Perusahaan: Telegram

  • Lemhannas dorong RI galang perdamaian di tengah perang Israel-Iran

    Lemhannas dorong RI galang perdamaian di tengah perang Israel-Iran

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mendorong pemerintah Indonesia melakukan penggalangan perdamaian melalui berbagai institusi multilateral di tengah perang Israel dan Iran, yang kini didukung pula oleh Amerika Serikat (AS).

    Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily mengatakan penggalangan perdamaian bisa dilakukan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan berbagai organisasi yang dapat mendorong stabilitas politik di berbagai kawasan dunia.

    “Karena hanya dengan perdamaian dunia, sebagaimana amanat konstitusi kita, bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan berjalan dan kita pun juga sebagai bangsa tentu akan terdampak kalau situasi geopolitik dunia tidak menentu tersebut,” ujar Ace dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

    Selain itu, diharapkan pula pemerintah Indonesia memastikan keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara-negara berkonflik agar benar-benar terlindungi, sesuai amanat konstitusi.

    Sejauh ini, Ace mengaku Lemhannas telah melakukan kajian terhadap situasi global saat ini, yakni kajian krisis ekonomi global dan krisis politik global, yang dilakukan setiap minggu.

    “Nah, prinsip yang selalu kami dorong adalah bahwa kami ingin dunia betul-betul stabil karena stabilitas, baik global maupun kawasan, itu pasti akan mempengaruhi kondisi domestik dalam negeri kita,” tuturnya.

    Sebelumnya, media Iran Press TV pada Selasa melaporkan gencatan senjata dimulai setelah gelombang serangan Iran terhadap Israel.

    Pada Selasa pagi waktu setempat, militer Israel mengatakan pihaknya sedang berusaha mencegat rudal-rudal Iran yang diluncurkan “beberapa saat yang lalu,” tanpa menyebutkan waktu spesifik dari serangan tersebut.

    “Beberapa saat yang lalu, sirene berbunyi di beberapa daerah di seluruh Israel menyusul identifikasi rudal yang diluncurkan dari Iran ke arah Israel,” kata pihak militer dalam pernyataan yang diunggah ke Telegram sekitar pukul 05.00 waktu setempat (09.00 WIB). Sejak itu, Iran telah menembakkan rentetan rudal ke Israel, menurut media Pemerintah Iran.

    Wilayah udara Israel ditutup untuk pesawat sampai pemberitahuan lebih lanjut, kata otoritas bandar udara (bandara) Israel.

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan bahwa gencatan senjata antara kedua belah pihak akan dimulai sekitar pukul 04.00 GMT (11.00 WIB), dengan Iran diharapkan untuk menghentikan operasinya terlebih dahulu.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araqchi sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada “kesepakatan” mengenai gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, ia mengatakan Iran akan siap untuk menghentikan serangan balasan lanjutan jika serangan Israel berhenti per pukul 04.00 waktu Teheran (07.30 WIB).

    “Jika Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran selambat-lambatnya pukul 04.00, Iran tidak berniat untuk melanjutkan serangan balasannya setelah itu,” tulis Araqchi dalam sebuah unggahan di media sosial X, seraya menambahkan bahwa “keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan dibuat nanti.”

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Trump Bilang Gencatan Senjata Iran-Israel Mulai Berlaku!

    Trump Bilang Gencatan Senjata Iran-Israel Mulai Berlaku!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pada Selasa (24/6) bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel telah mulai berlaku. Pemberlakuan gencatan senjata ini diwarnai kebingungan soal waktu pasti dimulainya penghentian serangan antara Teheran dan Tel Aviv tersebut.

    “GENCATAN SENJATA BERLAKU SEKARANG. TOLONG JANGAN MELANGGARNYA!” tulis Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Selasa (24/6/2025).

    Trump sebelumnya mengatakan bahwa gencatan senjata antara Iran dan Israel akan menjadi proses bertahap selama 24 jam yang dimulai sekitar pukul 04.00 GMT pada Selasa (24/6), dengan Teheran menghentikan semua operasi militernya secara sepihak terlebih dahulu.

    Baru kemudian, sebut Trump, Tel Aviv akan mengikutinya dengan menghentikan operasi militernya sekitar 12 jam kemudian.

    “Pada jam ke-24, AKHIR resmi dari PERANG 12 HARI akan disambut oleh dunia,” sebut Trump dalam pernyataan sebelumnya, sembari menyatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk tetap damai dan saling menghormati selama setiap fase proses tersebut.

    Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Iran dan Israel mengenai gencatan senjata tersebut.

    Namun, sebelumnya Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata dengan Israel. Araghchi justru mengatakan bahwa Teheran akan berhenti menyerang jika Israel terlebih dahulu menghentikan serangannya.

