Perusahaan: The New York Times

  • Trump Klaim Coca-Cola Ganti Gula Asli, Begini Respons Perusahaan

    Trump Klaim Coca-Cola Ganti Gula Asli, Begini Respons Perusahaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa Coca-Cola telah setuju untuk mengganti pemanis buatan dengan gula tebu asli dalam produk andalannya di Amerika Serikat, menyusul sarannya. Namun, pernyataan ini tidak dikonfirmasi oleh pihak perusahaan.

    “Saya telah berbicara dengan Coca-Cola tentang penggunaan Gula Tebu ASLI dalam Coca-Cola di Amerika Serikat, dan mereka telah setuju untuk melakukannya,” tulis Trump di media sosial miliknya, Truth Social, dikutip Kamis (17/7/2025).

    “Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang berwenang di Coca-Cola. Ini akan menjadi langkah yang sangat baik dari mereka, Anda akan lihat. Ini jauh lebih baik!”

    Jika benar dilakukan, langkah tersebut akan mengubah resep Coca-Cola yang selama ini menggunakan sirup jagung fruktosa tinggi, dan menyamakannya dengan produk Coca-Cola yang dijual di Meksiko atau Australia. Namun, perubahan ini tidak akan berlaku untuk Diet Coke, minuman favorit Trump, yang menggunakan pemanis aspartam bebas kalori.

    Pihak Coca-Cola menanggapi klaim Trump dengan hati-hati. “Kami menghargai antusiasme Presiden Trump dan akan membagikan informasi lebih lanjut mengenai produk kami dalam waktu dekat,” ujar juru bicara Coca-Cola Co. yang berbasis di Atlanta. Perusahaan tidak mengonfirmasi klaim Trump maupun memberikan rincian lebih lanjut.

    Sejauh ini, Coca-Cola telah menghadirkan Coca-Cola Meksiko yang menggunakan gula tebu ke pasar AS sejak 2005, dalam kemasan botol kaca, namun hanya untuk segmen khusus.

    Potensi perubahan bahan baku ini menuai kritik dari industri jagung di AS. Presiden dan CEO Asosiasi Pemurni Jagung, John Bode, mengatakan kebijakan tersebut dapat merugikan ekonomi lokal.

    “Presiden Trump mendukung lapangan kerja manufaktur Amerika, petani Amerika, dan pengurangan defisit perdagangan. Mengganti sirup jagung fruktosa tinggi dengan gula tebu akan menghilangkan ribuan lapangan kerja manufaktur makanan Amerika, menekan pendapatan pertanian, dan meningkatkan impor gula asing, semuanya tanpa manfaat gizi,” tegas Bode, seperti dikutip Associated Press (AP News).

    Trump dikenal sangat menggemari Diet Coke. Bahkan, selama menjabat di Gedung Putih, ia dilaporkan memiliki tombol merah di Meja Resolute yang digunakannya untuk memanggil pelayan agar membawakan Diet Coke. Meski begitu, hubungan Trump dengan Coca-Cola tidak selalu manis.

    Pada 2012, ia pernah menyindir minuman diet dan menyatakan bahwa perusahaan Coca-Cola “tidak senang dengan saya – tidak apa-apa, saya akan tetap minum minuman sampah itu.”

    Meski begitu, Diet Coke tetap setia menemaninya, termasuk saat pertemuan G20 dan disebut-sebut dalam laporan The New York Times pada 2018 bahwa ia mengonsumsi hingga 12 kaleng Diet Coke setiap hari.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bill Gates Mendadak Bongkar Dosa Besar Donald Trump

    Bill Gates Mendadak Bongkar Dosa Besar Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bill Gates melontarkan kritik keras terhadap Presiden AS Donald Trump. Pendiri Microsoft tersebut menuding Trump membuat “kesalahan besar” dengan memangkas pendanaan bantuan luar negeri yang selama ini menyelamatkan jutaan nyawa, terutama di negara-negara berkembang.

    Lewat akun X (dulu Twitter), Gates menyebut dampak dari kebijakan pemotongan itu sangat fatal.

    “Dampak bencana dari pemotongan ini sepenuhnya bisa dicegah, dan masih belum terlambat untuk membalikkan keadaan,” tulis Gates dalam unggahan di X, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (14/7/2025).

    Gates merespons laporan yang menyebut obat HIV untuk anak-anak tidak lagi dikirim ke Afrika dalam beberapa bulan terakhir, dan pasokan yang ada akan kedaluwarsa dalam beberapa minggu.

    Bahkan, dilaporkan juga terjadi kekurangan tabung oksigen untuk bayi dan obat-obatan penyakit menular seksual.

    Sebagai ketua dari organisasi nirlaba Gates Foundation, Gates juga menyampaikan keprihatinannya atas pemangkasan ini dalam pidatonya di Ethiopia pada Juni lalu.

    “Ada begitu banyak pemotongan dalam program bantuan luar negeri, dilakukan begitu tiba-tiba hingga menyebabkan pengiriman obat terganggu total. Ini bukan hanya kesalahan administratif. Ini kesalahan moral,” kata Gates dalam pidatonya.

    Tak hanya itu, Gates juga menyesalkan keputusan pemerintahan Trump yang memotong komitmen terhadap program PEPFAR dan membekukan dukungan untuk aliansi vaksin Gavi, yang didirikan oleh Gates Foundation pada 1999.

