Perusahaan: TikTok

  • Dear Me Beauty Pesat Berkat Seller Center Tokopedia & TikTok Shop

    Dear Me Beauty Pesat Berkat Seller Center Tokopedia & TikTok Shop

    Bisnis.com, JAKARTA – Integrasi Seller Center Tokopedia dan TikTok Shop turut membawa dampak positif bagi Dear Me Beauty. Brand kecantikan lokal yang didirikan Nikita Wiradiputri pada 2017 ini mencatat peningkatan penjualan hingga 50%. Dengan visi memberdayakan perempuan Indonesia, Dear Me Beauty konsisten menghadirkan produk kecantikan inklusif, cruelty-free, dan bersertifikasi BPOM.

    Setelah lebih dari 8 tahun membangun bisnis, kerja keras Nikita membuahkan hasil. Dear Me Beauty makin dikenal luas, kapasitas produksi meningkat, dan telah memberdayakan ratusan karyawan. Brand ini juga aktif menggelar pelatihan untuk UMKM serta menjalankan program daur ulang kemasan.

    Memasuki era discovery commerce, Dear Me Beauty terus mengandalkan platform digital seperti Tokopedia dan TikTok Shop untuk mengembangkan bisnis. “Kami memanfaatkan kedua platform ini untuk meningkatkan visibilitas produk dan menjangkau pasar lebih luas. Integrasi seller center juga mempermudah operasional sehingga kami bisa makin #JualanNyaman,” ujar Nikita.

    Sejak integrasi, operasional Dear Me Beauty jadi lebih efisien. Sebelumnya, proses upload produk, pelaporan, hingga promosi harus dilakukan terpisah di dua platform, yang memakan waktu. “Sekarang semua bisa dikelola lewat satu dashboard terpusat dengan informasi lengkap dari kedua platform,” tambah Nikita.

    Berkat berbagai fitur dan promosi lewat seller center terbaru, Dear Me Beauty mengalami peningkatan penjualan yang signifikan. “Penjualan naik 50% dibandingkan sebelum integrasi. Hal ini didorong oleh promosi lintas platform, konten yang konsisten, dan strategi pemasaran yang aktif,” ujar Nikita.

    Fitur live streaming, short video, dan kolaborasi dengan affiliate content creator di TikTok turut memberikan dampak positif terhadap penjualan Dear Me Beauty. Brand ini rutin melakukan live streaming, mengunggah 3-4 video pendek setiap hari, dan aktif bekerja sama dengan affiliate untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan visibilitas produk.

    Kolaborasi dengan affiliate content creator menyumbang hingga 60% dari total penjualan. Dear Me Beauty berencana melanjutkan kolaborasi ini dengan kreator dari berbagai daerah, termasuk Jabodetabek, Bandung, dan Kalimantan, untuk memperluas jangkauan audiens.

    Berbagai kemudahan dan fitur yang dihadirkan lewat integrasi seller center Tokopedia dan TikTok Shop sangat membantu Dear Me Beauty. Ke depannya, Dear Me Beauty berharap integrasi ini terus dikembangkan, termasuk menghadirkan fitur maupun tools lain yang bisa makin mendukung pertumbuhan bisnis lokal.

  • TikTok Versi Amerika Serikat Akan Dirilis Terpisah, Versi Lama Tutup Tahun Depan – Page 3

    TikTok Versi Amerika Serikat Akan Dirilis Terpisah, Versi Lama Tutup Tahun Depan – Page 3

    Video rasis yang tampaknya dibuat oleh tool AI Google, Veo 3, viral di TikTok. Video tersebut disaksikan hingga jutaan kali melalui TikTok dan informasi ini pertama kali ditemukan oleh lembaga pengawas media independent Media Matters. 

    Mengutip The Verge, Minggu (6/7/2025), video besutan AI itu penuh dengan hal-hal berbau rasisme, banyak di antaranya menargetkan orang kulit hitam.

    Media Matters juga menentukan bahwa salah satu video yang dianggap rasis mendapatkan 14,2 juta kali penayangan.

  • Kasus WNI di Jepang Jadi Sorotan, Ada yang Ditangkap karena Merampok

    Kasus WNI di Jepang Jadi Sorotan, Ada yang Ditangkap karena Merampok

    Jakarta

    Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang diduga melakukan perampokan dan ditangkap aparat setempat, akhir Juni kemarin. Peristiwa ini menambah panjang daftar kasus kejahatan yang melibatkan WNI di Jepang. Apa akar penyebabnya?

    Insiden perampokan terjadi pada Januari 2025 di Hokota, Prefektur Ibaraki. Polisi baru meringkus ketiga tersangka lima bulan setelahnya. Motif para pelaku sampai saat ini masih didalami. Korban merupakan warga lokal Hokota.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rolliansyah Sumirat, mengungkapkan pihaknya sudah memberi pendampingan hukum kepada ketiganya. Ketiga WNI ini, tambah Rolliansyah, tinggal di Jepang melebihi batas waktuoverstayer.

    “Ketiga WNI telah didampingi pengacara dan KBRI Tokyo terus berkoordinasi dengan Kepolisian Mito, Kashima, dan Namegata di Prefektur Ibaraki, tempat ketiga WNI tersebut ditahan, untuk dapat menjenguk, memeriksa kondisi mereka,” jelas Rolliansyah, Jum’at (4/7).

    “Dan tentunya melakukan wawancara untuk mengetahui motif dan detail informasi lainnya.”

    Ini kali kedua dalam waktu yang berjarak tidak terlalu lama berita warga Indonesia “bertingkah” di Jepang muncul ke permukaan. Publik lebih dulu dibikin ramai dengan video yang memuat pemasangan bendera perguruan silat di salah satu jembatan di Jepang.

