Perusahaan: Telegram

  • Trump Setujui Rencana Perdamaian untuk Rusia-Ukraina

    Trump Setujui Rencana Perdamaian untuk Rusia-Ukraina

    Jakarta

    Sebuah rencana gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang di Ukraina disebut akan meminta Kyiv menyerahkan sebagian wilayah yang kini dikuasai pasukan Rusia serta memangkas kekuatan militernya secara besar-besaran, menurut laporan AFP dan Reuters.

    Sejumlah sumber yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa Washington ingin Ukraina menerima poin-poin utama dari proposal tersebut. Axios melaporkan bahwa rencana itu mengharapkan Ukraina menyerahkan sebagian wilayah Ukraina timur yang saat ini tidak dikuasai Kyiv, sebagai imbalan jaminan keamanan dari AS bagi Ukraina dan Eropa untuk menghadapi agresi Rusia di masa depan.

    Gedung Putih menolak memberi komentar terkait hal itu.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan di X bahwa Washington akan terus menyusun daftar gagasan potensial untuk mengakhiri perang ini berdasarkan masukan dari kedua pihak yang berkonflik.

    Rubio menambahkan, “Mengakhiri perang yang rumit dan mematikan seperti di Ukraina membutuhkan pertukaran gagasan yang serius dan realistis. Dan untuk mencapai perdamaian yang bertahan lama, kedua pihak harus menyetujui konsesi yang sulit tetapi diperlukan.”

    NBC News melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menyetujui dokumen berisi 28 poin tersebut. Seorang pejabat Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa Kyiv tidak dilibatkan dalam penyusunan proposal itu.

    Di Telegram, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak menanggapi isi rencana tersebut secara langsung, namun ia mendesak AS untuk menunjukkan kepemimpinan yang efektif guna mengakhiri perang yang telah berlangsung bertahun-tahun. Zelenskyy mengatakan hanya AS dan Presiden Donald Trump yang “memiliki kekuatan yang cukup besar agar perang ini benar-benar berakhir.”

    Reaksi Ukraina: “Terdengar seperti menyerah”

    Ia membantah kabar bahwa AS dan Rusia tengah merundingkan kesepakatan yang akan mengharuskan Kyiv menyerahkan wilayah yang dikuasai pasukan Rusia dan memangkas ukuran militernya lebih dari separuh. Menurutnya, kabar itu adalah “disinformasi dari Moskow.”

    Goncharenko menegaskan bahwa jaminan utama bagi Ukraina, seperti halnya negara mana pun, adalah angkatan bersenjatanya sendiri. Ia berkata, “Itulah yang diinginkan Rusia, yaitu mengurangi kekuatan militer Ukraina agar negara ini dapat dihancurkan dalam serangan berikutnya.”

    Ia menyampaikan bahwa ia tidak percaya AS akan “mendorong Ukraina untuk menyerah karena hal itu bukan kepentingan Ukraina maupun kepentingan Amerika Serikat.”

    Goncharenko juga mengatakan, “Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Presiden Donald Trump atas usahanya mencoba mencapai perdamaian, tetapi agar perdamaian terwujud, kesepakatan ini juga harus sesuai dengan kepentingan Ukraina, dan saya pikir ia menyadari hal itu.”

    Menurutnya, kesepakatan apa pun tidak bisa diputuskan oleh pemerintah saja.
    “Jika kita ingin memiliki kesepakatan apa pun, masyarakat Ukraina harus menerimanya. Ada hal-hal yang bisa diterima masyarakat Ukraina, ada yang tidak,” ujarnya.

    Komentar itu muncul ketika Zelenskyy sedang menghadapi krisis politik dalam negeri, menyusul penyelidikan terhadap sejumlah penasihat dekatnya dan pengunduran diri dua menteri.

    Eropa minta dilibatkan

    Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan bahwa Eropa menyambut upaya perdamaian, tetapi menegaskan perlunya dilibatkan dalam proses tersebut.
    Ia berkata, “Kami menghargai upaya perdamaian, tetapi ini menyangkut keamanan Eropa. Jadi kami berharap untuk diajak berkonsultasi.”

    Sikorski menambahkan, “Saya berharap bukan korban yang dibatasi kemampuannya untuk membela diri, tetapi agresor.”

