Perusahaan: Telegram

  • 2 Anak-anak di Ukraina Jadi Korban Tewas Serangan Terbaru Rusia

    2 Anak-anak di Ukraina Jadi Korban Tewas Serangan Terbaru Rusia

    Jakarta

    Gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia di Ukraina menewaskan enam orang, termasuk dua anak-anak. Serangan ini juga memutus aliran listrik.

    Dilansir AFP, Senin (3/11/2025), serangan tersebut terutama menargetkan wilayah selatan dan tengah Ukraina. Serangan ini menyebabkan belasan orang lainnya terluka, menurut otoritas regional.

    Rusia telah menolak seruan AS untuk menghentikan invasinya yang telah berlangsung hampir empat tahun ke Ukraina.

    Sebaliknya, Rusia terus melanjutkan serangan daratnya sambil memperbarui kampanye serangannya terhadap jaringan energi Ukraina, yang menurut Kyiv merupakan bukti bahwa Moskow tidak tertarik pada perdamaian.

    “Pasukan Rusia menyerang wilayah Dnipropetrovsk dan Odessa. Enam orang tewas, termasuk dua anak-anak,” kata kantor jaksa agung Ukraina di Telegram.

    Sementara itu, serangan Rusia di wilayah Zaporizhzhia selatan menyebabkan hampir 58.000 rumah tangga tanpa listrik, kata gubernur wilayah tersebut, Ivan Fedorov.

    Rusia tidak segera berkomentar tetapi membantah menargetkan warga sipil, dengan mengatakan serangan itu mengenai infrastruktur energi yang menggerakkan industri pertahanan Ukraina. Kyiv mengatakan serangan itu terutama ditujukan untuk melemahkan penduduk sipilnya.

    Serangan pesawat tak berawak Ukraina di pelabuhan Laut Hitam Rusia, Tuapse, Minggu dini hari membakar sebuah kapal tanker minyak dan merusak infrastruktur pelabuhan, kata otoritas regional.

    (azh/azh)

  • Gadis 19 Tahun di Polman Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Depresi Tertipu Transaksi Online

    Gadis 19 Tahun di Polman Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Depresi Tertipu Transaksi Online

    Liputan6.com, Jakarta – Warga Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, dihebohkan dengan peristiwa tragis seorang gadis belia yang ditemukan tewas gantung diri di dalam kamarnya pada Minggu (2/11/2025).

    Korban diketahui bernama Raina Septia Amanda Rajab (19). Ia diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi setelah menjadi korban penipuan transaksi online melalui aplikasi Telegram dengan kerugian mencapai Rp 24 juta

    Kapolsek Binuang, Iptu Rahman, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan pihaknya langsung menuju tempat kejadian perkara setelah menerima informasi dari masyarakat.

    “Benar, kami menerima laporan dari Kepala Dusun Sarampu I dan langsung menuju lokasi bersama Kanit Reskrim, Kanit Intelkam, serta Bhabinkamtibmas Desa Kuajang untuk melakukan olah TKP,” kata Rahman kepada wartawan, Minggu (2/11/2025).

    Saat petugas melakukan olah TKP, ditemukan sepucuk surat yang diduga ditulis oleh korban. Dalam surat itu, korban mengaku tertekan setelah tertipu dalam transaksi online. Ia mengirim uang Rp 24 juta kepada seseorang yang menjanjikan imbalan, namun uang tersebut tidak pernah kembali.

    “Dugaan sementara, korban mengalami tekanan psikologis akibat penipuan tersebut,” tambah Kapolsek Binuang.

  • 6 Fakta ‘Profesor AS’ Tipu-tipu Kripto Bikin Rugi Miliaran

    6 Fakta ‘Profesor AS’ Tipu-tipu Kripto Bikin Rugi Miliaran

    Jakarta

    Aksi tipu-tipu modus trading kripto berhasil diungkap Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya. Tiga orang pelaku kini sudah diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.

    Ketiganya berinisial RJ, LBK, dan NRA sudah ditahan. Mereka ditangkap di kawasan Singkawang Barat, Kalimantan Barat.

    Berikut sejumlah faktanya:

    1. Kerugian Rp 3 Miliar

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan para pelaku berpura-pura menjadi Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD). Mereka menyebarkan link terkait tawaran trading crypto kepada masyarakat.

