digital dan mencari bantuan profesional.

    “Di Indonesia, layanan psikologis tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, menawarkan konsultasi untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Jika membutuhkan bantuan segera, hotline Healing 119 juga tersedia untuk dukungan awal,” beber dia.

    Perlu dicatat, brain rot bukan sekadar tren media sosial, melainkan fenomena nyata yang memengaruhi kesehatan mental dan kognitif.

    “Dengan menggunakan media sosial secara bijak dan memperhatikan konten yang kita konsumsi, kita dapat mencegah dampak negatifnya dan menjaga kesehatan otak kita di era digital ini,” pungkasnya.

    Lihat juga Video Notifikasi Instagram Buat Remaja Australia Jelang Pembatasan Medsos

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    4 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah crolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Remaja Australia Mulai Didepak dari Media Sosial, Dunia Melihat

    Remaja Australia Mulai Didepak dari Media Sosial, Dunia Melihat

    Jakarta

    Bagi kaum muda Australia, media sosial segera jadi kenangan. Platform seperti Instagram, TikTok, Snapchat, dan YouTube mulai mematuhi undang-undang baru negara tersebut yang bersejarah dan segera berlaku, melarang media sosial bagi anak-anak dan remaja muda.

    Anak di bawah 16 tahun atau dicurigai dalam kelompok usia ini, mulai melihat notifikasi bahwa akun dinonaktifkan atau ditangguhkan hingga mereka cukup umur atau dapat membuktikan usia.

    Meta misalnya, mencabut akses ke platform media sosialnya Instagram, Facebook, dan Threads bagi remaja di bawah 16 tahun mulai hari Kamis, sekaligus memblokir pembuatan akun baru.

    Ini adalah upaya berani melindungi kaum muda dari bahaya online dan diamati seksama oleh dunia. Namun, beberapa kritikus mempertanyakan metode dan teknologi yang digunakan, serta apakah langkah ini benar-benar akan membuat ruang digital lebih aman.

    Metode larangan medsos

    Per 10 Desember, platform yang termasuk dalam larangan ini wajib menonaktifkan akun pengguna di bawah 16 tahun dan mencegah pengguna baru dari usia ini. Platform yang masuk dalam daftar awal adalah:Instagram, Facebook,Threads,YouTube, TikTok, Snapchat, Twitch, X, Reddit, serta Kick

    Setiap perusahaan memutuskan proses mana yang akan digunakan. Pada dasarnya usia diverifikasi dengan mempertimbangkan informasi yang diberikan saat pendaftaran, dikombinasikan AI untuk menganalisis akun. Sebagai contoh, Meta menyatakan akan menggunakan AI.

    “Jika akun mengikuti banyak anak, berinteraksi dengan cara yang menunjukkan mereka di bawah 16 tahun, akun akan ditandai sebagai akun di bawah umur dan dihapus,” ujar analis teknologi Carmi Levy. Pengguna Meta dapat mengajukan banding dengan menyerahkan identitas resmi atau merekam selfie untuk dianalisis.

    Sementara Snapchat akan verifikasi melalui kartu identitas resmi, software pihak ketiga yang menganalisis selfie, atau software lain yang terhubung ke informasi perbankan pengguna.

    Larangan di Australia ini merupakan ujian teknologi verifikasi yang sejauh ini belum terlalu sukses. “Autentikasi akun dan verifikasi usia telah digunakan platform lain di belahan dunia lain dan bisa dibilang bencana total,” ujarnya. Banyak pengguna salah ditandai dan dihapus, serta kesulitan membuktikan keabsahan akun.

    “Banyak dari proses ini sebagian besar didasarkan teknologi otomatis. Tidak ada manusia duduk di belakang layar di Meta atau Google atau X yang siap menangani keluhan semacam ini,” katanya.

    Levy juga waswas terhadap privasi data dari penyerahan informasi pribadi. “Kita harus percaya saat mereka mengumpulkan tumpukan besar informasi pribadi dari pengguna, mereka menjaganya tetap aman. Dan kita melihat berkali-kali itu tak selalu terjadi,” sebutnya.

    Gugatan menentang larangan

    Mengingat Australia mengisyaratkan bahwa platform lain di mana anak muda berkomunikasi, mulai platform game seperti Roblox dan Fortnite hingga Discord, dapat ditambah dalam daftar, advokat hak digital Matt Hatfield mempertanyakan efektivitasnya.

    “Saya sangat khawatir Australia akhirnya hanya akan mengejar anak muda dari satu ruang ke ruang lain di internet serta memberlakukan pemblokiran usia dan potensi penyensoran,” kata Hatfield.

    Hal itu diamini Noah Jones, siswa berusia 15 tahun di Sydney, yang menggugat untuk membatalkan larangan tersebut. Menurutnya, hal itu melanggar hak konstitusional kaum muda Australia dan memutus komunikasi vital.

    “Sungguh tidak masuk akal mengapa kami diputus dari dunia luar, sementara orang-orang yang berbahaya serta konten eksplisit yang berbahaya bukan pihak yang menderita akibat larangan ini, melainkan kami,” katanya kepada Reuters.

    Dengan banyaknya negara dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan undang-undang baru tentang penggunaan medsos oleh remaja, Levy berpendapat apa yang terjadi di Australia akan digunakan sebagai template untuk diterapkan negara lain.

