Perusahaan: TikTok

  • Anak Purbaya Yudhi Sadewa Klarifikasi Usai Sebut Sri Mulyani Agen CIA

    Anak Purbaya Yudhi Sadewa Klarifikasi Usai Sebut Sri Mulyani Agen CIA

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Belum genap sepekan menjabat, sosok Purbaya Yudhi Sadewa telah mendapat sorotan.

    Tidak hanya dirinya, keluarga Purbaya juga menjadi perbincangan. Terutama putranya bernama Yudo Sadewa yang diduga membuat sindiran kepada mantan Menkeu, Sri Mulyani.

    Yudo dalam unggahannya menyebut Sri Mulyani sebagai agen Central Intelligence Agency (CIA).

    “Alhamdulillah ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang melamar jadi menteri,” bunyi sindiran tersebut dikutip Rabu (10/9/2025).

    Viral namanya dibicarakan publik, Yudo dalam akun TikTok miliknya mengunggah video klarifikasi.

    Dia mengaku heran namanya tiba-tiba diperbincangkan publik akibat unggahannya itu. Yudo mengaku itu hanya sebatas candaan.

    “Gak tahu kenapa gue viral yah, yang itu sebenarnya gak beneran yah. Ibu Sri Mulyani bukan agen CIA atau IMF yah itu gue hanya becanda sama temen gue,” sambungnya.

    Menurutnya ada pihak yang berusaha menjatuhkan namanya dan ayahnya usai menjabat sebagai Menkeu.

    “Tapi gak tahu ada yang goreng kayaknya yah. Jadi aku klarifikasi itu tidak benar itu hanya jokes yang diberikan teman-teman aku terhadap ternak Mulyono,” imbuhnya.

    Untuk itu dia meminta maaf dan mengatakan bahwa dia sama sekali tidak berniat menyindir Sri Mulyani.

    “Dan aku mohon maaf itu tidak benar sama sekali,” pungkasnya. (Elva/Fajar).

  • Bocah 10 Tahun Habiskan Rp479 Juta di TikTok, Orang Tua Menjerit Minta Refund

    Bocah 10 Tahun Habiskan Rp479 Juta di TikTok, Orang Tua Menjerit Minta Refund

    Bisnis.com, JAKARTA— Orang tua di Kyoto, Jepang meminta pengembalian dana (refund) setelah putra mereka yang berusia 10 tahun menghabiskan sebanyak 4,6 juta yen atau sekitar Rp479 juta untuk pembelian di aplikasi TikTok dalam periode Juni hingga Agustus tahun lalu.

    Dari jumlah tersebut, 3,7 juta yen atau sekitar Rp385 juta digunakan untuk memberikan “tip” kepada kreator konten di TikTok.

    Melansir laman Japan Today, pada Rabu (10/9/2025) kedua orang tuanya menuntut ganti rugi sebesar 2,8 juta yen atau sekitar Rp276 juta dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Kyoto pada 9 Juli lalu. 

    Tergugat dalam kasus ini adalah operator TikTok, ByteDance Japan, serta penyedia layanan pembayaran Apple Japan. Sebelumnya, orang tua tersebut telah meminta bantuan ke Pusat Urusan Konsumen setempat, lalu mengajukan permohonan ke Apple Japan. 

    Dari pengajuan itu, mereka hanya menerima pengembalian sebesar 900.000 yen atau sekitar Rp88 juta.  Mereka juga sempat menghubungi ByteDance Japan melalui perwakilan, tetapi hingga kini belum mendapat jawaban.

    Menurut Kitab Undang-Undang Perdata Jepang, kontrak yang dibuat oleh anak di bawah umur tanpa persetujuan orang tua dapat dibatalkan, kecuali jika anak tersebut dengan sengaja mengaku sebagai orang dewasa. 

    Dalam kasus ini, pihak orang tua berargumen prosedur verifikasi usia yang diterapkan oleh kedua perusahaan tidak memadai. Bahkan jika sang anak mendaftar sebagai pengguna dewasa, transaksi yang dilakukan tetap seharusnya dapat dibatalkan.

    Seorang pengacara yang menangani kasus ini menyatakan penyedia layanan memiliki kewajiban untuk memverifikasi usia pengguna secara ketat serta memberikan pengembalian dana jika anak-anak terbukti melakukan pembelian dalam jumlah besar.

