Perusahaan: Telegram

  • Rusia Terus Gempur Ukraina, 5 Orang Tewas

    Rusia Terus Gempur Ukraina, 5 Orang Tewas

    Jakarta

    Rusia terus menggempur Ukraina. Serangan Rusia di kota Kherson dan Kharkiv, Ukraina pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat menewaskan sedikitnya lima orang.

    Serangan terhadap sebuah gedung bertingkat di Kherson menewaskan sepasang suami istri, menurut gubernur Kherson, Oleksandr Prokudin.

    Di Kharkiv, tiga orang lainnya tewas dan sedikitnya 17 orang terluka dalam apa yang disebut Wali Kota Igor Terekhov sebagai “serangan paling kuat” di kotanya sejak dimulainya perang.

    Dalam beberapa minggu terakhir, pasukan Rusia telah mempercepat kemajuan mereka, sementara negosiasi gencatan senjata terbaru gagal menjadi penengah untuk mengakhiri perang tiga tahun tersebut.

    “Kharkiv saat ini mengalami serangan paling dahsyat sejak dimulainya perang skala penuh,” Wali Kota Kharkiv Igor Terekhov memposting di Telegram, menyebut adanya rentetan rudal, drone buatan Iran, dan bom berpemandu yang menyerang secara bersamaan.

    “Sampai saat ini, setidaknya 40 ledakan telah terdengar di kota tersebut selama satu setengah jam terakhir,” tulisnya pada pukul 4:40 pagi waktu setempat (0140 GMT), seraya menambahkan bahwa drone-drone masih berdengung di atas kepala. “Ancaman itu tetap ada,” imbuhnya dilansir kantor berita AFP, Sabtu (7/6/2025).

    Sedikitnya 17 orang lainnya terluka. Gubernur Kharkiv, Oleg Synegubov mengatakan korban luka termasuk dua anak.

    “Petugas medis menyediakan bantuan yang diperlukan,” imbuhnya.

    Sebelumnya, kota di timur laut itu sudah terguncang oleh serangan pada hari Kamis yang melukai sedikitnya 18 orang, termasuk empat anak.

    Sementara itu di kota Lutsk di bagian barat, dekat perbatasan Polandia, tim penyelamat pada hari Sabtu, menemukan korban tewas kedua dari serangan hari sebelumnya. Tim penyelamat menyebut korban tewas tersebut sebagai seorang wanita berusia 20-an tahun.

    Ukraina telah mendorong gencatan senjata 30 hari tanpa syarat dan segera, mengeluarkan usulan terbarunya selama pembicaraan damai di Istanbul, Turki pada hari Senin lalu.

    Namun Rusia, yang kini menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina, telah berulang kali menolak tawaran tersebut.

    Lihat juga Video ‘Detik-detik Jembatan Krimea Diledakkan’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Balas-berbalas Serangan Terbaru Rusia Vs Ukraina

    Balas-berbalas Serangan Terbaru Rusia Vs Ukraina

    Jakarta

    Rusia dan Ukraina saling melancarkan serangan drone skala besar. Sebelumnya Ukraina meluncurkan serangan drone yang melumpuhkan puluhan jet tempur Rusia, merespons hal tersebut Rusia meluncurkan serangan rudal dan drone balasan.

    Dirangkum detikcom, Sabtu (7/6/2025), Rusia dan Ukraina saling melancarkan serangan drone skala besar sejak Senin (2/6) dini hari. Sebelumnya Ukraina mengaku meluncurkan 117 drone ke Rusia dan melumpuhkan 40 jet tempur Rusia di 4 pangkalan militer pada Senin (2/6). Ukraina menyebut serangan itu sebagai operasi ‘jaringan laba-laba’.

    Sebelumnya, Rusia juga menuduh Ukraina menjadi dalang ledakan jembatan yang mengakibatkan kereta api penumpang tergelincir di wilayah perbatasan Bryansk hingga menewaskan 7 orang yang terjadi pada Minggu (1/6).

    “Para teroris, yang bertindak atas perintah rezim Kyiv, merencanakan segalanya dengan sangat presisi sehingga ratusan warga sipil yang tidak bersalah akan menjadi sasaran serangan mereka,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (3/6/2025).

