Perusahaan: TikTok

  • TikTok Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat tapi Aplikasi Masih Hilang di App Store – Page 3

    TikTok Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat tapi Aplikasi Masih Hilang di App Store – Page 3

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan, ia akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin, waktu setempat.

    Sekadar informasi, Senin 20 Januari 2025 merupakan hari pelantikan Presiden AS Donald Trump yang memenangi pemilu AS. Menurut Donald Trump, setelah ia menjabat, dirinya akan mengeluarkan perintah yang dimaksud untuk memperpanjang jangka waktu penjualan bisnis TikTok di AS.

    Ia mengatakan, tidak akan ada tanggung jawab bagi perusahaan untuk mendukung TikTok, bahkan sebelum perintahnya mulai berlaku.

    Sementara itu, penyedia hosting TikTok, Oracle dan mitra CND-nya, Akamai, telah memulihkan layanan dan mengandalkan janji Donald Trump.

    Meski begitu, Apple sebagai pemilik toko aplikasi App Store dan Google dengan Google Play Store-nya masih belum memulihkan TikTok. Akibatnya, aplikasi TikTok masih belum ada di kedua toko aplikasi populer ini.

    Kemungkinan, perusahaan-perusahaan ini belum merasa nyaman dan memiliki ketakutan untuk melanggar undang-undang yang melarang TikTok. Apalagi, perusahaan yang melanggar undang-undang ini bisa dikenakan denda besar.

  • Blokir Batal, CEO TikTok Hadir di Pelantikan Presiden Donald Trump

    Blokir Batal, CEO TikTok Hadir di Pelantikan Presiden Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO TikTok, Shou Chew, kabarnya akan hadir pada pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dijadwalkan digelar pada Senin, 20 Januari 2025, waktu sempat.

    Chew diperkirakan duduk bersama para CEO dan pemimpin platform teknologi besar lainnya, termasuk CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk, pendiri Amazon Jeff Bezos, CEO Meta Mark Zuckerberg, dan CEO Google Sundar Pichai.

    Kabarnya, para CEO raksasa teknologi ini akan duduk di podium bersama mantan Presiden, keluarga Trump, dan para calon anggota Kabinet baru Donald Trump, demikian dikutip dari New York Times, Senin (20/1/2024).

    Kehadiran Chew terjadi ketika aplikasi TikTok yang populer sedang bersiap-siap untuk menutup aplikasi tersebut pada Minggu (19/1), setelah larangan TikTok beroperasi di Amerika Serikat mulai berlaku dan dibiarkan terjadi oleh Mahkamah Agung.

    Namun, Tiktok akhirnya kembali bisa diakses di Amerika Serikat (AS) setelah sebelumnya ‘dimatikan’ selama beberapa jam. Kembalinya aplikasi itu karena presiden AS terpilih Donald Trump menjanjikan akan menunda larangan federal pada Tiktok.

    Dalam pernyataan di akun X, Tiktok menjelaskan tengah dalam proses mengembalikan akses ke pengguna AS. Mereka juga berterima kasih pada Trump yang disebut memberikan kejelasan dan jaminan.

    Dukungan Trump untuk TikTok merupakan kebalikan yang mengejutkan dari tindakannya pada 2020 lalu. Selama masa jabatan pertamanya ia berusaha until memblokir aplikasi ini di Amerika Serikat dan memaksa penjualannya ke perusahaan-perusahaan Amerika.

    Trump mulai mendekatkan diri dengan perusahaan tersebut tahun lalu, terutama setelah Trump melonjak popularitasnya di TikTok selama pemilu tahun lalu.

    (dem/dem)

  • Top 3 Tekno: Deretan Fitur Baru WhatsApp hingga Kehadiran Bos Teknologi di Pelantikan Donald Trump – Page 3

    Top 3 Tekno: Deretan Fitur Baru WhatsApp hingga Kehadiran Bos Teknologi di Pelantikan Donald Trump – Page 3

    Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47 dijadwalkan akan digelar pada Senin, 20 Januari 2025, waktu sempat. Kabarnya, acara besar ini bakal dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dunia, termasuk para CEO raksasa teknologi.

    Menurut laporan Time, Minggu (19/1/2025), CEO TikTok Shou Chew; founder Amazon Jeff Bezos; CEO Apple Tim Cook; CEO Meta Mark Zuckerberg, hingga CEO Tesla Elon Musk akan hadiri pelantikan Donald Trump ini.

