Perusahaan: The New York Times

  • Taylor Swift Guyur Bonus Rp 3,2 T untuk Kru Tur Eras

    Taylor Swift Guyur Bonus Rp 3,2 T untuk Kru Tur Eras

    Arizona, Beritasatu.com — Taylor Swift kembali mencatatkan sejarah, bukan hanya lewat pencapaian musik, tetapi juga lewat cara ia menghargai orang-orang di balik panggung. Usai menuntaskan rangkaian tur dunia The Eras Tour selama hampir dua tahun, Swift mengucurkan bonus bernilai fantastis kepada seluruh kru konser yang telah bekerja mendampinginya dari awal hingga akhir.

    Mengutip laporan People Magazine, Sabtu (13/12/2025), penyanyi asal Amerika Serikat itu memberikan bonus total sebesar US$ 197 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Bonus tersebut dibagikan kepada seluruh tim tur tanpa terkecuali, mulai dari pengemudi truk logistik, petugas katering, teknisi suara, tim pencahayaan, penata busana, penata rias, tim video, penari, band pengiring, hingga aparat keamanan dan kru kembang api.

    Langkah ini kembali menegaskan reputasi Taylor Swift sebagai musisi global yang dikenal menjunjung tinggi etos kerja dan solidaritas tim. Di industri hiburan yang kerap menyorot gemerlap panggung, Swift justru menempatkan para pekerja di balik layar sebagai bagian penting dari kesuksesan tur.

    Apresiasi yang Konsisten Sejak Awal Tur

    Pemberian bonus ini bukanlah yang pertama. Pada Agustus 2023, setelah menyelesaikan fase awal tur di Amerika Utara, Taylor Swift diketahui telah menggelontorkan bonus lebih dari US$55 juta kepada seluruh kru. Konsistensi ini menunjukkan bahwa apresiasi tersebut bukan sekadar strategi citra, melainkan komitmen personal.

    The Eras Tour sendiri dimulai di Glendale, Arizona, pada Maret 2023 dan resmi berakhir pada 8 Desember 2025 di Stadion BC Place, Vancouver, Kanada. Tur ini mencakup 149 pertunjukan di berbagai benua dan menjadi salah satu perjalanan konser terpanjang dalam sejarah musik modern.

    Menurut data yang disampaikan perusahaan produksi Taylor Swift Touring kepada The New York Times, total penonton konser mencapai 10.168.008 orang. Sementara itu, penjualan tiket menembus angka US$ 2,077 miliar, menjadikan The Eras Tour sebagai tur konser terlaris sepanjang masa.

    Lebih dari Sekadar Angka Fantastis

    Bagi Taylor Swift, bonus triliunan rupiah tersebut bukan hanya soal angka, melainkan bentuk penghargaan atas dedikasi, kerja keras, dan pengorbanan tim yang memastikan setiap pertunjukan berjalan sempurna.

    Taylor menegaskan bahwa keberhasilan tur ini tidak mungkin tercapai tanpa kontribusi kolektif semua pihak. Selama dua tahun penuh, para kru harus berpindah kota dan negara, bekerja dengan jadwal ketat, serta menghadapi tekanan tinggi demi menghadirkan pengalaman konser terbaik bagi jutaan penggemarnya.

    Langkah Taylor Swift ini pun mendapat sorotan luas dan dianggap sebagai standar baru dalam industri hiburan global, terutama terkait kesejahteraan pekerja kreatif dan teknis.

    Di tengah maraknya isu ketimpangan industri musik, aksi Taylor Swift menjadi contoh konkret bagaimana kesuksesan besar dapat dibagikan secara adil kepada mereka yang berperan di balik layar.

  • Diam-diam, Trump-Maduro Teleponan Bahas untuk Bertemu di AS

    Diam-diam, Trump-Maduro Teleponan Bahas untuk Bertemu di AS

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump diam-diam ternyata telah berbicara melalui telepon pekan lalu dengan pemimpin sayap kiri Venezuela, Nicolas Maduro. Dalam pembicaraan tersebut, kedua pemimpin yang tengah berseteru itu, membahas kemungkinan pertemuan di Amerika Serikat.

    Pembicaraan via telepon itu dilaporkan oleh media terkemuka AS, The New York Times pada hari Jumat (28/11) waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/11/2025), laporan soal panggilan telepon tersebut muncul di tengah tekanan pemerintahan Trump terhadap Venezuela, dengan pengerahan militer besar-besaran di Karibia, termasuk kapal induk terbesar di dunia.

    Washington mengatakan tujuannya adalah untuk memberantas perdagangan narkoba, tetapi pemerintah Venezuela bersikeras bahwa pergantian rezim adalah tujuan akhir.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai laporan The New York Times tersebut. Dilaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga turut serta dalam pembicaraan via telepon tersebut.