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas mengatakan bahwa agar rencana apa pun dapat berjalan, Ukraina dan negara-negara Eropa harus ikut serta.

    Ia menegaskan bahwa dalam perang ini terdapat satu pihak agresor dan satu pihak korban. “Kami belum mendengar adanya konsesi dari pihak Rusia,” ujar Kaja.

    Dalam kesempatan lain, Kallas mengatakan bahwa Eropa selalu mendukung perdamaian yang adil dan berjangka panjang.
    Ia menegaskan, “Kami menyambut upaya apa pun untuk mencapainya. Dan tentu saja agar rencana apa pun berhasil, Ukraina dan negara-negara Eropa harus berada di dalamnya.”

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Jet Tempur NATO Dikerahkan di tengah Serangan Mematikan Rusia ke Ukraina

    Jet Tempur NATO Dikerahkan di tengah Serangan Mematikan Rusia ke Ukraina

    JAKARTA – Jet tempur NATO dikerahkan dan sistem pertahanan udara berbasis darat berada pada tingkat siaga tertinggi di Polandia dan Rumania selama serangan besar-besaran dan mematikan yang dilakukan Rusia terhadap sejumlah target di Ukraina.

    Satu pesawat tanpa awak (drone) dilaporkan menembus sekitar 8 kilometer ke wilayah udara Rumania sebelum hilang dari radar, kata Kementerian Pertahanan di Bukares dalam pernyataan dilansir ABC News, Rabu, 19 November.

    Setidaknya 20 orang tewas dalam serangan Rusia di kota Ternopil, Ukraina barat, kata Kementerian Dalam Negeri, di mana dua bangunan tempat tinggal sembilan lantai terkena amunisi Rusia. Sebanyak 66 orang lainnya terluka, kata kementerian tersebut.

    “Satu terbakar, yang lainnya mengalami kerusakan dari lantai tiga hingga sembilan,” kata kementerian tentang bangunan-bangunan yang terkena serangan.

    “Sekitar lima ratus tim penyelamat dan lebih dari seratus unit peralatan sedang bekerja di sembilan lokasi aktif,” sambung kementerian tersebut.

    Angkatan Udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan 476 pesawat tanpa awak (drone) dan 48 rudal ke negara itu semalam, dengan wilayah Lviv, Ternopil, dan Kharkiv menjadi fokus serangan.

    Serangan itu merupakan yang terbesar di bulan November hingga saat ini, menurut data Angkatan Udara, dan yang terbesar sejak Rusia meluncurkan 705 amunisi ke negara itu pada 30 Oktober.

    Pihak pertahanan berhasil menjatuhkan atau menjinakkan 442 pesawat tanpa awak (drone) dan 41 rudal, kata Angkatan Udara. Dampak dari 34 pesawat tanpa awak dan tujuh rudal dilaporkan di 14 lokasi, tambahnya, dengan puing-puing yang jatuh dilaporkan di enam lokasi.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan dilaporkan di seluruh negeri, di wilayah-wilayah termasuk Ternopil, Ivano-Frankivsk, Lviv, Kyiv, Mykolaiv, Cherkasy, Chernihiv, dan Dnipro.

    Setidaknya 19 drone jarak jauh menyerang kota Kharkiv di timur laut Ukraina, di mana pejabat setempat mengatakan hampir 50 orang terluka.

    “Setiap serangan terang-terangan terhadap kehidupan normal menunjukkan bahwa tekanan terhadap Rusia tidak memadai,” tulis Zelenskyy dalam postingan di Telegram.

    “Rusia harus bertanggung jawab atas tindakannya, dan kita harus fokus pada segala hal yang memperkuat kita dan memungkinkan kita untuk menembak jatuh rudal Rusia, menetralisir drone Rusia, dan menghentikan serangan,” tegas dia.

  • Rentetan Rudal dan Drone Rusia Tewaskan 19 Orang di Ukraina

    Rentetan Rudal dan Drone Rusia Tewaskan 19 Orang di Ukraina

    JAKARTA – Rentetan rudal dan pesawat nirawak (drone) Rusia yang menghantam kota di Ukraina barat, menewaskan 19 orang. Saat ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berada di Turki untuk perundingan tingkat tinggi guna menggalang dukungan diplomatik melawan invasi Rusia ke negaranya.