    Sebagai informasi, USAID resmi dibubarkan pada 30 Juni dan kini dilebur ke dalam Departemen Luar Negeri AS. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyebut bantuan AS ke depan akan lebih “tertarget dan dibatasi waktu.”

    Gates sendiri diketahui menyumbangkan US$ 50 juta untuk kampanye kandidat presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    Pada akhir Desember, Gates makan malam bersama Trump di resor Mar-a-Lago milik Trump di Florida. Namun, menurut laporan The New York Times, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menolak bertemu dengan Gates sejak menjabat awal Januari.

    Pekan lalu, Rubio mengatakan bahwa ke depan, bantuan mereka akan lebih terarah dan dibatasi waktunya. USAID kini telah dilebur ke dalam Departemen Luar Negeri.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kepada NPR pada Juni lalu bahwa pihaknya tengah meninjau pendanaan untuk President’s Emergency Plan for AIDS Relief (PEPFAR).

    Komentar Gates muncul seminggu setelah ia mengatakan bahwa pemangkasan bantuan ini sudah menyebabkan kematian.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Raksasa Teknologi Tumbang Gara-gara Bos Tak Dengar Masukan Karyawan

    Raksasa Teknologi Tumbang Gara-gara Bos Tak Dengar Masukan Karyawan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kodak pernah memiliki nama besar dalam dunia fotografi global. Semua bermula dari penemuan kamera modern oleh George Eastman pada 1888, yang kemudian menjadi tonggak sejarah fotografi.

    Perusahaan ini pun menjelma sebagai legenda. Namun, kisah kejayaannya berakhir tragis pada 2013. Penyebabnya: manajemen yang takut berubah dan gagal beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

    Berikut rangkuman perjalanan Kodak dari awal kejayaan hingga kejatuhannya, seperti disusun oleh Tim Riset CNBC Indonesia.

    Awal Penemuan George Eastman

    Pada akhir abad ke-19, kamera adalah perangkat besar dan merepotkan. Untuk mengambil gambar, seseorang harus membawa tripod besar, pelat kaca, dan berbagai bahan kimia. Prosesnya mahal dan tidak praktis.

    Namun bagi George Eastman, itu bukan halangan. Saat berlibur ke Dominika pada 1878, Eastman membawa seluruh perlengkapan fotografi yang biayanya mencapai ratusan dolar.

    Dalam buku George Eastman: A Biography (2006), Elizabeth Brayer menuliskan bahwa pengalaman itulah yang menyadarkan Eastman akan mahalnya hobi ini. Ia pun mulai mencari cara agar fotografi bisa dilakukan dengan lebih sederhana dan murah. Kebetulan, tak lama kemudian ia membaca jurnal ilmiah yang membahas formula kimia untuk menghasilkan gambar dari kamera.

    Tiga Tahun Eksperimen dan Kelahiran Kodak

    Eastman mempelajari jurnal itu dengan serius dan melakukan serangkaian uji coba yang memakan waktu tiga tahun. Setelah ratusan kali gagal, ia akhirnya berhasil menciptakan pelat kering (dry plate) yang menggantikan pelat basah, membebaskan fotografer dari kerepotan membawa bahan kimia.

    Penemuan itu dipatenkan dan menjadi fondasi berdirinya Eastman Dry Plate Company pada 1881. Tujuh tahun kemudian, bersama William Hall Walker, ia meluncurkan kamera genggam pertama bernama Kodak.

    Inovasi ini merevolusi dunia fotografi. Kamera menjadi praktis, mudah digunakan, dan bisa dinikmati oleh masyarakat umum-baik profesional maupun amatir.

    Kodak pun berjaya. Lewat perusahaan ini, dunia mulai mengenal fotografi berwarna. Nama Kodak identik dengan inovasi dan kualitas dalam industri gambar.

    Jatuh Karena Menolak Berubah

    Sayangnya, semangat inovasi itu mulai memudar. Kodak dinyatakan bangkrut pada 2013, setelah gagal beradaptasi dengan perubahan teknologi.

    Masalah berawal sejak 1970-an, ketika engineer Kodak, Steve Sasson, menciptakan prototipe kamera digital pertama di dunia. Temuan ini seharusnya menjadi masa depan Kodak. Tapi para petinggi perusahaan justru menguburnya.

    “Itu bagus, tapi jangan kasih tahu siapa pun,” ujar Sasson, menirukan respons atasannya dalam wawancara dengan The New York Times.

    Manajemen menganggap kamera digital terlalu lemah dari sisi teknologi: pemrosesan lambat, resolusi rendah, dan ukurannya besar. Mereka juga khawatir kamera digital akan membunuh bisnis utama Kodak yang saat itu berbasis film analog.

    Ketakutan itu terbukti jadi bumerang. Ketika teknologi digital berkembang pesat di dekade-dekade berikutnya, Kodak tertinggal jauh dari para pesaing yang lebih adaptif.

    Kodak sempat mencoba mengejar ketertinggalan, tapi semuanya sudah terlambat. Ketika pasar sepenuhnya beralih ke digital, perusahaan ini gagal bersaing dan mengalami tekanan keuangan berat hingga akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 2013.