    Tahun lalu, beredar informasi di media sosial sekelompok WNI membentuk semacam ‘geng TKI’ di Jepang. Namun, Kemlu Indonesia menyatakan belum ada temuan yang membuktikan kabar tersebut.

    “Pemerintah harus sering melakukan komunikasi, sosialisasi, atau diskusi kepada orang-orang yang dianggap ketua komunitas di Jepang,” ujar salah-seorang WNI yang tinggal di Prefektur Mie, Jum’at (4/7).

    Peneliti kependudukan dari Badan Inovasi dan Riset Nasional (BRIN), yang telah lama mengkaji isu serta fenomena pekerja migran Indonesia di Jepang, menuturkan pembacaan konteks atas kejadian-kejadian itu tidak dapat dipisahkan dari hubungan antara dua negara ini dalam sektor ketenagakerjaan.

    “Di Jepang ini karena diaspora kita sebagian besar adalah kenshusei [pemagang] dengan beragam latar dan karakter orangnya,” paparnya.

    “Karena sebenarnya faktor pendorongnya itu Jepang yang membutuhkan [tenaga kerja]. Bukan kita.”

    Dari kasus spanduk sampai perampokan

    Kabar mengenai ulah warga Indonesia di Jepang tidak keluar sekali saja.

    Sebelum peristiwa kriminal akhir Juni lalu, video berisikan bendera perkumpulan pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) lebih dulu viral. Dalam video itu, beberapa orang terlihat sedang memasang bendera PSHT di salah satu jembatan.

    Aksi PSHT seketika memantik reaksi dari publik. Tidak sedikit yang menyebutnya “merugikan nama baik Indonesia,” di samping “mengganggu ketertiban masyarakat Jepang.”

    PSHT mengklarifikasi kejadian ini dan menyatakan video diambil sudah lama, sekitar 2022. Meski begitu, PSHT, ujar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, mengaku akan “melakukan perbaikan dan berkomitmen penuh untuk menaati seluruh ketentuan hukum dan norma yang berlaku di Jepang.”

    PSHT, di saat yang sama, meminta seluruh anggotanya di Jepang agar tidak memakai atribut komunitas di luar acara internal.

    Pada Januari 2025, aparat penegak hukum di Isesaki, Prefektur Gunma, Jepang, melaporkan kepada KBRI Tokyo bahwa mereka telah meringkus 11 WNI atas kasus perampokan yang terjadi beberapa bulan sebelumnya, November 2024. Satu WNI menjadi korban, meninggal setelah ditusuk.

    Para tersangka, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri, ditetapkan melanggar hukum untuk dua perkara: kadaluwarsa izin tinggal (overstayer) serta pembunuhan.

    Selain di Isesaki, November 2024, tindak pidana juga dilakukan WNI di Kakegawa, Prefektur Shizuoka. WNI berusia 24 tahun merampok kediaman pasangan suami-istri lanjut usia (lansia).

    Tidak hanya merampok, tersangka WNI ini menusuk keduanya sampai terluka parah.

    Juli pada tahun yang sama, kepolisian Fukuoka menangkap seorang WNI yang merampok dan menganiaya perempuan lokal.

    WNI tersebut, berdasarkan keterangan Kemlu RI, memukul korban dari belakang dan mengambil dompetnya. Dia ditangkap tidak lama selepas korban memberikan ciri-ciri pelaku yang mirip dengannya. Kala diperiksa, dompet korban ditemukan pula di tempat sang WNI.

    Kemlu, pada April 2023, mengabarkan tiga WNI ditangkap karena dugaan pembunuhan, menyusul hilangnya WNI berumur 20 tahun selama 24 bulan.

    Jasad korban ditemukan polisi di area pegunungan di Kota Ono, Prefektur Fukushima, di dalam sebuah koper. Polisi menyebut jenazah ini adalah WNI yang dulunya hilang. Tiga WNI lantas ditangkap dengan pasal pembunuhan serta pembuangan mayat.

    Berbagai masalah yang timbul tak lepas dari faktor keberadaan WNI di Jepang yang jumlahnya cukup besar. Selama beberapa tahun belakangan, kepergian WNI ke Jepang, di luar urusan rekreasi, tercatat begitu masif.

    Mengapa banyak WNI bekerja ke Jepang?

    Jepang konsisten menempati kursi paling atas negara dengan populasi berusia tua terbesar di dunia. Pada 2020, angka kelompok usia tua di Jepang menyentuh 28,2% dari total penduduk. Per 2024, merujuk data nasional yang dirilis pemerintah Jepang, persentasenya meningkat menjadi 29,3%.

    Jumlah populasi kelompok tua, dengan kata lain, mencapai sepertiga dari keseluruhan penduduk, atau sekitar 36 juta orang di Jepang berumur lebih dari 65 tahun.

    Jika disederhanakan lagi, satu dari 10 orang di Jepang berumur 80 tahun atau di atasnya.

    Populasi yang tua berdampak pada sektor ketenagakerjaan, dan berpeluang mengikis upaya pemerintah Jepang menggenjot perekonomian. Maka dari itu, Jepang membuka pintu masuk bagi para pekerja dari negara lain.

    Indonesia termasuk yang menonjol.

    “Karena biar bagaimanapun, di sana itu, walaupun negara maju, mereka masih membutuhkan tenaga kerja yang sifatnya manual skill, terutama di sektor pertanian dan perikanan,” papar Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi Asmat, ketika diwawancarai BBC News Indonesia, Rabu (2/7).

    “Sehingga butuh banyak pekerja dari luar, terutama Indonesia.”

    Pada 2019, pemerintah Indonesia dan Jepang sepakat bekerja sama di sektor ketenagakerjaan di bawah bendera Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Fokus kerja sama ini yaitu pengiriman tenaga kerja di bidang tertentu (specified skilled worker).