    Serangan malam hari itu menghantam dua blok apartemen sembilan lantai di Ternopil, yang terletak sekitar 200 kilometer (120 mil) dari perbatasan Polandia, menurut Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko.

    Tim darurat sedang menyisir puing-puing di siang hari untuk menemukan korban selamat, katanya. Setidaknya 66 orang, termasuk 16 anak-anak, terluka, kata pihak berwenang dilansir Associated Press, Rabu, 19 November.

    Rusia menembakkan 476 pesawat nirawak serang dan umpan, serta 48 rudal dari berbagai jenis, ke sasaran-sasaran Ukraina semalam, kata angkatan udara Ukraina. Pengeboman itu melibatkan 47 rudal jelajah, dengan pertahanan udara mencegat semuanya kecuali enam di antaranya, kata angkatan udara. Jet F-16 dan Mirage-2000 yang dipasok Barat mencegat setidaknya 10 rudal jelajah, katanya.

    “Setiap serangan terang-terangan terhadap kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa tekanan terhadap Rusia (untuk menghentikan perang) tidak memadai,” tulis Zelenskyy di aplikasi perpesanan Telegram.

  • Rentetan Rudal dan Drone Rusia Tewaskan 19 Orang di Ukraina

    Rentetan Rudal dan Drone Rusia Tewaskan 19 Orang di Ukraina

    JAKARTA – Rentetan rudal dan pesawat nirawak (drone) Rusia yang menghantam kota di Ukraina barat, menewaskan 19 orang. Saat ini Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berada di Turki untuk perundingan tingkat tinggi guna menggalang dukungan diplomatik melawan invasi Rusia ke negaranya.

    Serangan malam hari itu menghantam dua blok apartemen sembilan lantai di Ternopil, yang terletak sekitar 200 kilometer (120 mil) dari perbatasan Polandia, menurut Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko.

    Tim darurat sedang menyisir puing-puing di siang hari untuk menemukan korban selamat, katanya. Setidaknya 66 orang, termasuk 16 anak-anak, terluka, kata pihak berwenang dilansir Associated Press, Rabu, 19 November.

    Rusia menembakkan 476 pesawat nirawak serang dan umpan, serta 48 rudal dari berbagai jenis, ke sasaran-sasaran Ukraina semalam, kata angkatan udara Ukraina. Pengeboman itu melibatkan 47 rudal jelajah, dengan pertahanan udara mencegat semuanya kecuali enam di antaranya, kata angkatan udara. Jet F-16 dan Mirage-2000 yang dipasok Barat mencegat setidaknya 10 rudal jelajah, katanya.

    “Setiap serangan terang-terangan terhadap kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa tekanan terhadap Rusia (untuk menghentikan perang) tidak memadai,” tulis Zelenskyy di aplikasi perpesanan Telegram.

  • 110 Anak Direkrut Teroris via Medsos, Eks Kadensus: Fenomena Gunung Es

    110 Anak Direkrut Teroris via Medsos, Eks Kadensus: Fenomena Gunung Es

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Komjen Martinus Hukom menyebutkan temuan Densus 88 terkait 110 anak dan pelajar di Indonesia yang direkrut kelompok teroris melalui media sosial (medsos) dan gim online sepanjang 2025, adalah fenomena gunung es. Menurutnya, jumlah sesungguhnya lebih banyak, tetapi tidak terdeteksi. 

    Martinus mengungkapkan media sosial sekarang telah memodifikasi alogaritma dengan mengikuti pola perilaku anak-anak dan remaja. Terlebih, bentuk media sosial saat ini tidak hanya berupa platform berjejaring atau komunikasi, tetapi juga dapat berbentuk gim online, sehingga varian ruang digital saat ini begitu variatif. 

    “Kalau kita dalami lagi lebih banyak, mungkin 100 lebih (temuan Densus 88) itu hanya sebagai teori gunung es, yang terlihat puncaknya saja. Masih banyak yang lain karena media sosial sekarang massif sekali,” jelas Martinus dalam program “Beritasatu Utama” di Beritasatu TV, Rabu (19/11/2025). 

    Martinus mengatakan platform medsos saat ini sangat variatif. Ia mengatakan fenomena medsos dalam praktik terorisme di masa dirinya masih menjabat sebagai kadensus 88 pada 2020-2023, masih terbatas pada aplikasi Telegram semata. 