    (tfa/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Siapa Zohran Mamdani, Calon Wali Kota Muslim Pertama New York?

    Siapa Zohran Mamdani, Calon Wali Kota Muslim Pertama New York?

    Jakarta

    Sejarah tercetak dengan terpilihnya Zohran Mamdani sebagai calon wali kota New York dari Partai Demokrat. Anggota parlemen berusia 33 tahun itu merupakan kandidat muslim pertama untuk posisi bergengsi tersebut.

    Dalam konvensi Partai Demokrat, Mamdani unggul dari Andrew Cuomo dengan perolehan suara 43% berbanding 36%, berdasarkan 95% suara yang telah dihitung.

    Sebagaimana diketahui, Cuomo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin New York pada 2021, menyusul tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya.

    Di sisi lain, kesuksesan Mamdani didorong gelombang dukungan akar rumput dan sayap kiri yang berani.

    “Malam ini, kita telah menciptakan sejarah,” ujar Mamdani kepada para pendukungnya. “Saya akan menjadi calon Demokrat Anda untuk wali kota New York.”

    Hasil akhir pemungutan suara di New York yang menggunakan sistem peringkat memang masih bisa berubah. Namun, keunggulan dan momentum Mamdani saat ini mengindikasikan kemenangan telak.

    Kemenangan Mamdani atas Cuomo, yang dulunya merupakan tokoh politik dominan, menandai momen penting bagi kaum progresif.

    Dari Uganda ke Queens

    Mamdani dilahirkan di Kampala, Uganda. Pada usia tujuh tahun, dia dan keluarganya pindah ke New York.

    Dia menempuh pendidikan di Bronx High School of Science sebelum meraih gelar di bidang Kajian Afrika dari Bowdoin College. Di kampusnya, Mamdani mendirikan cabang Students for Justice in Palestine (Solidaritas Mahasiswa untuk Palestina).

    Dalam kampanyenya sebagai bakal calon wali kota New York, Mamdani mengedepankan latar belakangnya yang beragam.

    Politikus milenial ini sempat mengunggah video kampanye yang seluruhnya berbahasa Urdu, diselingi klip film Bollywood. Di video lain, Mamdani juga berbicara dalam bahasa Spanyol.

    Istri Mamdani, Rama Duwaji, adalah seniman asal Suriah berusia 27 tahun dan tinggal di Brooklyn. Mereka awalnya bertemu melalui aplikasi kencan Hinge.

    Ibu Mamdani, Mira Nair, adalah sutradara film ternama dan ayahnya, Profesor Mahmood Mamdani, mengajar di Columbia University.

    Kedua orang tuanya adalah alumni Harvard.

    Zohran Mamdani bersama orang tuanya, Mahmood Mamdani (kanan) dan Mira Nair (kiri), serta istrinya Rama Duwaji (tengah). (Reuters)

    Mamdani menampilkan citra sebagai kandidat dari rakyat dan seorang organisator.

    “Perubahan jalan hidup adalah hal yang tak terhindarkan,” demikian penggalan dari profil Mamdani di situs parlemen.

    Mamdani sempat menjajaki dunia film, rap, dan menulis. Namun, sesuai profilnya, dia menekankan bahwa kemampuannya mengelola adalah yang paling nyata.

    “Kegiatan mengorganisasi, memastikan bahwa peristiwa-peristiwa di dunia tidak membawanya pada keputusasaan, melainkan pada tindakan,” tulis profilnya.

    Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani bekerja sebagai konselor perumahan. Sepanjang kariernya ini, dia membantu pemilik rumah berpenghasilan rendah di Queens melawan penggusuran.

    Kampanye Mamdani mengedepankan identitasnya sebagai Muslim. Dia secara rutin mengunjungi masjid-masjid sekaligus merilis video berbahasa Urdu tentang krisis biaya hidup di kota New York.

    “Kita tahu bahwa tampil sebagai Muslim di muka umum sama saja mengorbankan keamanan yang kadang ditemukan dalam bayangan,” ujarnya dalam rapat umum pada musim semi silam.

    “Selain Zohran, tidak ada lagi calon yang mewakili isu-isu yang benar-benar saya pedulikan,” tutur Jagpreet Singh, direktur politik organisasi keadilan sosial DRUM, kepada BBC.

    Keinginan Mamdani untuk membuat New York lebih terjangkau

    Mamdani menyebut para pemilih di New York, kota termahal di AS ingin agar Demokrat fokus pada keterjangkauan harga.

    “Di kota ini, satu dari empat penduduk hidup dalam kemiskinan. Selain itu, 500.000 anak di New York tidur dalam keadaan lapar setiap malamnya,” ujarnya kepada BBC baru-baru ini.

    “Kota New York terancam kehilangan hal yang membuatnya begitu istimewa.”

    Berikut proposal Mamdani:

    Layanan bus gratis di seluruh kota;Pembekuan sewa dan akuntabilitas lebih ketat bagi tuan tanah yang lalai;Jaringan toko kelontong milik kota yang berfokus pada keterjangkauan harga;Layanan penitipan anak untuk usia enam minggu hingga lima tahun;Peningkatan tiga kali lipat produksi perumahan dengan stabilisasi sewa yang dibangun serikat pekerja.