    “Modus penipuan daring atau online scam. Sekilas, para pelaku menyebarkan tawaran kepada masyarakat berupa link Instagram infografis dan disebarkan diblasting di WhatsApp dan Telegram,” kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat (31/10/2025).

    “Jadi para pelaku bertindak seolah-olah sebagai sekuritas, dan bertindak seolah sebagai PAKD, pedagang aset keuangan digital. Dia menawarkan korban untuk trading saham, jual beli saham, menawarkan trik metode cara menang menguntungkan dan sebagainya,” imbuhnya.

    Kerugian yang dialami korban cukup fantastis. Dari satu korban, kerugian mencapai Rp 3 miliar.

    “Kasus yang diungkap beberapa waktu lalu, ini dari satu korban saja kerugian mencapai Rp 3.050.000.000,” ujarnya.

    2. Sebarkan Konten Trading Kripto Lewat Medsos

    Polisi mengungkap modus yang dilakukan para pelaku. Mereka beraksi lewat akun Instagram, grup WhatsApp, dan Telegram.

    Para pelaku mengaku sebagai sekuritas dan pedagang aset digital (PAKD) yang mengelola investasi saham dan kripto.

    “Seolah-olah sebagai sekuritas, dia menawari korban untuk trading saham, jual-beli saham dengan menawarkan trik-trik dan metode cara-cara supaya menang, menguntungkan, dan lain sebagainya. Kemudian seolah-olah sebagai PAKD, seolah-olah sebagai pedagang aset keuangan digital menawarkan trading kripto,” ujarnya.

    Sementara, Wadirsiber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus mengatakan mereka menggunakan kartu prabayar untuk beraksi di ruang siber. Para tersangka mengawali aksinya dengan menyebarkan konten terkait trading kripto.

    “Tadi sudah disampaikan ada akun IG, kemudian ada link-nya dengan cara mudah menyebarkan melalui entitas tersebut kepada setiap orang yang memiliki akses yang sama terhadap aplikasi yang digunakan untuk melakukan penipuan,” ujarnya.

    Kasubdit III Ditsiber AKBP Raffles Langgak Putra menyebut penipuan berawal dari iklan di media sosial. Mereka menjerat korban untuk bergabung ke grup WhatsApp dan mendapat pelatihan tentang trading.

    “Di dalam WhatsApp group itulah korban mendapatkan coaching, pelatihan, pembelajaran tentang bagaimana membaca naik turunnya sebuah saham maupun aset keuangan digital,” kata Raffles.

    Pelaku juga memprediksi harga saham yang benar hingga membuat korban teperdaya. Tersangka kemudian menakut-nakuti korban bahwa pasar saham akan runtuh pada Juni dan meminta korban beralih ke investasi aset kripto.

    “Sehingga itu membuat korban percaya dan melakukan investasi dengan total sebanyak Rp 3.050.000.000,” tuturnya.

    3. Ngaku Profesor Amerika Serikat

    Para pelaku mengaku-ngaku sebagai ‘profesor’ yang punya sertifikat Amerika Serikat. Korbannya pun tertipu dan percaya.

    “Di situ ada pelaku yang mengaku sebagai seorang profesor yang memiliki kualifikasi dari Amerika Serikat,” kata AKBP Raffles.

    Dengan dalih ‘profesor’ itu, para pelaku menyebut pasar saham runtuh pada Juni. Pelaku lantas meminta korban untuk mengalihkan ke investasi kripto hingga korban terpedaya.

    “Pelaku pun melakukan percobaan di mana pada saat dia menyatakan bahwa saham tersebut akan naik besok, ternyata betul di besokan harinya saham tersebut naik sehingga membuat korban percaya bahwa profesor ini memiliki keahlian tersebut,” kata dia.

    “Kemudian, profesor ini juga menyatakan bahwa di bulan Juni pasar saham akan mengalami keruntuhan sehingga disarankan untuk segera mengalihkan investasi kepada aset keuangan digital atau mungkin yang lebih umum dikenal sebagai kripto, aset kripto,” imbuhnya.

    4. Raup Keuntungan Ratusan Juta Rupiah

    Dari aksi menipu itu para pelaku memperoleh keuntungan hingga ratusan juta rupiah. Keuntungan yang didapat mulai dari Rp 100 hingga Rp 150 juta.

