Ahli PPATK: Cicilan Rumah Nikita Mirzani Rp 2 Miliar Diduga Upaya Penyamaran Transaksi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Ahli tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Muhammad Novian, menilai transaksi pembayaran cicilan rumah Nikita Mirzani dari Reza Gladys senilai Rp 2 miliar merupakan bentuk penyamaran transaksi.
Novian, yang menjabat Direktur Hukum dan Regulasi PPATK, dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) dalam persidangan kasus dugaan pemerasan dengan terdakwa Nikita Mirzani, Kamis (11/9/2025).
“Saya melihat, manakala pelaku memerintahkan langsung transfer ke rekening
developer
tadi, di sikap batin pelaku tidak ingin ketahuan, kalau lah uang tersebut ke rekening pelaku akan ketahuan itu hasil kejahatan,” kata Novian dalam persidangan, Kamis.
Menurut Novian, tindakan tersebut menunjukkan adanya niat untuk menyembunyikan dan menyamarkan asal-usul uang agar tidak terdeteksi sebagai hasil kejahatan.
“Kami melihat ada motif tujuan sebagai sikap batin untuk menyembunyikan dan menyamarkan asal-usul supaya tidak ketahuan itu hasil kejahatan,” ucapnya.
Novian menambahkan, lazimnya seseorang melakukan pembayaran dengan mentransfer dana ke rekening pribadi terlebih dahulu, sebelum kemudian disalurkan ke pihak ketiga. Hal ini untuk menghindari risiko salah catat.
“Seandainya pelaku itu punya rekening sebagai kelaziman, tentu pembayaran uang tadi ke rekening yang bersangkutan terlebih dahulu, tidak langsung ke pihak ketiga, karena ada risiko di situ,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan, pembayaran Rp 2 miliar dalam bentuk tunai sebagai bentuk lain upaya penyamaran transaksi agar tidak mudah dilacak.
“Jadi, mekanisme transaksi tunai itu adalah sebuah pilihan bagi pelaku pencucian uang. Di benak pelaku agar tidak terlihat asal-usul uang tersebut hasil tindak pidana, sehingga dia memutus mata rantai transaksi,” kata Novian.
Adapun rumah yang dimaksud adalah unit di Nava Club, BSD, Tangerang, yang dijual PT Bumi Parama Wisesa dengan nilai total Rp 33,5 miliar.
Nikita Mirzani didakwa melakukan pemerasan dan TPPU terhadap dokter Reza Gladys, pemilik produk kecantikan Glafidsya. Tindak pidana itu disebut dilakukan bersama asistennya, Ismail Marzuki.
Kasus bermula dari ulasan kritis akun TikTok @dokterdetektif pada Rabu (9/10/2024), yang menyoroti kandungan produk Glafidsya tidak sesuai klaim dan dinilai tidak sebanding dengan harga.
Pemilik akun, Samira, juga mengajak publik tidak membeli produk tersebut serta meminta Reza Gladys meminta maaf.
Reza kemudian menuruti permintaan Samira dengan mengunggah video permintaan maaf. Tak lama setelah itu, Nikita melakukan siaran langsung di akun TikTok @nikihuruhara. Ia berulang kali menjelek-jelekkan Reza serta menuding produk kecantikannya berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Sekitar satu minggu kemudian, dokter Oky, rekan Reza, menyarankan agar memberikan sejumlah uang kepada Nikita agar ia berhenti menyerang. Namun, melalui Ismail, Nikita justru mengancam akan menghancurkan bisnis Reza jika tidak diberi uang.
Nikita lalu meminta Rp 5 miliar, dan Reza akhirnya memberikan Rp 4 miliar karena merasa terancam. Atas kerugian itu, Reza melaporkan Nikita ke Polda Metro Jaya pada Selasa (3/12/2024).
Nikita dan Ismail kini dijerat Pasal 27B ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE, Pasal 369 KUHP tentang pemerasan, serta Pasal 3, 4, dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Perusahaan: TikTok
-
/data/photo/2025/09/11/68c2bd7c649b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ahli PPATK: Cicilan Rumah Nikita Mirzani Rp 2 Miliar Diduga Upaya Penyamaran Transaksi Megapolitan 11 September 2025
-
/data/photo/2025/09/11/68c250b15d9e3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Motif Pelempar Molotov di Pos Polisi Yogyakarta: Ikut-ikutan Video di Medsos Yogyakarta 11 September 2025
Motif Pelempar Molotov di Pos Polisi Yogyakarta: Ikut-ikutan Video di Medsos
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Eva Guna Pandia mengungkapkan motif ARS, pelaku pelemparan molotov di enam titik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurut Pandia, ARS melakukan aksinya karena terprovokasi konten di media sosial.
“Motif melempar pos polisi dengan molotov dan batu adalah ikut-ikutan karena melihat medsos, perusakan di beberapa kantor polisi,” kata Pandia, Kamis (11/9/2025).