    Lihat juga Video Notifikasi Instagram Buat Remaja Australia Jelang Pembatasan Medsos

    (fyk/rns)

  • Awas ‘Brain Rot’! Begini Perubahan pada Otak Kalau Sering Nonton TikTok-Reels

    Awas ‘Brain Rot’! Begini Perubahan pada Otak Kalau Sering Nonton TikTok-Reels

    Jakarta

    Fenomena konten singkat yang cepat dan adiktif telah membuat banyak orang tanpa sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk scrolling tanpa akhir. Kondisi ini bahkan mempopulerkan istilah “brain rot” yang ditetapkan Oxford University Press sebagai Word of the Year 2024, menggambarkan kabut mental dan penurunan kognitif akibat kebiasaan ini.

    Para ahli memperingatkan bahwa kecanduan video pendek-yang sering dianggap sepele, sebenarnya mengubah cara kerja otak, menumpulkan fokus, melemahkan memori, dan mengganggu pengambilan keputusan.

    Hal ini didukung oleh penelitian yang diterbitkan di jurnal NeuroImage, yang mengamati efek psikologis dan neurologis dari kecanduan konten singkat melalui analisis perilaku dan pemindaian otak.

    Berdasarkan studi tersebut, berikut adalah dua cara utama kecanduan video pendek mengubah fungsi otak dikutip dari Forbes.

    1. Mengurangi Kepekaan Otak

    Kecanduan video pendek dapat merusak “loss aversion” atau kecenderungan untuk merasakan sakit kehilangan sesuatu lebih kuat daripada kesenangan mendapatkan sesuatu.

    Studi NeuroImage menemukan bahwa individu dengan gejala kecanduan video pendek yang lebih tinggi cenderung memiliki loss aversion yang lebih rendah.

    Semakin kecanduan seseorang, semakin kurang sensitif mereka terhadap potensi kerugian. Hal ini membuat keputusan mereka menjadi lebih didorong oleh imbalan (reward-driven), bahkan ketika risiko kerugiannya tinggi.

    Pemindaian otak menunjukkan bahwa orang dengan kecanduan video pendek yang tinggi memiliki aktivitas lebih rendah di area otak yang disebut “precuneus” saat memikirkan potensi keuntungan.

    Precuneus membantu merefleksikan dan mempertimbangkan hasil. Ketika area ini kurang aktif, otak cenderung mengabaikan risiko demi mengejar kesenangan atau imbalan instan.

    2. Memperlambat Proses Pengolahan Informasi Otak

    Konsekuensi umum lain dari doomscrolling adalah munculnya kabut mental (mental fog) dan kesulitan fokus. Studi ini menemukan bahwa kecanduan video pendek secara harfiah dapat memperlambat cara otak memproses informasi.

    Menggunakan model kognitif, peneliti mengukur “drift rate” partisipan atau kecepatan otak mengumpulkan dan memproses bukti sebelum membuat keputusan. Individu dengan gejala kecanduan video pendek yang tinggi memiliki drift rate yang jauh lebih rendah.

    Artinya, otak mereka mengakumulasi bukti lebih lambat, membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih sulit dan kurang efisien.

    Perlambatan ini juga tercermin dari aktivitas precuneus yang lebih rendah, yang juga terlibat dalam fokus mental dan evaluasi opsi. Akibatnya, bahkan pilihan sederhana pun terasa lebih menguras energi mental.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

    Otak lemot gegara Video Pendek

    4 Konten

    Konten singkat di media sosial membuat sejumlah pengguna betah crolling hingga hitungan jam, bahkan seharian tanpa henti. Kebiasaan tersebut bisa mengarah ke ‘brain rot’.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Tokopedia – TikTok Shop dukung brand lokal mendunia melalui Harbolnas

    Tokopedia – TikTok Shop dukung brand lokal mendunia melalui Harbolnas

    Jakarta (ANTARA) – Tokopedia dan TikTok Shop mendorong para pelaku usaha lokal tanah air mendunia melalui program “Lokal Mendunia” berbarengan dengan perayaan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) sebagai salah satu upaya meningkatkan ekspor produk Indonesia.

    Head of Public Policy & Government Relations Tokopedia and TikTok Shop E-commerce Indonesia Hilmi Adrianto mengatakan platform digital kini semakin berperan penting bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan brand lokal untuk memperluas jangkauan, meningkatkan daya saing, serta masuk ke pasar global.

    Melihat peluang tersebut, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, pihaknya berkomitmen mendukung pertumbuhan brand lokal serta membantu pelaku usaha meningkatkan visibilitas dan penjualan secara digital.

    Selain itu, inisiatif “Lokal Mendunia” turut mendorong ekspor produk Indonesia melalui ekosistem regional TikTok Shop, membuka akses lebih luas ke pasar Asia Tenggara dan memperkuat kontribusi produk lokal terhadap perekonomian nasional.

    “Dengan ekosistem yang kuat, kami terus mendorong pelaku usaha lokal Indonesia untuk menembus pasar global, membangun kebanggaan serta kepercayaan terhadap produk buatan Indonesia, untuk memperkuat perekonomian digital bangsa,” katanya.

    Dia menambahkan melalui Promo Guncang 12.12 tahun ini, Tokopedia dan TikTok Shop tidak hanya menghadirkan nilai lebih bagi para pembeli,tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi para pelaku usaha dan brand lokal untuk semakin naik kelas.

    Hilmi menjelaskan Program Lokal Mendunia merupakan inisiatif untuk mendorong brand lokal di Indonesia menembus pasar utama Asia Tenggara melalui ekosistem TikTok Shop.

    Pewarta: Subagyo
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.