    “Tersangka RJ mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 100 juta, tersangka LBK mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 120 juta, dan tersangka NRA perempuan mendapatkan keuntungan sebanyak Rp 150 juta,” jelas Raffles.

    5. Palsukan Perusahaan-ATM

    Para pelaku juga memalsukan ATM hingga nama perusahaan. ATM itu digunakan untuk menampung duit kejahatan.

    “Semua uang korban tersebut ditransfer ke rekening atas nama perusahaan di berbagai bank,” kata Raffles.

    Mereka memalsukan nama perusahaan hingga ATM tempat penampungan duit kejahatan. Mereka mencari nominee atau pihak yang mau dicatut namanya untuk berpura-pura sebagai direktur perusahaan sekaligus keperluan pembuatan rekening.

    “Nominee itu adalah orang-orang pemeran pengganti istilahnya sehingga dia berperan sebagai seolah-olah pemilik rekening atau berperan sebagai seolah-olah direktur pada PT tersebut. Namun, pada pelaksanaannya, rekening maupun dokumen-dokumen PT tersebut tidak dipegang sama mereka, melainkan dipegang sama tersangka,” ucapnya.

    “Jadi tiga orang ini ada di klaster pertama, klaster di Indonesia, yang bertugas mencari sebanyak-banyaknya saksi-saksi atau masyarakat yang mau memberikan identitasnya untuk melakukan pembuatan rekening, pembuatan perusahaan, maupun pembuatan akun kripto,” imbuhnya.

    Selanjutnya, rekening yang dijadikan tempat penampungan duit kejahatan itu dikirim ke sindikatnya di Malaysia. Raffles menyebut satu rekening dihargai Rp 5 juta sampai Rp 30 juta.

    “Semua rekening perusahaan maupun akun kripto ini akan dibawa ke Malaysia untuk dilakukan jual-beli yang akan dipakai untuk pelaku penipuannya langsung. Jadi ketiga tersangka ini berperan di klaster pertama dengan harga per rekeningnya adalah Rp 5 juta dan harga per perusahaan adalah Rp 30 juta,” jelasnya.

    6. Ada 3 Klaster

    Polisi mengungkap ada tiga klaster dalam kasus tersebut. Tiga klaster itu beraksi di tiga tempat yakni Indonesia, Malaysia dan Kamboja.

    “Ada 3 klaster,” kata AKBP Raffles.

    Sindikat pertama beraksi di Indonesia, yang melibatkan tersangka RJ, LBK, dan NRA, yang sudah ditangkap Polda Metro Jaya di Kalimantan Barat. Mereka berperan mencari orang yang mau dicatut namanya untuk pembuatan rekening tempat penampungan duit kejahatan.

    “Jaringan Indonesia, mencari nominee atau figur dari berbagai wilayah di Indonesia untuk pembuatan rekening perorangan, rekening PT dan akun wallet kripto. Mengirimkan HP (berikut SIM card dan e-mail terdaftar), token, buku rekening. Kurir mengantar ke Malaysia,” jelasnya.

    Selain itu, klaster Malaysia berperan menampung rekening yang berisi duit kejahatan. Mereka juga berkoordinasi langsung dengan sindikat lain yang berlokasi di Kamboja.

    “Mengatur jalur pengiriman seluruh alat persiapan online scam ke Kamboja. Menjual seluruh rekening, baik perorangan, PT, maupun akun wallet kripto, kepada sindikat penipuan online atau judi online di Kamboja,” ujarnya.

    Sementara itu, klaster Kamboja diduga sebagai eksekutor yang melakukan penipuan terhadap para korban. Mereka juga mempekerjakan orang dari negara lain agar terlibat kasus.

    “Mempekerjakan orang dari negara lain sebagai operator penipuan online atau judi online. Mengelola server untuk menjalankan kegiatan penipuan online atau judi online dengan berbagai modus dengan korban dari beberapa negara,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 4

    (dek/dek)

  • Penipu WhatsApp Makan Banyak Korban, Warga RI Wajib Kenali Modusnya

    Penipu WhatsApp Makan Banyak Korban, Warga RI Wajib Kenali Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi pesan instan ternyata menjadi ‘sarang’ penipuan. Adapun yang paling banyak digunakan untuk scam adalah WhatsApp dan Telegram. 