Pandia memastikan ARS tidak terlibat dalam perusakan Mapolda DIY sehari sebelumnya.
Namun, aksi perusakan oleh massa di sela-sela aksi demo itu yang menginspirasinya untuk berbuat hal serupa.
“Jadi pada saat itu dia pulang kerja sore (ricuh di Polda DIY) memang melihat ajakan di media sosial, live TikTok dia tidak ikut. Sehingga pada besokan harinya itu dia ikut-ikutan untuk melempar itu,” ujarnya.
ARS berperan melakukan pelemparan molotov dan perusakan di enam titik pos polisi.
Sementara DSP alias Yaya membantu dengan menyiapkan botol untuk molotov.
“Jadi si Yaya ini pada saat itu menyiapkan botol, diminta botol dia menyiapkan botol,” jelas Pandia.
Pos polisi yang dirusak yakni: Pos Polisi Jombor, Pos Polisi Pelem Gurih, Pos Polisi Denggung, Pos Polisi Kronggahan (Kabupaten Sleman), serta Pos Polisi Pingit (Kota Yogyakarta).
Aksi pelemparan terjadi pada Kamis (4/9/2025). Salah satunya di Pos Polisi Pingit, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 05.20 WIB.
Saat itu, seorang anggota polisi mendengar suara lemparan.
Ketika dicek, ditemukan molotov yang masih menyala dan minyak berceceran. Beruntung, api tidak sempat membakar pos polisi tersebut.
“Dari situ mereka akhirnya inisiatif untuk melihat CCTV. Dari CCTV terlihat satu orang menggunakan hoodie abu-abu, celana hitam, mengendarai sepeda motor hitam, melaksanakan pelemparan,” kata Pandia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

3 Faktor Penyebab Demo Chaos Nepal yang Buat Pemerintahan Kolaps
Jakarta, CNBC Indonesia– Demonstrasi berujung aksi kekerasan dan anarkisme pecah di Nepal. Sejak Senin, negeri itu dilanda kekacauan, yang membuat pemerintahan kolaps.
Pada awalnya, pemuda Nepal yang sangat melek digital, harus menerima kenyataan pahit bagaimana pemerintah yang dikuasai Partai Komunis mencoba mengekang akses ke 26 aplikasi media sosial, termasuk Facebook dan X. Keputusan yang dibuat pemerintah sejak Kamis pekan lalu itu, menjadi trigger awal kemarahan warga, yang didominasi Generasi Z.
Belum lagi banyaknya pengangguran dan terbatasnya kesempatan kerja. Ketidakstabilan politik, korupsi dan lambatnya pembangunan ekonomi negeri Himalaya itu jadi soal lain.
Sayangnya di tengah situasi sulit, pejabat dan keluarganya tak bisa berempati. Flexing kekayaan baik di muka umum atau media sosial menjadi masalah lain yang memicu warga semakin marah.
Berikut penjelasan lengkap faktor penyebab demo chaos di Nepal membuat pemerintahannya kini runtuh, dirangkum CNBC Indonesia Kamis (11/9/2025).
Kesulitan Ekonomi
Sebenarnya Nepal adalah negara yang sakit secara ekonomi. Ini terlihat dari beberapa indikator.
World Bank (Bank Dunia) mengatakan bahwa 82% tenaga kerja Nepal ternyata berada di sektor informal.
Data ini mengejutkan sebagai sebuah negara, di mana data pekerja informal tersebut jauh lebih tinggi daripada rata-rata global dan regional.Sulitnya pekerjaan ini pun menjadi jawaban mengapa remitansi sangat penting bagi perekonomian Nepal, setara dengan sepertiga PDB negara itu tahun lalu dan merupakan tingkat tertinggi keempat di dunia. Remitansi sendiri adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya.
Media sosial, yang coba dikekang pemerintah, adalah alat utama untuk tetap berhubungan dengan kerabat di luar negeri itu. Sehingga kekhawatiran berlebih muncul saat pemerintah memberlakukan kebijakan yang kontra media sosial.
“Ketergantungan Nepal pada remitansi… telah menjadi pusat pertumbuhan negara tetapi belum menghasilkan lapangan kerja berkualitas di dalam negeri, yang memperkuat siklus hilangnya kesempatan dan berlanjutnya kepergian banyak warga Nepal ke luar negeri untuk mencari pekerjaan,” kata Bank Dunia dalam laporan negara terbarunya.
Sebenarnya merujuk data paruh pertama 2025, perekonomian Nepal cenderung membaik. PDB riil tumbuh 4,9% dari 4,3% di periode yang sama 2024.
Dua sektor menjadi pendorong utama. Yakni pertanian dan perindustrian.
Namun, perlu diketahui Nepal menggelompokkan kaum mudanya pada mereka yang berusia 16-40 tahun. Mereka mencapai 43% dari populasi atau 12 juta orang.