    Media terkemuka Iran, Press TV, yang dikelola oleh pemerintah Iran menyebut dalam laporannya bahwa: “Gencatan senjata dimulai setelah empat gelombang serangan Iran di wilayah pendudukan Israel.”

    Kantor berita Iran, Tasnim, secara terpisah melaporkan via saluran Telegram resminya bahwa gencatan senjata telah memasuki “tahap pemberlakuan”.

    Sedangkan saluran berita Israel, Channel 12, dan Ynet juga melaporkan soal gencatan senjata yang telah mulai diberlakukan antara Iran dan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rentetan Rudal Iran Kembali Hantam Israel, 4 Orang Tewas

    Rentetan Rudal Iran Kembali Hantam Israel, 4 Orang Tewas

    Jakarta

    Media pemerintah Iran melaporkan pada hari Selasa (24/6) bahwa rentetan rudal sedang menuju Israel, saat waktu gencatan senjata bertahap yang diumumkan Amerika Serikat akan dimulai.

    “Gelombang kelima serangan rudal pagi ini dari Iran sedang menuju wilayah pendudukan,” tulis media Iran, Irib di Telegram sesaat sebelum pukul 04.00 GMT, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/6/2025).

    Tim penyelamat Israel, Magen David Adom (MDA) kemudian mengatakan bahwa empat orang tewas dalam serangan rudal Iran di wilayah Israel selatan. MDA tidak menyebutkan lokasi serangan tersebut, meskipun media Israel mengatakan serangan itu terjadi di Beersheba, Israel selatan.

    Rudal tersebut menghantam sebuah bangunan perumahan di kota Beersheba, menurut seorang jurnalis AFP di lokasi kejadian.

    Militer Israel mengumumkan beberapa gelombang rudal Iran masuk pada hari Selasa selama dua jam, dengan sirene berbunyi beberapa kali di pusat pesisir Tel Aviv, serta lokasi-lokasi lain di Israel utara dan selatan.

    Serangan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan gencatan senjata bertahap antara kedua musuh Timur Tengah tersebut.

    “Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

    Lihat Video ‘Iran Rudal Israel Setelah Trump Klaim Gencatan Senjata, 3 Orang Tewas’:

    “Pada jam ke-24, berakhirnya perang 12 hari secara resmi akan disambut oleh dunia,” katanya, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk tetap “damai dan saling menghormati” selama setiap fase proses tersebut.

    Namun, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan “sampai saat ini, TIDAK ADA ‘kesepakatan’ mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer.”

    “Namun, dengan syarat rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Teheran, kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami setelah itu,” tulisnya di media sosial.

    Lihat Video ‘Iran Rudal Israel Setelah Trump Klaim Gencatan Senjata, 3 Orang Tewas’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bos Telegram Bagikan Warisan Rp230 Triliun ke 100 Anaknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan akan membagikan harta warisan ke 100 anaknya.

    Taipan teknologi asal Rusia tersebut mengatakan tak menyangka akan menjadi jutawan dalam waktu singkat. Dalam sebuah wawancara, ia pun mengaku tak membeda-bedakan anaknya.

    Ia akan membagikan harta warisan senilai US$13,9 miliar atau hampir Rp230 triliun kepada 100 anaknya.

    Harta tersebut akan diberikan kepada enam anak dari hasil hubungan dengan sejumlah wanita dan sejumlah anak lainnya yang ia lahirkan melalui donor sperma.

    Dalam sebuah wawancara luas yang diterbitkan pada Kamis (19/6) di majalah politik Prancis, Le Point, Durov mengungkapkan bahwa ia tidak membedakan antara anak-anaknya yang sah dari tiga wanita yang berbeda dan mereka yang dikandung dari sperma yang disumbangkannya.

    Durov telah menyumbang ke klinik sperma selama 15 tahun, yang memberi tahu dia bahwa dia telah membantu mengandung lebih dari 100 bayi di 12 negara.

    Beruntung bagi mereka, karena mereka baru saja dimasukkan dalam surat wasiat Durov, meskipun mungkin tidak mengenal ayah biologis mereka yang kaya raya.

    “Saya menulis surat wasiat saya baru-baru ini. Saya tidak membuat perbedaan antara anak-anak saya, baik yang dikandung secara alami dan yang berasal dari sumbangan sperma saya. Mereka semua adalah anak-anak saya dan semuanya akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka saling mencabik setelah kematian saya,”kata Durov kepada publikasi Prancis Le Point, dilansir Fortune, Sabtu (21/6/2025).

