Video: TikTok Bakal Diblokir di AS 19 Januari 2025
Perusahaan: TikTok
-

Apa Itu Aplikasi RedNote Pengganti TikTok, Ini Link Download di RI
Jakarta, CNBC Indonesia – Jelang pemblokiran TikTok di Amerika Serikat (AS) pada 19 Januari 2025 mendatang, nama aplikasi RedNote mendadak viral. Banyak pengguna TikTok akhirnya ‘kabur’ dan mengganti menggunakan aplikasi tersebut.
Mengutip laman People, RedNote dikenal sebagai Xiaohongshu dalam bahasa Mandarin. Diluncurkan pada 2013, aplikasi itu mirip seperti TikTok yang membagikan video pendek dan juga streaming langsung dengan berbagai kategori.
RedNote jadi aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Amerika Serikat per 13 Januari 2025 lalu. Di berbagai video terlihat pengguna baru menyebut dirinya sebagai pengungsi Tiktok.
Lonjakan pengguna RedNote sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Saat Covid-19, RedNote juga sangat populer khususnya di kalangan wanita, mencapai 79% dari 300 juta pelanggan bulanan.
Sementara itu, Tech Crunch melaporkan RedNote juga menarik perhatian investor. Setidaknya US$917 juta telah dikumpulkan perusahaan hingga sekarang.
Foto: Aplikasi RedNote. (CNBC Indonesia/Novina)
Aplikasi RedNote. (CNBC Indonesia/Novina)Beberapa perusahaan yang ada di belakang pendanaan itu termasuk Tencent, Alibaba, ZhenFund, DST, serta HongShan atau dulunya bernama Sequoia.
Pada penjualan saham sekunder tahun lalu, perusahaan dilaporkan bernilai US$17 miliar.
Bloomberg mengatakan laba aplikasi diproyeksikan mencapai lebih dari US$1 miliar pada 2024. Pertumbuhan ini menjadi potensi yang menjajikan untuk para kreatornya nanti.
Cara Download RedNote
RedNote tersedia di toko resmi seperti Play Store dan App Store. Setelah diunduh Anda tinggal masuk, bisa dengan membuat akun atau menggunakan akun platform lain.
App Store : https://apps.apple.com/us/app/%E5%B0%8F%E7%BA%A2%E4%B9%A6/id741292507
Play Store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.xingin.xhs&hl=id&pli=1
Penampakan aplikasi juga mirip dengan Tiktok. Ada tab For You, berisi berbagai video dari berbagai pengguna, dan tab khusus berdasarkan kategori seperti travel, hewan peliharaan, dan selebriti.
(fab/fab)
-

Siapa Pemilik Aplikasi REDnote? Ini Profil dan Asal-Usulnya
Baru-baru ini, Aplikasi REDnote tengah ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya bagi warga di Amerika Serikat. Banyak warga AS yang mencari tahu dan mulai beralih menggunakan media sosial RedNote yang berasal dari Cina ini.
Hal ini menyusul rencana kebijakan pelarangan aplikasi TikTok oleh pemerintah Amerika Serikat karena alasan keamanan. Lalu, sebenarnya apa itu aplikasi REDnote? Berikut ulasan lengkap seputar siapa pemilik REDnote dan seperti apa aplikasinya.
Apa itu aplikasi REDnote?
Ilustrasi tampilan explore Red Note. (Dok. Xiaohongshu.com)
REDnote adalah aplikasi media sosial asal Cina yang diperuntukkan bagi pasar global. Di Cina, REDnote lebih dikenal dengan nama Xiaohongsu, yang artinya little red book atau buku merah kecil. Dilansir New York Times, Kamis (16/1), REDnote menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Apple Store AS pada hari Selasa (14/1).
Aplikasi REDnote menggabungkan e-commerce yang dibangun berdasarkan unggahan video pendek dari para penggunanya. Penggunanya bisa berbagi video pendek hingga unggahan berbasis teks.
