Perusahaan: The Guardian

  • Warga Ukraina Marah Merasa Dikhianati Donald Trump, Ini Penyebabnya – Halaman all

    Warga Ukraina Marah Merasa Dikhianati Donald Trump, Ini Penyebabnya – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA – Langkah Amerika Serikat (AS) menginisiasi perundingan perdamaian dengan Rusia dikecam sekutu-sekutu Ukraina di Eropa.

    Bahkan warga Ukraina melampiaskan kemarahannya kepada Presiden AS Donald Trump karena merasa dikhianati.

    Pemerintahan Donald Trump dinilai memulai pembicaraan untuk mengakhiri invasi Rusia tanpa melibatkan negara yang diserang yakni Ukraina.

    Padahal AS selama ini adalah sekutu dekat Ukraina.

    Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth membantah anggapan bahwa negaranya telah berkhianat kepada Ukraina. 

    Hegseth menyebut langkah perundingan ini sebatas menunjukkan AS menginginkan perdamaian.

    “Tidak ada pengkhianatan di sini, hanya ada pengakuan bahwa seluruh dunia dan Amerika Serikat berkepentingan dan menginginkan perdamaian. Sebuah perdamaian yang dirundingkan,” kata Hegseth dikutip Associated Press, Kamis (13/2/2025).

    Donald Trump berencana menggelar pertemuan tatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai Ukraina.

    Pada Rabu (12/2/2025), kedua pemimpin tersebut dilaporkan melangsungkan pembicaraan telepon selama hampir 90 menit.

    Sebelumnya, usulan AS untuk mengakhiri perang Ukraina menuai kontroversi karena meminta Kiev menyerahkan wilayah ke Rusia.

    Donald Trump juga menegaskan Ukraina tidak bisa bergabung dengan NATO.

    Warga Ukraina Marah

    ‘Saya merasa marah dan dikhianati’ begitu rakyat Ukraina yang melampiaskan kemarahannya kepada Donald Trump atas sikap AS itu.

    Hal pertama yang dipikirkan Olena Litovchenko, ketika dia membaca berita panggilan telepon Donald Trump kepada Vladimir Putin adalah bahwa akhirnya mungkin sudah waktunya baginya untuk meninggalkan Ukraina.

    “Rasanya Ukraina sedang ditipu,” kata Litovchenko, seorang pelatih pribadi yang lahir di Kyiv dan telah tinggal di kota itu selama perang.

    Dia percaya bahwa prospek kekalahan Ukraina semakin dekat dengan pendekatan Trump itu.

    Untuk pertama kalinya ia berpikir bahwa ia mungkin harus pergi, demi putrinya.

    “Tetapi kemudian, pergi dan ke mana? Eropa pasti akan menjadi tujuan berikutnya. Pergi ke Australia? Saya tidak tahu. Saya merasa marah dan dikhianati.”

    Dikutip dari The Guardian, kemarahan dan pengkhianatan merupakan emosi yang umum menimpa mereka yang ditanyai di jalan-jalan pusat kota Kyiv pada hari Kamis. 

    Dalam tiga bulan sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum, banyak orang di Ukraina berharap bahwa keadaan tidak akan seburuk yang diperkirakan di bawah presiden baru.

    Mungkin Trump akan menjalin hubungan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dengan mengakui politisi lain yang memiliki latar belakang di dunia hiburan dan bisnis pertunjukan. 

    Mungkin dia akan secara tak terduga memberi Ukraina kebebasan penuh untuk menyerang Rusia, berbeda dengan pemerintahan Joe Biden, yang selalu mendesak kehati-hatian dan takut mengambil risiko eskalasi. 

    Mungkin perilaku kacau Trump entah bagaimana akan menghasilkan peristiwa angsa hitam yang akan mengayunkan konflik ke arah yang menguntungkan Ukraina.

    Namun harapan-harapan ini tampaknya terungkap sebagai ilusi.

    Berita tentang panggilan telepon panjang Trump dengan Putin tersiar hingga ke Kyiv, diikuti oleh laporan-laporan tentang konferensi pers berikutnya.

    Dimana Trump menepis gagasan bahwa Ukraina akan menjadi mitra yang setara dalam pembicaraan potensial dan bahkan tampak mengisyaratkan bahwa Rusia mungkin memiliki hak untuk mempertahankan sebagian wilayah Ukraina yang disita karena “mereka merampas banyak tanah dan mereka berjuang untuk tanah itu”.

    Tanpa merujuk pada nilai-nilai bersama atau kebutuhan untuk melawan Rusia, Trump malah berbicara tentang peringkat jajak pendapat Zelenskyy yang buruk dan mengatakan bahwa ia ingin mendapatkan kembali uang yang telah dikirim AS sebagai bantuan ke Ukraina.

    Pernyataan Trump merupakan “hujan dingin” bagi para pendukung Ukraina, tulis Oleh Pavlyuk, dalam kolom untuk situs berita populer Evropeiska Pravda.

    Ia menambahkan bahwa Trump telah menghancurkan dua pilar utama kebijakan luar negeri AS di Ukraina hingga saat ini: memastikan koordinasi terlebih dahulu dengan Kyiv sebelum melakukan kontak dengan Kremlin, dan bersikeras bahwa Ukraina harus memutuskan sendiri kapan akan mengajukan permohonan perdamaian.

