Perusahaan: Telegram

  • Ngeri! Bendungan Norwegia Diserang Hacker, Nyaris Jadi Bencana

    Ngeri! Bendungan Norwegia Diserang Hacker, Nyaris Jadi Bencana

    Jakarta

    Pemerintah Norwegia membeberkan detail dari serangan siber terhadap Bendungan Bremanger, Norwegia.

    Menurut mereka, serangan siber itu terjadi pada April 2024 dan dilakukan oleh hacker pro Rusia. Ini adalah pertama kalinya Norwegia menjadi korban serangan siber yang dilakukan oleh pelaku yang pro Rusia.

    Hacker mengakses kontrol digital Bendungan Bremanger yang berfungsi untuk mengatur operasional budidaya perikanan di bendungan tersebut. Si hacker membuka pintu air dari bendungan tersebut yang membuat bendungannya melepas air sebanyak 132 galon perdetik, dan terjadi selama empat jam berturut-turut.

    Untung akhirnya pintu air bisa ditutup oleh operator. Jika tidak, ada potensi bencana jika bendungan dibobol dengan sengaja oleh para hacker.

    “Tetangga Rusia kami menjadi semakin berbahaya,” kata Beate Gangas, Kepala Police Security Service Norwegia, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Selasa (19/8/2025).

    Bukti teknis dari serangan itu terlihat dalam video berdurasi tiga menit dan diposting di Telegram. Video tersebut diberi watermark yang menunjukkan pelakunya, yaitu geng hacker pro Rusia.

    Pihak polisi Norwegia mengkonfirmasi keaslian video tersebut saat berbicara di Norwegian Broadcasting Corporation (NRK), yang juga menyebut kalau video propaganda sejenis juga terjadi di media sosial.

    Menurut mereka ini adalah peretasan terhadap infrastruktur air Norwegia pertama yang terkonfirmasi sejak tahun 2022.

    Pelaku serangan ini dilakukan oleh geng hacker yang anggotanya melakukan sejumlah serangan siber ke perusahaan Barat dalam beberapa tahun terakhir. Namun mereka tak menyebut nama geng hacker yang melakukan aksi tersebut.

    Namun yang jelas sebelumnya badan intelijen sejumlah negara Barat memang mengeluarkan peringatan terkait serangan siber yang dilakukan hacker pro Rusia. Serangan siber tersebut belakangan semakin menjadi-jadi dan semakin berbahaya.

    Sejak Rusia menginvasi Ukraina, serangan siber semacam itu memang jumlahnya meningkat drastis. Bos MI6 — badan intelijen Inggris — Richard Moore menyebut aksi Rusia ini sebagai aksi yang sangat ugal-ugalan dan bertujuan untuk menghalangi dukungan Eropa terhadap Ukraina.

    Pihak Rusia, lewat Kedutaan Rusia di Oslo, menepis tudingan ini. Menurut mereka tudingan tersebut tak berdasar dan sangat politis. Mereka juga menyebut tudingan terhadap aksi sabotase yang dilakukan Rusia sebagai ancaman yang tidak nyata.

    (asj/fay)

  • Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    Prosedur Aneh, Tim Keamanan Rusia Disebut Bawa ‘Koper Kotoran’ Putin

    GELORA.CO – Media internasional kembali menyoroti langkah keamanan tidak lazim Presiden Rusia Vladimir Putin. Menurut laporan The Express US, para pengawal Putin diduga membawa “koper kotoran” setiap kali ia melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk saat pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump di Alaska.

    Tujuan dari prosedur ini bukanlah hal biasa. Disebut-sebut pihak intelijen Rusia melakukannya untuk mencegah pihak asing memperoleh informasi medis tentang Putin melalui sampel biologisnya.

    Bagaimana Prosedurnya?

