Perusahaan: TikTok

  • Kemkomdigi Cabut Pembekuan Izin TikTok di Indonesia

    Kemkomdigi Cabut Pembekuan Izin TikTok di Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemkomdigi) resmi mencabut status pembekuan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik TikTok. Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, mengatakan pembekuan dicabut setelah TikTok memenuhi kewajiban penyampaian data yang diminta sama pemerintah.

    Kemkomdigi juga pastikan pengawasan yang berkelanjutan kepada PSE guna menciptakan ekosistem digital yang terpercaya.

    Tonton juga seputar respons TikTok terkait pencabutan ini di sini…

  • Cara Gabungkan Foto Masa Kecil Bareng Pacar Jadi Polaroid di Gemini AI

    Cara Gabungkan Foto Masa Kecil Bareng Pacar Jadi Polaroid di Gemini AI

    Bisnis.com, JAKARTA—Ada tren lucu yang lagi ramai di media sosial di mana orang-orang mengedit foto masa kecil mereka dan sang pacar jadi satu frame dengan efek polaroid jadul.

    Trik ini dilakukan lewat aplikasi Gemini AI, yang bisa menyatukan dua foto masa kecil menjadi satu potret baru seolah benar-benar diambil bersamaan. Hasilnya banyak yang terlihat begitu nyata. 

    Di TikTok, banyak kreator konten yang memamerkan hasil editannya. Ada yang tampak seperti foto pada tahun 90-an, ada juga yang sengaja menambahkan vibe lucu dan romantis. 

    Beberapa bahkan berbagi tutorial dan prompt agar hasilnya makin halus dan natural.

    Contoh hasil edit foto polaroid menggunakan Gemini AI/TikTok

    Berikut langkah-langkah membuat foto polaroid masa kecil bersama pasangan menggunakan Gemini AI:

        1.    Unduh dan buka aplikasi Gemini AI.

    Aplikasi ini dapat diunduh melalui toko aplikasi resmi di perangkat Anda. Setelah terpasang, buka aplikasi untuk mulai mengedit.

        2.    Unggah dua foto masa kecil.

    Tekan ikon “+” di bagian kiri bawah untuk menambahkan foto. Pilih dua foto masa kecil Anda dan pasangan yang memiliki resolusi cukup jelas agar hasil edit tampak realistis.

        3.    Masukkan prompt atau perintah.

    Di kolom prompt, Anda bisa menyalin contoh berikut yang tengah banyak digunakan oleh kreator konten:

    “Gabungkan foto kedua anak kecil di atas buatlah gambar yang diambil dengan kamera polaroid. Foto tersebut harus terlihat jelas dan seperti nyata, tanpa subjek atau properti yang jelas. Foto tersebut harus terlihat sedikit efek blur dan sumber cahaya yang konsisten, seperti lampu kilat di ruangan yang gelap, yang tersebar di seluruh foto. Jangan ubah wajah, ganti tirai belang menjadi tirai putih dan biarkan kedua orang berpose mesra dan lucu.”

        4.    Proses dan unduh hasil foto.

    Setelah menekan tombol Generate, tunggu beberapa detik hingga sistem memproses hasil edit. Bila sudah sesuai keinginan, Anda dapat langsung mengunduh foto polaroid AI tersebut ke galeri.

    Selain digunakan untuk foto pasangan, beberapa warganet juga memanfaatkan tren ini untuk membuat versi keluarga atau sahabat masa kecil dalam konsep yang serupa.

  • Pasangan Ini Cari Penyusup di Nikahnya, 4 Tahun Kemudian Baru Ketemu

    Pasangan Ini Cari Penyusup di Nikahnya, 4 Tahun Kemudian Baru Ketemu

    Jakarta

    Pernikahan Michelle (38) dan John Wylie, pasangan asal Inggris, disusupi orang tak dikenal. Seorang laki-laki dengan pakaian rapi yang memang terlihat bersiap ke sebuah pernikahan. Pasangan tersebut berupaya mencari tahu siapa tamu tak diundang itu dan baru menemukannya empat tahun kemudian.