    Informasi ini ditemukan laporan Global Anti-scam Alliance (GASA) dan Indosat Ooredoo Hutchison terbaru, yakni State of Scams in Indonesia 2025.

    Penipuan di aplikasi pesan singkat dilaporkan sebanyak 67%. Laporan itu mencatat 89% berasal WhatsApp dan 40% dari Telegram. Selain itu ada juga dari WeChat sebanyak 3%.

    Berikutnya juga ada penipuan di beberapa aplikasi media sosial sebanyak 48%. Mulai dari Facebook 37%, Instagram 28%, TikTok 13%, dan X 9%.

    Aplikasi kencan Tinder tak luput pula dari penipuan, yakni sebanyak 2%. Selain itu, ada juga di Gmail sebanyak 32% dan Outlook.com 2%.

    Bukan cuma lewat pesan teks, penipuan juga ditemukan melalui panggilan suara 64% dan 59% dilakukan lewat pesan SMS. 

    Laporan yang sama juga mengungkapkan alasan orang terkena penipuan. Sebanyak 22% responden menyebutkan menjadi korban karena tergiur penawaran yang didapatkan.

    Berikutnya adalah 16% orang mengungkapkan penipuan itu dibuat sangat realistis dan dapat dipercaya. Sementara 15% responden mengungkapkan beraksi sangat cepat sebelum akhirnya menyadari sedang ditipu. 

    Sebanyak 11% mengaku terkena penipuan karena baru pertama kali menggunakan platform dan layanan tertentu. Jadi, mereka tidak berpengalaman untuk mengindetifikasi tipe penipuan.

    Sementara 11% orang lainnya beralasan terkena penipuan karena tidak familiar dengan praktik penipuan dengan meniru seseorang.

    Laporan itu juga menyertakan dampak penipuan pada para korban. Lebih dari setengah responden (51%) menyebutkan sangat stres setelah terkena scam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pendiri Telegram Berduit Rp 284 Triliun Tapi Anti Hidup Mewah

    Pendiri Telegram Berduit Rp 284 Triliun Tapi Anti Hidup Mewah

    Jakarta

    Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov, berlimpah hartanya. Forbes mencatat, kekayaannya saat ini adalah USD 17,1 miliar atau lebih dari Rp 284 triliun. Namun pria asal Rusia ini dikenal sederhana, bahkan memakai smartphone yang sangat murah.

    Durov dikenal tak pernah menggembar-gemborkan gaya hidup mewah. Jika diperhatikan, penampilannya pun simpel dan hampir selalu mengenakan kaus berwarna gelap.

    Pada tahun 2017, di ulang tahunnya yang ke-33, Durov membagikan di halaman pribadinya daftar semua hal yang telah ia tinggalkan demi kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental, dan spiritualnya.

    Ia sepertinya sudah tidak tertarik pada godaan dunia. Hal-hal yang telah ia tinggalkan termasuk alkohol, nikotin, narkoba, kafein, makanan cepat saji, gula, dan televisi.

    Dalam postingan di akun Telegram resminya beberapa waktu silam, diketahui pula bahwa dia memakai ponsel murah meriah. Durov memamerkan ponselnya yang rusak di mana casingnya terlepas dari bodi lantaran terpapar cuaca sangat panas di Dubai. Telegram memang kini kantor pusatnya di Uni Emirat Arab.

    Menariknya, HP yang dipakainya itu adalah Galaxy A52, ponsel kelas menengah besutan Samsung. Smartphone ini meluncur beberapa tahun silam dan harga barunya sekitar Rp 5 juta, namun tampaknya saat ini sudah tidak diproduksi yang baru. Durov mengaku sudah cukup lama menggunakannya sebagai HP utama.

    “Aku telah menggunakan Samsung seharga USD 180 ini sebagai perangkat utamaku selama dua tahun terakhir. Aku memilihnya karena ini adalah salah satu ponsel yang paling banyak digunakan di kalangan pengguna Telegram,” tulisnya di Telegram.