Hal itu lantas membuat REDnote dianggap mirip dengan TikTok. Mulai dari fitur dan layanan utamanya, tampilan aplikasi, hingga asal-usul yang sama-sama berasal dari Cina.
Aplikasi REDnote mengeklaim telah memiliki lebih dari 300 juta pengguna yang sebagian besarnya berada di Cina. Per 16 Januari 2025, REDnote telah diunduh lebih dari 10 juta kali di Google Play Store.
Siapa pemilik aplikasi REDnote?
Miranda Qu, salah satu pendiri aplikasi REDnote (forbes.com)
Menukil Reuters, aplikasi REDnote didirikan oleh Miranda Qu dan Charlwin Mao pada 2013 di Shanghai, Cina. Qu menjabat sebagai presiden, sedangkan Mao menjadi CEO REDnote.
Awalnya mereka menyebut REDnote sebagai “Hong Kong Shopping Guide” dan menargetkan wisatawan Cina yang mencari rekomendasi barang-barang tertentu.
REDnote juga dipandang sebagai salah satu kandidat initial public offering (IPO) yang potensial. Pengendali saham REDnote saat ini dikuasai oleh beberapa perusahaan raksasa seperti Alibaba, Tencent, hingga perusahaan pemodal asal Singapura, yaitu GSR Ventures, DST Global, dan GGV Capital.
Kekayaan pemilik aplikasi REDnote
Untuk diketahui, CEO REDnote Charlwin Mao ditaksir memiliki kekayaan pribadi sekitar 18 miliar yuan atau setara Rp40,2 miliar. Sementara Presiden REDnote, Miranda Qu diperkirakan mempunyai kekayaan 12 miliar yuan atau setara Rp26,8 miliar.
Sebagian besar pengguna REDnote memang diketahui berasal dari Cina, sehingga konten-kontennya pun menggunakan bahasa Mandarin. Dengan masuknya REDnote ke pasar global, tentu akan membuat perusahaan harus menyesuaikan diri.
Dilansir Reuters, pihak REDnote sedang berusaha untuk memoderasi konten berbahasa Inggris dan membangun alat terjemahan Inggris-Mandarin.
REDnote juga memilih untuk mempertahankan satu versi aplikasinya. Berbeda dengan Tencent yang telah menjalankan aplikasi WeChat versi luar negeri dan domestik, atau ByteDance yang mengembangkan aplikasi Douyin sebagai aplikasi TikTok untuk pengguna di Cina.
Kenapa aplikasi REDnote viral?
ilustrasi tiktok (unsplash/solen feyissa)
Aplikasi REDnote belakangan ini ramai digunakan oleh warga Amerika Serikat karena makin dekatnya kebijakan pelarangan aplikasi TikTok oleh pemerintah.
Melansir New York Times, Kamis (16/1), TikTok telah mengajukan kasusnya ke Mahkamah Agung (MA) AS pada Jumat (10/1). Hal ini dilakukan untuk menantang UU federal yang berupaya melarang aplikasi video pendek tersebut di AS.
Awal mula kebijakan pelarangan TikTok di AS
UU di AS yang melarang TikTok adalah “Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act” atau Perlindungan Warga dan Aplikasi yang Dikendalikan Pesaing Asing.
UU tersebut berawal dari kekhawatiran AS bahwa pemerintah Cina dapat memanipulasi konten dan memperoleh akses ke data sensitif pengguna lewat aplikasi TikTok. Hal itu mendorong Kongres meloloskan UU yang bakal melarang platform tersebut, kecuali jika dijual kepada pembeli yang disetujui oleh pemerintah.
Presiden ke-46 AS, Joe Biden telah menandatangani UU federal larangan TikTok tersebut pada April 2024. Hal ini memberikan ByteDance tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menjual operasionalnya atau menghadapi pelarangan penggunaan aplikasi medsosnya.
Pada 6 Desember 2024 lalu, ByteDance mengalami kekalahan dalam upaya hukum pertamanya untuk membatalkan UU tersebut. Saat itu, panel yang terdiri dari tiga hakim federal dengan suara bulat menolak argumen TikTok bahwa UU melanggar amandemen pertama.