    Moskow sebelumnya mengatakan ledakan itu adalah tindakan “terorisme” meskipun tidak secara langsung menyalahkan Kyiv terkait peristiwa itu.

    Kemudian, pada Kamis (5/6), Rusia kembali membalas dengan menyerang Ukraina menggunakan drone yang menewaskan 5 orang dan melukai 6 orang di kota Pryluky, Ukraina utara.

    Selanjutnya pada Jumat (6/6), Rusia meluncurkan serangan balasan ke Ukraina menggunakan rudal dan pesawat drone yang intens di ibu kota Ukraina. Akibat serangan itu setidaknya empat orang tewas dan 20 orang terluka.

    Wali kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan setidaknya 20 orang terluka, 16 di antaranya dirawat di rumah sakit. Selain itu, empat orang dilaporkan tewas.

    Sementara itu militer Ukraina melaporkan sistem transportasi metro kota itu terganggu oleh serangan Rusia yang menghantam dan merusak kereta api antar stasiun.

    Di distrik Solomenskiy, sebuah pesawat drone Rusia menghantam sisi gedung apartemen, meninggalkan lubang menganga dan bekas luka bakar. Hal itu dilaporkan fotografer Reuters di tempat kejadian.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Ngamuk! 117 Drone Serang Rusia, 40 Jet Tempur Rusak’:

    (yld/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bebas, Bos Telegram Pavel Durov Tetap Dilarang Tinggalkan Prancis

    Bebas, Bos Telegram Pavel Durov Tetap Dilarang Tinggalkan Prancis

    Bebas, Bos Telegram Pavel Durov Tetap Dilarang Tinggalkan Prancis

  • WhatsApp Uji Coba Fitur Sembunyikan Nomor Ponsel

    WhatsApp Uji Coba Fitur Sembunyikan Nomor Ponsel

    Bisnis.com, JAKARTA— Whatsapp sedang mengembangkan fitur baru yang berfokus pada peningkatan privasi pengguna. Aplikasi pesan instan milik Meta ini akan memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan nomor telepon mereka dan menggantinya dengan username unik. 

    Fitur ini pertama kali terungkap melalui laporan WABetaInfo yang menemukan jejaknya di versi beta terbaru WhatsApp, menandakan bahwa fitur tersebut sedang aktif diuji coba.

    Melansir lama NewsBytes pada Jumat (6/6/2025) lewat fitur ini, pengguna bisa membuat handle atau nama pengguna unik, mirip seperti yang sudah lama diterapkan di platform seperti Telegram dan Instagram. 

    “Ketika seseorang ingin mengobrol dengan Anda tetapi tidak memiliki nomor Anda, mereka akan melihat username Anda sebagai gantinya,” tulis laporan tersebut.

    Fitur ini diperkirakan akan bermanfaat dalam percakapan grup maupun saat pengguna berinteraksi dengan orang baru. Meski begitu, peluncurannya akan dilakukan secara bertahap dan tidak langsung tersedia untuk semua pengguna.

    WhatsApp juga telah menetapkan sejumlah aturan terkait pembuatan username guna menjaga keamanan dan kesederhanaan sistem. 

    Misalnya, setiap username harus mengandung setidaknya satu huruf dan tidak boleh diawali dengan “www.”. Penggunaan simbol juga dibatasi hanya pada huruf kecil, angka, garis bawah, dan titik.

    Begitu username disetujui, aplikasi akan menampilkan animasi konfeti sebagai tanda konfirmasi. Namun, jika pengguna mengubah username di kemudian hari, WhatsApp akan menginformasikannya melalui pesan sistem di dalam percakapan, yang berarti perubahan tersebut tidak bersifat privat.

    Fitur ini muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran privasi yang telah lama ada terkait pembagian nomor telepon di WhatsApp. Banyak pengguna, terutama perempuan, enggan membagikan nomor mereka karena takut menerima pesan atau panggilan yang tidak diinginkan.

    “Dengan sistem baru ini, pengguna dapat memilih pengenal unik alih-alih membagikan nomor telepon saat pertama kali berinteraksi dengan orang lain,” tulis laporan itu lebih lanjut.

    Tak hanya dari sisi privasi, fitur username ini juga dinilai sebagai langkah penting dalam meningkatkan keamanan pengguna. Dengan nomor telepon yang tidak lagi mudah diakses, risiko penipuan dan spam yang sering memanfaatkan nomor ponsel diharapkan dapat berkurang.