    Pada November 2021, Michelle dan John mengikat janji di Carlton Hotel, Prestwick, Ayrshire. Setelah mereka mendapatkan foto pernikahannya, Michelle dan suami langsung sadar ada yang aneh dari foto tersebut.

    “Kami berkata, “Apakah kamu tahu siapa dia?”. Kami bertanya ke keluarga dan teman-teman, tak ada yang tahu siapa dia,” ujarnya kepada SWNS.

    Bahkan, tidak ada yang ingat bahwa ada orang tersebut pernah hadir.

    Terungkaplah bahwa orang itu adalah Andrew Helliman. Foto: Michelle Wylie/SWNSTerungkaplah bahwa orang itu adalah Andrew Helliman. Foto: Michelle Wylie/SWNSTerungkaplah bahwa orang itu adalah Andrew Helliman. Foto: Michelle Wylie/SWNS

    Dibalut rasa penasaran, Wylie pun memutuskan untuk secara rutin mengunggah foto pernikahannya dan berharap ada netizen yang mengenali siapa sosok misterius itu. Akan tetapi, pencariannya baru diketahui empat tahun kemudian, dibantu oleh content creator Dazza. Dazza memiliki lebih dari 400.000 fans di Facebook dan 129.000 followers di TikTok.

    “Daz menaruhnya dan dalam dua jam kami menemukannya,” kenang Wylie.

    Akhirnya, terungkaplah bahwa orang itu adalah Andrew Helliman. Yang menariknya, alasan Helliman hadir ke pernikahan Wylie bukan karena ingin makan gratis, melainkan karena dia datang ke pernikahan yang salah.

    “Saya salah menghadiri pernikahan!” akunya kepada SWNS setelah melihat wajahnya di foto-foto pernikahan Wylie di halaman Dazza.

    “Empat tahun lalu, pasangan saya menjadi pengiring pengantin pria untuk pernikahan temannya, Michaela, dan saya diundang sebagai pendampingnya. Entah kenapa, dia bilang acaranya di Hotel Carlton di Prestwick pukul 14.00, padahal sebenarnya acaranya di Hotel Great Western di Ayr,” jelas Helliman (33), pelukis dan dekorator.

    Helliman yang datang seorang diri karena pasangannya harus berangkat lebih dulu pun tak menaruh curiga. Dia bahkan sempat melihat ‘suami Michaela’ yang sedang penuh rasa gugup.

    Sampai akhirnya, Helliman mulai khawatir ketika dia tidak mengenali siapa pun di pernikahan tersebut. Dia mulai tersadar ketika Wylie, orang yang sama sekali tidak dikenalnya, mulai berjalan menuju altar.

    Musik dimulai, semua orang berdiri dan berbalik untuk menyaksikan sang pengantin wanita berjalan menuju altar.

    “Oh Tuhanku, itu bukan Michaela!” kata Helliman, yang merasa malu dengan kesalahan tersebut.

    “Anda tidak bisa begitu saja berdiri dan keluar dari pernikahan di tengah upacara. Jadi saya terpaksa melakukan hal ini dan menghabiskan 20 menit berikutnya dengan canggung duduk di sana, berusaha untuk tidak menarik perhatian,” kenangnya.

    Berkat bantuan Dazza, Michelle Wylie dan Andrew Helliman pun bertemu. Michelle Wylie tak henti-hentinya tertawa setelah mendengar penjelasan langsung dari Helliman.

    Terungkaplah bahwa orang itu adalah Andrew Helliman. Foto: Michelle Wylie/SWNS

    “Hari pernikahan kami benar-benar hari yang sempurna. Tapi (kesalahan) ini menambah kisah hebat lainnya yang memberi kami kenangan yang lebih istimewa,” ujar Michelle Wylie. Wylie yang bersemangat menambahkan bahwa ia berharap saat itu Helliman tetap tinggal untuk ikut resepsi pernikahannya alih-alih bergegas pergi.

