Perusahaan: The Guardian

  • Jaga Industri Dalam Negeri, Surveyor Indonesia Tekan Produk Impor Ilegal – Halaman all

    Jaga Industri Dalam Negeri, Surveyor Indonesia Tekan Produk Impor Ilegal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang TIC (Testing, inspection, certification), Surveyor Indonesia, akan menekan produk impor ilegal.

    Hal ini dilakukan agar industri dalam negeri tidak merugi akibat barang impor ilegal yang dapat merusak pasar.

    Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Sandry Pasambuna mengatakan, perseroan saat ini memiliki tagline baru yaitu The Guardian of Assurance dan menjadi mitra pemerintah dalam memastikan semua produk yang diimpor sesuai spesifikasi, requirement, quantity yang ditetapkan pemerintah.

    “Banyak barang-barang yang masuk secara ilegal di Indonesia, seperti kain, tekstil. Ini yang membuat beberapa perusahaan tekstil di Indonesia tidak bisa beroperasi lagi,” ujar Sandry di Jakarta, Senin (30/12/2024).

    Menurutnya, peran Surveyor Indonesia sebagai The Guardian of Assurance akan memastikan tidak ada lagi ilegal importir seperti yang terjadi sebelumnya.

    “Kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa peran dari lembaga survey sangat penting untuk impor barang-barang dari luar negeri, terutama lembaga survey yang benar-benar bekerja secara profesional,” ujarnya.

    Sandry menegaskan, Surveyor Indonesia memainkan peran vital dalam kemajuan infrastruktur Indonesia, termasuk melalui proyek-proyek strategis seperti KRL Jabodebek, kereta cepat, dan Satelit Satria-1, juga layanan berkelanjutan yang semuanya merupakan upaya bersama penguatan industri nasional dan keandalan bangsa.

    “Ke depan, kami berharap dapat terus memperluas peran dan memperkuat komitmen kami terhadap keberlanjutan sehingga dapat semakin maksimal mendukung Indonesia dalam memenuhi tujuan pengurangan emisi karbon dan memperkuat daya saing di pasar global yang semakin menuntut kepatuhan terhadap keberlanjutan,” jelas Sandry.

  • Selain Jeju Air, Ini Deretan Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024 – Page 3

    Selain Jeju Air, Ini Deretan Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024 – Page 3

    2.Air Canada di Kanada

    Pesawat Air Canada terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield setelah mengalami kerusakan pada roda pendaratannya pada Sabtu malam, 28 Desember 2024 atau Minggu waktu Indonesia. Air Canada dengan nomor penerbangan 2259, berangkat dari Bandara Internasional St. John’s, mengalami masalah pendaratan yang menyebabkan selip dan kebakaran mesin.

    Insiden ini lantas mendorong respons cepat dari kru darurat untuk memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat, demikian dikutip dari kanal Global Liputan6.com yang melansir dari laman Anadolu Agency, Minggu. Seorang penumpang bernama Nikki Valentine mengatakan kepada CBC News bahwa salah satu ban pesawat tidak terbuka dengan benar saat mendarat.

    “Saat insiden terjadi, kami mendengar suara yang cukup keras yang hampir terdengar seperti suara tabrakan. Terutama saat sayap pesawat mulai menyentuh aspal, bersama dengan apa yang saya duga adalah mesin,” katanya. Setelah mendarat, orang-orang di atas pesawat dievakuasi dan kemudian dibawa ke hanggar untuk diperiksa oleh paramedis.

    Tidak ada korban yang dilaporkan. Sebagai tindakan pencegahan, penerbangan di bandara Halifax ditangguhkan sementara setelah insiden tersebut.

    3.Jeju Air di Korea Selatan

    Pesawat Jeju Air dilaporkan tergelincir dan keluar landasan pacu di Bandara Internasional Muan di Korea Selatan pada Minggu. Pesawat Jeju Air, yang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat, terbang kembali dari Bamgkok, Thailand.

    Berdasarkan laporan dari The Guardian, kecelakaan pesawat ini terjadi saat mendarat di Bandara Muan di Korea Selatan bagian selatan. Kabar terakhir, korban tewas sudah mencapai 177 lorang dan hanya dua orang yang dipastikan selanat dari insiden tersebut.

     

  • Kondisi Dua Korban Selamat Jeju Air, Alami Cedera-Terancam Lumpuh

    Kondisi Dua Korban Selamat Jeju Air, Alami Cedera-Terancam Lumpuh

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat mematikan Jeju Air Korea Selatan menewaskan 179 orang. Salah satu dari dua orang yang selamat, yakni pramugara bahkan mengaku tidak mengingat bagaimana kecelakaan bisa terjadi pada Minggu (29/12/2024).

    Dirinya kini tengah terbaring di rumah sakit Mokpo Hankook.

    “Apa yang terjadi? Bagaimana saya bisa ada di sini?” kata dia saat terbangun, dikutip dari The Guardian.

    Ia memberitahu dokter hal terakhir yang ia ingat adalah mengenakan sabuk pengaman sebelum mendarat. Hal ini dikarenakan menurutnya saat itu pesawat akan segera mendarat. Tidak ada ingatan apapun terkait kejadian setelahnya.

    Dia bertugas melayani penumpang di dekat bagian belakang pesawat. Kini ia mengalami cedera di bahu kiri dan kepala.