    Cakupannya merentang dari perawat, careworker, atau bidang-bidang lain yang memerlukan tenaga manusia pertanian, perkapalan, hingga jasa. WNI yang mendaftar program ini akan diberi visa tokutei ginou.

    Salah satu turunan dari kemitraan tersebut diwujudkan dengan kerja sama Kementerian Ketenagakerjaan dan otoritas Prefektur Miyagi pada 2023 kemarin. Kedua pihak saling setuju mengirim serta menempatkan tenaga kerja Indonesia ke Jepang.

    Kesepakatan ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang punya durasi empat tahun masa berlaku, serta dapat diperpanjang dengan waktu yang sama setelah berakhir.

    Di luar itu, pemerintah Jepang turut mengadakan kegiatan pemagangan (kenshusei) dengan jangka waktu tiga hingga lima tahun. Targetnya: lulusan SMA atau SMK. Bidang yang dibuka mencakup kerja pelat untuk konstruksi bangunan, operator mesin press logam, sampai pemasangan atap genteng.

    Program pemagangan ini dibagi ke dalam beberapa fase, mulai dari pelatihan, evaluasi kompetensi, serta penempatan di industri.

    Dua saluran tersebut berkontribusi dalam lonjakan WNI yang berupaya mengais rezeki di Jepang. Sampai Juni 2024, tercatat sebanyak lebih dari 87 ribu orang mengikuti program magang dan 44 ribu lainnya berstatus pekerja berketerampilan khusus.

    Untuk poin yang disebut terakhir, sebaran pekerja Indonesia dapat dijumpai di 16 bidang kerja, dari caregiver, manufaktur, kelistrikan, elektronik, perikanan, sampai industri produk makanan dan minuman. Indonesia merupakan satu dari sekian negara utama pengirim tenaga kerja berjenis ini, di luar China, Filipina, Myanmar, serta Vietnam.

    Peluang angka partisipasi itu bakal bertambah sangat mungkin terealisasi mengingat pemerintah Indonesia dan Jepang sudah menyetujui penempatan pekerja berkemampuan khusus dengan skema private-to-private (swasta).

    Pejabat di Japan International Cooperation Agency (JICA), lembaga kerja sama internasional Jepang, Shishido Kenichi, menyatakan kebutuhan untuk pekerja migran masih sama dengan kondisi nasional di Jepang, ketika usia demografis penduduk yang menua serta tingginya permintaan tenaga kerja berkeahlian khusus.

    Banyak perusahaan di Jepang, lanjut Kenichi, yang “antusias” untuk merekrut pekerja migran, tidak terkecuali dari Indonesia, tapi terkendala kekosongan penghubung yang bisa menyalurkan permintaan mereka.

    Nawawi mengatakan pemicu tingginya angka pekerja migran Indonesia ialah kebutuhan Jepang dalam memenuhi sumber daya manusia.

    “Jepang itu sekarang the most aging country. Di sana ada masalah tentang mendapatkan tenaga kerja muda, apalagi yang [bisa] manual skill,” jelasnya.

    Keadaan ini, pada titik tertentu, membuat situasi “diaspora” Indonesia di Jepang berbeda dengan kawasan lainnya.

    “Kalau di negara lain, biasanya diaspora kita dibentuk oleh mereka-mereka yang profesional begitu, ya. Taruhlah, misalnya, di Eropa itu kebanyakan [dari] mereka adalah profesional,” tandas Nawawi.

    Sementara di Jepang, diaspora Indonesia mayoritas tersusun oleh para pemagang dan pekerja berkemampuan khusus di area tertentu.

    “Taruhlah kasus yang kemarin itu, yang sempat heboh. Itu kebanyakan dari mereka adalah para kenshusei [pemagang]. Mereka yang kerja di Jepang atas nama visa magang,” tutur Nawawi.

    Pada awal September 2024, video anak-anak muda Indonesia berkumpul dan nongkrong di salah satu ruas jalanan di Osaka viral, menjadi bahan perbincangan di internet. Mereka, rata-rata, memakai atribut serba hitam.

    Tidak sekadar itu, dalam video yang lain terlihat juga dua pemuda berboncengan menaiki sepeda serta mengibarkan bendera.

    Sejumlah warga Jepang mengeluarkan keresahannya, menyamakan aktivitas anak-anak muda Indonesia tersebut tak ubahnya seperti aksi kelompok geng.

    Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka membantah bahwa orang Indonesia membentuk geng di sana. KJRI Osaka menegaskan gerombolan pemuda yang jadi sumber percakapan diklaim sedang berlibur.

    “Pantauan KJRI tidak ada geng kriminal seperti di media sosial. Kami tidak mengetahui adanya geng yang dibuat WNI. Komunitas WNI tersebar di berbagai kota, dan sejauh ini kegiatan mereka positif,” sebut Konsul KJRI Osaka, R. A. Fathonah.

    Dia menambahkan belum ada laporan dari pihak berwenang perihal video anak-anak muda Indonesia yang viral itu.

    Nawawi menilai pemerintah, dalam konteks menentukan langkah preventif, semestinya turut memberikan edukasi kepada calon pekerja maupun pemagang tidak cuma dari sisi teknis keberangkatan atau persiapan saja.

    Mempelajari budaya setempat, atau dalam hal ini Jepang, imbuh Nawawi, sama pentingnya agar hal-hal yang dipandang bertentangan dapat dihindari.

    Dalam perkara bergerombol dan unjuk identitas kelompok, sebagai contoh, menurut Nawawi, tidak sesuai dengan “nilai-nilai” maupun “kebiasaan” yang diyakini serta dipijak masyarakat Jepang.

    “Jadi, yang diajarin itu cuma prosedur-prosedur, misalnya, kalau kamu [calon pekerja atau pemagang] ada masalah dengan perusahaan kamu lapornya ke mana, begitu. Apa yang harus dilaporkan dan bagaimana prosedurnya. Itu formal,” terangnya.