“Dengan sekitar 500.000 kaum muda memasuki dunia kerja setiap tahun di Nepal, urgensi untuk menciptakan lapangan kerja yang mengangkat keluarga keluar dari kemiskinan dan mendorong pembangunan berkelanjutan menjadi semakin penting,” kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Selatan, Johannes Zutt.
Foto: REUTERS/Stringer
Sejumlah pendemo di Nepal berhasil merampas senjata laras panjang milik aparat kepolisian dan militer saat demonstrasi yang berujung kerciuhan. (REUTERS/Bikram Rai)Foto: Seorang tentara Nepal berjaga-jaga saat tim tentara mencoba memadamkan api di gedung Parlemen, menyusul tewasnya 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, di Kathmandu, Nepal, 10 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)
Korupsi
Mengutip AFP, korupsi juga jadi hal lain yang membuat demonstrasi besar-besaran. Kelompok hak asasi manusia (HAM) Transparency International menempatkan Nepal di peringkat 107 dari 180 negara.
Ini dibuktikan dengan vitalnya video yang yang membandingkan perjuangan rakyat biasa Nepal dengan anak-anak politisi yang memamerkan barang-barang mewah dan liburan mahal telah menjadi viral di TikTok. Salah seorang warga bernama Puja Manni (23), yang pernah bekerja di luar negeri mengatakan ekses elit penguasa telah “terungkap melalui media sosial”.
Ini pun juga menjadi hal lain yang memicu ketidakpuasan anak muda pada para pemimpin yang telah berkuasa puluhan tahun. Perlu diketahui, negara ini menjadi republik federal pada tahun 2008 setelah perang saudara selama satu dekade dan kesepakatan damai yang membawa kaum Maois ke dalam pemerintahan dan menghapuskan monarki.
Sejak saat itu, pergantian perdana menteri (PM) yang menua menjadi budaya tawar-menawar antar elit. Ini telah memicu persepsi publik bahwa pemerintah tidak peka pada warga.
Foto: Asap mengepul setelah demonstran membakar gerbang utama Parlemen, selama protes terhadap pembunuhan 19 orang pada hari Senin setelah protes antikorupsi yang dipicu oleh larangan media sosial, yang kemudian dicabut, selama jam malam di Kathmandu, Nepal, 9 September 2025. (REUTERS/Adnan Abidi)
Ketakutan akan Hilangnya Hak
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Nepal memperingatkan bahwa larangan media sosial merusak semangat pemerintahan demokratis. Hal ini setidaknya dikatakan Santosh Sigdel, dari Digital Rights Nepal.
“Ini jalan yang licin,” ujarnya memberi kiasan.
Sementara Kathmandu Post mengatakan larangan tersebut menyentuh “saraf yang sensitif” terutama di “kalangan pemuda yang marah”.
“Mereka menggunakan platform ini untuk melampiaskan rasa frustrasi yang terpendam, terhubung dengan teman, dan tetap terhubung dengan dunia,” tulis surat kabar tersebut, yang kantornya dibakar massa pada hari Selasa.
“Mereka sudah gelisah, muak dengan sistem kesehatan dan pendidikan negara yang menyedihkan, serta korupsi dan nepotisme yang merajalela, sedemikian rupa sehingga banyak dari mereka tidak melihat masa depan di negara ini.”
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
-

Update Terkini Chaos Nepal: Pemerintahan Kolaps, Militer Kuasai Negeri
Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Nepal dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan ibu kota Kathmandu pada Rabu (10/9/2025) dalam upaya memulihkan ketertiban setelah gelombang protes besar-besaran yang berujung pada pembakaran gedung parlemen serta pengunduran diri perdana menteri.
Kerusuhan ini disebut sebagai yang terburuk dalam dua dekade terakhir di negara Himalaya tersebut.
Dengan pengeras suara, tentara mengumumkan pemberlakuan jam malam sementara kendaraan lapis baja melintas di antara bangkai mobil dan gedung-gedung yang hangus terbakar. Kepala Staf Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyerukan para demonstran agar “menghentikan aksi protes dan terlibat dalam dialog.”
Adapun kerusuhan berawal pada Senin di Kathmandu sebagai bentuk kemarahan atas kebijakan pemerintah yang melarang penggunaan media sosial dan kasus dugaan korupsi. Gelombang protes yang dipimpin generasi muda dan menamakan diri gerakan “Gen Z” itu kemudian berubah menjadi ledakan kemarahan nasional, dengan sejumlah gedung pemerintah dibakar menyusul penindakan aparat yang menewaskan sedikitnya 19 orang.
Militer memperingatkan bahwa “vandalisme, penjarahan, pembakaran, atau serangan terhadap individu dan properti atas nama protes akan diperlakukan sebagai tindak pidana yang bisa dihukum.”
Bandara internasional Kathmandu diperkirakan kembali beroperasi pada Rabu setelah lumpuh akibat kerusuhan. Asap masih mengepul dari gedung-gedung pemerintah, rumah politikus, hingga pusat perbelanjaan yang jadi sasaran massa.