Mungkin diselamatkan oleh Donald Trump
Ada kemungkinan Presiden terpilih AS, Donald Trump akan mencoba menyelamatkan TikTok yang kini 170 juta pengguna di AS. Namun, UU federal pelarangan TikTok dijadwalkan mulai berlaku sehari sebelum pelantikannya. Sedangkan Trump baru dilantik pada 20 Januari 2025 mendatang.
Dengan makin dekatnya pelarangan TikTok, banyak pengguna di AS beralih ke platform alternatif, termasuk REDnote. Bahkan, pengguna media sosial di AS menyebut diri mereka sebagai “pengungsi TikTok” untuk berbondong-bondong mendaftarkan akun di REDnote.
-

TikTok Diblokir, Warga AS Ramai-ramai ‘Mengungsi’ ke China
Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok terancam diblokir di Amerika Serikat (AS). Para pengguna akhirnya berbondong-bondong mengungsi ke aplikasi media sosial buatan China, RedNote.
Pengguna RedNote pun menyambut pengungsi TikTok dari AS dengan swafoto dan pesan-pesan yang mengatakan “selamat datang pengungsi TikTok”.
RedNote dikenal di China sebagai Xiaohongshu dan sebagai platform untuk menemukan rekomendasi gaya hidup di berbagai bidang mulai dari kecantikan hingga makanan.
Aplikasi ini dalam beberapa hari terakhir telah berubah menjadi saluran bilateral yang tak terduga antara pengguna AS-China.
RedNote tercatat kedatangan lebih dari 700.000 pengguna baru yang didorong oleh ancaman pemblokir aplikasi video pendek TikTok yang digunakan oleh 170 juta orang Amerika karena masalah keamanan nasional.
Baik pengguna lama atau abru di RedNote saling bertukar foto dan pertanyaan mengenai hewan peliharaan, makanan favorit, dan kehidupan mereka.
Di antara pengguna yang menyambut pengungsi TikTok AS itu adalah Jacob Hui, seorang penerjemah di kota Hangzhou, China timur. Ia bergabung dengan obrolan langsung yang diselenggarakan bersama oleh influencer Tiongkok dan Amerika di platform tersebut.
“Tidak banyak kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orang Amerika di masa lalu,” katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (16/1/2025).
Media pemerintah Cina juga mendukung tren ini, dengan penyiar pemerintah CCTV mengatakan bahwa para pengguna TikTok telah menemukan “rumah baru”.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Guo Jiakun, yang ditanya dalam sebuah konferensi pers rutin, mengatakan bahwa penggunaan media sosial adalah pilihan pribadi masing-masing individu.
“China selalu mendukung dan mendorong penguatan pertukaran budaya dan mempromosikan saling pengertian di antara masyarakat di semua negara,” kata Guo.
Selama bertahun-tahun China mengendalikan internet merema dengan ketat melalui sensor “Great Fire Wall” dan memblokir jaringan media sosial asing seperti Instagram dan X.
Sebagian besar platform media sosial China seperti Weibo mengharuskan pengguna memiliki nomor telepon China untuk masuk, sehingga membatasi pengguna hanya untuk warga Tiongkok.
Sebaliknya, RedNote tidak mengharuskan pengguna memiliki nomor tersebut dan hanya menyediakan satu versi aplikasinya.
(fab/fab)
-
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5096416/original/021561400_1737005561-RedNote_Diserbu_Pengguna_TikTok_di_AS.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
TikTok Terancam Diblokir, Warganet AS Disambut Meriah oleh Pengguna RedNote di China – Page 3
Nama Tiongkok RedNote, Xiaohongshu, berarti ‘Buku Merah Kecil’, bukan merujuk pada buku kutipan pemimpin komunis Tiongkok Mao Zedong dengan nama yang sama. Namun, kekhawatiran keamanan tidak menghalangi pengguna untuk berbondong-bondong ke RedNote.