    “Tapi, yang informal ini yang enggak pernah diajarin. Tentang perbedaan culture kita [Indonesia] dengan masyarakat [Jepang] itu enggak ada.”

    Budaya masyarakat Jepang terbangun lewat, satu di antaranya, ketertiban di bermacam aspek kehidupan. Contoh yang paling sederhana: membuang sampah pada tempatnya atau tidak memanfaatkan fasilitas publik untuk kepentingan yang tidak sesuai.

    Sayangnya, Nawawi menuturkan, “budaya” Indonesia, seperti membentuk gerombolan atau menggunakan fasilitas publik bukan untuk peruntukannya, dibawadan dipertahankanpara peserta pemagang atau pekerja ketika sudah di Jepang.

    Di tengah itu, terdapat ketiadaan pembekalan ihwal budaya yang diterapkan oleh masyarakat Jepang sehari-hari.

    Nawawi pernah mengalami sendiri kejadian yang kurang lebih serupa dengan apa yang muncul pada beberapa waktu terakhir. Tatkala sedang berada di kereta, orang-orang Jepang terbiasa diamtidak berisik. Akan tetapi, masyarakat Indonesia sebaliknya: berbincang satu sama lain.

    “Akhirnya, ada orang Jepang yang kesal dan dia bangun [dari tidurnya] untuk bilang jangan mengganggu. Intinya, orang Jepang ini butuh waktu untuk istirahat di kereta,” ceritanya.

    Masyarakat Jepang cenderung memikirkan apakah ketika melakukan sesuatu akan merugikan orang lain atau tidak. Sedangkan orang-orang Indonesia lebih ke meluapkan ekspresi.

    “Nah, ini yang sering jadi masalah ketika pekerja Indonesia di sana,” tegas Nawawi yang menempuh studi perburuhan di Universitas Mei, Jepang, pada 2008 sampai 2011.

    Peran pemerintah, dalam urusan pekerja migran, juga dapat dimaksimalkan lewat keberadaan KBRI maupun KJRI di kota-kota di Jepang. Kedua kantor pemerintah itu, sebagai contoh, dapat melaksanakan sosialisasi di acara-acara yang mereka adakan.

    Pesan yang disebarkan kurang lebih memuat ajakan bahwa masyarakat Indonesia harus menyesuaikan diri dengan budaya serta nilai yang diberlakukan warga Jepang. Langkah ini, Nawawi berpandangan, merupakan bentuk antisipasi sekaligus kontrol terhadap gerak-gerik komunitas Indonesia.

    “Secara garis besar adalah mengedepankan upaya-upaya untuk memberi penyadaran kepada diaspora kita bahwa mereka hidup di tempat dengan prinsip di mana langit dijunjung, maka di situ harus mengikuti aturan yang ada,” tambahnya.

    “Ini yang jarang disampaikan sehingga sering kali, makanya, ada kasus-kasus yang seperti ini karena memang kurang [edukasi atau sosialisasi dari pemerintah].”

    Aksi-aksi yang terlihat sepele, jika terus-menerus dibiarkan, tidak menutup peluang lahirnya tindakan yang serius, seperti aksi kejahatan.

    Di Jepang, kasus-kasus kejahatan yang menjadikan orang Indonesia sebagai tersangka tidak cuma muncul dalam satu waktu.

    Pemerintah mengaku tengah mengusahakan peningkatan pendidikan kedisiplinan serta kesadaran hukum bagi para pekerja WNI di Jepang.

    “Mungkin [mereka] menganggapnya sama dengan di Indonesia, menghindari penegakan hukum karena di Indonesia dianggapnya mudah saja. Di sini tidak mudah, seperti naik kereta tidak bayar,” ucap Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi, September 2023.

    “Merampok itu kebodohan yang luar biasa. Memang menyedihkan, tapi harus diatasi.”

    Pemerintah menegaskan pendidikan hukum difungsikan agar mampu mencegah tindakan kriminal sekaligus melindungi pekerja WNI. Pasalnya, aparat Jepang dianggap tidak menyediakan celah sedikitpun bagi para pelaku kejahatan untuk menghindar.

    Cara yang bakal diambil pemerintah yaitu dengan memaksimalkan peran Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang memfasilitasi pengiriman pekerja WNI ke Jepang.

    “Yang sedang coba kita lakukan bersama adalah memperbaiki proses pendidikannya,” imbuh Heri.

    Bagaimana komunitas Indonesia terbentuk?

    Dari yang semula tidak memiliki bayangan untuk tinggal di Jepang, kini Thony Tasiron sudah 18 tahun menetap di negara itu.

    Pada 2007, Thony pertama kali menginjakkan kaki di Jepang, tidak lama usai menamatkan pendidikan di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM) di Majalengka, Jawa Barat. Karena belum mempunyai rencana pasti setelah lulus, Thony memilih untuk pergi bersama teman satu angkatannya ke Jepang.

    Setibanya di sana, Thony mulai belajar bahasa Jepang, lalu melanjutkan kuliah selama dua tahun. Dari situ, dia memperoleh pekerjaan, bermukim, bahkan membangun keluarganya sendiri.

    “Rasanya [tinggal di Jepang] aman dan nyaman,” ujarnya kepada BBC News Indonesia, Jum’at (4/7).

    “Akhirnya malah keterusan,” imbuhnya.

    Kini, Thony tinggal di Prefektur Mie, satu kawasan di pesisir timur Jepang dan berdekatan dengan Nagoya. Sehari-hari, Thony bekerja di industri perkapalan.

    Di Jepang, Thony bertemu dan berkenalan dengan Komarudin, pekerja WNI asal Fakfak, Papua Barat, yang sudah lebih dulu tinggal di Jepang sejak 1998.