    “Sementara hari ini, pekerjaan Densus jadi semakin banyak karena platform medsos semakin banyak juga,” ujarnya. 

    Martinus menyebutkan penyedia medsos di era kiwari telah mempelajari anak-anak pengguna media digital sehingga menghasilkan algoritma. Dalam algoritma tersebut, perilaku anak-anak dalam menggunakan medsos menjadi berkembang dalam bentuk gim online guna menjadi sarana komunikasi. 

    “Jadi gim online saat ini bukan lagi menyalurkan kreativitas anak-anak dalam bermain gim, tetapi juga komunikasi, sehingga menjadi suatu fenomena yang membuat anak-anak lebih banyak masuk ke dunia digital,” katanya. 

    Selain itu, Martinus menjelaskan, ketika anak-anak dari usia 0 sampai 5 tahun, mereka mencari otoritas moral di tengah lingkungan keluarga. Namun saat awal usia remaja yakni usia 5 – 12 tahun, anak-anak akan mencari patron moral di ruang permainan. 

    “Di sinilah kemudian platform digital menyediakan otoritas moral terbaru bagi anak-anak. Dan ini lah yang harus kita pahami betul ada patron moral lain yang hadir di tengah anak-anak kita,” terang Martinus. 

    Lebih lanjut, Martinus mengungkapkan saat ini diperlukan pengawasan lebih intens terhadap platform digital, baik berupa kebijakan maupun kontrol dari orang tua. Ia menyebutkan tindakan pengawasan dari pemerintah maupun orang tua diperlukan agar anak-anak terpengaruh secara moral yang dimana belum tentu bisa dipertanggungjawabkan. 

    “Jangan anak-anak masuk ke ruang digital kemudian terpengaruh moral mereka, apalagi mereka bertemu dengan kelompok-kelompok ajaran radikal,” ungkap Martinus. 

    Sebelumnya, Densus 88 Antiteror mengungkap adanya lebih dari 110 anak dan pelajar di Indonesia yang direkrut oleh kelompok teroris melalui medsos hingga gim online sepanjang 2025. 

    “Kurang lebih ada 110 anak dan pelajar yang teridentifikasi sebagai korban proses perekrutan kelompok teror,” kata Juru Bicara Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/11/2025).

    Dalam periode penyelidikan sekitar satu tahun terakhir, Densus 88 telah menangkap lima orang yang diduga perekrut anak dan pelajar ke jaringan terorisme. Para tersangka ditangkap sejak akhir 2024 hingga November 2025 dan saat ini menjalani proses hukum.

    Mayndra menegaskan, Densus 88 bekerja sama dengan sejumlah kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kementerian Sosial untuk memastikan mereka mendapatkan pendampingan dan pembinaan lanjutan.

  • Fenomena Baru, Anak Direkrut Teroris Melalui Gim dan Medsos

    Fenomena Baru, Anak Direkrut Teroris Melalui Gim dan Medsos

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Komjen Pol Martinus Hukom mengungkapkan perekrutan anak-anak oleh teroris melalui platform media sosial (medsos) dan gim online menjadi fenomena baru. 

    Menurut Martinus, saat dirinya menjabat kadensus pada periode 2020-2030, platform medsos belum begitu variatif, sehingga praktik terorisme saat itu masih terbatas di aplikasi Telegram saja. 

    “Sementara hari ini, pekerjaan Densus jadi semakin banyak karena platform medsos semakin banyak juga,” ujar Martinus dalam program “Beritasatu Utama” yang tayang Beritasatu TV, Rabu (19/11/2025). 

    Martinus bahkan menyebutkan penyedia medsos di era kiwari telah mempelajari anak-anak pengguna media digital sehingga menghasilkan algoritma. Dalam alogaritma tersebut, perilaku anak-anak dalam menggunakan medsos menjadi berkembang dalam bentuk gim online guna menjadi sarana komunikasi. 

    “Jadi gim online saat ini bukan lagi menyalurkan kreativitas anak-anak dalam bermain gim, tetapi juga komunikasi, sehingga menjadi suatu fenomena yang membuat anak-anak lebih banyak masuk ke dunia digital,” katanya. 