Sarah Fotheringham (37), seorang pekerja kantin sekolah di Utah, mengatakan bahwa kepindahannya ke RedNote adalah cara untuk “menentang” pemerintah.
“Saya hanya orang sederhana yang menjalani hidup sederhana,” kata Fotheringham kepada BBC melalui pesan RedNote.
“Saya tidak memiliki apa pun yang tidak dimiliki Tiongkok, dan jika mereka menginginkan data saya, mereka boleh mengambilnya,” ia menambahkan.
Marcus Robinson, seorang perancang busana di Virginia, mengatakan ia membuat akun RedNote untuk mempromosikan merek pakaiannya.
Ia mengaku sedikit ragu menerima syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi yang ditulis dalam bahasa Mandarin.
“Saya tidak bisa membacanya, jadi itu sedikit mengkhawatirkan, tapi saya tetap menyetujuinya,” ucap Robinson.
-

Google Sudah Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke Penggantinya
Jakarta, CNBC Indonesia – Selama bertahun-tahun Google Search mendominasi mesin pencarian. Bahkan, istilah Googling sempat populer untuk menggantikan sebutan pencarian di internet.
Namun seiring berjalannya waktu dan muncul banyak platform pesaing, Google Search mulai ditinggalkan. Pangsa pasarnya juga terus mengalami penurunan.
Laporan SearchEngineLand menyebutkan, pangsa Google turun di bawah 90%. Fenomena itu terjadi selama tiga bulan terakhir.
Baru kali ini pangsa pasarnya anjlok drastis, setelah awal tahun 2015 lalu, dikutip dari 9to5Google, Kamis (16/1/2025).
Namun mesin pencarian seangkatan Google masih bertumbuh meski cukup sedikit. Ini terjadi pada Bing, Yahoo, dan Yandex.
Ternyata Google Search ditinggalkan salah satunya karena keberadaan AI. Adopsi AI generatif yang menawarkan pencarian baru yang masif memicu berpindahnya banyak orang ke platform tersebut.
Beberapa platform yang telah menggunakannya adalah Perplexity dan chatbot populer ChatGPT milik OpenAI.
Bukan hanya AI generatif, kehadiran TikTok juga membuat banyak orang beralih dari Google Search. Aplikasi berbagi video itu menyasar pengguna dengan usia yang lebih muda.
Tiktok juga telah melakukan pengujian link dari aplikasinya ke Google Search. Sumber pencarian di Search juga telah menampilkan yang berasal dari TikTok sejak awal 2024.
Laporan analis internet dari Bernstein Research, Mark Scmulik mengungkapkan hal serupa. Gen Z atau mereka yang lahir 1997 hingga 2012 menggunakan TikTok untuk mencari informasi.
Mereka akan mencari rekomendasi hotel dan restoran di TikTok dibandingkan membuka Google Search.
(fab/fab)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5095206/original/080077700_1736920518-Galaxy_S25_Ultra_01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Top 3 Tekno: Bocoran Samsung Galaxy S25 hingga TikTok Bantah akan Dibeli Elon Musk – Page 3
Samsung dikabarkan bakal meluncurkan ponsel lipat tiga pertamanya pada tahun 2025, bersamaan dengan Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7. Ponsel ini diposisikan untuk bersaing langsung dengan Mate XT milik Huawei.
Mengutip laporan The Elec via GSM Arena, Selasa (15/1/2025), HP lipat tiga ini akan diproduksi dalam jumlah terbatas, hanya 200.000 unit.
Angka ini lebih sedikit dibandingkan produksi ponsel lipat lainnya, disebabkan oleh proses manufaktur smartphone ini sangat kompleks.
Samsung akan memulai produksi komponen untuk ponsel ini pada kuartal kedua 2025 (April-Juni). Jumlah produksi terbatas ini mencerminkan tantangan teknis dihadapi.