    Sebelumnya, pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 20 kapal yang diduga penyelundup narkoba Venezuela di Laut Karibia dan Samudra Pasifik timur sejak awal September. Rentetan serangan itu menewaskan lebih dari 80 orang.

    Washington belum merilis bukti bahwa kapal-kapal yang menjadi targetnya digunakan untuk menyelundupkan narkoba atau menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat. Ketegangan regional pun meningkat akibat kampanye dan peningkatan kekuatan militer AS tersebut.

    Laporan tentang panggilan telepon Trump-Maduro ini muncul sehari setelah presiden AS tersebut mengatakan bahwa operasi untuk menghentikan perdagangan narkoba Venezuela lewat darat sudah dekat, yang semakin meningkatkan ketegangan dengan Caracas.

    “Anda mungkin memperhatikan bahwa orang-orang tidak ingin mengirimkan melalui laut, dan kita akan mulai menghentikan mereka melalui darat,” kata Trump dalam sambutannya kepada pasukan AS. Dia menambahkan: “Juga, pengiriman melalui darat lebih mudah, tetapi itu (operasi) akan segera dimulai.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • AS Pernah Rencanakan Ngebom dan Lubangi Bulan Pakai Nuklir

    AS Pernah Rencanakan Ngebom dan Lubangi Bulan Pakai Nuklir

    Jakarta

    Pada 2017, Advanced Aerospace Threat Identification Program (AATIP) Amerika Serikat (AS), dan Advanced Aerospace Weapons System Application (AAWSAP) dipublikasikan untuk pertama kalinya setelah penyelidikan oleh The New York Times.

    AAWSP diketahui didanai oleh Defense Intelligence Agency (DIA) AS. Beroperasi antara 2007 dan 2012, AATIP menyelidiki fenomena udara yang tidak dapat dijelaskan, sementara AAWSAP bisa dibilang memiliki pekerjaan yang lebih aneh. Menurut dokumen yang dirilis setelah permintaan Freedom of Information Act (FOIA), program ini melihat segala sesuatu mulai dari warp drive hingga memanipulasi dimensi ekstra, meskipun tidak ada bukti eksperimental bahwa semua hal ini dimungkinkan.

    Dalam satu dokumen yang sangat aneh, berjudul ‘Negative Mass Propulsion’, para penulis mengusulkan nuking Bulan alias menghancurkan satelit alami Bumi tersebut dengan senjata nuklir. Mereka kemudian akan membangun terowongan raksasa melalui pusatnya. Idenya adalah untuk menambang ‘massa negatif’ dari dalamnya, untuk merevolusi perjalanan ruang angkasa.

    “Sangat mudah untuk membuktikan bahwa ada massa negatif di sekitar kita, meskipun tersembunyi di balik massa positif,” demikian cuplikasi isi dokumen itu, seperti dikutip dari IFL Science.

    “Tetapi penggunaannya untuk propulsi dengan mengurangi inersia materi, misalnya dalam batas tubuh makroskopik dengan massa istirahat nol, tergantung pada solusi teknis untuk membebaskan mereka dari pemenjaraan mereka oleh massa positif. Tampaknya pada dasarnya ada dua cara ini mungkin dicapai,” lanjut isi dokumen itu.

    Deskripsi dokumen menjelaskan, hal itu bisa dilakukan dengan cara:

    1. Penerapan medan elektromagnetik atau gravitasi yang kuat atau dengan energi partikel tinggi

    2. Mencari lokasi-lokasi natural tempat alam telah melakukan pemisahan ini, dan dari mana massa negatif dapat ditambang.

    Namun dokumen ini sebatas klaim, dan tidak ada bukti eksperimental untuk keberadaan massa negatif. Massa adalah topik yang sulit. Sementara orang pada umumnya bingung antara massa dan berat, fisikawan membagi massa menjadi tiga konsep yang berbeda: massa gravitasi aktif, massa gravitasi pasif, dan massa inersia.

    Massa inersia menjelaskan seberapa resisten suatu objek terhadap percepatan, sementara massa gravitasi aktif adalah massa yang menghasilkan medan gravitasi yang ditanggapi oleh objek lain, dan massa gravitasi pasif adalah bagaimana objek merespons terhadap medan gravitasi eksternal.

    Menurut hukum konservasi momentum, massa aktif dan pasif kita harus sama. Jika tidak, kita akan berakhir dalam situasi aneh dengan satu tubuh massa yang sama tertarik pada yang lain, misalnya. Anehnya, tampaknya tidak masalah tanda apa yang kita masukkan ke dalam persamaan tertentu, dan hukum fisika terus berfungsi jika kita menempatkan tanda negatif di sana.