    “Saya merasa kecewa dan marah. Tidak ada kepastian bahwa perang ini akan berakhir bagi kami, karena Trump tidak menganggap kami sebagai pihak yang setara dalam negosiasi ini,” kata Oleksii, seorang pekerja berusia 34 tahun di sebuah perusahaan IT.

    Serhii, seorang prajurit berusia 39 tahun yang sedang cuti dari garis depan, mengatakan bahwa dia kurang percaya pada Trump untuk melakukan kesepakatan yang menguntungkan Ukraina.

    “Kita lihat bagaimana dia selama masa jabatan presiden pertamanya … keset Putin,” katanya.

    Seperti banyak orang lainnya, ia memiliki perasaan campur aduk tentang keseluruhan konsep perundingan perdamaian, takut hal itu hanya akan menyebabkan perang lebih lanjut setelah Rusia punya waktu untuk berkumpul kembali, tetapi menyadari bahwa pasukan Ukraina tidak dapat berperang tanpa batas waktu.

     

  • Rusia Tolak Usulan Zelensky Tukar Wilayah Ukraina dengan Wilayah Kursk yang Dikuasai Kyiv – Halaman all

    Rusia Tolak Usulan Zelensky Tukar Wilayah Ukraina dengan Wilayah Kursk yang Dikuasai Kyiv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia menolak usulan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menukar wilayah Ukraina yang didudukinya dengan wilayah Kursk yang dikuasai pasukan Kyiv.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Rabu (12/2/2025) menyatakan kepada wartawan menerima usulan Zelensky adalah “mustahil”.

    “Rusia tidak pernah dan tidak akan pernah membahas topik pertukaran wilayahnya,” tegas Peskov, dikutip dari Al Jazeera.

    Ia menambahkan pasukan Ukraina yang menguasai wilayah di dalam Rusia akan “dihancurkan” atau diusir.

    Pada Agustus lalu, Ukraina melancarkan serangan kilat ke wilayah Kursk dan berhasil merebut sebagian wilayah tersebut.

    Pasukan Rusia hingga kini masih berjuang untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah tersebut.

    Di sisi lain, Rusia saat ini menguasai hampir 20 persen wilayah Ukraina atau lebih dari 112.000 kilometer persegi, Yahoo News UK melaporkan.

    Sementara Ukraina menguasai sekitar 450 kilometer persegi wilayah Kursk, menurut peta medan perang yang tersedia.

    Pengumuman dari Kremlin muncul setelah otoritas Ukraina mengungkapkan bahwa satu orang tewas dan sedikitnya empat lainnya terluka, termasuk seorang anak, akibat serangan yang merusak blok apartemen, gedung perkantoran, dan infrastruktur sipil di Kyiv.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah melaksanakan “serangan rudal kelompok” terhadap lokasi industri militer Ukraina yang memproduksi pesawat tak berawak dan semua target telah berhasil dihancurkan.

    Sebelumnya, Perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, merespons pernyataan Zelensky tentang kemungkinan pertukaran wilayah dengan Rusia untuk mengakhiri perang.

    “Di wilayah Kursk, neo-Nazi yang beroperasi di sana menunggu tanah tanpa pertukaran apa pun, luasnya sekitar satu meter kali dua meter dan kedalamannya satu setengah hingga dua meter,” katanya.

    “Zelensky membuat pernyataan seperti itu untuk menyembunyikan skala sebenarnya bencana bagi Angkatan Bersenjata Ukraina,” imbuhnya.

    Wakil Duma Negara Rusia dari Krimea, Leonid Ivlev, juga menanggapi pernyataan Zelensky dengan mengatakan bahwa tidak ada tawar-menawar yang akan terjadi.

    “Kepala rezim Kyiv harus menebus kekurangan pendidikannya dan membaca ulang novel karya penulis Soviet Ilya Ilf dan Yevgeny Petrov, ‘Dua Belas Kursi’,” ujarnya.

    Ia mengutip sebuah kalimat dalam novel tersebut, “Tawar-menawar tidak pantas di sini.”

    Vitaly Ganchev, Kepala pemerintahan Rusia di Kharkiv, Ukraina, menambahkan komentarnya.

    “Zelensky hanya akan menerima sebidang tanah dengan panjang dua meter dan kedalaman satu setengah meter, dan lokasi dalam pengertian ini kurang penting,” katanya.

    Ia juga menyatakan, “Semua keinginan yang disuarakan Zelensky tidak penting. Ini adalah mimpi…”

    Pada Agustus 2024, pasukan Ukraina berhasil menginvasi wilayah Kursk, Rusia, yang berbatasan langsung dengan Ukraina.

    Sementara itu, Rusia telah mengumumkan aneksasi lima wilayah Ukraina, termasuk Krimea pada tahun 2014 dan Donetsk, Kherson, Luhansk, serta Zaporizhia pada September 2022, meskipun belum sepenuhnya mengendalikan wilayah-wilayah tersebut.

    Pernyataan Zelensky

    Setelah serangan tersebut, Zelensky menulis di media sosial bahwa Putin “tidak mempersiapkan perdamaian – ia terus membunuh warga Ukraina dan menghancurkan kota-kota.”

    “Hanya langkah-langkah dan tekanan yang kuat terhadap Rusia yang dapat menghentikan teror ini,” tegas Zelensky.