    (ask/rns)

  • Sulitnya Dapat Kerja Meski Sudah Lulus Sarjana

    Sulitnya Dapat Kerja Meski Sudah Lulus Sarjana

    Jakarta

    Lulusan sarjana (S1) saat ini tidak menjamin langsung mendapat pekerjaan tetap. Tingkat pengangguran saat ini didominasi oleh kelompok lulusan sarjana.

    Mengutip dari CNBC, Sabtu (4/10/2025) sebuah laporan dari Burning Glass Institute lulusan sarjana usia antara 20 sampai 24 tahun mendominasi dalam tingkat pengangguran.

    Dalam data pemerintah AS, lulusan sarjana di negara tersebut juga menyumbang tingkat pengangguran yang cukup tinggi saat ini. Peningkatan itu terjadi sejak sembilan tahun terakhir.

    Data Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis pada bulan September menunjukkan jumlah orang yang menganggur selama setidaknya 27 minggu telah melonjak sekitar 25% dari tahun ke tahun berdasarkan penyesuaian musiman.

    Salah satu sarjana lulusan Universitas Georgetown bernama Christina Salvadore mengaku telah mengirim ratusan lamaran pekerjaan sejak dia lulus pada musim semi lalu. Namun, hingga kini belum juga mendapatkan pekerjaan tetap.

    Dia bahkan mengaku menghabiskan waktu 24 jam di depan laptop untuk selalu membuka LinkedIn. Ia selalu mengupdate profilnya sambil terus mencari dan melamar pekerjaan.

    “Sungguh menyebalkan ketika orang-orang bertanya, ‘Jadi, apa pekerjaanmu sekarang? Saya duduk di rumah orang tua saya di LinkedIn 24 jam sehari,” ucapnya.

    Di sosial media TikTok sedang tren sarjana yang akhirnya meneruskan pendidikan ke pascasarjana (S2). Sembari membagikan pilihannya untuk melanjutkan S2, sejumlah orang tersebut juga mengungkapkan akan pasar tenaga kerja yang telah menurun.

    (ada/ara)

  • Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung Megapolitan 5 Oktober 2025

    Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebanyak enam pria tertangkap basah meminta uang kepada warga dengan berpura-pura menjadi petugas kebersihan di kawasan RW 08, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
    Aksi keenam pria itu sempat direkam warga dan diunggah ke akun Instagram @lentengagungterkini hingga akhirnya viral.
    Mereka mendatangi rumah-rumah warga, menyapu halaman, dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
    Berdasarkan video yang beredar, terlihat seorang pria tengah mendatangi salah satu rumah warga.
    Saat ditanya asalnya, ia menjawab dengan santai bahwa dirinya sedang meminta sumbangan.
    “Ih viral gue ini mah. Minta uang ini, sumbangan,” jawab pria tersebut sambil menatap kamera.
    Perekam video kemudian menanyai asal organisasi dan izin mereka. “Bapak dari mana? Udah bilang ke pengurus RW belum?” tanya perekam.
    Pria itu lantas menyebut nama organisasi “Rempah” dan mengaku belum melapor.
    “Rempah. Belum bilang,” jawabnya.
    Dalam video lain, pria itu tampak memanggil rekannya yang lain agar ikut direkam.
    “Tuh, viral enggak nih? Sini, Yan, masuk TikTok, dah,” katanya sambil tertawa.
    Namun, ketika kamera beralih ke pria lain, salah satu di antaranya menolak direkam.
    “Saya enggak mau direkam. Privasi saja ini mah, privasi,” ujarnya.
    Aksi mereka pun mengundang perhatian warga setempat hingga akhirnya enam pria tersebut diamankan.
    Menurut Ketua RT 08 RW 08 Lenteng Agung, Dede, keenam pria itu mendatangi rumah-rumah warga dengan berpura-pura memungut sampah dan menyapu halaman. Mereka bahkan menggunakan sapu milik warga.
    “Enggak bawa sapu, ngambil saja yang ada, sambil bawa karung,” kata Dede.
    Setelah berpura-pura bekerja, mereka mengetuk pintu dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
    “Dia masuk rumah, ketok-ketok pintu, ‘Pak, saya petugas kebersihan. Tuh saya sudah bersih-bersih. Kasih saja pak, seikhlasnya.’ Nanti kalau enggak dikasih diulang terus saja sampai diusir,” jelas Dede.
    Dede, mengatakan keenam pria itu sebelumnya sudah menyisir tujuh RT di kawasan RW 08.
    Mereka baru berhenti setelah warga mengepung mereka di jalan buntu di perbatasan RW 08 dan RW 09.
    “Jadi dia jalan tuh ada tujuh RT mungkin, terus dia kan enggak tahu kalau ini jalan buntu. Jadi dia jalan terus sampai akhirnya dikepung warga,” ujar Dede kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
    Menurut Dede, para pria itu tampak linglung dan pasrah saat diamankan. Mereka diduga sedang dalam pengaruh obat-obatan.
    “Kayaknya sih memang mabuk dia. Enggak kecium bau alkohol, soalnya kayaknya mabuknya obat tuh dia,” ujar Dede.
    Setelah diamankan warga, Ketua RW 09, Karsim, menghubungi Babinsa dan Satpol PP setempat.
    “Saya enggak tahu kejadiannya gimana, tapi karena sudah masuk wilayah saya, kemaren saya yang telfon Babinsa-nya,” kata Karsim.
    Dede memastikan bahwa enam pria tersebut bukan warga Lenteng Agung. Saat diperiksa, KTP mereka menunjukkan alamat berbeda-beda.
    “Mereka itu kan bukan warga sini. Waktu dicek KTP-nya itu dari Jakarta Barat,” kata Dede.
    Beberapa di antaranya tercatat sebagai warga Tambora, satu dari Kalideres, satu dari Gambir, dan satu dari Banyumas, Jawa Tengah.
    Dede menduga karena bukan warga sekitar, mereka tidak mengetahui wilayah Lenteng Agung dengan baik. Bahkan, salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap sebelumnya oleh Babinsa yang sama.
    “Mungkin ya namanya dia bukan orang sini ya. Sehingga dia enggak tahu ini ternyata masih satu kelurahan,” ujar Dede.
    Personel Babinsa yang menangkap mereka disebut sempat marah karena pelaku pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
    “Jadi dia itu sudah dua kali rupanya tuh ketangkepnya sama si Babinsa itu. Makanya Pak Babinsa itu marah banget,” ungkap Dede.
    Dari aksi itu, mereka mengumpulkan uang sekitar Rp152.000. Rata-rata warga memberikan Rp5.000.
    “Rata-rata ngasihnya Rp5.000,” kata Dede.
    Ketua RW 09, Karsim berharap para pelaku tak langsung dijatuhi hukuman penjara, melainkan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.
    “Nanti yang ada kalau sudah bebas, diulangi lagi. Makanya bagusnya diberi pelatihan, biar skill-nya terasah,” ujar Karsim.
    Senada, Dede menilai pembinaan dan pelatihan akan lebih efektif dibanding hukuman.
    “Memang dia pelaku. Tapi kalau dibantu, ada yang ajak mengembangkan diri dia mungkin mau. Nah itu tanggung jawab negara,” kata Dede.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komdigi Cabut Pembekuan TikTok, Janjikan Pengawasan Digital Lebih Ketat – Page 3

    Komdigi Cabut Pembekuan TikTok, Janjikan Pengawasan Digital Lebih Ketat – Page 3

    Komdigi menyoroti adanya dugaan monetisasi dari akun-akun TikTok Live terindikasi terkait aktivitas perjudian online (judol).

    Menurut Alexander, pihaknya sudah meminta data traffic lengkap, aktivitas siaran langsung, serta data monetisasi termasuk jumlah dan nilai gift TikTok.

    “Kami telah memanggil TikTok untuk memberikan klarifikasi secara langsung pada 16 September 2025, dan TikTok diberikan waktu hingga 23 September 2025 untuk menyampaikan data yang diminta secara lengkap,” jelas Alexander.