    Komarudin, sama halnya Thony, adalah lulusan STM. Dia, awalnya, ke Jepang dengan mendaftar sebuah program magang. Kurang lebih tiga tahun dia habiskan untuk menuntaskan pelatihan sampai akhirnya dia meraih pekerjaan tetap.

    Komarudin mengungkapkan jejaring orang Indonesia di Jepang cukup kuat. Di Prefektur Mie saja, Komarudin memberi contoh, rutin diadakan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan warga Indonesia.

    Aktivitas yang dimaksud Komarudin yakni badminton.

    “Kalau untuk tadi saya bilang, badminton di Prefektur Mie itu diadakan setiap dua minggu sekali. Kalau pengajianuntuk muslimdalam sebulan sekali itu ada,” sebut Komarudin.

    “Jadi, kalau dibilang kuat, alhamdulillah kuat.”

    Ruang-ruang seperti itu, Komarudin mengakui, membantu memperkenalkan antarwarga Indonesia di Jepang, yang kemudian berkontribusi terhadap lahirnya komunitas yang berisikan sesama perantau.

    Pola pembentukan komunitas Indonesia di Jepang, menurut Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nawawi Asmat, bersandar kepada beberapa saluran.

    Pertama, paguyuban berbasis daerah. Di Jepang, paguyuban Bugis dan Jawa mendominasi. Setiap paguyuban, hampir pasti, terpecah menjadi unit-unit kecil berdasarkan daerah.

    Di dalam paguyuban Jawa, misalnya, terdapat kelompok-kelompok pecahan berisikan orang-orang khusus dari Boyolali atau Kendalkeduanya Jawa Tengah.

    Peran paguyuban, ketika membahas mengenai pekerja WNI di Jepang, begitu signifikan, kata Nawawi. Paguyuban menjadi tujuan pertama saat para pekerja atau pemagang WNI datang ke Jepang.

    “Biasanya kalau mereka butuh kebutuhan-kebutuhan dasar yang [sifatnya] emergency, mereka bisa dapatkan dari senior-senior mereka. Misalnya kalau mereka butuh piring, selimut, atau apa pun itu daripada membeli, sementara mereka dapatkan lewat paguyuban,” Nawawi memaparkan.

    Pendek kata, paguyuban membantu para pekerja baru untuk beradaptasi dengan segala hal di Jepang agar “mereka mampu bertahan,” tambah Nawawi.

    Simpul kedua adalah berdasarkan wilayah dengan skala lebih meluas, dalam artian: Indonesia bagian barat, tengah, atau timur.

    Sementara yang ketiga, komunitas Indonesia di Jepang dipupuk melalui organisasi keagamaan, lebih tepatnya masjid. Biasanya, kalau di suatu daerah ada masjid besar yang konsisten membuat berbagai acara, maka “simpul-simpul masyarakat dengan sendirinya berdiri,” tutur Nawawi.

    “Karena, biar bagaimanapun, bagi orang Indonesia masjid itu salah satu simbol lembaga sosial yang mereka cari ketika di luar negeri,” ucap Nawawi.

    Keempat, dan ini berkembang dalam beberapa waktu belakangan, adalah melalui paguyuban yang sifatnya berpedoman pada kegiatan tertentu, seperti sepak bola, silat, atau bulutangkis.

    Meski demikian, Nawawi menggarisbawahi, saluran utama dan terbesar komunitas Indonesia di Jepang berasal dari latar belakang kewilayahan.

    Dari sisi internal para pekerjanya, kepergian dan kedatangan ke Jepang setidaknya didorong dua hal.

    “Jadi, ada yang datang ke sana memang untuk akumulasi modal. Mereka biasanya itu sangat disiplin. Ketika dapat uang, mereka berupaya saving. Sehingga pulang nanti, katakanlah setelah empat tahun, dia punya modal,” Nawawi menerangkan.

    Lalu yang berikutnya yakni para pekerja yang pergi ke Jepang ditujukan untuk tinggal di sana selamanya. Setelah target ekonomi terpenuhi, mereka mulai mencari jodoh dan menikah dengan warga setempat.

    Sepengamatan Nawawi, yang meriset mengenai pekerja migran Indonesia di Jepang, orang-orang Indonesia adalah salah satu yang favorit.

    Dengan menikahi orang Jepang, otomatis peluang untuk mendapatkan status permanent resident bakal minim kendala. Dilihat dari tipologinya, Nawawi menambahkan, “trennya adalah laki-laki Indonesia menikah dengan perempuan Jepang.”

    “Jadi mixed marriage di Jepang itu Indonesia cukup dinikmati. Saya sendiri sering dan pernah diminta mencarikan jodoh orang Indonesia,” kenang Nawawi, disusul tawa.

    Fenomena ini “dirayakan” di media sosial seperti TikTok, berdasarkan observasi BBC News Indonesia. Di TikTok, beberapa akun milik WNI yang BBC News Indonesia temukan memperlihatkan kehidupan membina rumah tangga bersama warga Jepang.

    Hal itu berlaku dua arah. Ada yang WNI-nya berasal dari pihak laki-laki, begitu pula sebaliknya: WNI-nya perempuan.

    Konten-konten mereka menunjukkan bagaimana pernikahan dua warga negara berlangsung, termasuk ketika pasangan dari Jepang diajak mudik ke Indonesia.

    Sebagian besar konten-konten seperti ini panen likes dan views. Reaksi akun lain di kolom komentar menggambarkan keingintahuan tentang keberhasilan pernikahan beda negara.

    Thony menjelaskan keadaan di Jepang, sekarang, berbeda jauh dengan saat dia dulu tiba di sana untuk kali pertama. Indikatornya adalah jumlah WNI yang pergi ke Jepang, waktu itu, tidak kelewat banyak.