    Artinya akan ada setidaknya 106 anaknya masing-masing bisa mendapatkan sekitar US$132 juta karena memiliki hubungan dengan pengusaha kelahiran Rusia tersebut.

    Namun, mereka harus menunggu lama sebelum mewarisi kekayaan itu.

    “Saya memutuskan bahwa anak-anak saya tidak akan memiliki akses ke kekayaan saya hingga jangka waktu tiga puluh tahun ke depan, mulai dari hari ini,” lanjut Durov.

    Dia masih ingin mereka hidup seperti orang normal, membangun diri mereka sendiri, belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri, mampu berkarya, dan tidak bergantung pada rekening bank.

    “Karena saya tidak menjual Telegram, tidak masalah. Saya tidak memiliki uang ini di rekening bank. Aset likuid saya jauh lebih rendah – dan itu tidak berasal dari Telegram: aset tersebut berasal dari investasi saya di bitcoin pada tahun 2013,” ujarnya.

    Kemudian terkait menulis wasiat, Durov mengatakan bahwa pekerjaannya ini mengundang banyak musuh. Untuk itu ia ingin melindungi Telegram dan anak-anaknya.

    Untuk diketahui, Give Legacy, sebuah klinik sperma dan kesuburan, memberi tahu Fortune apakah mereka tahu atau tidak bahwa mereka akan mendapatkan rejeki nomplok dari ayah kandung mereka bergantung pada apakah Durov adalah “donor langsung”, yang dikenal oleh orang tua kandung, atau “donor anonim” dengan peraturan yang lebih ketat.

  • AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    AS Waspadai Serangan Siber Iran Terhadap Sektor Keuangan hingga Jaringan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA—  Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (DHS) mengeluarkan peringatan kepada pelaku bisnis dan lembaga di AS untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi serangan siber yang disponsori pemerintah Iran serta gangguan digital skala kecil dari kelompok hacktivist pro-Iran, menyusul serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.

    “Baik kelompok hacktivist maupun aktor siber yang terkait dengan pemerintah Iran secara rutin menargetkan jaringan AS yang lemah dan perangkat yang terhubung ke internet guna melakukan serangan siber yang mengganggu,” demikian bunyi peringatan tersebut dikutip dari laman The Register pada Selasa (24/6/2025). 

    DHS menyebut, meski Iran memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan siber destruktif, tingkat keberhasilan dan kecanggihan teknis mereka sejauh ini masih tergolong terbatas. 

    Salah satu insiden besar terjadi pada 2023, ketika kelompok siber Iran bernama CyberAv3ngers yang dikaitkan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berhasil mengakses beberapa sistem air di AS melalui kata sandi bawaan pada pengendali logika yang terhubung ke internet.

    Pada akhir tahun 2023, kelompok yang sama kembali menyerang sistem pengelolaan air dan bahan bakar di AS dan Israel menggunakan malware khusus. Meski berhasil menembus sistem vital tersebut, kelompok ini tidak menyebabkan kerusakan besar dan hanya membagikan video keberhasilan mereka di kanal Telegram.

    Mantan agen FBI dan wakil presiden di perusahaan keamanan siber Optiv, James Turgal memperkirakan balasan Iran akan diwujudkan dalam bentuk serangan siber destruktif, termasuk peluncuran malware penghancur (wiper), terhadap situs pemerintah AS, sektor jasa keuangan, serta infrastruktur penting seperti pembangkit listrik dan instalasi pengolahan air.

    “Iran juga mungkin kembali menggunakan serangan DDoS [Distributed Denial of Service]. Tim peretas pro-Iran ‘313 Team’ telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan DDoS terhadap platform Truth Social hanya beberapa jam setelah serangan udara AS,” kata Turgal.

    Selain itu, serangan siber diperkirakan mencakup kampanye disinformasi dan manipulasi media, termasuk perusakan situs web dan penyebaran video propaganda deepfake, serupa dengan taktik yang digunakan Rusia saat awal invasi ke Ukraina.

    Think tank keamanan nasional Foundation for Defense of Democracies mengungkap Iran telah menjalankan kampanye psikologis melalui akun-akun palsu yang menyamar sebagai warga Israel di platform Telegram dan X (dahulu Twitter), dengan menyebarkan pesan-pesan yang bersifat merusak moral dalam bahasa Ibrani. 

    Meski menyasar publik Israel, Turgal memperingatkan warga AS juga berpotensi menjadi target kampanye psikologis serupa.

    “Dengan sekitar 62% warga Amerika mendapatkan berita dari media sosial, platform-platform tersebut akan dibanjiri narasi tandingan, misinformasi, dan disinformasi terkait dampak serangan udara AS dan sentimen anti-Amerika lainnya,” imbuhnya.