    “Dalam fisika Newton, hukum tindakan dan reaksi menyiratkan kesetaraan massa gravitasi aktif dan pasif, tetapi kesetaraan massa inersia dengan dua lainnya adalah fakta empiris yang terpisah. Tanda dari kedua massa ini dapat mengambil nilai dan itu adalah hasil empiris tambahan bahwa itu selalu positif,” demikian penjelsan sebuah tinjauan terhadap massa negatif.

    Meskipun secara matematis menyenangkan, beberapa fisikawan bertanya-tanya apakah massa negatif itu mungkin. Jika memang ada massa negatif di luar sana di alam semesta, itu akan memiliki beberapa sifat yang sangat aneh, dan beberapa interaksi yang sangat aneh dengan massa positif.

    Ini akan ditolak oleh massa negatif lainnya, sebagai permulaan, dan tertarik pada massa positif. Sementara itu, massa positif akan ditolak olehnya, yang mengarah ke gerakan pelarian di mana massa negatif mengejar massa positif selamanya.

    Meskipun mungkin tidak dikesampingkan oleh model fisika terbaik kita saat ini, itu tidak berarti bahwa itu ada, dan kita belum melihat buktinya.

    “Jika jumlah materi negatif yang cukup terakumulasi selama miliaran tahun di pusat Bulan, kemungkinan besar masalah ini dalam bentuk materi ultra-ringan, mungkin dengan urutan yang lebih ringan daripada materi biasa,” kata dokumen itu.

    Sementara sebagian besar ilmuwan mungkin menunggu bukti lain dari massa negatif, laporan itu menunjukkan manusia diperkirakan akan bergerak ke arah upaya memanfaatkan ledakan nuklir di Bulan.

    “Pertanyaan apakah ada zat yang tidak biasa di pusat Bulan mungkin dapat dijawab oleh tomografi gelombang seismik, yang diperoleh oleh ledakan nuklir yang terjadi di permukaan Bulan,” kata dokumen tersebut.

    Tim kemudian melanjutkan untuk memberikan perhitungan rinci tentang bagaimana kita bisa meniup terowongan silinder raksasa melalui Bulan menggunakan senjata nuklir. Hal ini diusulkan untuk mengakses materi negatif, dengan meniup lubang yang sama melalui Bumi dianggap tidak praktis.

    “Sekarang kebetulan bahwa pusat Bulan adalah potensi yang baik, tidak terlalu dalam sehingga tidak dapat dicapai dengan membuat terowongan melalui Bulan, tidak mungkin untuk potensi Bumi yang lebih dalam, tempat suhu dan tekanan terlalu tinggi,” tulis The New York Times mengomentari dokumen tersebut.

    “Membuat terowongan melalui Bulan, asalkan ada pasokan massa negatif yang baik, dapat merevolusi penerbangan ruang angkasa antarbintang. Urutan biaya bentuk termonuklir akan diperlukan untuk membuat terowongan seperti itu layak secara teknis,” tambah The New York Times.

    Namun apa yang tercantum di dokumen tersebut sejauh ini baru sekadar ide dan belum terwujud. Setidaknya sampai sekarang dan hingga masa yang akan datang, Bulan masih aman dan tanpa lubang.

    (rns/rns)

  • Trump Beri Lampu Hijau CIA Siapkan Operasi Rahasia di Venezuela

    Trump Beri Lampu Hijau CIA Siapkan Operasi Rahasia di Venezuela

    JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi wewenang kepada CIA untuk menyiapkan operasi rahasia di Venezuela dalam upaya Gedung Putih menekan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

    The New York Times, mengutip sejumlah sumber yang mendapat pengarahan, melaporkan Trump menyetujui langkah rahasia potensial tersebut guna mempersiapkan medan bagi tindakan lebih lanjut.

    Laporan itu juga menyebut Gedung Putih membuka kembali jalur diplomasi belakang dengan Caracas, di mana Maduro sempat mengisyaratkan kemungkinan mundur setelah masa transisi.

    Dalam pidato televisinya, Senin, Maduro memperingatkan intervensi militer AS bisa menandai “akhir politik” Trump. 

    Ia menuduh orang-orang di sekeliling presiden AS itu memprovokasi konflik bersenjata untuk merugikan Trump secara politik.

    Maduro menegaskan Venezuela tetap siap berdialog langsung, seraya menyebut diplomasi sebagai posisi “tidak berubah” pemerintahannya.

    Sejak awal September, AS melancarkan 21 serangan terhadap kapal di Laut Karibia dan Samudra Pasifik Timur yang diklaim menyelundupkan narkoba. Aksi AS ini menewaskan 83 orang.

  • Jeff Bezos Punya Pekerjaan Baru, Jadi CEO Startup AI

    Jeff Bezos Punya Pekerjaan Baru, Jadi CEO Startup AI

    Jakarta

    Jeff Bezos akan punya kesibukan baru setelah tidak lagi memimpin Amazon. Pria berkepala plontos itu akan menjadi co-CEO startup AI bernama Project Prometheus.

    Bezos tidak hanya menjadi co-CEO tapi juga menjadi salah satu investor terbesar untuk Project Prometheus. Menurut laporan The New York Times, Project Prometheus sudah mengumpulkan investasi sebesar USD 6,2 miliar yang sebagian datang dari Bezos.

    Selain mendanai Project Prometheus, Bezos akan membantu memimpin perusahaan ini bersama co-founder Vik Bajaj. Bajaj adalah ahli fisika dan kimia yang dulunya menggarap sejumlah proyek di Google X, termasuk Wing dan yang kemudian berkembang menjadi Waymo.

    Pada tahun 2018, ia ikut mendirikan Foresite Labs, perusahaan yang mendukung entrepreneur di bidang AI dan ilmu data. Bajaj masih tercatat sebagai CEO Foresite Labs di website perusahaan dan halaman LinkedIn pribadinya.

    Saat ini belum banyak yang diketahui tentang Project Prometheus. Startup ini kabarnya akan fokus menciptakan sistem AI yang dilatih menggunakan informasi dari dunia fisik, bukan sekedar informasi digital seperti chatbot AI pada umumnya.

    Secara spesifik, perusahaan tersebut dilaporkan akan menjajaki bagaimana AI dapat mendukung engineering dan manufaktur di berbagai bidang, termasuk kendaraan dan teknologi antariksa, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (18/11/2025).

    Di halaman LinkedIn-nya yang masih kosong, ringkasan tentang Project Prometheus hanya menyatakan mereka adalah perusahaan ‘AI untuk ekonomi fisik’. Mereka juga mencantumkan deskripsi sebagai perusahaan ‘Teknologi, Informasi, dan Internet’ dengan 51-200 karyawan.

    Project Prometheus kabarnya sudah mempekerjakan hampir 100 orang, termasuk mantan karyawan dari OpenAI, DeepMind, dan Meta. Keterlibatannya di Project Prometheus menandakan pekerjaan operasional formal pertama yang dipegang Bezos setelah mengundurkan diri sebagai CEO Amazon pada tahun 2021.

    (vmp/afr)

  • BBC Minta Maaf Soal Suntingan ‘Sesat’ Pidato Trump

    BBC Minta Maaf Soal Suntingan ‘Sesat’ Pidato Trump

    Jakarta

    BBC secara resmi telah meminta maaf kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas suntingan yang dituduh menyesatkan dalam dokumenter Panorama, kata penyiar publik Inggris itu pada Kamis (13/11), tetapi menolak bahwa masalah ini menjadi dasar untuk gugatan pencemaran nama baik.

    Trump sebelumnya mengancam akan menggugat BBC sebesar $1 miliar (sekitar Rp 15 triliun) karena menyesatkan pemirsa mengenai pidatonya. Pidato itu disampaikan kepada para pendukungnya di Washington, DC pada 6 Januari 2021, beberapa saat sebelum kemenangan pemilu Joe Biden pada 2020 resmi disahkan oleh Kongres.

    Program Panorama menyambungkan dua cuplikan dari salah satu pidato Trump yang jaraknya lebih dari 50 menit, sehingga menimbulkan kesan bahwa ia mendorong kerusuhan di Capitol.

    Dokumenter itu, yang disiarkan beberapa hari sebelum pemilihan presiden AS 2024, juga menghapus bagian di mana Trump mengatakan ia ingin para pendukungnya melakukan demonstrasi secara damai.

    Kontroversi ini telah menyebabkan pengunduran diri Direktur Jenderal BBC Tim Davie dan CEO News Deborah Turness.

    Apa yang dikatakan BBC dalam suratnya kepada Trump?

    Dalam pernyataan pada Kamis, BBC mengatakan direkturnya, Samir Shah, telah “mengirim surat pribadi ke Gedung Putih yang menjelaskan kepada Presiden Trump bahwa ia dan perusahaan menyesal atas suntingan pidato presiden pada 6 Januari 2021.”

    “Kami sangat tidak setuju bahwa ada dasar untuk klaim pencemaran nama baik,” tambah pernyataan itu.

    BBC menambahkan bahwa program itu “tidak akan disiarkan lagi dalam bentuk ini di platform BBC manapun.”

    Apa yang dikatakan BBC tentang gugatan pencemaran nama baik Trump?

    Dalam surat tersebut, BBC menjelaskan alasan mengapa mereka tidak percaya tuduhan pencemaran nama baik Trump.

    BBC menjelaskan bahwa mereka tidak menayangkan episode Panorama tersebut di saluran AS, dan juga tidak memiliki hak untuk menayangkannya.

    Lembaga penyiaran Inggris ini juga membantah bahwa suntingan itu dilakukan dengan maksud menyesatkan pemirsa, melainkan hanya untuk mempersingkat pidato yang panjang.

    BBC juga berargumen bahwa dokumenter itu tidak menimbulkan kerugian bagi Trump, seperti yang diklaim Presiden AS, karena pada akhirnya ia terpilih kembali. BBC juga menunjukkan bahwa cuplikan tersebut tidak dimaksudkan untuk ditonton secara terpisah, melainkan bagian dari siaran berdurasi satu jam yang berisi berbagai pendapat yang mendukung Trump.

    Trump sebelumnya menargetkan beberapa organisasi media terkenal lainnya dengan gugatan besar atas apa yang ia anggap liputan yang tidak menguntungkan, termasuk jaringan TV CNN, ABC, dan CBS, serta perusahaan pemilik The New York Times dan Wall Street Journal.

    Apa klaim baru yang dihadapi BBC?

    Penarikan kembali BBC ini muncul saat perusahaan menghadapi tuduhan baru bahwa program lain, Newsnight, yang disiarkan dua tahun sebelumnya, telah menyunting pidato Trump pada 6 Januari dengan cara yang juga dianggap menyesatkan.

    Dalam episode Newsnight yang disiarkan pada Juni 2022, pidato Trump disunting sedemikian rupa sehingga seolah-olah ia secara eksplisit mendorong para pendukungnya melakukan kerusuhan dan menghentikan Kongres dari pengesahan kemenangan Biden.

    Menanggapi tuduhan terbaru ini, yang dilaporkan oleh podcast terkait surat kabar Inggris The Daily Telegraph, BBC mengatakan pihaknya “memegang standar editorial tertinggi” dan sedang “menyelidiki” masalah ini.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Rizki Nugraha

    Lihat juga Video: Momen Pidato Trump soal Gaza Diinterupsi di Parlemen Israel

    (ita/ita)

  • Pilu PRT Tewas Ditembak Usai Salah Masuk Rumah di AS

    Pilu PRT Tewas Ditembak Usai Salah Masuk Rumah di AS

    Jakarta

    Seperti biasa, Mara Florinda Ros Perez berangkat bersama suaminya sebelum fajar untuk membersihkan rumah. Namun, kesalahan alamat membuat pembantu rumah tangga ini tidak pulang dalam keadaan hidup.

    Pada 5 November lalu, perempuan berusia 32 tahun asal Guatemala ini ditembak mati di kepala saat mencoba membuka pintu sebuah rumah di lingkungan Whitestown, pinggiran kota Indianapolis. Dia mengira rumah itu seharusnya ia bersihkan, tetapi ternyata alamatnya salah.

    Polisi melaporkan bahwa mereka menemukan Rios Perez tewas dalam pelukan suaminya, Mauricio Velzquez, di teras rumah tersebut pada Rabu (05/11), sesaat sebelum pukul 07.00 waktu setempat.

    Pihak berwenang AS sedang menyelidiki apakah pemilik rumah tersebut bisa dituntut.

    Menurut aparat, para petugas sebelumnya telah merespons laporan tentang kemungkinan adanya penyusupan rumah di pinggiran kota Whitestown.

    Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan pasutri itu tampaknya tidak memasuki rumah tersebut.

    Kasus ini secara resmi dirujuk ke Kejaksaan Wilayah Boone untuk ditinjau dan untuk menentukan apakah tuntutan pidana akan diajukan.

    Polisi belum mengumumkan identitas orang-orang yang berada di dalam rumah atau yang melepaskan tembakan.

    Pada Jumat (07/11), polisi menyatakan bahwa ini adalah kasus yang “kompleks, sensitif, dan sedang berkembang” sehingga merilis informasi tersebut akan “tidak pantas dan berpotensi berbahaya”.

    Polisi juga mengimbau masyarakat untuk bersabar dan memperingatkan tentang penyebaran misinformasi tentang kasus ini secara daring.

    Kronologi kejadian versi keluarga korban

    Mauricio Velzquez mengatakan kepada CBS News, mitra BBC di AS, bahwa ia mengharapkan keadilan bagi istrinya yang merupakan ibu dari empat anak.

    Dalam sebuah wawancara dengan WTTV, yang juga merupakan mitra CBS, Velzquez menyatakan bahwa peluru menembus pintu depan rumah.