    Dengan pengambil kebijakan kian giat mengajak pekerja dari negara lain untuk masuk dan bekerja, orang-orang mulai berbondong-bondong pergi ke Jepang.

    Konsekuensinya, ke-Indonesia-an di Jepang semakin beragam, luwes, dan juga, pada momen yang sama, kompleks.

    “Mereka akhirnya bikin bendera sendiri, kumpul di taman dengan membawa bendera,” ujar Thony. “Sementara dari warga negara Jepang sendiri enggak ada kayak begitu.”

    Menurut Thony, berkumpul dan menyelenggarakan kegiatan dengan sesama warga Indonesia bukan suatu masalah, selama tetap memperhatikan “rambu-rambu” sosial.

    “Kita hidup di negara orang. Istilahnya, numpang di negara orang. Minimal kita harus hati-hati dengan peraturan yang ada,” tandasnya.

    Bagi Komarudin, pemerintah sebaiknya menggandeng para ketua komunitas Indonesia di Jepang yang jumlahnya bisa dikata tidak sedikit. Dengan begitu, pemerintah dapat melakukan “pembimbingan.”

    “Menurut saya pemerintah harus mengajak berdiskusi para pentolan komunitas ini bahwa kita tinggal di sini itu sebisa mungkin berlaku baik. Mungkin itu bentuk campur tangan yang dapat dilakukan pemerintah,” tegasnya.

    Jarak Indonesia dan Jepang terpisah lebih dari 4 ribu kilometer. Kiwari, agaknya, bentang yang memisahkan Indonesia dan Jepang seperti tidak terlampau jauh dengan lahirnya berbagai situasi yang begitu khas nuansa Indonesia-nya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Siap Negosiasi dengan Xi Jinping soal Nasib TikTok di AS

    Trump Siap Negosiasi dengan Xi Jinping soal Nasib TikTok di AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Donald Trump mengaku siap melakukan negosiasi dengan Presiden China Xi Jinping mengenai nasib aplikasi sosial media TikTok di Amerika Serikat (AS).

    Melansir laporan Reuters, Trump mengaku bakal bertemu dengan Xi Jinping atau perwakilan pemerintah China pada Senin (7/7/2025) atau Selasa (8/7/2025) waktu setempat.

    Meski tak merinci secara pasti, Trump memberikan sinyal bahwa pihaknya bersama pemerintah China telah selangkah menuju kesepakatan terkait operational TikTok di AS.

    “Saya pikir kita akan mulai hari Senin atau Selasa untuk berbicara dengan China, mungkin Presiden Xi atau salah satu perwakilannya, tetapi kita akan memiliki kesepakatan,” kata Trump dikutip dari Reuters, Senin (7/7/2025).

    Untuk diketahui sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat sempat melakukan pemblokiran aplikasi TikTok di AS pada Januari 2025. Namun demikian, hingga saat ini perusahaan induk TikTok yakni ByteDance diketahui masih terus melakukan negosiasi.

    Pemblokiran TikTok di AS tersebut buntut dari kehendak Trump yang menginginkan untuk memisahkan operasi TikTok menjadi perusahaan baru yang berbasis di AS. Di mana, dalam rencananya aplikasi baru itu sebagian besar sahamnya bakal digenggam oleh investor AS.

    Akan tetapi rencana tersebut ditunda setelah China mengindikasikan ketidaksetujuan usai Trump mengumumkan pengenaan tarif baru yang tinggi untuk barang-barang China.

    Dalam informasi terbarunya, Trump sempat memperpanjang tenggat waktu hingga 17 September 2025 bagi ByteDance untuk dapat melakukan divestasi aset-aset seluruh TikTok di AS.

    Sejalan dengan hal itu, Trump berpandangan bahwa AS memerlukan kesepakatan lanjutan mengenai nasib TikTok di AS dengan China. 

    “Saya tidak begitu yakin, tapi saya pikir begitu. Presiden Xi dan saya memiliki hubungan yang baik dan saya pikir ini bagus untuk mereka. Saya pikir kesepakatan it baik untuk Tiongkok dan baik untuk kita,” pungkasnya.

  • Donald Trump Digocek, Jurus Baru TikTok di Amerika Terungkap

    Donald Trump Digocek, Jurus Baru TikTok di Amerika Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok dikabarkan mengembangkan aplikasi versi baru untuk pengguna di Amerika Serikat sebelum pemerintah Presiden AS Donald Trump mewujudkan penjualan paksa perusahaan.

    Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, tahun lalu menerbitkan aturan yang memaksa ByteDance, perusahaan China pemilik TikTok, menjual aplikasi tersebut ke entitas di luar China. Jika TikTok tidak dijual, aplikasi video singkat itu akan diblokir di wilayah AS.

    Tenggat waktu penjualan seharusnya jatuh pada Februari 2025. Namun, Trump berulang kali memundurkan deadline pemblokiran.

    Reuters yang mengutip The Information, melaporkan bahwa TikTok kini tengah mengembangkan aplikasi versi baru untuk mengantisipasi kesepakatan penjualan bisnis mereka di AS. 

    Kabar aplikasi versi baru ini muncul tak lama setelah Trump menyatakan akan memulai pembicaraan dengan China soal kesepakatan penjualan TikTok. Menurutnya, kesepakatan penjualan TikTok sudah di depan mata.

    Dia juga sempat mengungkapkan bahwa dia telah menemukan pembeli untuk TikTok, pembeli tersebut digambarkan sebagai sekelompok orang sangat kaya yang akan dibeberkan oleh Trump dalam waktu dua pekan mendatang.

    “Saya pikir kita akan mulai Senin atau Selasa … berbicara dengan China, mungkin Presiden Xi atau salah satu perwakilannya, tetapi kita akan cukup banyak memiliki kesepakatan,” kata Trump, Sabtu (5/7/2025).