    “Aku ingin memahami pengalaman mereka untuk melayani mereka dengan lebih baik. Tapi sepertinya aku akan segera mengganti ponselku,” imbuh pria berusia 40 tahun itu, dikutip detikINET dari Gagadget.

    Sebelumnya, Durov mengklaim meninggalkan Rusia karena tak mau menerima perintah pemerintah mana pun. Ia menyebut klaim Telegram dikendalikan Rusia sebagai rumor palsu yang disebar pesaing yang mengkhawatirkan pertumbuhan Telegram.

    “Aku lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” kata Durov tentang kepergiannya dari Rusia. Dia pernah coba ke Amerika Serikat tapi menurutnya, terutama dalam merekrut talenta global, birokrasi di sana terlalu berat dan dia diserang di jalanan San Francisco oleh orang yang coba mencuri ponselnya.

    Yang lebih mengkhawatirkan, katanya, ia mendapat terlalu banyak perhatian dari badan keamanan AS termasuk FBI. Durov mengklaim lembaga-lembaga AS mencoba mempekerjakan pegawainya untuk menemukan backdoor Telegram. FBI belum menanggapi tudingan Durov ini.

    Durov pun memilih Uni Emirat Arab karena negara itu adalah netral yang ingin berteman dengan semua dan tidak bersekutu dengan negara adidaya mana pun. Jadi dia merasa Uni Emirat Arab adalah tempat terbaik untuk Telegram.

    Durov yang tahun lalu sempat ditahan otoritas Perancis terkait tudingan Telegram disalahgunakan kaum kriminal itu juga baru-baru ini mengatakan anak-anaknya akan berbagi seluruh harta kekayaannya. Ia dilaporkan memiliki lebih dari 100 anak lewat donasi sperma.

    “Mereka semua adalah anak saya dan akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka bertengkar setelah saya meninggal dunia,” ujar Durov seperti dikutip dari BBC.

    (fyk/fay)

  • Aplikasi Pengganti WhatsApp Tambah Ramai, Ternyata Ini Alasannya

    Aplikasi Pengganti WhatsApp Tambah Ramai, Ternyata Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Telegram, pesaing bisnis layanan pesan singkat WhatsApp, berhasil mencatatkan 1 miliar pengguna aktif pada Maret 2025. Torehan itu kian mendekatkan Telegram untuk melibas dominasi WhatsApp.

    Adapun pengguna aktif WhatsApp saat ini lebih dari 2 miliar dan diprediksi akan mencapai 3 miliar pada akhir 2025.

    Selain capaian jumlah pengguna aktif, Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, pada Maret lalu juga mengumumkan profit perusahaan sebesar US$ 547 pada 2024.

    “Di atas kami ada WhatsApp, layanan murah yang meniru Telegram,” kata Pavel Durov, dikutip dari TechCrunch, Sabtu (25/10/2025).

    Pada komen itu, Pavel turut menyebutkan bahwa selama bertahun-tahun WhatsApp berupaya mengikuti inovasi Telegram, sembari membakar uang miliaran dolar AS untuk lobi dan kampanye PR demi memperlambat pertumbuhan perusahaan.

    “Tapi mereka [WhatsApp] gagal. Telegram bertumbuh, meraup keuntungan, dan mempertahankan kemandirian kami,” ucap Pavel.

    Dikutip dari DemandSage, 10 juta orang telah berlangganan layanan berbayar Telegram Premium. India menjadi negara yang paling banyak menggunakan Telegram dengan porsi 45% dari total pengguna. Sementara itu, hanya 9% pengguna Telegram yang datang dari AS.

    Sebanyak 53,2% pengguna Telegram berasal dari kelompok usia 25-44 tahun. Lebih banyak pria daripada perempuan yang menggunakan Telegram, dengan proporsi 58% berbanding 42%.

    Secara rata-rata, pengguna Telegram menghabiskan waktu 3 jam 45 menit per bulan untuk mejajal aplikasi tersebut. Memang durasi tersebut masih jauh di bawah WhatsApp yang rata-rata diakses 17 jam 6 menit per bulan.

    Saat melaporkan pengguna aktif Telegram sebanyak 900 juta pada 2024 lalu, Pavel Durov mengatakan perusahaan menghadapi tekanan dari berbagai negara untuk membatasi pertukaran informasi tertentu.