    Oleh karena itu, menurut Martinus, gim online saat ini digunakan anak-anak tanpa mengetahui adanya wacana ajaran kekerasan hingga terorisme yang berkembang di dalamnya. 

    “Pada akhirnya mereka (anak-anak) bertemu dengan doktrin-doktrin atau ajaran yang mengusung kekerasan sebagai suatu upaya untuk memasukkan kognitif buat mereka,” terang Martinus. 

    Diketahui sebelumnya, kelompok radikal dan intoleran kini menjadikan ruang siber sebagai medan utama dalam menyebarkan paham terorisme dan ideologi kekerasan. Fakta ini ditegaskan Kadensus 99 Satkornas Banser Ahmad Bintang Irianto, menanggapi penangkapan dua pelaku penyebaran konten radikal di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dan Purworejo, Jawa Tengah.

    “Pelaku radikalisme dan intoleransi masih hidup dan aktif menyebarkan narasi terorisme melalui dunia digital,” ujar Ahmad Bintang, Sabtu (7/6/2025).

    Penangkapan pertama terjadi di Gowa. Seorang remaja 18 tahun berinisial MAS ditangkap karena menyebarkan propaganda ISIS dan ajakan pengeboman tempat ibadah via media sosial. Di Purworejo, pria berinisial AF (32) yang terafiliasi dengan kelompok Anshor Daulah juga ditangkap karena aktif menyebar paham radikal secara daring.

    Ahmad Bintang menilai ini sebagai bukti nyata perubahan strategi kelompok teroris. Mereka kini menyasar dunia maya untuk menjaring simpatisan, menyebarkan ideologi, dan merekrut anggota baru.

  • Komdigi Tindak 8.320 Konten Radikal di Media Sosial Sepanjang 2025

    Komdigi Tindak 8.320 Konten Radikal di Media Sosial Sepanjang 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah menindak 8.320 konten terkait radikalisme selama Oktober 2024 hingga November 2025.

    Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar mengatakan penindakan itu merupakan bagian dari patroli siber dan aduan dari sejumlah pihak terkait.

    “Dari 20 Oktober 2024 sampai 16 November 2025 kemarin, ada 8.320 konten radikal terorisme yang sudah masuk atau kita tangani,” ujarnya di Mabes Polri, Selasa (18/11/2025).

    Dia menambahkan, konten terbanyak berasal dari platform media sosial Meta. Selanjutnya, Google, TikTok, X, Snack Video hingga Telegram.

    “Jadi dalam periode 1 tahun ini ada 8.320 dengan posisi terbesar ada di platform Meta, diikuti Google, TikTok, X, Telegram, file sharing, Snack Video, dan ada situs, 10 situs juga kita tindak lanjut,” imbuhnya.

    Kemudian, Alexander memerinci dari penindakan ribuan konten ini sebagian besar berasal dari aduan dari Kementerian atau Lembaga (K/L) terkait.

    Misalnya, dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror Polri sebesar 6.426 aduan konten; BNPT 1.836 konten; Intelijen 11; TNI 1 dan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat 1 aduan.

    “Untuk melaksanakan tugas ini untuk menjamin bahwa apa yang kita lakukan, tindakan yang kita lakukan itu adalah berdasarkan legalitas, berdasarkan hukum, dan tentunya proporsional,” imbuhnya.

    Sementara itu, Alexander menyatakan untuk menekan paparan radikalisme terhadap anak di internet tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, orang tua juga diharapkan melakukan upaya pencegahan.

    Pencegahan itu lebih kepada pengawasan orang tua terhadap anak saat berjejaring di internet. Di samping itu, orang tua diharapkan dapat lebih peka terhadap anak yang memiliki perubahan sikap secara drastis.

    “Orang tua juga memiliki peran untuk bisa menangani awal, untuk berbicara, untuk berkomunikasi dengan anaknya, sehingga di sini terlihat bahwa memang ada peran dari keluarga maupun orang tua yang begitu besar,” pungkasnya.

  • Budaya Brutal di Internal Militer Rusia, Mengapa Tak Dihukum?

    Budaya Brutal di Internal Militer Rusia, Mengapa Tak Dihukum?

    Jakarta

    “Mereka membunuh anak saya,” ratap Tatjana Bykova dalam sebuah pesan video. Ia menggunakan istilah “dibatalkan” untuk menggambarkan bagaimana putranya, Andrej, dibunuh oleh komandan militer Rusia. Ia menyebut nama-nama mereka dan mengatakan bahwa ia membenci mereka.