    Selain serangan siber terbuka, Iran juga terus menjalankan operasi spionase dunia maya. Menurut John Hultquist, analis utama di Google Threat Intelligence Group, kelompok siber yang didukung pemerintah Iran secara rutin memata-matai individu dan organisasi yang memiliki keterkaitan dengan kebijakan luar negeri AS terhadap Iran.

    “Mereka kerap menargetkan individu melalui akun pribadi dan organisasi, serta memanfaatkan data dari perusahaan telekomunikasi, maskapai, dan perhotelan untuk melacak pergerakan dan aktivitas sasaran,” ujar Hultquist.

    Taktik utama mereka meliputi rekayasa sosial dan spear phishing untuk mendapatkan akses terhadap data sensitif. Ancaman ini diperburuk dengan fakta bahwa IRGC pernah terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap warga AS, termasuk mantan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton.

    “Penegak hukum AS telah beberapa kali menggagalkan rencana pembunuhan yang disponsori Iran sejak 2020,” kata DHS dalam pernyataannya. 

    Selain itu, Iran juga tercatat beberapa kali mencoba menargetkan pengkritik rezimnya di AS dalam upaya serangan mematikan. DHS mendesak seluruh lembaga dan pelaku usaha untuk memperketat keamanan siber dan mengambil langkah pencegahan yang sama seperti dalam menghadapi ancaman ransomware, mengingat dampaknya tetap bisa sangat serius bagi masing-masing institusi, meskipun skala serangan secara umum mungkin dilebih-lebihkan oleh pelaku.

  • Serangan Rudal Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang

    Serangan Rudal Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang

    JAKARTA – Serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia ke Kyiv Ukraina dan sekitarnya pada malam hari menewaskan tujuh orang dan melukai puluhan orang.

    Dilaporkan enam orang tewas di distrik Shevchenkivskyi yang sibuk di Kyiv, tempat seluruh bagian bangunan tinggi permukiman hancur, kata Tymur Tkachenko, Kepala Administrasi militer Kyiv, melalui aplikasi perpesanan Telegram.

    Empat anak termasuk di antara 25 orang yang terluka dalam serangan itu.

    “Gaya Rusia tidak berubah, menyerang tempat yang mungkin ada orang,” kata Tkachenko dilansir Reuters.

    “Bangunan tempat tinggal, pintu keluar dari tempat perlindungan, ini adalah gaya Rusia,” sambungnya.

    Moskow meningkatkan serangan pesawat nirawak dan rudal di Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya dalam beberapa minggu terakhir karena pembicaraan untuk mengakhiri perang, menghasilkan sedikit kesepakatan.

    Kedua belah pihak membantah menargetkan warga sipil, tetapi ribuan warga sipil telah tewas dalam konflik tersebut – sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina. Rusia belum mengomentari serangan terbaru tersebut.

    Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan orang-orang mungkin masih berada di bawah reruntuhan setelah serangan semalam menyebabkan kerusakan di enam dari 10 distrik kota.

    “Sejujurnya, saya tidak takut. Lebih seperti hidup saya membeku,” kata seorang penduduk setempat berusia 75 tahun yang hanya menyebut nama depannya, Liudmyla.

    “Anda membeku, melihat semua itu dan memikirkan bagaimana Anda akan hidup,” tuturnya.

     

    Angkatan udara Ukraina mengatakan menembak jatuh 339 dari 352 pesawat nirawak dan 15 dari 16 rudal yang diluncurkan Rusia dalam serangan di empat wilayah Ukraina.

    Sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy  akan membahas pertahanan negara dan tekanan tambahan pada Rusia untuk mengakhiri serangan semacam itu selama kunjungannya ke Inggris.

  • Pendiri Telegram Punya 100 Anak, Siapkan Warisan Rp 229 Triliun

    Pendiri Telegram Punya 100 Anak, Siapkan Warisan Rp 229 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri aplikasi pesan instan Telegram, Pavel Durov, mengungkap bahwa lebih dari 100 anak biologisnya akan mendapat hak waris yang setara atas kekayaan pribadinya yang ditaksir mencapai US$13,9 miliar atau sekitar Rp228 triliun.

    Pernyataan ini ia sampaikan dalam wawancara dengan majalah politik Prancis Le Point.

    “Mereka semua anak saya dan akan memiliki hak yang sama! Saya tidak ingin mereka saling ribut setelah saya meninggal,” ujar Durov, dikutip dari BBC, Senin (23/6/2025).

    Durov menjelaskan bahwa secara resmi ia adalah ayah dari enam anak dari tiga pasangan berbeda. Namun, ia juga menyumbangkan sperma di sebuah klinik 15 tahun lalu demi membantu seorang teman. Menurut klinik tersebut, lebih dari 100 bayi telah dikandung melalui metode tersebut di 12 negara.