    Mengutip investigasi Regis Gente dan Mikhail Rubin yang pernah diterbitkan di majalah Prancis Paris Match, disebutkan bahwa anggota Badan Perlindungan Federal Rusia (FPS) memiliki tugas khusus: mengumpulkan limbah tubuh Putin, menyimpannya dalam kantong steril, lalu membawanya kembali ke Moskow menggunakan tas khusus.

    Langkah ini dilaporkan sudah berlangsung bertahun-tahun. Misalnya, ketika Putin berkunjung ke Prancis pada Mei 2017 maupun saat kunjungan ke Wina. Bahkan, menurut jurnalis Farida Rustamova, Putin pernah menggunakan toilet portabel khusus untuk memastikan tidak ada jejak yang tertinggal.

    Mengapa Hal Ini Dilakukan?

    Menurut sejumlah analis, sampel biologis seperti kotoran manusia dapat mengungkap kondisi kesehatan seseorang. Dengan mengontrol jejak biologisnya, Rusia diyakini berusaha mencegah kemungkinan negara lain mengumpulkan informasi medis rahasia tentang sang presiden.

    Spekulasi ini semakin menarik perhatian karena usia Putin kini sudah 72 tahun, dan rumor soal kesehatannya terus beredar.

    Spekulasi Kesehatan Putin

    Selama beberapa tahun terakhir, kesehatan Putin menjadi bahan perbincangan global. Pada November 2024, ia terekam kamera tampak menghentakkan kaki saat konferensi pers di Astana, Kazakhstan — sebuah gerakan yang oleh sebagian dokter dianggap bisa mengindikasikan masalah neurologis seperti Parkinson.

    Pada 2023, Putin juga terlihat gelisah di kursinya saat bertemu Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Bahkan pada 2022, Kremlin sampai harus membantah rumor yang tersebar di Telegram, yang menyebut Putin sempat terjatuh dan mengalami insiden memalukan.

    Meski Kremlin berulang kali membantah kabar soal kesehatan presiden, isu ini tidak pernah benar-benar surut. Prosedur keamanan yang unik seperti “koper kotoran Putin” justru menambah bahan spekulasi baru di mata publik internasional.

    Dengan latar ketegangan geopolitik Rusia di berbagai kawasan, setiap detail tentang kesehatan Vladimir Putin kini dianggap punya dampak besar terhadap masa depan politik global.

  • Pabrik Mesiu Meledak, 20 Tewas & 134 Orang Terluka

    Pabrik Mesiu Meledak, 20 Tewas & 134 Orang Terluka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kejadian memilukan terjadi dekat ibu kota Rusia yakni Moskow, di mana ada ledakan di di pabrik mesiu dekat Moskow. Jumlah korban tewas akibat ledakan ini pun bertambah menjadi 20 orang.

    Sebanyak 100 orang lebih juga dilaporkan terluka. Penyelidikan menyatakan kemungkinan ada pelanggaran keselamatan industri di kejadian itu.

    Mengutip AFP, sebelumnya 11 orang awalnya dilaporkan tewas setelah ledakan terjadi Jumat lalu di Ryazan, sekitar 200 kilometer tenggara Moskow. “Dua puluh orang telah meninggal akibat kecelakaan tersebut, 134 orang terluka, 31 di antaranya dirawat di rumah sakit,” kata administrasi lokal pada pembaruan Senin (18/8/2025).

    Namun, pihak berwenang tidak secara resmi menyebutkan nama pabrik itu, meskipun menetapkan Senin sebagai hari berkabung di wilayah tersebut. Menurut kanal Telegram 112, yang memiliki banyak sumber di penegak hukum, ledakan itu diduga dipicu oleh detonasi peluru yang bermasalah karena pabrik tersebut sebelumnya telah menerima beberapa peringatan dari pihak berwenang terkait keselamatan kerja.

    Gambar yang dibagikan oleh kementerian darurat menunjukkan salah satu aula pabrik hancur menjadi puing-puing. Pejabat menyatakan operasi pencarian serta penyelamatan masih berlangsung.