Meski begitu, perusahaan berbasis di Korea tersebut tetap optimis dengan penjualan perangkat layar lipat. Tahun ini, Samsung menargetkan menjual 7 juta perangkat lipat, termasuk Galaxy Z Flip7, Fold7, dan varian lainnya.
Bocoran Desain dan SpesifikasiRumor menyebutkan, HP Samsung lipat tiga ini akan menggunakan material premium, seperti baja tahan karat atau kaca untuk pelat penyangga.
Samsung juga menambahkan lapisan khusus anti-reflektif berbasis resin sintetis, serta pelindung untuk menghalangi masuknya debu dan partikel lain ke dalam HP Android tersebut.
Baca selengkapnya di sini
-

Kisah Operator Karaoke Selamat dari Kebakaran Glodok Plaza, Terjebak dan Pasrah – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jilim korban selamat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat menceritakan kisahnya saat terjebak hingga dievakuasi Damar.
Ketika kejadian, Jilim tengah bekerja sebagai operator karaoke di lantai 9.
Dia masih ingat betul detik-detik mencekam saat dirinya terjebak kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (16/1/2025) malam.
Kala itu, ia melihat adanya percikan api yang langsung membesar dan merambat ke bangunan lain di sekitarnya dari lantai 7.
Lantaran panik, Jilim dan 8 orang lainnya pun lantas berlari ke bagian paling atas Glodok Plaza untuk menyelamatkan diri.
“Wah enggak tahu (awal mulanya), tahunya udah enggak bisa kemana-mana asap tebal,” kata Jilim kepada wartawan di lokasi kejadian, Rabu.
Dipikiran dan benaknya saat itu hanyalah kalut dan takut.
Ia bahkan sudah hampir putus asa mencari cara untuk bisa turun ke bawah.
“Saya lari ke lantai yang tertinggi di atas, enggak tahu deh apa itu (bagian apa) bersembilan,” kata Jilim.
Beruntung, tak beberapa lama berselang, petugas pemadam kebarakan datang untuk menyelamatkan ia dan 8 orang rekannya menggunakan bronto skylight.
Jilim pun dibawa ke tempat terbuka dan mendapatkan penanganan medis dari Palang Merah Indonesia (PMI).
“Saya takut, enggak tahu gimana, makanya saya bisa turun gini, terima kasih deh,” ujarnya sembari bernapas lega.
“Soalnya tadi apinya enggak tahu udah berubah-ubah (arahnya), di atas udah pasrah aja,” imbuhnya.
Bahkan, Jilim seolah bersiap nekat dengan berdiri di pinggiran area terbuka Plaza Glodok saat berada di titik pasrahnya itu.
“Saya sudah pasrah aja,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kebakaran hebat melanda area lantai 7 Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025) malam.
Api pertama kali muncul pukul 21.30 WIB dan mulai merambat ke bangunan lain di sekitarnya.
Pada pukul 23.20 WIB, nampak api masih berkobar kencang dan mengeluarkan asap pekat di bagian lantai atas plaza.
Percikan api juga masih nampak jelas terlihat rata di seluruh kerangka bangunan Glodok Plaza.
Bersamaan dengan itu, asap putih menyelimuti seluruh bagian atap plaza.
Beberapa kali juga terdengar ledakan dari bagian objek yang terbakar.
Alat berat longarm masih berada di sekitar lokasi unruk menyemprotkan air ke titik api.
Gedung Plaza Glodok di Jalan Pinangsia Raya, Mangga Besar, Jakarta Barat, mengalami kebakaran hebat pada Rabu (15/1/2025) malam. (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)
Ratusan personel pemadam kebakaran masih berjibaku memadamkan api dalam kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat, hingga Kamis (16/1/2025) dini hari.
Dari laporan yang berasal dari humas jak fire, sebanyak 20 mobil damkar dengan 100 personel sudah menuju ke lokasi sejak pukul 21.30 WIB.
Sumber Api
Rupanya, kebakaran ini bersumber dari atas gedung tersebut.