    Kini, keputusan pengadilan masih ditunggu. Namun, tampaknya keluarga ini akan mendukung wacana penerapan peraturan daerah yang membatasi penggunaan smartphone harian untuk semua kelompok usia.

  • Kronologi Demo Chaos Nepal: Bendera One Piece, Rumah PM-Menkeu Dibakar

    Kronologi Demo Chaos Nepal: Bendera One Piece, Rumah PM-Menkeu Dibakar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Demonstrasi berujung kerusuhan besar terjadi di Nepal. Protes telah menyeruak di seluruh negeri sejak Kamis pekan lalu dan makin menggila hingga sekarang.

    Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana kronologinya?

    Kronologi

    Mengutip AFP, Rabu (10/9/2025), demonstrasi Nepal bermula dari blokir yang dilakukan pemerintah ke dua lusin platform media sosial. Platform tersebut dianggap gagal memenuhi tenggat waktu pendaftaran di negara tersebut.

    Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi telah menginstruksikan otoritas telekomunikasi untuk menonaktifkan akses ke 26 platform tidak terdaftar yang beroperasi di negara tersebut. Ini terrmasuk Facebook, YouTube, X, dan LinkedIn milik Meta.

    “Platform media sosial yang tidak terdaftar akan dinonaktifkan mulai hari ini dan seterusnya,” kata juru bicara kementerian, Gajendra Kumar Thakur.

    “Platform-platform tersebut akan segera dibuka kembali setelah mereka mengajukan pendaftaran,” tambahnya.

    Pemblokiran merupakan keputusan kabinet setelah adanya perintah Mahkamah Agung pada September tahun lalu. Pada tahun 2023, negara tersebut mengeluarkan arahan yang mewajibkan platform media sosial untuk mendaftar dan membangun kehadiran lokal.

    “Meskipun telah ada beberapa pemberitahuan dan upaya, platform-platform besar belum mengajukan pendaftaran,” kata petugas informasi kementerian, Rabindra Prasad Poudel.

    “Jika sebuah platform media sosial digunakan di Nepal, platform tersebut harus diatur terhadap aktivitas ilegal atau konten yang tidak diinginkan,” tambahnya.

    Diketahui hanya lima platform, termasuk TikTok dan Viber, yang telah terdaftar secara resmi dan dua lainnya sedang dalam proses. Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan X memiliki jutaan pengguna di Nepal dengan akun untuk hiburan, berita, dan bisnis.

    “Ini secara langsung melanggar hak-hak dasar publik,” kata Presiden Digital Rights Nepal, Bholanath Dhungana, mengatakan bahwa penutupan mendadak ini menunjukkan pendekatan “mengendalikan” pemerintah.

    “Meregulasi media sosial memang tidak salah, tetapi pertama-tama kita perlu memiliki infrastruktur hukum untuk menegakkannya. Penutupan mendadak seperti ini merupakan bentuk pengendalian,” tegasnya.

    Nepal telah membatasi akses ke platform daring populer di masa lalu. Akses ke aplikasi perpesanan Telegram diblokir pada bulan Juli, dengan alasan meningkatnya penipuan daring dan pencucian uang.

    Pada bulan Agustus tahun lalu, pemerintah mencabut larangan sembilan bulan terhadap TikTok. Ini setelah aplikasi itu setuju untuk mematuhi peraturan Nepal.

    Demo Pecah Bawa Bendera One Piece

    Hal ini kemudian membuat demo pecah menjadi kerusuhan. Para demonstran memulai protes mereka dengan menyanyikan lagu kebangsaan sebelum meneriakkan penolakan terhadap pemblokiran media sosial dan korupsi.

    Mahasiswa Ikshama Tumrok, 20 tahun, mengatakan ia memprotes “sikap otoriter” pemerintah. Meniru Indonesia, dari beberapa laporan foto, pendemo membawa bendera one piece dalam aksi.

    Foto: Demo di Nepal. (X/Ayrtxn__)
    Demo di Nepal. (X/Ayrtxn__)

    “Kami ingin melihat perubahan. Orang lain telah mengalami ini, tetapi ini harus diakhiri oleh generasi kami,” katanya.

    Ada beberapa kasus korupsi yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir, melibatkan menteri, mantan menteri, dan pejabat tinggi lainnya. Sejak larangan tersebut, video yang membandingkan perjuangan rakyat Nepal biasa dengan anak-anak politisi yang memamerkan barang-barang mewah dan liburan mahal telah menjadi viral di TikTok.