    Badan investigasi utama Rusia telah membuka kasus pidana terkait pelanggaran aturan keselamatan industri. Ini mengindikasikan bahwa ledakan itu kecil kemungkinan disebabkan oleh serangan Ukraina.

    Sejak Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 2022, Kyiv telah melakukan serangkaian serangan sabotase terhadap industri dan infrastruktur Rusia. Namun kecelakaan fatal di pabrik bukanlah hal yang jarang terjadi di Rusia, karena pelanggaran keselamatan kronis akibat tidak dijalankannya standar operasional dengan benar.

    Pada 2021, ledakan mematikan lainnya menewaskan 17 orang di pabrik yang sama. Itu menyebabkan beberapa manajemennya dijatuhi hukuman penjara.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Brigjen Pol H Hengki Akhirnya Resmi Jabat Kapolda Banten

    Brigjen Pol H Hengki Akhirnya Resmi Jabat Kapolda Banten

    Bisnis.com, JAKARTA – Brigjen Pol H Hengki akhirnya resmi dilantik sebagai Kapolda Banten yang baru menggantikan Irjen Pol Suyudi Ario Seto.

    Mutasi jabatan ini berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1764/VIII/KEP/2025 tertanggal 5 Agustus 2025.

    Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Didik Hariyanto menegaskan bahwa rotasi tersebut merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri yang wajar dan rutin dilakukan.

    “Serah terima jabatan ini merupakan bagian dari dinamika organisasi Polri yang wajar dan rutin dilakukan dalam rangka penyegaran serta pengembangan karier personel. Hal ini sekaligus menjadi momentum bagi jajaran Polda Banten untuk terus meningkatkan kinerja, memperkuat soliditas, dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kata Didik dilansir dari Antara, Senin (18/8/2025). 

    Menurutnya, penunjukan Hengki sebagai Kapolda Banten diharapkan mampu melanjutkan program yang telah dirintis oleh pejabat sebelumnya, sekaligus membawa pembaruan di tubuh organisasi.

    “Kami berharap pejabat baru bisa melanjutkan program yang sudah berjalan, dan membawa inovasi demi kemajuan Polda Banten,” ujarnya.

    Didik juga menekankan bahwa rotasi kepemimpinan ini tidak hanya sekadar alih jabatan, tetapi juga mengandung tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

    “Semoga dengan rotasi ini, Polda Banten semakin mampu menjaga stabilitas kamtibmas, menghadirkan rasa aman, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” ucapnya.

    Dengan pengalaman Brigjen Pol Hengki yang sebelumnya mendampingi Kapolda sebagai wakapolda, diharapkan transisi kepemimpinan berjalan mulus tanpa mengganggu jalannya program strategis. Hengki juga dinilai memiliki pemahaman mendalam tentang kondisi sosial, budaya, dan keamanan di Banten.

    Serah terima jabatan ini menjadi simbol berlanjutnya kesinambungan kepemimpinan di lingkungan Polda Banten, sekaligus pembuktian bahwa regenerasi di tubuh Polri diarahkan untuk menjawab tantangan keamanan yang terus berkembang.

  • Putin-Trump Baru Ketemu, Rusia Bombardir Ukraina dengan Rudal Balistik

    Putin-Trump Baru Ketemu, Rusia Bombardir Ukraina dengan Rudal Balistik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan rudal balistik Rusia kembali menghantam kawasan permukiman di Kota Kharkiv pada Minggu malam (17/8/2025), menyebabkan sedikitnya 11 orang terluka, termasuk seorang remaja berusia 13 tahun. Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan politik internasional agar Ukraina segera menyetujui kesepakatan damai dengan Moskow.

    Gubernur wilayah Kharkiv, Oleh Synehubov, dalam pernyataan di aplikasi Telegram menegaskan bahwa korban luka mencakup anak-anak. “Di antara yang terluka terdapat seorang gadis berusia 13 tahun,” ujarnya, dilansir Reuters.

    Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang berada di timur laut dekat perbatasan Rusia, telah berulang kali menjadi sasaran serangan rudal dan drone sejak invasi besar-besaran dilancarkan Moskow pada Februari 2022.

    Layanan Darurat Negara Ukraina melaporkan bahwa ledakan rudal menyebabkan gelombang kejut yang memecahkan jendela-jendela apartemen di sekitar lokasi. “Gelombang ledakan menghancurkan kaca jendela gedung-gedung apartemen di dekatnya,” tulis lembaga tersebut.

    Saksi mata Reuters menyebutkan tim medis terlihat memberikan pertolongan kepada warga di jalanan, sementara petugas penyelamat memeriksa kerusakan bangunan tempat tinggal di sekitar lokasi.

    Tidak hanya Kharkiv, wilayah Sumy di timur laut Ukraina juga menjadi sasaran serangan udara Rusia. Menurut otoritas regional, sebuah bom udara terpandu Rusia melukai seorang perempuan berusia 57 tahun dan merusak sedikitnya selusin rumah penduduk serta sebuah gedung institusi pendidikan.

    “Musuh terus dengan sengaja menargetkan infrastruktur sipil di wilayah Sumy – secara licik, pada malam hari,” kata Kepala Administrasi Regional Sumy, Oleh Hryhorov, melalui Telegram.

    Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama membantah bahwa mereka sengaja menargetkan warga sipil dalam serangan, meski perang ini telah menewaskan ribuan orang, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.

    Di tengah eskalasi militer tersebut, dinamika diplomasi juga berkembang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang baru saja menjadi tuan rumah bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Alaska pada Jumat (15/8/2025), mendesak Kyiv agar segera mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk mengakhiri perang.

    “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, sedangkan mereka (Ukraina) bukan,” kata Trump, seraya menekankan perlunya kompromi agar konflik tidak terus berkepanjangan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Rusia Sudah Menang Lawan Ukraina, Trump ‘Keok’ Depan Putin

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan di Alaska, Jumat (15/8/2025). Pertemuan ini digelar untuk mencari solusi atas perang antara Moskow dan tetangganya, Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari 3 tahun terakhir.

    Dalam beberapa jam pertemuan itu dilangsungkan, Putin nampak berhasil mendorong keinginannya di depan Trump untuk mencari perdamaian yang hakiki dibandingkan gencatan senjata sesaat. Hal ini meruntuhkan upaya Barat yang selama bertahun-tahun berusaha mengisolasi dirinya.

    Hal ini membuat banyak pengamat menilai Putin keluar sebagai pemenang dari “KTT Alaska”, sementara media pemerintah Rusia menggambarkan Trump sebagai negarawan berhati-hati, meski di Barat kritik keras diarahkan padanya karena dianggap tidak siap menghadapi Putin.

    Media Rusia menyoroti detail simbolis, mulai dari penyambutan karpet merah, pertunjukan fly-over militer, hingga momen ketika Trump menunggu Putin dan mengajaknya menaiki limosin kepresidenan AS, “The Beast”.

    “Media Barat kini dalam kondisi yang bisa digambarkan sebagai kegilaan yang mendekati histeria,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dilansir Reuters.

    “Selama tiga tahun mereka berbicara tentang isolasi Rusia, dan hari ini mereka melihat karpet merah digelar untuk menyambut Presiden Rusia di Amerika Serikat,” ujarnya.

    Namun capaian terbesar Putin ada pada isu Ukraina. Trump sebelumnya datang dengan agenda mendorong gencatan senjata cepat, bahkan mengancam Rusia dan China dengan sanksi.

    Tetapi usai pertemuan, ia menyatakan setuju dengan Putin agar negosiasi langsung diarahkan pada penyelesaian damai permanen, bukan sekadar jeda pertempuran.

    “Posisi Presiden AS telah berubah setelah berbicara dengan Putin, dan kini diskusi akan fokus pada akhir perang, serta tatanan dunia baru. Persis seperti yang diinginkan Moskow,” tulis pembawa acara talkshow Rusia, Olga Skabeyeva, di Telegram.

