Perusahaan: The New York Times

  • Houthi Klaim Tangkap Agen Mossad dan CIA di Yaman, Mata-mata Israel Incar Abdul-Malik al-Houthi – Halaman all

    Houthi Klaim Tangkap Agen Mossad dan CIA di Yaman, Mata-mata Israel Incar Abdul-Malik al-Houthi – Halaman all

    Houthi Klaim Tangkap Agen Mossad dan CIA di Yaman, Mata-mata Israel Incar Abdul-Malik al-Houthi

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman pekan ini mengumumkan penangkapan sejumlah mata-mata di Yaman yang diduga bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad, dan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS), CIA.

    “Badan-badan keamanan, dalam beberapa hari terakhir, telah menangkap sejumlah (yang tidak disebutkan jumlahnya) mata-mata yang direkrut oleh (buronan) yang dicari Hamid Hussein Fayed Majali,” saluran TV Al-Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan, mengutip pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut, dikutip dari Anews, Senin (30/12/2024).

    Incar Abdul-Malik al-Houthi

    Pernyataan tersebut, yang tidak menyebutkan kewarganegaraan mata-mata yang ditangkap.

    Namun, pernyataan itu menjelaskan kalau Mossad dan CIA telah menugaskan mata-mata ini dalam beberapa tugas.

    “Tugas-tugas itu, termasuk “memantau dan mengumpulkan informasi tentang para ahli, laboratorium, platform peluncuran, sistem rudal, dan pesawat tanpa awak yang menargetkan musuh Zionis (Israel), serta lokasi pasukan angkatan laut, kamp, ​​dan depot senjata,” tambah laporan tersebut

    Selain itu, tugas agen Mossad dan CIA ini termasuk “melacak dan mengumpulkan informasi tentang keberadaan pemimpin mereka Abdul-Malik al-Houthi, bersama dengan para pemimpin politik, militer, dan keamanan lainnya,”

    Dalam beberapa pola dan metode serangan, Israel memang menargetkan kepala organisasi perlawanan seperti yang terjadi pada Hassan Nasrallah, pada Hizbullah Lebanon, dan Ismail Haniyeh pada Hamas.

    Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman Abdul-Malik al-Houthi menyampaikan pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Yaman, Sana’a, pada 19 Desember 2024. (via PressTV)

    Mata-mata tersebut diduga diperintahkan untuk memberikan koordinat lokasi ini kepada Hamid Majali, yang kemudian akan meneruskannya ke Mossad untuk memfasilitasi penargetan oleh angkatan udara AS, Israel, dan Inggris.

    Mata-mata ini juga bertugas “mencoba menyusup, merekrut, dan menempatkan agen di dalam angkatan bersenjata dan aparat keamanan,” menurut kelompok Yaman tersebut.

    Kelompok Houthi telah menargetkan kapal kargo Israel atau kapal-kapal yang terkait dengan Tel Aviv di Laut Merah dengan rudal dan drone untuk menunjukkan dukungan terhadap kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza, tempat lebih dari 45.300 orang tewas dalam perang genosida Israel sejak 7 Oktober 2023.

    Rudal Houthi dipamerkan saat pawai militer di Sanaa, Yaman, 21 September 2022. (Xinhua/Mohammed)

    Teknologi Houthi Underrated

    Terkait eskalasi yang berlangsung, seorang pejabat Israel mengakui bahwa teknologi yang dimiliki Houthi lebih canggih daripada yang diperkirakan banyak orang.

    Oleh karena itu, upaya Israel untuk melawan kelompok dari Yaman itu barangkali akan lebih sulit.

    Kepada media terkenal asal Amerika Serikat, The New York Times, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan Houthi tak seharusnya diremehkan.

    Menurutnya, berkat bantuan Iran, Houthi mampu mengambil “langkah praktis” dalam mengejar tujuannya, yakni menghancurkan Israel.

    Sementara itu, Yoel Guzansky, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Israel, menyebut Houthi hendak melancarkan perang atrisi melawan Israel.

    “Houthi menginginkan perang atrisi melawan Israel dengan terus menembak sehingga mereka bisa berkata, ‘Kami adalah perlawanan nyata,’” kata Guzansky.

    Dia berujar sebagian rencana Houthi didasarkan pada ekonomi sederhana.

    Rudal dan pesawat nirawak atau drone yang diluncurkan Houthi mungkin hanya berbiaya beberapa ribu dolar. Namun, biaya yang dikeluarkan Israel untuk menangkisnya mencapai puluhan ribu dolar.

    Sejarawan militer Danny Orbach di Universitas Ibrani mengungkapkan tantangan lain yang harus dihadapi Israel.

    Tantangan itu ialah jarak yang begitu jauh. Houthi berada di Yaman yang berjarak lebih dari seribu mil dari Israel.

    Jarak jauh itu juga disinggung oleh Amatzia Baram, seorang guru besar sejarah Timur Tengah dan Direktur Pusat Kajian Irak di Universitas Haifa.

    “Jaraknya sangat jauh, hampir 2.000 km. Ini bukan Tartus, Latakia, atau Beirut, ini dunia yang sepenuhnya berbeda,” kata Baram saat diwawancarai Maariv.

    Menurutnya, Israel butuh lima jam penerbangan pulang pergi untuk menyerang Houthi.

    “Houthi mengetahui ini, mereka punya rudal. Rudal mereka bisa menjangkau kita. Kita tak punya rudal yang cocok untuk tugas ini. Kita hanya punya angkatan udara.”

    “Dengan sebuah rudal, kalian menekan tombol, mengirimnya, dan pergi tidur. Rudal akan membereskan yang lainnya. Angkatan udara tidak bekerja seperti itu. Hampir tiga jam untuk berangkat, tiga jam kembali.”

    Kelompok Ansarallah Houthi Yaman meneguhkan dukungan ke Perlawanan Palestina dengan meningkatkan serangan ke Israel. (Khaberni)

    Baram juga mengomentari serangan terbaru Israel ke Bandara Sanaa di Yaman. Menurutnya serangan itu sangat efektif karena merusak menara kendali sehingga menyusahkan pendaratan pesawat angkut Iran.

    Meski demikian, dia berkata pesawat masih bisa mendarat. “Tetapi akan sangat susah, itu akan problematis.”

    Houthi ‘The Last Man Standing’

    Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.

    Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.

    “Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”

    Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.

    Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.

    AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.

    Kawah besar tercipta di Israel setelah rudal yang ditembakkan Houthi menghantam Tel Aviv, Sabtu dini hari, 21 Desember 2024. (Jack GUEZ / AFP)

    Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.

    Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.

    “Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.

     

    (oln/Anews/*)

  • Intelijen Israel Taruh Bom di Bantal Ismail Haniyeh di Teheran: Pengamanan IRGC Iran Bobol Total – Halaman all

    Intelijen Israel Taruh Bom di Bantal Ismail Haniyeh di Teheran: Pengamanan IRGC Iran Bobol Total – Halaman all

    Israel Akui Bunuh Ismail Haniyeh: Bom Ditaruh di Bantal, Iran Bobol Total

     

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel berbahasa Ibrani, Channel 12 pada Kamis pekan kemarin mengungkapkan informasi baru tentang pembunuhan kepala biro politik Hamas, almarhum Ismail Haniyeh.

    Haniyeh gugur di Teheran, ibu kota Iran, pada 31 Juli 2024 karena ledakan bom di kamar tempat dia menginap.

    Dalam laporan terbaru soal detail pembunuhan Haniyeh, media Israel itu mengatakan kalau bom yang menewaskan Ismail Haniyeh di kamarnya diletakkan di bantalnya sendiri.

    Laporan media Israel itu diklaim berasal dari narasumber dengan label informasi eksklusif.

    Ismail Haniyeh dan rekannya meninggal pada 31 Juli tahun ini setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.

    Penampakan lokasi Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, diserang pada Rabu (31/7/2024), di dekat Kompleks Saadabad, Teheran utara, Iran. (Anadolu Ajansi)

    Intelijen Iran Bobol Total

    Pada Senin, 23 Desember 2024 kemarin, Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengakui Tel Aviv bertanggung jawab atas pembunuhan kepala biro politik Hamas tersebut.

    Pengakuan Katz, dalam klaim resmi pertama Israel atas pembunuhan yang dilakukan di ibu kota Iran, Teheran.

    Dalam pidatonya pada upacara penghormatan terhadap sekelompok perwira cadangan yang diselenggarakan oleh Kementerian Keamanan dan Angkatan Darat Israel, Katz mengakui pembunuhan Haniyeh saat mengeluarkan ancaman kepada Houthi.

    “Kami akan memukul mereka (Houthi) dengan keras, menargetkan infrastruktur strategis mereka, dan kami akan memenggal kepala para pemimpin mereka, seperti yang kami lakukan terhadap Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dan mantan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah. Seperti di Teheran, Gaza dan Lebanon, kami akan melakukan itu di Hodeidah dan Sanaa,” kata Katz.

    Pernyataan Katz itu sekaligus menampar Iran dengan menunjukkan lemahnya sistem pengamanan mereka hingga mudah disusupi yang berujung pada kematian Haniyeh, tamu negara Iran saat itu.

    Haniyeh tiba di Teheran pada Selasa (30/7/2024).

    Ia telah bertemu dengan Pezeshkian dan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Laporan Iran mengatakan bahwa serangan udara terjadi sekitar pukul 2 pagi waktu setempat.

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas berduka atas kematian Haniyeh, yang menurutnya terbunuh dalam “serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran”.

    Hamas mengatakan mereka yakin Haniyeh terbunuh, bersama salah satu pengawalnya, oleh serangan udara Israel di kediamannya.

    Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, yang bertanggung jawab melindungi Haniyeh, mengatakan pada awal Agustus bahwa Haniyeh dibunuh dengan “proyektil jarak pendek dengan hulu ledak sekitar 7 kilogram”.

    “Tindakan ini dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh pemerintah kriminal Amerika,” jelas IRGC.

    Sementara media barat mengatakan bahwa Haniyeh terbunuh oleh alat peledak yang ditanam jauh-jauh hari di kamarnya, kemungkinan oleh agen yang direkrut oleh Mossad, badan intelijen Israel. 

    Sebuah laporan oleh The Telegraph mengatakan alat peledak itu ditempatkan di tiga kamar terpisah di wisma tamu, yang menunjukkan operasi yang direncanakan dengan sangat cermat.

    Saat itu, tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan itu tetapi kecurigaan langsung tertuju pada Israel.

    Haniyeh tinggal di pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.

    Dia telah melakukan misi diplomatik ke Iran dan Turki selama perang, bertemu dengan Presiden Turki dan Iran.

    Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz (Tehran Times)

    Israel Ancam Hancurkan Houthi

    Dalam pidato yang sama, Israel Katz juga menyinggung betapa Israel mampu menetralisir sistem pertahanan Iran.

    “Pada hari-hari ini ketika Houthi menembakkan rudal ke Israel, saya ingin menyampaikan pesan yang jelas kepada mereka. Di awal pidato saya, kami mengalahkan Hamas, kami mengalahkan Hizbullah, kami menonaktifkan sistem pertahanan Iran dan menyerang jaringan produksi. 

    Katz juga menyiratkan peran Israel dalam penggulingan rezim Bashar al-Assad di Suriah yang menurutnya adalah pukulan telak bagi ‘Poros Perlawanan’, jaringan proksi milisi perlawanan yang dikendalikan Iran.

    “Kami menghancurkan rezim Assad di Suriah dan memberikan pukulan telak terhadap Poros Kejahatan. Kami juga akan menyerang dengan keras organisasi Houthi, yang masih menjadi kelompok terakhir yang bertahan dan menembaki Israel. Siapa pun yang mengangkat tangannya melawan Israel akan dipotong tangannya, tentara Israel akan memukulnya dan meminta pertanggungjawabannya,” kata Katz.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Pejabat Israel: Teknologi Houthi Lebih Canggih dari yang Diperkirakan

    Seorang pejabat Israel mengakui bahwa teknologi yang dimiliki Houthi lebih canggih daripada yang diperkirakan banyak orang.

    Oleh karena itu, upaya Israel untuk melawan kelompok dari Yaman itu barangkali akan lebih sulit.

    Kepada media terkenal asal Amerika Serikat, The New York Times, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan Houthi tak seharusnya diremehkan.

    Menurutnya, berkat bantuan Iran, Houthi mampu mengambil “langkah praktis” dalam mengejar tujuannya, yakni menghancurkan Israel.

    Sementara itu, Yoel Guzansky, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Israel, menyebut Houthi hendak melancarkan perang atrisi melawan Israel.

    “Houthi menginginkan perang atrisi melawan Israel dengan terus menembak sehingga mereka bisa berkata, ‘Kami adalah perlawanan nyata,’” kata Guzansky.

    Dia berujar sebagian rencana Houthi didasarkan pada ekonomi sederhana.