Di dinding parlemen yang menghitam akibat kebakaran, tampak coretan pesan perpisahan kasar kepada pemerintah yang tumbang, bertuliskan mereka telah memilih “lawan yang salah,” ditandatangani dengan nama “Gen Z.”
Kerusuhan juga menyasar rumah mantan perdana menteri empat periode sekaligus pemimpin Partai Komunis, KP Sharma Oli (73), yang diserang dan dibakar massa pada Selasa. Oli kemudian mengundurkan diri untuk memberi jalan “menuju solusi politik”, meski hingga kini keberadaannya tidak diketahui.
“Ini akibat dari perbuatan buruk para pemimpin kita,” kata Dev Kumar Khatiwada (60), pensiunan polisi, saat berbincang dengan rekan-rekannya di sebuah warung teh, sebagaimana dikutip AFP.
Namun, ia menambahkan bahwa pembakaran gedung-gedung besar tidak bisa dibenarkan. “Vandalisme bukanlah jalan keluar yang tepat dari masalah ini.”
Mengutip Newsweek, pembakaran yang dilakukan massa juga berujung kematian istri Oli. Jhala Nath Khanal tewas setelah terbakar hidup-hidup ketika rumahnya dibakar warga yang marah pada Selasa.
Reaksi Internasional
Kelompok think tank International Crisis Group menyebut krisis ini sebagai “titik balik besar dalam pengalaman demokrasi Nepal yang penuh ketidakpastian.”
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak menahan diri demi mencegah eskalasi lebih jauh. “Perlu ada pengendalian diri untuk menghindari peningkatan kekerasan,” ujar juru bicara Stephane Dujarric dalam pernyataannya.
Namun arah politik Nepal pascakerusuhan masih samar. “Para demonstran, pemimpin yang mereka percayai, dan militer harus duduk bersama untuk membuka jalan menuju pemerintahan sementara,” kata pengacara konstitusi Dipendra Jha kepada AFP.
Analis Crisis Group, Ashish Pradhan, juga menegaskan perlunya “pengaturan transisi yang harus segera digagas dan melibatkan tokoh-tokoh yang masih dipercaya masyarakat, khususnya kaum muda.”
Meski demikian, dengan cepatnya pergerakan massa yang didorong generasi muda, belum jelas siapa sosok yang dapat menjadi figur pemersatu.
Krisis Generasi Muda
Lebih dari 20% warga Nepal berusia 15-24 tahun saat ini menganggur, menurut data Bank Dunia. Produk domestik bruto (PDB) per kapita hanya sebesar US$1.447, menambah alasan frustrasi kaum muda yang merasa terpinggirkan.
Sebelum kerusuhan, pemerintah sempat memblokir akses ke 26 platform media sosial, termasuk Facebook, YouTube, dan X. Namun setelah pencabutan larangan tersebut, video di TikTok-yang tidak sempat diblokir-justru menjadi wadah penyebaran pesan perlawanan.
Banyak video viral menyoroti kesenjangan antara kehidupan rakyat biasa dengan anak-anak pejabat yang memamerkan barang mewah serta liburan mahal.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
-

Huawei Pura 80 Series Makin Dekat Rilis di Indonesia
Jakarta –
Smarthone dengan kamera canggih, Huawei Pura 80 Series yang terdiri dari Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra makin dekat rilis di Indonesia. Untuk diketahui, nodel Ultra menghadirkan Switchable Dual Telephoto Camera pertama di industri ponsel serta meraih predikat Kamera Smartphone Terbaik Dunia versi DXOMARK dengan skor tertinggi 175 poin.
Pura 80 Ultra disebut berhasil meraih peringkat teratas DXOMARK berkat konsistensinya menghasilkan foto dengan warna hidup, detail tajam, dan pencahayaan alami di berbagai kondisi.
“HUAWEI tidak lepas dari terobosan yang bisa kita bilang ekstrem dengan berbagai inovasi, yang sudah berjalan di seri P di 2019,” kata Senior Retail Manager Huawei Device Indonesia Edy Supartono di agenda temu media Huawei Pura 80 Series, Jakarta, Rabu (10/9/2025).
Fancam Konser Nggak Pecah Lagi
Untuk pertama kalinya di industri smartphone, Huawei, lewat Pura 80 Ultra, memperkenalkan sistem dual telefoto switchable dengan rana mekanis yang memungkinkan peralihan mulus antara dua jalur optik berbeda, 3,7x dan 9,4x optical zoom, yang keduanya berbagi sensor besar 1/1,28 inci.
Kombinasi inovasi ini menghadirkan zoom super jernih dengan rentang hingga 100x digital zoom, memungkinkan pengguna menangkap detail tajam dari jarak sangat jauh tanpa kehilangan kualitas.
Bagi penikmat konser, fitur ini mampu menangkap setiap ekspresi idola di panggung. Untuk penjelajah kota, skyline yang jauh kini dapat diabadikan dengan presisi menawan, menampilkan detail cahaya dan suasana malam secara realistis.