    “Ada gerakan-gerakan di luar negeri yang menentang korupsi, dan mereka khawatir hal itu juga akan terjadi di sini,” kata pengunjuk rasa Bhumika Bharati.

    Foto: Ricuh demonstran dalam protes di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Nepal, Senin (8/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT)

    Senin, dilaporkan bagaimana aksi keras polisi membubarkan demonstran membuat 19 orang tewas. Polisi menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri dan mencoba menyerbu area terlarang di dekat gedung parlemen.

    “Tujuh belas orang tewas,” ujar Shekhar Khanal, juru bicara kepolisian Lembah Kathmandu, kepada AFP.

    Dua orang lainnya tewas di Distrik Sunsari di Nepal timur, lapor media lokal. Khanal mengatakan sekitar 400 orang terluka, termasuk lebih dari 100 polisi.

    Beberapa saksi mengatakan mereka melakukan protes damai namun dibalas aparat dengan kekerasan. Dilaporkan bagaimana sirene meraung-raung di seluruh kota saat para korban luka dibawa ke rumah sakit.

    “Saya berada di sana untuk protes damai, tetapi pemerintah menggunakan kekerasan,” kata Iman Magar, 20 tahun, pendemo yang terkena tembakan di lengan kanannya.

    “Itu bukan peluru karet, melainkan peluru logam, dan peluru itu melukai sebagian tangan saya. Dokter mengatakan saya perlu menjalani operasi,” ujarnya.

    “Saya belum pernah melihat situasi yang begitu meresahkan di rumah sakit,” kata Ranjana Nepal, petugas informasi di Rumah Sakit Sipil, yang menerima banyak korban luka.

    Pada Senin malam, Menteri Dalam Negeri Nepal Ramesh Lekhak mengundurkan diri dalam rapat kabinet mendadak. PBB menuntut penyelidikan yang cepat dan transparan atas kekerasan tersebut.

    Selasa, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli juga mengundurkan diri. Ia memberi surat resmi ke Presiden Nepal.

    “Saya telah mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri efektif mulai hari ini… untuk mengambil langkah lebih lanjut menuju solusi politik dan penyelesaian masalah,” ujar politisi Partai Komunis itu.

    Ketidakpuasan semakin meningkat dengan ketidakstabilan politik, korupsi, dan lambatnya pembangunan ekonomi di negara Himalaya berpenduduk 30 juta jiwa ini. Menurut statistik pemerintah, penduduk berusia 15-40 tahun mencakup hampir 43% dari populasi sementara tingkat pengangguran berkisar sekitar 10% dan PDB per kapita menurut Bank Dunia hanya US$1.447 (sekitar Rp 23 juta)

    Negara ini menjadi republik federal pada tahun 2008 setelah perang saudara selama satu dekade dan kesepakatan damai yang membawa kaum Maois ke dalam pemerintahan, serta penghapusan monarki.

    Sejak saat itu, pergantian perdana menteri yang menua dan budaya tawar-menawar telah memicu persepsi publik bahwa pemerintah tidak peka ke kondisi masyarakat.

    Foto: Para demonstran merayakan setelah memasuki kompleks Parlemen selama protes terhadap pembunuhan 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, selama jam malam di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)

    Parlemen & Rumah PM Dibakar-Menkeu Diarak

    Di sisi lain kemarin,sejumlah video menunjukkan bagaimana demonstran Nepal membakar parlemen pada hari Selasa saat PM Oli mengundurkan diri. Para demonstran membanjiri jalan-jalan ibu kota Kathmandu di mana beberapa bersuka cita dan merayakan, yang lain membakar gedung-gedung pemerintah dan mengacungkan senapan otomatis.

    Pembakaran juga terjadi di rumah eks PM Oli. Bukan hanya itu, Menteri Keuangannya, Bishnu Prasad Paudel, juga dikejar di jalanan di Ibu Kota Kathmandu.

    Video menunjukkan Paudel, 65 tahun, berlari di jalanan Kathmandu dengan puluhan orang di belakangnya. Seorang pengunjuk rasa muda dari arah berlawanan melompat dan menendang sang menteri hingga jatuh, yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok merah.

    Video tersebut menunjukkan, menteri Nepal itu tidak membuang waktu dan langsung bangkit, lalu kembali berlari. Video terputus pada titik ini.