    “Penipuan yang melibatkan uang dan mengeksploitasi nomor telepon juga makin marak, membuat pembaruan ini terasa sangat tepat waktu,” demikian isi laporan.

    Fitur username ini masih dalam tahap pengembangan, tetapi sejumlah pembaruan terbaru menunjukkan bahwa fitur ini kemungkinan akan segera diluncurkan.

  • Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Serangan Drone Rusia Tewaskan 5 Orang di Ukraina, Termasuk Bayi 1 Tahun

    Jakarta

    Rusia terus menyerang Ukraina. Serangan drone Rusia menewaskan lima orang dan melukai enam orang lainnya di kota Pryluky, Ukraina utara.

    “Lima orang dilaporkan tewas, termasuk dua wanita dan seorang anak berusia satu tahun, yang ditemukan di bawah reruntuhan,” tulis Vyacheslav Chaus, seorang pejabat daerah Chernigiv, dalam postingan di Telegram, seraya menambahkan enam orang terluka dan dirawat di rumah sakit.

    “Ledakan tersebut merusak rumah-rumah di daerah permukiman,” katanya, dilansir kantor berita AFP, Kamis (5/6/2025).

    Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari 2022, puluhan ribu orang telah tewas, sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan hancur, dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

    Ukraina telah membalas di wilayah Rusia, dengan melakukan serangan pesawat nirawak yang dramatis terhadap pangkalan udara militer Rusia selama akhir pekan lalu. Serangan Ukraina itu menghancurkan pesawat-pesawat pengebom Rusia berkemampuan nuklir senilai miliaran dolar AS.

    Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia akan membalas dendam atas serangan Ukraina tersebut. Putin tampaknya mengesampingkan gencatan senjata atau perundingan langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Sebelumnya, gempuran di wilayah Kherson yang sebagian diduduki Rusia di Ukraina selatan pada Rabu (4/6) malam waktu setempat, menyebabkan gardu induk kehilangan daya, menyebabkan ribuan orang kehilangan listrik.

    Lihat juga Video: Malam Mencekam di Ukraina, Serangan Drone Tewaskan 13 Orang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Top 3 Tekno: Deretan Modus Penipuan AI yang Harus Diwaspadai Tuai Perhatian – Page 3

    Top 3 Tekno: Deretan Modus Penipuan AI yang Harus Diwaspadai Tuai Perhatian – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Deretan modus penipuan AI yang perlu diwaspadai pada 2025 menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (3/6/2025) kemarin.

    Berita lain yang juga pouler datang dari Realme GT 7 Dream Edition ‘Aston Martin’ yang cuma tersedia 200 unit di Indonesia.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. 4 Modus Penipuan AI yang Harus Diwaspadai pada 2025

    Tahun 2024 memberikan kita sekilas gambaran tentang maraknya deepfake, kloning suara, dan penipuan phishing yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).

    Namun, para ahli memperingatkan bahwa itu hanyalah “permulaan” bagi para penipu yang sedang menjajal kemampuan teknologi tersebut. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun di mana penipuan berbasis AI akan menjadi kekuatan dominan dalam menguras rekening fintech dan bank.

    Menurut Deloitte Center for Financial Services, dampak negatif AI generatif bisa menelan kerugian hingga USD 40 miliar (sekitar Rp 652 triliun) pada 2027, meningkat tajam dari USD 12,3 miliar (sekitar Rp 200 triliun) pada 2023.

    Peningkatan yang signifikan ini telah menarik perhatian Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI). Sejak akhir 2024, FBI memperingatkan bahwa para penjahat mengeksploitasi AI untuk melakukan penipuan dalam skala yang lebih besar.

    Di Telegram, misalnya, percakapan di kanal-kanal yang berfokus pada aktivitas kriminal terkait AI dan deepfake untuk digunakan dalam penipuan semakin meningkat.

    Dalam analisis yang dilakukan Point Predictive, pada 2023 tercatat 47.000 pesan dan pada 2024 jumlah pesan tersebut telah melampaui 350.000 (naik 644 persen).