“Kalau dilihat dengan smartphone lain, objek yang kita ambil bisa tetap tertangkap jelas dan warnanya tetap terekam natural jika dibandingkan dengan smartphone lain,” ucap Edy.
Seri Pura 80 Pro juga nggak kalah ciamik. Ponsel ini dilengkapi 1-inch Ultra Lighting Camera, sensor terbesar di kelasnya yang memungkinkan penangkapan cahaya maksimal. Teknologi ini membuat pengguna dapat menghasilkan night portrait dan nightscapes yang tetap terang, tajam, jelas, dan natural, bahkan dalam kondisi minim cahaya.
Kedua perangkat ini akan diluncurkan secara resmi di Indonesia pada 17 September 2025. Ada penawaran spesial selama periode17 Septemberhingga17 Oktober 2025 dengan total benefit hingga Rp 10 juta.
HuaweiPura 80 Series akan tersedia online di Huawei Official Store di beberapa e-commerce terkemuka seperti Shopee,TikTok Shop,Tokopedia,Blibli,Lazada,Eraspace,Erafone.com, dan DatascripMall. Produk ini juga tersedia secara offline melalui jaringan Huawei Authorized Experience Store, Erafone, Urban Republic, Blibli, Digiplus, dan berbagai mitra toko lainnya di seluruh Indonesia.
(kna/fyk)
-

Belum Ada Penerbangan ke Jakarta, Warga Terbangkan 3 Ekor Merpati di Bandara Jember
Jember (beritajatim.com) – Jumantoro, warga Kecamatan Arjasa, melepaskan tiga ekor burung merpati di halaman Bandara Notohadinegoro, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (10/9/2025).
Jumantoro melepas tiga ekor merpati itu setelah mendatangi loket penjualan tiket di Bandara Notohadinegoro. Dia menanyakan kepada salah satu petugas soal penjualan tiket di sana. “Saya lihat di Tiktok katanya Pak Bupati tanggal 10 September ada penerbangan,” katanya.
Namun Jumantoro malah diminta menghubungi nomor pelayanan pelanggan yang tertera di banner dekat loket penjuakan tiket. “Itu customer service-nya bisa dihubungi di situ,” kata seorang petugas perempuan.
“Tapi positif ada penerbangan gak?” tanya Jumantoro.
“Nanti kan open ceremony, Pak,” jawab si petugas.
“Bukan hari ini terbangnya?” tanya Jumantoro.
“Bukan,” jawab si petugas.
Jumantoro kemudian mencoba menghubungi nomor layanan pelanggan maskapai Fly Jaya via WhatsApp. Jawaban dari nomor layanan pelanggan itu semakin mempertegas bahwa tidak ada penerbangan dari dan menuju Bandata Notohadinegoro hari ini.
‘Mohon maaf, Bapak, dapat kami informasikan bahwa saat ini penerbangan reguler yang tersedia di FlyJaya baru melayani rute dari dan menuju Bandara Adisucipto (JOG) serta Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta (HLP), belum tersedia untuk rute ke Jember.’
‘Saat ini, kami masih menantikan informasi resmi terkait pembukaan rute baru. Kami akan segera membagikan pembaruan tersebut melalui media instagram resmi kami begitu informasi tersedia’.
Sebelumnya, sejumlah media massa melansir pernyataan Bupati Muhammad Fawait pada pekan awal September2025, bahwa penerbangan akan resmi dimulai pada 10 September 2025.
“Soft launching sudah kita laksanakan pada 17 Agustus 2025. Sementara penerbangan reguler Jember-Jakarta resmi dimulai 10 September 2025 mendatang,” kata Bupati Jember, Muhammad Fawait.
Flyer dan klip.video promo pun sudah beredar di media sosial pagi ini. Di sana disebutkan bahwa tiket penerbangan maskapai Fly Jaya dari Jember menuju Bandara Halim sudah bisa dibeli dengan harga Rp 1,3 juta.
“Sebenarnya saya hari ini menerbangkan merpati sebagai wujud syukur, kalau betul-betul Jember hari ini ada penerbangan. Akhirnya merpati saya terbang tanpa pesawat. Kami beri judul ‘Merpati Tak Pernah Ingkar Janji’,” kata Jumantoro.
Jumantoro berharap ke depan pejabat Pemkab Jember untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan. “Jadi pastikan dulu, baru disampaikan,” katanya.
Penjelasan Dinas Perhubungan Jember
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Jember Gatot Triyono meminta maaf kepada masyarakat saat jumpa pers di Bandara Notohadinegoro.“Kami mengucapkan permohonan maaf, karena kemarin (menginformasikan bahwa) awal (penerbangan) akan dilaksanakan pada 10 September 2025, tapi karena kondisi nasional kemarin kurang bagus, dan alhamdulillah dengan kondisi normal, semua pelaksanaan administrasi dan perizinan sudah berjalan,” katanya.