    Bahkan, Pavel Durov sempat ditahan di Prancis pada Agustus 2024 atas tuduhan keterlibatan dalam mendistribusikan pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan perangkat lunak peretasan pada aplikasi pesan singkat Telegram.

    Tak sampai sepekan pasca ditangkap, ia dibebaskan bersyarat. Pavel juga diminta membayar uang jaminan senilai 5 juta euro. Sejak saat itu, Telegram mulai melakukan penyesuaian dengan meningkatkan moderasi konten di dalam platform.

    Kendati demikian, Pavel menekankan netralitas platformnya dari konflik geopolitik. Saat Rusia menginvasi Ukraina pada 2022 lalu, Telegram menjadi salah satu sumber informasi yang tak menyaring konten-konten di dalamnya.

    Meski dinilai transparan, tetapi banyak juga konten bermuatan disinformasi yang tersebar di platform tersebut. Pavel menjamin sistem enkripsi pada Telegram akan membuat pertukaran informasi di dalamnya benar-benar terlindungi dan bebas intervensi pemerintah.

    “Saya lebih baik bebas ketimbang tunduk pada perintah siapa pun,” ujarnya pada 2024 sebelum ditangkap.

    Menurut Pavel, ada berbagai cara yang dilancarkan pemerintah untuk mengelabui enkripsi Telegram. Salah satunya datang dari FBI.

    Ia mengatakan FBI pernah mencoba merekrut engineer Telegram untuk membobol backdoor platformnya. FBI tak berkomentar soal tuduhan ini.

    Namun, ia mengatakan tekanan untuk menjunjung kebebasan berpendapat dan berekspresi sebenarnya tak hanya datang dari pemerintah. Tantangan itu justru lebih banyak datang dari rivalnya seperti Apple dan Alphabet.

    “Dua platform tersebut benar-benar bisa menyensor apa saja yang Anda baca, serta mengakses semua yang ada di smartphone Anda,” kata dia.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Putin Emosi Lihat Kelakuan Trump, Sebut Sudah Lancarkan Perang!

    Putin Emosi Lihat Kelakuan Trump, Sebut Sudah Lancarkan Perang!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia menanggapi manuver Amerika Serikat (AS) yang menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyaknya, Rosneft dan Lukoil, dengan serius. Respons ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia dan mantan presiden, Dmitry Medvedev, Kamis (23/10/2025).

    Dalam pengumumannya di Telegram yang dikutip Reuters, Medvedev menuduh AS telah sepenuhnya memilih jalan perang melawan Rusia. Ia juga mengkritik manuver Presiden AS Donald Trump yang selama ini memposisikan diri sebagai “pembawa perdamaian”.

    “Jika salah satu dari banyak komentator masih menyimpan ilusi-ini dia. AS adalah musuh kita, dan ‘pembawa perdamaian’ mereka yang banyak bicara kini telah sepenuhnya memilih jalan menuju perang dengan Rusia,” kata anak buah Presiden Vladimir Putin itu.

    “Trump telah sepenuhnya berpihak pada Eropa gila,” tambahnya.

    Sebelumnya, dalam sebuah langkah mengejutkan pada Rabu, Gedung Putih mengumumkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia-Rosneft dan Lukoil-sebagai upaya untuk menekan Moskow agar kembali ke meja perundingan. Sanksi ini diumumkan sesaat setelah Trump membatalkan rencana pertemuan tatap muka dengan Putin di Hungaria, dengan alasan ia tidak menginginkan “pertemuan yang sia-sia”.

    Di sisi lain, Uni Eropa mengumumkan paket sanksi ke-19 terhadap Rusia, menargetkan pendapatan energi Moskow, lembaga keuangan, dan “armada bayangan” kapal tanker minyak Rusia yang berlayar dan menghindari sanksi di seluruh dunia. Secara resmi, respons pemerintah Rusia sejauh ini singkat, dengan Kementerian Luar Negeri Moskow menyebut sanksi tersebut “kontraproduktif.”

    Dari segi yang berseberangan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik sanksi AS tersebut. Menurutnya, hal ini akan terus menjatuhkan tekanan pada Moskow agar berkomitmen dalam pemenuhan perdamaian.