    The Information menyatakan aplikasi versi baru TikTok untuk pasar AS akan diluncurkan pada 5 September 2025. Tanggal peluncuran itu kurang 2 pekan dari tenggat penjualan baru yang ditetapkan Trump, yaitu 17 September.

    Pengguna harus mendownload aplikasi baru itu untuk terus menggunakan berbagai layanan TikTok. Aplikasi yang lama hanya masih bisa digunakan hingga Maret 2026.

    Reuters menyatakan pada awal tahun sebetulnya sudah ada pembicaraan untuk mengalihkan bisnis TikTok dari “perusahaan cabang” di AS menjadi perusahaan baru yang saham mayoritasnya dimiliki oleh investor AS. Namun, pembicaraan soal TikTok buyar setelah Trump mengumumkan tarif impor tinggi untuk barang asal China.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hasil Investigasi Air EV yang Terbakar, Wuling: Bukan dari Baterai

    Hasil Investigasi Air EV yang Terbakar, Wuling: Bukan dari Baterai

    Jakarta

    Wuling Motors Indonesia mengumumkan hasil investigasi terbakarnya Air EV di Bandung, Jawa Barat. Maulana Hakim, Aftersales Director Wuling Motors menyebut penyebab kebakaran bukan berasal dari baterai dan motor listrik.

    Wuling saat ini sedang melakukan koordinasi pemeriksaan lebih lanjut bersama pihak-pihak terkait.

    “Untuk perkembangan kali ini dapat disampaikan bila kami sudah berhasil melakukan komunikasi dengan konsumen terkait melalui dealer setempat dan telah sepakat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut perihal asal usul penyebab kejadian ini bersama pihak pihak terkait,” kata Maulana Hakim dalam keterangan resminya yang diterima detikOto, Minggu (6/6/2025).

    Hasil investigasi awal, Wuling memastikan bahwa komponen utama mobil listrik seperti baterai dan motor listrik tidak menjadi penyebab kebakaran. Insiden awal mobil terbakar diketahui berawal dari sisi bagian kap depan yang berasap.

    “Kami juga ingin menyampaikan bahwa komponen baterai tegangan tinggi yang terletak di bawah kabin mobil dan motor listrik yang berada di bagian belakang mobil ditemukan dalam kondisi yang utuh dan normal usai proses pemadaman selesai,” kata Maulana Hakim.

    “Oleh karenanya dapat dipastikan bila komponen tersebut tidak ada kaitannya dan juga bukan pemicu dari insiden ini,” jelas dia.

    “Dengan demikian, investigasi yang lebih dalam tetap berjalan dan kami fokuskan terhadap area kap depan untuk dapat mengetahui penyebab insiden ini. Kami mohon untuk dapat menunggu perkembangan selanjutnya,” tambahnya lagi.

    Diberitakan detikcom sebelumnya sebuah Wuling Air EV terbakar di pinggir jalan. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @Viranurzahra17. Saat berita ini dimuat, unggahan itu telah ditonton lebih dari 5 juta kali dan menuai berbagai reaksi dari warganet.

    Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung AKP Fiekry Perdana mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi, mobil tersebut awalnya sempat menabrak kendaraan lain. Namun, permasalahan itu diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Kemudian jalan kembali dan berputar di JL. Soekarno Hatta arah ke timur. Sebelum di perempatan JL. Soekarno Hatta – Jl. Moch Toha lampu merah, sehingga kendaraan berhenti. Saat menunggu lampu merah, tiba-tiba dari mesin keluar kepulan asap disusul api dan membesar,” dikutip dari detikJabar.

    Polisi menduga kebakaran tersebut akibat korsleting kelistrikan.

    “Kebakaran diakibatkan faktor kendaraan yaitu diduga ada korsleting kelistrikan pada kendaraan,” katanya.

    (riar/din)

  • Air EV Terbakar di Bandung, Wuling Langsung Lakukan Investigasi

    Air EV Terbakar di Bandung, Wuling Langsung Lakukan Investigasi

    Jakarta

    Sebuah mobil listrik Wuling Air EV dilaporkan terbakar di jalanan Kota Bandung pada Sabtu (5/7/2025) malam. Kejadian ini terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial.

    Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @Viranurzahra17. Saat berita ini dimuat, unggahan itu telah ditonton lebih dari 5 juta kali dan menuai berbagai reaksi dari warganet.

    @viranurzahra17

    Lagi neduh , tiba tiba liat kejadian kebakaran di depan mata hhu🥹

    ♬ suara asli – Virazahra

    Menanggapi kejadian Air EV yang terbakar di Bandung, pihak Wuling Motors menyatakan keprihatinannya dan langsung melakukan investigasi. Mereka mengklaim telah memperoleh informasi awal terkait penyebab insiden tersebut.

    “Kami baru saja menerima informasi ini dan kami turut prihatin atas kejadian yang dialami konsumen. Menurut informasi di lapangan awal mula insiden ini berawal dari sisi bagian kap depan yang berasap,” ujar Maulana Hakim selaku Aftersales Director Wuling Motors kepada detikOto pada Minggu (6/7/25).

    Tak lama setelah asap muncul, api diduga langsung menyambar ke bagian lain kendaraan. Dalam video viral tersebut terlihat jelas momen saat bagian depan Air EV mulai berasap hingga akhirnya dilalap api.

    Saat kejadian berlangsung, Kota Bandung tengah diguyur hujan. Kondisi ini justru memperparah penyebaran api. Meski demikian, Wuling mengapresiasi kesigapan petugas pemadam kebakaran yang cepat mengatasi api.

    “Kami juga berterima kasih kepada pihak pemadam kebakaran setempat yang dengan sigap melakukan pemadaman dengan singkat,” sambung Maulana.

    Hingga kini, Wuling belum merinci penyebab utama terbakarnya mobil tersebut. Mereka menyebut masih berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyelidiki lebih lanjut.