    Rencana Mamdani juga mencakup “perombakan total” gedung wali kota untuk meminta pertanggungjawaban pemilik properti. Jika terpilih, dia juga akan secara besar-besaran memperluas perumahan yang terjangkau dan permanen .

    Baca juga:

    Dalam kampanyenya, Mamdani mengaitkan paket kebijakan ini dengan gestur visual yang menarik perhatian dan menjadi viral.

    Dia menceburkan diri ke Samudra Atlantik untuk mendramatisasi isu pembekuan sewa. Mamdani juga berbuka puasa Ramadan dengan burito di kereta bawah tanah demi menyoroti masalah ketahanan pangan.

    Beberapa hari sebelum konvensi Demokrat, Mamdani berjalan kaki menyusuri seluruh Manhattan. Di sela-sela perjalanannya, dia sempat berhenti untuk berswafoto dengan para pemilih.

    Meskipun Mamdani bersikeras dirinya mampu membuat New York lebih terjangkau, para kritikus meragukan janji-janji ambisius tersebut.

    The New York Times tidak mendukung kandidat mana pun dalam pemilihan pendahuluan wali kota. Secara umum, surat kabar itu justru mengkritik para kandidat.

    Dewan redaksi New York Times mengatakan agenda Mamdani “sangat tidak sesuai dengan tantangan kota” dan “mengabaikan pertukaran yang tak terhindarkan dalam tata kelola pemerintahan.”

    Pembekuan sewa rumah yang diusulkan Mamdani akan membatasi pasokan perumahan, imbuh mereka.

    Pengalaman Mamdani

    Cuomo dan pihak lainnya menilai sosok Mamdani belum berpengalaman dan terlalu radikal.

    Menurut mereka, keinginan Mamdani tidak cocok untuk kota dengan anggaran US$115 miliar (sekitar Rp 1.860,677 triliun) dan lebih dari 300.000 pekerja kota.

    Cuomo didukung para donatur besar dan dukungan kelompok sentristermasuk Bill Clinton. Dia bersikeras bahwa pengalaman sangatlah menentukan dalam memimpin kota New York.

    “Pengalaman, kompetensi, dan tahu cara menjalankan pekerjaan adalah hal paling mendasar,” ujarnya.

    “Ini termasuk tahu bagaimana berurusan dengan Trump, Washington, serta legislatif negara bagian. Saya mendukung gagasan untuk belajar sembari bekerja, tetapi bukan untuk posisi wali kota New York.”

    Akan tetapi, Trip Yang, seorang pakar strategi politik, justru menilai “pengalaman” tidak selalu menjadi penentu di era politik saat ini.

    Terlepas dari menang atau tidaknya Mamdani, ahli itu percaya bahwa kampanye Mamdani telah mencapai “hal yang tak terpikirkan.”

    “Zohran didukung puluhan ribu sukarelawan dan ratusan ribu donatur individu. Sangat jarang ada kampanye konvensi Demokrat lokal di New York yang melibatkan begitu banyak sukarelawan dan antusiasme akar rumput,” ujarnya.

    “Zohran memahami kami. Dia milik kami. Dia berasal dari komunitas kami, komunitas imigran,” tambah Lokmani Rai, salah seorang pendukung Mamdani.

    Palestina dan Israel

    Mamdani baru-baru ini berkampanye di taman Jackson Heights, salah satu komunitas paling beragam di AS. Di sana, anak-anak berlarian dan bermain ayunan. Sementara pedagang makanan Latin terlihat menjajakan es krim dan kudapan.

    Pemandangan tersebut secara sempurna menangkap keberagaman kota New Yorkyang dianggap banyak politikus Demokrat sebagai aset terbesar mereka.

    Namun, kota ini juga tidak luput dari ketegangan ras dan politik.

    Mamdani mengeklaim dirinya menerima ancaman Islamofobia setiap hari. Beberapa di antaranya bahkan menargetkan keluarganya. Menurut polisi, penyelidikan kejahatan kebencian atas ancaman tersebut sedang berlangsung.

    Kepada BBC, Mamdani menuturkan bahwa rasisme adalah indikasi keretakan dalam politik AS.

    Dia juga mengkritik Partai Demokrat “yang membiarkan Donald Trump terpilih kembali” dan gagal membela para pekerja “tidak peduli siapa mereka atau dari mana asalnya.”

    Baca juga:

    Sikap para kandidat terhadap konflik Israel-Gaza kemungkinan besar juga menjadi perhatian para pemilih.

    Dukungan kuat Mamdani terhadap Palestina dan kritiknya terhadap Israel membuatnya berbeda pandangan dengan sebagian besar petinggi Demokrat.

    Mamdani bahkan sempat mengajukan rancangan undang-undang untuk mengakhiri status bebas pajak bagi lembaga amal di New York yang memiliki hubungan dengan permukiman Israel, yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.

    Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus ditangkap.

    Dalam berbagai kesempatan, Mamdani berkali-kali didesak pers untuk menyatakan apakah dia mendukung hak Israel untuk eksis sebagai negara Yahudi.

    “Saya tidak merasa nyaman mendukung negara mana pun yang memiliki hierarki kewarganegaraan berdasarkan agama atau hal lainnya. Saya rasa kesetaraan harus diabadikan di setiap negara di dunia sebagaimana yang kita punya di negara kita. Itu keyakinan saya,” ujarnya suatu kali.