    ‘Buronan’ yang Menang

    Terlaksananya pertemuan itu saja sudah menjadi kemenangan diplomatik bagi Putin. Pasalnya, ia masih berstatus buron Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang terkait deportasi anak-anak Ukraina.

    Rusia membantah tuduhan tersebut, dengan alasan pihaknya hanya mengevakuasi anak-anak yang tidak memiliki pendamping dari zona konflik. Amerika Serikat dan Rusia sama-sama bukan anggota ICC.

    Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut pertemuan ini sebagai terobosan besar bagi pemulihan hubungan Moskow-Washington. “Mekanisme pertemuan tingkat tinggi antara Rusia dan Amerika Serikat telah sepenuhnya dipulihkan,” ujarnya.

    Meski begitu, Putin tidak meraih semua yang diinginkannya. Trump menolak memberikan “reset ekonomi” yang sangat dibutuhkan Rusia untuk menopang perekonomian yang mulai tertekan setelah tiga tahun perang dan sanksi Barat.

    Putin bahkan membawa menteri keuangan dan kepala dana kekayaan negara Rusia ke Alaska, berharap dapat membicarakan peluang kerja sama di bidang Arktik, energi, ruang angkasa, dan teknologi. Namun, Trump menegaskan kepada wartawan sebelum pertemuan dimulai bahwa bisnis tidak akan berjalan sampai perang Ukraina benar-benar berakhir.

    Trump juga menahan diri dari langkah yang paling dikhawatirkan Eropa dan Ukraina: menjual kepentingan Kyiv demi kesepakatan dengan Putin. Ia menekankan bahwa keputusan akhir tetap ada di tangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meski demikian, Trump memperingatkan bahwa Zelensky harus realistis. “Rusia adalah kekuatan yang sangat besar, dan Ukraina bukan,” katanya usai pertemuan.

    Medvedev menilai pernyataan itu menandai pergeseran tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa. “Poin utamanya adalah kedua pihak langsung menempatkan tanggung jawab pada Kyiv dan Eropa untuk mencapai hasil dalam negosiasi,” ujarnya.

    Zelensky Akui Putin Perkasa di Medan Perang

    Di medan tempur, pasukan Rusia perlahan terus maju dan mengancam kota-kota penting Ukraina di kawasan Donetsk.

    Putin menyampaikan kepada Trump bahwa ia bersedia membekukan garis depan di Zaporizhzhia dan Kherson jika Kyiv mau mundur dari Donetsk dan Luhansk-dua wilayah yang menjadi jantung kawasan industri Donbas, yang secara terang-terangan diklaim Moskow. 

    Menurut laporan New York Times, Trump bahkan menyampaikan kepada para pemimpin Eropa bahwa pengakuan Ukraina atas Donbas sebagai wilayah Rusia bisa membuka jalan menuju kesepakatan. Kanselir Jerman Friedrich Merz menambahkan bahwa AS siap menjadi bagian dari jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Sumber Reuters menyebut Zelensky menolak tuntutan itu. Ia hingga kini menolak keras usulan Trump terkait “tukar-menukar wilayah”, yang dinilai melanggar konstitusi dan kedaulatan Ukraina.

    Walau begitu, Zelensky juga menilai KTT tersebut sejauh ini memang memberi keuntungan bagi Putin.

    “Putin akan menang dalam hal ini. Dia butuh foto dengan Presiden Trump,” ujarnya.

    Pertemuan Zelensky-Trump

    Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa berbondong-bondong menuju Washington untuk memberikan dukungan politik kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (18/8/2025).

    Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu menggelar pertemuan para sekutu untuk memperkuat posisi Zelensky. Mereka berupaya memastikan jaminan keamanan yang kuat bagi Ukraina, termasuk keterlibatan langsung Amerika Serikat.