    “Para pengunjuk rasa, para pemimpin yang mereka percayai, dan tentara harus bersatu untuk membuka jalan bagi pemerintahan sementara,” ujar pengacara konstitusi Dipendra Jha.

    Analis Crisis Group, Ashish Pradhan, sependapat dengan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa “pengaturan transisi sekarang perlu segera disusun dan melibatkan tokoh-tokoh yang masih memiliki kredibilitas di mata rakyat Nepal, terutama kaum muda negara ini”.

    Foto: Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel, bersama istrinya, diarak massa dari rumahnya pada Selasa (9/9/2025), di tengah demo yang berujung kerusuhan. (X/@ashoswai)

    Balendra Shah, insinyur sekaligus rapper berusia 35 tahun yang terpilih sebagai wali kota Kathmandu pada tahun 2022, dan yang dipandang sebagai tokoh populer dalam transisi mendatang, menggunakan Facebook untuk menyerukan agar masyarakat “menahan diri”.

    “Kami telah menegaskan: ini murni gerakan Gen Z,” tulis Shah setelah pengunduran diri Oli, merujuk pada anak muda yang sebagian besar berusia 20-an.

    Diketahui, protes-protes keras yang dipicu oleh ketidakpuasan atas ketimpangan dan fasilitas mewah bagi anggota parlemen telah mengguncang Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Setahun yang lalu, pemberontakan rakyat yang dipimpin mahasiswa atas kuota pekerjaan menggulingkan pemimpin lama di Bangladesh.

    Foto: Asap mengepul setelah demonstran membakar gerbang utama Parlemen, selama protes terhadap pembunuhan 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, selama jam malam di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Setelah Terjebak 24 jam, 7 Pekerja Tambang Freeport Belum Bisa Dievakuasi

    Setelah Terjebak 24 jam, 7 Pekerja Tambang Freeport Belum Bisa Dievakuasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 7 pekerja di tambang bawah tanah di area Grasberg Block Cave (GBC) Freeport, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, masih terjebak dan belum dapat dievakuasi. Mereka telah berada di bawah tanah lebih dari 24 jam.

    Tim Emergency Response Grup (ERG) PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga Rabu pagi masih terus mengupayakan evakuasi tujuh pekerja yang terjebak dalam tambang tersebut.

    Dilansir dari Antara, Rabu (10/9/2025) Kapolsek Tembagapura Iptu Firman  mengatakan hingga Selasa (9/9) malam tujuh pekerja perusahaan kontraktor itu belum bisa dievakuasi.

    Sejauh ini kondisi tujuh pekerja tersebut dilaporkan masih aman, namun masih terus dipantau melalui komunikasi radio.

    “Sampai sekarang belum bisa dikeluarkan. Manajemen PT Freeport masih terus melakukan berbagai upaya untuk segera mengevakuasi mereka. Dari laporan yang kami terima, kondisi pekerja yang terjebak masih aman. Yang dikuatirkan yaitu persediaan oksigen di dalam, semoga ada cadangannya,” kata Firman.

    Berdasarkan informasi tangkapan layar yang beredar di media sosial, kata Firman, material basah yang masuk ke dalam terowongan tambang bawah tanah Freeport dalam jumlah sangat besar.

    Hal itu membuat proses mengeluarkan material tersebut membutuhkan waktu cukup lama. “Materialnya banyak sekali, kalau lihat di TikTok yang beredar itu, lumpur itu seperti banjir bandang,” ujarnya.

    Sebelumnya, longsor menghantam tambang bawah tanah (underground) PT Freeport Indonesia (PTFI) di kawasan Grasberg, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah pada Senin (8/9/2025) malam.

    VP Corporate Communications Freeport, Katri Krisnati mengatakan, peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 22.00 WIT. Aliran material basah dalam jumlah yang besar tumpah dari titik pengambilan produksi di salah satu dari lima blok produksi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.

    Dalam insiden ini, tujuh pekerja dilaporkan masih terjebak. Pasalnya, insiden ini menutup akses ke area tertentu di tambang, membatasi rute evakuasi untuk ketujuh pekerja tersebut.

    “Lokasi para pekerja yang terjebak telah diketahui dan mereka diyakini aman. Kru sedang berupaya membersihkan akses untuk evakuasi yang aman dan cepat,” kata Katri kepada Bisnis.

    Bersamaan dengan itu, lanjut Katri, kegiatan penyediaan kebutuhan bagi para pekerja tersebut sedang dilakukan. Dia menjelaskan, pada tambang Grasberg Block Cave, penggalian bijih ditambang menggunakan peralatan yang dioperasikan dari jarak jauh.