    Mamdani juga menegaskan tidak ada tempat untuk antisemitisme di kota New York. Dia menambahkan akan meningkatkan pendanaan untuk memerangi kejahatan kebencian, jika terpilih.

    Di sisi lain, Cuomo menggambarkan dirinya sebagai “pendukung Israel yang sangat antusias dan bangga akan hal itu.”

    Dalam banyak hal, isu-isu yang dihadapi politikus Demokrat New York sama dengan isu yang akan dihadapi partai tersebut dalam pemilihan mendatang.

    Konvensi Demokrat di kota New York kemungkinan akan dianalisis secara nasional untuk melihat implikasinya terhadap partai dan bagaimana seharusnya mereka menghadapi Trump.

    Lihat juga Video: Sosok Zohran Mamdani, Muslim Calon Kuat Wali Kota New York

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ketakutan Bayangi AS, Iran Bisa Tiru Korut untuk Kembangkan Nuklir

    Ketakutan Bayangi AS, Iran Bisa Tiru Korut untuk Kembangkan Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kekhawatiran atas respons Iran terhadap serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklirnya makin menguat.

    Jim Himes, anggota senior Partai Demokrat di Komite Intelijen DPR AS, memperingatkan bahwa langkah militer tersebut justru berpotensi mendorong Teheran untuk menjalankan program nuklirnya secara sembunyi-sembunyi, mirip dengan pendekatan yang dilakukan Korea Utara.

    Himes menyampaikan keprihatinannya bahwa serangan semacam itu akan menutup pintu diplomasi dan menghilangkan transparansi dari program nuklir Iran.

    “Kekhawatiran saya bukan soal serangan militer terhadap aset Angkatan Laut kita di Bahrain atau pangkalan udara di Qatar. Kekhawatiran saya adalah bahwa Iran akan melakukan persis seperti yang dilakukan Korea Utara,” ujarnya kepada MSNBC, dikutip Kamis (26/6/2025).

    Himes menilai dari sudut pandang Iran, jalur diplomatik telah gagal total. Ia menyinggung keputusan mantan Presiden AS Donald Trump yang pada 2018 menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), kesepakatan nuklir 2015 yang sempat memperlambat pengembangan senjata nuklir Iran.

    “Ketika jalur diplomasi terbukti tidak efektif, terutama setelah serangan militer yang diluncurkan Israel awal bulan ini lewat Operasi Rising Lion, Teheran kemungkinan menganggap bahwa hanya kekuatan militer yang dihormati,” lanjut Himes.

    Ia menambahkan bahwa Iran dapat mengambil pelajaran dari negara-negara seperti Ukraina dan Libya yang menyerahkan program nuklir mereka namun tetap menjadi sasaran intervensi asing. “Alternatif [bagi Iran] adalah meniru Korea Utara, yang mengembangkan bom secara diam-diam,” kata Himes.

    Meskipun Presiden Donald Trump mengeklaim bahwa serangan AS telah menghancurkan kemampuan Iran untuk membuat bom nuklir, laporan intelijen awal yang dikutip oleh CNN International dan The New York Times justru meragukan efektivitas operasi tersebut.

    Sementara itu, Daryl Kimball, Direktur Eksekutif Arms Control Association (ACA), menyebut bahwa serangan militer semata tidak akan menghancurkan pengetahuan nuklir yang telah dimiliki Iran.

    “Serangan militer mungkin hanya akan menunda program nuklir Iran untuk sementara. Tapi ini bisa justru menjadi pembenaran bahwa senjata tersebut diperlukan sebagai alat pencegah, dan bahwa Washington tidak tertarik dengan diplomasi,” jelas Kimball dalam pernyataan resminya.

    Kekhawatiran serupa disampaikan oleh lembaga think tank ternama di AS, Center for Strategic and International Studies (CSIS), yang dalam laporannya Oktober 2024 lalu menegaskan bahwa serangan militer bisa mendorong Iran untuk mengalihkan aktivitas nuklir mereka ke bawah tanah, secara harfiah dan metaforis, sehingga semakin sulit dipantau oleh komunitas internasional.

    Presiden Dewan Nasional Iran-Amerika (NIAC), Jamal Abdi, dalam pernyataannya kepada Newsweek juga menyoroti ketidakpastian seputar komponen-komponen utama dari program nuklir Iran.

    “Masih banyak pertanyaan signifikan tentang ke mana arah program ini akan dibawa Iran setelah serangan-serangan tersebut,” ujarnya.