    “Saat ini, kami membutuhkan persatuan dan dukungan dari semua mitra kami dalam perjuangan untuk mengakhiri perang ini secara adil.”

    Zelensky mengungkapkan niatnya untuk mengusulkan pertukaran wilayah kepada Rusia sebagai langkah awal untuk memulai perundingan perdamaian guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    Presiden Ukraina berencana menukar sebagian wilayah Kursk di Rusia yang dikuasai pasukan Ukraina dengan wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lain,” kata Zelensky kepada The Guardian pada Selasa (11/2/2025).

    Namun, Zelensky menyatakan bahwa ia belum menentukan bagian mana dari wilayah Ukraina yang akan diminta sebagai imbalan.

    “Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Tapi semua wilayah kami penting, tidak ada prioritas,” tambahnya.

    Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina siap untuk bernegosiasi dengan Rusia, tetapi dengan posisi yang kuat.

    Ia menegaskan bahwa Ukraina akan menawarkan kontrak restorasi dan insentif investasi kepada perusahaan Amerika Serikat sebagai bagian dari tawaran untuk mempengaruhi Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya menunjukkan minat terhadap mineral langka di Ukraina.

    Selain itu, Zelensky mengkritik usulan jaminan keamanan hanya dari negara-negara Eropa, tanpa partisipasi AS.

    Menurutnya, jaminan keamanan yang hanya datang dari Eropa tidaklah cukup.

    “Ada suara-suara yang mengatakan bahwa Eropa dapat menawarkan jaminan keamanan tanpa Amerika, dan saya selalu mengatakan tidak,” tegas Zelensky.

    “Jaminan keamanan tanpa Amerika Serikat bukanlah jaminan keamanan yang sesungguhnya,” lanjutnya.

    Zelensky dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance pada Jumat (14/2/2025) di sela-sela Konferensi Keamanan Munich.

    Utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Keith Kellogg, yang ditugaskan untuk menyusun proposal menghentikan pertempuran, juga akan mengunjungi Ukraina minggu depan.

    Trump, yang kembali menjabat dengan janji untuk mengakhiri perang di Ukraina, mungkin akan memanfaatkan miliaran dolar bantuan AS yang dikirimkan di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden untuk memaksa Kyiv membuat konsesi teritorial.

    Penolakan Medvedev terhadap Usulan Ukraina

    Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menanggapi usulan Ukraina untuk menukar wilayah dengan Rusia dengan mengatakan bahwa ide tersebut adalah “omong kosong”.

    Medvedev, yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia dari 2008 hingga 2012, menekankan bahwa Rusia telah menunjukkan kemampuannya untuk mencapai perdamaian melalui kekuatan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Kontroversi Pria Sebar Sperma ke Seluruh Dunia, Jadi Ayah Biologis 180 Anak

    Kontroversi Pria Sebar Sperma ke Seluruh Dunia, Jadi Ayah Biologis 180 Anak

    Jakarta

    Hakim di Inggris memberikan peringatan mengenai bahaya donor sperma yang ketentuannya belum diatur atau dimasukkan ke dalam regulasi resmi pemerintah. Dia menyoroti kasus pria donor sperma yang disebut menjadi ayah biologis 180 anak.

    Robert Charles Albon atau Joe Donor ini menyebut sudah menjadi ayah bagi anak-anak di seluruh dunia setelah spermanya digunakan mulai dari China hingga Australia. Dia melakukan donor sperma melalui berbagai metode salah satunya inseminasi buatan.

    Diberitakan The Guardian, kasusnya ini disorot oleh hakim di Inggris setelah Albon menuntut hak atas seorang anak. Dia berusaha mengubah nama anak tersebut dan menuntut ibunya dipanggil sebagai ‘tante’.

    Dalam putusannya, hakim Jonathan Furness KC mengatakan bahwa ia ingin melindungi perempuan dari kemungkinan konsekuensi donor sperma yang tidak diatur dan dari penggunaan sperma Albon.

    “Wanita dan anak-anak tampak seperti komoditas baginya saat ia berupaya menambah jumlah anak-anaknya di seluruh dunia: China, AS, Argentina, Australia, dan Inggris, hanya beberapa negara tempat ia memiliki anak,” tulis putusan hakim.

    Kasus tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh BBC, disidangkan di pengadilan keluarga Cardiff pada akhir tahun 2023, saat Albon berusia 52 tahun tetapi putusan tertulisnya baru saja diterbitkan.

    Hakim mengatakan Albon telah mengajukan kasus tersebut sebagai “sarana untuk mengendalikan” atau “menghukum” para ibu. Ia mengatakan kasus ini dan kasus serupa lainnya “menyoroti perlunya perempuan untuk memahami risiko yang mereka hadapi saat mendekati donor sperma yang tidak berlisensi, tidak teregulasi, dan tidak resmi”.

    Ini bukan pertama kalinya Albon menuai kontroversi. Ia juga menuai kritik atas unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa dirinya ‘populer di kalangan wanita kulit hitam karena sebagian besar dari mereka memiliki anak berambut pirang dan bermata biru’.

    Ia juga berulang kali mengecam klinik donasi sperma daring, dengan membuat klaim tentang dokter yang diduga ‘menukar’ sperma mereka sendiri dengan sperma pendonor dan ‘menghancurkan’ embrio.