    Rudal dan pesawat nirawak atau drone yang diluncurkan Houthi mungkin hanya berbiaya beberapa ribu dolar. Namun, biaya yang dikeluarkan Israel untuk menangkisnya mencapai puluhan ribu dolar.

    Sejarawan militer Danny Orbach di Universitas Ibrani mengungkapkan tantangan lain yang harus dihadapi Israel.

    Tantangan itu ialah jarak yang begitu jauh. Houthi berada di Yaman yang berjarak lebih dari seribu mil dari Israel.

    Jarak jauh itu juga disinggung oleh Amatzia Baram, seorang guru besar sejarah Timur Tengah dan Direktur Pusat Kajian Irak di Universitas Haifa.

    “Jaraknya sangat jauh, hampir 2.000 km. Ini bukan Tartus, Latakia, atau Beirut, ini dunia yang sepenuhnya berbeda,” kata Baram saat diwawancarai Maariv.

    Menurutnya, Israel butuh lima jam penerbangan pulang pergi untuk menyerang Houthi.

    “Houthi mengetahui ini, mereka punya rudal. Rudal mereka bisa menjangkau kita. Kita tak punya rudal yang cocok untuk tugas ini. Kita hanya punya angkatan udara.”

    “Dengan sebuah rudal, kalian menekan tombol, mengirimnya, dan pergi tidur. Rudal akan membereskan yang lainnya. Angkatan udara tidak bekerja seperti itu. Hampir tiga jam untuk berangkat, tiga jam kembali.”

    Kelompok Ansarallah Houthi Yaman meneguhkan dukungan ke Perlawanan Palestina dengan meningkatkan serangan ke Israel. (Khaberni)

    Baram juga mengomentari serangan terbaru Israel ke Bandara Sanaa di Yaman. Menurutnya serangan itu sangat efektif karena merusak menara kendali sehingga menyusahkan pendaratan pesawat angkut Iran.

    Meski demikian, dia berkata pesawat masih bisa mendarat. “Tetapi akan sangat susah, itu akan problematis.”

    Houthi ‘The Last Man Standing’

    Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.

    Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.

    “Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.

    “Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”

    Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.

    Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.

    AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.

    Kawah besar tercipta di Israel setelah rudal yang ditembakkan Houthi menghantam Tel Aviv, Sabtu dini hari, 21 Desember 2024. (Jack GUEZ / AFP)

    Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.

    Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.

    “Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.

    (oln/fbr/khbrn/*)

     

     

  • Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tragedi maskapai Jeju Air yang mengalami insiden di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024), terus bertambah.

    Terbaru, sebanyak 177 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Jeju Air penerbangan 7C2216 yang tiba dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak di dalamnya.

    Pesawat nahas itu berusaha untuk mendarat di Bandara Internasional Muan pada pukul 09.00 pagi waktu setempat sebelum akhirnya menabrak pagar pembatas bandara.

    Dua orang awak pesawat berhasil diselamatkan dan dua orang terakhir yang hilang diduga telah tewas.

    Dikutip dari The New York Times, kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu pagi itu menjadi kecelakaan paling fatal pertama yang dialami oleh Jeju Air.

    Pada 2023, Jeju Air sempat menerima predikat sangat baik dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan dalam penilaian keselamatan penerbangan.

    Skor tersebut didasarkan pada jumlah kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan.

    Dua hari sebelum mengalami kecelakaan, pesawat Jeju Air nahas itu sempat terbang ke Beijing dari Jeju, ketika harus mengalihkan penerbangan ke Seoul.

    Pengalihan tersebut disebabkan oleh keadaan darurat medis, bukan teknis, di dalam pesawat, menurut Korps Kepolisian Bandara Internasional Incheon.

    Setelah itu, pesawat tersebut terbang 10 penerbangan antara Korea Selatan, Malaysia, Jepang, China, Taiwan, dan Thailand tanpa insiden, menurut Flightradar24, sebelum kecelakaan Minggu pagi.

    Namun, pada 2021, otoritas Korea Selatan menyelidiki Jeju Air setelah salah satu pesawatnya terbang meskipun mengalami kerusakan, menurut laporan di media berita domestik.

    Ujung salah satu sayapnya rusak saat mendarat, tetapi kru gagal menyadari kerusakan tersebut dan pesawat lepas landas lagi.

    CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas kecelakaan itu dan membungkuk dalam-dalam saat memberikan pengarahan di televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan.

    Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama, kata Kim.

    Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok, kata Kerati Kijmanawat, presiden Bandara Thailand.

    Dikutip dari Reuters, penumpang Jeju Air termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, menurut kementerian perhubungan.

    Kecelakaan itu terjadi hanya tiga minggu setelah Jeju Air memulai penerbangan reguler dari Muan ke Bangkok dan kota-kota Asia lainnya pada 8 Desember.

    Bandara Internasional Muan adalah salah satu bandara terkecil di Korea Selatan tetapi jumlah penumpang internasionalnya melonjak hampir 20 kali lipat menjadi 310.702 dari Januari hingga November dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data pemerintah.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka.”

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak,” kata Boeing ketika dimintai keterangan.

    Semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan, Yonhap melaporkan.

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, tiba di lokasi kecelakaan dan mengatakan pemerintah mengerahkan semua sumber dayanya untuk menangani kecelakaan tersebut.

    Dua wanita Thailand berada di pesawat itu, berusia 22 dan 45 tahun, kata juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, seraya menambahkan rinciannya masih diverifikasi.

    Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan terluka melalui postingannya di X, dan mengatakan ia telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan.

    Detik-detik Kecelakaan

    Foto ini menunjukkan nyala api tidak normal yang keluar dari mesin kanan pesawat seri Jeju Air Boeing 737-800 saat mendarat sebelum jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada bulan Desember 29 Agustus 2024. – Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan, menabrak penghalang dan terbakar, menyebabkan semua kecuali dua orang dikhawatirkan tewas. (YONHAP/AFP) (AFP/-)

    Seorang saksi mata yang melihat insiden jatuhnya Jeju Air di Bandara Internasional Muan, mengatakan dirinya sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia bahkan mendengarkan beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Cho, mengatakan dia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lainnya, Kim Yong-cheol mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk percobaan berikutnya sebelum jatuh.

    Kim ingat dia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

    Kim mengatakan dia melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.

    Para pejabat meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Israel Eksploitasi Ketidakberdayaan PBB untuk Ubah Gaza Jadi Tanah Hangus Tak Bisa Dihuni – Halaman all

    Israel Eksploitasi Ketidakberdayaan PBB untuk Ubah Gaza Jadi Tanah Hangus Tak Bisa Dihuni – Halaman all

    Israel Eksploitasi Ketidakberdayaan PBB untuk Ubah Gaza Jadi Tanah Hangus Tak Bisa Dihuni

    TRIBUNNEWS.COM – Palestina menuduh Israel mengeksploitasi ‘kegagalan’ Dewan Keamanan PBB dalam menegakkan tanggung jawab hukumnya terhadap Jalur Gaza.