    Ia berada dalam perawatan khusus karena kemungkinan efek samping termasuk kelumpuhan total, sementara korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun juga sedang dirawat.

    Menurut laporan Bernama, meski kondisinya stabil, ia juga dilaporkan mengalami cedera pada pergelangan kaki dan kepala. Staf medis menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang kondisinya.

    Pesawat Jeju Air 2216, yang membawa 181 penumpang, terbang dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok dan kemudian jatuh di Bandara Internasional Muan di provinsi Jeolla Selatan Korea Selatan sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

    Sebelum kecelakaan, seorang penumpang mengirim pesan teks kepada anggota keluarga, mengatakan pesawat itu tidak dapat mendarat karena ada burung di sayapnya. Itu adalah salah satu pesan teks terakhir yang diketahui dikirim kepada anggota keluarga.

    “Ada burung yang tersangkut di sayap, dan kami tidak bisa mendarat. Baru saja. Haruskah saya meninggalkan pesan terakhir saya?” kata penumpang itu dalam pesan teks kepada seorang kerabat pada pukul 9 pagi.

    Kerabat itu mengatakan kepada kantor berita lokal News1, penumpang tidak dapat dihubungi setelah itu.

    Frutasinya Keluarga Korban

    Menurut The Korea Times, keluarga yang berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai mengungkapkan kemarahan dan frustrasi atas tanggapan pihak berwenang setelah kecelakaan pesawat.

    Tangisan anggota keluarga terdengar di lantai pertama Bandara Internasional Muan, 288 kilometer barat daya Seoul.

    “Kakak perempuan saya ada di pesawat itu,” kata seorang wanita berusia 33 tahun bermarga Kim. “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik.”

    Sekitar pukul 3:30 sore waktu setempat, pemerintah mulai merilis nama-nama 22 korban tewas yang dikonfirmasi, yang memicu kesedihan dan duka mendalam dari keluarga yang berkumpul.

    Sebagian memprotes bahwa nama-nama tersebut tidak sesuai dengan yang dirilis sebelumnya, sementara yang lain mengeluh bahwa mereka tidak menerima informasi apa pun selama berjam-jam.

    “Apakah terlalu berlebihan untuk meminta daftar korban tewas diumumkan dengan jelas beserta status terkini kecelakaan?” kata salah seorang anggota keluarga.

    Sebagian menuntut agar mereka diizinkan mengunjungi lokasi kecelakaan agar mereka dapat mengidentifikasi anggota keluarga mereka. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengaktifkan sistem tanggap darurat medis yang meminta personel medis dan penyelamat darurat untuk dikirim ke lokasi kejadian.

    Kementerian juga mengirim seorang direktur pemakaman untuk membantu persiapan pemakaman dan berencana untuk menawarkan konseling profesional kepada para korban dan keluarga mereka.

    Sementara itu, pemerintah provinsi Jeolla Selatan mengatakan akan membuka akomodasi sementara bagi keluarga korban di asrama Universitas Nasional Mokpo.

    (naf/kna)

  • Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Ketika Saya Bangun, Saya Sudah Diselamatkan – Halaman all

    Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Ketika Saya Bangun, Saya Sudah Diselamatkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 terjadi saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09.03 waktu setempat.

    Pesawat Jeju Air terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu dan menghantam pagar beton ketika roda pendaratan depannya tampaknya tidak dapat digunakan.

    Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan, pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok, Thailand.

    Semua penumpang, kecuali dua dari 181 orang di dalam pesawat tewas, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.

    Dilansir euronews, empat dari korban tewas adalah awak pesawat, sisanya penumpang.

    Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota kru, ke tempat yang aman.

    Petugas kesehatan mengatakan mereka dalam keadaan sadar dan tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa.

    Satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), mengatakan kepada dokter bahwa dia “sudah diselamatkan” ketika dia terbangun di rumah sakit, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.

    Lee bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang jatuh pada Minggu pagi.

    Layanan darurat awalnya membawa Lee ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, selatan Seoul.

    Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, Minggu, seperti diberitakan The Guardian.

    Lee saat ini sedang dalam perawatan intensif setelah dokter mendiagnosisnya dengan beberapa patah tulang dan risiko kelumpuhan.

    “Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya,” kata Ju.

    “Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya,” jelasnya.

    Korea Selatan Umumkan Masa Berkabung Nasional

    Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari 2025 atas kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dari mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tak terduga ini,” katanya, Minggu, dikutip dari The Guardian.

    Bendera di kantor-kantor pemerintah akan diturunkan dan pegawai negeri sipil akan mengenakan pita hitam.

    Peristiwa ini merupakan ujian besar pertama bagi Choi, yang mulai menjabat pada hari Jumat setelah parlemen Korea Selatan memilih untuk memakzulkan penjabat presiden sebelumnya, Han Duck-soo.

    Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Para pejabat mengatakan, pilot mengirimkan sinyal marabahaya sesaat sebelum pesawat melewati ujung landasan pacu.

    Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Korea Selatan menunjukkan pesawat tergelincir — dan tampaknya tanpa roda pendaratan yang terpasang.

    Tentara Korea Selatan mencari penumpang yang hilang di dekat puing-puing pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air setelah pesawat itu jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. (AFP/JUNG YEON-JE)

    Pesawat itu melewati landasan pacu dan menabrak pembatas, memicu ledakan api.

    Rekaman menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari pesawat, yang dilalap api.