    Namun, aliran material dari kejadian ini menghalangi rute akses di mana pekerja terdampak sedang mengerjakan kegiatan pengembangan tambang.  “Seluruh pekerja lainnya dipastikan aman,” kata Katri.

  • Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Pernah Ungkap Ciri-ciri Orang Miskin, Pamer Kartu BCA Prioritas

    Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Pernah Ungkap Ciri-ciri Orang Miskin, Pamer Kartu BCA Prioritas

    GELORA.CO – Putra Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Sadewa tengah menjadi perbincangan netizen.

    Unggahan Instagram dan TikTok Yudo Sadewa viral di media sosial.

    Salah satu unggahan Yudo Sadewa yang viral, adalah saat pemuda tersebut mengungkapkan ciri-ciri orang miskin.

    Pantauan TribunJakarta.com, video Yudo Sadewa mengungkapkan ciri-ciri orang miskin diunggah di TikTok, pada 2 Februari 2025.

    Di awal video pria berkacamata tersebut mengungkapkan ciri-ciri orang miskin yang pertama adalah memiliki crab mentality.

    “Ciri-ciri orang miskin yang sering gue temuin,” ucap Yudo Sadewa 

    “Pertama crab mentality, udah jelas,”

    “Kalau ada orang sukses mereka benci, sinis, pengen ngajak mereka ke golongan mereka,” imbuhnya.

    Lalu ciri-ciri orang miskin yang kedua menurut Yudo Sadewa adalah munafik.

    “Yang kedua adalah munafik, ‘harta itu tidak dibawa mati’,” kata Yudo Sadewa.

    “Harta itu bisa dibawa mati di Islam aja bisa kok disumbangkan caranya,” imbuhnya.

    Kemudian ciri-ciri orang miskin yang ketiga adalah kerap bersikap rasis.

    Yudo Sadewa lantas memamerkan kartu BCA Prioritas miliknya.

    Kartu BCA Prioritas adalah kartu untuk nasabah eksklusif yang ditawarkan oleh Bank Central Asia (BCA) kepada nasabah terpilih yang memenuhi kriteria tertentu dan telah mendapatkan undangan dari bank

    “Yang ketiga rasis. Orang miskin biasanya rasis,” kata Yudo Sadewa.

    “Rasis terhadap satu sama lain, nih misah loh ke BCA Prioritas nih sama kayak gue nih kartu gue (sambil menunjukkan miliknya),”

    “Mereka enggak peduli mau kulit lu ungu kek, hitam kek, mau melotot atau sipit matanya gak peduli mereka,”

    “Mereka hanya peduli terhadap pelayanan,” imbuhnya.

    Terakhir, menurut Yudo Sadewa ciri-ciri orang miskin adalah memiliki mental pengemis.

    “Dan yang terakhir adalah mental ngemis,” katanya.

    Diketahui di media sosialnya, Yudo Sadewa aktif membagikan aktivitasnya sebagai seorang trader dengan penghasilan ratusan juta hingga miliaran Rupiah.

    Trader adalah individu yang aktif membeli dan menjual aset keuangan seperti saham, obligasi, forex, komoditas, dan kripto di pasar keuangan dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan dari selisih harga jangka pendek atau fluktuasi pasar.

    Di Instagram Purbaya Yudhi Sadewa sendiri, juga menyebut anaknya adalah seorang trader.

    “Si bocah trader lulus SMA,” tulis Purbaya Yudhi Sadewa dalam keterangan postingan tahun 2023 silam.

  • Polisi dalami keterkaitan tersangka perusakan kantor polisi di Jaktim

    Polisi dalami keterkaitan tersangka perusakan kantor polisi di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian masih mendalami keterkaitan 14 tersangka perusakan dan penyerangan kantor polisi di wilayah Jakarta Timur setelah peristiwa anarkis pada 30 Agustus 2025 dini hari.

    “Kami menemukan tersangka perusakan dan penyerangan di Polsek Cipayung ada keterkaitan dengan tersangka di Polsek Ciracas, ada kesamaan, dan ini sudah kita lakukan pemeriksaan dalam berita acara,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Kedua tersangka itu, yakni NR (29) dan YO (21) diketahui melakukan siaran langsung (live) melalui aplikasi TikTok untuk memprovokasi massa agar melempari kantor polisi dengan batu.