    Awalnya, mereka memeras Andrej, menuntut setengah dari kompensasi yang ia terima atas cederanya. Ketika ia menolak memberikan uang itu dan malah membeli sebuah mobil, mereka menuntut agar ia menyerahkan mobil tersebut. Ia dibunuh karena menolak menyerahkan mobil itu.

    Bykova mengajukan keluhan ke Komite Investigasi Federasi Rusia dan kantor kejaksaan, tetapi tidak ada yang terjadi. Andrej Bykov hanya dinyatakan hilang. “Saya diberi tahu bahwa ia dipukuli hingga tewas. Ia tergeletak di sebuah hutan dekat Galizynovka (sebuah desa di Oblast Donetsk, Ukraina),” kata Bykova kepada media independen Rusia, Verstka.

    Pada Oktober 2025, situs berita investigatif tersebut meluncurkan sebuah proyek untuk menyoroti penyiksaan yang meluas dan apa yang disebut “pembatalan”, istilah sehari-hari untuk pembunuhan terhadap rekan sendiri di dalam tentara Rusia.

    Verstka juga menerbitkan nama-nama puluhan komandan yang terlibat. Keesokan harinya, Aleksandr Pashchtschenko, seorang deputi dari partai berkuasa Rusia Bersatu dari Khakassia di Siberia selatan, menanggapi kritik dari seorang warga yang marah dengan mengatakan, “Di garis depan, kamu akan dibatalkan karena pernyataan seperti itu.” Secara tak sengaja, komentar ini menegaskan bahwa “pembatalan” sudah menjadi norma budaya.

    Penyiksaan dan pembunuhan terjadi di dalam barisan militer Rusia

    “Pembunuhan terhadap rekan sendiri hanyalah sebagian dari kondisi menyedihkan dalam tentara Rusia. Penyiksaan juga tersebar luas,” kata pakar militer Yuri Fyodorov kepada DW. Video-video penyiksaan dapat ditemukan di kanal-kanal Telegram yang membahas perang. Menurutnya, misalnya, para prajurit dilempar ke dalam lubang dan diberi makan sampah selama satu atau dua minggu, tergantung suasana hati komandan. Atau para prajurit dipaksa untuk “memeluk pohon”, mereka diikat ke batang pohon dan dibiarkan selama satu atau dua hari tanpa makanan atau minum.

    Alasan terjadinya “pembatalan” sangat beragam, ketidakpatuhan, pelanggaran disiplin, konsumsi alkohol, perselisihan dengan perwira, atau penolakan menyerahkan sebagian penghasilan.

    “Jika Anda memandang orang sebagai sesuatu yang dapat dibuang dan mampu membunuh seseorang dengan mengirimnya ke pertempuran tanpa harapan, maka Anda juga akan membunuh karena seseorang melakukan pelanggaran, tidak menyerahkan uang, atau berselisih,” kata pakar militer Jan Matveyev.

    “Atasan yang melakukan tindakan kekerasan kejam ini juga memiliki atasan yang mengejek mereka, misalnya dengan memberi perintah yang tidak realistis dan menahan pasokan penting bagi unit mereka.

    Para pejabat tinggi ini menampilkan citra superioritas, tak terkalahkan, dan kemakmuran. Hal ini memicu perasaan sangat sulit di kalangan komandan lapangan, yang kemudian mereka tumpahkan pada bawahan mereka.”

    Menurut Putilovskaya, para tentara takut menjadi sasaran agresi atasan mereka sendiri. Namun, mereka juga merasakan belas kasihan dan rasa bersalah terhadap rekan yang menjadi korban karena mereka tidak bisa menolong.

    Budaya “pembatalan” untuk menanamkan disiplin

    Yuri Fyodorov mengaitkan budaya “pembatalan” di tentara dengan perwira korup serta prajurit yang kriminal dan tidak disiplin. Ia mengatakan bahwa korps perwira Rusia menjadi lebih bermasalah sejak 1990-an. Sejak itu, banyak orang tetap berada di tentara karena tidak bisa menemukan pekerjaan lain.