    (kna/naf)

  • Donald Trump Telepon Putin soal Akhiri Perang, Rusia Ogah Tukar Wilayah dengan Ukraina – Halaman all

    Donald Trump Telepon Putin soal Akhiri Perang, Rusia Ogah Tukar Wilayah dengan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia melakukan panggilan telepon selama hampir 90 menit dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (12/2/2025).

    Kedua presiden itu membahas usulan Donald Trump untuk menengahi negosiasi yang akan mengakhiri perang Rusia dan Ukraina, serta isu-isu Timur Tengah, energi, kecerdasan buatan, dan dolar.

    “Ia (Putin) ingin ini (perang Rusia-Ukraina) berakhir. Ia tidak ingin mengakhirinya dan kemudian kembali bertempur enam bulan kemudian,” kata Donald Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Rabu.

    Donald Trump mengatakan baik Putin maupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menginginkan perdamaian.

    “Saya rasa kita sedang menuju perdamaian. Saya rasa Presiden Putin menginginkan perdamaian, Presiden Zelensky menginginkan perdamaian, dan saya menginginkan perdamaian. Saya hanya ingin melihat orang-orang berhenti terbunuh,” imbuhnya, seperti diberitakan Reuters.

    Presiden AS mengatakan dia dan Putin sepakat untuk memulai negosiasi guna mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    “Kami sepakat untuk bekerja sama dengan sangat erat, termasuk saling mengunjungi negara masing-masing,” kata Donald Trump. 

    Dalam kesempatan itu, Donald Trump meramalkan gencatan senjata Rusia-Ukraina dapat terjadi dalam waktu dekat dan Ukraina perlu mengadakan pemilihan umum.

    Donald Trump juga mengatakan tidak praktis untuk memberikan Ukraina keanggotaan di NATO, yang menjadi titik kritis utama bagi Kyiv dalam setiap perundingan untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

    Presiden AS mengatakan akan menelepon Zelensky dan memberitahu tentang percakapannya dengan Putin.

    “Kami akan mulai dengan menelepon Presiden Zelensky, dari Ukraina, untuk memberitahunya tentang percakapan tersebut,” ujarnya.

    Sementara itu, pemerintah Rusia di Kremlin juga mengonfirmasi panggilan telepon tersebut.

    “Trump berbicara mendukung penghentian permusuhan dengan cepat dan penyelesaian masalah secara damai selama panggilan telepon selama 1,5 jam,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, tanpa memberikan rincian lebih lanjut pada Rabu.

    Kremlin mengatakan Putin setuju dengan Donald Trump untuk penyelesaian jangka panjang yang dapat dicapai melalui negosiasi damai.

    “Namun, Putin menyebutkan perlunya mengatasi akar penyebab konflik,” kata Kremlin, menggunakan istilah konflik untuk menyebut perang Rusia-Ukraina.

    Putin Tolak Usulan Zelensky soal Tukar Wilayah

    Pada hari yang sama, Kremlin mengeluarkan pernyataan yang menolak usulan Zelensky yang berencana menukar wilayah Rusia di Kursk yang diduduki Ukraina dengan wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

    “Ini tidak mungkin. Rusia tidak pernah membahas dan tidak akan pernah membahas masalah pertukaran wilayahnya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti diberitakan RBC Rusia pada Rabu.

    Ia menekankan pasukan Ukraina akan diusir dari wilayah Rusia.

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan dalam wawancara dengan The Guardian, bahwa ia bermaksud mengusulkan pertukaran wilayah yang diduduki Rusia dan Ukraina.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lain. Saya tidak tahu (wilayah mana yang akan ditukar), kita lihat saja nanti. Tapi semua wilayah kita penting, tidak ada prioritas” kata Zelensky kepada The Guardian, Selasa (11/2/2025).

    Zelensky menganggap usulan tersebut adalah upaya untuk membangun posisi yang kuat bagi Ukraina sebelum berunding dengan Rusia.

    Ia juga berharap AS dan sekutunya di Eropa akan memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina jika Ukraina menyepakati untuk berdamai dengan Rusia.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Zelensky yang Tiba-tiba Melunak ke Rusia

    Zelensky yang Tiba-tiba Melunak ke Rusia

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menawarkan pertukaran tanah dalam perundingan dengan Rusia. Namun, sikap lunak Zelensky itu dianggap Moskow sebagai omong kosong belaka.

    Dirangkum detikcom, Rabu (12/2/2025), Tawaran ini disampaikan Zelensky menjelang pertemuan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance di Munich, Jerman.

    Tawaran itu menandai pergeseran posisi Zelensky, yang di masa lalu menolak untuk menyerahkan wilayah apa pun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Dalam wawancara terbaru dengan media terkemuka Inggris, The Guardian, pada Selasa (11/2), Zelensky mengatakan Kyiv siap untuk melakukan pembicaraan serius menjelang pertemuan dengan Vance pada Jumat (14/2) mendatang di sela-sela menghadiri Konferensi Keamanan Munich.

    Sosok Vance dikenal sebagai pengkritik vokal untuk dukungan militer AS terhadap Ukraina.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lainnya,” kata Zelensky dalam wawancara tersebut, seperti dilansir AFP, Rabu (12/2/2025).

    Dia menambahkan bahwa dirinya siap untuk menukarkan tanah di Kursk, Rusia — yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.