    Diberitakan AP News, Jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tiba dari Bangkok ketika kecelakaan terjadi pada pukul 09.03 pagi hari Minggu di Kota Muan.

    Pekerja telah mengambil data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kotak hitam pesawat, yang akan diperiksa oleh ahli pemerintah yang menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran, kata pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan.

    Pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air tersebut membawa 181 penumpang dan awak.

    Dari jumlah tersebut, total 179 orang tewas dalam kecelakaan dan kebakaran yang terjadi; hanya dua awak yang selamat.

    Kim E-bae, presiden Jeju Air, membungkuk dalam-dalam bersama pejabat senior perusahaan lainnya saat ia meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Ia mengatakan merasa “bertanggung jawab penuh” atas insiden tersebut.

    Boeing juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa pihaknya siap mendukung perusahaan dalam menangani kecelakaan tersebut.

    Pemerintah Korea Selatan kemudian menyatakan Muan sebagai zona bencana khusus.

    Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.

    Namun, ada beberapa kemungkinan petunjuk.

    Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan para pekerja tengah menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat itu ditabrak burung.

    Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.

    Pesawat itu hancur dengan bagian ekornya menjadi satu-satunya bagian yang dapat dikenali di antara reruntuhan, kata kepala pemadam kebakaran dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel

  • Kecelakaan Pesawat Jeju Air Membuat Drama Politik di Korea Selatan Mereda dan Pemakzulan Presiden – Halaman all

    Kecelakaan Pesawat Jeju Air Membuat Drama Politik di Korea Selatan Mereda dan Pemakzulan Presiden – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, KOREA SELATAN – Menjelang akhir tahunM 2024, warga Korea Selatan berharap akan ada jeda dari kekacauan politik yang melanda negara  itu dalam beberapa pekan terakhir.

    Korea Selatan dilanda kekacauan politik akhir-akhir ini setelah munculnya darurat militer yang dikeluarkan oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada Selasa 3 Desember 2024 lalu.

    Sejumlah pejabat negara itu diproses hukum termasuk Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.

    Aksi unjuk rasa terus menghantui negara itu di saat perekonomian tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

    Tidak berhenti disitu, Presiden Yoon Suk Yeol kemudian diberhentikan dari jabatannya.

    Kekacauan politik kian menjadi-jadi setelah Perdana Menteri Han Duck-soo juga ikut dimakzulkan oleh parlemen karena menolak menyelesaikan proses pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk Yeol.

    Pesawat Jeju Air Jatuh

    Di tengah kekacauan politik di Korea Selatan yang belum menemui titik terang, sebuah pesawat komersial Jeju Air kecelakaan fatal menewaskan 179 orang dari 181 penumpangnya.

    Pesawat kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024).

    Meski penyebab kecelakaan masih diinvestigasi.

    Namun perdebatan kini tertuju pada penyebab kecelakaan apakah karena keberadaan burung yang memasuki mesin pesawat atau penyebab lain.

    Kekacauan politik dan jatuhnya pesawat adalah dua peristiwa yang akan memilukan terjadi di Korea Selatan  tahun 2024  ini.

    Terutama bagi negara yang selama ini terkenal karena kehebatan ekonomi dan budayanya.

    Dikutip dari The Guardian, Senin (30/12/2024), dua peristiwa itu tentu saja tidak berhubungan, tetapi tidak mungkin untuk mengabaikan latar belakang politik atas tragedi jatuhnya pesawat itu.

    Peristiwa ini menyorot potensi risiko yang ditimbulkan oleh ketidakstabilan di tingkat tertinggi pemerintahan terhadap respons bencana.

    Ada tanda-tanda yang menggembirakan segera setelah tragedi itu terjadi.

    Kekacauan politik mereda

    Partai-partai politik yang bersaing di Korea Selatan meluncurkan inisiatif terpisah sebagai tanggapan terhadap bencana tersebut, yang tampaknya mengesampingkan permusuhan yang terjadi beberapa minggu terakhir.

    Pemimpin partai oposisi Demokrat, Lee Jae-myung, yang selama ini menyerang pemerintah berangkat ke Muan lokasi jatuhnya pesawat.

    Dia berencana tinggal tanpa batas waktu untuk mendukung upaya penyelamatan, kata surat kabar Hankyoreh,.

    Meskipun ia akan menjauh dari lokasi kecelakaan sementara operasi pemulihan terus berlanjut.

    Sementara itu, Partai People Power yang berkuasa membentuk satuan tugas yang berfokus pada penyelidikan kecelakaan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.

    Penjabat pemimpin partai, Kweon Seong-dong, akan mengunjungi Muan pada hari Senin bersama anggota satuan tugas untuk “meninjau langkah-langkah tanggap kecelakaan dan strategi pencegahan” serta bertemu dengan keluarga yang ditinggalkan.

    Pejabat blusukan ke lokasi

    Beberapa jam setelah kecelakaan, penjabat presiden Choi Sang-mok, tiba di lokasi kejadian untuk mendukung petugas darurat bekerja menyelamatkan korban.

    Dia juga menyampaikan kata-kata penghiburan kepada lebih dari 100 kerabat yang sangat ingin mendapatkan kabar tentang orang yang mereka cintai. 

    Beberapa orang mengelilinginya, menuntut kabar terbaru dan memohon kepadanya untuk mengutamakan keluarga.