    Kabarnya, para CEO raksasa teknologi ini akan duduk di podium bersama mantan Presiden, keluarga Trump, dan para calon anggota Kabinet baru Donald Trump. Kehadiran mereka menunjukkan hubungan strategis dengan pemerintahan Trump yang baru.

    CEO TikTok, Shou Zi Chew, kabarnya mendapat undangan langsung untuk hadir dalam pelantikan Trump dan kabarnya diundang langsung untuk duduk di podium berama para bos perusahaan teknologi lainnya.

    Kehadiran ini dinilai sebagai sinyal meredanya ketegangan antara Trump dan TikTok sebelumnya, dan rencana Presiden AS ke-47 bakal membatalkan rencana pemblokiran TikTok di AS.

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, kabarnya juga akan hadir di US Capitol. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya memperkuat relasi dengan Trump.

    Buktinya, Meta langsung melakukan perombakan besar-besaran seperti mengganti pemeriksa fakta independen dengan ‘catatan komunitas’ dan menunjuk bos UFC, Dana White, ke dewan direksi.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Perplexity AI Ajukan Tawaran Merger dengan TikTok AS

    Perplexity AI Ajukan Tawaran Merger dengan TikTok AS

    JAKARTA – Startup mesin pencari asal Amerika Serikat, Perplexity AI, mengajukan tawaran pada Sabtu  18 Januari untuk bergabung dengan TikTok AS. Tawaran tersebut diajukan kepada ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, menurut sumber yang akrab dengan rencana ini.

    TikTok menghadapi ancaman larangan operasional di Amerika Serikat mulai Minggu 19 Januari jika tidak memutuskan hubungan dengan ByteDance. Namun, Presiden AS terpilih Donald Trump pada Sabtu 18 Januari menyatakan bahwa ia kemungkinan akan memberikan perpanjangan waktu selama 90 hari kepada TikTok pada Senin mendatang.

    Menurut laporan awal dari CNBC, Perplexity AI mengusulkan merger dengan TikTok AS yang kemudian akan digabungkan dengan New Capital Partners untuk membentuk entitas baru. Struktur baru ini memungkinkan sebagian besar investor ByteDance tetap mempertahankan kepemilikan saham mereka, sekaligus memperluas konten video di platform Perplexity, ujar sumber yang meminta anonimitas karena isu ini bersifat rahasia.

    Menurut sumber tersebut, Perplexity AI percaya bahwa tawaran ini memiliki peluang besar untuk diterima karena bersifat merger, bukan penjualan. Merger ini bertujuan menciptakan entitas baru yang menguntungkan kedua belah pihak, serta mengurangi tekanan politik terhadap TikTok di Amerika Serikat.

    Perplexity AI dikenal sebagai startup mesin pencari yang menggunakan model bahasa besar (large language models) untuk memberikan jawaban cepat dengan sumber dan kutipan yang jelas. Teknologi ini memanfaatkan berbagai model canggih, termasuk dari OpenAI dan model open-source Llama milik Meta Platforms.

    Tanggapan TikTok dan ByteDance

    Hingga berita ini diturunkan, TikTok belum memberikan komentar resmi terkait tawaran dari Perplexity AI. New Capital Partners, yang menjadi bagian dari rencana merger ini, juga belum dapat dihubungi untuk memberikan tanggapan.

    Dalam pernyataannya pada Jumat lalu, TikTok menyebutkan bahwa platform tersebut akan menghentikan layanannya di Amerika Serikat mulai Minggu 19 Januari kecuali pemerintahan Presiden Joe Biden memberikan jaminan kepada perusahaan-perusahaan seperti Apple dan Google bahwa mereka tidak akan menghadapi tindakan hukum jika larangan diberlakukan.

    Dampak Merger

    Jika berhasil, merger antara Perplexity AI dan TikTok AS dapat menciptakan sinergi yang kuat antara teknologi pencarian berbasis AI milik Perplexity dan popularitas TikTok yang telah memikat hampir setengah populasi Amerika. Selain itu, langkah ini dapat memberikan solusi strategis untuk mempertahankan operasional TikTok di Amerika Serikat tanpa melibatkan penjualan langsung, yang selama ini menjadi isu sensitif bagi ByteDance.

    TikTok, yang telah memainkan peran besar dalam membangun budaya online, mendukung usaha kecil, dan menjadi platform hiburan utama, kini berada di persimpangan penting. Dengan ancaman larangan operasional yang semakin dekat, keputusan pemerintah Amerika Serikat mengenai tawaran merger ini akan menjadi faktor kunci bagi masa depan TikTok di negara tersebut.