    Meski begitu, Durov menyatakan bahwa anak-anaknya tidak akan dapat mengakses warisan tersebut selama 30 tahun. Ia menekankan pentingnya kemandirian dalam hidup.

    “Saya ingin mereka hidup seperti orang biasa, membangun diri mereka sendiri, belajar mempercayai diri, mampu mencipta, dan tidak bergantung pada rekening bank,” kata dia.

    Durov juga menjelaskan alasan dirinya menyusun surat wasiat lebih awal. Ia menyebut profesinya sebagai aktivis kebebasan digital mengandung banyak risiko, termasuk menimbulkan musuh di lingkup negara-negara kuat.

    Telegram, yang dikenal sebagai platform terenkripsi dengan fokus pada privasi, kini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan secara global.

    Dalam wawancara yang sama, Durov turut membantah tuduhan pidana serius yang ia hadapi di Prancis, termasuk tudingan gagal memoderasi konten kriminal seperti perdagangan narkoba, pelecehan anak, dan penipuan.

    Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai hal yang benar-benar aneh.

    “Hanya karena para kriminal menggunakan layanan kami, seperti juga banyak platform lain, bukan berarti orang yang menjalankannya adalah kriminal,” katanya menegaskan.

    Telegram sebelumnya telah membantah bahwa mereka memiliki sistem moderasi yang lemah. Dalam beberapa pernyataan, perusahaan menyebut telah menghapus ribuan grup dan saluran setiap hari yang melanggar ketentuan layanan, termasuk konten kekerasan, pelecehan anak, hingga perdagangan barang ilegal.

    Durov juga sempat menanggapi tudingan terkait penyebaran konten berbahaya di platformnya.

    “Sejak 2018, Telegram telah memerangi pelecehan anak dengan berbagai cara: pemblokiran berdasarkan sidik jari konten, tim moderasi khusus, hotline LSM, dan laporan transparansi harian atas konten yang diblokir, semuanya bisa diverifikasi,” jelas Durov lewat unggahan di X (dulu Twitter).

    Telegram juga menegaskan bahwa mereka tidak menggunakan algoritma yang mempromosikan konten sensasional, berbeda dengan platform lain.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    GELORA.CO –  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeklaim beberapa negara siap memasok senjata nuklir ke Iran setelah tiga situs nuklir milik negara Islam itu diserang Amerika Serikat (AS). Ajudan utama Presiden Vladimir Putin itu menanggap Presiden AS Donald Trump telah menjerumuskan Amerika ke dalam perang baru di Timur Tengah.

    Medvedev menerbitkan reaksinya di Telegram, dengan menyatakan secara blak-blakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru untuk AS.”

    Mantan presiden Rusia tersebut juga mempertanyakan efektivitas pengeboman AS terhadap tiga situs nuklir Iran, yakni situs Natanz, Isfahan, dan Fordow dengan mengatakan bahwa operasi tersebut gagal mencapai tujuan militer yang substansial.

    “Infrastruktur penting dari siklus bahan bakar nuklir tampaknya tidak terpengaruh atau hanya mengalami kerusakan kecil,” tulisnya.

    “Pengayaan bahan nuklir-dan sekarang kita dapat mengatakannya secara langsung, produksi senjata nuklir di masa mendatang-akan terus berlanjut,” paparnya.

    “Sejumlah negara siap memasok hulu ledak nuklir mereka sendiri kepada Iran secara langsung,” imbuh Medvedev tanpa menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.

    Medvedev lebih lanjut menyatakan bahwa penduduk Israel kini hidup dalam ancaman terus-menerus, dengan ledakan yang mengguncang beberapa bagian negara Zionis tersebut. “AS kini terjerat dalam konflik baru, dengan prospek operasi darat yang membayangi,” imbuhnya.

    Dia juga menyatakan bahwa serangan AS justru memperkuat Iran secara politis. “Rezim politik Iran telah bertahan-dan kemungkinan besar, telah menjadi lebih kuat. Rakyat bersatu di sekitar kepemimpinan spiritual negara tersebut, termasuk mereka yang sebelumnya acuh tak acuh atau menentangnya,” paparnya.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan pada hari Minggu bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah serangan udara AS semalam terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

    Berbicara pada konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Araghchi mengatakan konsultasi dengan Putin akan dilakukan pada Senin (23/6/2025) pagi.

    “Rusia adalah sahabat Iran, kami selalu berkonsultasi satu sama lain,” kata Araghchi kepada wartawan. “Saya akan ke Moskow sore ini untuk konsultasi serius dengan presiden Rusia besok pagi.”