    “Seharusnya pemilik rumah menelepon polisi dulu, bukan langsung menembak tanpa alasan begitu,” katanya melalui seorang penerjemah.

    “Saya menuntut keadilan karena saya rasa orang yang melakukan itu tidak waras,” ujarnya sambil menangis.

    Baca juga:

    Rudy Ros Perez, saudara laki-laki korban, menjelaskan kepada The New York Times bahwa pasutri tersebut berencana membersihkan sebuah rumah yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.

    Setibanya di alamat rumah yang mereka yakini akan dibersihkan, mereka mencoba membuka pintu depan dengan kunci yang diberikan klien mereka, namun gagal.

    Saat itulah, kenang Ros, tembakan dilepaskan. Peluru menembus pintu dan mengenai Mara Florinda Ros Perez.

    CBSMauricio Velsquez, suami korban, tidak paham mengapa pemilik rumah tidak menelpon polisi terlebih dulu ketimbang langsung melepaskan tembakan.

    Belakangan Mauricio Velzquez menyadari bahwa rumah yang seharusnya dituju terletak di belakang rumah yang mereka coba buka.

    Pemerintah Guatemala memastikan bahwa mereka sedang memantau kasus ini dan memberikan dukungan kepada keluarga Ros Perez.

    “Perempuan Guatemala berusia 32 tahun, yang berasal dari Quetzaltenango, meninggal dunia dalam tindak kekerasan saat dalam perjalanan ke tempat kerja di kota Whitestown, Indiana, pada 5 November. Ia meninggalkan suami dan empat orang anak,” kata Kementerian Luar Negeri Guatemala dalam sebuah pernyataan.

    Kementerian tersebut menambahkan bahwa mereka “memberikan bantuan konsuler, hukum, dan imigrasi, serta layanan dokumentasi,” melalui konsulat di kota Chicago.

    Kasus-kasus lain

    Jaksa Wilayah Boone, Kent Eastwood, mengatakan kepada The Indianapolis Star bahwa kasus ini rumit karena cara hukum negara bagian mendefinisikan konsep membela diri.

    Undang-undang pembelaan diri masih berlaku di banyak negara bagian AS. Sebagian besar mengizinkan seseorang untuk melindungi diri mereka sendiri dengan menggunakan kekuatan yang wajar, bahkan mematikan, untuk mencegah kematian, cedera serius, atau untuk mengusir penyusup.

    Insiden serupa telah dilaporkan di wilayah lain di AS dalam beberapa tahun terakhir.

    Pada 2023, Ralph Yarl yang berusia 16 tahun ditembak dua kali setelah salah membunyikan bel pintu di Missouri. Andrew Lester, yang berusia lebih dari 80 tahun, mengaku bersalah dan meninggal dunia saat menunggu vonis.

    Di New York, Kaylin Gillis yang berusia 20 tahun meninggal dunia setelah ditembak ketika ia secara tidak sengaja memasuki pekarangan sebuah rumah. Pemilik rumah yang menembaknya kini menjalani hukuman 25 tahun penjara.

    (ita/ita)

  • Perang Besar Menanti Timur Tengah, 2.000 Rudal Iran Mengarah ke Israel

    Perang Besar Menanti Timur Tengah, 2.000 Rudal Iran Mengarah ke Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran dilaporkan tengah mempercepat produksi rudalnya dengan ambisi mampu menembakkan hingga 2.000 rudal sekaligus dalam konfrontasi berikutnya dengan Israel. Langkah ini dinilai sebagai upaya Teheran untuk melumpuhkan sistem pertahanan canggih Israel.

    Menurut laporan The New York Times, eskalasi ini terjadi hanya beberapa bulan setelah perang 12 hari pada Juni, ketika Iran meluncurkan sekitar 500 rudal sebagai respons atas serangan Israel terhadap infrastruktur penting, pangkalan militer, dan fasilitas nuklirnya. Kini, pabrik-pabrik rudal Iran disebut beroperasi 24 jam untuk mengejar target ambisius tersebut.

    “Jika terjadi perang lagi, mereka berharap dapat menembakkan 2.000 (rudal) sekaligus untuk melumpuhkan pertahanan Israel, bukan 500 selama 12 hari seperti pada bulan Juni,” kata Ali Vaez, Direktur Proyek Iran di International Crisis Group, dikutip Selasa (11/11/2025).

    Program rudal Iran yang berkembang pesat menambah ketegangan di Timur Tengah. Para analis menilai jika Teheran berhasil mencapai kapasitas itu, sistem pertahanan berlapis Israel bisa menghadapi tekanan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Langkah ini muncul di tengah kebuntuan negosiasi nuklir Iran serta kebijakan “tekanan maksimum” yang kembali digaungkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Percepatan produksi rudal juga mencerminkan isolasi diplomatik Iran yang semakin dalam dari Barat. Dukungan dari sekutu tradisional seperti Suriah mulai terkikis, sementara kekuatan Arab seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab memperkuat hubungan dengan Washington.