    Sampai saat ini, dampak penuh dari serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran masih belum diketahui secara pasti. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, bahkan menyebut bahwa keberadaan sebagian stok uranium yang telah diperkaya oleh Iran masih misterius.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 3
                    
                        Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
                        Internasional

    3 Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata Internasional

    Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
    Tim Redaksi
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Presiden Amerika Serikat (AS)
    Donald Trump
    pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan gencatan senjata antara
    Iran
    dan Israel, menyusul ketegangan militer selama hampir dua pekan terakhir.
    Namun, efektivitas dan keberlangsungan kesepakatan itu masih diragukan berbagai pihak, termasuk para analis Timur Tengah.
    “Saya tidak berpikir Pemerintah
    Israel
    mampu mempertahankan perang jangka panjang, tetapi saya pikir faktor utamanya di sini adalah Presiden Trump. Dia tidak ingin melihat perang baru di wilayah tersebut pecah di bawah pengawasannya,” ujar Will Todman, peneliti senior di Program Timur Tengah, Center for Strategic and International Studies (CSIS), seperti dikutip
    AFP
    .
    Gencatan senjata itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.
    Menurut laporan, serangan tersebut dilakukan secara terukur dan mudah dicegat oleh sistem pertahanan.
    Merespons insiden itu, Trump memilih tidak melakukan serangan balasan dan justru mendesak Israel jangan melanjutkan rencana operasi militer ke wilayah Iran.
    Langkah ini dipandang sebagai manuver cepat Trump untuk menghindari konflik berkepanjangan, sekaligus menepis kritik terhadap komitmennya selama kampanye untuk tidak menyeret militer AS ke konflik luar negeri.
    “Itulah yang mengubah kalkulasi untuk Israel dan juga untuk Iran,” tambah Todman.
    Puncak eskalasi terjadi saat militer AS meluncurkan serangan udara terhadap salah satu situs-situs nuklir utama Iran pada Sabtu (21/6/2025).
    Meski Trump mengeklaim fasilitas tersebut telah “dihancurkan”, laporan rahasia yang dilansir
    CNN
    dan
    The New York Times
    menyebutkan bahwa bagian inti dari tiga lokasi nuklir Iran tidak mengalami kerusakan berarti.
    Sementara itu, Iran dikabarkan sedang mencari jalan keluar dari konflik setelah mengalami serangan terburuk sejak perang Iran-Irak pada 1980–1988.
    Trump juga memberi sinyal akan menawarkan insentif kepada Teheran, termasuk pelonggaran sanksi agar China dapat kembali membeli minyak Iran.
    Adapun Israel berada dalam tekanan berat. Serangan udara Iran dalam beberapa hari terakhir disebut sebagai yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan operasi militer di Gaza, Suriah, dan Lebanon.
    Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump, peringatan yang dilontarkan Trump sehari kemudian dianggap sebagai sinyal bahwa ada batas dalam dukungan AS terhadap Israel.
    “Trump secara vokal menggunakan kekuatan
    troll
    -nya untuk mencoba menahan tindakan Israel dan Iran, tetapi dia kalah penting dibandingkan peran yang terus dimainkan oleh negara-negara ini (Teluk),” ujar Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute.
    Katulis menyebut, negara seperti Qatar yang memiliki hubungan strategis dengan berbagai pihak di kawasan, memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan.
    Menurutnya, pendekatan Trump yang menggabungkan komunikasi digital dengan kebijakan militer justru membingungkan banyak pengamat dan aktor global.
    “Operasi militer yang bersifat taktis, dikombinasikan dengan banyak komunikasi strategis, membingungkan orang Amerika dan aktor global tentang apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump,” kata Katulis.
    “Operasi militer AS yang berkepanjangan bisa berpotensi memecah dukungan terhadap Presiden Trump, bahkan dari basis pendukungnya sendiri,” kata Jonathan Panikoff dari Atlantic Council.
    Kendati demikian, Panikoff memperkirakan dukungan dari kelompok konservatif dan basis Partai Republik masih akan bertahan.
    Di sisi lain, kritik terhadap pendekatan Trump juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Partai Demokrat.
    Annelle Sheline, peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft, menilai Trump harus bertanggung jawab untuk menjaga konsistensi implementasi gencatan senjata.
    “Trump menunjukkan bahwa dia dapat mengendalikan Israel ketika dia memilih untuk melakukannya. Sekarang dia harus melakukan hal yang sama untuk bersikeras pada gencatan senjata di Gaza,” ujarnya.
    Ia juga menyayangkan tindakan militer Israel yang tetap melancarkan serangan ke Lebanon dan Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Profesi Rawan PHK Massal, Segera Ganti Pekerjaan Selagi Bisa

    Daftar Profesi Rawan PHK Massal, Segera Ganti Pekerjaan Selagi Bisa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang PHK makin sering terdengar di berbagai belahan dunia. Ketidakpastian ekonomi dan pengembangan teknologi otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) menjadi pemicu maraknya pengangguran di mana-mana. 

    Beberapa saat lalu, AI milik Google digadang-gadang mengancam eksistensi industri media. Pasalnya, pengguna bisa mendapatkan rangkuman informasi lengkap yang dirangkai AI dari portal berita melalui fitur ‘AI Overviews’ di Google Search. 

    Hal ini memang memudahkan pencarian informasi, tetapi pada saat bersamaan menghantam trafik ke portal berita. Alhasil, sumber pendapatan organisasi media terancam karena fungsinya direduksi oleh AI.

    Selain AI Overviews, layanan chatbot AI seperti ChatGPT, Copilot, Gemini AI, dkk, yang makin canggih juga berdampak pada kerja-kerja jurnalistik.

    Laporan Wall Street Journal yang dikutip dari TechCrunch, Selasa (24/6/2025), mengatakan AI Overviews menghantam trafik ke portal berita yang memuat panduan liburan, kiat kesehatan, dan ulasan mengenai sebuah produk. 