    Kementerian Luar Negeri Palestina, Sabtu (28/12/2024) menekankan kalau genosida yang telah berlangsung selama lebih dari 14 bulan itu dimaksudkan untuk mengubah wilayah tersebut menjadi “tanah yang hangus dan tidak dapat dihuni.”

    “Israel mengeksploitasi kegagalan (ketidakberdayaan) Dewan Keamanan PBB untuk memenuhi tanggung jawab hukumnya, mengintensifkan penindasan terhadap rakyat kami di Gaza ,” katanya dalam sebuah pernyataan dilansir Anews, Minggu (29/12/2024).

    Pernyataan Palestina menambahkan, Israel telah melakukannya “melalui pembantaian, pengungsian massal , dan penghancuran rumah sakit dan rumah, terutama di bagian utara Jalur Gaza.”

    Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengutuk “sikap masa bodoh masyarakat internasional terhadap genosida dan pemindahan paksa rakyat kami.”

    Palestina menggambarkan agresi Israel di Gaza sebagai aksi kejam yang “telah mencapai tingkat keterlibatan langsung dengan pelanggaran hukum internasional, tanpa akuntabilitas atau pengawasan.”

    Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak Dewan Keamanan untuk melaksanakan Resolusi No. 2735, yang dikeluarkan pada bulan Juni yang mendukung gencatan senjata Gaza dan penarikan penuh Israel dari daerah kantong itu, bersama dengan pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.

    Serangan Israel telah menewaskan hampir 45.500 korban di Gaza sejak serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menghancurkan daerah kantong itu menjadi puing-puing.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Selain itu, Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di daerah kantong tersebut.

    Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)

     Israel dan Hamas Saling Menyalahkan Soal Gagalnya Negosiasi Pertukaran Sandera

    ada Rabu (25/12/2024), Israel dan Hamas saling menyalahkan terkait kegagalan mencapai kesepakatan gencatan senjata meskipun terdapat kemajuan dalam beberapa hari terakhir.

    Hamas mengklaim bahwa Israel menetapkan persyaratan baru, sementara Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Hamas mengingkari kesepahaman yang telah dicapai.

    Dikutip dari Reuters, Hamas menyatakan bahwa Israel menambah persyaratan terkait penarikan pasukan, gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan pengungsi, yang menyebabkan penundaan dalam tercapainya kesepakatan.

    Hamas juga mengungkapkan bahwa pihaknya menunjukkan fleksibilitas, dan pembicaraan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir sedang berlangsung secara serius.

    Sebaliknya, Netanyahu menuduh Hamas berbohong dan menciptakan kesulitan dalam negosiasi, Al Jazeera melaporkan.

    Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus berusaha keras untuk memulangkan para sandera yang ditahan.

    Mediasi Internasional

    Upaya mediasi yang dilakukan oleh AS, Qatar, dan Mesir berfokus pada penyelesaian kesepakatan bertahap yang mencakup penghentian pertempuran, pertukaran sandera dengan tahanan Palestina, dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    Para negosiator Israel kembali dari Qatar setelah pembicaraan yang berlangsung selama seminggu, The New York Times melaporkan.

    Pejabat Israel, termasuk Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa Israel akan mempertahankan kontrol atas keamanan di Gaza dan berencana untuk membentuk zona penyangga untuk melindungi komunitas Israel.

    Meningkatnya Tekanan Militer

    Pasukan Israel melanjutkan tekanan militer terhadap Gaza, khususnya di Gaza utara, dalam kampanye militer terberat selama perang 14 bulan, BBC melaporkan.

    Serangan Israel menewaskan sedikitnya 24 orang di Gaza pada Rabu (25/12/2024). 

    Menurut pejabat kesehatan di Gaza, Israel juga menargetkan militan Hamas di beberapa daerah, termasuk Al-Furqan dan Al-Mawasi. 

    Meskipun Israel menegaskan bahwa serangan tersebut ditujukan pada militan Hamas, Palestina menuduh Israel berusaha mengosongkan wilayah Gaza utara untuk menciptakan zona penyangga.

    Kondisi Warga Palestina

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 45.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel sejak dimulainya konflik.

    Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

    Sementara itu, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan banyak wilayah Gaza hancur akibat serangan militer.

    Israel dan Hamas tetap berkomitmen pada pembicaraan, dengan harapan mencapai kesepakatan yang dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 14 bulan.

    Kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan akan mencakup penghentian pertempuran, pembebasan sandera, dan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang terkepung, Euronews melaporkan.

  • Rudal Rusia Diduga Tembak Jatuh Pesawat Azerbaijan, Kremlin Ingatkan Ini

    Rudal Rusia Diduga Tembak Jatuh Pesawat Azerbaijan, Kremlin Ingatkan Ini

    Jakarta

    Rudal Rusia diduga menjadi biang kerok jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan Airlines di wilayah Kazakhstan hingga menewaskan 38 orang. Kremlin bersuara atas tudingan tersebut.

    Dikutip AFP, Jumat (27/12/2024), Para pejabat Azerbaijan dan AS meyakini rudal Rusia yang ditembakkan ke udara menyebabkan jatuhnya pesawat penumpang Azerbaijan.

    Pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan mereka yakin rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S menjatuhkan pesawat tersebut.

    Klaim tersebut juga dilaporkan oleh The New York Times, penyiar Euronews, dan kantor berita Turki Anadolu.

    Sejumlah pakar penerbangan dan militer mengatakan pesawat itu mungkin secara tidak sengaja ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia karena terbang di area tempat aktivitas pesawat nirawak Ukraina dilaporkan.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan: “Adalah salah untuk membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan investigasi.”

    Euronews–yang mengutip sumber pemerintah Azerbaijan–mengatakan bahwa “pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan”.

    Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, juga mengatakan indikasi awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia menyerang pesawat tersebut.

    Azerbaijan Airlines sebelumnya mengatakan pesawat itu terbang melewati sekawanan burung, sebelum menarik pernyataan tersebut.

    Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di dekat kota Aktau di Kazakhstan, pusat minyak dan gas, pada hari Rabu setelah keluar jalur karena alasan yang tidak diketahui. 38 dari 67 orang di dalamnya dinyatakan tewas.