    Dengan aktivitas yang jauh lebih tinggi di kanal-kanal kriminal, para ahli meyakini bahwa penipuan berbasis AI akan berkembang pesat pada tahun 2025. Berikut adalah empat penipuan AI yang perlu diwaspadai.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Rusia Tuduh Ukraina Jadi Dalang Ledakan Jembatan Tewaskan 7 Orang

    Moskow

    Ledakan yang mengakibatkan kereta api penumpang tergelincir di wilayah perbatasan Bryansk menyebabkan 7 orang tewas. Rusia menuduh Ukraina menjadi dalang ledakan itu.

    Ledakan mematikan di wilayah Bryansk, Rusia yang berbatasan dengan Ukraina menyebabkan jembatan jalan runtuh ke jalur kereta api Sabtu malam dan menyebabkan kereta penumpang tergelincir, kata pihak berwenang.

    “Para teroris, yang bertindak atas perintah rezim Kyiv, merencanakan segalanya dengan sangat presisi sehingga ratusan warga sipil yang tidak bersalah akan menjadi sasaran serangan mereka,” kata Komite Investigasi Rusia dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, seperti dilansir AFP, Selasa (3/6/2025).

    Moskow sebelumnya mengatakan ledakan itu adalah tindakan “terorisme” meskipun tidak secara langsung menyalahkan Kyiv.

    Para penyelidik mengatakan mereka telah mengambil beberapa bagian alat peledak dari lokasi kecelakaan. Penyelidik juga telah mengumpulkan kesaksian dari para saksi mata dan korban luka.

    Sebuah jembatan rel terpisah di wilayah Kursk yang berdekatan diledakkan beberapa jam kemudian pada Minggu dini hari, menyebabkan kereta barang tergelincir dan melukai masinisnya.

    Rusia telah dilanda puluhan serangan sabotase sejak Moskow melancarkan serangan militer terhadap tetangganya pada tahun 2022, banyak yang menargetkan jaringan rel kereta apinya yang luas.

    Kyiv mengatakan Rusia menggunakan rel kereta api untuk mengangkut pasukan dan persenjataan bagi pasukannya yang bertempur di Ukraina.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Balas-berbalas Serangan Terbaru Rusia Vs Ukraina

    Kok Bisa Rusia Kecolongan Serangan Drone Murah Ukraina?

    Jakarta

    Serangan 117 drone oleh Ukraina ke pangkalan udara Rusia memang mengejutkan dan cukup memalukan bagi Rusia. Empat puluh satu pesawat, termasuk pesawat pengebom jarak jauh supersonik Tu-22M dan Tu-95, kena serangan di empat lapangan udara, termasuk di Kutub Utara dan Siberia. Kok bisa Rusia kecolongan?

    Moskow mengonfirmasi lapangan udaranya terkena serangan dari pelaku yang mereka sebut ‘teroris Ukraina’. Analis yang menggunakan citra satelit mengonfirmasi 13 pesawat, yakni delapan Tu-95, empat Tu-22M, dan satu An-12, hancur atau rusak.

    “Sungguh keberhasilan luar biasa dalam operasi yang dilaksanakan dengan baik,” tulis Chris Biggers, analis militer di Washington yang dikutip detikINET dari Al Jazeera.

    Pesawat pengebom strategis itu dipakai meluncurkan rudal balistik dan jelajah dari wilayah udara Rusia untuk menyerang target di seluruh Ukraina, menyebabkan kerusakan dan korban skala besar.

    Menurut pengamat, serangan tersebut menghancurkan citra Rusia sebagai negara adikuasa nuklir dengan jangkauan global. “Serangan ini secara tidak sengaja membantu Barat karena menargetkan potensi nuklir Rusia,” kata Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf militer Ukraina.

    Meski mengurangi potensi Rusia meluncurkan rudal, serangan Ukraina takkan memengaruhi ketegangan di darat. Rusia kemungkinan membalas dendam dengan serangan drone dan rudal yang lebih besar ke lokasi sipil di Ukraina.

    “Saya khawatir mereka akan menggunakan Oreshnik lagi,” kata Fesenko, merujuk pada rudal balistik tercanggih Rusia, yang dapat melaju 12.300 kilometer per jam atau 10 kali kecepatan suara, dan pernah digunakan menyerang pabrik di Ukraina timur.