    Serangan udara AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump tersebut dilakukan pada Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, sembilan hari setelah Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. Para pejabat AS mengeklaim serangan tersebut difokuskan untuk menetralkan program senjata nuklir potensial Iran.

    Araghchi mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah melewati batas yang sangat besar dengan menyerang fasilitas nuklir.

    Dia memperingatkan bahwa Teheran akan menggunakan haknya untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. “Kita harus menanggapi,” katanya.

    Araghchi menepis anggapan bahwa Teheran akan bergabung kembali dalam perundingan diplomatik dalam kondisi saat ini. “Kami sedang dalam proses diplomasi. Kami sedang dalam proses perundingan dengan Amerika Serikat ketika Israel meledakkannya,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa negosiasi dengan para mitra bicara Eropa sedang berlangsung di Jenewa hanya dua hari sebelum serangan AS.

    “Dan sekali lagi, kali ini, Amerika memutuskan untuk meledakkannya,” katanya. “Jadi bukan Iran, tetapi AS yang mengkhianati diplomasi. Mereka mengkhianati negosiasi,” paparnya.

    Diplomat tertinggi Iran menegaskan bahwa pemerintahan Trump secara efektif telah mendiskualifikasi dirinya sendiri dari inisiatif perdamaian di masa mendatang.

    “Mereka telah membuktikan bahwa mereka bukanlah orang yang pandai berdiplomasi, dan mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan. Dan ini sangat disayangkan,” kata Araghchi, seperti dikutip AFP.

  • Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    Beberapa Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran setelah Diserang AS

    GELORA.CO –  Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengeklaim beberapa negara siap memasok senjata nuklir ke Iran setelah tiga situs nuklir milik negara Islam itu diserang Amerika Serikat (AS). Ajudan utama Presiden Vladimir Putin itu menanggap Presiden AS Donald Trump telah menjerumuskan Amerika ke dalam perang baru di Timur Tengah.

    Medvedev menerbitkan reaksinya di Telegram, dengan menyatakan secara blak-blakan: “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru untuk AS.”

    Mantan presiden Rusia tersebut juga mempertanyakan efektivitas pengeboman AS terhadap tiga situs nuklir Iran, yakni situs Natanz, Isfahan, dan Fordow dengan mengatakan bahwa operasi tersebut gagal mencapai tujuan militer yang substansial.

    “Infrastruktur penting dari siklus bahan bakar nuklir tampaknya tidak terpengaruh atau hanya mengalami kerusakan kecil,” tulisnya.

    “Pengayaan bahan nuklir-dan sekarang kita dapat mengatakannya secara langsung, produksi senjata nuklir di masa mendatang-akan terus berlanjut,” paparnya.

    “Sejumlah negara siap memasok hulu ledak nuklir mereka sendiri kepada Iran secara langsung,” imbuh Medvedev tanpa menyebutkan negara mana saja yang dimaksud.

    Medvedev lebih lanjut menyatakan bahwa penduduk Israel kini hidup dalam ancaman terus-menerus, dengan ledakan yang mengguncang beberapa bagian negara Zionis tersebut. “AS kini terjerat dalam konflik baru, dengan prospek operasi darat yang membayangi,” imbuhnya.

    Dia juga menyatakan bahwa serangan AS justru memperkuat Iran secara politis. “Rezim politik Iran telah bertahan-dan kemungkinan besar, telah menjadi lebih kuat. Rakyat bersatu di sekitar kepemimpinan spiritual negara tersebut, termasuk mereka yang sebelumnya acuh tak acuh atau menentangnya,” paparnya.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan pada hari Minggu bahwa dia akan melakukan perjalanan ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah serangan udara AS semalam terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

    Berbicara pada konferensi pers di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Araghchi mengatakan konsultasi dengan Putin akan dilakukan pada Senin (23/6/2025) pagi.

    “Rusia adalah sahabat Iran, kami selalu berkonsultasi satu sama lain,” kata Araghchi kepada wartawan. “Saya akan ke Moskow sore ini untuk konsultasi serius dengan presiden Rusia besok pagi.”

    Serangan udara AS yang diperintahkan oleh Presiden Donald Trump tersebut dilakukan pada Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, sembilan hari setelah Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan infrastruktur nuklir Iran. Para pejabat AS mengeklaim serangan tersebut difokuskan untuk menetralkan program senjata nuklir potensial Iran.

    Araghchi mengecam serangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah melewati batas yang sangat besar dengan menyerang fasilitas nuklir.

    Dia memperingatkan bahwa Teheran akan menggunakan haknya untuk membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB. “Kita harus menanggapi,” katanya.