    Sementara itu, komunitas pengguna TikTok dan pelaku usaha kecil yang bergantung pada platform ini terus berharap agar masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus kehilangan akses ke salah satu platform media sosial paling populer di dunia.

  • Meta Kenalkan Aplikasi Edits untuk Saingi CapCut, Apa Kelebihannya?

    Meta Kenalkan Aplikasi Edits untuk Saingi CapCut, Apa Kelebihannya?

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Instagram Adam Mosseri memperkenalkan aplikasi baru bernama Edits yang diperuntukkan untuk mengedit video.

    Edits disebut-sebut mirip CapCut dan akan menjadi pesaing utama untuk mengedit video yang diunggah di Instagram maupun TikTok.

    Saat ini, Edits tersedia secara terbatas dengan cara memesan lebih dulu atau preorder di IOS App Store.

    “Ada banyak hal yang terjadi saat ini, tapi apa pun yang terjadi, tugas kami adalah menyediakan alat terbaik bagi para pembuat konten. Edits lebih dari sekadar aplikasi pengeditan video; ini adalah seperangkat alat kreatif yang lengkap. Akan ada tab khusus untuk inspirasi, tab lain untuk melacak ide-ide awal, kamera dengan kualitas jauh lebih tinggi, semua alat pengeditan yang Anda harapkan, kemampuan untuk berbagi draf dengan teman dan pembuat konten lain, dan — jika Anda memutuskan untuk membagikan video Anda di Instagram — wawasan mendalam tentang kinerja video tersebut,” katanya dalam video di Instagramnya pada Senin (20/1/2025).

    Mosseri kemudian menjelaskan bahwa Edits telah disiapkan oleh Meta selama “berbulan-bulan”. Dirinya juga mengatakan bahwa hasil akhirnya akan sangat berbeda dari CapCut.

    “Edits akan memiliki jangkauan alat kreatif yang lebih luas dan mungkin lebih sedikit audiens yang dapat dialamatkan. Pikirkan alat pengeditan video AI berdasarkan per klip atau per video. Pikirkan wawasan baru tentang mengapa video Anda berhasil atau mengalami kesulitan,” tulis Mosseri menjawab pertanyaan di Threads, dikutip dari The Verge.

    Adapun Edits akan resmi dirilis pada 13 Maret 2025.

    Peluncuran Edits disinyalir menjadi tanda Meta siap bersaing di pasar Amerika Serikat (AS) untuk menggeser TikTok yang kini tengah diambang ketidakjelasan akibat aturan pemerintah. 

    TikTok sendiri berkerja sama dengan CapCut, aplikasi edit video, yang juga banyak digunakan oleh konten kreator untuk membuat video di Instagram dan Youtube. 

    “Ada banyak hal yang terjadi di dunia saat ini. Apa pun yang terjadi, menurut kami, tugas kami adalah menciptakan alat kreatif yang paling menarik bagi Anda yang membuat video,” kata Adam Mosseri. 

  • Meta Gercep Ingin Rebut Pasar Capcut di AS, Luncurkan Aplikasi Edits Bulan Depan

    Meta Gercep Ingin Rebut Pasar Capcut di AS, Luncurkan Aplikasi Edits Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA – Meta, induk facebook dan Instagram, baru-baru ini mengumumkan waktu peluncuran aplikasi penyuntingan video baru yang dinamakan Edits.

    Aplikasi ini diperkenalkan setelah aplikasi penyuntingan video populer milik ByteDance, CapCut yang dihapus dari App Store Apple dan Google Play Store imbas dari larangan TikTok.

    Melansir Techcrunch, Senin (20/1/2025) Adam Mosseri selaku Kepala Instagram, menyatakan bahwa Edits akan diluncurkan pada bulan depan untuk perangkat iOS, dengan versi Android yang menyusul. 

    Tidak hanya itu, Mosseri menyebutkan bahwa Meta tengah bekerja sama dengan sejumlah kreator terpilih untuk mengumpulkan masukan terkait fitur dan pengalaman pengguna aplikasi tersebut.

    “Hari ini kami umumkan aplikasi baru bernama ‘Edits’ bagi Anda yang gemar membuat video di ponsel. Ada banyak hal yang sedang terjadi saat ini, tetapi apa pun yang terjadi, tugas kami adalah menyediakan alat terbaik bagi kreator,” kata Mosseri.