    Namun, dalam surat resmi bernomor ID/PP/04/IX/2025, medsos asal China menyatakan tidak bisa memberikan data diminta karena terkait kebijakan internal.

    Dasar Hukum dan Tindakan Tegas

    Alexander menyebutkan, permintaan data sudah sesuai dengan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

    Dalam Permenkominfo itu, disebutkan PSE Lingkup Privat wajib memberikan akses data untuk keperluan pengawasan.

    “Sehingga, Komdigi menilai TikTok telah melanggar kewajiban sebagai PSE Privat, dan kami mengambil langkah pembekuan sementara TDPSE sebagai bentuk tindak lanjut pengawasan,” tegas Alexander.

  • Pemerintah Cabut Pembekuan Sementara Izin TikTok
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        5 Oktober 2025

    Pemerintah Cabut Pembekuan Sementara Izin TikTok Nasional 5 Oktober 2025

    Pemerintah Cabut Pembekuan Sementara Izin TikTok
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) resmi mencabut status pembekuan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) TikTok Pte. Ltd.
    Pasalnya, platform tersebut telah memenuhi kewajiban penyampaian data yang diminta pemerintah.
    “TikTok telah mengirimkan data yang diminta berkaitan dengan eskalasi traffic dan aktivitas monetisasi TikTok Live pada periode 25-30 Agustus 2025, melalui surat resmi tertanggal 3 Oktober 2025,” ujar Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar dalam keterangannya, Sabtu (4/10/2025).
    Alexander menjelaskan, data yang disampaikan mencakup rekapitulasi harian atas eskalasi
    traffic
    , besaran monetisasi, serta indikasi monetisasi yang melanggar secara agregat.
    Berdasarkan analisis menyeluruh, Komdigi menilai kewajiban penyediaan data telah dipenuhi.
    “Dengan dasar pemenuhan kewajiban tersebut, Komdigi mengakhiri status pembekuan sementara TDPSE dan mengaktifkan kembali status TikTok sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik yang terdaftar,” tutur Alexander.
    Dengan pencabutan pembekuan ini, masyarakat pengguna TikTok dapat tetap beraktivitas normal.
    Menurutnya, pemerintah akan memastikan ruang digital tetap sehat, aman, dan transparan.
    Langkah ini, kata Alexander, sekaligus menegaskan komitmen Komdigi dalam menegakkan hukum dan membangun ekosistem digital yang terpercaya.
    Seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat) diingatkan untuk mematuhi ketentuan hukum nasional demi keberlanjutan ruang digital Indonesia.
    “Kami akan terus melakukan pengawasan dan komunikasi berkelanjutan dengan seluruh PSE Privat, guna memastikan efektivitas pelaksanaan regulasi serta keberlanjutan ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan kondusif bagi seluruh pengguna,” imbuh Alexander.
    Sebelumnya, Komdigi membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) terhadap TikTok Pte Ltd.
    “Kami menilai TikTok telah melanggar kewajiban sebagai PSE Privat, dan kami mengambil langkah pembekuan sementara TDPSE sebagai bentuk tindak lanjut pengawasan,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, dalam keterangan resmi, Jumat (3/10/2025).
    Alexander mejelaskan, pembekuan TDPSE ini dilakukan pemerintah terhadap TikTok karena TikTok dinilai tidak memenuhi kewajiban sesuai peraturan perundang-undangan.
    “Langkah ini merupakan bentuk ketegasan Pemerintah setelah TikTok hanya memberikan data secara parsial atas aktivitas TikTok Live selama periode unjuk rasa 25–30 Agustus 2025,” kata Alexander.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komdigi Cabut Pembekuan Sementara TikTok Usai Platform Serahkan Data Live

    Komdigi Cabut Pembekuan Sementara TikTok Usai Platform Serahkan Data Live

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Kemkomdigi) secara resmi mencabut status pembekuan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) TikTok Pte. Ltd.