    “Peran tersangka di tempat kejadian perkara (TKP) adalah live TikTok dan mengajak massa untuk bergabung di TKP, lalu melempar batu di Polsek Cipayung, Polsek Makasar, Polsek Ciracas dan Pol Sub Sektor Gempol,” jelas Alfian.

    Polisi kemudian menangkap NR (29) di wilayah Cakung Barat pada Kamis (4/9), sedangkan YO (21) di Ciracas, Jumat (5/9).

    Barang bukti yang diamankan, yaitu berupa satu buah tameng polisi yang dicuri dari Polsek Matraman, satu buah jaket biru silver, satu buah topi, celana panjang, dan sepatu, serta satu unit sepeda motor Yamaha Lexi dengan Nomor Polisi B 5757 TUV milik anggota Polsek Cipayung.

    “Barang bukti yang diamankan identik dengan yang ditemukan di Polsek Cipayung dan Polsek Ciracas,” ujar Alfian.

    Meskipun ada dugaan kedua pelaku itu saling berkaitan, namun pihak kepolisian belum dapat memastikan mereka berkoordinasi dalam penyerangan beruntun tersebut atau tidak.

    “Masih kami dalami. Tentunya kami sampaikan agar masyarakat mengetahui proses penanganan kasus perusakan, pembakaran, hingga penjarahan yang terjadi,” tutur Alfian.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur menangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi di wilayah Jakarta Timur saat kericuhan yang terjadi pada 30 Agustus 2025 dini hari.

    Sebanyak 14 tersangka tersebut ditetapkan statusnya dari lima laporan polisi yang ditangani Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, yakni Mako Polres Jaktim, Mako Polsek Duren Sawit, Mako Polsek Cipayung, Mako Polsek Ciracas, dan Mako Polsek Jatinegara.

    Alfian menyebutkan dari 14 tersangka itu, empat tersangka di antaranya, yakni ISI (42), SES (31), FA (15), dan DA (15) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polres Metro Jakarta Timur. Mereka berempat diamankan pada 5-6 September 2025.

    Kemudian, tiga tersangka, yakni MHF (21), MAR (17), dan ASA (17) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Duren Sawit.

    Sementara itu, tiga tersangka, yakni NR (29), YO (21), DDK (25) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Cipayung. Selain itu, tersangka NR (29) dan YO (21) juga terlibat dalam penyerangan di Mako Polsek Ciracas.

    Empat tersangka lainnya, yaitu AR (23), RR (27), SEP (22), dan STP (24) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Jatinegara.

    Seluruh tersangka memiliki peran yang beragam, mulai dari penyerangan dengan bambu, pelemparan batu ke kantor polisi, hingga penjarahan.

    “Hukuman para tersangka beragam, mulai dari ancaman hukum pidana sembilan tahun, tujuh tahun, dua tahun, dan satu tahun empat bulan,” ucap Alfian.

    Dia pun berharap agar masyarakat lebih teliti dalam menerima informasi, tidak mudah terprovokasi, dan tetap menjaga persatuan, kesatuan, dan keamanan demi kenyamanan bersama.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Nepal Cabut Larangan Medsos Usai Demo Berdarah Tewaskan 19 Orang

    Nepal Cabut Larangan Medsos Usai Demo Berdarah Tewaskan 19 Orang

    Kathmandu

    Pemerintah Nepal mencabut larangan media sosial (medsos) setelah terjadi unjuk rasa yang menewaskan sedikitnya 19 orang di negara tersebut. Unjuk rasa itu menuntut pemerintah mencabut pembatasan medsos yang diberlakukan sejak pekan lalu, dan menuntut pemberantasan korupsi.

    Menteri Komunikasi Nepal Prithvi Subba Gurung, seperti dikutip media lokal dan dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), mengatakan bahwa pemerintah telah mencabut larangan media sosial setelah rapat kabinet darurat digelar.

    Laporan seorang reporter AFP di ibu kota Kathmandu menyebut semua aplikasi media sosial utama kini telah berfungsi kembali.

    Beberapa situs media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X, diblokir di Nepal sejak Jumat (5/9) pekan lalu, setelah pemerintah memblokir 26 platform yang tidak terdaftar.

    Pemblokiran itu memicu kemarahan publik yang meluas, terutama di kalangan generasi muda yang sangat bergantung pada aplikasi tersebut untuk berkomunikasi.