    Araghchi menepis anggapan bahwa Teheran akan bergabung kembali dalam perundingan diplomatik dalam kondisi saat ini. “Kami sedang dalam proses diplomasi. Kami sedang dalam proses perundingan dengan Amerika Serikat ketika Israel meledakkannya,” katanya.

    Dia menambahkan bahwa negosiasi dengan para mitra bicara Eropa sedang berlangsung di Jenewa hanya dua hari sebelum serangan AS.

    “Dan sekali lagi, kali ini, Amerika memutuskan untuk meledakkannya,” katanya. “Jadi bukan Iran, tetapi AS yang mengkhianati diplomasi. Mereka mengkhianati negosiasi,” paparnya.

    Diplomat tertinggi Iran menegaskan bahwa pemerintahan Trump secara efektif telah mendiskualifikasi dirinya sendiri dari inisiatif perdamaian di masa mendatang.

    “Mereka telah membuktikan bahwa mereka bukanlah orang yang pandai berdiplomasi, dan mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan. Dan ini sangat disayangkan,” kata Araghchi, seperti dikutip AFP.

  • Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    GELORA.CO – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan mengunjungi Rusia untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan ini terkait serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, Ahad.

    Berbicara pada konferensi pers di Istanbul pada Ahad pagi, diplomat top Iran mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Moskow pada Senin. Kunjungan itu untuk melakukan konsultasi serius di Rusia. 

    “Rusia adalah teman Iran dan kami menikmati kemitraan strategis,” katanya. “Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami,” kata Araghchi.

    Ia menambahkan menyebutkan bahwa Rusia adalah salah satu penandatangan JCPOA. “Saya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Rusia besok dan kami terus bekerja sama.” Kunjungan Araghchi ke Moskow terjadi di tengah agresi Israel dan AS di wilayah Iran.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Israel dan AS telah “meledakkan” diplomasi dengan serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Ia menegaskan, Iran tak bisa lagi dirayu kembali ke perundingan karena bukan mereka yang meninggalkan meja perundingan itu.

    Hal ini disampaikan Abbas Araghchi menanggapi seruan dari Inggris dan Uni Eropa agar Iran kembali ke meja perundingan. Dalam postingannya di X, dia berkata: “Pekan lalu, kami melakukan negosiasi dengan AS ketika Israel memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut.”

    “Pekan ini, kami mengadakan pembicaraan dengan E3/EU ketika AS memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut. Kesimpulan apa yang akan Anda ambil?” Ia tak habis pikir, bagi Inggris dan Perwakilan Tinggi UE, Iranlah yang harus ‘kembali’ ke meja perundingan. “Tapi bagaimana Iran bisa kembali ke diplomasi yang tidak pernah ia tinggalkan, apalagi diledakkannya?”

    Ketika ditanya apakah masih ada ruang untuk diplomasi setelah serangan AS, Araghchi menekankan “tidak sekarang”. “Pintu diplomasi harus selalu terbuka, namun hal tersebut tidak terjadi saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Iran. 

    “Negara saya sedang diserang, di bawah agresi, dan kami harus merespons berdasarkan hak sah kami untuk membela diri.” Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, katanya, “merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dimaafkan”.

    Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan “mayoritas” negara menentang “tindakan Israel dan Amerika Serikat”. “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa perdamaian, memulai perang baru untuk AS,” katanya di saluran Telegram-nya setelah serangan AS terhadap Iran. “Amerika Serikat terlibat dalam konflik baru dengan prospek operasi darat. Dengan keberhasilan seperti ini, Trump tidak akan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.”

    Rusia sebelumnya telah memberikan peringatan kepada Amerika Serikat untuk tidak ikut menyerang Iran karena langkah itu akan secara radikal mengganggu stabilitas Timur Tengah. Hal itu diutarakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Rabu (18/6/2025), sambil menuding serangan Israel ke Iran berisiko memicu sebuah kehancuran nuklir.

    Pada Januari 2025, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama strategis. Rusia diketahui juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel meski belakangan merenggang lantaran akibat perang Rusia-Ukraina.

    Sementara, Kepala Badan Intelijen Asing Rusia, Sergei Naryshkin, mengatakan situasi ketegangan antara Iran dan Israel saat ini berada dalam kondisi kritis. Adapun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan, serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran berarti dunia berjarak ‘milimeter’ terhadap kehancuran.

    Sementara, menteri Luar Negeri Perancis mengatakan negaranya tidak ambil bagian dalam serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Jean-Noel Barrot mengatakan dalam sebuah pesan di media sosial pada hari Ahad bahwa Prancis “telah memelajari dengan penuh keprihatinan” atas tindakan militer AS terhadap tiga situs nuklir.