    Pencabutan tersebut dilakukan setelah platform TikTok memenuhi kewajiban penyampaian data yang diminta pemerintah Indonesia. 

    “TikTok telah mengirimkan data yang diminta berkaitan dengan eskalasi traffic dan aktivitas monetisasi TikTok Live pada periode 25–30 Agustus 2025, melalui surat resmi tertanggal 3 Oktober 2025,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar dalam keterangan resmi, Sabtu (4/10/2025).

    Alexander menjelaskas data yang disampaikan mencakup rekapitulasi harian atas eskalasi traffic, besaran monetisasi, serta indikasi monetisasi yang melanggar secara agregat. Berdasarkan analisis menyeluruh, Komdigi menilai kewajiban penyediaan data telah dipenuhi.

    “Dengan dasar pemenuhan kewajiban tersebut, Komdigi mengakhiri status pembekuan sementara TDPSE dan mengaktifkan kembali status TikTok sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik yang terdaftar,” lanjutnya.

    Dengan pencabutan pembekuan ini, masyarakat pengguna TikTok dapat tetap beraktivitas normal, sementara pemerintah memastikan ruang digital tetap sehat, aman, dan transparan.

    Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Komdigi dalam menegakkan hukum dan membangun ekosistem digital yang terpercaya. Seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat) diingatkan untuk mematuhi ketentuan hukum nasional demi keberlanjutan ruang digital Indonesia.

    “Kami akan terus melakukan pengawasan dan komunikasi berkelanjutan dengan seluruh PSE Privat, guna memastikan efektivitas pelaksanaan regulasi serta keberlanjutan ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan kondusif bagi seluruh pengguna,” imbuhnya. 

  • Dear Gen Z! Anxiety Bisa Menular, Ini yang Terjadi pada Otak

    Dear Gen Z! Anxiety Bisa Menular, Ini yang Terjadi pada Otak

    Jakarta

    Anxiety menjadi salah satu masalah mental yang paling sering dialami generasi muda. Istilah ini bahkan populer di kalangan Gen Z, kerap ramai dibahas di sejumlah platform media sosial.

    Meski pembahasan anxiety umumnya edukatif, Dr dr Ray Wagiu Basrowi, pakar kedokteran komunitas yang banyak meneliti perilaku sosial, mewanti-wanti risiko anxiety menular.

    Menurutnya, anxiety atau kecemasan dapat menular karena mekanisme alami di otak manusia yang disebut mirror neurons. Sel saraf ini berfungsi meniru emosi atau perilaku orang lain secara otomatis.

    “Ketika kita melihat seseorang sedang panik atau mendengar cerita penuh kecemasan, otak kita ikut menyalakan sistem yang sama. Lama-kelamaan, otak belajar untuk meniru pola cemas itu, mirip proses social cognitive learning,” jelas Dr Ray.

    Fenomena ini juga menjelaskan alasan di balik suasana hati dalam kelompok bisa berubah begitu cepat. Misalnya, ketika satu orang panik di tengah kerumunan, rasa panik itu dengan mudah menyebar ke orang lain.

    Di era digital, hal yang sama terjadi melalui layar smartphone, konten yang memuat kecemasan berlebihan, curhat negatif, atau berita penuh kekhawatiran bisa memengaruhi emosi penontonnya tanpa disadari.

    Efek Anxiety di Era Medsos

    Generasi muda, khususnya Gen Z, sangat dekat dengan media sosial. Platform seperti TikTok, X, dan Instagram sering menjadi ruang berbagi pengalaman tentang kecemasan, burnout, hingga overthinking. Meski sebagian konten dimaksudkan untuk saling mendukung, tak jarang paparan berlebihan justru memperburuk kondisi mental penggunanya.

    “Kalau terlalu sering melihat konten anxiety, otak kita terbiasa berada dalam mode cemas. Akhirnya, kita mudah khawatir meski tidak ada penyebab nyata,” ujar Dr Ray.

    “Karena itu, berhati-hatilah dengan apa yang dikonsumsi, bukan hanya makanan, tetapi juga informasi.”