    Mereka menambah gaji rendah melalui praktik korupsi, seperti memaksa prajurit melakukan kerja tanpa upah. Perwira-perwira seperti inilah yang kini berperang di Ukraina.

    Para ahli sepakat bahwa tentara Rusia juga berubah dalam perang Ukraina karena kini mencakup tentara bayaran yang bertempur demi uang dan narapidana yang memiliki nilai-nilai tersendiri.

    “Untuk mengendalikan seluruh gerombolan ini, Anda harus menggunakan metode paling brutal,” kata Fyodorov. Salah satu contoh awal yang terkenal adalah video yang beredar di media sosial pada November 2022, menunjukkan tentara bayaran Wagner membunuh rekan mereka dengan palu godam.

    Mengapa kekerasan tidak dihukum?

    Menurut Jan Matveyev, alasan utama budaya kekerasan ini adalah kurangnya disiplin dan tidak adanya sistem militer yang terstruktur dengan baik.

    “Semua ini mendorong impunitas, yang membuat kepemimpinan tidak mungkin dijalankan. Tidak ada seorang pun di tentara Rusia yang dihukum atas kejahatan perang serius seperti pembunuhan di Bucha dan Mariupol. Ini langsung memberi sinyal bahwa Anda bisa membunuh orang tanpa dihukum,” kata Matveyev.

    Ia yakin penyalahgunaan kekuasaan ini telah merusak disiplin dalam tentara. Ia menambahkan bahwa kegagalan tentara untuk menindak kekerasan membuat kekejaman semakin meningkat.

    Kedua ahli tersebut meyakini bahwa tentara Rusia tidak akan mampu bertempur jika budaya penyiksaan, pelecehan, pemerasan, “pembatalan”, dan kejahatan perang itu dihentikan. “Pada kenyataannya, fungsi tentara bergantung pada impunitas dan pada memperlakukan prajurit sebagai sumber daya, sebagai budak,” kata Fyodorov.

    Dari perspektif Putilovskaya, pembunuhan dan penyiksaan merupakan metode pemaksaan, kontrol, dan intimidasi.

    “Pimpinan tentara tidak tertarik membangun hubungan jangka panjang dengan orang-orang karena mereka tahu akan selalu ada orang baru. Dua hal yang menyatukan komunitas, bahkan dalam perang: ikatan emosional dan paksaan. Jika salah satunya hilang, dalam hal ini, ikatan emosional, maka paksaan mengambil alih, dan paksaan itu berubah menjadi kekejaman yang meningkat sampai titik ekstrem.”

    Matveyev juga menambahkan bahwa para tentara Rusia tidak memahami apa yang mereka perjuangkan. “Tentara Ukraina tahu apa yang mereka perjuangkan, meskipun mereka berada dalam situasi yang sangat sulit dan menghadapi banyak masalah. Mereka mempertahankan negara mereka.

    Sebagian besar tentara Rusia sangat sadar bahwa ini adalah kejahatan perang yang serius dan keji, yang melibatkan banyak kejahatan kecil lainnya, dan bahwa mereka harus menerimanya,” kata sang ahli.

    Artikel ini pertama kali terbit di Rusia

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Jaguar Land Rover Rugi Rp3,67 Triliun Imbas Serangan Siber, Operasional Terganggu

    Jaguar Land Rover Rugi Rp3,67 Triliun Imbas Serangan Siber, Operasional Terganggu

    Bisnis.com, JAKARTA — Jaguar Land Rover (JLR) melaporkan hasil keuangan untuk periode 1 Juli–30 September, dengan peringatan serangan siber yang menimpa perusahaan telah menelan biaya hingga US$220 juta setara dengan Rp3,67 triliun.

    Mengutip laporan BleepingComputer, Senin (17/11/2025), insiden siber itu pertama kali diumumkan pada 2 September 2025. Serangan tersebut memaksa produsen mobil asal Inggris itu menghentikan operasi di beberapa pabrik utama dan memulangkan para karyawannya.

    Dalam pernyataan susulan, JLR mengonfirmasi data perusahaan telah dicuri. Kelompok peretas Scattered Lapsus$ Hunters mengaku sebagai pelaku melalui kanal Telegram.

    Gangguan operasional terjadi selama beberapa pekan dan memperburuk kondisi keuangan JLR serta sejumlah pemasoknya, yang bahkan menghadapi tekanan likuiditas serius. 