    “Sanksi itu merupakan langkah yang adil dan benar-benar layak yang akan membantu memberikan tekanan pada Rusia dalam negosiasi,” ujarnya.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ITSEC (CYBR) Perkuat Bisnis di Sektor Ritel dan UKM, Pendapatan Tumbuh 108%

    ITSEC (CYBR) Perkuat Bisnis di Sektor Ritel dan UKM, Pendapatan Tumbuh 108%

    Bisnis.com, JAKARTA — PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR), perusahaan yang berfokus pada keamanan siber, fokus memperkuat bisnisnya di segmen ritel dan usaha kecil menengah (UKM) pada 2025. Perusahaan dalam jalur menjaga pertumbuhan tetap positif yang pada semester I/2025 tumbuh hingga tiga digit.

    Merujuk laporan keuangan perusahaan semester I/2025, ITSEC membukukan pendapatan sebesar Rp230,44 miliar, naik 108% YoY. Pendapatan terbesar berasal dari jasa kemanan profesional (Rp202,3 miliar), dan layanan keamanan terkelola (Rp28,1 miliar).

    Sebagai perusahaan keamanan siber lokal, ITSEC tidak hanya melayani pelanggan di Indonesia, juga pelanggan enterprise di sejumlah negara di Eropa, Afrika, Australia, dan Singapura.

    Pada 6 bulan pertama 2025, pendapatan terbesar perusahaan berasal dari Singapura yang mencapai Rp133,5 miliar, lebih tinggi dari pasar di Indonesia (Rp77,9 miliar), dan Australia (Rp19,1 miliar). Klien besar ITSEC saat ini antara lain Serum Institute of India Pvt Ltd dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

    Direktur ITSEC Asia Eko Prasudi Widianto tidak banyak berkomentar mengenai kinerja tersebut. Dia hanya mengatakan lompatan pendapatan yang dibukukan disebabkan oleh tingginya kepercayaan perusahaan di dalam dan luar negeri untuk menggunakan layanan ITSEC. 

    Untuk meningkatkan pendapatan, khususnya di segmen ritel dan UKM, ITSEC mengandalkan Intellibron. IntelliBroń adalah platform keamanan siber terintegrasi untuk melindungi aset digital, terutama bagi usaha kecil dan menengah (UKM), dari serangan siber yang terus berkembang. Platform ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara komprehensif dalam satu sistem yang terpadu. 

    Tidak seperti solusi keamanan konvensional yang hanya berfokus pada satu aspek, IntelliBroń menyediakan perlindungan berlapis di seluruh sistem dan jaringan.

    Didukung oleh teknologi AI, IntelliBroń juga mampu mendeteksi anomali, kerentanan zero-day, dan ancaman canggih (APT) yang mungkin luput dari sistem berbasis tanda tangan. AI ini terus belajar dari pola serangan baru untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi kesalahan deteksi (false positive).

    “Ini target marketnya menengah ke bawah,” kata Eko saat ditemui di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

    Eko menceritakan produk ini hadir setelah mendengar kebutuhan pelaku usaha UKM di daerah. ITSEC melihat banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang tidak tahu solusi keamanan siber yang dibutuhkan untuk perusahaannya. Mereka sadar terhadap ancaman siber, tetapi bingung solusi yang tepat bagi skala bisnis usahanya.

    Eko juga mengatakan solusi ini tidak hanya menyasar pelaku usaha kecil, juga dapat digunakan oleh 300 juta lebih smartphone yang beredar di Indonesia. Pengguna ritel dapat mengetahui file berbahaya yang terdapat di smartphone. Misal, file malware yang terdapat di pdf. aplikasi whatsapp, atau dokumen di aplikasi Telegram.

    “Jadi selama 24×7, dia akan melakukan scanning, memeriksa sistem di customer tersebut. Kira-kira seperti apa nih kondisinya? sudah ada penyakit apa yang masuk? Owner akan tahu apa yang harus dilakukan dan melakukan pembersihan. Untuk ritel nanti ada pop up notifikasi,” kata Eko.