Gatot mengatakan, penerbangan perdana dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Jember baru akan dilaksanakan pada Kamis, 18 September 2025.
“Frekuensi penerbangan dilaksanakan dua kali seminggu, yakni Selasa dan Kamis. Jam penerbangan dari Halim jam 07.45 WIB, sampai ke Jember jam 10.05 WIB. Dari Jember menuju Halim jam 10.35 WIB, sampai di Halim jam 12.55 WIB,” kata Gatot.
Pemesanan tiket dilakukan secara luring atau offline di Bandara Notohadinegoro. “Di sini sudah ada petugas dari maskapai dan pemesanan via WA. Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dibeli di market place,” kata Gatot.
Sejarah Bandara Notohadinegoro Jember
Bandara Notohadinegoro terletak di Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, dan didirikan pada 2002 oleh Bupati Samsul Hadi Siswoyo. Semasa pemerintahan Samsul, belum ada penerbangan komersial dari dan menuju bandara ini. Namun Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid sempat mendarat di bandara ini pada 2004.Baru pada 2008 pada masa pemerintahan Bupati MZA Djalal, ada penerbangan komersial menuju Surabaya dengan menggunakan pesawat tipe LET 410 buatan Cekoslowakia. Setelah itu penerbangan terhenti dan mulai beroperasi lagi pada masa pemerintahan Bupati Faida.
Namun satu demi satu maskapai yang beroperasi di Bandara Notohadinegoro Jember mundur teratur, karena secara ekonomis tidak menguntungkan. Selain itu tipe bandara menyebabkan pesawat ukuran Boeing tidak bisa mendarat di sini.
Kementerian Perhubungan sempat mengoperasikan penerbangan perintis Jember-Sumenep-Jember pada masa pemerintahan Bupati Hendy Siswanto. Namun penerbangan perintis yang dikelola Susi Air itu tidak bertahan lama. [wir]
-

Kondisi 7 Pekerja Tambang Freeport Setelah Terjebak Lebih 24 Jam
Bisnis.com, JAKARTA — Proses evakuasi tujuh pekerja kontraktor tambang PT Freeport Indonesia yang terjebak longsor masih terus berjalan. Kondisi pekerja hingga kini belum diketahui secara pasti setelah terjebak lebih dari 24 jam.
Adapun, longsor menghantam tambang bawah tanah Freeport di kawasan Grasberg, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah pada Senin (8/9/2025) malam.
Peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 22.00 WIT. Aliran material basah dalam jumlah yang besar tumpah dari titik pengambilan produksi di salah satu dari lima blok produksi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
Kapolsek Tembagapura Iptu Firman mengatakan, manajemen Freeport masih terus melakukan berbagai upaya untuk segera mengevakuasi ketujuh pekerja tersebut.
Menurutnya, pekerja yang terjebak diyakini berada di lokasi yang aman. Namun, dikhawatirkan persediaan oksigen di lokasi pekerja menipis.
“Sampai sekarang belum bisa dikeluarkan. Manajemen PT Freeport masih terus melakukan berbagai upaya untuk segera mengevakuasi mereka. Dari laporan yang kami terima, kondisi pekerja yang terjebak masih aman. Yang dikhawatirkan yaitu persediaan oksigen di dalam, semoga ada cadangannya,” kata Firman, dilansir dari Antara, Rabu (10/9/2025).
Berdasarkan informasi tangkapan layar yang beredar di media sosial, kata Firman, material basah yang masuk ke dalam terowongan tambang bawah tanah Freeport dalam jumlah sangat besar.
Hal itu membuat proses mengeluarkan material tersebut membutuhkan waktu cukup lama.
“Materialnya banyak sekali, kalau lihat di TikTok yang beredar itu, lumpur itu seperti banjir bandang,” ujarnya.
Sementara itu, dalam perkembangan terbaru, VP Corporate Communications Freeport Katri Krisnati mengatakan, tujuh pekerja kontraktor hingga Rabu (10/9/2025) siang, belum dapat dihubungi.
“Tujuh pekerja kontraktor hingga kini belum dapat dihubungi akibat insiden aliran material basah di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave pada 8 September 2025,” ungkap Katri kepada Bisnis, Rabu (10/9/2025).
Katri menuturkan, seluruh operasi tambang bawah tanah Freeport masih dihentikan sementara untuk memaksimalkan upaya evakuasi pekerja.
Dia pun memastikan tim tanggap darurat Freeport bekerja terus-menerus tanpa henti untuk membuka akses di area yang terdampak walaupun terkendala pergerakan material.
“Kami terus berkomunikasi dengan keluarga dan mendoakan keselamatan mereka,” ucap Katri.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344947/original/056313500_1757497170-huawei_pura_80_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
HUAWEI Pura 80 Ultra Segera Hadir, Smartphone Kamera #1 Dunia dengan Switchable Dual Telephoto Camera – Page 3
Berpindah ke smartphone baru sering menimbulkan kekhawatiran soal ketersediaan aplikasi. Namun, dengan AppGallery, pengguna tetap bisa mengunduh dan menggunakan aplikasi populer seperti YouTube, Gmail, Google Maps, hingga Google Meet dengan mudah.