    Pejabat Kazakhstan mengatakan 38 orang tewas dan ada 29 orang yang selamat, termasuk tiga anak-anak.

    Pesawat Embraer 190 seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan Baku ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.

    (taa/taa)

  • Apakah Paspor Membuat Kita Bebas? – Halaman all

    Apakah Paspor Membuat Kita Bebas? – Halaman all

    Ketika warga Britania Raya memberikan suaranya untuk keluar dari Uni Eropa di tahun 2016. passpor Britania Raya tak lagi memberikan hak para pemegangnya untuk berpergian secara bebas di seluruh Eropa.

    Bisa dibilang, Brexit sebenarnya mengubah identitas para warga Britania Raya menjadi: Bukan lagi warga Eropa.

    Contohnya masyarakat Britania Raya yang tinggal di Jerman, memutuskan mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman untuk mendapatkan paspor Jerman sehingga mereka bisa tetap tinggal di Uni Eropa secara legal tanpa memerlukan visa. Bagi warga Britania Raya, hal ini mungkin hanya memperparah rasa keterasingan mereka.

    Namun, belum lama ini, seseorang dapat berpergian melintasi perbatasan tanpa paspor.

    Paspor merupakan penemuan yang relatif baru

    Hermine Diebolt, yang bekerja di Perpustakaan dan Arsip Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, mengatakan kalau faktanya paspor yang kita tahu sekarang ini baru ada sekitar 100 tahun yang lalu.

    Jenewa dulunya adalah rumah bagi Liga Bangsa-Bangsa, pendahulu Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun 1920 untuk membantu menjaga perdamaian setelah keganasan Perang Dunia Pertama.

    Itu masa ketika kerjaan kolonial lama runtuh dan negara-negara baru lahir. Orang-orang tidak lagi tunduk kepada penguasa mereka, tapi ingin menjadi warga negara.

    Banyak orang pun yang melewati perbatasan setelah mengungsi akibat perang. Akan tetapi, kebanyakan orang juga cenderung membawa surat-surat untuk membuktikan identitas mereka.

    Selama masa perang, negara seperti Jerman, Prancis, Britania Raya, dan Italia menuntut agar orang-orang dari negara musuh memiliki dokumen identifikasi resmi untuk memasuki wilayah mereka.

    “Para petugas perbatasan tiba-tiba dihadapkan dengan banyak dokumen perjalanan yang berbeda dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, dan sulit untuk mengetahui apakah paspor tersebut asli atau tidak,” kata Diebolt mengenai perpindahan besar-besaran setelah tahun 1918 ketika perang berakhir. “Jadi, mereka benar-benar perlu menemukan solusi.”

    Akhirnya pada tahun 1920, Liga Bangsa-Bangsa mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia untuk berpartisipasi pada “Conference on Passports, Custom Formalities and Through Tickets” dI Paris.

    Maka sudah resmi: paspor di manapun harus terlihat dengan cara serta mencakup informasi yang sama.

    Berukuran 15,5 kali 10,5 sentimeter (6 kali 4 inci), paspor harus terdiri dari 32 halaman – format yang masih digunakan sampai sekarang – dan bagian depan dokumen harus mencantumkan nama negara dan lambang negara.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Tuntutan penghabusan paspor

    Lebih lanjut, Diebolt menjelaskan, tak lama muncul reaksi keras terhadap paspor.

    Banyak pemimpin dunia yang lebih menyukai hal-hal seperti sebelumnya, ketika mereka bisa bergerak bebas tanpa perlu membawa dokumen.

    Paspor ini juga sangat tidak populer di kalangan publik dan pers. Orang-orang berpikiran kalau paspor merusak kebebasan serta menyerang privasi mereka. Pengurusan dokumen tersebut juga banyak birokrasi dan administrasi yang lama serta berbelit-belit.

    Pada tahun 1926, sebuah artikel di The New York Times merujuk pada “The Passport Nuisance.”

    “Haruskah paspor dipertahankan sebagai syarat permanen untuk bepergian?” tulis surat kabar tersebut. “Sistem yang populer sejak perang ini tidak praktis, menjengkelkan, dan menghambat hubungan bebas antar negara.”

    Namun, sudah terlambat untuk mewujudkan “kebebasan berpergian” ini.

    Para anggota Liga Bangsa-Bangsa tidak dapat menyepakati seperti apa dunia tanpa kontrol perbatasan dan paspor.

    Oleh karenanya, paspor itu tetap ada.

    Paspor modern mencerminkan kesenjangan global

    Di seluruh dunia, dokumen perjalanan yang sederhana dapat “mempermudah” atau “mempersulit” warga negaranya, kewarganegaraan seseorang menentukan ke mana mereka dapat melakukan perjalanan dan di mana mereka dapat tinggal.

    Itulah sebabnya “indeks paspor” dirilis setiap tahun yang mengurutkan paspor berdasarkan berapa banyak negara yang dapat dikunjungi bebas visa oleh pemegang paspor.

    Menurut Global Passport Power Rank 2023, peringkat pertama dipegang oleh negara produsen minyak, Uni Emirat Arab, yang berarti warganya memiliki kebebasan yang kuat untuk bepergian ke seluruh dunia.

    Di peringkat terbawah adalah Afghanistan, sebuah negara yang dilanda perang dan rakyatnya yang berada di bawah rezim Taliban yang terisolasi hanya memiliki sedikit kesempatan untuk bepergian.

    Namun, bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak memiliki paspor?

    Bagi sekitar 10 juta orang tanpa kewarganegaraan di dunia, sering kali disebabkan oleh diskriminasi terhadap kelompok etnis tertentu, seperti orang Roma dan Sinti, dengan sekitar 70% populasi mereka di Jerman yang tidak memiliki kewarganegaraan, menurut Institut Diplomasi dan Hak Asasi Manusia Amerika Serikat.

    Tetapi keadaan tanpa kewarganegaraan bukanlah hal yang baru, muncul sekitar masa yang sama dengan paspor, seiring dengan runtuhnya kekaisaran dan munculnya negara-negara kebangsaan setelah Perang Dunia I.

    Lebih dari 9 juta orang juga mengungsi di Eropa pada saat itu. Ini termasuk para pengungsi dari Rusia yang tidak memiliki kewarganegaraan ketika kaum Bolshevik mengeluarkan dekrit yang mencabut kewarganegaraan para ekspatriat Rusia.

    Sementara itu, ketika peta Eropa direka ulang, jutaan orang mendapati diri mereka berada di negara-negara yang tidak mengakui identitas hukum mereka atau tidak bersedia memberikannya.