    Hal itu juga memicu kemarahan terhadap pemerintah di negara dengan tingkat pengangguran sekitar 10 persen, dan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita menurut Bank Dunia, hanya US$ 1.447 (Rp 23,8 juta).

    Massa menggelar aksi protes pada Senin (8/9) di ibu kota Kathmandu dan kota-kota lainnya.

    Kepolisian Kathmandu menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri yang dipasang dan mencoba menyerbu area terlarang di dekat gedung parlemen Nepal.

    Amnesty International, dalam pernyataannya, menyebut peluru tajam telah digunakan terhadap para demonstran di Nepal.

    Kepolisian Nepal, menurut laporan media lokal, mengumumkan sedikitnya 17 orang tewas di area ibu kota Kathmandu dan dua orang lainnya tewas di distrik Sunsari, bagian timur negara tersebut.

    Sejak Jumat (5/9), video-video yang membandingkan kesulitan hidup yang dialami warga biasa di Nepal dengan anak-anak politisi yang memamerkan barang-barang mewah serta liburan mahal menjadi viral di TikTok, yang tidak diblokir.

    Tonton juga video “19 Orang Tewas dalam Demo Gen Z di Nepal Tolak Pemblokiran Medsos” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Anak 10 Tahun Sawer Rp400 Juta di TikTok, Orang Tua Minta Duit Kembali

    Anak 10 Tahun Sawer Rp400 Juta di TikTok, Orang Tua Minta Duit Kembali

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai orang tua, Anda perlu memberikan perhatian ekstra saat anak mengakses sendiri layanan yang ada di internet. Jangan sampai mereka mengakses konten yang salah atau mengeluarkan uang dalam jumlah besar di platform.

    Kejadian itu dialami orang tua di Jepang yang mengetahui anaknya mengeluarkan ratusan juta di Tiktok. Mereka sampai harus berurusan dengan pengadilan untuk bisa meminta kembali uang yang dikeluarkan sang anak.

    Dalam laporan Japan Today, anak itu mengeluarkan hingga 3,7 juta yen (Rp 408 juta) untuk memberi tip di Tiktok. Secara total, bocah berusia 10 tahun mengeluarkan uang hingga 4,6 juta yen atau Rp Rp 508 juta.

    Ada beberapa kegiatan yang dilakukannya, termasuk pembelian dalam aplikasi. Termasuk uang, 3,7 juta yen digunakan untuk memberi tip pada pembuat konten di Tiktok, dikutip dari Japan Today, Senin (8/9/2025).

    Orang tuanya mengajukan gugatan kepada Tiktok, Bytedance Jepang dan penyedia pembayaran Apple Jepang, di Pengadilan Distrik Tokyo pada 9 Juli lalu. Mereka ingin adanya ganti rugi finansial sekitar 2,8 juta yen (Rp 309 juta).

    Mereka juga telah mengajukan petisi pada Apple Jepang. Namun hanya mendapatkan pengembalian dana 900 ribu yen (Rp 99,4 juta).

    Selain itu kedua orang tua sang anak telah menghubungi Bytedance. Namun belum ada tanggapan dari pihak perusahaan.

    Di Jepang sendiri diatur kontrak yang dibuat anak di bawah umur bisa batal. Asalkan tanpa persetujuan orang tua, dan akan berlaku sebaliknya jika pihak itu melakukan pemalsuan dan mengaku dewasa.

    Untuk kasus ini, kedua orang tua anak 10 tahun mengatakan prosedur verifikasi usia pada dua perusahaan tidak memadai. Seharusnya uang yang diberikan bisa dibatalkan.

    Pengacara dalam kasus tersebut juga mengatakan penyedia layanan seharusnya mengonfirmasi usia secara menyeluruh. Termasuk dapat melakukan pengembalian dana saat anak melakukan pembayaran dengan nilai tinggi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Demo Tolak Blokir Medsos di Nepal Ricuh, 19 Orang Tewas-400 Terluka

    Demo Tolak Blokir Medsos di Nepal Ricuh, 19 Orang Tewas-400 Terluka

    Jakarta

    Demonstrasi besar-besaran terjadi di sejumlah wilayah Nepal. Demo yang berakhir ricuh itu mengakibatkan 19 orang meninggal dunia.