    Ia menambahkan, mekanisme penularan emosi sebenarnya alami. Sama seperti kita ikut tertawa saat melihat orang lain tertawa, atau merasa sedih ketika melihat seseorang menangis. Bedanya, dalam konteks kecemasan, penularan ini bisa menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan mental jika tidak disadari dan dikelola dengan baik.

    Menurut Dr Ray, menjaga kesehatan mental bukan hanya soal mengendalikan emosi pribadi, tetapi juga tentang mengatur lingkungan emosional dan informasi yang kita serap setiap hari. Konsep ini dikenal dengan istilah life hygiene, kebersihan hidup mental dan sosial.

    Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

    Batasi paparan konten negatif:

    Kurangi waktu menonton atau membaca hal-hal yang memicu kecemasan berlebihan.

    Pilih akun positif:

    Ikuti konten kreator yang memberi edukasi, inspirasi, dan energi baik.

    Latih kesadaran diri:

    Praktik mindfulness atau refleksi diri membantu mengenali emosi dan memutus rantai penularan cemas.

    Bangun lingkungan suportif:

    Bergaul dengan orang-orang yang tenang, rasional, dan punya semangat positif.

    Cari pertolongan profesional bila perlu:

    Konsultasi dengan psikolog atau psikiater bukan tanda kelemahan, melainkan langkah bijak menjaga kesehatan diri.

    Fenomena ‘anxiety yang menular’ menjadi pengingat bahwa kesehatan mental bersifat kolektif. Apa yang kita bagikan dan konsumsi setiap hari memengaruhi kesejahteraan emosional bersama.

    “Kalau kecemasan bisa menular, maka ketenangan juga bisa kita sebarkan,” tutup Dr Ray.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Psikolog Sebut MBTI Bisa Jadi Preferensi dalam Bersosialisasi “
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Pembekuan Izin TikTok Dicabut, Komdigi Terima Data Live Selama Demo

    Pembekuan Izin TikTok Dicabut, Komdigi Terima Data Live Selama Demo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pembekuan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDSPE) TikTok Pte. Ltd. dicabut oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. Komdigi menyatakan Tiktok telah memenuhi kewajiban pemberikan akses data yang diminta oleh pemerintah.

    Dirjen Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar menyatakan TikTok telah mengirimkan data lewat surat resmi pada 3 Oktober 2025.

    “TikTok telah mengirimkan data yang diminta berkaitan dengan eskalasi traffic dan aktivitas monetisasi TikTok Live pada periode 25-30 Agustus 2025, melalui surat resmi tertanggal 3 Oktober 2025,” kata Alexander, pada Sabtu (4/10/2025).

    Dia menjelaskan, data yang disampaikan mencakup rekapitulasi harian atas kenaikan trafik, besaran monetisasi, serta indikasi monetisasi yang melanggar secara agregat. Berdasarkan analisis menyeluruh, Komdigi menilai kewajiban penyediaan data telah dipenuhi.

    “Dengan dasar pemenuhan kewajiban tersebut, Komdigi mengakhiri status pembekuan sementara TDPSE dan mengaktifkan kembali status TikTok sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik yang terdaftar,” lanjutnya.

    Komdigi menyatakan, setelah pencabutan pembekuan ini, masyarakat pengguna TikTok dapat tetap beraktivitas normal. Pemerintah juga telah memastikan ruang digital tetap sehat, aman, dan transparan.

    Alexander menegaskan langkah ini menegaskan komitmen Komdigi dalam menegakkan hukum dan membangun ekosistem digital yang tepercaya. Ia mengingatkan agar seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PSE Privat) untuk mematuhi ketentuan hukum nasional demi keberlanjutan ruang digital Indonesia.

    “Kami akan terus melakukan pengawasan dan komunikasi berkelanjutan dengan seluruh PSE Privat, guna memastikan efektivitas pelaksanaan regulasi serta keberlanjutan ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan kondusif bagi seluruh pengguna,” tegas Alexander.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]