    Zelensky juga mengakui bahwa Ukraina tidak akan dapat menikmati jaminan keamanan hanya dengan mitranya di Eropa.

    “Jaminan keamanan tanpa Amerika bukanlah jaminan keamanan yang sesungguhnya,” sebutnya.

    Moskow soal Tawaran Zelensky: Omong Kosong!

    Dmitry Medvedev. Foto: Sputnik/Valentin Yegorshin/Pool via REUTERS

    Rusia lantas menanggapi tawaran yang disampaikan Zelensky soal pertukaran wilayah dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik kedua negara. Moskow menyebut tawaran Zelensky itu sebagai “omong kosong”.

    Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, seperti dilansir Reuters dan kantor berita TASS, Rabu (12/2/2025), menolak tawaran Zelensky untuk secara langsung menukarkan wilayah Rusia yang kini dikuasai pasukan Kyiv dengan imbalan wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Moskow.

    Medvedev yang menjabat sebagai Presiden Rusia periode tahun 2008-2012 ini, menyebut bahwa satu-satunya cara bagi Ukraina untuk pulih adalah “merasa seperti orang Rusia lagi”.

    “Meskipun tindakan seperti itu (invasi Rusia ke Ukraina) tidak mampu sepenuhnya mengubah pikiran para badut haram, yang gemetar ketakutan … berbicara omong kosong di depan kamera tentang pertukaran wilayah,” tulis Medvedev dalam komentarnya via Telegram.

    “Bagi orang-orang seperti itu, satu-satunya cara untuk pulih adalah dengan merasa seperti orang Rusia lagi. Sesuai dengan nasihat Presiden Amerika Serikat,” sebutnya.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya menyebut Ukraina “mungkin akan menjadi bagian Rusia suatu hari nanti”. Komentar itu dikatakan oleh Trump menjelang pertemuan antara Wakil Presiden AS JD Vance dengan Zelensky di Munich, Jerman, pada akhir pekan ini.

    Lebih lanjut, Medvedev mengatakan Rusia telah menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai “perdamaian melalui kekuatan” militer, termasuk melalui serangan drone dan rudal yang menghantam Kyiv pada Rabu (12/2) waktu setempat.

    Trump Sempat Puji Rusia Usai Bebaskan Warga AS

    Bendera Amerika Serikat. Foto: AP/Alex Brandon

    Untuk diketahui, Tawaran Zelensky itu disampaikan setelah Rusia membebaskan seorang warga AS bernama Marc Fogel yang ditahan di negara tersebut sejak tahun 2021 atas tuduhan narkoba. Trump sempat memuji langkah Moskow itu sebagai isyarat niat baik untuk mengakhiri perang.

    Pembebasan itu dilakukan setelah utusan khusus Trump, Steve Witkoff, berkunjung ke Rusia, yang menjadi kunjungan pertama pejabat pemerintahan Trump ke negara tersebut.

    “Kita diperlakukan dengan sangat baik oleh Rusia. Sebenarnya saya berharap itu adalah awal dari sebuah hubungan di mana kita bisa mengakhiri perang tersebut,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan membahas pembebasan Fogel oleh Rusia.

    Gedung Putih menggambarkan pembebasan Fogel sebagai bagian dari “pertukaran”, dan Trump pada Selasa (11/2) malam menyebut tahanan kedua akan dibebaskan pada Rabu (12/2) waktu setempat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Presiden Donald Trump berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina pada masa jabatan keduanya, yang kemungkinan dilakukan dengan memanfaatkan bantuan militer AS senilai miliaran dolar Amerika yang diberikan di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, untuk memaksa Kyiv memberikan konsesi teritorial.

    Halaman 2 dari 3

    (taa/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Tawarkan Pertukaran Wilayah, Rusia: Omong Kosong!    
        Zelensky Tawarkan Pertukaran Wilayah, Rusia: Omong Kosong!

    Zelensky Tawarkan Pertukaran Wilayah, Rusia: Omong Kosong! Zelensky Tawarkan Pertukaran Wilayah, Rusia: Omong Kosong!

    Moskow

    Rusia menanggapi tawaran yang disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky soal pertukaran wilayah dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik kedua negara. Moskow menyebut tawaran Zelensky itu sebagai “omong kosong”.

    Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, seperti dilansir Reuters dan kantor berita TASS, Rabu (12/2/2025), menolak tawaran Zelensky untuk secara langsung menukarkan wilayah Rusia yang kini dikuasai pasukan Kyiv dengan imbalan wilayah Ukraina yang dikuasai pasukan Moskow.

    Medvedev yang menjabat sebagai Presiden Rusia periode tahun 2008-2012 ini, menyebut bahwa satu-satunya cara bagi Ukraina untuk pulih adalah “merasa seperti orang Rusia lagi”.

    “Meskipun tindakan seperti itu (invasi Rusia ke Ukraina) tidak mampu sepenuhnya mengubah pikiran para badut haram, yang gemetar ketakutan … berbicara omong kosong di depan kamera tentang pertukaran wilayah,” tulis Medvedev dalam komentarnya via Telegram.

    “Bagi orang-orang seperti itu, satu-satunya cara untuk pulih adalah dengan merasa seperti orang Rusia lagi. Sesuai dengan nasihat Presiden Amerika Serikat,” sebutnya.