    Salah satu contohnya, The New York Times yang mengalami penurunan trafik baik ke situs desktop dan seluler. Catatan Similarweb menunjukkan pada bulan April trafiknya hanya 36,5%, turun dari 44% tiga tahun lalu.

    Di sisi lain, Google mengatakan fitur Overviews telah meningkatkan trafik pencarian.

    Masalah ini memang disadari betul oleh para penerbit. Bahkan dua perusahaan besar seperti The Atlantic dan The Washington Post mengatakan perlu mengubah model bisnis untuk menghindari ancaman pada industri jurnalistik.

    Beberapa penerbit juga akhirnya melakukan kesepakatan berbagi konten dengan perusahaan AI. Cara ini dilakukan untuk mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan.

    Salah satunya The Times yang bekerja sama dengan Amazon. Kolaborasi itu untuk lisensi konten editorial yang digunakan melatih platform AI milik raksasa teknologi.

    Sementara itu OpenAI bekerja sama dengan sejumlah penerbit termasuk The Atlantic. Startup AI Perplexity berencana membagi pendapatan iklan dengan para penerbit iklan saat chatbotnya menampilkan konten dari perusahaan tersebut.

    Pekerjaan Rawan PHK Gara-gara AI

    Beberapa tahun ke depan revolusi teknologi AI diramal akan makin masif dan berdampak pada berbagai pekerjaan manusia. Dalam laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, pada 2023 hingga 2027 diprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

    Riset dalam laporan yang sama mencatat 23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul.

    Industri yang bakal berubah dalam rentang waktu tersebut antara lain media, hiburan dan olah raga. Diperkirakan sekitar 32% pekerjaan dari industri tersebut akan lenyap atau menghadirkan profesi baru.

    Selain itu sejumlah bidang juga akan mengalami pergeseran drastis. Yakni mulai dari bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

    • Teller bank

    • Petugas pos

    • Kasir dan loket

    • Data entry

    • Sekretaris dan administrasi

    • Staf pencatat stok (stock-keeping)

    • Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll

    • Legislator dan pejabat pemerintahan

    • Staf statistik, asuransi, dan keuangan

    • Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran

    • Satpam

    • Manajer kredit dan pinjaman

    • Penyelidik dan pemeriksa klaim

    • Penguji software

    • Relationship manager

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Serang Nuklir Iran, AS Gunakan 6 Pesawat Pengebom B-2 dan 12 ‘Bom Bunker’

    Serang Nuklir Iran, AS Gunakan 6 Pesawat Pengebom B-2 dan 12 ‘Bom Bunker’

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) menggunakan 6 pesawat pengebom B-2 untuk menjatuhkan selusin bom GBU-57A/B di situs nuklir Fordow di Iran kata seorang pejabat AS. GBU-57A/B disebut bom penghancur bunker yang dapat menjangkau fasilitas nuklir Iran di bawah tanah.

    Dilansir CNN, Minggu (22/6/2025), kapal selam Angkatan Laut AS menembakkan 30 rudal jelajah TLAM ke 2 situs lainnya, Natanz dan Isfahan, dan sebuah B2 menjatuhkan 2 penghancur bunker di Natanz, kata pejabat tersebut. Rincian serangan tersebut sebelumnya dilaporkan oleh The New York Times.

    Bom Massive Ordnance Penetrator (MOP) GBU-57A/B dikenal sebagai “penghancur bunker,” adalah bom seberat 30.000 pon dengan 6.000 pon bahan peledak.

    MOP dirancang untuk “menjangkau dan menghancurkan senjata pemusnah massal musuh kita yang terletak di fasilitas yang terlindungi dengan baik,” menurut lembar fakta dari Angkatan Udara.

    Sebelum serangan pada Minggu (22/6), beberapa pejabat AS telah mengajukan pertanyaan tajam tentang apakah MOP akan dapat menghancurkan arsitektur nuklir Iran sepenuhnya, terutama di mana fasilitas pengayaan terkubur dalam.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan di media sosial pada Sabtu (21/6) bahwa AS telah “menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses di tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan.” “Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran,” kata Trump di Truth Social.

    MOP diyakini sebagai satu-satunya persenjataan yang mampu mencapai fasilitas yang terkubur dalam, meskipun ada keraguan bahwa satu amunisi tunggal akan mampu menembus cukup dalam untuk mencapainya.

    Lihat Video ‘Trump Usai Ngebom Situs Nuklir Iran: Momen Bersejarah Bagi AS-Israel’:

    (rfs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khamenei Berlindung di Bunker dan Tunjuk Tiga Calon Pengganti

    Khamenei Berlindung di Bunker dan Tunjuk Tiga Calon Pengganti

    GELORA.CO -Di tengah serangan udara besar-besaran Israel terhadap Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah mengungsi ke dalam bunker dan secara diam-diam menetapkan tiga calon penerus jika dirinya terbunuh. 

    Laporan eksklusif The New York Times pada Sabtu, 21 Juni 2025, mengutip beberapa pejabat Iran, mengungkap langkah darurat yang diambil Khamenei demi menjamin kelangsungan kepemimpinan Republik Islam.

    Khamenei, 86 tahun, disebut telah cut off dari komunikasi digital sepenuhnya dan hanya berkomunikasi melalui ajudan tepercaya dengan para komandan militer.