    Rusia Kecolongan

    Operasi Spiderweb Ukraina itu mengejutkan ahli militer Rusia yang kecolongan. Mereka merancang pertahanan udara untuk menggagalkan serangan rudal atau drone serang jarak jauh yang lebih berat.

    Nah untuk mengelabuinya, Ukraina memakai 117 pesawat drone biasa yang cukup murah dan seperti mainan. Masing-masing harganya hanya ratusan dolar, disembunyikan dalam peti kayu yang dimuat ke truk.

    Pengemudi truk yang tak curiga membawanya di sebelah lapangan terbang dan terkejut melihat drone terbang keluar, menyebabkan kerusakan yang diestimasi mencapai USD 7 miliar. “Pengemudinya berlarian panik,” kata seorang pria Rusia yang merekam asap hitam mengepul dari pangkalan udara Olenegorsk di wilayah Arktik Rusia.

    Sistem pertahanan udara Rusia yang menjaga lapangan udara rupanya tak dirancang mendeteksi dan menyerang drone kecil. Sementara peralatan pengacau radio yang dapat menyebabkan drone menyimpang dari jalur tidak berfungsi.

    Pihak Ukraina menambahkan detail memalukan. Pusat komando operasi Spiderweb diklaim terletak di lokasi yang dirahasiakan di Rusia dekat kantor Federal Security Service (FSB), badan intelijen utama Moskow, yang pernah dipimpin Vladimir Putin. “Ini tamparan di wajah untuk Rusia, untuk FSB, untuk Putin,” kata Romanenko.

    “Hal paling menarik, dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka adalah bahwa ‘kantor’ operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia,” klaim Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Telegram.

    Tak hanya itu, Zelenskyy mengatakan Ukraina tidak hanya berhasil melaksanakan operasi tapi juga menarik orang-orang yang terlibat dengan aman. Menurutnya, mereka beroperasi di berbagai wilayah Rusia, dalam tiga zona waktu. “Orang-orang kami yang terlibat dalam persiapan operasi ditarik dari wilayah Rusia tepat waktu,” jelasnya.

    (fyk/fay)

  • 117 Drone Ukraina Hancurkan Bomber Rusia, Pakar: Luar Biasa

    117 Drone Ukraina Hancurkan Bomber Rusia, Pakar: Luar Biasa

    Jakarta

    Operation Spiderweb atau Operasi Jaring Laba-laba Ukraina, berhasil menyelundupkan 117 drone yang menyerang 4 pangkalan udara Ukraina. Banyak pesawat penting Rusia dilaporkan hancur dan kejadian ini menyoroti kelemahan pasukan Vladimir Putin.

    Menurut pernyataan awal Angkatan Bersenjata Ukraina, drone tersebut menyerang 41 pesawat. Andriy Kovalenko, pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengklaim sedikitnya 13 pesawat Rusia hancur.

    Korbannya dilaporkan termasuk pembom supersonik jarak menengah Tu-22M3 Backfire-C, pembom turboprop jarak jauh Tu-95MS Bear-H, dan pesawat peringatan dini dan kontrol udara A-50 Mainstay. Yang masih belum dikonfirmasi adalah laporan hancurnya pembom supersonik jarak jauh Tu-160 Blackjack.

    Para analis Barat sepakat ini merupakan penghinaan bagi Putin. “Pada saat Putin tampaknya berpikir bahwa ia menang di medan perang, ini menunjukkan bahwa pasukannya sebenarnya sangat rentan,” kata Sven Biscop, direktur di Egmont Institute.

    “Ini mungkin tidak mengubah arah perang, tapi itu berarti bahwa setiap kemajuan yang diperoleh Rusia akan dibayar dengan harga mahal,” tambahnya yang dikutip detikINET dari NBC.

    Menurutnya, sangat mengherankan bahwa banyak pesawat pembom Rusia dihancurkan seperti itu oleh Ukraina. Ledakan karena serangan itu dilaporkan terjadi di beberapa zona waktu di seluruh Rusia termasuk Murmansk di atas Lingkaran Arktik dan di wilayah Amur, lebih dari 8.000 km dari Ukraina.

    Vasyl Maliuk, kepala Security Service of Ukraine (SBU), mengungkap drone diselundupkan ke Rusia dalam semacam peti kayu yang dipasang di belakang truk. Atap peti itu bisa dibuka dari jarak jauh. Truk diarahkan ke lokasi-lokasi dekat pangkalan udara Rusia oleh pengemudi yang tampaknya tak menyadari muatan mereka. Kemudian, drone diluncurkan dan diarahkan ke sasaran.