Keamanan juga terjamin melalui sistem perlindungan menyeluruh, mencakup verifikasi developer, pemeriksaan malware, perlindungan privasi berlapis, hingga pengecekan integritas aplikasi. Dengan begitu, pengguna bisa tetap nyaman menggunakan aplikasi favorit tanpa khawatir soal keamanan.
Gimana, tertarik merasakan pengalaman fotografi mobile yang lebih paripurna dengan HUAWEI Pura 80 Series? Selama periode 17 September – 17 Oktober 2025, kamu bisa menikmati penawaran spesial senilai total hingga Rp10 juta. Konsumen berkesempatan mendapatkan hadiah menarik, termasuk HUAWEI WATCH GT 5 senilai Rp2,6 juta, trade-in cashback hingga Rp2,5 juta, bank cashback hingga Rp2 juta, HUAWEI Care+ senilai Rp2,4 juta, serta cashback Rp500 ribu khusus untuk transaksi melalui Tiket.com.
Produk ini dapat dibeli secara online melalui HUAWEI Official Store di Shopee, V-Mall, Blibli, TikTok Shop, Tokopedia, Lazada, Eraspace, Erafone.com, dan DatascripMall. Untuk pembelian offline, tersedia di HUAWEI Authorized Experience Store, Erafone, Urban Republic, Blibli, Digiplus, serta mitra resmi lainnya di seluruh Indonesia.
-

Freeport fokus evakuasi 7 pekerja yang terjebak longsor tambang
Kami menghentikan sementara seluruh operasi tambang bawah tanah dan terus memusatkan semua sumber daya untuk mengevakuasi tujuh pekerja kontraktor.
Jakarta (ANTARA) – PT Freeport Indonesia (PTFI) menghentikan operasional untuk fokus mengevakuasi tujuh pekerja yang terjebak longsor tambang bawah tanah di Grasberg Block Cave, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
“Kami menghentikan sementara seluruh operasi tambang bawah tanah dan terus memusatkan semua sumber daya untuk mengevakuasi tujuh pekerja kontraktor,” ujar VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati ketika dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.
Katri mengungkapkan bahwasanya tujuh pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah tersebut belum bisa dihubungi hingga saat ini.
Oleh karena itu, Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia berupaya untuk membuka akses di area yang terdampak walaupun terkendala pergerakan material.
“Hingga kini belum dapat dihubungi akibat insiden aliran material basah di Tambang Bawah Tanah Grasberg Block Cave pada 8 September 2025,” ujar Katri pula.
Berdasarkan berita sebelumnya, Kapolsek Tembagapura Iptu Firman yang dihubungi ANTARA dari Timika, Rabu, mengatakan hingga Selasa (9/9) malam tujuh pekerja perusahaan kontraktor itu belum bisa dievakuasi.
Di dalam area tambang bawah tanah PTFI di kawasan Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, selalu terdapat fasilitas tempat berlindung (chamber) bagi para pekerja jika terjadi situasi yang membahayakan.
Chamber merupakan fasilitas darurat di tambang bawah tanah yang dilengkapi suplai udara bersih, logistik, dan sarana komunikasi untuk menjamin keselamatan pekerja saat terjadi situasi darurat, seperti kebakaran, runtuhan, atau paparan gas beracun.
“Dari laporan yang kami terima, kondisi pekerja yang terjebak masih aman. Yang dikhawatirkan yaitu persediaan oksigen di dalam, semoga ada cadangannya,” kata Firman.
Berdasarkan informasi tangkapan layar yang beredar di media sosial, kata Firman, material basah yang masuk ke dalam terowongan tambang bawah tanah Freeport dalam jumlah sangat besar.
Hal itu membuat proses mengeluarkan material tersebut membutuhkan waktu cukup lama.
“Materialnya banyak sekali, kalau lihat di TikTok yang beredar itu, lumpur itu seperti banjir bandang,” ujarnya lagi.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

26 Medsos yang Sempat Diblokir di Nepal hingga Picu Ricuh, Instagram-YouTube Cs
Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Nepal sempat melakukan pemblokiran terhadap 26 platform media sosial. Larangan tersebut kini telah dicabut lantaran memicu demonstrasi besar-besaran di sana.
Adapun daftar media sosial tersebut antara lain Facebook, Messenger, Instagram, YouTube, WhatsApp, X (sebelumnya Twitter), LinkedIn, Snapchat, Reddit, Discord, Pinterest, Signal, Threads, WeChat, Quora, Tumblr, Clubhouse, Mastodon, Rumble, VK, Line, IMO, Zalo, Soul, Hamo Patro, dan BeReal.