    Mosseri menyampaikan, Edits dirancang dengan serangkaian alat kreatif yang canggih, di antaranya adalah tab inspirasi, tempat pengguna bisa menemukan ide-ide baru. Kemudian tab ide, yang memungkinkan kreator melacak perkembangan proyek mereka. 

    Aplikasi ini juga menyertakan kamera berkualitas tinggi untuk pengambilan gambar yang lebih baik.

    Selain itu, Edits akan memfasilitasi kolaborasi antar kreator dengan memungkinkan berbagi versi draf video ke teman atau rekan kerja. Setelah video selesai dan dipublikasikan, kreator dapat melihat wawasan mengenai performa video tersebut, terutama di Instagram.

    “Lebih lanjut, Edits ditujukan untuk kreator daripada pembuat video biasa,” ujar Mosseri.

    Langkah Meta meluncurkan Edits merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk mengisi celah yang ada di pasar kreator konten. Sebelumnya, pada 2020, Meta merilis Instagram Reels hanya beberapa hari setelah TikTok dilarang di India. 

    Di tahun 2023, perusahaan induk dari Instagram dan Facebook juga meluncurkan Threads, aplikasi jejaring sosial berbasis teks yang bersaing dengan X (sebelumnya Twitter).

    Melihat perkembangan terbaru terkait CapCut, Meta tampaknya menyadari bahwa larangan atau pembatasan aplikasi-aplikasi besar dapat membuka peluang baru bagi alat penyuntingan video alternatif. 

    Meskipun CapCut berpotensi dipulihkan, ketidakpastian ini mungkin memberi kesempatan bagi aplikasi seperti Edits untuk meraih perhatian lebih banyak kreator.

  • TikTok Pulihkan Layanan Media Sosialnya untuk AS

    TikTok Pulihkan Layanan Media Sosialnya untuk AS

    Video: TikTok Pulihkan Layanan Media Sosialnya untuk AS

    8,330 Views | Senin, 20 Jan 2025 05:24 WIB

    Presiden AS terpilih, Donald Trump, mendukung TikTok kembali beroperasi di AS. Kini TikTok tengah kembali memulihkan layanannya agar bisa digunakan oleh warga AS.

    Adhi Nauval Ilmi / Reuters – 20DETIK

  • Serba-serbi Pelantikan Trump, dari TikTok hingga Ramalan Harga Emas

    Serba-serbi Pelantikan Trump, dari TikTok hingga Ramalan Harga Emas

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam kurun waktu kurang dari 24 ke depan, Presiden terpilih Donald Trump akan mengambil sumpah jabatan dan menjadi Presiden AS berikutnya, menggantikan Joe Biden.

    Pada malam menjelang pelantikannya, Trump menggelar acara bertajuk “Make America Great Again Victory Rally” di Capital One Arena, Washington, pada Minggu (19/1/2025).

    Dalam pidatonya, Trump menjanjikan era baru Amerika di bawah kepemimpinannya dan mengakhiri masa kemunduran selama empat tahun.

    “Besok siang, tirai menutup empat tahun kemunduran Amerika yang panjang, dan kita memulai hari yang baru dengan kekuatan dan kemakmuran, martabat, dan kebanggaan Amerika,” kata Trump, seperti dikutip Bloomberg, Senin (20/1/2025).

    Trump juga berjanji akan memberlakukan kebijakan pembatasan imigrasi yang ketat pada hari pertama setelah ia resmi menjabat.

    “Esok hari, saat matahari terbenam, invasi ke negara ini akan berakhir,” ujar Trump seperti dikutip Reuters, Senin (20/1).

    Trump kembali menggaungkan rencana deportasi besar-besaran yang pernah ia sampaikan dalam kampanye, sebuah operasi yang diklaim akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS.

    Namun, para ahli memperkirakan upaya sebesar itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya yang sangat besar.

    Dalam pidatonya, Trump juga berjanji akan menghentikan serangkaian konflik geopolitik hingga mencegah terjadinya Perang Dunia 3 setelah dirinya menjabat.

    “Saya akan mengakhiri perang di Ukraina, menghentikan kekacauan di Timur Tengah, dan saya akan mencegah terjadinya Perang Dunia 3,” ungkap Trump.

    TikTok Kembali Berkat Trump

    Aplikasi media sosial TikTok memulihkan akses layanannya di AS setelah Donald Trump mengatakan akan kembali mengizinkan akses aplikasi tersebut usai pelantikannya pada Senin.