    Para pemimpin Eropa ingin menghindari pengulangan pertemuan Ruang Oval terakhir Zelensky pada Februari lalu yang berakhir buruk, di mana Trump dan Wakil Presiden JD Vance menegur Zelensky di depan umum karena dianggap tidak tahu berterima kasih.

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Finlandia Alexander Stubb-yang memiliki kedekatan pribadi dengan Trump-serta Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga akan ikut ke Washington.

    Dalam pernyataan bersama, Inggris, Prancis, dan Jerman menegaskan siap mengerahkan “pasukan penjamin keamanan setelah pertempuran berhenti, membantu mengamankan udara dan laut Ukraina, serta meregenerasi angkatan bersenjatanya.”

    Namun, sejumlah negara Eropa masih ragu untuk terlibat langsung secara militer, menunjukkan betapa rumitnya diskusi perdamaian ini bahkan di antara sekutu Kyiv sendiri.

    Sejumlah pemimpin Eropa menekankan pentingnya gencatan senjata sebelum negosiasi damai. “Anda tidak bisa berunding untuk perdamaian di bawah bom yang terus berjatuhan,” tegas Kementerian Luar Negeri Polandia.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Usai Dilantik, Wakapolri Dedi Dapat Tugas Awasi Satgas MBG hingga Ketahanan Pangan

    Usai Dilantik, Wakapolri Dedi Dapat Tugas Awasi Satgas MBG hingga Ketahanan Pangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Komjen Dedi Prasetyo telah mendapatkan sejumlah penugasan setelah dilantik menjadi Wakapolri dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Dedi mengatakan penugasan pada awal dirinya usai dilantik yaitu berkaitan dengan pengawasan sejumlah satuan tugas. Perinciannya, mulai dari Satgas MBG, Satgas Ketahanan Pangan hingga gerakan pangan murah.

    “Satgas-satgas nanti saya ikut membantu ikut mengawasi langsung. Satgas Ketahanan Pangan, Satgas MBG, termasuk Gerakan Pangan Murah juga akan saya ikut awasi,” ujar Dedi di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).

    Dia menambahkan penugasan paling dekat dari Kapolri Sigit yaitu berkaitan dengan persiapan operasi Merdeka Jaya dalam rangka pengamanan HUT ke-80 RI.

    Adapun, Dedi menyatakan bahwa ribuan personel kepolisian sudah siap untuk mengamankan serangkaian acara terkait peringatan hari lahir Indonesia.

    “Secara teknis sudah siap semuanya, para personel sudah siap, sarana prasarana sudah siap. Taktik dan teknis sudah disiapkan oleh Kasatgas Pak Kakorlantas,” pungkas Dedi.

    Sekadar informasi, Dedi sebelumnya menjabat sebagai Irwasum Polri. Kemudian, Dedi resmi menjadi Wakapolri setelah dilantik hari ini, Sabtu (18/2025).

    Adapun, penunjukkan Dedi sebagai Wakapolri termuat dalam surat telegram Nomor: ST/1764/VIII/KEP./2025, per tanggal 5 Agustus 2025. Dalam surat itu, jabatan yang ditinggalkan Dedi, kini diisi oleh Komjen Wahyu Widada yang sebelumnya menjabat Kabareskrim.

  • WhatsApp Tuduh Moskow Berusaha Blokir Komunikasi Aman untuk Jutaan Warga Rusia

    WhatsApp Tuduh Moskow Berusaha Blokir Komunikasi Aman untuk Jutaan Warga Rusia

    JAKARTA – WhatsApp menuduh pemerintah Rusia berusaha menghalangi jutaan warga Rusia mengakses komunikasi aman setelah panggilan melalui aplikasi tersebut dibatasi. Langkah ini dilakukan seiring Rusia mempromosikan platform media sosial buatan dalam negeri dan berupaya meningkatkan kontrol atas ruang internet negara tersebut.

    Pada Rabu, 13 Agustus, Rusia mengumumkan telah mulai membatasi panggilan melalui WhatsApp, yang dimiliki oleh Meta Platforms, dan Telegram, dengan alasan kedua platform asing tersebut tidak berbagi informasi dengan penegak hukum terkait kasus penipuan dan terorisme. Namun layanan pesan teks dan catatan suara saat ini belum terdampak.