  • Video: Bos Telegram Mau Beli Perhiasan yang Dicuri dari Louvre

    Video: Bos Telegram Mau Beli Perhiasan yang Dicuri dari Louvre

    Video: Bos Telegram Mau Beli Perhiasan yang Dicuri dari Louvre

  • Unej Bongkar Praktik Joki Ujian TOEFL, Ada yang Sistem "Remote" dan Pakai AI
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 Oktober 2025

    Unej Bongkar Praktik Joki Ujian TOEFL, Ada yang Sistem "Remote" dan Pakai AI Surabaya 20 Oktober 2025

    Unej Bongkar Praktik Joki Ujian TOEFL, Ada yang Sistem “Remote” dan Pakai AI
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Universitas Jember (Unej) membongkar praktik perjokian dalam ujian Computer Based English Proficiency Test (CBEPT) serupa TOEFL yang diselenggarakan kampus.
    Tim Cyber Unit UPA Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Unej melakukan operasi tangkap tangan pada Kamis, 16 Oktober 2025, dan berhasil mengungkap empat pelaku yang diduga menjadi joki ujian dan tujuh pengguna joki.
    Para pelaku ada yang merupakan alumnus dan mahasiswa Unej.
    Tes tersebut merupakan prasyarat mahasiswa Unej yang telah lulus sidang untuk bisa mendaftar wisuda.
    Kepala UPA TIK Unej Bayu Taruna Widjaja Putra menyampaikan, modus perjokian dilakukan dengan memanfaatkan identitas login milik mahasiswa.
    “Peserta hadir di ruangan ujian, tetapi sistem diakses oleh joki dari tempat lain. Ada yang menggunakan sistem injeksi, ada pula yang pakai
    remote
    dan bantuan AI seperti ChatGPT,” ujar Bayu dalam
    press conference
    , Senin (20/10/2025).
    Dari penelusuran tim, terdapat tujuh peserta yang tertangkap basah menggunakan jasa joki. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah.
    Bayu menyebut, tarif jasa joki bervariasi, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per orang. Beberapa pelaku bahkan menerima bayaran lewat sistem
    down payment
    (DP) terlebih dahulu.
    “Sebagian kasus, ada yang kasihan kepada mahasiswa yang tidak lulus-lulus, tapi itu tetap tidak bisa dibenarkan,” ucapnya. 
    Kampus kini tengah menelusuri jalur komunikasi antara peserta dan joki. Dari temuan awal, mereka berinteraksi melalui aplikasi seperti Instagram, WhatsApp, dan Telegram dengan nomor tidak dikenal.
    Para pelaku joki bukan berasal dari program studi Bahasa Inggris. Salah satu joki bahkan disebut sebagai sosok yang cukup canggih karena mampu melakukan injeksi ke dalam sistem menggunakan kredensial mahasiswa.
    “Dia pakai teknik
    scripting
    untuk menyusup ke sistem ujian,” ucap Bayu.
    Sementara itu, Kepala UPA Bahasa Inggris Unej, Prof Chairus Shaleh menyatakan, pihak kampus tidak hanya menindak peserta dan penjoki, tetapi juga akan mengejar makelar yang memfasilitasi transaksi ini.
    “Siapa pun yang terlibat, baik peserta, joki, maupun makelar, pasti akan kami usut dan kenai sanksi,” ujar Chairus.
    Pihaknya telah menyerahkan temuan kasus tersebut kepada tim etik Unej.
    Pihak kampus sedang mempertimbangkan sistem keamanan baru, yakni kebijakan satu
    login
    satu sesi, demi mencegah
    login
    ganda dari perangkat berbeda.
    “Kalau satu akun hanya bisa aktif di satu perangkat, joki dari luar tidak bisa masuk meskipun punya kredensial,” kata Bayu.
    Unej juga membuka kemungkinan membawa kasus ini ke ranah hukum, terutama bila pelaku bukan lagi mahasiswa aktif.
    “Kalau masih mahasiswa, ada pembinaan. Tapi kalau alumni, bisa masuk ranah aparat penegak hukum,” ujarnya.
    Tak hanya berhenti pada ujian bahasa Inggris, kampus juga akan memperluas penyelidikan ke dugaan joki tugas, skripsi, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam karya ilmiah.
    “Ke depan, skripsi dan tugas-tugas juga akan kami periksa, termasuk apakah ada unsur AI di dalamnya,” ujarnya.
    Unej berkomitmen membentuk komisi etik untuk menindaklanjuti seluruh bentuk pelanggaran akademik yang ditemukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.