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya menyebut Ukraina “mungkin akan menjadi bagian Rusia suatu hari nanti”. Komentar itu dikatakan oleh Trump menjelang pertemuan antara Wakil Presiden AS JD Vance dengan Zelensky di Munich, Jerman, pada akhir pekan ini.

    Lebih lanjut, Medvedev mengatakan Rusia telah menunjukkan bahwa mereka dapat mencapai “perdamaian melalui kekuatan” militer, termasuk melalui serangan drone dan rudal yang menghantam Kyiv pada Rabu (12/2) waktu setempat.

    Tawaran soal pertukaran wilayah itu dilontarkan Zelensky dalam wawancara dengan media terkemuka Inggris, The Guardian, pada Selasa (11/2) waktu setempat. Presiden Ukraina itu mengatakan negaranya siap untuk melakukan pembicaraan serius.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lainnya,” ucap Zelensky dalam wawancara tersebut, seperti dilansir AFP.

    Dia menambahkan bahwa dirinya siap untuk menukarkan tanah di Kursk, Rusia — yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.

    Tawaran itu menandai pergeseran posisi Zelensky, yang di masa lalu menolak untuk menyerahkan wilayah apa pun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Menurut peta medan perang terbuka, pasukan Rusia saat ini menguasai kurang dari 20 persen wilayah Ukraina, atau seluas lebih dari 112.000 kilometer persegi, sedangkan pasukan Kyiv menguasai sekitar 450 kilometer persegi wilayah Kursk yang ada di bagian barat Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Tawarkan Pertukaran Tanah dengan Rusia, Melunak?    
        Zelensky Tawarkan Pertukaran Tanah dengan Rusia, Melunak?

    Zelensky Tawarkan Pertukaran Tanah dengan Rusia, Melunak? Zelensky Tawarkan Pertukaran Tanah dengan Rusia, Melunak?

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan dirinya siap untuk melakukan pertukaran tanah dalam perundingan dengan Rusia. Tawaran ini disampaikan Zelensky menjelang pertemuan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance di Munich, Jerman.

    Tawaran itu menandai pergeseran posisi Zelensky, yang di masa lalu menolak untuk menyerahkan wilayah apa pun setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Dalam wawancara terbaru dengan media terkemuka Inggris, The Guardian, pada Selasa (11/2), Zelensky mengatakan Kyiv siap untuk melakukan pembicaraan serius menjelang pertemuan dengan Vance pada Jumat (14/2) mendatang di sela-sela menghadiri Konferensi Keamanan Munich.

    Sosok Vance dikenal sebagai pengkritik vokal untuk dukungan militer AS terhadap Ukraina.

    “Kami akan menukar satu wilayah dengan wilayah lainnya,” ucap Zelensky dalam wawancara tersebut, seperti dilansir AFP, Rabu (12/2/2025).

    Dia menambahkan bahwa dirinya siap untuk menukarkan tanah di Kursk, Rusia — yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak tahun lalu.

    Zelensky juga mengakui bahwa Ukraina tidak akan dapat menikmati jaminan keamanan hanya dengan mitranya di Eropa.

    “Jaminan keamanan tanpa Amerika bukanlah jaminan keamanan yang sesungguhnya,” sebutnya.

    Presiden Donald Trump berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina pada masa jabatan keduanya, yang kemungkinan dilakukan dengan memanfaatkan bantuan militer AS senilai miliaran dolar Amerika yang diberikan di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, untuk memaksa Kyiv memberikan konsesi teritorial.

    Warga AS Dibebaskan, Trump Puji Rusia

    Tawaran Zelensky itu disampaikan setelah Rusia membebaskan seorang warga AS bernama Marc Fogel yang ditahan di negara tersebut sejak tahun 2021 atas tuduhan narkoba. Trump memuji langkah Moskow itu sebagai isyarat niat baik untuk mengakhiri perang.

    Pembebasan itu dilakukan setelah utusan khusus Trump, Steve Witkoff, berkunjung ke Rusia, yang menjadi kunjungan pertama pejabat pemerintahan Trump ke negara tersebut.

    “Kita diperlakukan dengan sangat baik oleh Rusia. Sebenarnya saya berharap itu adalah awal dari sebuah hubungan di mana kita bisa mengakhiri perang tersebut,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan membahas pembebasan Fogel oleh Rusia.

    Gedung Putih menggambarkan pembebasan Fogel sebagai bagian dari “pertukaran”, dan Trump pada Selasa (11/2) malam menyebut tahanan kedua akan dibebaskan pada Rabu (12/2) waktu setempat, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Batalkan Saja, Biarkan Kekacauan Terjadi

    Batalkan Saja, Biarkan Kekacauan Terjadi

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan ultimatum kepada kelompok pejuang Palestina, Hamas. Trump memperingatkan gencatan senjata yang sedang dilakukan akan dibatalkan jika semua sandera Israel yang ditawan di Gaza tidak dikembalikan paling lambat Sabtu, 15 Februari 2024. 

    Trump menyebut pihaknya akan membiarkan kekacauan terjadi jika sampai Sabtu siang semua sandera Israel belum dibebaskan oleh Hamas.

    Tak hanya itu, Trump yang berbicara kepada wartawan di Ruang Oval pada Senin, 10 Februari 2025 malam juga memberikan peringatan kepada tetangga Palestina yaitu Yordania dan Mesir.