    Konflik dengan penyedia teknologi asing meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Rusia telah memblokir Facebook dan Instagram milik Meta, memperlambat kecepatan YouTube milik Alphabet, dan mengenakan ratusan denda kepada platform yang tidak mematuhi aturan Rusia terkait konten daring dan penyimpanan data.

    “WhatsApp adalah platform pribadi dengan enkripsi end-to-end dan menentang upaya pemerintah untuk melanggar hak masyarakat atas komunikasi aman, itulah sebabnya Rusia berusaha memblokirnya dari lebih dari 100 juta warga Rusia,” kata WhatsApp pada Kamis dini hari WIB. “Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan komunikasi terenkripsi end-to-end tersedia bagi semua orang, termasuk di Rusia.”

    Telegram menyatakan bahwa moderatornya menggunakan alat kecerdasan buatan untuk memantau bagian publik platform dan menghapus jutaan pesan berbahaya setiap hari.

    “Telegram secara aktif memerangi penggunaan platformnya untuk hal-hal berbahaya, termasuk seruan untuk sabotase, kekerasan, dan penipuan,” ujar Telegram.

    Menurut data Mediascope, pada Juli 2025, jumlah pengguna aktif bulanan WhatsApp di Rusia mencapai 97,3 juta orang, dibandingkan 90,8 juta untuk Telegram. VK Messenger, yang merupakan layanan dari perusahaan teknologi yang dikuasai negara, VK, menempati urutan ketiga dengan 17,9 juta pengguna. Rusia memiliki populasi lebih dari 140 juta jiwa.

    Pemblokiran panggilan WhatsApp dan Telegram terjadi seiring pemerintah Rusia gencar mempromosikan aplikasi pesan baru yang dikendalikan negara, MAX, yang akan terintegrasi dengan layanan pemerintah. Kritikus khawatir aplikasi ini dapat melacak aktivitas penggunanya.

    Politisi senior mulai beralih ke MAX dan mengajak pengikut mereka untuk ikut menggunakan aplikasi tersebut. Anton Gorelkin, regulator sektor IT di parlemen Rusia, mengatakan dia akan memprioritaskan pengikutnya di MAX, dan banyak anggota parlemen lain akan segera menyusul.

    Layanan lain WhatsApp untuk saat ini masih tersedia, tetapi degradasi layanan secara bertahap adalah taktik yang pernah digunakan Rusia sebelumnya, terutama pada YouTube, di mana kecepatan unduh yang lebih lambat menyulitkan akses konten.

    Human Rights Watch dalam laporannya bulan lalu menyatakan bahwa Rusia telah “dengan cermat memperluas alat hukum dan teknologi untuk mengisolasi segmen internet Rusia menjadi forum yang dikontrol ketat.”

    Para anggota parlemen telah menyetujui undang-undang baru yang memperketat sensor dan dapat berdampak besar pada privasi digital. Warga Rusia menghadapi denda jika mencari konten daring yang dianggap “ekstremis” oleh Moskow, termasuk melalui jaringan pribadi virtual (VPN) yang digunakan jutaan orang untuk mengakses internet yang diblokir.

  • Zelensky Ngamuk, Kilang Minyak Rusia Meledak & Terbakar Hebat

    Zelensky Ngamuk, Kilang Minyak Rusia Meledak & Terbakar Hebat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina menembakkan puluhan drone ke Rusia antara Rabu malam dan Kamis (14/8/2025) dini hari. Peristiwa ini melukai tiga orang dan memicu kebakaran di dua wilayah selatan, termasuk di sebuah kilang minyak.

    Video yang diunggah di media sosial Rusia diduga menunjukkan ledakan dan kebakaran besar di sebuah kilang minyak di kota Volgograd, Rusia selatan. Lokasinya sekitar 470 kilometer (sekitar 300 mil) dari garis depan.