    Kondisi ini kemudian mendorong Teheran mengandalkan kekuatan domestik, termasuk pengembangan rudal dan aktivitas nuklir, sebagai bentuk “jaminan keamanan” terhadap berkurangnya pengaruh diplomatik di kawasan.

    Bagi Israel, kemajuan teknologi rudal dan nuklir Iran dipandang sebagai ancaman eksistensial. Meskipun tekanan AS sempat menghentikan serangan pada Juni lalu, para pejabat Israel disebut tetap siap melanjutkan operasi militer jika Teheran terus memperluas program senjatanya.

    Sementara itu, Iran mengonfirmasi bahwa inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mengunjungi beberapa situs nuklirnya pekan lalu, termasuk Reaktor Riset Teheran. Namun, akses ke beberapa fasilitas utama seperti Fordow dan Natanz masih dibatasi.

    “Selama kami menjadi anggota NPT, kami akan mematuhi komitmen kami,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei, menekankan bahwa penilaian IAEA seharusnya “berdasarkan fakta profesional, bukan asumsi politik.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mamdani Jadi Walikota Muslim Pertama New York, Netizen Heboh

    Mamdani Jadi Walikota Muslim Pertama New York, Netizen Heboh

    Jakarta

    Cawalkot muslim New York, Zohran Mamdani, unggul dalam quick count atau hitung cepat pemilihan wali kota New York. Mamdani pun merayakan keunggulannya itu dengan mengunggah video. Netizen di Amerika Serikat pun mulai heboh.

    Dilansir CBS News, Rabu (5/11/2025), Mamdani mengunggah video pendek di dalam gerbong kereta bawah tanah. Kemudian kereta itu berhenti dan pintunya terbuka di City Hall atau Kantor Wali Kota New York. “The next and last stop is City Hall (Halte berikutnya dan pemberhentian terakhir adalah Kantor Wali Kota),” bunyi suara dalam video pendek itu.

    Media-media ternama juga sudah menulis berita kemenangan Mamdani yang akan menjadi walikota muslim pertama New York. “Democrat Zohran Mamdani projected to win New York mayoral race,” tulis BBC. “Dem socialist Mamdani wins NYC mayoral election as city braces for leftist policiesm,” tulis New York Post, media yang condong ke Partai Republik.

    “Zohran Mamdani wins NYC mayor’s race, capping a stunning ascent,” tulis kantor berita Associated Press. Di linimasa media sosial X, netizen pun mulai membahas kemenangan Mamdani yang baru berusia 34 tahun itu.

    “Momen bersejarah bagi Kota New York: Zohran Mamdani menjadi wali kota Muslim pertama di kota ini dan pemimpin termuda di usia 34 tahun,” tulis seorang netizen.

    “Zohran Mamdani telah menjadi wali kota Muslim pertama di New York. Untuk menghentikannya, media-media besar dan para jutawan menghabiskan banyak uang dan menyebarkan banyak rumor. Namun, terlepas dari semua itu, Zohran telah meraih kemenangan besar,” tulis yang lain.

    Berikut reaksi lainnya di X:

    Muslim New Yorkers erupted in celebration following the news of the prejected victory of Zohran Mamdani – NYC’s first ever Muslim mayor.

    This is a win for America, Muslims and Palestine. A massive slap to Israel and American Islamophobes. pic.twitter.com/ONA9Vq1RKz

    — Robert Carter (@Bob_cart124) November 5, 2025

    Breaking News: Zohran Mamdani, a 34-year-old state lawmaker from Queens, will be the 111th mayor of New York. He will be the first Muslim to ever lead the city, as well as its first South Asian mayor and the youngest mayor in more than a century.https://t.co/7tewUOBm0A pic.twitter.com/1VbUePzk3J

    — The New York Times (@nytimes) November 5, 2025

    🚨Zohran Mamdani has won the mayor’s race for New York City.

    He becomes the first Muslim and first South Asian to serve as mayor of New York City. pic.twitter.com/kaAY9srEbr

    — Pop Crave (@PopCrave) November 5, 2025

    🎉 Congratulations to Mayor-elect Zohran Mamdani! 🎉

    Standing against genocide and apartheid is good policy and good politics! pic.twitter.com/w8BFzVugpC

    — AIPAC Tracker (@TrackAIPAC) November 5, 2025

    BREAKING: Zohran Mamdani is officially the mayor of New York pic.twitter.com/VIkc9TFFmy

    — juju 💰 (@ayeejuju) November 5, 2025

    (fyk/fay)

  • Terkuak Alasan Sebenarnya Trump Buka Perang Baru di Venezuela: Minyak!