    “Saat ini kami sedang melakukan kontak kepada konsumen dan juga berkoordinasi dengan pihak pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dari kejadian ini. Karena bagi kami faktor keselamatan konsumen merupakan prioritas utama,” tutup Maulana.

    (mhg/din)

  • Duh, Video Rasis Besutan AI Google Viral di TikTok – Page 3

    Duh, Video Rasis Besutan AI Google Viral di TikTok – Page 3

    Perlu diketahui, Veo 3 diluncurkan Google pada Mei lalu. Tool ini memungkinkan pengguna menghasilkan klip video atau audio AI hanya dengan prompt teks. 

    Pada situs webnya, Google menyebut, pihaknya akan memblokir permintaan dan hasil besutan video yang berbahaya. 

    Bukan hanya itu, kebijakan TikTok juga menyatakan, “Tiap ujaran kebencian dan perilaku kebencian tidak memiliki tempat di TikTok. Platform tidak akan merekomendasikan konten yang mengandung stereotip negatif tentang seseorang atau kelompok dengan atribut yang dilindungi.”

    Juru bicara TikTok Ariane de Sellier dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Kami secara proaktif menegakkan aturan yang kuat terhadap ucapan dan perilaku kebencian dan telah menghapus akun yang kami identifikasi dalam laporan.” 

    Selanjutnya de Sellier juga menyebut, ada banyak video yang sudah dilarang sebelum laporan diterbitkan. 

     

  • Trump Bilang Nasib Akan TikTok Ditentukan Minggu Depan

    Trump Bilang Nasib Akan TikTok Ditentukan Minggu Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan akan mulai berbicara dengan China pada pekan depan, hari Senin atau Selasa, tentang kemungkinan kesepakatan TikTok.

    Dia mengatakan AS memiliki beberapa kesepakatan untuk penjualan aplikasi video pendek TikTok.

    “Saya pikir kita akan mulai Senin atau Selasa … berbicara dengan China, mungkin Presiden Xi atau salah satu perwakilannya, tetapi kita akan cukup banyak memiliki kesepakatan,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One, dilansir Channel News Asia, Sabtu (5/7/2025).

    Trump juga sempat mengungkapkan bahwa dia telah menemukan pembeli untuk TikTok, pembeli tersebut digambarkan sebagai sekelompok orang sangat kaya yang akan dibeberkan oleh Trump dalam waktu dua pekan mendatang.

    Sejatinya, terdapat sebuah kesepakatan yang dikerjakan untuk memisahkan operasi TikTok di AS menjadi perusahaan baru yang berbasis di AS, yang dimiliki mayoritas dan dioperasikan oleh investor AS.

    Namun, kesepakatan itu ditunda setelah China mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menyetujuinya setelah pengumuman Trump tentang tarif yang tajam pada barang-barang China.

    Trump mengatakan AS mungkin harus mendapatkan kesepakatan yang disetujui oleh China.

    “Saya tidak percaya diri, tetapi saya pikir begitu. Presiden Xi dan saya memiliki hubungan yang hebat, dan saya pikir itu baik untuk mereka. Saya pikir kesepakatan itu baik untuk Cina dan itu baik untuk kita,” kata Trump saat ditanya seberapa yakin dia bahwa China akan menyetujui kesepakatan.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Viral Bantahan Gold’s Gym Tutup Permanen, Netizen: Kok Bukan di Akun Resmi?

    Viral Bantahan Gold’s Gym Tutup Permanen, Netizen: Kok Bukan di Akun Resmi?

    Jakarta

    Belakangan viral adanya akun Instagram @ggid.factcheck yang mengaku sebagai manajemen Gold’s Gym Indonesia. Mereka menampik kabar yang menyebutkan adanya penutupan permanen klub dan tuduhan penggelapan dana.

    Dalam klarifikasinya, akun tersebut mengunggah press release yang memastikan bahwa pihaknya akan terus beroperasi dan melayani para member-membernya. Selain itu, tuduhan terkait penggelapan dana juga ditampik, disebut berasal dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

    Dari penelusuran detikcom pada Sabtu (5/7/2025), di kolom komentar tidak sedikit masyarakat yang mencurigai apakah akun ini benar-benar asli milik manajemen Gold’s Gym. Pasalnya, akun @ggid.factcheck merupakan akun baru dengan hanya 44 pengikut.

    “kenapa ga posting di akun resmi goldsgym indo? mencurigakan.” tulis salah satu akun.

    “temporary official clarification channel? after all these weeks and chaos u guys have created, this is all u got? kalian gak factcheck sm sekali kyknya mau protect image dan diri kalian sampe kapan? lama2 akan jebol – just u wait,” tulis akun lain

    Merespons hal ini, Kuasa Hukum Karyawan Alberto Siregar menegaskan pihaknya masih meragukan keaslian akun tersebut. Pasalnya, seluruh akun resmi milik Gold’s Gym saat ini dikelola oleh social media specialist.

    “Untuk ini, kami tidak memiliki informasi yang tervalidasi siapa yang membuat. Karena, sampai saat ini akun official GG (Gold’s Gym) yang kelola adalah head of marketing, dan di email yang diterima oleh karyawan, korespondensi resmi perihal pertanyaan HANYA ditujukan kepada kuasa hukum yang telah ditunjuk oleh pihak perusahaan,” kata Alberto saat dihubungi detikcom, Sabtu (5/7/2025).

    Alberto menambahkan, Gold’s Gym memiliki dua akun media sosial resmi. Instagram ada di @goldsgym.indonesia dan TikTok @goldsgym_indonesia.

    “Kedua akun sosial media tersebut dikelola oleh Sosial Media Specialist di bawah naungan Departemen Marketing yang di-lead oleh bu Panca Candikarini,” tutupnya.

    (dpy/up)