    Video yang beredar menunjukkan drone muncul dari atap salah satu kendaraan yang terlibat. Seorang pengemudi truk yang diwawancarai media pemerintah Rusia mengatakan bahwa ia dan pengemudi lainnya mencoba menjatuhkan drone yang terbang keluar dari truk dengan batu.

    Menurut laporan saluran Telegram Rusia Baza. pengemudi truk tempat drone lepas landas semuanya menceritakan kisah yang sama. Mereka mendapat pesanan pengusaha untuk mengirimkan kabin kayu di berbagai lokasi di seluruh Rusia.

    Beberapa dari mereka menerima instruksi lebih lanjut melalui telepon tentang tempat memarkir truk. Ketika melakukannya, mereka terkejut melihat pesawat drone mendadak keluar dari truk.

    Dalam unggahan di media sosial, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang secara langsung mengawasi operasi, mengatakan 117 drone telah digunakan dalam serangan berani itu yang memakan waktu setahun, enam bulan, dan sembilan hari untuk persiapan.

    Dr Steve Wright, pakar drone di Inggris, menyebut drone yang digunakan untuk menyerang pesawat Rusia adalah quadcopter sederhana dengan muatan bom relatif berat.

    Yang membuat serangan ini sangat luar biasa adalah kemampuan menyelundupkannya ke Rusia dan kemudian meluncurkan serta memerintahkannya dari jarak jauh. Zelensky mengatakan masing-masing dari 117 drone punya pilot sendiri

    Ukraina belum membagikan rincian asal drone tersebut, tapi sejak dimulainya perang, Ukraina agresif memproduksi drone. Mungkin drone yang digunakan dalam operasi ini diproduksi domestik.

    (fyk/afr)

  • Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok

    Operasi Jaring Laba-laba Ukraina Sengat Rusia, 41 Pesawat Tempur Rontok

    Kyiv

    Ukraina melakukan serangan udara memakai drone dalam Operation Spider’s Web. 41 Pesawat tempur Rusia rusak dibuatnya.

    Serangan ini diklaim sebagai serangan udara paling sukses dari Ukraina terhadap Rusia. Dilansir ABC Australia, Senin (2/6/2025) 41 pesawat tempur pembom milik Rusia yang sanggup membawa rudal nuklir, rusak akibat serangan drone ini.

    Pihak militer Ukraina mengatakan itu adalah 34% dari total pesawat pembom milik Rusia. Serangan ini sukses digelar pada Minggu (1/6) kemarin.

    Pejabat militer Ukraina mengatakan mereka menyerang beberapa pangkalan udara sekaligus di Rusia. Kerugian Rusia ditaksir mencapai USD 7 miliar.

    “Drone SBU telah menyerang lebih dari 40 pesawat termasuk A-50, Tu-95 dan Tu-22 M3,” kata pejabat dari angkatan bersenjata Ukraina di Telegram.

    Puji-pujian tentu saja mengalir dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky mengatakan serangan ini memakai 117 drone dan menjadi serangan yang sangat brilian.

    “Rusia telah mengalami kerugian yang sangat besar dan sudah pasti demikian,” ujarnya.

    Zelensky bilang, Operasi Sarang Laba-laba dipersiapkan selama 1,5 tahun. Dia bilang ini adalah drone bikinan Ukraina, bukan bantuan dari sekutu mereka. Pihak Amerika Serikat pun secara terpisah mengatakan tidak diberi tahu soal rencana serangan ini oleh Ukraina.

    Dikatakan pihak militer Ukraina, ini adalah operasi militer yang rumit. First person view (FPV) drone ini harus diselundupkan masuk ke Rusia lewat truk, disamarkan sebagai paket rumah kayu rakitan.

    “Pada saat yang tepat, atap rumahnya bisa dibuka dari jauh dan drone-dronenya terbang menyerang bomber Rusia,” kata sumber militer Ukraina.

    Para pejabat militer negara Barat menilai serangan Ukraina ini sangat kreatif dan inovatif. Serangan ini patut dipelajari dan ditiru karena efektif dan relatif murah.

    (fay/rns)