    Choi hanya bisa menundukkan kepala berulang kali sambil berkata “Saya mengerti”.

    Ada pula kemarahan atas apa yang dianggap sebagian orang sebagai respons lambat dari pihak berwenang dan maskapai penerbangan.

    Seorang pria memegang plakat bertuliskan, “Pemberontakan Yoon Suk Yeol mundur!” saat ia berdiri di depan polisi sementara para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam pawai menentang Presiden Korea Selatan Yoon menuju Kantor Kepresidenan di Seoul pada tanggal 4 Desember 2024. – Ribuan pengunjuk rasa berbaris di kantor Yoon di ibu kota Korea Selatan pada malam hari tanggal 4 Desember, bergabung dalam upaya oposisi negara tersebut untuk memakzulkan pemimpin tersebut setelah penerapan darurat militer yang luar biasa namun berumur pendek. (Photo by Philip FONG / AFP) (AFP/PHILIP FONG)

    Keluarga korban telah memohon agar diizinkan mendekati lokasi kecelakaan sejak Minggu pagi, tetapi ditolak karena sifat zona bandara yang terbatas.

    Ketika Lee Jeong-hyeon, kepala pemadam kebakaran Muan, memberi tahu keluarga bahwa sebagian besar penumpang diduga tewas, ruangan itu dipenuhi ratapan duka, menurut kantor berita Yonhap.

    “Apakah sama sekali tidak ada peluang untuk selamat?” tanya salah seorang anggota keluarga.

    Lee membungkuk dan menjawab: “Saya turut berduka cita, tetapi memang begitulah kenyataannya.”

    Kehadiran Choi menjadi pengingat bahwa bencana penerbangan terburuk di tanah Korea terjadi pada saat kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya, terjadi hanya dua hari setelah ia menggantikan Han yang dimakzulkan.

    Choi mengakui beratnya situasi tersebut dalam pernyataan yang disampaikannya di bandara.

    “Tidak ada kata-kata penghiburan yang cukup bagi keluarga yang telah menderita tragedi seperti itu,” katanya, sambil berjanji bahwa “pemerintah akan berupaya keras untuk mendukung keluarga yang ditinggalkan”.

    Korea Selatan dalam Keprihatinan

    Permainan politik yang tidak menyenangkan yang melambungkan Choi yang tidak mau menjadi presiden 48 jam sebelumnya dimulai ketika Yoon Suk Yeol diskors dari jabatan presiden setelah mencoba memberlakukan darurat militer pada 3 Desember. 

    Penggantinya, Han, dimakzulkan oleh parlemen pada hari Jumat karena menolak menunjuk hakim ke pengadilan konstitusi – badan yang akan memutuskan nasib Yoon.

    Selain menangani bencana penerbangan hari Minggu, Choi juga mewarisi sejumlah tantangan langsung lainnya.

    Yakni mata uang yang telah jatuh ke level terendah sejak krisis keuangan 2009, dan meningkatnya kekhawatiran keamanan setelah beberapa komandan militer ditangkap atas dugaan keterlibatan mereka dalam rencana darurat militer.

    Tanggapan terhadap kecelakaan pesawat telah menarik perhatian dari kelompok-kelompok masyarakat sipil.

    Termasuk keluarga dari 159 orang yang tewas dalam kerumunan massa di Itaewon 2022 di Seoul – sebuah tragedi yang diperparah oleh tanggapan darurat pemerintah yang tidak memadai.

    Pada hari Minggu, perwakilan kelompok Itaewon menyerukan dukungan yang layak bagi keluarga korban, termasuk layanan konseling dan penerjemahan bagi kerabat dari dua korban asing dalam penerbangan Jeju Air – keduanya warga negara Thailand.

    Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan “Mengingat kekacauan politik akibat situasi pemberontakan dan pemakzulan presiden, penjabat presiden Choi harus melakukan segala upaya untuk memastikan tidak ada kegagalan dalam peran menara kontrol pemerintah dalam menanggapi dan mengelola bencana ini.”

    Saat keluarga korban Jeju Air mencoba memahami apa yang telah terjadi, tragedi Muan dengan cepat berubah menjadi ujian apakah lanskap politik Korea Selatan yang terpecah dapat menemukan persatuan dan kasih sayang di tengah kehancuran.

     

  • My Chemical Romance Umumkan Konser Reuni

    My Chemical Romance Umumkan Konser Reuni

    JAKARTA – Awal bulan yang membahagiakan untuk para Killjoys. Band rock asal New Jersey, My Chemical Romance (MCR) mengumumkan panggung reuni. Sebuah jawaban atas penantian panjang sejak band ini memutuskan bubar pada 2013 lalu.

    Hal ini diungkapkan pentolan band, Gerard Way dalam wawancara bersama The Guardian. Gerard mengatakan kesuksesan album “Danger Days: The True Lives of the Fabulous Killjoys” memengaruhi bubarnya MCR. Tekanan kala itu jadi puncak dari gejolak yang telah dirasakan penggawa band sejak kesuksesan album “The Black Parade”.

    “Ketika hal-hal menjadi sukses dan berjalan dengan baik, itulah ketika orang mulai memiliki opini dan Anda mulai berjuang,” tuturnya, dikutip dari NME, Jumat (1/11/2019).

    “Semua orang memiliki opini tentang apa yang seharusnya MCR lakukan. Itu membuat sulit untuk menentukan arah yang akan diambil. Anda berada di dalam perangkap pikiran ‘Apakah ini sudah cukup baik?’”

    Wacana reuni ini sejatinya sudah bergaung selama bertahun-tahun setelah bubarnya MCR. “Saya rindu bermain dengan para anggota, tetapi saya pikir tidak (untuk reuni).”

    Kini, wacana itu terjawab. MCR akan menggelar sebuah konser di Shrine Expo Hall di Los Angeles. Panggung ini merupakan gig pertama mereka sejak 2012 lalu. Panggung reuni itu akan hadir di hari Jumat, 20 Desember 2019.

    Beberapa bulan lalu, gosip ini menyebar setelah penyanyi Joe Jonas tidak sengaja berbicara soal reuni MCR. “Saya melihat My Chemical Romance sedang rehearsal di samping studio kami di New York. Saya pikir mereka sudah bubar tetapi saya tidak tahu,” tutur Joe dalam sebuah wawancara radio.

    Kabar itu sempat dibantah oleh gitaris MCR, Frank Iero. “Orang-orang tidak akan lupa bahwa Anda adalah bagian dari band Disney, bro. Maaf, ini tidak akan terjadi,” kata Frank menepis rumor kala itu.

    MCR adalah band emo-rock yang populer di era 2000-an. “The Black Parade” jadi salah satu album yang menjadi teman bagi anak-anak emo masa dulu. Album ini juga dipilih sebagai salah satu album terbaik versi Rolling Stone.

  • Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

    Selama November 2024, Rusia Caplok Wilayah Ukraina Seluas Kota New York – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Rusia semakin ‘ngegas’ meningkatkan upayanya mencaplok wilayah di Ukraina bagian timur.

    Paling tidak, wilayah Donetsk saat ini menjadi daerah yang paling banyak dicaplok oleh pasukan Vladimir Putin tersebut.

    Hal ini menjadi kakhawatiran tersendiri bagi Barat, pasalnya wilayah yang dicaplok Rusia semakin membengkak.

    Relawan Taras Chmut dikutip dari Strana belum lama ini mengatakan, di Donetsk saja sejak Juni 2024 lalu Ukraina telah kehilangan tanahnya seluas 1.110 kilometer persegi.

    Relawan tersebut menjabarkan luas yang dicaplok Rusia tersebut semakin lama semakin membesar.

    Ia menyebutkan pada bulan Juni, Angkatan Bersenjata Ukraina kehilangan 100 km persegi, pada bulan September – 400 km persegi, dan pada bulan November membengkak 610 km persegi.

    Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menandai kemajuan terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Sejak bulan April, Rusia telah bergerak maju menuju kota Pokrovsk, ibu kota regional dan tujuan militer utama. Beberapa kota telah direbut dalam kemajuan ini, termasuk Novohrodivka, kota dengan populasi sebelum perang sebanyak 15.000 jiwa.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Peperangan Ukraina dengan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

     Sementara The Guardian menyebutkan, Ukraina kehilangan wilayah yang setara dengan luas kota New York di Amerika Serikat, akibat serangan pasukan Rusia pada bulan November 2024. Ini menjadi angka bulanan terburuk bagi pembela Ukraina sejak September 2022.

    Data Institut Studi Perang (ISW) menunjukkan bahwa pasukan Rusia telah merebut wilayah seluas 2.233 km persegi (862 mil persegi). Pada tahun 2024, mereka telah merebut sekitar 2.656 km persegi.

    Wilayah yang direbut Rusia pada bulan November berjumlah 1.202 km persegi, kira-kira sama luasnya dengan Kota New York. 

    Namun, para ahli berpendapat bahwa sebagian besar wilayah tersebut merupakan pedesaan dan tidak memiliki nilai strategis atau operasional yang besar. 

    Pasukan Rusia sebagian besar telah mengepung tetapi belum merebut kota-kota besar, dan beberapa jalur kereta api atau jalan raya utama telah terputus baru-baru ini.

    Kontrol Rusia atas wilayah Ukraina telah meningkat dari 17,4 persen pada November 2023 menjadi 17,9% pada 30 November 2024.

    Sementara euronews mengabarkan, Rusia telah memperoleh wilayah teritorial terbanyak di Donetsk, dengan wilayah seluas 1.804 km persegi sejak awal tahun. Pada bulan November saja, wilayahnya telah bertambah 1.006 km persegi.

    Meski demikian angka tepatnya tidak diketahui.

    Kemajuan di Donetsk pada bulan November menjadi yang terbesar Rusia di wilayah tersebut sejak Mei 2022. Kemajuan ini merupakan sebagian besar keberhasilan Rusia di medan perang baru-baru ini.

    Pada bulan Oktober, Rusia merebut kota Vuhledar, benteng utama di Donetsk selatan yang telah bertahan dari serangan Rusia berulang kali sejak awal perang.

    Pemetaan tanah yang telah direbut Rusia selama tahun lalu mengungkap bagaimana Rusia sebagian besar telah merebut tanah pertanian tetapi gagal memperoleh keuntungan signifikan di seluruh wilayah dengan nilai perkotaan atau infrastruktur yang besar.

    Semakin cepatnya penguasaan Rusia di Ukraina tak lepada dari langkah Presden Volodymyr Zelensky yang berusaha menginvasi Kursk.

    Sebagian besar pasukan terlatihnya dikerahkan untuk menyerang wilayah Kursk yang berada di perbatasan tersebut. Namun langkah itu jadi bumerang, wilayah lain di Donetsk jadi tak terjaga secara baik dan Vladimir Putin menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang Ukraina. 

    (Tribunnews.com/Strana/euronews.com/Guardian)

     

     

  • Sejarah Tragedi Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17

    Sejarah Tragedi Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17

    JAKARTA – Upaya terbang di atas wilayah konflik adalah keputusan berbahaya. Maskapai andalan Negeri Jiran, Malaysia Airlines pernah merasakannya. Mereka tak terpikirkan terbang di atas wilayah Ukraina timur membawa masalah besar.

    Pihak maskapai merasa aman saja karena banyak maskapai lainnya melakukan hal yang sama. Semuanya menyesali keputusan terbang di atas Ukraina timur kala pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh. Tiada yang selamat – penumpang hingga awak pesawat.

    Konflik Rusia dan negara pecahan Uni Soviet bak tak pernah habis. Bayangan konfliknya bak satu tumbuh seribu. Ambil contoh konflik antara Rusia dan Ukraina. Kedua negara mulanya adem ayem saja. Apalagi, Presiden Ukraina Viktor F. Yanukovych dikenal pro Moskow.

    Masalah muncul kala rakyat Ukraina tak menghendaki negara yang dicintainya terlalu dekat dengan Rusia. Mereka lebih milih pro ke barat. Deru protes muncul dari mana-mana. Puncaknya, Yanukovych pun dilengserkan dari jabatan pada Juni 2014.

    Potret pesawat MH17 milik Malaysia Airlines yang hancur lebur karena ditembak jatuh kelompok separatis pro Rusia. (ANTARA)

    Narasi itu membuat Ukraina menentukan arah baru. Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Petro Poroshenko merasa penting politik internasional Ukraina lebih condong ke Negeri Barat ketimbang Rusia.

    Masalah muncul. Rusia tak ingin Ukraina lepas begitu saja dengan segera menandatanngani perjanjian dagang dan keanggotaan bersama Uni Eropa. Kondisi itu membuat Rusia berang. Rusia mendukung penuh kelompok separatis mencaplok dua wilayah Ukraina timur: Donbas.

    Ketegangan antar Rusia dan Ukraina bertumbuh. Konflik panas terjadi. Dunia penerbangan terkena imbasnya. Wilayah udara konflik Rusia-Ukraina bak terlarang dilewati. Namun, banyak maskapai yang masih melewatinya dan aman-aman saja.

    Petaka muncul kala pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH17 rute Amsterdam-Kuala Lumpur ingin lepas landas dari Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda pada 17 Juli 2014. Pesawat Boeing 777-200 itu mengangkut 298 orang – 283 penumpang dan 15 kru.

    Pesawat MH17 lepas landas pada 10:31. Rencananya akan sampai Kuala Lumpur pada pukul 22:10. Nahas, pesawat itu melewati rute konflik Ukraina timur. Hasilnya, pesawat itu ditembak jatuh oleh milisi dengan rudal buatan Rusia pada pukul 13:20.

    “Pesawat MH17 ditembak jatuh di atas Ukraina timur di wilayah yang dikuasai oleh pasukan separatis pro Rusia, menewaskan 298 orang tak berdosa, termasuk 80 anak-anak. Tim investigasi gabungan pada tahun 2018 menemukan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal buatan Rusia yang ditembakkan dari wilayah itu.”

    “Peluncur rudal yang digunakan untuk menembak jatuh MH17 berasal dari Brigade Antipesawat ke-53 Federasi Rusia, yang ditempatkan di Kursk, Rusia. Pikiran kami tetap bersama mereka yang tewas, dan kami bergabung dengan teman, keluarga, dan orang-orang terkasih mereka untuk menghormati kenangan mereka,” ujar Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony J. Blinken dalam siaran persnya terkait 10 Tahun tragedi MH17 dikutip laman US Departement of State, 17 Juli 2024.

    Dunia Berduka

    Nasib buruk memang tiada yang tahu. Begitu pula 298 orang yang jadi korban Tragedi MH17. Penerbangan meraka awalnya lancar-lancar saja. Namun, penerbangan MH17 hilang kontak di atas langit Donetsk, Ukraina timur.

    Keluarga korban yang senantiasa menanti kedatangan korban dari beragam wilayah – Belanda, Malaysia, Singapura, Indonesia, Inggris dan lainnya—berharap bisa berjumpa di Kuala Lumpur. Namun, hilangnya sinyal membawa kepanikan.

    Belakangan diketahui bahwa pesawat itu diketahui ditembak di udara dan jatuh. Bencana itu membuat pesawat hancur lebur. Kondisi itu membawa kedukaan yang amat dalam bagi keluarga korban. Dunia pun ramai-ramai mengucapkan rasa belasungkawanya.

    Pihak separatis yang didukung Rusia pun tak membantah mereka menembak pesawat milik musuh: Ukraina. Namun, pesawat yang tertembak justru bak salah sasaran karena menyasar pesawat komersil. Kondisi itu membuat pihak maskapai dan keluarga korban mencari dan mengecam mereka yang bertanggung jawab.