    “Sebagai hasil dari upaya presiden Trump, TikTok kembali ke AS,” demikian pernyataan yang dikutip dari Reuters.

    Sebelumnya, pemerintah AS melarang TikTok beroperasi hingga 19 Januari 2025. Namun Trump mengatakan bahwa media sosial asal China itu masih bisa diakses oleh masyarakat.

    Layanan TikTok dikabarkan pulih secara bertahap pada Minggu (19/1) siang. Para pengguna yang mengakses aplikasi tersebut pun mendapat pesan “Welcome back” atau “Selamat datang kembali”.

    Pihak TikTok menyebut upaya pemulihan layanannya terjadi berkat bantuan dari Presiden Donald Trump.

    “Terima kasih atas kesabaran dan dukungan anda. Sebagai hasil dari upaya Presiden Trump, TikTok kembali hadir di AS!” demikian bunyi pesan yang muncul saat pengguna mengakses kembali TikTok, dikutip dari The Verge. 

    Sebelumnya, pemblokiran TikTok memicu banyak kontroversi. Terlebih saat Trump, sejak awal, tidak berminat untuk melakukan aksi pemblokiran tersebut.

    Trump juga sempat mengatakan bahwa ia akan melakukan penangguhan larangan selama 90 hari kepada TikTok setelah ia menjabat.

    Proyeksi Pasar

    Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas dan penguatan dolar AS. Salah satu fokus pelaku pasar mengarah ke pidato kebijakan Trump.

    Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengatakan bahwa pelaku pasar akan menantikan pidato Trump terkait kebijakannya ke depan, baik dari sisi perang dagang maupun insentif ekonomi untuk AS.

    “Emas dan dolar AS diperkirakan mengalami penguatan saat pelantikan Trump. Kami melihat dolar AS dan emas masih berpotensi naik apabila Trump memberikan pernyataan agresif terkait sanksi atau kenaikan tarif perdagangan,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.

    Sementara itu, obligasi dan saham diperkirakan cenderung akan netral merespons event tersebut. Akan tetapi, jika Trump tidak terlalu agresif dalam pidatonya, hal itu dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi.

    “Untuk peluang dan risiko, saat ini lebih condong pada risiko. Yang perlu diwaspadai adalah sanksi-sanksi yang telah dinyatakan oleh Trump,” ujarnya.

  • Trump Perbolehkan TikTok Beroperasi Lagi, Play Store Masih Tutup Pintu

    Trump Perbolehkan TikTok Beroperasi Lagi, Play Store Masih Tutup Pintu

    Bisnis.com, JAKARTA – TikTok telah mengumumkan pemulihan sebagian layanannya di Amerika Serikat (AS) setelah sempat diblokir. Hal itu berkat kebijakan Presiden AS terpilih, Donald Trump. Namun, aplikasi tersebut belum dapat diunduh di Google Play dan App Store. 

    Perlu diketahui, sebelumnya, pemerintah AS melarang TikTok beroperasi hingga 19 Januari 2025. Namun, Donald Trump mengatakan bahwa media sosial asal China itu masih bisa diakses oleh masyarakat AS.

    Alhasil, pengguna TikTok di AS mendapatkan pesan “Selamat datang kembali” atau “Welcome back” ketika mengakses aplikasi tersebut. Selain itu, pihak TikTok juga memuji upaya Donald Trump untuk mencegah pemblokiran aplikasi.

    “Selamat datang kembali! Sebagai hasil dari upaya Presiden Trump, TikTok kembali hadir di AS!” demikian bunyi pesan tersebut mengutip The Verge pada Senin (20/1/2025).

    Kendati demikian, meski layanan TikTok sudah dapat diakses kembali, aplikasi ini masih belum dapat diunduh dari App Store atau Google Play. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran dari kedua perusahaan besar tersebut mengenai potensi pelanggaran terhadap undang-undang yang melarang TikTok. 

    Apple dan Google belum mengizinkan aplikasi ini kembali tersedia di platform mereka, meskipun layanan utama TikTok telah dipulihkan. Kedua toko aplikasi tersebut saat ini menampilkan pesan yang menjelaskan mengapa aplikasi tersebut tidak tersedia jika pengguna mencari TikTok.

    “Mencari TikTok? Unduhan untuk aplikasi ini dijeda karena persyaratan hukum AS saat ini,” demikian pesan yang tertulis di Google PlayStore.