    Dilansir AFP, Selasa (9/9/2025), demo itu terkait tuntutan massa yang menolak pemerintah Nepal memblokir akses media sosial di negara tersebut. Beberapa situs media sosial seperti Facebook, YouTube, dan X tidak bisa diakses di Nepal sejak Jumat (5/9). Pemerintah Nepal telah memblokir 26 platform media sosial.

    Polisi menggunakan peluru karet, gas air mata, meriam air, dan pentungan ketika para demonstran menerobos kawat berduri dan mencoba menyerbu ke area terlarang di dekat gedung parlemen.

    “Tujuh belas orang tewas,” kata Shekhar Khanal, juru bicara kepolisian Lembah Kathmandu, kepada AFP. Dua orang lainnya tewas di Distrik Sunsari di Nepal timur, lapor media lokal.

    Demo ricuh di Nepal itu terjadi pada Senin (8/9) waktu setempat. Khanal mengatakan sekitar 400 orang terluka, termasuk lebih dari 100 polisi.

    Sirene meraung-raung di seluruh kota saat para korban luka dibawa ke rumah sakit. PBB menuntut penyelidikan yang cepat dan transparan atas kekerasan tersebut.

    “Kami terkejut dengan pembunuhan dan cedera yang dialami para pengunjuk rasa di Nepal hari ini dan mendesak penyelidikan yang cepat dan transparan,” kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani, dalam sebuah pernyataan.

    “Kami telah menerima beberapa tuduhan yang sangat mengkhawatirkan tentang penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau tidak proporsional oleh pasukan keamanan.”

    Amnesty International mengatakan peluru tajam telah digunakan terhadap para pengunjuk rasa. Pemerintah distrik memberlakukan jam malam di beberapa area utama kota.

    Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (7/9), pemerintah Nepal mengatakan bahwa mereka menghormati kebebasan berpikir dan berekspresi serta berkomitmen untuk “menciptakan lingkungan untuk perlindungan dan penggunaan tanpa batas”.

    Pemerintah Nepal diketahui telah memblokir akses ke aplikasi perpesanan Telegram pada bulan Juli, dengan alasan meningkatnya penipuan daring dan pencucian uang. Sebelumnya, pemerintah Nepal juga sempat memblokir TikTok selama sembilan dan mencabut pemblokiran tersebut pada Agustus 2024.

    (ygs/ygs)

  • Viral Aksi Preman di Pelabuhan Bakauheni, Mau Naik Kapal Dipalak Rp 650 Ribu

    Viral Aksi Preman di Pelabuhan Bakauheni, Mau Naik Kapal Dipalak Rp 650 Ribu

    Sebelumnya, video viral di media sosial mengungkap aksi premanisme berkedok calo tiket kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.

    Aksi para calo itu terekam dalam sebuah video berdurasi hampir tujuh menit yang diunggah akun TikTok @sulastri_s.e.m.m dan membuat resah para pengguna jasa penyeberangan.

    Dalam video tersebut, terlihat sebuah mobil Isuzu Elf yang tengah mengantre untuk naik ke kapal tiba-tiba dihampiri oleh sekelompok orang tak dikenal. 

    Para pria itu meminta sejumlah uang kepada pengemudi, meski penumpang sudah memiliki tiket resmi yang dibeli secara online.

    “Tiba-tiba ada empat orang naik ke mobil, termasuk satu anak kecil. Mereka minta tambahan biaya Rp650 ribu dengan alasan uang jalur dan lain-lain, padahal tiket kami sudah dibayar Rp990 ribu secara online,” ujar seorang wanita dalam video tersebut.

    Wanita yang menjadi korban juga menyebut bahwa mereka diminta menjelaskan jumlah penumpang, yang kemudian dijadikan alasan oleh para pelaku untuk meminta uang tambahan.

    Pengemudi sempat menawar permintaan uang tersebut, namun para pelaku menolak. Bahkan, mereka menyatakan bahwa tanggung jawab mereka tidak hanya mengurus satu mobil saja.

    “Sopir kami sempat nawar Rp150 ribu, tapi si pelaku bilang, ‘Kalau hitungannya gitu, nggak bisa bang. Kita ini bukan cuma ngurus mobil abang saja’,” tutur wanita tersebut.

    Merasa tidak nyaman dengan situasi itu, korban akhirnya menyanggupi membayar Rp300 ribu dengan syarat diberikan kwitansi resmi. Namun, kwitansi yang diberikan justru mencantumkan nominal berbeda, yakni Rp450 ribu, yang menambah kecurigaan adanya praktik pungli terselubung.