    Kasus itu kemudian diangkat di Pengadilan Negeri Belanda. Prosesnya panjang. Apalagi, mereka yang diidentifikasi sebagai tersangka statusnya in absentia (tak hadir). Pengadilan Belanda pun jalan terus hingga akhirnya memutuskan bahwa tiga orang dari kelompok separatis pro Rusia bersalah dan dihukum seumur hidup pada November 2022.

    Reruntuhan Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina timur pada 17 Juli 2014 setelah direkonstruksi dan dipajang di pangkalan militer Gilze-Rijen, Belanda. (AP/Peter Dejong)

    Mereka adalah warga negara Rusia Igor Girkin dan Sergey Dubinskiy serta warga negara Ukraina, Leonid Kharchenko. Ketiganya pejuang kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk itu dalam kondisi buron. Putusan itu tak memuaskan keluarga korban.

    “Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada warga negara Rusia Igor Girkin dan Sergey Dubinskiy serta warga negara Ukraina, Leonid Kharchenko, setelah menyatakan mereka bersalah menjatuhkan pesawat dan membunuh semua orang di dalamnya.”

    “Mereka diperintahkan untuk membayar lebih dari 16 juta euro sebagai kompensasi kepada para korban. Ketiga pria itu masih buron dan masih belum jelas apakah mereka akan menjalani hukuman mereka. Warga negara Rusia ketiga, Oleg Pulatov, dibebaskan dari tuduhan karena kurangnya bukti tentang perannya dalam penembakan rudal tersebut,” ujar Jennifer Rankin dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Three Men Found Guilty of Murdering 298 People in Shooting Down of MH17 (2022).

  • UNICEF: Hampir Satu dari Lima Anak Tinggal di Zona Konflik – Halaman all

    UNICEF: Hampir Satu dari Lima Anak Tinggal di Zona Konflik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hampir satu dari lima anak di dunia tinggal di daerah yang terkena dampak konflik, dengan lebih dari 473 juta anak menderita tingkat kekerasan terburuk sejak perang dunia kedua, menurut angka yang diterbitkan oleh PBB, laman resmi UNICEF melaporkan.

    Organisasi bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, UNICEF, mengatakan pada Sabtu (28/12/2024) bahwa persentase anak-anak yang tinggal di zona konflik di seluruh dunia telah meningkat dua kali lipat dari sekitar 10 persen pada tahun 1990-an menjadi hampir 19 persen.

    UNICEF juga memperingatkan bahwa peningkatan dramatis dalam bahaya terhadap anak-anak ini tidak boleh menjadi “kenormalan baru”.

    Dengan semakin banyaknya konflik yang terjadi di seluruh dunia dibandingkan dengan masa mana pun sejak 1945, UNICEF mengatakan bahwa anak-anak semakin banyak menjadi korban.

    Mengutip data terbaru yang tersedia, dari tahun 2023, PBB memverifikasi rekor 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak.

    Angka ini merupakan yang tertinggi sejak dewan keamanan mengamanatkan pemantauan dampak perang terhadap anak-anak di dunia hampir 20 tahun yang lalu, dikutip dari The Guardian.

    Jumlah korban tewas setelah hampir 15 bulan perang Israel di Gaza diperkirakan lebih dari 45.000 dan dari kasus yang telah diverifikasi, PBB mengatakan 44 persen adalah anak-anak.

    Di Ukraina, PBB mengatakan telah memverifikasi lebih banyak korban anak selama sembilan bulan pertama tahun 2024 dibandingkan sepanjang tahun 2023, dan memperkirakan akan ada peningkatan lebih lanjut pada tahun 2025.

    Penderitaan Anak-anak

    Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyatakan bahwa dari hampir semua aspek, tahun 2024 merupakan salah satu tahun terburuk yang pernah tercatat bagi anak-anak yang berkonflik dalam sejarah UNICEF.

    Ia menjelaskan bahwa hal ini berlaku baik dari segi jumlah anak yang terkena dampak maupun tingkat dampaknya terhadap kehidupan mereka.

    “Seorang anak yang tumbuh di daerah konflik lebih mungkin putus sekolah, kekurangan gizi, atau dipaksa meninggalkan rumah mereka – terlalu sering berulang kali – dibandingkan dengan seorang anak yang tinggal di tempat yang damai,” ungkap Russell.

    “Ini tidak boleh menjadi hal yang biasa. Kita tidak boleh membiarkan satu generasi anak-anak menjadi korban perang yang tidak terkendali di dunia.”

    UNICEF khususnya menyoroti penderitaan perempuan dan anak perempuan, di tengah maraknya laporan pemerkosaan dan kekerasan seksual dalam konflik.

    Dikatakan bahwa di Haiti telah terjadi peningkatan 1.000 persen dalam jumlah insiden kekerasan seksual terhadap anak yang dilaporkan sepanjang tahun 2024 saja.

    UNICEF juga menunjukkan bahwa anak-anak khususnya terkena dampak kekurangan gizi pada masa perang, ancaman yang sangat mematikan di Sudan dan Gaza.

    Lebih dari setengah juta orang di lima negara yang dilanda konflik mengalami kelaparan.

    Konflik juga berdampak serius pada akses anak-anak terhadap layanan kesehatan dan pendidikan.

    Sebanyak 40 persen anak-anak yang tidak divaksinasi atau kurang divaksinasi tinggal di negara-negara yang sepenuhnya atau sebagian terkena dampak konflik, membuat mereka jauh lebih rentan terhadap wabah penyakit seperti campak dan polio.