    “Kami tidak terlibat dalam serangan-serangan ini atau dalam perencanaan mereka,” kata Barrot, seraya menambahkan bahwa Perancis “mendesak semua pihak untuk menahan diri guna menghindari eskalasi yang dapat menyebabkan perpanjangan konflik.”

    Barrot juga menegaskan kembali penolakan Perancis terhadap Iran yang mendapatkan akses terhadap senjata nuklir. “Prancis yakin bahwa solusi jangka panjang terhadap masalah ini memerlukan solusi yang dinegosiasikan dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi,” katanya. “Mereka tetap siap untuk berkontribusi dalam hal ini bersama dengan mitra-mitranya.”

    Menteri Kabinet Jonathan Reynolds mengatakan kepada Sky News bahwa Inggris telah diberitahu AS sebagai sekutu utamanya, meskipun dia tidak mengetahui waktu sebenarnya. Dia mengatakan AS tidak meminta dukungan dan Inggris tidak terlibat.

    “Meskipun pemerintah Inggris tidak terlibat dalam serangan ini, kami telah melakukan persiapan ekstensif untuk segala kemungkinan,” kata Reynolds. Dia mengatakan pemerintah sedang berupaya untuk menjaga warga negara Inggris serta pangkalan militer, personel, dan infrastruktur di wilayah tersebut.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia “sangat khawatir” dengan penggunaan kekuatan Amerika Serikat, dan menyebut serangan itu sebagai “eskalasi yang berbahaya.” Para pemimpin dunia mengeluarkan seruan untuk diplomasi. “Ada peningkatan risiko bahwa konflik ini dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali – dengan konsekuensi bencana bagi warga sipil, kawasan ini, dan dunia,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan di X. “Saya menyerukan kepada negara-negara anggota untuk melakukan deeskalasi.”

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir, namun mendesak untuk menahan diri. “Saya mendesak semua pihak untuk mundur, kembali ke meja perundingan dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” katanya dalam postingan media sosial. Kallas akan memimpin pertemuan para menteri luar negeri blok 27 negara tersebut di Brussels pada hari Senin, dengan agenda utama perang Israel-Iran.

    Serangan AS terjadi setelah seminggu konflik terbuka antara Israel dan Iran, yang dipicu oleh rentetan serangan mendadak Israel terhadap struktur nuklir dan militer Iran.

    Serangan Israel dimulai pada 13 Juni. Menargetkan situs militer dan nuklir Iran, mereka membunuh beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir. Iran membalas dengan menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel, beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan udara multi-tingkat yang dibanggakan negara itu. Perang sejauh ini telah menewaskan ratusan orang dan melukai lebih dari 1.000 orang di Iran, serta menewaskan puluhan  orang dan melukai ratusan lainnya di Israel.

    Iran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Namun Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman nyata dan mengatakan kampanye militernya diperlukan untuk mencegah Iran membuat senjata atom.

    Meskipun badan-badan intelijen AS telah menilai bahwa Teheran tidak secara aktif membuat bom, Trump dan para pemimpin Israel berpendapat bahwa Teheran dapat dengan cepat membuat senjata nuklir, sehingga menjadikannya ancaman yang segera terjadi.

    Wilayah ini berada dalam ketegangan selama dua tahun terakhir ketika Israel berupaya memusnahkan kelompok militan Hamas, sekutu Iran, di Jalur Gaza, di mana perang masih berkecamuk setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

    Presiden Donald Trump mengumumkan “serangan presisi besar-besaran” semalam terhadap situs nuklir Fordo, Isfahan dan Natanz Iran dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

    Menggambarkan hal tersebut sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler,” ia mengatakan bahwa mereka telah “sepenuhnya melenyapkan” situs-situs nuklir. Iran, katanya, sekarang harus berdamai.

    Organisasi Energi Atom Iran membenarkan serangan tersebut, namun menegaskan program nuklirnya tidak akan dihentikan. Iran dan badan pengawas nuklir PBB mengatakan tidak ada tanda-tanda kontaminasi radioaktif di tiga lokasi setelah serangan tersebut.

    Situs pengayaan bahan bakar nuklir di Fordo terkubur jauh di bawah gunung, dan serangan terhadap situs tersebut menggunakan bom penghancur bunker yang dirancang untuk menembus tanah sebelum meledak, kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama saat membahas operasi militer. Hanya Amerika Serikat yang memiliki amunisi seberat 30.000 pon dan pesawat pengebom siluman yang digunakan untuk mengirimkannya.

    Trump memperingatkan akan ada serangan tambahan jika Teheran membalas terhadap pasukan AS, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump untuk menyerang.