    Bantuan-bantuan yang selama ini diberikan ke Yordania dan Mesir akan ditahan oleh AS jika kedua negara tersebut tidak menerima pengungsi Palestina yang dipindahkan dari Gaza .

    Ultimatum yang disampaikan Trump ini setelah Hamas mengatakan pihaknya menunda pembebasan sandera tanpa batas waktu karena pelanggaran kesepakatan gencatan senjata.

    Menteri Pertahanan  Israel juga telah menyiagakan militer dengan perintah untuk bersiap menghadapi skenario apa pun di Gaza. Bahkan, Trump menyebut pihaknya akan membiarkan Israel yang memutuskan soal gencatan senjata ini.

    “Namun sejauh yang saya ketahui, jika semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu pukul 12 siang – saya rasa itu waktu yang tepat – saya akan katakan batalkan saja dan semua taruhan dibatalkan serta biarkan kekacauan terjadi,” kata Trump dilaporkan The Guardian.

    Gencatan senjata antara Palestina dan Israel telah berlangsung selama tiga minggu. Trump mengatakan satu-satunya hal yang bisa membuat gencatan senjata tetap berlaku adalah Hamas melepaskan semua sandera Israel

    “Kami ingin mereka semua kembali. Jika mereka tidak ada di sini, kekacauan akan terjadi,” katanya.

    Di tengah ultimatum yang disampaikan Trump, pejabat Hamas, Israel, dan Arab telah memperingatkan bahwa gencatan senjata berada di titik kritis. Intervensi yang dilakukan Trump membuat kesepakatan bertahap antara Palestina dan Israel bisa berakhir dengan kekacauan.

    Sikap Hamas yang menunda pelepasan sandera bukan tanpa alasan, seorang juru bicara Hamas mengatakan penangguhan pembebasan sandera muncul di tengah sikap AS dan Israel tentang masa depan jangka panjang Jalur Gaza.

    Tak cukup di situ, Trump juga mengatakan tidak menutup kemungkinan AS akan  menahan bantuan ke Yordania dan Mesir yang merupakan sekutu terdekat AS di kawasan tersebut.

    Namun hal tersebut tidak akan terjadi jika Yordania dan Mesir menyetujui rencana AS “mengambil alih” Gaza dan merelokasi jutaan warga Palestina ke negara-negara tetangga.

    “Jika mereka tidak setuju, saya mungkin akan menahannya,” kata Trump.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Tanda Kiamat Muncul Bulan Januari Bikin Peneliti Tercengang

    Tanda Kiamat Muncul Bulan Januari Bikin Peneliti Tercengang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2025 baru memasuki bulan Februari, dan kita telah melewati periode waktu terpanas. Menurut peneliti, Januari menjadi bulan yang paling panas dengan suhu permukaan mencapai 1,75 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

    “Januari 2025 merupakan bulan yang mengejutkan, rekor suhu yang teramati selama dua tahun terakhir terus berlanjut,” kata pimpinan iklim di European Centre for Medium-Range Weather Forecast, Samantha Burgess, dikutip dari The Guardian, Senin (10/2/2025).

    Januari meneruskan rekor suhu permukaan rata-rata global di atas 1,5 derajat Celcius. Angka tersebut berdasarkan perjanjian iklim Paris, di mana para pemimpin dunia berjanji membuat kenaikan suhu di bawah yang sudah disepakati.

    Tren yang berlanjut hingga Januari ini sebenarnya juga mengejutkan para peneliti. Sebab menurut catatan seharusnya kini masuk fase yang lebih dingin atau La Nina setelah El Nino telah mencapai puncaknya pada Januari 2024.

    “Ini yang membuat sedikit mengejutkan, Anda tidak melihat efek pendinginan ini atau setidaknya penghambatan sementara pada suhu yang kita harapkan,” kata ilmuwan iklim dari Copernicus, Julien Nicolas.

    Copernicus juga menyatakan akan memantau suhu laut. Ini karena laut merupakan pengatur iklim dan membantu menurunkan suhu udara.

    Laut akan menyerap karbon yang penting, serta air yang lebih dingin menyerap panas lebih banyak dari atmosfer.

    Sejumlah ilmuwan menyatakan penyebab pemanasan global yang begitu panjang karena pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu juga disebabkan karena variabilitas iklim alami.

    Meski begitu, siklus seperti El Nino tidak bisa dijelaskan melalui atmosfer maupun lautan. Salah satu teori yang mungkin adalah karena peralihan pada bahan bakar pengiriman lebih bersih, karena pengurangan emisi sulfur membuat awan seperti cermin dan memantulkan sinar matahari.

    Makalah lain pada Desember meneliti soal berkurangnya awan rendah menjadi penyebab suhu panas mencapai permukaan Bumi. Namun makalah ini masih ditinjau oleh sejawat.

    “Hal ini masih menjadi bahan perdebatan,” kata Nicolas.

    (dem/dem)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1082: Zelensky Sebut Putin Siap Perpanjang Perang Pakai Senjata Baru – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1082: Zelensky Sebut Putin Siap Perpanjang Perang Pakai Senjata Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1082 pada Minggu (9/2/2025).