    Polio terdeteksi di Gaza pada bulan Juli, pertama kalinya virus tersebut muncul di sana selama seperempat abad.

    Kampanye vaksinasi yang dipimpin PBB, yang dimungkinkan oleh serangkaian gencatan senjata sementara dan sebagian, berhasil menjangkau lebih dari 90 persen populasi anak.

    UNICEF melaporkan bahwa lebih dari 52 juta anak di negara-negara yang dilanda konflik kehilangan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

    Sebagian besar anak di Jalur Gaza dan sebagian besar anak di Sudan tidak bersekolah selama lebih dari satu tahun.

    Di negara-negara lain yang dilanda konflik, termasuk Ukraina, Republik Demokratik Kongo, dan Suriah, sekolah-sekolah telah rusak, hancur, atau dialihfungsikan, sehingga jutaan anak tidak dapat mengakses pendidikan.

    “Dampaknya terhadap kesehatan mental anak-anak juga sangat besar,” kata UNICEF.

    Sebuah studi yang didukung oleh lembaga amal War Child awal bulan ini melaporkan bahwa 96 persen anak-anak di Gaza merasa bahwa kematian mereka sudah dekat dan hampir setengahnya ingin mati sebagai akibat dari trauma yang telah mereka alami.

    “Anak-anak di zona perang menghadapi perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup yang merampas masa kecil mereka,” kata Russell.

    “Sekolah mereka dibom, rumah-rumah hancur, dan keluarga-keluarga tercerai-berai,”

    “Mereka tidak hanya kehilangan keamanan dan akses terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, tetapi juga kesempatan untuk bermain, belajar, dan sekadar menjadi anak-anak. Dunia ini mengabaikan anak-anak ini,”

    “Saat kita menatap tahun 2025, kita harus berbuat lebih banyak untuk membalikkan keadaan dan menyelamatkan serta meningkatkan kehidupan anak-anak.”

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • ‘Bapak AI’ Ini Takut Dunia Kebablasan, Peradaban Manusia Bisa Terancam

    ‘Bapak AI’ Ini Takut Dunia Kebablasan, Peradaban Manusia Bisa Terancam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kecil kemungkinan untuk dimusnahkan manusia dalam 30 tahun ke depan.

    Geoffrey Hinton mengatakan bahwa ada 10% hingga 20% kemungkinan AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade, karena perubahan yang terjadi begitu cepat.

    Mengutip The Guardian, Ilmuwan komputer Inggris-Kanada memperingatkan bahwa kecepatan perubahan teknologi ini jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan.

    Hinton, yang tahun ini dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang fisika untuk karyanya di bidang AI, mengatakan bahwa ada kemungkinan 10% hingga 20% bahwa AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade mendatang.

    Sebelumnya, Hinton pernah mengatakan bahwa ada 10% kemungkinan teknologi ini akan memicu bencana besar bagi umat manusia.

    Saat ditanya dalam program Today di BBC Radio 4, apakah Ia telah mengubah analisisnya tentang potensi kiamat AI dan kemungkinan satu dari 10 hal tersebut akan terjadi, ia mengatakan: “Tidak juga, 10% hingga 20%.”

    Hinton mengatakan bahwa manusia akan menjadi seperti balita jika dibandingkan dengan kecerdasan sistem AI yang sangat kuat.

    “Saya suka mengibaratkannya sebagai: bayangkan diri Anda dan anak berusia tiga tahun. Kita akan menjadi anak berusia tiga tahun,” ujarnya dikutip Sabtu (28/12/2024).

    AI sebagai sistem komputer yang melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.

    Tahun lalu, Hinton menjadi berita utama setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya di Google untuk berbicara lebih terbuka tentang risiko yang ditimbulkan oleh pengembangan AI yang tidak terkendali.

    Ia mengkhawatirkan bahwa AI akan menjadi aktor jahat yang akan menggunakan teknologi untuk menyakiti orang lain. Kekhawatiran utama para pegiat keamanan AI adalah bahwa penciptaan kecerdasan umum buatan, atau sistem yang lebih pintar daripada manusia, dapat menyebabkan teknologi ini menimbulkan ancaman eksistensial dengan menghindari kontrol manusia.

    “Saya tidak mengira bahwa kita akan sampai pada titik ini sekarang. Saya pikir pada suatu saat di masa depan kita akan sampai di sini,” ungkapnya.

    “Karena situasi yang kita hadapi saat ini adalah sebagian besar ahli di bidang ini berpikir bahwa suatu saat, mungkin dalam 20 tahun ke depan, kita akan mengembangkan AI yang lebih pintar dari manusia. Dan itu adalah pemikiran yang sangat menakutkan,” lanjutnya.

    Hinton mengatakan bahwa laju perkembangannya sangat cepat, jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan dan Ia menyerukan adanya regulasi dari pemerintah terhadap teknologi ini.

    “Kekhawatiran saya adalah bahwa tangan yang tidak terlihat tidak akan membuat kita aman. Jadi, menyerahkannya pada motif keuntungan perusahaan-perusahaan besar tidak akan cukup untuk memastikan mereka mengembangkannya dengan aman,” katanya.

    “Satu-satunya hal yang dapat memaksa perusahaan-perusahaan besar tersebut untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang keselamatan adalah peraturan pemerintah,” imbuhnya.

    (luc/luc)