    Terkuak Alasan Sebenarnya Trump Buka Perang Baru di Venezuela: Minyak!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali meningkat setelah laporan The New York Times pada Selasa (4/11/2025) mengungkap bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan rencana serangan militer terhadap sasaran strategis, termasuk instalasi militer, dan merebut ladang minyak negara tersebut.

    Langkah itu disebut sebagai bagian dari kampanye Trump melawan jaringan perdagangan narkoba yang diduga dikendalikan oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

    Meski belum ada keputusan final dari Gedung Putih, laporan itu menyebut Trump telah memerintahkan Departemen Kehakiman untuk menyiapkan justifikasi hukum bagi kemungkinan serangan tersebut, langkah yang dapat menghindari kebutuhan akan otorisasi dari Kongres atau deklarasi perang resmi.

    “Presiden Trump telah menyampaikan dengan jelas pesannya kepada Presiden [Venezuela] Nicolas Maduro: hentikan pengiriman narkoba dan penjahat ke negara kami,” kata Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Anna Kelly, kepada Newsweek.

    “Presiden menegaskan akan terus menyerang para narkoteroris yang menyelundupkan narkotika ilegal. Hal di luar itu hanyalah spekulasi dan harus diperlakukan seperti itu.”

    Menurut sejumlah pejabat AS yang dikutip oleh The New York Times, The Wall Street Journal, dan Miami Herald, Washington telah mengidentifikasi sejumlah sasaran utama di dalam Venezuela yang terkait dengan jaringan narkotika yang disebut-sebut berada di bawah kendali pemerintahan Maduro.

    Rencana yang sedang dibahas mencakup serangan udara terhadap pelabuhan, lapangan udara, dan fasilitas militer yang berperan penting dalam operasi penyelundupan.

    Selain itu, pemerintahan Trump juga dilaporkan mempertimbangkan untuk merebut ladang minyak Venezuela, aset vital yang menopang ekonomi negara itu.

    The Times melaporkan bahwa Trump sebelumnya menolak tawaran Maduro untuk memberikan konsesi minyak kepada perusahaan-perusahaan Amerika, sementara raksasa energi AS, Chevron, masih menunggu arahan kebijakan terbaru dari Washington terkait operasi mereka di Venezuela.

    Para pengkritik, termasuk pejabat dan tokoh oposisi Venezuela, menuduh langkah ini hanyalah dalih bagi AS untuk menguasai sumber daya energi negara tersebut.

    Adapun laporan itu muncul di tengah meningkatnya operasi militer AS di perairan Karibia. Washington telah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba dari Venezuela, tindakan yang memicu kekhawatiran di dalam negeri AS.

    Sejumlah anggota Kongres, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, mempertanyakan legalitas serangan tersebut.

    Sementara itu, Trump secara terbuka mengatakan bahwa semua opsi, termasuk opsi militer, “tetap berada di atas meja”. Namun, pekan lalu, ia membantah kabar bahwa dirinya telah memutuskan untuk melancarkan serangan ke wilayah Venezuela.

    Ketika ditanya langsung oleh wartawan apakah serangan itu akan dilakukan, Trump hanya menjawab singkat: “Tidak,” tanpa penjelasan lebih lanjut.

    Meski demikian, Trump mengakui tekanan terhadap Caracas makin meningkat. “Venezuela sedang merasakan panasnya tekanan,” ujarnya, sambil menolak berkomentar apakah CIA telah diberi kewenangan untuk melakukan operasi rahasia.

    Di sisi lain, Maduro menuduh Washington tengah mempersiapkan perang baru di kawasan itu. Dalam wawancara dengan media pemerintah pada akhir Oktober, ia menuding AS “menciptakan perang abadi yang baru” setelah Trump mengerahkan kapal induk terbesar AS, USS Gerald R. Ford, ke Laut Karibia.

    Menurut pejabat setempat, AS telah menempatkan delapan kapal perang Angkatan Laut, satu kapal selam bertenaga nuklir, serta sekitar 6.000 pelaut dan marinir di kawasan tersebut.

    Rusia, sekutu dekat Venezuela, mengecam keras langkah AS itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa Moskow “mengecam keras penggunaan kekuatan militer yang berlebihan” oleh Amerika Serikat di Karibia.

    Ia menegaskan bahwa Rusia “sepenuhnya mendukung pemerintah Venezuela dalam upayanya mempertahankan kedaulatan nasional dan menjaga kawasan ini tetap menjadi ‘zona damai’.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]