    Kebebasan bergerak bagi segelintir orang

    Hal ini kembali menjadi masalah di tahun 2020-an, termasuk di UEA, meskipun UEA menduduki peringkat teratas dalam indeks paspor global.

    Generasi muda hanya bisa mendapatkan paspor jika mereka memiliki ayah warga negara UEA, meskipun dengan beberapa pengecualian. Sementara itu, kelompok minoritas atau penentang keluarga kerajaan yang berkuasa sering kali tidak mendapatkan dokumen identitas ini.

    Meskipun demikian, UEA telah berusaha untuk mengesahkan penduduk tanpa kewarganegaraan dengan membeli sekitar 50.000 paspor dari negara kepulauan Komoro di lepas pantai timur Afrika. Ini melegalkan status mereka dan juga memastikan bahwa mereka akan tetap menjadi “penduduk asing” dengan hak-hak yang terbatas dibandingkan dengan warga negara Emirat.

    Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana paspor adalah instrumen yang kuat untuk kebebasan – dan penindasan.

  • Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Singgung Soal Imam Mahdi – Halaman all

    Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Singgung Soal Imam Mahdi – Halaman all

    Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Ungkit  313 Pria dan Imam Mahdi

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel, Times of Israel, Selasa (17/12/2024) mengulas kalau kelompok bersenjata di Jenin, Tepi Barat memiliki hubungan sangat baik dengan Iran.

    Ulasan itu dilatarbelakangi konflik yang berubah menjadi ‘perang saudara’ antar-entitas Palestina, antara Otoritas Palestina dan Brigade Jenin, milisi perlawanan Palestina cabang militer dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    “Di tengah tindakan keras PA di Jenin, video tampaknya menunjukkan hubungan baik antara kelompok bersenjata dengan Iran,” tulis ulasan itu, Selasa.

    Ulasan juga menyertakan video -belum terverifikasi- yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang bersenjata Palestina di Jenin.

    Times of Israel menyatakan, orang-orang bersenjata di Jenin menerima hubungan mereka dengan Republik Iran dan pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei, dan “menjanjikan komitmen mereka terhadap tujuan Teheran untuk mengekspor Revolusi Islam.”

    “Dari sini, dari Palestina, dari Batalyon Jenin, dari rakyat Palestina yang merdeka dan terhormat, kami menyampaikan salam kami kepada Republik Islam Iran, kepada Imam Ali Khamenei, dan kami akan segera mendirikan negara Imam Mahdi,” kata seorang pria bersenjata bertopeng dalam salah satu video seperti dilansir ulasan tersebut.

    Merujuk pada tautan di X, ulasan itu menyinggung soal Imam Mahdi yang cenderung identik dengan kalangan Syiah.

    “Sosok tersebut (Imam Mahdi) sebagian besar dihormati di kalangan Islam Syiah yang dianut di Iran, dan kurang relevan dengan Islam Sunni yang dipraktikkan di wilayah Palestina,” tulis ulasan tersebut

    Berdasarkan pada hal tersebut, ulasan juga melaporkan sejumlah analisis yang menyatakan kalau video-video ini diduga bagian dari propaganda Otoritas Palestina.

    “Timbul pertanyaan tentang keaslian video tersebut, dengan beberapa kritikus PA mengklaim kalau klip tersebut adalah video palsu, dibuat oleh Otoritas Palestina sebagai bagian dari propagandanya melawan faksi-faksi saingannya,” tulis laporan Times of Israel.

    Selama beberapa hari terakhir, pasukan keamanan Otoritas Palestina telah terlibat dalam tindakan keras terhadap kelompok bersenjata di Jenin.

    Tindakan keras itu pada Sabtu lalu menewaskan pemimpin Brigade Jenin, Yazid Jaysa.

    Pada hari Minggu, AS dilaporkan meminta Israel untuk menyetujui pengiriman bantuan militer yang mendesak kepada Otoritas Palestina dalam upaya memulihkan ketertiban di Jenin.

    “Beberapa orang memandang tindakan keras Otoritas Palestina terhadap faksi-faksi bersenjata di Jenin sebagai upaya Ramallah untuk membuktikan kalau mereka dapat menegaskan  kontrol militer atas wilayah Tepi Barat yang berada di bawah yurisdiksinya, sebagai persiapan untuk mengambil peran dalam pemerintahan masa depan Jalur Gaza,” kata laporan itu.

    Laporan itu menyebut, setidaknya sejak tahun 2022, Iran telah membanjiri Tepi Barat dengan senjata, menyelundupkannya melintasi perbatasan Yordania untuk memicu kerusuhan dengan Israel, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan April oleh The New York Times.

    Iran telah lama memberikan dukungan finansial kepada Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina sebagai bagian dari Poros Perlawanan terhadap Israel, yang mengalami pukulan berat setelah hancurnya kemampuan militer Hamas dan Hizbullah di Lebanon dan jatuhnya Rezim Assad yang didukung Iran di Suriah,” kata dia.

    Cara Pandang Entitas Palestina

    Konflik antar-entitas Palestina berkembang menjadi perang saudara di Jenin, Tepi Barat antara personel keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan, khusunya dari faksi Brigade Al-Quds, sayap militer Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    Otoritas Palestina, dianggap kelompok milisi Perlawanan Palestina justru bertindak untuk membela kepentingan Israel dalam hal pemberangusan gerakan pembebasan Palestian dari pendudukan Israel.

    Di sisi lain, Otoritas Palestina mengklaim tindakan mereka bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah Tepi Barat, termasuk sejumlah wilayah ‘merah’ seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas.

    Tindakan ini diterjemahkan lewat aksi-aksi penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai tokoh dan personel

    Belakangan, konflik ini berkembang hebat menjadi bentrokan langsung yang berhias baku tembak di antara entitas-Palestina tersebut.

    Dalam, bentrokan terbaru, baku tembak bahkan dilaporkan menewaskan seorang komandan milisi Brigade Jenin, sayap Brigade Al-Quds.

    Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ. (khaberni)

    Anggap Milisi Palestina Adalah Kriminal

    Juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina Anwar Rajab mengatakan kalau mereka yang berada di Jenin bukanlah pejuang perlawanan.

    Juru bicara resmi pasukan keamanan Otoritas Palestina mengatakan itu apa yang terjadi di Jenin adalah kampanye keamanan yang menargetkan kriminal.

    “Para penjahat ini adalah mereka yang membunuh anak-anak, dan mereka yang menembak pasukan keamanan,” katanya dilansir Khaberni.

    Ia melanjutkan: “Kami mempunyai strategi, yaitu melindungi Palestina dari kehancuran.”