    “Khamenei sekarang berkomunikasi dengan komandan secara eksklusif melalui seorang ajudan dan telah berhenti menggunakan semua komunikasi digital untuk menghindari deteksi,” kata salah satu dari tiga pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya. 

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa Khamenei secara pribadi telah menginstruksikan Majelis Ahli, lembaga ulama senior yang berwenang memilih pemimpin tertinggi, untuk memilih penggantinya dari tiga nama yang telah ia tetapkan, apabila ia gugur.

    Biasanya, proses pemilihan pemimpin tertinggi baru bisa memakan waktu berbulan-bulan dengan diskusi panjang antarulama. Namun, situasi perang memaksa Khamenei mempercepat dan menyederhanakan proses tersebut.

    Mengejutkannya, Mojtaba Khamenei, putranya yang selama ini digadang-gadang sebagai pewaris tahta religius-politik Republik Islam, dilaporkan tidak masuk dalam daftar yang diajukan.

    “Keputusan untuk mengidentifikasi tiga penerus ulama menggarisbawahi meningkatnya ancaman terhadap kepemimpinan Khamenei,” tulis New York Times mengutip pejabat Iran.

    Calon kuat sebelumnya, Presiden Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada 2024, yang membuka spekulasi besar mengenai suksesi kekuasaan di Iran.

    Laporan juga menyebut bahwa Khamenei telah menunjuk pengganti untuk posisi-posisi kunci dalam rantai komando militer, sebagai tindakan pencegahan menyusul serangkaian pembunuhan terhadap pejabat tinggi Iran dalam beberapa hari pertama kampanye udara Israel.

    “Struktur komando militer tetap berfungsi, namun pejabat mengakui bahwa jaringan tersebut telah rusak parah,” kata seorang sumber Iran.

    Meskipun begitu, para pejabat Iran menegaskan belum terlihat adanya tanda pemberontakan internal di dalam rezim, meski tekanan terhadap elite kepemimpinan sangat tinggi.

    Sebagai langkah keamanan tambahan, Kementerian Intelijen Iran memerintahkan semua pejabat senior pemerintah dan militer untuk berhenti menggunakan telepon genggam serta perangkat komunikasi elektronik lainnya. 

    Langkah ini diambil untuk mencegah pelacakan, infiltrasi, atau kemungkinan serangan presisi yang dilakukan Israel.

    “Arahan keamanan tersebut mencerminkan kekhawatiran yang mendalam atas kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap kepemimpinan Iran,” demikian dikutip dari dua sumber Iran.

    Sejak perang dimulai, Khamenei hanya muncul secara terbatas melalui dua pesan rekaman kepada rakyat Iran. Dalam kedua pesan itu, ia bersumpah bahwa Republik Islam tidak akan menyerah kepada tekanan militer maupun politik dari Israel dan sekutu-sekutunya.

  • Heboh Tes Urin Elon Musk Usai Dituduh Pakai Narkoba

    Heboh Tes Urin Elon Musk Usai Dituduh Pakai Narkoba

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk agaknya masih terganggu dengan laporan yang menyebutnya sebagai pengidap narkoba. Musk dituduh secara rutin menggunakan ekstasi dan ketamin.

    Orang terkaya di dunia tersebut sampai membagikan hasil tes urinnya ke akun X personalnya. Hasilnya, Musk dinyatakan negatif untuk penggunaan berbagai obat-obatan terlarang.

    Musk dinyatakan tidak mengonsumsi kokain, metamfetamin, ketamin, ganja, dan ekstasi. Bersamaan dengan hasil tes urin tersebut, Musk menuliskan caption ‘lol’ yang merupakan ekspresi tertawa terbahak-bahak dalam slang Inggris.

    Kendati demikian, hasil tes urin tersebut tampak tidak terverifikasi, menurut laporan Complex, dikutip Rabu (18/6/2025).

    Sebagai informasi, pada awal bulan ini, The New York Times melaporkan dugaan penyalahgunaan obat-obat terlarang oleh Musk yang sempat mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

    Dalam laporan yang berdasarkan informasi orang dekat Musk, pemilik Tesla dan SpaceX itu disebut menggunakan ketamin, ekstasi, dan mushroom, selama masa kampanye Trump di Pilpres 2024.

    Musk buru-buru membantah laporan itu dan menuduh The New York Times berbohong.

    “Untuk lebih jelasnya, saya TIDAK mengonsumsi obat-obatan! The New York Times berbohong,” tulis Musk, beberapa saat lalu, merespons laporan media asal AS tersebut.

    “Saya mencoba ketamin *dengan resep* beberapa tahun lalu dan mengatakannya pada X, jadi ini bahkan bukan berita baru. [Ketamin] membantu saya untuk keluar dari lubang mental yang gelap, tetapi saya belum meminumnya lagi sejak saat itu,” ia menambahkan.

    The New York Times mengutip lebih dari puluhan sumber yang dekat dengan Musk yang mengklaim bahwa sang miliarder menggunakan ketamin lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya, selain ekstasi dan jamur.

    Media tersebut menyatakan bahwa mereka melakukan penyelidikan melalui wawancara, pesan pribadi, catatan hukum, dan foto, dalam proses pembuatan laporan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]