    Selain itu, AppStore juga menampilkan pesan bahwa “TikTok dan aplikasi ByteDance lainnya tidak tersedia di negara atau wilayah tempat Anda berada,” berdasarkan tangkapan layar.

    Situasi ini menambah ketidakpastian mengenai masa depan TikTok di AS. Pemerintahan Biden sebelumnya menunda penegakan larangan TikTok, menyatakan bahwa pemerintahan mendatang akan menangani masalah ini lebih lanjut. 

    Pada Jumat (17/1), TikTok kalah dalam kasus di Mahkamah Agung yang memungkinkan larangan itu berlaku, namun penegakan keputusan tersebut masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pemerintah AS.

    Presiden terpilih Trump pun menyatakan bahwa dia akan mengeluarkan perintah eksekutif pada Senin (20/1) untuk memperpanjang batas waktu penjualan TikTok. Trump juga menyarankan agar aplikasi tersebut dijual melalui usaha patungan, dengan kemungkinan pihak AS menguasai hingga 50% kepemilikan. 

    Langkah ini bertujuan untuk memastikan operasi TikTok tetap berjalan di AS tanpa menimbulkan masalah hukum lebih lanjut.

  • TikTok Umumkan Akan ‘Tidak Tersedia Sementara’ di AS Mulai Minggu 19 Januari

    TikTok Umumkan Akan ‘Tidak Tersedia Sementara’ di AS Mulai Minggu 19 Januari

    JAKARTA – TikTok memberitahukan kepada penggunanya di Amerika Serikat pada Sabtu malam  18 Januari bahwa aplikasi tersebut akan “tidak tersedia sementara” pada Minggu  19 Januari   ketika undang-undang yang melarang aplikasi tersebut mulai berlaku.

    Pengguna yang mencoba masuk ke aplikasi pada Sabtu malam dihadapkan dengan pesan yang menyatakan bahwa undang-undang baru ini “memaksa kami untuk membuat layanan kami tidak tersedia sementara. Kami sedang bekerja untuk mengembalikan layanan kami di AS sesegera mungkin.” Meskipun demikian, pengguna masih dapat mengklik pesan tersebut dan tetap menggunakan aplikasi seperti biasa pada hari itu.

    TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan asal China, ByteDance, telah menghadapi tekanan signifikan dari pemerintah Amerika Serikat terkait dugaan ancaman keamanan nasional. Pemerintah menuduh aplikasi ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data pengguna oleh pemerintah China, sebuah tuduhan yang berulang kali dibantah oleh ByteDance.

    Undang-undang baru yang mulai berlaku pada Minggu bertujuan memaksa TikTok untuk memutus hubungan dengan ByteDance atau menghadapi larangan total operasionalnya di Amerika Serikat. TikTok sebelumnya telah mengajukan sejumlah solusi, termasuk usulan merger atau restrukturisasi perusahaan, tetapi hingga kini belum mencapai kesepakatan dengan pemerintah AS.

    Dampak pada Pengguna dan Ekonomi Digital

    TikTok, yang memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif di Amerika Serikat, telah menjadi platform utama bagi pembuat konten, usaha kecil, dan perusahaan besar untuk menjangkau audiens mereka. Larangan sementara ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada para pengguna yang mengandalkan aplikasi tersebut untuk hiburan, promosi, maupun pendapatan.

    Para analis teknologi memperkirakan bahwa langkah ini dapat menciptakan celah besar dalam ekosistem media sosial Amerika Serikat, mengingat popularitas TikTok yang telah melampaui banyak platform lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

    Harapan untuk Solusi Cepat

    Dalam pernyataan terpisah, TikTok menyatakan bahwa mereka terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk menemukan solusi agar dapat kembali beroperasi di Amerika Serikat. “Kami tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan data pengguna dan transparansi dalam operasi kami,” kata juru bicara TikTok.

    Sementara itu, keputusan Presiden Joe Biden terkait larangan ini masih dinantikan. Ada laporan bahwa pemerintah mungkin memberikan perpanjangan waktu untuk TikTok agar dapat menyelesaikan masalah ini tanpa perlu menghentikan layanan.

    TikTok telah menjadi simbol global dari inovasi teknologi dan budaya online yang dinamis. Keputusan pemerintah Amerika Serikat terhadap aplikasi ini akan menjadi penentu masa depan platform tersebut dan dampaknya pada industri teknologi di negara tersebut.