    “Puing-puing dari serangan itu menyebabkan produk minyak tumpah dan terbakar di kilang minyak Volgograd,” kata Gubernur Wilayah Volgograd, Andrei Bocharov, dalam sebuah pernyataan di Telegram, dimuat AFP.

    Gubernur Wilayah Belgorod Rusia, Vyacheslav Gladkov, mengatakan sebuah drone Ukraina menghantam sebuah mobil di pusat ibu kota wilayah tersebut, membakarnya dan melukai tiga orang. Ia mengunggah video yang menunjukkan mobil itu terbakar dan puing-puing berserakan di jalan.

    “Layanan darurat sedang bekerja di lokasi kejadian,” tulisnya juga di Telegram.

    Sejak Rusia melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022, Kyiv telah merespons dengan serangan pesawat nirawak terhadap infrastruktur Rusia yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasannya. Kyiv menyebut serangan itu sebagai balasan atas serangan rudal dan pesawat nirawak Moskow terhadap warga sipilnya sendiri.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mencegat 44 pesawat nirawak Ukraina antara Rabu malam dan Kamis dini hari. Ini termasuk tujuh di atas Krimea, semenanjung yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014.

    Sementara itu, serangan terjadi menjelang pertemuan puncak yang krusial di Alaska antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Vladimir Putin dari Rusia, yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak 2021. Gedung Putih mendorong diakhirinya konflik yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun.

    Ukraina tidak segera mengomentari serangan yang dilaporkan tersebut. Namun Presiden Volodymyr Zelensky kini sedang melakukan kunjungan ke Inggris.

    (tps/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Drone Ukraina Picu Kebakaran Hebat di Kilang Minyak Rusia

    Drone Ukraina Picu Kebakaran Hebat di Kilang Minyak Rusia

    Jakarta

    Ukraina menembakkan puluhan drone ke Rusia antara Rabu malam dan Kamis dini hari waktu setempat. Serangan itu melukai tiga orang dan memicu kebakaran di dua wilayah Rusia selatan, termasuk di sebuah kilang minyak.

    Video yang diunggah di media sosial Rusia menunjukkan kebakaran hebat di sebuah kilang minyak di kota Volgograd, Rusia selatan, sekitar 470 kilometer (sekitar 300 mil) dari garis depan pertempuran.

    “Puing-puing dari serangan itu menyebabkan produk minyak tumpah dan terbakar di kilang minyak Volgograd,” kata gubernur wilayah Volgograd, Andrei Bocharov, dalam sebuah pernyataan di Telegram, dilansir kantor berita AFP, Kamis (14/8/2025).

    Sementara itu, gubernur wilayah Belgorod, Rusia, Vyacheslav Gladkov, mengatakan bahwa sebuah drone Ukraina menghantam sebuah mobil di pusat ibu kota wilayah tersebut. Akibatnya, mobil itu terbakar dan melukai tiga orang.

    Ia mengunggah video yang memperlihatkan mobil tersebut terbakar dan puing-puing berserakan di jalan.

    “Layanan darurat sedang bekerja di lokasi kejadian,” tulisnya di Telegram.

    Ukraina tidak segera berkomentar mengenai serangan tersebut.

    Sejak Rusia melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022, Kyiv telah merespons dengan melancarkan serangan drone terhadap infrastruktur Rusia yang berjarak ratusan kilometer dari perbatasannya.

    Kyiv menyebut serangan tersebut sebagai pembalasan yang adil atas serangan rudal dan drone harian Moskow terhadap warga sipilnya.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah mencegat 44 drone Ukraina antara Rabu malam dan Kamis dini hari, termasuk tujuh drone di atas wilayah Krimea, semenanjung yang dianeksasinya dari Ukraina pada tahun 2014.

    Serangan itu terjadi menjelang pertemuan puncak di Alaska antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan puncak ini merupakan yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak 2021.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)