    Ukraina melaporkan tiga orang terluka akibat tembakan yang diluncurkan oleh pasukan Rusia ke kota Pokrovsk, Donetsk, pada Sabtu (8/2/2025).

    Empat blok apartemen rusak di kota tersebut akibat serangan Rusia.

    Pada pukul 20.10 waktu setempat, militer Ukraina melaporkan pasukan Rusia dan Korea Utara kembali melakukan serangan terhadap posisi pasukan Ukraina di Kursk, Rusia.

    “Pasukan Rusia dan Korea Utara memulai serangan lain di Oblast Kursk. Brigade Mekanik Terpisah ke-47 ‘Magura’ dan sekutunya menangkis serangan besar Rusia yang baru,” lapor militer Ukraina.

    Zelensky: Putin Siap Lanjutkan Perangnya, Bukan Hanya Lawan Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan serangannya di Ukraina.

    “Kita sekarang tahu – seperti yang dilaporkan intelijen kita – bahwa Rusia sedang menciptakan divisi baru dan mengembangkan fasilitas produksi militer baru,” kata Zelensky dalam pidato malamnya, Sabtu.

    “Jelas bahwa kerja sama mereka dengan Korea Utara akan meluas. Sayangnya, Moskow menyebarkan teknologi modern – teknologi perang – ke wilayah tersebut, termasuk teknologi pesawat nirawak,” tambahnya, dikutip dari Pravda.

    Zelensky mengatakan Putin menambah pasukan hingga 100.000 tentara.

    “Semua mitra harus tahu dan melihatnya… Kami siap berbagi informasi yang relevan dan komunikasi terkait sudah berlangsung melalui saluran intelijen,” kata Zelensky memperingatkan sekutu Ukraina.

    Kim Jong Un Janji Tetap Dukung Rusia

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah menjanjikan dukungannya yang berkelanjutan untuk sekutunya, Rusia, dalam perangnya dengan Ukraina. 

    “Tentara dan rakyat Korea Utara akan selalu mendukung dan mendorong tujuan yang benar dari tentara dan rakyat Rusia untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial mereka,” kata Kim Jong Un, Sabtu.

    Menanggapi kerja sama militer trilateral antara AS, Jepang dan Korea Selatan, Kim Jong Un menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan dari negaranya untuk lebih mengembangkan kekuatan nuklir.

    Pada minggu ini, Zelensky mengonfirmasi pasukan Korea Utara telah kembali ke garis depan di wilayah Kursk Rusia, setelah laporan Rusia telah menarik mereka karena kerugian besar.

    Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan pihaknya mencurigai Korea Utara bersiap untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia untuk memperkuat pasukan Moskow dalam perang hampir tiga tahun, seperti diberitakan The Guardian.

    Menlu Inggris: Perang Rusia-Ukraina Tak Ada Tanda-tanda Segera Berakhir

    Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan tidak akan ada akhir yang dekat dari pertempuran di Ukraina meskipun Donald Trump berjanji untuk menengahi dengan cepat mengakhiri konflik tersebut.

    “Saya tidak yakin kita tinggal beberapa minggu lagi dari perundingan damai. Dan saya katakan itu karena penilaian kami, yang saya cukup yakin diamini AS, adalah (Vladimir) Putin sama sekali tidak menunjukkan keinginan untuk berunding dan mengakhiri perang ini,” kata David Lammy setelah bertemu Zelensky dan pejabat senior Ukraina di Kyiv, Sabtu.

    Ia mengatakan Inggris akan memainkan peran penuh dalam jaminan keamanan di masa mendatang, termasuk kemungkinan mengirim pasukan Inggris ke Ukraina untuk bertindak sebagai pasukan penjaga perdamaian jika terjadi gencatan senjata dengan Rusia. 

    Namun David Lammy mengatakan diskusi dengan sekutu Eropa dan G7 mengenai jenis jaminan apa yang mungkin diperlukan akan berlangsung selama beberapa bulan lagi dan terlalu dini untuk mengantisipasi peran apa yang akan dimainkan Inggris.

    Rusia: AS Tak Niat Tengahi Gencatan Senjata

    Rusia mengatakan tidak melihat adanya langkah positif dari pemerintahan baru AS terkait pelucutan senjata. 

    Perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Gennady Gatilov mengatakan Rusia siap bekerja sama dengan AS untuk membahas perundingan gencatan senjata dengan Ukraina.

    “Rusia siap untuk menjaga hubungan kerja sama yang lancar dengan pemerintahan Amerika mana pun,” katanya kepada RIA Novosti, Sabtu.

    “Kami akan siap melakukan ini dalam kerangka Konferensi Perlucutan Senjata… Sejauh ini, kami tidak melihat adanya kemajuan positif dalam hal ini di Jenewa,” kata Gennady Gatilov.

    Zelensky dan Pejabat NATO Cek Gudang Senjata Ukraina

    Zelensky mengatakan ia bertemu dengan ketua komite militer NATO untuk meninjau kapasitas persenjataan jarak jauh Ukraina, dalam sebuah posting di X. 

    Selama kunjungan bersama Giuseppe Cavo Dragone ke sebuah perusahaan industri pertahanan, Zelensky mengonfirmasi topik-topik utama yang dibahas termasuk bantuan militer berkelanjutan dari negara-negara anggota NATO dan investasi langsung dalam produksi dalam negeri pesawat nirawak jarak jauh.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina