Perusahaan: TikTok

  • Pakar sebut lembaga penyiaran dan platform digital dua spesies berbeda

    Pakar sebut lembaga penyiaran dan platform digital dua spesies berbeda

    Jakarta (ANTARA) – Pakar hukum Universitas Padjadjaran Prof. Ahmad M. Ramli mengatakan bahwa lembaga penyiaran dan platform digital merupakan dua spesies berbeda sehingga tidak mungkin mengeneralisasikan dalam sebuah definisi materi muatan regulasi yang sama.

    “Berdasar anatomi digitalnya, lembaga penyiaran dan platform digital adalah dua spesies yang berbeda, sehingga tidak mungkin mengeneralisasikannya dalam sebuah definisi materi muatan regulasi. Berbeda dengan lembaga penyiaran, platform digital beroperasi di luar persyaratan Undang-Undang Penyiaran dan Undang-Undang Pers,” kata Ahmad Ramli.

    Hal itu disampaikannya dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) Panitia Kerja (Panja) Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (RUU Penyiaran) Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

    Untuk itu, dia menyebut apabila akan menggabungkan lembaga penyiaran dan platform digital ke dalam satu pengaturan di bawah undang-undang yang sama maka harus secara proporsionalitas membedakan mana-mana yang akan menjadi hak dan kewajiban dari kedua lembaga tersebut.

    Dia pun menyebut dari sisi statusnya, platform digital tidak dapat disamakan dengan lembaga penyiaran karena memiliki karakter dan fungsi yang berbeda secara fundamental.

    Dia menjelaskan lembaga penyiaran bersifat kuratif, mengelola dan mengontrol isi siaran berdasarkan prinsip jurnalistik dan etika profesi, serta bertanggung jawab atas isi kontennya.

    Sedangkan, platform digital berbasis user-generated content (UGC), seperti YouTube, Instagram, TikTok juga membuka peluang bagi siapa saja menjadi kreator konten hanya dengan bermodal perangkat dan koneksi internet.

    Untuk itu, dia menggarisbawahi bahwa menyamakan platform digital dengan lembaga penyiaran tidak produktif bagi industri penyiaran itu sendiri, industri pers, ataupun untuk publik yang mengkonsumsi informasi.

    Dia juga mengingatkan pentingnya prinsip equal playing field dalam mengatur regulasi antara platform digital dan lembaga penyiaran.

    “Regulasi berbasis prinsip equal playing field bisa mencakup hal-hal sebagai berikut. Pertama, regulasi proporsional berbasis karakteristik teknologi yang membedakan lembaga penyiaran dan platform digital,” tuturnya.

    Dia lantas berkata, “Kedua, menegaskan bahwa lembaga penyiaran dapat menggunakan model platform, model multiplatform dalam memenuhi saluran konten berkualitas dan terpercayanya kepada audiens”.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    Budaya Konsumerisme, Lipstick Effect, dan Dampak pada Planet Bumi

    JAKARTA – Boneka Labubu yang sempat menjadi sensasi global kini pamornya mulai menurun. Padahal dulu, banyak orang yang rela mengantre dari subuh demi mendapatkan boneka ini.

    Labubu sering dianggap boneka mewah karena harganya yang tidak murah untuk sebagian kalangan. Meski begitu, boneka ini sempat laris manis di pasaran. Labubu adalah karakter buku cerita karya seniman Kasing Lung. Pada 2019, Lung bekerja sama dengan perusahaan mainan Tiongkok, Pop Mart, untuk mewujudkan karakter-karakternya.

    Popularitas Labubu melejit setelah sejumlah selebritas internasional memakainya, mulai dari Rihanna, Dua Lipa, Kim Kardashian, hingga personel Lisa BlackPink

    Rakyat biasa kemudian ikut terhipnotis dengan tren Labubu. Di Indonesia, pernah menjadi perbincangan gara-gara ratusan orang yang rela antre sejak subuh di sebuah mall di Jakarta Selatan demi mendapatkan Labubu.

    Dan, tren ini tidak hanya terjadi di Tanah Air, tapi juga di Shanghai hingga London, dengan antrean mengular.

    Micro Trend

    Menjelang akhir tahun lalu, tagar Labubu menghasilkan lebih dari 1,4 juta video hanya di TikTok. Dari jutaan video tersebut, mayoritas berisi video pembukaan kotak rahasia atau blind box Labubu.

    Para kolektor ini antusias membuka kotak mainan misterius untuk melihat apakah mereka mendapatkan boneka Labubu yang diinginkan atau tidak.

    Namun, karena mainan blind box mendongkrak pendapatan, seringnya para kolektor tidak mendapat boneka yang mereka inginkan dan hal ini terus mendorong mereka membeli lebih banyak. Pop Mart, pemilik Labubu, mengalami peningkatan pendapatan hampir dua kali lipat menjadi 1,81 juta dolar Amerika Serikat pada 2024.

    “Pendapatan dari Labubu menyumbang hampir 22 persen dari total pendapatan Pop Mart,” demikian mengutip The Commons Earth.

    Boneka Labubu dibanderol mulai dari 20 dolar AS (Rp326.456) sampai 300 dolar AS (Rp4,89 juta). Bagi sebagian orang, harga Labubu tidak masuk akal dan lebih dianggap sebagai simbol status.

    Ratusan orang mengantre membeli Labubu di Pop Mart Gandaria City. (X)

    Mainan ini tetap dinilai barang mewah karena tidak tidak menawarkan fungsi selain memanjakan visual atau alat pamer di media sosial. Media sosial memiliki andil dalam mendorong orang menganut paham kosumerisme, yaitu membeli sesuatu untuk mencapai kebahagiaan. 

    Tapi tetap saja peminat Labubu tetap melonjak, padahal di era sekarang, uang ratusan ribu sangat berarti bagi sebagian orang. Faktanya, banyak orang dewasa mengalami kesulitan finansial, kesulitan memiliki rumah, tujuan finansial jangka panjang pun tersendat.

    Meski belum benar-benar menghilang, popularitas Labubu mulai menurun. Sebenarnya, ketika banyak orang mengantre Labubu, prediksi bahwa ini adalah tren sesaat dikemukakan sejumlah kalangan.

    Sebelum Labubu, sudah ada tren boneka Domo, Beanie Babies, dan Smiskis yang sifatnya hanya sesaat. Faktanya, mainan dan blind box mengikuti pola yang serupa dengan microtrend lainnya yang berkembang pesat.

    Krisis Iklim

    Lalu, mengapa Labubu tetap laris di pasaran padahal harganya tak murah? 

    Jawabannya karena lipstick effect. Secara sederhana, lipstick effect adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa konsumen membeli lebih banyak barang mewah mini ketika ekonomi sedang lesu.

    Ini karena kosumen merasa tujuan jangka panjang seperti membeli rumah tidak bisa tercapai, kemudian mereka terlena dengan barang mewah yang ‘terjangkau’. 

    Lipstick effect sebenarnya tak memiliki dampak terlalu besar, namun masalah muncul ketika banyak orang menghabiskan uang mereka untuk produk plastik sekali pakai dan mengikuti tren mikro yang kian cepat berkembang.

    Tren mikro tidak hanya menguras dompet, tapi juga buruk bagi planet bumi. Itu karena mainan seperti Labubu, Smiskis, Sonny Angels, dan lainnya terbuat dari platik dan ujung-ujung akan berakhir di tempat sampah.

    Budaya kosumerisme, lipstick effect dapat berdampak pada planet bumi. (Unsplash)

    Menurut sejumlah penelitian, hampir 80 persen mainan berakhir di tempat pembuangan sampah, insinerator, atau lautan. Produksi plastik, tidak hanya membuat bumi lebih hangan, tapi juga masuk ke dalam otak, darah, dan bahkan plasenta.

    “Kita hidup di dunia yang terus menerus dibombardir dengan pemasaran. Perusahaan-perusahaan besar menggunakan taktik manipulatif dan licik untuk menciptakan rasa tidak aman dan meningkatkan penjualan,” tulis the Commons Earth.

    Krisis iklim adalah hal yang nyata dan itu buruk. Faktanya, pembelian rumah tangga memengaruhi 65 persen emisi global. Karena itulah, tak ada salahnya memeriksa kembali hubungan kita dengan budaya kemudahan dan konsumerisme. Merenungkan pembelian kita adalah hal baik untuk semua orang.

    Pegiat lingkungan Amea Wadsworth menegaskan, sebelum membeli sesuatu orang harus bertanya pada diri sendiri apa yang membuat kita bahagia, mengapa, dan berapa lama bertahannya.

    “Siapa yang dirugikan oleh pembelian kita? Siapa yang membuat apa yang kita beli? Ke mana perginya semua ini setelah saya selesai menggunakannya?” pungkas Amea.

  • Yusuf Kembali Bawa Bayi Hidup di Kolong Jembatan?

    Yusuf Kembali Bawa Bayi Hidup di Kolong Jembatan?

    GELORA.CO – Kisah pilu Akhmad Yusuf Afandi (32) bersama bayi laki-lakinya, Zafa (11 bulan), kembali jadi sorotan publik.

    Setelah sempat viral karena hidup di kolong jembatan dan mendapat bantuan rumah serta perlengkapan bayi dari para donatur, kini Yusuf dikabarkan kabur dan kembali ke jalanan.

    Mirisnya, seluruh isi rumah bantuan yang diberikan kepadanya kini dijual habis.

    Peristiwa ini diungkap oleh konten kreator Najib Spbu, yang sebelumnya ikut menggalang bantuan untuk Yusuf dan Zafa.

    Najib membeberkan bahwa berbagai barang hasil donasi mulai dari alat elektronik seperti pompa air, rice cooker, hingga perlengkapan bayi tidak lagi ditemukan di rumah yang sebelumnya ditempati Yusuf. Rumah itu kini tampak kosong.

    Yusuf pertama kali menarik perhatian publik setelah videonya bersama bayi Zafa yang tinggal di kolong jembatan viral di media sosial.

    Kisah haru tersebut memicu gelombang empati dan bantuan dari masyarakat, donatur, hingga konten kreator. Ia bahkan diberikan rumah tempat tinggal yang layak serta berbagai perlengkapan kebutuhan bayi.

    Namun, harapan masyarakat untuk melihat Yusuf bangkit dan membangun kehidupan yang lebih baik bersama anaknya kini berubah menjadi kekecewaan.

    Menurut informasi yang dibagikan oleh Najib, Yusuf telah meninggalkan rumah bantuan tersebut tanpa kabar.

    Yang lebih mengejutkan, semua isi rumah sudah dijual, termasuk kasur, perlengkapan dapur, bahkan barang-barang bayi. Yusuf diduga kabur dan kembali hidup di jalanan bersama Zafa.

    “Dari awal saya sudah khawatir, karena saat proses pemberian bantuan saja, banyak permintaan tidak masuk akal,” ungkap Najib dalam keterangannya.

    Najib juga menuturkan bahwa ia menerima banyak keluhan dari pihak donatur karena merasa dikhianati.

    Bantuan yang dikumpulkan dengan niat tulus kini justru disia-siakan. Yusuf bahkan sempat meminta untuk menjual motor bantuan hanya demi keperluan pribadi.

    Dalam unggahan terbaru, Yusuf dan bayi Zafa terakhir terlihat di sebuah SPBU di Aloha, Sidoarjo.

    Belum diketahui pasti ke mana arah tujuannya saat ini. Yang jelas, banyak pihak merasa geram dan kecewa dengan tindakan Yusuf yang dinilai tidak amanah.

    Najib menegaskan bahwa dirinya tidak lagi melanjutkan bantuan dan tidak akan terlibat dalam aktivitas pencarian Yusuf, karena menurutnya hal ini sudah bukan sekadar masalah kemiskinan, tapi menyangkut sikap dan tanggung jawab pribadi.

    Tak butuh waktu lama, kolom komentar di berbagai platform sosial media pun dibanjiri dengan reaksi publik.

    Banyak yang menyayangkan dan mengecam tindakan Yusuf, bahkan sebagian menyebutnya manipulatif dan tidak bersyukur.

    “Banyak orang susah di luar sana tapi tetap berusaha jujur, ini malah memanfaatkan belas kasihan,” tulis salah satu warganet, dikutip JatimNetwork.com dari Instagram @nyinyir_update_official.

    “Sedih banget, bayinya yang jadi korban. Harusnya dipantau langsung sama dinas sosial,” tambah lainnya.

    Namun, beberapa suara lain juga mengingatkan pentingnya pendampingan psikologis dan sosial, karena bisa jadi Yusuf mengalami tekanan atau ketidakstabilan mental akibat kondisi hidup ekstrem yang ia alami sebelumnya.

    Kejadian ini memicu diskusi lebih luas soal transparansi pengelolaan bantuan dan perlunya sistem verifikasi yang ketat terhadap penerima donasi.

    Banyak netizen berharap agar ke depan, bantuan bisa lebih terstruktur dan terpantau oleh lembaga resmi seperti Dinas Sosial atau organisasi terpercaya.

    “Bukan tidak boleh bantu, tapi jangan asal percaya dan kasih besar-besaran tanpa pengawasan,” ujar salah satu komentar yang viral di TikTok.

    Kisah Yusuf dan Zafa yang awalnya menyentuh hati masyarakat kini berubah menjadi pelajaran pahit tentang pentingnya amanah, pengawasan bantuan, dan ketegasan dalam penyaluran donasi.

    Publik berharap ada langkah cepat dari aparat dan lembaga sosial agar bayi Zafa bisa mendapatkan perlindungan yang layak, terlepas dari kondisi ayahnya.***

  • Ditemani Keluarga, Erika Carlina Pertama Kali Bagikan Momen USG

    Ditemani Keluarga, Erika Carlina Pertama Kali Bagikan Momen USG

    Jakarta, Beritasatu.com- Aktris Erika Carlina untuk pertama kalinya membagikan momen pemeriksaan kandungannya kepada publik. Melalui akun Instagram pribadinya, aktris tersebut mengunggah video singkat saat menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan kondisi kesehatan bayinya.

    Dalam video singkat tersebut, Erika yang mengenakan baju model tanpa lengan warna hitam sambil menundukkan kepalanya terlihat sedang mendengarkan penjelasan dokter. Mengutip akun TikTok @hyitsme_**, Minggu (20/7/2025), Erika ditemani oleh kedua orang tuanya, kakak kandung hingga kakak iparnya untuk periksa USG.

    Menyinggung isu yang beredar terkait pengakuan kehamilan di luar nikahnya ini, Erika menyebutkan, ia siap menanggung segala risiko yang akan muncul.

    “Apa pun risikonya aku terima, tetapi sekali ini saja aku mohon aku perlu perlindungan sampai proses melahirkan nanti tiba. Tidak ada niat lain,” tulis Erika, dikutip dari akun @eri.carl. 

    Bintang film Pabrik Gula tersebut juga kembali meminta maaf kepada publik dan pihak-pihak yang telah ia kecewakan atas kehamilannya tersebut.

    “Maaf sekali lagi sudah mengecewakan,” tutupnya.

    Sebelumnya, pada Jumat (18/7/2025) Erika membuat publik geger atas pengakuannya telah hamil di luar nikah dan akan melahirkan anak pertamanya tersebut pada Agustus 2025.

  • Menkomdigi Nyatakan Tak Berencana Batasi WhatsApp Call

    Menkomdigi Nyatakan Tak Berencana Batasi WhatsApp Call

    Menkomdigi Nyatakan Tak Berencana Batasi WhatsApp Call
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan tak ada rencana dari pemerintah untuk membatasi layanan
    WhatsApp
    Call.
    “Saya tegaskan pemerintah tidak merancang ataupun mempertimbangkan pembatasan
    WhatsApp Call
    . Informasi yang beredar tidak benar dan menyesatkan,” ujar Meutya Hafid di Jakarta, dilansir lewat siaran pers di situs web resmi Komdigi, diakses
    Kompas.com
    pada Sabtu (18/07/2025).
    Informasi soal wacana pembatasan WhatsApp Call sebelumnya disampaikan oleh Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kemkomdigi, Denny Setiawan.
    Meutya Hafid menjelaskan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah Kementerian Komdigi menerima usulan dari beberapa kalangan, di antaranya dari Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dan Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), yang menyampaikan pandangan terkait penataan ekosistem digital, termasuk relasi antara penyedia layanan over-the-top (OTT) seperti WhatsApp dan operator jaringan.
    Namun demikian, Meutya Hafid menekankan bahwa usulan tersebut belum pernah dibahas dalam forum pengambilan kebijakan dan belum pernah menjadi bagian dari agenda resmi kementerian.
    “Saya meminta maaf jika terjadi keresahan di tengah masyarakat. Saya sudah meminta jajaran terkait untuk segera melakukan klarifikasi internal dan memastikan tidak ada kebijakan yang diarahkan pada pembatasan layanan digital,” tegasnya.
    Sebelumnya pada Rabu (16/7/2025) lalu, Direktur Strategi an Kebijakan Infrastruktur Digital Kemkomdigi Denny Setiawan mengatakan, wacana mengatur WhatsApp Call muncul setelah ada keresahan operator seluler terkait tingginya penggunaan kapasitas jaringan tanpa kontribusi langsung dari platform OTT seperti telepon dan
    video call WhatsApp
    .
    “Masih wacana ya, masih diskusi. Intinya kan cari jalan tengah, bagaimana layanan masyarakat tetap berjalan,” kata Denny, dalam diskusi Selular Business Forum (SBF) di Jakarta, saat itu.
    “Karena kan masyarakat memang butuh WA. Tetapi, untuk layanan yang menggunakan kapasitas besar, ini kan butuh kontribusi,” lanjut Denny.
     
    Ia mengatakan, operator telah melakukan investasi besar untuk membangun jaringan, namun belum mendapatkan kontribusi sebanding dari OTT seperti WhatsApp, YouTube, dan TikTok yang mendominasi trafik data.
    “Operator yang bangun kapasitas besar tapi kok enggak dapat apa-apa,” ujar Denny.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ngaku Hamil di Luar Nikah, Ini Deretan Mantan Kekasih Erika Carlina, Siapa Sosok Ayah Sang Anak?

    Ngaku Hamil di Luar Nikah, Ini Deretan Mantan Kekasih Erika Carlina, Siapa Sosok Ayah Sang Anak?

    GELORA.CO –  Erika Carlina, aktris sekaligus selebgram yang kerap dijuluki “Ratu Party”, kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena aksi glamornya di dunia hiburan, melainkan pengakuannya yang mengejutkan: dirinya tengah hamil dan akan segera melahirkan pada 8 Agustus 2025.

    Kabar mengejutkan ini disampaikan langsung oleh Erika dalam podcast Close The Door bersama Deddy Corbuzier, yang tayang pada Jumat (18/7/2025). Dalam perbincangan terbuka itu, Erika dengan tenang mengungkap bahwa dirinya akan menjadi ibu, meski tanpa kehadiran sosok suami.

    “Sebenarnya dulu sempat ada rencana menikah,” ucap Erika. Namun, hubungan dengan pria yang kini menjadi ayah dari anak yang dikandungnya, menurutnya, tidak bisa dipertahankan. Ia menyebut adanya perselingkuhan dan sifat yang tak bisa ditoleransi, membuatnya memilih untuk membesarkan anaknya sendiri.

    Pengakuan itu sontak memicu kehebohan di media sosial. Nama Erika langsung jadi trending topic, sementara warganet mulai berspekulasi mengenai siapa sosok pria yang dimaksud.

    Riwayat Asmara Sang Ratu Party

    Erika memang dikenal sebagai sosok yang terbuka dalam membagikan kehidupan pribadinya, termasuk urusan asmara. Berikut adalah daftar pria yang pernah dikaitkan dengannya:

    DJ Bravy (2025)

    Erika dan DJ Bravy mulai terlihat dekat sejak April 2025, usai tampil bersama dalam sebuah live TikTok. Hubungan mereka dikonfirmasi melalui beberapa unggahan manis di media sosial. Namun, keduanya disebut baru menjalin hubungan selama satu bulan.

    Kaesar Akbar (2023)

    Pemain bulu tangkis nasional ini juga pernah disebut dekat dengan Erika. Mereka bahkan pernah terlihat menghadiri acara keluarga Kaesar. Namun, hubungan keduanya tidak pernah dikonfirmasi secara resmi.

    Arthur Irawan (2021)

    Pesepak bola Arthur Irawan masuk dalam daftar pria yang sempat dekat dengan Erika. Namun kedekatan mereka tak bertahan lama dan tidak banyak terekspos.

    Darrel Jowono (2020)

    Adik aktor Zack Lee, Darrel Jowono, juga sempat menjalin hubungan dengan Erika. Kala itu, keduanya kerap tampil mesra di media sosial, meski akhirnya kandas beberapa bulan kemudian.

    Aldy Maldini (2019–2020)

    Salah satu hubungan Erika yang paling disorot adalah dengan mantan personel CJR, Aldy Maldini. Perbedaan usia 8 tahun sempat menjadi perbincangan hangat publik. Erika akhirnya mengakhiri hubungan karena merasa Aldy belum cukup dewasa.

    Gavin Kwan Adsit (2017–2019)

    Hubungan Erika dengan pesepak bola Gavin Kwan merupakan salah satu yang cukup lama bertahan. Namun, kesibukan masing-masing akhirnya membuat mereka berpisah.

    Ryuji Utomo (2017)

    Nama Ryuji Utomo juga pernah dikaitkan dengan Erika, terutama setelah sang pesepak bola baru saja berpisah dari Ariel Tatum. Namun hubungan mereka tidak bertahan lama.

    Rizky Effendi (2016)

    Salah satu kisah cinta awal Erika adalah dengan atlet basket Rizky Effendi. Namun kini Rizky telah menikah dan fokus pada kehidupannya sendiri.

    Sosok yang Apa Adanya, Tetap Dicintai

    Di balik citra seksinya dan gelar “Ratu Senoparty” yang melekat karena sering terlihat menikmati malam di kawasan elite Jakarta, Erika tetap menunjukkan sisi kejujurannya yang membuat banyak pengikutnya merasa dekat. Ia tidak segan membagikan soal kesehatan mental, pengalaman percintaan, hingga tantangan sebagai perempuan di dunia hiburan.

    Keputusan Erika untuk terbuka mengenai kehamilan di luar nikah menuai berbagai reaksi. Namun banyak pula yang mengapresiasi keberaniannya berbicara jujur di tengah stigma masyarakat.

    Kini publik menantikan kelahiran bayi dari sosok yang tak pernah takut untuk tampil otentik ini—baik di layar maupun di kehidupan nyata. 

  • BPJS Ketenagakerjaan Dorong Kesadaran K3 dan Kesehatan Mental Lewat Webinar Toxic atau Asik?

    BPJS Ketenagakerjaan Dorong Kesadaran K3 dan Kesehatan Mental Lewat Webinar Toxic atau Asik?

    Jakarta: BPJS Ketenagakerjaan kembali menunjukkan komitmen nyatanya dalam menurunkan angka kecelakaan kerja di Indonesia melalui program Promotif dan Preventif yang inovatif dan relevan. Salah satunya menggelar webinar bertajuk ”Toxic atau Asik? Sehat Mental, Kerja Maksimal”.

    Webinar yang digelar secara hybrid di Plaza BPJAMSOSTEK dan disiarkan langsung melalui kanal Instagram dan TikTok resmi @bpjsketenagakerjaan ini diikuti oleh lebih dari 250 pekerja Gen Z secara langsung dan disambut antusias oleh ribuan penonton daring.

    Kegiatan ini menghadirkan narasumber inspiratif dr. Tirta, serta dimoderatori oleh penyiar ternama Kemal Mochtar, untuk mengangkat isu pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kehidupan kerja sehari-hari.

    Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjaga kesehatan mental dan gaya hidup sehat bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan utama generasi pekerja masa kini.

    “Kegiatan seminar ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan yang bertujuan meningkatkan kesadaran pekerja, khususnya generasi milenial, akan pentingnya kesehatan mental di lingkungan kerja. Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, seperti tekanan target, perubahan pola kerja digital, hingga ketidakpastian karier menjadikan isu kesehatan mental menjadi perhatian penting yang perlu ditangani sejak dini. Melalui kegiatan ini, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen tidak hanya memberikan perlindungan atas risiko kecelakaan kerja dan kematian, tetapi juga turut aktif menciptakan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan mental sebagai bagian dari strategi pencegahan risiko kerja,” kata Roswita. 
     

    Ia juga menegaskan pentingnya edukasi dan keterlibatan aktif seluruh pihak dalam membangun budaya keselamatan kerja. Pekerja juga berhak untuk bebas cemas disaat dirinya berjuang dan bekerja keras.

    “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak para pekerja muda untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri, baik fisik maupun mental. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan bahwa pekerja Indonesia tidak hanya terlindungi, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang sehat, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.

    Webinar dan talkshow ini merupakan kick off dari rangkaian program Promotif dan Preventif Tahun 2025 yang mengusung tema besar “Bersama BPJS Ketenagakerjaan, Membangun Budaya K3 untuk Mencegah Kecelakaan Kerja”. Adapun kegiatan selanjutnya yang akan diadakan seperti program pasar budaya K3, program penyediaan sarana K3, training K3 untuk sektor kesehatan, workshop K3 dasar hingga kegiatan defensive drive training. 

    Melalui pendekatan yang proaktif, BPJS Ketenagakerjaan secara konsisten melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran bersama di kalangan pekerja dan pemberi kerja.

    Tidak hanya itu, seluruh rangkaian kegiatan ini juga menjadi wujud nyata dari kolaborasi strategis bersama pemangku kepentingan, seperti Kementerian Ketenagakerjaan RI, International Labour Organization (ILO), serta Serikat Pekerja, guna memperkuat budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara nasional.

    Sebagai bentuk apresiasi atas komitmen perusahaan dalam penerapan K3, BPJS Ketenagakerjaan turut memberikan penghargaan kepada Penerima Kerja Bukan Upah (PKBU) kategori Plat Merah dan Platinum yang telah menunjukkan kepatuhan dan konsistensi tinggi dalam implementasi K3 di lingkungan kerja masing-masing.

    Melalui rangkaian kegiatan ini, BPJS Ketenagakerjaan menegaskan kembali misinya untuk tidak hanya melindungi, tetapi juga membentuk generasi pekerja yang sehat lahir batin, produktif, dan berdaya saing tinggi. 

    Jakarta: BPJS Ketenagakerjaan kembali menunjukkan komitmen nyatanya dalam menurunkan angka kecelakaan kerja di Indonesia melalui program Promotif dan Preventif yang inovatif dan relevan. Salah satunya menggelar webinar bertajuk ”Toxic atau Asik? Sehat Mental, Kerja Maksimal”.
     
    Webinar yang digelar secara hybrid di Plaza BPJAMSOSTEK dan disiarkan langsung melalui kanal Instagram dan TikTok resmi @bpjsketenagakerjaan ini diikuti oleh lebih dari 250 pekerja Gen Z secara langsung dan disambut antusias oleh ribuan penonton daring.
     
    Kegiatan ini menghadirkan narasumber inspiratif dr. Tirta, serta dimoderatori oleh penyiar ternama Kemal Mochtar, untuk mengangkat isu pentingnya menjaga kesehatan mental dalam kehidupan kerja sehari-hari.

    Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjaga kesehatan mental dan gaya hidup sehat bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan utama generasi pekerja masa kini.
     
    “Kegiatan seminar ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan yang bertujuan meningkatkan kesadaran pekerja, khususnya generasi milenial, akan pentingnya kesehatan mental di lingkungan kerja. Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, seperti tekanan target, perubahan pola kerja digital, hingga ketidakpastian karier menjadikan isu kesehatan mental menjadi perhatian penting yang perlu ditangani sejak dini. Melalui kegiatan ini, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen tidak hanya memberikan perlindungan atas risiko kecelakaan kerja dan kematian, tetapi juga turut aktif menciptakan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan mental sebagai bagian dari strategi pencegahan risiko kerja,” kata Roswita. 
     

     
    Ia juga menegaskan pentingnya edukasi dan keterlibatan aktif seluruh pihak dalam membangun budaya keselamatan kerja. Pekerja juga berhak untuk bebas cemas disaat dirinya berjuang dan bekerja keras.
     
    “Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak para pekerja muda untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri, baik fisik maupun mental. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan bahwa pekerja Indonesia tidak hanya terlindungi, tetapi juga tumbuh menjadi generasi yang sehat, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
     
    Webinar dan talkshow ini merupakan kick off dari rangkaian program Promotif dan Preventif Tahun 2025 yang mengusung tema besar “Bersama BPJS Ketenagakerjaan, Membangun Budaya K3 untuk Mencegah Kecelakaan Kerja”. Adapun kegiatan selanjutnya yang akan diadakan seperti program pasar budaya K3, program penyediaan sarana K3, training K3 untuk sektor kesehatan, workshop K3 dasar hingga kegiatan defensive drive training. 
     
    Melalui pendekatan yang proaktif, BPJS Ketenagakerjaan secara konsisten melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran bersama di kalangan pekerja dan pemberi kerja.
     
    Tidak hanya itu, seluruh rangkaian kegiatan ini juga menjadi wujud nyata dari kolaborasi strategis bersama pemangku kepentingan, seperti Kementerian Ketenagakerjaan RI, International Labour Organization (ILO), serta Serikat Pekerja, guna memperkuat budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara nasional.
     
    Sebagai bentuk apresiasi atas komitmen perusahaan dalam penerapan K3, BPJS Ketenagakerjaan turut memberikan penghargaan kepada Penerima Kerja Bukan Upah (PKBU) kategori Plat Merah dan Platinum yang telah menunjukkan kepatuhan dan konsistensi tinggi dalam implementasi K3 di lingkungan kerja masing-masing.
     
    Melalui rangkaian kegiatan ini, BPJS Ketenagakerjaan menegaskan kembali misinya untuk tidak hanya melindungi, tetapi juga membentuk generasi pekerja yang sehat lahir batin, produktif, dan berdaya saing tinggi. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (RUL)

  • Transaksi di “Mall” TikTok Shop Melesat Semester I/2025

    Transaksi di “Mall” TikTok Shop Melesat Semester I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok Shop by Tokopedia mencatatkan peningkatan jumlah penjual lebih dari 4 kali lipat pada semester I/2025 dibandingkan dengan semester II/2024.

    Penjual dengan label ‘Mall’ di TikTok Shop adalah pemilik merek, distributor resmi, atau toko terverifikasi bereputasi tinggi. Penjual bisa mendapatkan benefit eksklusif seperti badge khusus, voucher spesial, dan akses ke kampanye besar seperti promo tanggal kembar ‘Guncang’. 

    Status ‘Mall’ juga membantu membuat penjual tampil lebih strategis dalam consumer journey, karena ada banner utama, sehingga visibilitas, kepercayaan, dan transaksi bisa naik signifikan.

    “Pertumbuhan pesat jumlah penjual ‘Mall’ di TikTok Shop by Tokopedia menunjukkan peran penting platform ini dalam membantu pelaku usaha di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk UMKM, untuk mengembangkan bisnis mereka,” kata Senior Director of Tokopedia and TikTok E-commerce, Stephanie Susilo, dalam keterangan resmi, Jumat (18/7/2025).

    Sejumlah produk tercatat menjadi yang paling banyak dicari. Berdasarkan data TikTok Shop ‘Mall’ Semester I/2025, dari sisi fesyen, terbanyak dicari adalah sneakers wanita, hijab, dan sepatu sekolah.

    Selanjutnya, dari sisi produk kecantikan dan perawatan diri ada produk lipstik, foundation, dan skincare (serum, krim, dan masker wajah) yang paling banyak dicari.

    Kemudian, dari produk makanan ada sambal, Moringa Powder atau bubuk kelor, dan hamper.

    Para penjual ‘Mall’ di TikTok Shop by Tokopedia juga mencatat pertumbuhan transaksi tertinggi dengan rata-rata lebih dari 15 kali lipat pada semester I/2025 dibandingkan semester II/2024, dan daftar merek dengan peningkatan transaksi tertinggi ini didominasi oleh brand lokal Indonesia.

    “Artinya, pembeli cenderung mencari produk-produk tersebut dari official brand, distributor resmi, atau toko terverifikasi yang umumnya berstatus ‘Mall’ di TikTok Shop,” imbuh Stephanie.

    Dengan wawasan tersebut TikTok Shop berharap akan semakin banyak pelaku usaha yang terdorong meningkatkan kualitas toko dan layanan agar dapat meraih status ‘Mall’ agar dapat menjangkau lebih banyak pembeli dan meningkatkan bisnis secara optimal.

    Toko-toko yang berstatus ‘Mall’ di TikTok Shop akan secara bertahap terintegrasi dengan Tokopedia, menyusul diluncurkannya Tokopedia & TikTok Shop Seller Center. Artinya, mereka juga bisa berjualan melalui Tokopedia untuk merangkul pasar yang berbeda dan makin meningkatkan penjualan.

  • Aplikasi Terkenal Kirim Hasil Mata-Mata ke China, Ini Daftarnya

    Aplikasi Terkenal Kirim Hasil Mata-Mata ke China, Ini Daftarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah aplikasi asal China dilaporkan tidak patuh atas undang undang mengenai data pengguna di Uni Eropa. Kelompok advokasi Austria, Noyb mengajukan keluhan privasi data tersebut.

    Ketiga aplikasi yang dimaksud adalah Tiktok, AliExpress, dan WeChat.

    Sebagian besar perusahaan teknologi menyediakan alat untuk akses permintaan pengunduhan data pengguna. Hal sebaliknya dilakukan beberapa perusahaan asal China.

    Pengacara perlindungan data Noyb, Kleanthi Sardeli mengatakan seluruh aplikasi tidak mematuhi peraturan yang berlaku di Uni Eropa. Padahal ketiga aplikasi telah mengumpulkan banyak data dari para penggunanya.

    “Tiktok, AliExpress, dan WeChat mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait Anda, namun menolak memberikan Anda akses penuh seperti diwajibkan oleh hukum Uni Eropa,” kata Sardeli, dikutip dari Reuters, Jumat (18/7/2025).

    Terkait hal ini, Tencent yang merupakan pemilik WeChat telah buka suara. Juru bicara perusahaan memastikan pihaknya mematuhi aturan yang berlaku di tempat beriperasi.

    Tencent juga memiliki komitmen melindungi privasi dan keamanan data milik para penggunanya.

    Sementara Tiktok dan AliExpress tidak menanggapi permintaan komentar.

    Noyb telah berulang kali mengajukan keluhan terkait data yang dikumpulkan oleh perusahaan teknologi. Salah satunya melaporkan enam perusahaan China pada Januari lalu.

    Laporan itu berupaya menangguhkan pengiriman data perusahaan ke China. Noyb juga meminta denda hingga 4% dari pendapatan global perusahaan terkait masalah tersebut.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet

    Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet

    Sumber foto: https://shorturl.at/9FVIJ/elshinta.com.

    Prabowo turunkan tarif AS jadi 19 persen, begini komentar warganet
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 18 Juli 2025 – 14:14 WIB

    Elshinta.com – Kesepakatan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump melalui sambungan telepon untuk penurunan tarif dagang Indonesia dari 32% menjadi 19% menuai ribuan komentar positif dari warganet Indonesia.

    Negosiasi dan diplomasi yang dilakukan Prabowo dianggap sebagai negosiasi yang brilian yang akan turut menguntungkan bagi rakyat dan bangsa Indonesia, khususnya sektor padat karya dan dapat mendukung lapangan kerja formal, seperti di sektor pakaian, alas kaki, serta mesin dan peralatan listrik.

    Sektor-sektor tersebut menyumbang sekitar 42% dari total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.

    “Awalnya saya pikir ini kesepakatan gila, tapi setelah dipikir2 brilian juga negosiasi prabowo,” @selakauselindung dalam akun Tiktok konten milik @prabu_revolusi, Kamis (17/7).

    “Gak heran karena Pak Prabowo itu cerdas dan ahli strategi. Bravo My Presiden,” lanjut komentar netizen @susi

    Lebih lanjut, warganet lainnya juga beri komentar membandingkan Indonesia dengan negara lainnya yang dikenakan tarif besar oleh Trump.

    “Bahkan media Jepang juga membahasnya, Jepang heran PM mereka dicuekin gak turun2 tarifnya,” @mgmonderwall

    Adapun, warganet lainnya berkomentar bahwa kebijakan yang diambil Prabowo dengan Trump ini merupakan langkah diplomasi win-win solution yang akan menguntungkan kedua negara.

    “Dr awal baca beritanya gw memang gak mslh, krn kemungkinan bsr barang US yg bakal kita impor adlh teknologi dn industri mesin. Sdgkn kita menawarkan hasil tambang, sehingga otomatis US mau nurunin ke 19% krn industri mrk bkl butuh barang tambang. Sdgkan kita butuh teknologi mrk utk hilirisasi, win2 solution,” jelas @hasbi_d

    Sebelumnya, Prabowo mengaku sempat bernegosiasi alot dengan Trump hingga pada akhirnya muncul kesepakatan tarif 19% itu untuk Indonesia. Prabowo menegaskan bahwa seluruh keputusan yang diambil telah diperhitungkan dan mengutamakan perlindungan terhadap pekerja Indonesia adalah prioritas utama dalam setiap kebijakan ekonomi.

    “Semua sudah kita hitung. Semua kita berunding. Kita juga memikirkan. Yang penting bagi saya adalah rakyat saya. Yang penting saya harus lindungi pekerja-pekerja kita,” kata Prabowo.

    Jika dibandingkan dengan negara-negara eksportir utama ke Amerika, tarif Indonesia jauh lebih rendah. Untuk kategori tekstil, Indonesia hanya dikenakan tarif 19%, lebih rendah dari Vietnam (20%), India (26%), hingga China yang dikenakan tarif 55%. Bahkan beberapa negara seperti Bangladesh dan Kamboja dikenakan tarif masing-masing 35% dan 36%.

    Sumber : Elshinta.Com