    Untuk mencegah kondisi makin memburuk, pemerintah Inggris turun tangan pada 29 September 2025 dengan menyetujui jaminan pinjaman senilai  £1,5 miliar atau sekitar US$1,89 miliar, setara dengan Rp31,56 triliun guna memulihkan rantai pasok dan mempercepat dimulainya kembali produksi. 

    Operasional produksi akhirnya kembali berjalan secara bertahap mulai 8 Oktober 2025. Dampak dari serangan siber tersebut terlihat jelas pada laporan keuangan terbaru JLR. Gangguan produksi dan terhentinya penjualan membuat keuntungan perusahaan merosot tajam.

    “Kerugian sebelum pajak dan pos luar biasa mencapai £485 juta [US$611,1 juta / Rp10,21 triliun] pada kuartal II dan £134 juta [US$168,84 juta / Rp2,82 triliun] pada paruh pertama, turun dari laba £398 juta [US$501,48 juta / Rp8,37 triliun] dan £1,1 miliar [US$1,386 miliar / Rp23,15 triliun] pada periode yang sama tahun sebelumnya,” tulis perusahaan.

    Margin EBIT JLR juga anjlok menjadi -8,6% di kuartal II, dari sebelumnya 5,1%, dan -1,4% pada paruh pertama dari sebelumnya 7,1%. Perusahaan menyebut penurunan profitabilitas terutama disebabkan oleh serangan siber, dampak tarif AS, penurunan volume produksi dan penjualan, serta peningkatan biaya pemasaran.

    Bank of England dalam Monetary Policy Report yang dirilis pekan ini menyatakan bahwa pertumbuhan PDB Inggris pada kuartal III 2025 lebih lemah dari perkiraan, dengan serangan siber terhadap JLR menjadi salah satu faktor utamanya.

    Meski begitu, JLR menegaskan operasi perusahaan kini telah stabil. Proses distribusi grosir, logistik suku cadang, dan pembiayaan pemasok telah kembali normal sepenuhnya. JLR juga memastikan anggaran investasinya tidak akan dikurangi meskipun perusahaan baru saja menghadapi krisis besar. 

    Total investasi tetap diproyeksikan mencapai £18 miliar atau sekitar US$22,68 miliar, setara dengan Rp378,76 triliun dalam lima tahun mulai tahun fiskal 2024. 

  • Iklan Kuras Rekening Banjir di Instagram-Facebook di RI, Cek Bedanya

    Iklan Kuras Rekening Banjir di Instagram-Facebook di RI, Cek Bedanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iklan terkait judi online menyebar di seluruh platform milik Meta termasuk Instagram dan Facebook di Indonesia. Parahnya iklan-iklan tersebut menyamar jadi konten tidak berbahaya.

    Temuan itu berasal dari investigasi AFP. Investigasi tersebut menemukan penyamaran lusinan iklan itu dilakukan untuk menghindari larangan dari Meta dan negara.

    Dilaporkan postingan yang ada di platform Meta seperti mempromosikan video game atau perawatan kesehatan. Namun, ternyata setelah diklik akan mengarahkan pada situs taruhan.

    Meta tak menanggapi permintaan komentar. Namun, berdasarkan laporan tersebut hampir dua lusin iklan yang dibagikan AFP sebagai contoh telah dihapus.

    Dalam laporan September lalu, Kementerian Komunikasi dan Digital mengungkapkan Meta jadi media sosial terbanyak dengan konten judi online selama 20 Oktober 2024 hingga 16 September 2025.

    Saat itu dilaporkan Meta memiliki 94.004 konten. Angka tersebut jauh lebih banyak dibandingkan Telegram dan TikTok yang masing-masing 1.743 dan 1.001 konten.

    Laporan itu juga mengungkapkan menemukan konten judi online terbanyak di internet berasal dari situs dan IP yang menemukan lebih dari 1,9 juta konten. Diikuti dengan file sharing sebanyak 97 ribu.

    Berikut perincian laporan judi online di Indonesia:

    Situs dan IP 1.932.131 konten
    File Sharing 97.779 konten
    Meta 94.004 konten
    Google 35.092 konten
    X 1.417 konten
    Telegram 1.742 konten
    Tiktok 1.001 konten
    Line 14 konten
    Appstore 3 konten

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]