Hal ini terungkap lewat live TikTok gakfernahfyp9.
Sang perekam mengatakan kemunculan api sudah terlihat sejak pukul 20.00 WIB.
Api yang mulanya kecil langsung menjalar dengan cepat ke bagian Glodok Plaza lainnya.
Api dengan cepat merembet ke bawah. Sementara bagian atasnya sudah ludes terbakar.
“Kurang tahu juga gara-gara apa. Hangus, mudah-mudahan aja hujan guys. Ini dari tadi jam 8 kecil itu, tadinya cuma di atas,” ujar sang perekam.
“Jadi kita lagi fokus pemadaman, awal titik api di lantai 7. Kita berupaya dari sembilan orang ini Alhamdulillah semuanya sudah kita evakuasi, kita selamatkan. Sekarang tinggal fokus terkait pemadaman,” ucap Kadis Gulkarmat Jakarta Satriadi di lokasi.
Sumber Air Terbatas
Satriadi melanjutkan, kendala yang dialami oleh timnya yakni masalah air.
Apalagi mengingat kondisi Glodok Plaza yang terbakar berada di lantai atas.
“Gak ada sumber air kan kita dapat,” ucapnya.
Sehingga ia pun membuat strategi pemadaman bersama timnya.
“Jadi pemadaman itu sekarang potensinya sudah merambat ke lantai 6. Kita akan mengadakan startegi penyiraman dari bawah masuk ke dalam kemudian dengan Bronto Skylift kita akan ke atasnya. Akan kita lakukan agar tidak terjadi perambatan lagi ke dalam gedung. Mohon doanya,” ucapnya. (tribun network/thf/Wartakotalive.com/TribunJakarta.com)
-

Pengakuan Amanda Manopo yang Mendalami Agama Islam demi Totalitas Berakting
Jakarta, Beritasatu.com – Memiliki agama Kristen, tidak membuat selebritas Amanda Manopo tidak totalitas dalam berakting. Bahkan, Amanda Manopo mengaku sampai mendalami agama Islam demi totalitas dalam berakting saat bermain di film 1 Imam 2 Makmun.
“Gue itu sampai belajar mengenal agama Islam yang baik itu seperti apa. Gue pun sampai mempelajari tata cara hingga aturan salat dan wudu juga,” kata Amanda Manopo yang diunggah akun TikTok @alviansudibyo, Rabu (15/1/2025).
“Kayak misalkan wudu, kayak bismillah gitu-gitu. Kayak pertama, membasuh mulut, habis itu hidung, muka, habis itu tangan, habis itu rambut, kaki, gue tahu,” ungkapnya lagi.
Mendalami agama Islam, Amanda Manopo mengaku, sampai hapal dengan ayat-ayat yang ada di Al-Qur’an.
“Kalau misalkan salat ada bahasa Arabnya kan tetapi kalau tidak sanggup bisa pakai bahasa Indonesia. Gue itu sampai tahu ada ayat-ayatnya, kayak siang empat rakaat, sore empat rakaat, dua tiga rakaat,” lanjutnya.
“Subuh aja gue juga belajar. Subuh itu tiga rakaat? Dua ya? Jadi gue harus belajar,” ungkapnya lagi.
Meski memeluk agama Kristen, Amanda Manopo merasa nyaman pada saat mempelajari agama yang bukan diyakininya itu.
“Gue menjalankan enggak tahu kenapa kayak nyaman-nyaman saja. Dan, gue pun tidak masalah,” tuturnya.
Amanda Manopo mengaku, saking merasa nyaman dengan menggunakan hijab membuat dirinya pergi keluar dari lokasi syuting tanpa melepas hijab yang dikenakannya itu.
“Sampai waktu itu gue pernah keluar, masih menggunakan jilbab. Karena, gue harus menunggu beberapa scene. Mereka harus take dahulu. Nah, di situ gue kayak merasa bosan di set, ya sudah gue ke mal. Saat ke mal gue masih pakai kerudung,” tutur Amanda Manopo.