    “Kami bergerak di Tepi Barat dengan cara kami sendiri dan menghindari konfrontasi demi mempertahankan tujuan kami.”

    Ia menyimpulkan, “Apa yang terjadi di Gaza tidak akan terjadi di Tepi Barat, dan kami akan mencegahnya”.

    Kendaraan militer Israel berpatroli di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki pada 29 November 2023, selama operasi militer yang sedang berlangsung di kamp tersebut. (Zain JAAFAR / AFP)

    Brigade Jenin: Kami Hanya Targetkan Israel

    Adapun Juru bicara Brigade Jenin dari Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada saluran satelit Al-Jazeera kalau pedoman mereka jelas, hanya menentang pendudukan.

    Pernyataan itu menunjukkan kalau mereka melakuka perlawanan terhadap entitas Israel di seluruh Tepi Barat.

    Terkait tudingan kalau mereka adalah kelompok kriminal dan bukan pejuang pembebasan Palestina, dia justru menyatakan pihak Otoritas Palestina juga melakukan kejahatan.

    “Dinas keamanan membunuh seorang pelaku Israel beberapa tahun lalu dan dua anak yang tidak bersalah,” kata dia dilansir Khaberni.

    Dia juga menunjukkan hipokrasi Otoritas Palestina di mana mereka meminta agar milisi perlawanan Palestina untuk menyerahkan diri di sisi lain meminta agar anggotanya dilindungi dari pendudukan Israel.

    “Juru bicara batalion mengatakan bahwa mereka menghormati hukum, namun dia bertanya-tanya: “Di mana hukum selama penyerbuan (oleh) pendudukan Israel?”,” kata dia dilansir Khaberni.

    Seperti dilaporkan, bentrokan kembali terjadi pada Minggu (15/12/2024), di kamp Jenin antara pasukan keamanan Palestina dan pejuang perlawanan, sebagai bagian dari operasi “Lindungi Tanah Air” yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina.

    Operasi ini mengakibatkan terbunuhnya pemimpin Brigade Jenin, Yazid Ja’ aysa, yang sedang dikejar oleh pendudukan Israel.

     

    (oln/khbrn/*)

     

     

     

     

     

  • Ikuti Zuckerberg, Giliran Jeff Bezos dan Bos Google Sowan ke Trump

    Ikuti Zuckerberg, Giliran Jeff Bezos dan Bos Google Sowan ke Trump

    Jakarta

    Dua bos teknologi akan mengikuti jejak CEO Meta Mark Zuckerberg untuk menemui Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Keduanya adalah CEO Google Sundar Pichai dan pendiri Amazon Jeff Bezos.

    Menurut laporan The Information, Pichai sudah terbang ke Palm Beach, Florida untuk bertemu Trump pada Kamis (12/12) kemarin. Sementara itu, Bezos akan bertemu Trump pada pekan depan.

    Trump memiliki hubungan yang kurang baik dengan Google. Ia pernah mengklaim bahwa mesin pencari itu ‘dicurangi’ untuk menyembunyikan berita positif tentangnya.

    Namun, dalam beberapa pekan terakhir Trump mengklaim bahwa Pichai pernah menghubunginya via telepon. Saat ditanya tentang panggilan telepon tersebut di acara The New York Times Deal Book Summit pekan lalu, Pichai mengatakan panggilan itu tidak ada hubungannya dengan kasus anti-monopoli yang saat ini dihadapi Google.

    Sumber The Information meyakini Pichai tidak akan melakukan pendekatan langsung kepada Trump tentang gugatan anti-monopoli atau topik regulasi lainnya, seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (14/12/2024).

    Saat ditanya apakah ia ingin memecah Google, Trump mengatakan ia akan melakukan sesuatu. Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kehakiman AS belum lama ini meminta Google untuk menjual browser Chrome untuk guna mengakhiri monopoli di sektor pencarian online.

    Sama seperti sejumlah perusahaan Big Tech lainnya, Trump memiliki hubungan yang renggang dengan Bezos dan Amazon. Meski begitu, Bezos belum lama ini mengaku optimistis dengan pemerintahan Trump.

    Pichai dan Bezos bukan satu-satunya bos teknologi yang berusaha memperbaiki hubungannya dengan Trump. Zuckerberg bulan lalu juga bertemu Trump untuk makan malam di kediamannya di Mar-a-Lago.

    Meta juga menyumbangkan USD 1 juta untuk pelantikan Trump yang akan digelar pada Januari 2025. Tidak lama kemudian, Amazon juga dikabarkan akan memberikan donasi dengan jumlah yang sama untuk pelantikan Trump serta menyiarkannya lewat livestream di Prime Video.

    (vmp/fay)

  • Pakar Peringatkan Dunia di Ambang Pandemi Flu Burung

    Pakar Peringatkan Dunia di Ambang Pandemi Flu Burung

    Jakarta, CNN Indonesia

    Para pakar kesehatan memperingatkan potensi ancaman pandemi flu burung yang menunjukkan tanda-tanda mutasi, meningkatkan risiko penyebaran antar manusia.

    Flu burung varian H5N1, yang pertama kali muncul di China pada tahun 1996, kini menyebar lebih luas daripada sebelumnya termasuk ke wilayah terpencil seperti Antartika.

    Menurut Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (WOAH), sejak Oktober 2021 lebih dari 300 juta unggas telah mati atau dimusnahkan akibat wabah flu burung. Selain itu, 315 spesies burung liar dilaporkan terinfeksi di 79 negara.

    Bahkan mamalia yang memakan burung terinfeksi, seperti anjing laut, mengalami kematian massal.

    Situasi semakin kompleks pada Maret lalu, ketika virus mulai menyebar di antara sapi perah di Amerika Serikat dan membuat fenomena baru. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa 58 orang di negara tersebut telah dinyatakan positif flu burung tahun ini, termasuk dua kasus tanpa kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

    Pakar epidemiologi Meg Schaeffer dari SAS Institute menyatakan sejumlah faktor kini menunjukkan bahwa flu burung berada di ambang menjadi pandemi.

    “Flu burung sedang mengetuk pintu kita dan dapat memulai pandemi baru kapan saja,” ungkap Schaeffer, melansir Science Alert, Kamis (12/12).

    Dalam sebuah headline artikel opini di The New York Times, flu burung disebut sebagai “salah satu bencana yang paling bisa diperkirakan dalam sejarah,”.

    Meski saat ini masih ada hambatan biologis yang mencegah H5N1 menyebar dengan mudah antar manusia, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus ini hanya membutuhkan satu mutasi tambahan untuk meningkatkan kemampuan infeksi pada manusia.

    Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science mengungkapkan bahwa varian flu burung yang menginfeksi sapi di AS kini mendekati titik di mana ia dapat menyebar lebih efektif di antara manusia.

    Meski demikian, Ed Hutchinson, virolog dari University of Glasgow menegaskan bahwa belum ada kepastian apakah H5N1 akan berkembang menjadi penyakit yang menyebar di antara manusia. Namun, semakin banyak spesies yang terinfeksi, semakin besar peluang virus untuk beradaptasi.

    “Kita belum tahu apakah virus influenza H5N1 akan berevolusi menjadi penyakit manusia,” jelas Hutchinson

    Ia juga menyoroti kasus remaja di Kanada yang menderita flu burung berat, di mana analisis genetik menunjukkan virus mulai berevolusi untuk lebih mudah menginfeksi sel manusia.

    Kasus flu burung pada pekerja peternakan di AS sebagian besar ringan sejauh ini. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa delapan dari 115 pekerja sapi perah di Michigan dan Colorado memiliki antibodi flu burung, menunjukkan tingkat infeksi sekitar tujuh persen. Hal ini memunculkan kekhawatiran adanya kasus yang tidak terdeteksi.

    “Jika pandemi flu burung terjadi, dampaknya bisa sangat parah karena manusia belum memiliki kekebalan terhadap virus ini,” tambah Schaeffer.

    Untuk mencegah skenario terburuk, para peneliti mendesak pemerintah AS untuk meningkatkan pengujian dan memperkuat kerja sama internasional. Departemen Pertanian AS baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menguji pasokan susu nasional terhadap flu burung, dengan perhatian khusus pada susu mentah yang belum dipasteurisasi.

    Tom Peacock, seorang virolog dari Imperial College London, menyebutkan bahwa meskipun ada kekhawatiran, pengembangan perawatan antivirus dan vaksin dapat memberikan harapan.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ratu Rania dari Yordania: Di Gaza, Hari HAM Internasional Tak Lain Hanyalah Hari Kematian – Halaman all

    Ratu Rania dari Yordania: Di Gaza, Hari HAM Internasional Tak Lain Hanyalah Hari Kematian – Halaman all

    Ratu Yordania: Di Gaza, Hari HAM Internasional Tak Lain Hanyalah Hari Kematian

    TRIBUNNEWS.COM – Ratu Yordania, Rania Al Abdullah memberi kritik keras terhadap pendudukan Israel atas tragedi kemanusiaan dan aksi genosida di Jalur Gaza, Palestina bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional yang jatuh pada hari ini, Selasa (10/12/2024).

    Bagi Ratu Rania, Hari Hak Asasi Manusia Internasional di Gaza tidak lain hanyalah hari kematian, kelaparan, pengungsian dan epidemi.

    Dia menambahkan dalam sebuah postingan di platform (X) kalau Israel telah melakukan perampasan HAM paling mendasar di Gaza. 

    “Di Gaza, Hari Hak Asasi Manusia Internasional tidak lain hanyalah hari kematian, kelaparan, pengungsian, dan epidemi… 430 hari perampasan hak asasi manusia yang paling mendasar.”

    Korban Genosida Gaza Naik Jadi 44.786 Jiwa

    Adapun Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan hari ini, kalau Pasukan Pendudukan Israel (IDF) melakukan empat pembantaian di Jalur Gaza, yang menyebabkan 28 orang meninggal dan 54 orang terluka selama 24 jam terakhir.

    Kementerian tersebut memperingatkan bahwa masih ada sejumlah korban di bawah reruntuhan dan di jalan.

    “IDF mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka (para korban),” tulis pernyataan itu.

    Diumumkan bahwa jumlah total korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 44.786 orang yang menjadi martir dan 106.188 orang yang terluka sejak 7 Oktober 2023.

    Pasukan infanteri Tentara Israel (IDF) saat melaksanakan operasi militer di Jabalia, Gaza Utara. Penyergapan demi penyergapan menyebabkan kerugian besar di kalangan IDF. (rntv/tangkap layar)

    Agresi Israel Masuk Hari ke-431 Berturut-turut

    Serangan Israel terhadap Gaza terus berlanjut tanpa henti selama 431 hari berturut-turut, dengan apa yang digambarkan oleh pejabat Palestina sebagai tindakan genosida yang dilakukan di hadapan masyarakat internasional.

    Sepanjang itu pula, Israel belum juga meraih apa yang mereka targetkan sebagai tujuan perang, khususnya memberangus gerakan pembebasan Palestina, Hamas.

    Dalam 24 jam terakhir, tiga tentara Israel tewas, dan 12 lainnya terluka dalam operasi perlawanan di Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza utara.

    Sementara itu, serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah di Nuseirat, Gaza tengah, secara tragis menewaskan tujuh warga Palestina dan melukai beberapa lainnya.

    Pada hari sebelumnya menandai tonggak sejarah suram lainnya, dengan sekitar 60 warga Palestina tewas dalam serangan udara yang meluas, terutama terkonsentrasi di Gaza utara.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan yang sedang berlangsung telah mengakibatkan 44.758 kematian dan 106.134 cedera sejak 7 Oktober 2023.

    Kehancuran total di Gaza Utara akibat bombardemen buta Israel yang menghantam para pengungsi. Tentara Israel disebut melakukan genosida dan pembersihan etnis di Gaza Utara untuk kemudian berencana mencaplok dan membangunnya menjadi pemukiman warga Yahudi Israel. (khaberni/HO)

    Perkembangan Gencatan Senjata

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengklaim ada kemajuan dalam negosiasi pertukaran tahanan sambil menegaskan kembali niat pemerintahnya untuk melanjutkan perang sampai tujuannya tercapai.

    “Kami bekerja tanpa lelah untuk membawa pulang semua tawanan, dan kami tidak akan berhenti sampai semuanya kembali dengan selamat,” kata Netanyahu.

    Ia juga menekankan upaya untuk membongkar kemampuan militer dan infrastruktur pemerintahan Hamas.

    The New York Times mengutip sumber-sumber yang mengetahui kalau pembicaraan mengenai gencatan senjata dan pertukaran tahanan berjalan secara tenang, meskipun rinciannya masih belum jelas.

    Surat kabar tersebut mencatat bahwa negosiasi baru-baru ini telah memperoleh momentum yang signifikan.

    Sumber-sumber Palestina mengisyaratkan potensi terobosan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata, meskipun belum ada konfirmasi resmi yang diberikan.