Menurut laporan Kathmandu Post, Rabu (10/9/2025) pemblokiran tersebut awalnya dilakukan karena sejumlah platform besar tidak mematuhi kewajiban registrasi dengan pemerintah.
Tenggat waktu pendaftaran selama tujuh hari telah berakhir pada pekan lalu.
Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli yang kini telah mundur dari jabatannya, menekankan langkah tersebut bukan soal sensor, melainkan masalah kedaulatan dan penegakan hukum.
“Kemandirian bangsa lebih penting daripada kehilangan pekerjaan segelintir orang. Tidak bisa diterima jika ada pihak yang melawan hukum, mengabaikan konstitusi, dan meremehkan martabat serta kedaulatan negara,” kata Oli dikutip dari laman The Economic Times.
Tidak semua platform terkena dampak larangan. Beberapa aplikasi masih beroperasi karena telah memenuhi aturan registrasi, seperti halnya Viber, TikTok, Wetalk, hingga Nimbuzz.
Sementara itu, Telegram dan Global Diary sedang dalam proses pendaftaran dan berpotensi segera kembali tersedia secara resmi.
Pemerintah berdalih sudah sejak lama meminta perusahaan media sosial mendirikan entitas hukum di Nepal. Namun, kritik menyebut pemblokiran ini terlalu tergesa-gesa, apalagi rancangan undang-undang yang menjadi dasar kebijakan Operation, Use, and Regulation of Social Media in Nepal belum disahkan oleh parlemen.
Sebelumnya, Nepal diguncang gelombang protes besar yang menyebabkan belasan orang tewas dan memaksa Perdana Menteri KP Sharma Oli mundur dari jabatannya.
Aksi ini dipicu protes pemblokiran media sosial, namun itu hanya sebagai pemicu. Alasan utama gelombang protes ini mirip dengan demonstrasi besar di Indonesia beberapa waktu lalu, yakni ketidakpuasan terhadap pemerintah dan maraknya korupsi di Nepal.
Pemerintah Nepal pekan lalu memutuskan memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Alasannya, untuk menekan penyalahgunaan platform digital seperti penyebaran ujaran kebencian, hoaks, hingga kejahatan siber. Namun, kebijakan itu justru menyulut kemarahan publik, khususnya generasi muda.
Sekitar 90% dari 30 juta penduduk Nepal terhubung dengan internet, sehingga pemblokiran tersebut dinilai membatasi ruang berekspresi dan menambah daftar panjang kekecewaan publik atas maraknya korupsi serta terbatasnya lapangan kerja.
Kritikus menilai kebijakan itu bukan sekadar soal regulasi, melainkan upaya membungkam kampanye antikorupsi yang kian menguat. Walau larangan tersebut dicabut pada Senin malam, amarah massa terlanjur meledak.
Senin lalu, bentrokan pecah di Kathmandu dan sejumlah kota lain. Polisi menembakkan gas air mata, meriam air, hingga peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa. Sedikitnya 19 orang tewas dalam satu hari, dan jumlah korban jiwa meningkat menjadi 22 orang pada Selasa. Sejumlah demonstran berhasil menembus pagar gedung parlemen, memaksa aparat memberlakukan jam malam di sekitar pusat pemerintahan.
Gelombang aksi tak berhenti. Selasa, massa membakar gedung parlemen di Kathmandu, markas partai politik, serta rumah beberapa tokoh, termasuk mantan perdana menteri Sher Bahadur Deuba. Laporan menyebutkan tiga orang tambahan tewas dan puluhan lainnya terluka. Rumah sakit kewalahan menangani korban dengan luka tembak dan cedera akibat peluru karet.
Panglima Angkatan Darat Nepal, Jenderal Ashok Raj Sigdel, menyatakan bahwa demonstran telah melakukan penjarahan dan pembakaran, serta memperingatkan bahwa semua institusi keamanan, termasuk militer, siap turun tangan penuh jika kerusuhan berlanjut.
Meski begitu, ia juga menyerukan dialog dengan para pengunjuk rasa sebagai jalan menuju penyelesaian politik atas krisis terburuk Nepal dalam beberapa dekade terakhir.
Pemblokiran Medsos Bukan Isu Utama
Kerusuhan besar di Nepal tidak semata-mata dipicu oleh pemblokiran media sosial. Melansir India Times, salah satu unggahan panjang di platform Reddit yang ditulis oleh seorang warga Nepal mengungkap bahwa larangan itu hanyalah pemicu dari ketidakpuasan yang jauh lebih dalam atas praktik korupsi, nepotisme, dan jurang ketidaksetaraan ekonomi.
Menurut unggahan tersebut, pemerintah beralasan bahwa pembatasan akses berkaitan dengan masalah pajak dan registrasi. Namun, dugaan sebenarnya adalah upaya penyensoran, yakni memberi ruang bagi pemerintah untuk menghapus kritik di dunia maya sekaligus menjerat para pengkritik dengan hukuman penjara.